• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Sistem Prasarana dan Sarana Air Minum

B. Analisis Kebutuhan Air

2. Kebutuhan Air Non Domestik

4.6.4.2. Analisis Sistem Prasarana dan Sarana Air Minum

a. Aspek Teknis

Dalam menjalankan tugasnya memberikan pelayanan kepada masyarakat, permasalahan mendasar yang dihadapi menyangkut berbagai aspek. Permasalahan aspek teknis yang dihadapi adalah sebagai berikut :

 Masalah Kapasitas:

PDAM Kabupaten Tanjung Jabung Barat sampai saat ini dirasakan belum dapat memuaskan/melayani sepenuhnya masyarakat dibidang penyediaan pelayanan sarana dan prarana air minum khususnya di wilayah perkotaan sehingga banyak pelanggan yang tidak mendapatkan air dan tidak dapat melayani permintaan calon pelanggan yang mangajukan pemasangan sambungan baru. Penyebabnya adalah kapasitas yang tersedia masih kurang, sehingga air yang didistribusikan tidak maksimal dan tingginya biaya pemeliharaan. Rencana tindak perbaikannya adalah mengusulkan kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Tanjung Jabung Barat untuk membangun Instalasi baru sesuai dengan Kapasitas yang dibutuhkan.

 Masalah Unit Air Baku :

Sering rusaknya pompa intake dan tidak adanya pompa cadangan yang disebabkan umur pompa intake sudah tua dan tidak adanya dana untuk membeli pompa baru dan pompa cadangan. Rencana tindak perbaikannya adalah dengan melakukan penggantian pompa baru dan pembelian pompa cadangan.

 Masalah Unit Produksi :

 Kwalitas air hasil produksi yang masih rendah yang disebabkan belum berfungsinya secara maksimal sebagian Instalasi Pengolahan Air (IPA) dalam memproses air baku menjadi air bersih. Rencana tindak perbaikannya adalah dengan merencanakan (membuat Desain Engineering Detail) dan merenovasi IPA.

 Pompa Dozing Kimia sudah tidak berfungsi lagi, penyebabnya adalah Pompa Dozing Kimia yang sudah rusak. Rencana tindak perbaikannya adalah dengan melakukan penggantian baru Pompa Dozing Kimia.

 Sering rusaknya Pompa akibat umur pompa yang sudah tua dan perawatan yang kurang baik serta tidak adanya pompa cadangan. Rencana tindak perbaikannya adalah dengan melakukan penggantian pompa baru dan pembelian pompa cadangan serta meningkatkan fungsi staf dibagian perawatan.

 Sering rusaknya Valve pengatur pengurasan yang disebabkan umur Valve sudah tua. Rencana tindak perbaikannya adalah dengan melakukan penggantian Valve pengatur pengurasan yang baru.

Water Meter induk tidak berfungsi dan rusak yang disebabkan umur ekonomis Water Meter sudah habis dan tingginya tekanan air. Rencana tindak perbaikannya adalah dengan cara melakukan penggantian Water Meter induk baru dan pemasangan alat khusus untuk menstabilkan aliran tekanan.

 Terganggunya pelayanan air kepada pelanggan yang disebabkan sering matinya PLN secara bergiliran. Rencana tindak perbaikannya adalah dengan cara mengusulkan kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Tanjung Jabung Barat untuk melakukan pengadaan mesin Gen-Set sesuai dengan kapasitas yang dibutuhkan.

 Tingginya tingkat kehilangan air pada bangunan IPA yang disebabkankurang optimalnya fungsi IPA dan seringnya dilakukan pengurasan. Rencana tindak perbaikannya adalah dengan cara penggantian sebagian peralatan IPA seperti shelter, bahan material dan rehabilitasi bangunan filter.

 Sering matinya pompa secara mendadak pada sebagian IPA yang disebabkan adanya gangguan kelistrikan dari PLN. Rencana tindak perbaikannya adalah dengan cara menambah daya lisrik sesuai kebutuhan spesifikasi pompa.

 Tidak terukurnya tekanan pompa pada pipa distribusi, yang disebabkan tidak berfungsinya presure gauge (alat pengukur tekanan). Rencana tindak perbaikan adalah dengan cara melakukan penggantian presure gauge (alat pengukur tekanan) yang baru.

 Peralatan dan perlengkapan perbaikan yang ada tidak dapat difungsikan dengan baik lagi yang disebabkan belum mempunyai adanya bengkel khusus untuk perbaikan peralatan dan perlengkapan. Rencana tindak perbaikannya adalah dengan cara membuat bangunan bengkel, lengkap dengan peralatan dan perlengkapan serta merekrut personil teknis sesuai dengan kompetensinya.

