• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil penelitian

4.1.3. Analisis Statistik Deskriptif (Penjelasan Responden Atas

4.1.3.1. Penjelasan Responden Atas Variabel Pelatihan

Penjelasan jawaban responden atas variabel pelatihan (X1) Tabel 4.7 Penjelasan Responden Atas Variabel Pelatihan

No Pertanyaan STS TS KS S SS Total

F % F % F % F % F % F %

1 Pelatihan meningkatkan keterampilan.

0 0.0 0 0.0 2 4.1 25 51.0 22 44.9 49 100.0 2. Kecepatan kerja menjadi

lebih baik.

1 2.0 0 0.0 7 14.3 20 40.8 21 42.9 49 100.0 3. Pelatihan membuat

pengetahuan bertambah.

1 2.0 0 0.0 2 4.1 23 46.9 23 46.9 49 100.0 4. Pelatihan membuat kreatif

dalam bekerja. 1 2.0 0 0.0 3 6.1 18 36.7 27 55.1 49 100.0 5. Antusias dalam menyelesaikan pekerjaan. 1 2.0 0 0.0 6 12.2 22 44.9 20 40.8 49 100.0 6. Semakin bersemangat dalam menyelesaikan pekerjaan. 1 2.0 0 0.0 4 8.2 28 57.1 16 32.7 49 100.0

7. Kinerja semakin meningkat. 1 2.0 0 0.0 4 8.2 30 61.2 14 28.6 49 100.0 8. Kualitas kerja semakin

baik.

1 2.0 0 0.0 3 6.1 26 53.1 19 38.8 49 100.0 9. Kepuasan diri karena

berhasil menyelesaikan pekerjaan dengan baik.

1 2.0 1 2.0 6 12.2 19 38.8 22 44.9 49 100.0

10. Merasa bahagia bisa menyelesaikan

pekerjaan dengan baik.

0 0.0 1 2.0 8 16.3 24 49.0 16 32.7 49 100.0

11. Siap menghadapi setiap perubahan.

0 0.0 2 4.1 6 12.2 21 42.9 20 40.8 49 100.0 12. Yakin dengan kemampuan

diri.

0 0.0 0 0.0 4 8.2 22 44.9 23 46.9 49 100.0 13. Pelatihan membuat

kemajuan yang berarti didalam pekerjaan. 0 0.0 0 0.0 5 10.2 29 59.2 15 30.6 49 100.0 14. Pelatihan mendorong peningkatan karir. 0 0.0 0 0.0 5 10.2 26 53.1 18 36.7 49 100.0 15. Memenuhi kebutuhan perencanaan SDM di Perusahaan. 0 0.0 0 0.0 1 2.0 26 53.1 22 44.9 49 100.0

17. Pelatihan membantu bekerja lebih efektif.

0 0.0 0 0.0 7 14.3 22 44.9 20 40.8 49 100.0 18. Mampu mengatur cara kerja

yang baik.

0 0.0 1 2.0 6 12.2 29 59.2 13 26.5 49 100.0

Sumber: Hasil Penelitian, 2011 (Data Diolah) Catatan :

1 : STS (Sangat Tidak Setuju) 2 : TS (Tidak Setuju)

3 : KS (Kurang Setuju) 4 : S (Setuju)

5 : SS (Sangat Setuju)

Pada Tabel 4.7 dideskripsikan sebanyak 21 item tentang jawaban responden atas pertanyaan-pertanyaan berkaitan dengan Pelatihan.

Pelatihan meningkatkan keterampilan (X1.1) menunjukkan sebagian besar responden memberikan opsi jawaban setuju (51,0%). Hal ini dikarenakan karyawan merasa mampu bekerja dengan lebih baik apabila diberikan pelatihan-pelatihan yang sesuai dengan kemampuannya. Karyawan yang kurang setuju (4,1%) menunjukkan bahwa program pelatihan yang disusun oleh perusahaan masih kurang akurat dan tidak tepat sasaran untuk membuat karyawan dapat bekerja dengan lebih baik.

Kecepatan kerja menjadi lebih baik sejak diberikan pelatihan yang sesuai dengan pekerjaan (X1.2) menunjukkan sebagian besar responden memberikan opsi jawaban sangat setuju (42,9%). Melalui pelatihan yang sesuai pekerjaannya karyawan akan memperoleh pengetahuan bagaimana bekerja lebih efektif sehingga lebih cepat selesai. Adapun untuk karyawan yang kurang setuju (14,3%) menunjukkan bahwa program pelatihan yang disusun oleh perusahaan masih kurang

19. Membantu bekerja lebih efisien.

0 0.0 1 2.0 5 10.2 25 51.0 18 36.7 49 100.0 21. Mengurangi kelalaian

dalam bekerja.

