• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peneliti menganalisis data berdasarkan urutan kesalahan mulai dari kesalahan pada tataran fonologi bidang ejaan hingga kesalahan pada tataran morfologi.

Kesalahan ejaan yaitu, (penggunaan huruf kapital, penggunaan huruf miring, penulisan kata depan, penulisan lambing bilangan, penulisan unsur serapan, dan penggunaan tanda baca), kesalahan tataran morfologi, yaitu (kesalahan pada pemilihan afiks, penghilangan prefiks, penghilangan sufiks, penambahan afiks, kesalahan pada penggantian morf, dan kesalahan peluluhan bunyi.)

4.2.1 Kesalahan Ejaan

Bahasa Indonesia memiliki pedoman ejaan yang ditulis dalam buku berjudul Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah. Buku tersebut memuat materi, yaitu (1) Pemakaian Huruf, (2) Penulisan Kata, (3) Pemakaian Tanda Baca, (4) Penulisan Unsur Serapan, (5) Pedoman Pemmenggalan Kata, (6) Imbuhan Bahasa Indonesia, dan (7) Bentuk Terikat Bahasa Asing.

Berdasarkan penjalasan di atas, penulisan yang baik dan benar perlu disesuaikan dengan kaidah ejaan dalam bahasa Indonesia. Suatu ejaan bahasa ikut menentukan kebaukan dan ketidakbakuan kalimat.

Nasucha, dkk (2009: 92) menjelaskan bahwa realitas kesalahan pemakaian bahasa sebagian besar disebabkan oleh kesalahan penerapan ejaan, terutama tanda baca, penulisan kata depan, dan pemakaian huruf kapital.

Peneliti akan menguraikan kesalahan-kesalahan yang terjadi pada tataran fonologi bidang ejaan dalam karangan pemelajar BIPA berdasarkan buku Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) dan mengelaborasi hasil analisis menggunakan buku berjudul Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia Teori dan Praktik. Kesalahan dalam tataran fonologi bidang ejaan yang ditemukan dalam karangan pemelajar BIPA di ILCIC Lembaga Bahasa Universitas Sanata Dharma Periode 2019-2020. Kesalahan tersebut terdiri atas (1) kesalahan penggunaan huruf kapital, (2) kesalahan penggunaan huruf miring, (3) kesalahan pada penulisan kata, (4) kesalahan penulisan kata depan, (5) kesalahan penulisan angka atau lambang bilangan, (6) kesalahan penulisan unsur serapan, dan (7) kesalahan penggunaan tanda baca.

4.2.1.1 Kesalahan Penggunaan Huruf Kapital

Dalam penelitian ini, kesalahan penggunaan huruf kapital yang ditemukan dalam karangan pemelajar BIPA adalah sebanyak 28 kesalahan. Untuk itu, peneliti akan menguraikan beberapa kesalahan penggunaan huruf kapital yang ada pada karangan pemelajar BIPA.

1) Beragam Masalah Sosial Di Singapura (E2, judul)

2) (…). di sini pekerja asing membentuk 50% dari sektor jasa (E3,p2,k3) 3) Pengaruh Televisi + Radio pada anak-anak (E7, judul)

Kesalahan pada data nomor (1), yaitu kesalahan penulisan huruf kapital pada judul. Kesalahan tersebut terletak pada penulisan kata tugas dalam sebuah judul. Penggunaan huruf kapital pada penulisan judul tersebut tidak benar karena penulisan huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur bentuk ulang sempurna) dalam nama negara, lembaga, badan, organisasi, atau dokumen, kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari dan, yang, dan untuk. Pada judul nomor 1, penulis menggunakan kata tugas di. Namun, penulisan tersebut kurang tepat karena penulis menggunakan huruf kapital pada kata tugas di. Sesuai

dengan kaidah kebahasaan yang benar, penulisan judul yang menggunakan kata tugas di, ke, dari dan, yang, dan untuk tidak ditulis menggunakan huruf kapital.

Kesalahan yang berbeda, tetapi masih dalam lingkungan kesalahan pada penggunaan huruf kapital dapat ditemukan pada data nomor (2).

