• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

3. Analisis sosial

Kenyamanan iklim bagi pengguna jalur pejalan kaki dipengaruhi oleh iklim disekitar tapak.Apabila cuacanya panas maka pejalan kakipun tidak tertarik untuk berjalan. Radiasi matahari dapat dikurangi dengan pemberian naungan pada tapak, diantara naungan dapat berupa sruktur bangunan atau vegetasi yang ditempatkan untuk memberikan kenyamanan ikim mikro pada tapak. Kondisi vegetasi saat ini di daerah sisi jalan secara keseluruhan sangan kurang. Kebanyakan hanya ditanami semak belukar. Hanya di beberapa lokasi saja yang tersusun dengan baik, Seperti daerah di sekitar mall.

Kondisi visual di lokasi penelitian kurang beragam. Namun dengan adanya kanal menjadi daya tarik tersendiri. Akan tetapi adanya sampah yang berserakan di sekitar kanal menjadi permasalahan penting yang harus diatasi, selain akan mencemari kanal juga merusak pemandangan visual yang akan mengurangi kenyamanan pengguna jalan. Selain sampah yang merusak pemandangan visual, juga terdapat papan reklame. Kehadiran papan reklame ini memang berpotensi mengurangi kualitas visual. Pada awalnya media reklame ini dipasang agar dapat menyampaikan suatu pesan informasi kepada masyarakat. Untuk itu perlu adanya pembatasan terhadap reklame yang boleh dipasang (jumlah atau kerapatan keberadaan reklame). Reklame yang dipasang saling berdekatan dan saling menutupi pada suatu sudut pandang akan terkesan kumuh dan berpotensi mengurasi estetika lingkungan.

Sarana dan prasarana sangat dibutuhan dalam menunjang aktivitas pengguna jalan. Keberadaan sarana dan prasarana sudah cukup lengkap hanya saja kurang lengkap dan kurang terawat. Rambu-rambu lalu lintas dan lampu jalan merupakan fasilitas sangat penting. Tidak adanya lampu penerangan di jalur pedestrian sangat berbahaya bagi pejalan kaki dimalam hari.

2. Analisis spasial

Dalam menganalisis aspek fisik metode yang digunakan selain metode deskriptif adalah analisis spatial. Adapun aspek fisik yang dianalisis secara spatial adalah tata guna lahan, penutupan lahan, topografi dan visual (Lampiran). Berikut adalah peta komposit segmen 1 (Gambar 17), segmen 2 (Gambar 18) dan segmen 3 (Gambar 19). Dari hasil komposit tersebut didapatkan untuk kategori sesuai dengan skor 9-12, cukup sesuai dengan skor 5-8 dan tidak sesuai dengan skor 1-4. Secara keseluruhan tiga segmen tersebut terkategorikan cukup sesuai bagi pejalan kaki.

3. Analisis sosial

Pengguna pedestrian tidaklah homogen. Hal ini terlihat dari beragamnya pengguna jalan mulai dari anak-anak hingga dewasa dan dari berbagai tingkat sosial dan ekonomi yang memberikan karakter berbeda dalam hal ketertiban berlalu lintas dan kebiasaan. Pengguna jalan juga memiliki tujuan yang berbeda-beda. Ada yang hanya sekedar melintas, atau yang memang ingin duduk-duduk disekitar kanal tersebut. Terdapat kebiasaan pengguna jalan yang tidak baik seperti menyeberang di sembarang tempat, merusak fasilitas publik, membuang sampah di sembarang tempat, dan membuat kios-kios liar.

34 Ga mbar 18. P eta Komposi t S egmen 2

Ga mbar 19. P eta Komposi t S egmen 3

36

Selain pengguna yang beragam, persepsi terhadap tapakpun berbeda-beda. Manusia selalu melakukan persepsi dan interpretasi terhadap lingkungannya. Proses persepsi dan interpretasi merupakan rangkaian tindakan manusia sebagai upaya mendapatkan gambaran dari lingkungannya, sehingga manusia dapat menetapkan tindakan selanjutnya terhadap lingkungan tersebut. Arah dan bentuk tindakan manusia terhadap lingkungannya dapat berupa hal-hal yang positif atau negatif, dimana pilihan tindakan tersebut sangat bergantung dari hasil persepsi dan interpretasi yang telah ia dapatkan sebelumnya.