0 0.0 0 0.0 3 6.1 24 49.0 22 49.9 49 100.0 23. Mengantisipasi bahaya saat

bekerja.

0 0.0 0 0.0 2 4.1 31 63.3 16 32.7 49 100.0 24. Menghindari resiko

kecelakaan saat bekerja.

0 0.0 1 2.0 5 10.2 24 49.0 19 38.8 49 100.0

akurat dan tidak tepat sasaran untuk melatih karyawan cepat dan cekatan dalam bekerja.

Pelatihan membuat pengetahuan bertambah sehingga dapat menguasai pekerjaan dengan lebih baik (X1.3) menunjukkan penjelasan responden terbagi sama besarnya untuk yang menyatakan sangat setuju dan setuju (masing-masing persetanse sebesar 46,9%). Hal ini dikarenakan karyawan menyadari pentingnya mengikuti pelatihan-pelatihan yang sesuai dengan pekerjaan agar menguasai bidang pekerjaannya dengan baik.

Lebih kreatif didalam bekerja karena sering mengikuti pelatihan yang sesuai dengan pekerjaan (X1.4) menunjukkan sebagian besar responden memberikan opsi jawaban sangat setuju (55,1%). Didalam pekerjaan karyawan juga dituntut untuk bisa berpikir kreatif dan memberikan solusi positif dalam menyelesaikan pekerjaannya dengan baik. Karyawan yang kurang setuju (6,1%) menunjukkan bahwa program pelatihan yang disusun oleh perusahaan tidak tepat sasaran untuk melatih karyawan lebih kreatif dalam bekerja.

Sangat antusias dalam menyelesaikan pekerjaan sejak sering diberikan pelatihan (X1.5) menunjukkan sebagian besar responden memberikan opsi jawaban setuju (44,9%). Pekerjaan yang dilakukan dengan antusias hasilnya akan maksimal karena karyawan fokus dalam mengerjakannya dan pelatihan akan meningkatkan antusias karyawan melalui keterampilan yang diajarkan didalam pelatihan. Adapun untuk karyawan yang kurang setuju (12,2%) menunjukkan bahwa perusahaan masih

belum memperhatikan pentingnya program pelatihan untuk meningkatkan antusias karyawan dalam bekerja.

Pelatihan membuat semakin bersemangat dalam bekerja (X1.6) menunjukkan sebagian besar responden memberikan opsi jawaban setuju (57,1%). Pekerjaan yang dilakukan dengan bersemangat akan meningkatkan kinerja karyawan dan memberikan hasil kerja yang maksimal. Adapun untuk karyawan yang kurang setuju (8,2%) menunjukkan bahwa perusahaan masih belum memperhatikan pentingnya program pelatihan untuk menaikkan semangat dan gairah karyawan yang jenuh dalam bekerja.

Kinerja semakin meningkat terdorong oleh seringnya diberikan pelatihan (X1.7) menunjukkan sebagian besar responden memberikan opsi jawaban sangat setuju (61,2%). Pelatihan dapat meningkatkan keahlian, keterampilan dan kemampuan karyawan sehingga akhirnya meningkatkan kinerja karyawan tersebut. Adapun untuk karyawan yang kurang setuju (8,2%) menunjukkan bahwa perusahaan masih menganggap program pelatihan bagi karyawan adalah prioritas kedua dan tidak ada pengaruhnya untuk meningkatkan kinerja karyawan.

Pelatihan membuat kualitas kerja semakin baik(X1.8) menunjukkan sebagian besar responden memberikan opsi jawaban setuju (53,1%). Karyawan menyadari untuk menciptakan kualitas kerja yang baik diperlukan keahlian dan pengetahuan yang bisa diperoleh melalui pelatihan. Bagi karyawan yang kurang setuju (6,1%) menunjukkan bahwa perusahaan masih menganggap program pelatihan bagi

karyawan adalah prioritas kedua dan tidak ada pengaruhnya untuk karyawan dalam menciptakan kualitas kerja yang baik.