 Masalah Unit Distribusi :

 Seringnya terjadi pipa pecah sehingga banyak terjadi kehilangan air yang mengakibatkan terganggunya pelayanan. Penyebabnya adalah umur pipa yang sudah tua dan tidak sempurnanya pemasangan pipa. Rencana tindak perbaikannya adalah dengan cara penggantian pipa baru secara bertahap sesuai dengan spesifikasi/standar yang berlaku.

 Seringnya terjadi kebocoran pada Valve yang disebabkan umur Valve yang sudah tua dan sering dioperasikan sehingga banyak yang mengalami kerusakkan.Rencana tindak perbaikannya adalah dengan cara penggantian dan perbaikan Valve.

 Sulitnya mencari sistim jaringan perpipaan yang ada sehingga kesulitan untuk melakukan penggantian/perbaikan yang disebabkan belum adanaya gambar purna laksana (As Built Drawing). Rencana tindak perbaikannya adalah dengan cara menata kembali dengan membuat peta secara lengkap dengan kondisi yang ada di lapangan saat ini dan memasang patok rambu–rambu tanda posisi jaringan pipa.

 Banyaknya pelanggan yang mengeluh karena banyaknya angin yang keluar lebih dahulu sebelum air mengalir. Hal ini disebabkan kurangnya pemasangan Air Valve, kondisi daerah pelayanan yang berbukit–bukit dan pengoperasian pompa tidak dilakukan 24 jam penuh per hari. Rencana tindak perbaikannya adalah dengan cara menambah pemasangan Air Valve pada tempat–tempat tertentu yang dibutuhkan di lapangan dan meningkatkan jam operasi pompa menjadi 24 jam penuh per hari.

 Seringnya air tidak mengalir terutama pada lokasi yang jaraknya jauh dari pompa distribusi. Hal ini disebabkan kurangnya tekanan air pada jaringan pipa di lokasi pelanggan yang jauh dari pompa distribusi (kecil dari 0,5 atm). Rencana tindak perbaikannya adalah dengan cara membangun bangunan Boster untuk menambah tekanan air, melakukan penambahan jaringan pipa dengan dia meter pipa yang lebih besar dan menambah kapasitas pompa serta mencari penyebab-penyebab lainnya.

b. Masalah Aspek Manajemen :

 Aspek Sumber Daya Manusia (SDM) :

Kualitas Sumber Daya Manusia yang ada saat ini masih rendah karena PDAM Kabupaten Tanjung Jabung Barat belum mampu untuk mengirimkan dan membiayai karyawan untuk melanjutkan pendidikan sesuai dengan yang dibutuhkan. Rencana tindak perbaikannya adalah dengan cara setiap tahunnya mengirim pegawai untuk mengikuti pelatihan air minum bidang Manajemen dan bidang teknis, memberikan kesempatan kepada karyawan untuk melanjutkan pendidikan dibidang air minum dan melakukan study banding ke PDAM yang lebih maju.

 Masalah Kepegawaian :

Tata cara penerimaan pegawai yang belum mengikuti aturan yang disebabkannya adanya titipan pegawai dari pejabat yang berwenang. Rencana tindak perbaikannya adalah dengan cara sistem penerimaan pegawai harus dilakukan sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku.

 Masalah Kehilangan Air (NRW) :

Tingginya tingkatkehilangan air pada sistem jaringan pipa distribusi yang sampai ke tingkat pelanggan yang disebabkan :

 Air yang didistribusikan belum dapat diukur dengan baik dan akurat karena Water Meter Induk tidak berfungsi (rusak).

 Banyak Water Meter pelanggan yang tidak bisa dibaca dan rusak.

 Banyaknya pencurian air pada jaringan pipa Sambungan Rumah (SR) oleh pelanggan.

 Adanya pelanggan yang mengganjal jarum Water Meter yang menyebabkan Water Meter tidak berfungsi.

 Adanya sambungan gelap (Ilegal Conection).

 Adanya pelanggan yang membalik Water Meter pada saat air mengalir sehingga menyebabkan Water Meter berjalan mundur.

 Kurang cermatnya petugas dalam pembacaan meter.

 Terjadinya kesalahan dalam pengolahan data (Input ke rekening pelanggan). Rencana tindak perbaikannya adalah dengan cara penggantian Water Meter Induk di seluruh unit IPA, penggantian Water Meter pelanggan setiap tahun dengan target 1.500 Unit/Tahun, membentuk tim terpadu untuk melakukan razia terhadap setiap Water Meter pelanggan secara periodik, melakukan pembinaan pembaca Water Meter serta melakukan perputaran wilayah pembacaannya, meningkatkan kontrol/pengawasan oleh atasan langsung dan mengecek sample hasil pembacaan Water Meter, menindak lanjuti segera pengaduan tentang kebocoran air baik pada jaringan pipa distribusi maupun pada jaringan pipa Sambungan Rumah pelanggan, mendidik/melatih para pembaca Water Meter agar lebih teliti dan cermat dalam membaca Water Meter, menyediakan staf khusus untuk melakukan cross chek terhadap data-data yang sudah diolah.