Bentuk persepsi tersebut berbeda pada setiap orang, karena pengaruh latar belakang intelektual, pengalaman emosional, pergaulan, dan sikap seseorang. Sedangkan, kedalaman persepsi akan sebanding dengan kedalaman intelektual dan semakin banyaknya pengalaman emosional yang dialami seseorang. Persepsi seseorang terhadap kualitas suatu lanskap ditentukan oleh interaksi yang kuat antara lanskap dan pengetahuan seseorang terhadap lanskap tersebut. Tingkat penilaian tersebut tergantung pada kepuasan perasaan seseorang terhadap lanskap tersebut. Tingkat kepuasan dapat dirasakan oleh pengguna tapak setelah ia merasakan kenyamanan (baik secara fisik ataupun fungsi).

Tingkat Kenyamanan pejalan kaki dalam melakukan aktifitas dipengaruhi oleh cuaca dan jenis aktivitas, dan kondisi ruang pejalan kaki. Misalnya, kesesakan dan kepadatan, keamanan dan kemudahan untuk bergerak. Hal yang mempengaruhi pejalan kaki untuk mau berjalan adalah penempatan elemen pendukungdisepanjang jalur pejalan kaki tersebut, apabila sepanjang jalur pejalan kaki tidak terdapat elemen pendukung, tidak banyak pejalan kaki yang mau berjalan diatasnya dan cenderung akan berjalan dengan cepat ke tujuan. Kegiatan utama pada tapak meliputi kegiatan berjalan untuk berbelanja, menunggu angkutan dan istirahat setelah berjalan lama.

Fasilitas-fasilitas yang dikehendaki umumnya telah ada, namun dengan jumlah yang sangat sedikit atau tidak berfungsi lagi. Lampu penerangan sangat dibutuhkan pada jalur pedestrian, untuk memberikan rasa aman bagi pengguna. Tidak adanya tempat sampah pada area-area tertentu terutama di tempat berkumpulnya masyarakat akan mendukung kebiasaan membuang sampah sembarangan, yang pada akhirnya akan mengurangi kenyamanan dan keindahan bagi pengguna jalan. Dengan adanya keberadaan fasilitas jalan akan mendukung fungsi jalan sebagai sarana pelayanan masyarakat.

Sintesis

Bantaran Kanal Tarum Barat Kota Bekasi, merupakan lokasi yang strategis,

dapat dikembangkan sebagai jalur pejalan kaki di kawasan perkotaan. Untuk

menunjang potensi tersebut, diperlukan suatu pengembangan tapak. Pada tahap

sintesis, suatu rencana zona atau block plan. Agar tapak tidak terkesan monoton,

perlu adanya penambahan elemen yang menarik pengguna jalan berjalan kaki di area tersebut. Penambahan dan penataan vegetasi yang sesuai juga diperlukan dengan memperhatikan jenis, bahan dan warna material yang akan digunakan. Penempatan vegetasi disesuaikan dengan lebar jalur pejalan kaki. Penambahan tanda-tanda (signage) dibutuhkan pada titik tertentu, signage merupakan salah satu elemen yang secara khusus dirancang untuk memberikan informasi kepada

masyarakat atau warga kota. Bentuknya secara fisik haruslah sesuatu yang mudah untuk dibaca, baik berupa tulisan, gambar, simbol, maupun bendera.

38 Ga mbar 21. R en ca na B lo k S egmen 2

Ga mbar 22. R en ca na B lo k S egmen 3

40

Konsep Konsep Dasar Perencanaan

Berdasarkan hasil analisis potensi dan kendala yang ada pada lokasi penelitian maka, konsep dasar pada perencanaan lanskap bantaran Kanal Tarum Barat Kota Bekasi ini adalah menjadikan bantaran yang memiliki fungsi kenyamanan, keamanan, dan estetik. Kenyamanan pada lanskap akan memberikan rasa nyaman baik kepada pengguna jalan, pengelola jalan maupun masyarakat sekitar jalan. Fungsi kenyamanan yang dimaksud yaitu dengan menanam tanaman peneduh, memperbaiki fisik jalan, menjaga kebersihan sekitar jalan dan menciptakan ketenangan bagi masyarakat sekitar jalan.