Pelatihan banyak membantu dalam melaksanakan pekerjaan sehingga timbul kepuasan didalam diri (X1.9) menunjukkan sebagian besar responden memberikan opsi jawaban sangat setuju (44,9%). Apabila pekerjaan dapat dilaksanakan dengan baik akan menimbulkan kepuasan tersendiri dan memacu menyelesaikan pekerjaan selanjutnya dengan sama baiknya atau lebih lagi. Adapun untuk karyawan yang kurang setuju (12,2%) menunjukkan bahwa program pelatihan yang disusun perusahaan masih belum tepat sasaran sehingga tidak menimbulkan dampak kepuasan dalam menyelesaikan pekerjaan.

Bahagia bisa menyelesaikan pekerjaan dengan baik karena sering mendapat pelatihan (X1.10) menunjukkan sebagian besar responden memberikan opsi jawaban setuju (49,0%). Apabila pekerjaan dapat dilaksanakan dengan baik akan menimbulkan kebahagian tersendiri dan memacu menyelesaikan pekerjaan selanjutnya dengan sama baiknya atau lebih lagi. Karyawan yang kurang setuju (16,3%) menunjukkan bahwa program pelatihan yang disusun perusahaan masih belum tepat sasaran sehingga tidak menimbulkan rasa bahagia meski telah menyelesaikan pekerjaan.

Pelatihan yang telah diterima selama ini membuat siap menghadapi setiap perubahan yang terjadi (X1.11) menunjukkan sebagian besar responden memberikan opsi jawaban setuju (42,9%). Pelatihan mengajarkan karyawan pengetahuan dan keahlian serta sikap agar karyawan semakin trampil dan mampu dalam

melaksanakan tanggung jawabnya dengan semakin baik sehingga siap menghadapi perubahan. Adapun untuk karyawan yang kurang setuju (12,2%) menunjukkan bahwa perusahaan masih menganggap program pelatihan bagi karyawan adalah prioritas kedua dan tidak ada pengaruhnya buat karyawan dalam menghadapi tantangan perubahan.

Tidak khawatir jika terjadi perubahan didalam struktur organisasi, teknologi maupun sumber daya manusia karena yakin akan kemampuan (X1.12) menunjukkan sebagian besar responden memberikan opsi jawaban sangat setuju (46,9%). Pelatihan mengajarkan karyawan pengetahuan dan keahlian serta sikap agar karyawan semakin trampil sehingga siap menghadapi perubahan didalam struktur organisasi, teknologi maupun sumber daya manusia karena yakin akan kemampuan. Adapun untuk karyawan yang kurang setuju (8,2%) menunjukkan bahwa perusahaan masih menganggap program pelatihan bagi karyawan adalah prioritas kedua dan tidak ada pengaruhnya terhadap kemampuan karyawan dalam menghadapi tantangan perubahan.

Pelatihan adalah salah satu cara membuat kemajuan yang berarti didalam pekerjaan (X1.13) menunjukkan sebagian besar responden memberikan opsi jawaban setuju (59,2%). Pelatihan adalah kegiatan yang bermaksud untuk memperbaiki dan mengembangkan sikap, tingkah laku ketrampilan, dan pengetahuan dari karyawannya sesuai dengan keinginan perusahaan. Bagi karyawan yang kurang setuju (10,2%) menunjukkan bahwa program pelatihan yang disusun oleh perusahaan

masih kurang akurat dan tidak tepat sasaran untuk membuat kemajuan yang berarti bagi karyawan didalam bekerja.

Salah satu cara mendorong meningkatkan karir adalah dengan meningkatkan keterampilan dengan mengikuti pelatihan (X1.14) menunjukkan sebagian besar responden memberikan opsi jawaban setuju (53,1%). Karyawan yang memiliki pengetahuan (knowledge), ketrampilan (skill) dan kemampuan (ability) yang meningkat berkat pelatihan yang diikuti akan lebih siap untuk dipromosikan pada jabatan yang lebih tinggi sehingga mendorong peningkatan karir karyawan tersebut. Adapun untuk karyawan yang kurang setuju (10,2%) menunjukkan bahwa perusahaan masih menganggap program pelatihan bagi karyawan adalah prioritas kedua dan tidak ada pengaruhnya untuk peningkatan karir karyawan.