Penulisan kata di sini dengan menggunakan huruf kecil pada huruf pertama di awal kalimat kurang tepat karena huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama di awal kalimat. Huruf pertama untuk mengawali kalimat seharusnya ditulis menggunakan huruf kapital.

Kesalahan penggunaan huruf kapital pada kalimat nomor (3) dalam judul, terjadi pada penulisan kata ulang sempurna. Dalam judul Pengaruh Televisi + Radio pada anak-anak, kata anak-anak termasuk dalam kata ulang sempurna. Pada kasus penulisan judul, kata ulang sempurna seharusnya menggunakan huruf kapital karena dalam buku PUEBI (2017:

10) dijelaskan bahwa huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua unusr bentuk ulang sempurna) dalam nama negara, lembaga, badan, organisasi, atau dokumen.

Kesalahan pada data nomor (1), (2), dan (3) memang sering dijumpai pada karangan-karangan setiap orang. Terkadang hal ini menjadi hal yang kurang disoroti penggunaannya yang sesuai dengan kaidah kebahasaan.

Berdasarkan kesalahan penggunaan huruf kapital yang ditemukan dalam karangan pemelajar BIPA, penulisan yang baik dan benar adalah sebagai berikut.

1a) Beragam Masalah Sosial di Singapura (E2, judul)

2a) (…). Di sini pekerja asing membentuk 50% dari sektor jasa (E3,p2,k3)

3a) Pengaruh Televisi + Radio pada Anak-Anak (E7, judul)

4.2.1.2 Kesalahan dalam Penulisan Huruf Miring

Pada karangan pemelajar BIPA, ditemukan adanya beberapa kesalahan pada penggunaan huruf miring. Terdapat sebanyak tujuh

kesalahan. Untuk itu, peneliti akan menguraikan bentuk-bentuk kesalahan pada penggunaan huruf miring. Berikut contoh kesalahan yang terjadi.

1) Walaupun sudah menjadi negara yang modern dan canggih, Singapura ternyata punya sebuah festival tradisi unik yang bernama Hungry Etnos Festival atau Festival Hantu Lapar. (E4,p1,k1)

2) (…) kami pulang ke hometown saya. (E16,p3,k2)

Pemakaian huruf miring pada data nomor (1) dapat dikatakan kurang tepat karena pada kalimat di atas, ditemukan adanya istilah asing yang tidak ditulis menggunakan huruf miring. Dalam buku PUEBI (2017:13) dijelaskan bahwa huruf miring dipakai untuk menuliskan kata dalam bahasa asing atau bahasa daerah. Pada data nomor (1), kata

“Hungry Etnos Festival” merupakan istilah asing yang tidak diserap oleh bahasa Indonesia. Untuk itu penulisan yang tepat menggunakan huruf miring “Hungry Etnos Festival”

Pada data nomor (2), kata “hometown” merupakan bahasa asing yang tidak termasuk dalam kata dalam bahasa Indonesia. Pada dasarnya, huruf miring digunakan untuk menuliskan kata atau ungkapan dalam bahasa daerah atau bahasa asing. Jadin penulisan bahasa asing yang baik dan benar adalah “kami pulang ke hometown saya”.

Pada penulisan unsur bahasa daerah atau bahasa asing memiliki catatan khusus yaitu ditulis menggunakan tulisan tangan atau mesin tik (bukan termasuk komputer), penulisan yang seharusnya dicetak miring ditandai dengan tanda garis bawah. Penulisan kalimat yang benar adalah sebagai berikut.

1a) Walaupun sudah menjadi negara yang modern dan canggih, Singapura ternyata punya sebuah festival tradisi unik yang bernama Hungry Etnos Festival atau Festival Hantu Lapar.

(E4,p1,k1)

2a) (…) kami pulang ke hometown saya. (E16,p3,k2)

4.2.1.3 Kesalahan Penulisan Kata

Pada karangan pemelajar BIPA ditemukan adanya beberapa kesalahan penulisan kata, ditemukan sebanyak enam kesalahan.