 Pengelolaan Aset :

Pengelolaan aset (Aset tetap) belum berjalan dengan baik yang disebabkan masih banyak aktiva tetap yang belum ditetapkan statusnya sehingga menyebabkan kesulitan dalam menginventarisir aset PDAM. Rencana tindak perbaikannya adalah dengan cara membentuk tim manajemen aset untuk melakukan inventarisir semua aset perusahaan agar aset-aset tersebut dapat dikelola dengan baik dan mengusahakan aktiva tetap dapat ditetapkan statusnya.

c. Aspek Keuangan :

PDAM Kabupaten Tanjung Jabung Barat saat ini masih mempunyai beban dan masalah di bidang keuangan yang meliputi :

 Hutang Jangka Panjang :

Sampai saat ini PDAM Kabupaten Tanjung Jabung Barat masih mengalami kesulitan dalam pembayaran hutang jangka panjang karena jumlah saldo kas yang tidak mencukupi untuk melakukan angsuran pembayaran. Rencana tindak perbaikannya adalah dengan cara mengajukan permohonan Kepada Departemen Keuangan Republik Indonesia dalam hal ini Menteri Keuangan untuk dapat melakukan penghapusan

 Masalah Piutang Air :

Piutang Air PDAM Kabupaten Tanjung Jabung Barat, sampai saat ini sebagian besar telah berumur diatas 2 tahun. Hal ini disebabkan belum diajukannya kepada Badan Pengawas untuk penghapusan piutang air yang telah berumur lebih dari 2 tahun. Rencana tindak perbaikannya adalah dengan cara mengajukan permohonan kepada Badan Pengawas untuk dilakukan penghapusan namun tetap dicatat secara extra comptable dan menggerakkan tim penagihan untuk melakukan penagihan piutang rekening air yang berumur di bawah 2 tahun ke pelanggan secara langsung.

 Masalah Tarif Air :

Sampai saat ini tarif yang berlaku di PDAM Kabupaten Tanjung Jabung Barat masih jauh dibawah biaya produksi dan belum mencapai Full Cost Recovery (FCR). Hal ini disebabkan sulitnya melakukan proses kenaikan tarif yang telah ditetapkan dengan Surat Keputusan Bupati. Rencana tindak perbaikannya adalah dengan cara mengajukan permohonan penyesuaian tarif air sesuai dengan Permendagri Nomor 23 tahun 2006 Kepada Bupati melalui Badan Pengawas sesuai dengan harga pokok produksi dengan target Full Cost Recovery (FCR) di tahun 2014.

 Masalah Pelaporan

Pembuatan pelaporan PDAM saat ini masih menggunakan sistem manual. Hal ini disebabkan masih kurangnya peralatan komputer yang ada serta belum adanya sistem program pelaporan. Rencana tindak perbaikannya adalah dengan cara mengajukan program pengadaan komputer serta melakukan ekerjasama dengan BPKP untuk memakai sistim komputerisasi pelaporan yakni Sistem Informasi Akuntansi (SIAK). 4.6.4.3.Analisis Kebutuhan Program

Mendukung kemungkinan terbentuknya pola hidup masyarakat yang higienis. Bahkan penggunaan air untuk tujuan kesehatan itu pada dasarnya adalah merupakan alasan utama pengembangan suatu sistem penyediaan air minum.

Pengertian kebutuhan air adalah merupakan jumlah air yang diperlukan secara wajar untuk keperluan pokok manusia (domestik) dan kegiatan-kegiatan lainnya yang memerlukan air. Kebutuhan air menentukan besaran sistem dan ditetapkan berdasarkan pengalaman- pengalaman dari pemakaian air.

Kebutuhan air yang diperlukan seseorang untuk minum saja adalah kecil, berbeda dengan kebutuhan perorangan untuk berbagai kegiatan domestik lainnya seperti untuk mandi, cuci, memasak, membersihkan rumah dan peralatan lainnya adalah jauh lebih besar. Kebutuhan demikian berbeda pula dari satu rumah dengan rumah lainnya, tergantung dari fasilitas air minum dan plumbing yang dipunyai.

Umumnya seiring dengan periode perencanaan akan terjadi peningkatan kebutuhan air, yang disebabkan oleh adanya pengembangan sistem (sumber dan distribusi), disamping akibat meningkatnya tingkat dan cara hidup masyarakat. Di lain pihak dalam keadaan surplus air, kebutuhan air akan berangsur-angsur meningkat sampai tercapai pemenuhan kebutuhan yang memuaskan atau sampai harga air membatasi pemakaian.