Memenuhi kebutuhan perencanaan SDM perusahaan sebaiknya mengembangkan keterampilan karyawan dengan memberikan pelatihan (X1.15) menunjukkan sebagian besar responden memberikan opsi jawaban setuju (53,1%). Pelatihan berdampak luas terhadap pengolahan SDM karena dengan adanya pengelolaan SDM yang baik akan lebih menguntungkan bagi kedua belah pihak, baik bagi karyawan maupun bagi perusahaan. Karyawan yang kurang setuju (2,0%) menurutnya perusahaan masih belum memperhatikan pentingnya program pelatihan untuk kebutuhan perencanaan SDM perusahaan.

Pelatihan membantu bekerja lebih efektif (X1.16) menunjukkan sebagian besar responden memberikan opsi jawaban setuju (44,9%). Ketika pengetahuan dan keterampilan terhadap pekerjaan meningkat, maka karyawan mampu mengelola cara

kerjanya menjadi lebih baik. Bagi karyawan yang kurang setuju (14,3%) menunjukkan bahwa perusahaan masih belum memperhatikan pentingnya program pelatihan untuk membantu karyawan bekerja lebih efektif.

Mampu mengatur cara kerja menjadi lebih baik karena sudah menguasai pekerjaan melalui pelatihan-pelatihan yang diberikan (X1.17) menunjukkan sebagian besar responden memberikan opsi jawaban setuju (59,2%). Ketika pengetahuan dan keterampilan terhadap pekerjaan meningkat, maka karyawan mampu mengatur cara kerjanya bagaimana dapat menjadi lebih baik dan tepat sasaran. Adapun untuk karyawan yang kurang setuju (12,2%) menunjukkan bahwa program pelatihan yang disusun oleh perusahaan masih kurang akurat dan tidak tepat sasaran untuk membuat karyawan mampu mengatur cara kerjanya menjadi lebih baik.

Pelatihan membantu bekerja lebih efisien (X1.18) menunjukkan sebagian besar responden memberikan opsi jawaban setuju (51,0%). Ketika pengetahuan dan keterampilan terhadap pekerjaan meningkat, maka karyawan mampu mengatur cara kerjanya bagaimana dapat menjadi lebih tepat waktu dan tepat sasaran. Karyawan yang kurang setuju (10,2%) menunjukkan bahwa program pelatihan yang disusun oleh perusahaan masih kurang akurat dan tidak tepat sasaran untuk membuat karyawan mampu mengatur cara kerjanya menjadi lebih efisien.

Pelatihan membantu mengurangi kelalaian yang tidak perlu dalam bekerja (X1.19) menunjukkan sebagian besar responden memberikan opsi jawaban sangat setuju (49,9%). Pelatihan akan meningkatkan kecakapan dan kemampuan dalam menjalankan tugas baik pekerjaan lama maupun pekerjaan baru, baik dari segi

peralatan maupun dari segi metode sehingga resiko kelalaian menjadi sangat kecil. Bagi karyawan yang kurang setuju (6,1%) menunjukkan bahwa perusahaan masih belum memperhatikan pentingnya program pelatihan untuk mengurangi kelalaian yang tidak perlu dalam bekerja.

Pelatihan membantu mengantisipasi bahaya pada saat bekerja (X1.20) menunjukkan sebagian besar responden memberikan opsi jawaban setuju (63,3%). Pelatihan akan meningkatkan kecakapan dan kemampuan dalam menjalankan tugas baik pekerjaan lama maupun pekerjaan baru, baik dari segi peralatan maupun dari segi metode sehingga mampu mengantisipasi bahaya disaat bekerja. Adapun untuk karyawan yang kurang setuju (4,1%) menunjukkan bahwa perusahaan masih belum memperhatikan pentingnya program pelatihan untuk mengantisipasi bahaya disaat bekerja.

Karyawan yang terlatih mampu menghindari resiko kecelakaan didalam bekerja (X1.21) menunjukkan sebagian besar responden memberikan opsi jawaban setuju 49,0%). Pelatihan akan meningkatkan kecakapan dan kemampuan dalam menjalankan tugas baik pekerjaan lama maupun pekerjaan baru, baik dari segi peralatan maupun dari segi metode sehingga mampu mengantisipasi resiko kecelakaan didalam bekerja. Karyawan yang kurang setuju (10,2%) menunjukkan bahwa perusahaan masih belum memperhatikan pentingnya program pelatihan untuk mengantisipasi bahaya disaat bekerja.