Kesalahan tersebut terjadi apda penulisan kata dasar. Berikut bentuk kesalahan pada penulisan kata dasar.

1) Masalah itu tidak akan berakhir tetapi dapat di kurangi jika di tangani. (E2,p1,k3)

2) Orangtua selalu menonton dengan saya Dan berbicara dengan saya tentang pentas itu. (E16,p2,k3)

3) Melalui upaya Singapura selama lima puluh tahun terakhir, Singapura sudah membangun pertahanan dan hubungan yang cukup kuat antar negara. (E23,p7,k1)

Pada data nomor (1) penulisan kata di kurangi dan di tangani kurang tepat karena kata tersebut termasuk dalam kata bentukan yang mengalami pemberian afiks di- bukan mengalami pemberian kata depan.

Setyawati (2010: 151) menjelaskan bahwa kata bentukan yang mendapat prefiks atau sufiks, ditulis serangkai dengan kata dasarnya. Kata di kurangi merupakan kata yang bermakna sebagai kata kerja dalam kalimat pasif.

Begitu juga pada kata di tangani yang juga bermakna sebagai kata kerja dalam kalimat pasif.

Penulisan kata yang keliru juga ditemukan pada data nomor (2).

Pada data nomor (2) yang menjadi letak kesalahannya adalah pada penggunaan kata majemuk. Kata orang tua merupakan kata majemuk yang terdiri dari dua kata yang mengandung satu makna. Penulisan yang sesuai dengan kaidah kebahasaan adalah ditulis secara terpisah. Namun, pada data nomor (2) penulis menggabungkan kedua kata tersebut.

Kesalahan pada penulisan kata yang selanjutnya ditemukan pada data nomor (3). Kesalahan tersebut ialah penulisan kata bentukan.

Pembentukan kata baru dengan menggunakan kata antar, memberi makna yaitu “di antara lebih dari dua hal”. Penulisan yang sesuai dengan kaidah kebahasaan adalah dengan tidak memisahkan kata antar dengan kata yang mengikutinya.

Berdasarkan kesalahan penulisan kata yang ditemukan dalam karangan pemelajar BIPA, penulisan yang baik dan benar adalah sebagai berikut.

1a) Masalah itu tidak akan berakhir tetapi dapat dikurangi jika ditangani.

2a) Orang tua selalu menonton dengan saya dan berbicara dengan saya tentang pentas itu.

3a) Melalui upaya Singapura selama lima puluh tahun terakhir, Singapura sudah membangun pertahanan dan hubungan yang cukup kuat antarnegara.

4.2.1.4 Kesalahan Penulisan Kata Depan

Kata depan, seperti di, ke, dan dari ditulis secara terpisah dari kata yang mengikutinya. Kata depan di memiliki fungsi sebagai penunjuk kata keterangan sehingga penulisannya ditulis secara terpisah dari kata setelahnya.

Dalam karangan pemelajar BIPA sebanyak 26 karangan, ditemukan sebanyak lima kesalahan penulisan kata depan. Berikut bentuk kesalahan pada penulisan kata depan.

1) Masalah itu yang kita berbicarakan disini adalah masalah sosial.

(E2,p1,k4)

2) Pertunjukan Festival Getal itu dilakukan untuk memperingati festival itu dan juga menghibur arwah yang mengunjungi di manusia. (E4,p2,k12)

3) Getal bisa untuk orang hidup menonton, tetapi kursi yang diletakkan didepan panggung hanya untuk arwah saja. (E4,p2,k13)

Penulisan kata depan yang kurang tepat dapat dicermati pada kalimat nomor (1). PUEBI (2017: 22) menjelaskan bahwa kata depan seperti di, ke, dan dari, harus ditulis terpisah dari kata yang menyertainya. Kata disini dapat dikatakan salah satu bentuk kesalahan penulisan kata depan. Kata disini pada kalimat di atas menempati unsur keterangan dalam kalimat.

Kata di dalam kalimat tersebut merupakan kata depan, bukan prefiks (awalan). Dalam penulisan kata dengan yang baik dan benar harus ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.