Pemakaian atau kebutuhan dipengaruhi oleh banyak faktor seperti telah disinggung pada uraian terdahulu. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemakaian/kebutuhan itu dapat dibedakan atas dua hal, yaitu :

1. Faktor-faktor sosial dan ekonomi, antara lain : populasi, besarnya kota, iklim, tingkat hidup, pendidikan, tingkat ekonomi dan lain-lainnya.

2. Faktor teknis, yaitu keadaan sistem mandiri antara lain mengenai kualitas dan kuantitas air, tekanan, harga, pemakaian meter, sewer facilities, dan lain-lainnya

Pengaruh dari faktor-faktor yang pertama dapat terlihat dari pertambahan kebutuhan dan pemakaian air dari tahun demi tahun dari suatu komunitas dan besarnya tergantung dari kualitas atau tingkat dari perkembangan sosial ekonomi itu sendiri.

Pemakaian air tidak sama antara satu jam dengan jam lainnya, begitu pula antara satu hari dengan hari lainnya dalam satu bulan dan antara satu bulan dengan bulan yang lainnya dalam satu tahun.

Perbedaan pemakaian per jam terjadi oleh karena terjadinya perbedaan aktivitas penggunaan air dalam satu hari oleh suatu masyarakat (community. Faktor yang sama juga menyebabkan perbedaan pemakaian harian. Perbedaan pemakaian bulanan dalam satu tahun lebih banyak disebabkan oleh kebiasaan hidup dan keadaan iklim di suatu bagian bumi ini, seperti negara-negara dengan 4 musim setahunnya.

Ada 4 (empat) macam pengertian tentang fluktuasi pemakaian air ini : a. Pemakaian sehari-hari rata-rata :

 Pemakaian rata-rata dalam sehari  Pemakaian setahun dibagi 365 hari

b. Pemakaian sehari terbanyak (max. Day Demand)

 Pemakaian terbanyak pada satu hari dalam satu tahun c. Pemakaian sejam rata-rata :

 Pemakaian rata-rata dalam satu jam, pemakaian satu hari dibagi 24 jam d. Pemakaian sejam terbanyak (max. Hourly Demand)

 Pemakaian sejam terbesar pada suatu jam dalam satu hari

Terdapat beberapa sumber air yang dapat digunakan dalam suatu sistem PAM. Sumber- sumber tersebut antara lain :

a. Air hujan

b. Air permukaan : sungai, danau dan waduk c. Air tanah : mata air, sumur bor

Masing-masing sumber air tersebut mempunyai kualitas dan kuantitas yang berbeda. Pemilihan sumber yang akan digunakan bergantung pada sumber air yang ada (terdekat), kuantitas yang dibutuhkan, juga kontinuitas dari sumber tersebut.

4.6.4.4.Rekomendasi

diperlukan adalah proses desinfeksi, agar air tersebut tetap memenuhi syarat bakteriologis saat dikonsumsi oleh konsumen. Sisanya termasuk golongan B, yakni air baku air minum yang memerlukan pengolahan terlebih dahulu. Akan tetapi pengolahan yang diperlukan tidak sekompleks air permukaan, umumya terbatas pada penurunan kadar mineral, misalnya Fe, Mn, Ca, Mg yang terdapat didalamnya.

Kontinuitas mata air terjamin hanya jika tata guna lahan disekitarnya baik dan pengambilannya tidak melampaui kapasitas pengisian (recharge) minumnya. Jika tata guna lahan disekitarnya telah rusak, maka kapasitas yang tersedia sangat dipengaruhi oleh musim.

Sebelum menentukan sumber air baku yang dimanfaatkan perlu dilakukan analisa teknis dan ekonomis dari semua sumber air baku yang potensial untuk dimanfaatkan. Karena hal ini akan mempengaruhi langkah selanjutnya yang harus dilakukan pada sumber air baku tersebut. Apakah akan dilakukan pengolahan lengkap atau pengolahan sederhana saja. Selain itu juga harus mempertimbangkan kontinuitas aliran sumber selama musim kemarau.

Bangunan penyadap air teknis disesuaikan dengan sumber air baku baik berupa mata air, danau atau sungai. Lokasi dan elevasi sumber akan menentukan cara pengaliran apakah secara gravitasi atau dengan sistem perpompaan, dari segi jarak, sumber yang akan dimanfaatkan juga harus dipertimbangkan karena ini akan menyangkut aspek finansial yang harus disediakan. Untuk menunjang peningkatan dari PDAM Kota Sungai Penuh diperlukan satu konsep pemikiran ke depan yang dikelola secara profesional dan tidak terlepas dari peran serta dan dukungan dari berbagai pihak.