• Tidak ada hasil yang ditemukan

III. METODE PENELITIAN

3.5 Teknik Analisis Data

3.5.4 Analisis Sistem Dinamik

Analisis sistem dinamik pembangunan kawasan transmigrasi Batumarta menggunakan variabel yang telah dianalisis pada tahapan sebelumnya. Variabel yang merupakan faktor penentu keberlanjutan pembangunan kawasan tersebut dianalisis sistem keterkaitannya dan perilaku modelnya di masa mendatang. Pembangunan model pengembangan kawasan transmigrasi Batumarta berkelanjutan dilakukan dengan pendekatan partisipatif. Dengan demikian, dilakukan pelibatan stakeholders dalam proses pengembangan kawasan.

Model pengembangan kawasan transmigrasi Batumarta dibangun berdasarkan struktur model sebagaimana hubungan antar variabel yang disajikan dalam bentuk hubungan sebab-akibat. Hubungan antar variabel tersebut dirumuskan dalam bentuk persamaan matematis sesuai dengan hubungan masing-masing variabel dan jumlah variabel yang menyusun suatu fungsi tertentu.

Proses teknis dalam penyusunan model dinamik meliputi: rancang bangun model, penentuan parameter, indikator dan data dan informasi yang diperlukan, metode analisis data, pembuatan model, simulasi model, dan perbaikan model. Secara grafik, tahapan pemodelan disajikan pada Gambar 5.

Identifikasi sistem merupakan tahap yang penting untuk menentukan variabel-variabel dalam sistem. Variabel-variabel tersebut terdiri atas variabel

output yang dikehendaki, variabel input terkontrol, variabel output yang tidak dikehendaki, variabel input yang tidak terkontrol, dan variabel lingkungan.

Hubungan antar aspek penyusun sistem pengembangan kawasan, selanjutnya akan disusun dalam bentuk diagram lingkar sebab-akibat.

Untuk memahami struktur dan perilaku sistem yang akan membantu dalam pembentukan model dinamika kuantitatif formal digunakan diagram sebab akibat (causal loop) dan diagram alir (flow diagram). Diagram sebab akibat dibuat dengan cara menentukan variabel penyebab yang signifikan dalam sistem dan menghubungkannya dengan menggunakan garis panah ke variabel akibat, dan garis panah tersebut dapat berlaku dua arah jika kedua variabel saling mempengaruhi.

Gambar 5 Tahapan pemodelan sistem dinamik

Selanjutnya model yang dihasilkan tersebut dianalisis menggunakan sistem dinamis dengan program Powersim Constructor. Program Powersim akan dapat memberikan gambaran tentang perilaku sistem dan dengan simulasi dapat ditentukan alternatif terbaik dari sistem yang kita bangun. Setelah itu, dilakukan analisis untuk mendapatkan kesimpulan, dan kebijakan apa yang harus dilakukan untuk mengantisipasi/mengubah perilaku sistem yang terjadi.

IDENTIFIKASI SISTEM 1. Diagram lingkar sebab-

akibat (causal loop) 2. Diagram Alir

Simulasi dari hasil pemodelan sistemik digunakan untuk melihat pola kecenderungan perilaku model. Hasil simulasi model dianalisis pola dan kecenderungannya, ditelusuri faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pola dan kecenderungan tersebut, dan dijelaskan bagaimana mekanisme kejadian tersebut berdasarkan analisis struktur model. Hasil simulasi model yang memunculkan variabel-variabel yang sensitif dianalisis sebagai dasar untuk merumuskan kebijakan yang diperlukan dalam dalam perbaikan kinerja sistem.

Pada model ini yang disusun hanya model dinamika penduduk. Hal ini karena faktor utama yang mendorong perubahan penggunaan lahan khususnya perkebunan adalah pertumbuhan penduduk. Pertumbuhan penduduk akan berpengaruh secara langsung terhadap penggunaan lahan permukiman secara positif. Dengan demikian akan mempengaruhi ketersediaan lahan lainnya.