Penggunaan kata depan pada data nomor (2) tidak tepat karena pada kalimat nomor (2) preposisi di seharusnya tidak perlu dituliskan. Apabila kata depan (preposisi) di digunakan pada kalimat tersebut membuat kalimat tersebut tidak berterima. Jadi, penulisan yang tepat adalah dengan menghilangkan preposisi di pada kalimat tersebut. Penulisan yang baik dan benar adalah “Pertunjukan Festival Getal itu dilakukan untuk memperingati festival itu dan juga menghibur arwah yang mengunjungi manusia”.

Penggunaan kata depan didepan pada data nomor (3) juga dapat diangggap tidak benar. Kata didepan termasuk dalam kata yang memiliki posisi sebagai kata keterangan. Preposisi di seharusnya ditulis secara terpisah dari kata yang mengikutinya. Untuk itu, kalimat yang benar adalah “Getal bisa untuk orang hidup menonton, tetapi kursi yang diletakkan di depan panggung hanya untuk arwah saja”.

Berdasarkan kesalahan penulisan kata depan yang ditemukan dalam karangan pemelajar BIPA, penulisan yang baik dan benar adalah sebagai berikut.

1a) Masalah itu yang kita berbicarakan di sini adalah masalah sosial.

2a) Pertunjukan Festival Getal itu dilakukan untuk memperingati festival itu dan juga menghibur arwah yang mengunjungi manusia.

3a) Getal bisa untuk orang hidup menonton, tetapi kursi yang diletakkan di depan panggung hanya untuk arwah saja

4.2.1.5 Kesalahan Lambang Bilangan

Dalam kararangan pemelajar BIPA, ditemukan sebanyak enam belas kesalahan penulisan lambang bilangan. Berikut uraian bentuk kesalahan-kesalahan yang ditemukan.

1) Singapura adalah sebuah pulau yang mempunyai penduduk yang beragam jumlah kira-kira 6 juta jiwa, terdiri dari Cina, Melayu, India, Kaukasoid dan berbagai keturunan Asia. (E3,p1,k1)

2) Sebenarnya dia tidak tinggal di rumah karena dia tinggal di gubuk kecil di dalam Tempat Pembuangan Sampah dengan ibunya yang adalah pemulung dan 2 adik. (E3,p5,k2)

3) Dari sekolah ke rumah saya kira-kira 30 menit. (E18,p3,k2) Penulisan angka pada data nomor (1) dapat dikatakan tidak benar karena angka enam meruapakan bilangan yang masih dapat dinyatakan dnegan satu kata. Dalam buku PUEBI (2017: 27) dijelaskan bahwa bilangan dalam teks yang masih bisa dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis dengan huruf, kecuali jika ditulis secara berurutan seperti dalam perincian.

Penulisan angka atau lambang bilangan pada data nomor (2) juga mengalami kesalahan yang sama dengan data nomor (1). Penulisan angka

“2” pada kalimat tersebut tidak benar karena bilangan dalam sebuah teks yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis dengan huruf.

Penulisan angka pada data nomor (3) juga mengalami kesalahan karena angka “30” sebenarnya dapat dinyatakan dengan dua kata sehingga penulisan yang benar adalah dengan ditulis menggunakan huruf. Jadi, penulisan angka yang benar dalam kalimat tersebut adalah “Dari sekolah ke rumah saya kira-kira tiga puluh menit”.

Berdasarkan kesalahan penulisan lambang bilangan yang ditemukan dalam karangan pemelajar BIPA, penulisan yang baik dan benar adalah sebagai berikut.

1a) Singapura adalah sebuah pulau yang mempunyai penduduk yang beragam jumlah kira-kira enam juta jiwa, terdiri dari Cina, Melayu, India, Kaukasoid dan berbagai keturunan Asia.

2a) Sebenarnya dia tidak tinggal di rumah karena dia tinggal di gubuk kecil di dalam Tempat Pembuangan Sampah dengan ibunya yang adalah pemulung dan dua adik.

3a) Dari sekolah ke rumah saya kira-kira tiga puluh menit.