4.1.3.2. Penjelasan Responden Atas Variabel Promosi

Penjelasan jawaban responden atas variabel promosi (X2) Tabel 4.8. Penjelasan Responden Atas Variabel Promosi

No Pertanyaan STS TS KS S SS Total

F % F % F % F % F % F %

1 Promosi untuk karyawan berprestasi tinggi

0 0.0 1 2.0 5 10.2 14 28.6 29 59.2 49 100.0 2. Promosi untuk karyawan yang

telah bekerja dengan sangat baik

0 0.0 0 0.0 4 8.2 20 40.8 25 51.0 49 100.0

3. Promosi membuat pendapatan semakin baik

0 0.0 0 0.0 9 18.4 27 55.1 13 26.5 49 100.0 4. Promosi membuat penghasilan

meningkat

0 0.0 1 2.0 8 16.3 28 57.1 12 24.5 49 100.0 5. Merasa diakui

keberadaannya oleh perusahaan

0 0.0 1 2.0 5 10.2 24 49.0 19 38.8 49 100.0 6. Stabilitas karyawan baik

dengan adanya kesempatan promosi

0 0.0 0 0.0 11 22.4 29 59.2 9 18.4 49 100.0

7. Promosi menambah pengalaman kerja

0 0.0 1 2.0 12 24.5 27 55.1 9 18.4 49 100.0 8. Pengalaman kerja yang luas

dalam satu perusahaan

0 0.0 1 2.0 4 8.2 33 67.3 11 22.4 49 100.0 9. Karyawan berprestasi diberi

kesempatan promosi jika ada lowongan

1 2.0 1 2.0 4 8.2 28 57.1 15 30.6 49 100.0

10. Promosi untuk mengisi kekosongan jabatan tertentu

0 0.0 2 4.1 10 20.4 27 55.1 10 20.4 49 100.0 11. Kesempatan promosi kepada

karyawan senior

0 0.0 1 2.0 12 24.5 23 46.9 13 26.5 49 100.0 12. Promosi berdasarkan masa

kerja

0 0.0 2 4.1 12 24.5 24 49.0 11 22.4 49 100.0 13. Kualifikasi pendidikan menjadi

salah satu syarat promosi

0 0.0 0 0.0 3 6.1 22 44.9 21 42.9 49 100.0 14. Karyawan baru yang diterima

di perusahaan min. Sarjana S1.

0 0.0 0 0.0 9 18.4 20 40.8 20 40.8 49 100.0 15. Karyawan melebihi harapan

perusahaan yang dipromosikan.

0 0.0 0 0.0 8 16.3 24 49.0 17 34.7 49 100.0

16. Prestasi kerja salah satu pertimbangan untuk dipromosikan

0 0.0 0 0.0 7 14.3 28 57.1 14 28.6 49 100.0

17. Loyalitas menjadi salah satu syarat promosi

0 0.0 0 0.0 8 16.3 28 57.1 13 26.5 49 100.0 18. Self of belonging pada

perusahaan akan memiliki tanggung jawab yang besar terhadap jabatannya.

0 0.0 0 0.0 3 6.1 30 61.2 16 32.7 49 100.0

Sumber: Hasil Penelitian, 2011 (Data Diolah) Catatan :

1 : STS (Sangat Tidak Setuju) 2 : TS (Tidak Setuju)

3 : KS (Kurang Setuju) 4 : S (Setuju)

5 : SS (Sangat Setuju)

Pada Tabel 4.8 dideskripsikan sebanyak 20 item tentang jawaban responden atas pertanyaan-pertanyaan berkaitan dengan Promosi. Promosi pantas diberikan untuk karyawan yang memiliki prestasi yang tinggi (X2.1) menunjukkan sebagian besar responden memberikan opsi jawaban sangat setuju (59,2%). Dalam melakukan promosi, perusahaan selalu mempertimbangkan prestasi kerja yang telah dicapai karyawannya. Adapun untuk karyawan yang kurang setuju (10,2%) menunjukkan bahwa promosi sering terjadi karena kesenangan pihak yang memiliki kewenangan untuk mempromosikan karyawan tersebut, bukan karena pertimbangan prestasi kerja yang menjadi tolak ukur dalam melakukan promosi.