Fungsi keamanan diarahkan untuk menjaga keamanan dan keselamatan pengguna jalan, pengelola jalan dan masyarakat sekitar jalan yang diwujudkan dengan membuat pembatas yang jelas antara wilayah jalan (transportasi) dengan wilayah aktivitas manusia (jalur pejalan kaki), pemasangan rambu-rambu lalu lintas, membuat jalur penyeberangan dan pemasangan lampu penerang jalan, membuat pagar pembatas di bagian sisi kanal, serta membuat tanda bahaya atau keterangan bantaran kanal dapat dilalui atau tidak. Fungsi estetika untuk menberikan view yang indah (untuk menarik pengguna jalan). Hal tersebut didukung dengan adanya kesatuan yang harmonis antara jalan dengan lanskap sekitarnya. Fungsi estetika sendiri diwujudkan dengan penataan tanaman semak dan tanaman penutup tanah pada daerah sisi jalan, memberi desain khusus pada struktur bangunan, memanfaatkan potensi alam yang memiliki view yang baik dan mengkombinasikan atau memadukan lanskap jalan dengan lingkungan sekitarnya. Fungsi-fungsi ini diperlukan bagi manusia terutama di kota-kota besar sebagai kompensasi dari kesibukan kota yang semrawut.Sehingga dapat menciptakan suasana serasi dan seimbang.

Konsep Pengembangan Perencanaan

Konsep pengembangan perencanaan lanskap jalur pejalan kaki ditujukan untuk mengembangkan fungsi pejalan kaki. Konsep pengembangan dalam penelitian ini meliputi konsep ruang, konsep sirkulasi, aktivitas, vegetasi, dan fasilitas. Adapun konsep yang dikembangkan pada penelitian ini adalah pada segmen 1.

1. Konsep Ruang

Pembagian zonasi ruang ini bertujuan untuk mewujudkan kondisi ruang agar aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan sehingga terwujudnya keharmonisan antara lingkungan alam dan lingkungan buatan, dan terwujudnya pelindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak negatif terhadap lingkungan akibat pemanfaatan ruang. Konsep ruang dikembangkan menjadi lima zonasi ruang. Yaitu ruang pejalan kaki, konservasi, penerimaan, peristirahatan, dan perniagaan.

Ruang pejalan kaki, yaitu ruang yang diperuntukkan bagi pejalan kaki. Sehingga menghindari penggunaan dari badan jalan. Selain akan memberikan keamanan bagi pejalan kaki diharapkan dapat memberikan kenyamanan. Ruang

konservasi merupakan jalur hijau yang berfungsi sebagai peningkat kualitas lingkungan sepanjang tapak maupun lingkungan sekitarnya. Tanaman dapat berupa semak ataupun penutup tanah.

Ruang penerimaan, merupakan ruang penting dalam menciptakan kesan pertama yang menarik saat pengguna memasuki tapak. Hal ini diwujudkan melalui penataan fasilitas dan penggunaan tanaman yang memiliki nilai estetis dari bentuk dan warna yang menarik. Ruang peristirahatan atau stop area merupakan ruang yang dirancang untuk tempat beristirahat pejalan kaki setelah melakukan perjalanan atau tempat untuk sekedar menunggu kendaraan, duduk-duduk, dan berbincang. Pada ruang ini dilengkapi dengan penambahan objek-objek yang dapat dinikmati oleh pengguna tapak. Ruang perniagaan, merupakan ruang yang akan dimanfaatkan untuk mengakomodasi ruang bagi aktivitas ekonomi yang berlangsung di tapak. Ruang dirancang di tempat yang lokasinya dekat dengan pusat keramaian. Pemberian adanya peralihan-peralihan ruang pada tapak juga diperlukan untuk menyatukan ruang-ruang tersebut. Bentuk peralihan dapat berupa perbedaan material, ruang yang semakin melebar, ruang menyempit, perbedaan suasana, dan sebagainya.

Gambar 23. Konsep Ruang Segmen 1

Dokumen terkait