4.2.1.6 Kesalahan Penulisan Unsur Serapan

Dalam karangan pemelajar BIPA level intermediate sampai level advance, ditemukan dua kesalahan penggunaan unsur serapan. Berikut uraian kesalahan penggunaan unsur serapan.

1) Semua orang mempunyai akun media social, contohya Facebook, Instagram, atau Twitter. (E5,p5,k6)

2) “Pinjam me 5 dollarlah”, adalah salah satu contoh bahasa Inggris bercampur dengan bahasa Melayu. (E24,p2,k7)

Penulisan unsur serapan pada kalimat nomor (1) dan (2) ditandai dengan kata dari bahasa asing yaitu kata social dan kata dollar. Kata social dan kata dollar merupakan kata yang diserap ke dalam bahasa Indonesia dengan mengganti penulisan dan pelafalannya ke dalam bahasa Indonesia.

Kata tersebut diserap menjadi kata sosial dan dolar. Namun, pada kalimat nomor (1) kata social tidak ditulis menggunakan kata sosial. Begitu pula dengan penulisan unsur serapan pada kalimat nomor (2) yang seharusnya ditulis menggunakan kata dolar. Jadi, penulisan yang tepat adalah sebagai berikut.

1a) Semua orang mempunyai akun media sosial, contohya Facebook, Instagram, atau Twitter. (E5,p5,k6)

2a) “Pinjam me 5 dolar lah”, adalah salah satu contoh bahasa Inggris bercampur dengan bahasa Melayu. (E24,p2,k7)

4.2.1.7 Kesalahan tanda baca

Dalam karangan pemelajar BIPA, terdapat 133 kesalahan pada penggunaan tanda baca. Kesalahan tersebut terdiri atas: (a) 33 kesalahan tanda titik, (b) 80 kesalahan pada tanda koma, (c) 3 kesalahan tanda titik koma, (d) 1 kesalahan tanda titik dua, (e) 5 kesalahan tanda hubung, dan (f) 11 kesalahan tanda petik.

a. Tanda Titik (.)

Ditemukan sebanyak 33 kesalahan pada tanda titik dalam karangan pemelajar BIPA. Berikut bentuk kesalahan yang ditemukan dalam karangan pemelajar BIPA.

1) Oleh karena itu, manusia bisa terus menerima energi yang konstan (E5,p3,k3)

2) Bertahun-tahun yang lalu, manusia hanya menghubungkan melalui berkirim surat atau bertemu Biasanya, komunikasi itu perlu banyak waktu dan kira-kira, informasi sudah hilang. (E5,p4,k2)

3) … karena kami dapat memperoleh informasi hampir secara instan, manusia menjadi lebih efisien dalam pekerjaan dan pembelajaran (E5,p7,k2)

Penggunaan tanda titik pada data nomor (1), (2), dan (3) menjadi tidak tepat karena penulis tidak menyertakan tanda titik untuk mengakhiri suatu kalimat pernyataan atau untuk memisahkan kalimat satu dengan kalimat yang lain. Pada kalimat di atas, di setiap akhir kalimat tidak ada tanda titik sehingga kalimat tersebut kurang tepat. Oleh karena itu, penulisan yang benar adalah sebagai berikut.

1a) Oleh karena itu, manusia bisa terus menerima energi yang konstan. (E5,p3,k3)

2a) Bertahun-tahun yang lalu, manusia hanya menghubungkan melalui berkirim surat atau bertemu. Biasanya, komunikasi itu perlu banyak waktu dan kira-kira, informasi sudah hilang.

(E5,p4,k2)

3a) … karena kami dapat memperoleh informasi hampir secara instan, manusia menjadi lebih efisien dalam pekerjaan dan pembelajaran. (E5,p7,k2)

b. Tanda Koma (,)

Kesalahan pada penggunaan ejaan dalam karangan pemelajar BIPA level intermediate sampai level advance paling banyak didominasi oleh Kesalahan pada tanda koma. Kesalahan penggunaan tanda baca koma ditemukan sebanyak 80 kesalahan dalam karangan pemelajar BIPA.