Hasil simulasi perubahan penggunaan lahan permukiman menjadi dasar bagi proyeksi penggunaan lahan lainnya. Untuk penggunan lahan hutan, diproyeksikan untuk dua skenario yakni konservasi hutan (kondisi tahun 2009) dan perubahan lahan hutan secara alami berdasarkan laju perubahan penggunaan lahan hutan 1978 – 2009. Perhitungan proyeksi perubahan penggunaan lahan menggunakan microsoft excel software, sedangkan laju perubahan penggunaan lahan menggunakan rumus sebagai berikut:

∆lx-y=

)

(ty

tx

Lx

Lx

Ly

∆lx-y = laju perubahan penggunaan lahan Lx = luas lahan tahun ke-x

Ly = luas lahan tahun ke-y tx = tahun ke-x (sebelumnya) ty = tahun ke-y (setelahnya)

Perhitungan rata-rata laju perubahan penggunaan lahan (1978-2009) Laju rata-rata = n l l l    n1 2 ...

∆li = laju perubahan lahan periode ke-i

n = banyaknya periode perhitungan

Salah satu cara untuk melihat kinerja model yang dibangun melalui pendekatan sistem adalah menggunakan konsep model simulasi sistem dinamis. Dengan menggunakan simulasi, maka model akan mengkomputasikan jalur waktu dari variabel model untuk tujuan tertentu dari input sistem dan parameter model. Karena itu model simulasi akan dapat memberikan penyelesaian dunia riil yang kompleks. Langkah pertama dalam menyusun model sistem dinamis adalah dengan menentukan struktur model. Struktur model akan memberikan bentuk pada sistem dan sekaligus memberi ciri yang mempengaruhi perilaku sistem. Semua perilaku model, bagaimanapun rumitnya dapat disederhanakan menjadi struktur dasar yaitu mekanisme dari masukan, proses, keluaran, dan umpan balik. Parameter yang dimasukkan dalam pemodelan meliputi aspek ekologi, ekonomi, sosial, teknologi, dan kebijakan.

Suatu model dikatakan valid jika struktur dasarnya dapat menggambarkan perilaku yang polanya dapat menggambarkan perilaku sistem nyata, atau dapat mewakili dengan cukup akurat, data yang dikumpulkan sehubungan dengan sistem nyata atau asumsi yang dibuat berdasarkan referensi sesuai cara sistem nyata bekerja. Membuktikan validasi sebenarnya suatu hal yang sulit untuk dilakukan.

Walaupun validasi suatu sistem sangat dibatasi oleh mental model dari pemodel, namun demikian untuk memenuhi kaidah keilmuan, pada suatu sistem dinamik tetap harus dilakukan uji validasi. Dalam pengujian validasi suatu model, saat ini terdapat beberapa teknik. Uji validasi sederhana dilakukan melalui cara- cara sebagai berikut: (1) causal loop diagram harus berhubungan dengan permasalahan, (2) persamaan harus disesuaikan dengan causal loop diagram khususnya tanda + atau – harus konsisten di antara persamaan dengan causal loop, (3) dimensi dalam model harus valid, (4) model tidak menghasilkan nilai yang tidak masuk akal, seperti stok negatif, (5) perilaku model harus masuk akal, artinya apabila ada sesuatu yang seharusnya terjadi, maka harus sesuai dengan apa yang diharapkan dari model tersebut, dan (6) massa model harus seimbang, artinya total kuantitas yang telah masuk dan keluar dari proses sistem tetap dapat dijelaskan.

Pembahasan strategi implementasi kebijakan dilakukan dengan melibatkan pakar dan stakeholder dalam bentuk Focus Group Discussion (FGD). FGD dilakukan untuk menemukan alternatif pemanfaatan lahan secara partisipatif. Diskusi difokuskan pada pertanyaan-pertanyaan spesifik untuk memperoleh pemahaman yang mendalam dari sudut pandang dan pengalaman peserta, persepsi, pengetahuan, dan sikap tentang pembangunan kawasan transmigrasi di lahan kering.

IV. GAMBARAN UMUM KAWASAN TRANSMIGRASI

Dokumen terkait