1) Perkembangan Teknologi, Internet (E1, judul)

2) Jadi orang tua sudah tidak perlu keluar dari rumahnya dan bisa berbelanja melalui ponsel. (E1,p3,k10)

3) Akhirnya, jumlah penduduk Indonesia adalah yang terbesar ke- empat di dunia, dan ini berpotensi untuk menjadikan Indonesia sebagai ekonomi importer yang sangat signifikan. (E26,p4,k1)

Penggunaan tanda baca koma pada data nomor (1) termasuk dalam bentuk judul yang tidak benar. Tanda baca koma seharusnya diganti dengan konjungsi “dan” karena pada judul tersebut tidak memuat unsur pemerinci atau pembilang sehingga tanda baca koma kurang tepat untuk digunakan. Oleh karena itu, penulisan judul yang tepat adalah

“Perkembangan Teknologi dan Internet”

Penggunaan tanda baca koma pada data nomor (2) termasuk contoh penulisan yang kurang tepat karena sesuai dengan kaidah yang ada pada buku PUEBI (2017: 36) dijelaskan bahwa tanda baca tanda koma digunakan di belakang kata penghubung antarkalimat, seperti oleh karena itu, jadi, dengan demikian, sehubungan dengan itu, dan meskipun demikian. Pada kalimat nomor (2), seharusnya setelah kata jadi yang merupakan kata penghubung harus ditulis tanda koma setelah kata tersebut. Jadi, penulisan yang tepat adalah “Jadi, orang tua sudah tidak perlu keluar dari rumahnya dan bisa berbelanja melalui ponsel”.

Penggunaan tanda baca koma pada data nomor (3) juga tidak benar.

Penulis menyisipkan tanda baca koma yang tidak mengandung unsur pemerinci atau pembilang. Sebelum konjungsi dan seharusnya penulis tidak perlu menyertakan tanda baca koma. Jadi, penulisan yang tepat adalah “Akhirnya, jumlah penduduk Indonesia adalah yang terbesar ke- empat di dunia dan ini berpotensi untuk menjadiakn Indonesia sebagai ekonomi importer yang sangat signifikan”.

Berdasarkan kesalahan penggunaan tanda koma yang ditemukan dalam karangan pemelajar BIPA, penulisan yang baik dan benar adalah sebagai berikut.

1a) Perkembangan Teknologi dan Internet. (E1, judul)

2a) Jadi, orang tua sudah tidak perlu keluar dari rumahnya dan bisa berbelanja melalui ponsel. (E1,p3,k10)

3a) Akhirnya, jumlah penduduk Indonesia adalah yang terbesar ke- empat di dunia dan ini berpotensi untuk menjadikan Indonesia sebagai ekonomi importer yang sangat signifikan. (E26,p4,k1)

c. Tanda Titik Koma (;)

Kesalahan pada penggunaan tanda baca titik koma dalam karangan pemelajar BIPA ditemukan sebanyak 3 (tiga) kesalahan. Berikut bentuk kesalahan tanda titik koma dalam karangan pemelajar BIPA.

1) Televisi, dan acara televisi; bisa memberi orang tua istirahat dari anak-anak selama beberapa waktu. (E7,p1,k7)

2) Tempat itu ada lima rumah; satu kantor; satu perpustakaan; satu ruang untuk bermain dan menonton film. (E17,p2,k5)

3) Saya juga mengenal banyak orang di sana seperti pater; suster; ibu dan lain-lain. (E17,p2,k10)

Kesalahan penggunaan tanda titik koma pada data nomor (1) terletak pada penggunaan tanda titik koma yang kurang tepat karena dalam kalimat tersebut, tidak terdapat bagian-bagian pemerinci yang harus dipisahkan menggunakan tanda titik koma. Pada kalimat nomor (1) tanda

titik koma sebaiknya tidak perlu digunakan. Dengan demikian, penulisan yang benar adalah “Televisi, dan acara televisi bisa memberi orang tua istirahat dari anak-anak selama beberapa waktu”.

Penggunaan tanda titik koma pada kalimat nomor (2) dapat dikatakan tidak benar karena dalam kalimat tersebut, tanda titik koma tidak digunakan sebagai pengganti kata penghubung untuk memisahkan antara kalimat setara yang satu dengan kalimat setara yang lain. Tanda baca yang seharusnya digunakan adalah tanda koma karena tanda baca koma lebih sesuai apabila digunakan pada kalimat nomor (2). Oleh karena itu, penulisan kalimat yang benar adalah “Tempat itu ada lima rumah, satu kantor, satu perpustakaan, satu ruang untuk bermain, dan menonton film”.

Penggunaan tanda titik koma pada kalimat nomor (3) kurang tepat karena kalimat nomor (3) termasuk kalimat yang mengandung unsur pemerinci atau pembilangan dan bukan termasuk tanda pengganti kata penghubung untuk memisahkan antara kalimat setara yang satu dengan kalimat setara yang lain. Untuk itu, tanda baca yang lebih tepat digunakan adalah tanda baca koma (,). Dengan demikian, kalimat yang benar adalah

“Saya juga mengenal banyak orang di sana, seperti pater, suster, ibu, dan lain-lain”.

Berdasarkan kesalahan penggunaan tanda titik koma yang ditemukan dalam karangan pemelajar BIPA, penulisan yang baik dan benar adalah sebagai berikut.

1a) Televisi dan acara televisi bisa memberi orang tua istirahat dari anak-anak selama beberapa waktu. (E7,p1,k7)

2a) Tempat itu ada lima rumah, satu kantor, satu perpustakaan, satu ruang untuk bermain dan menonton film. (E17,p2,k5)

3a) Saya juga mengenal banyak orang di sana, seperti pater, suster, ibu, dan lain-lain. (E17,p2,k10)

d. Tanda Titik Dua (:)

Dalam karangan pemelajar BIPA level intermediate sampai level advance, ditemukan sebanyak satu kesalahan pada tanda titik dua. Berikut uraian kesalahan tanda titik dua.

1) Setelah itu pangeran Bandung bertanya kepada Roro Jonggrang:

“Apakah putri Roro mau menikah dengan saya?” (E13,p7,k1) Kalimat nomor (1) merupakan kalimat yang mengandung kalimat petikan langsung. Pada buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia, dijelaskan bahwa tanda titik dua dipakai dalam naskah drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan, sedangkan kalimat nomor (1) tidak termasuk menunjuk pada percakapan dalam naskah, sehingga tanda baca yang sesuai digunakan pada kalimat nomor (1) adalah tanda baca koma. Jadi, penulisan yang benar adalah “Setelah itu pangeran Bandung bertanya kepada Roro Jonggrang, “Apakah putri Roro mau menikah dengan saya?”

e. Tanda Hubung (-)

Dalam karangan pemelajar BIPA level intermediate sampai level advance, ditemukan sebanyak sembilan kesalahan pada penulisan tanda hubung. Berikut uraian kesalahan tanda hubung pada karangan pemelajar BIPA.

1) Lalu, pada 1980an, telepon ditemukan. (E5,p6,k2)

2) …, misalnya, mencari barang. barang bekas di jalan. (…) (E10,p3,k2)

3) Setiap hari, Christian setelah menjual barang barang bekasnya, (…) (E11,p6,k3)

Pada kalimat nomor (1) ditemukan adanya penggunaan kata tahun menggunakan angka dengan –an. Dalam buku berjudul Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (2017: 42) dijelaskan mengenai penggunaan tanda hubung yang digunakan untuk merangkai angka dengan –an. Tanda hubung digunakan untuk merangkai angka dengan –an. Untuk itu,

Pada kalimat nomor (1) ditemukan adanya penggunaan kata tahun menggunakan angka dengan –an. Dalam buku berjudul Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (2017: 42) dijelaskan mengenai penggunaan tanda hubung yang digunakan untuk merangkai angka dengan –an. Tanda hubung digunakan untuk merangkai angka dengan –an. Untuk itu,

Dokumen terkait