Promosi diberikan perusahaan untuk karyawan karena telah melaksanakan pekerjaannya dengan sangat baik (X2.2) menunjukkan sebagian besar responden memberikan opsi jawaban sangat setuju (51,0%). Karyawan yang melaksanakan pekerjaan dengan baik bahkan melebihi harapan perusahaan berarti karyawan tersebut memiliki prestasi kerja sehingga pantas dipromosikan. Karyawan yang kurang setuju (8,2%) menunjukkan bahwa promosi sering terjadi karena kesenangan

19. Atasan telah bertindak tepat memberikan pekerjaan sesuai dengan kemampuan karyawan.

0 0.0 0 0.0 4 8.2 29 59.2 16 32.7 49 100.0

20. Perusahaan akan

mempromosikan karyawan sesuai kapabilitasnya.

1 2.0 0 0.0 2 4.1 28 57.1 18 36.7 49 100.0

pihak yang memiliki kewenangan untuk mempromosikan karyawan tersebut, bukan karena telah melaksanakan pekerjaannya dengan sangat baik yang seharusnya menjadi tolak ukur dalam melakukan promosi.

Promosi yang diterima membuat mereka merasa puas karena pendapatannya semakin baik (X2.3) menunjukkan sebagian besar responden memberikan opsi jawaban setuju (55,1%). Karyawan akan menerima perolehan kompensasi berupa gaji dan benefit yang sebanding dengan tanggung jawab dan tugas yang dijalankan. Bagi karyawan yang kurang setuju (18,4%) menunjukkan bahwa karyawan yang lebih suka menikmati kepuasan kerja dalam pekerjaan akan lebih mengutamakan pekerjaanya dibandingkan balas jasa, walaupun balas jasa itu penting. Kepuasan kerja karyawan merupakan kunci semangat kerja karyawan.

Puas karena penghasilan mengalami peningkatan diperusahaan ini (X2.4) menunjukkan sebagian besar responden memberikan opsi jawaban setuju (57,1%). Karyawan akan menerima perolehan kompensasi berupa gaji dan benefit yang sebanding dengan tanggung jawab dan tugas yang dijalankan dan kompensasi yang diberikan oleh perusahaan cukup bersaing dengan perusahaan lain diindustri yang sama. Adapun untuk karyawan yang kurang setuju (16,3%) menunjukkan bahwa karyawan yang lebih suka menikmati kepuasan kerja dalam pekerjaan akan lebih mengutamakan pekerjaanya dibandingkan balas jasa, walaupun balas jasa itu penting. Kepuasan kerja karyawan merupakan kunci semangat, kedisiplinan dan prestasi kerja karyawan dalam mendukung terwujudnya tujuan perusahaan.

Dengan adanya promosi maka sebagai karyawan mereka merasa diakui keberadaannya oleh perusahaan (X2.5) menunjukkan sebagian besar responden memberikan opsi jawaban setuju (49,0%). Promosi merupakan sebuah pencapaian yang hendak dicapai oleh seseorang untuk menduduki jabatan yang baru dengan menunjukkan bukti pengakuan antara lain prestasi kerja, kemampuan, dan potensi yang dimiliki karyawan tersebut. Karyawan yang kurang setuju (10,2%) menunjukkan bahwa perusahaan masih belum memberikan perhatian akan keberadaan karyawan dan sistem perencanaan serta pelaksanaan promosi jabatan belum transparan.

Perusahaan sekarang ini memiliki stabilitas karyawan yang baik karena adanya kesempatan untuk promosi (X2.6) menunjukkan sebagian besar responden memberikan opsi jawaban setuju (59,2%). Promosi memiliki arti yang penting bagi perusahaan, karena dengan adanya promosi berarti kestabilan perusahaan lebih terjamin dan karyawan juga puas akan peningkatan-peningkatan dalam karirnya. Karyawan yang kurang setuju (22,4%) menunjukkan bahwa perusahaan belum mampu memberikan dorongan positif kepada karyawannya dalam bekerja agar tercipta suatu aktivitas organisasi yang harmonis. Perusahaan juga masih jauh dalam kegiatan pemeliharaan karyawan yang berpotensi sehingga turn-over karyawan di perusahaan saat ini cukup tinggi.

Promosi yang diterima akan menambah pengalaman kerja (X2.7) menunjukkan sebagian besar responden memberikan opsi jawaban setuju (55,1%). Promosi berguna untuk menambah atau memperluas pengetahuan serta pengalaman

kerja karyawan dan merupakan daya dorong bagi karyawan lainnya. Bagi karyawan yang kurang setuju (24,5%) menunjukkan bahwa promosi yang diterima belum cukup menambah pengalaman kerja karyawan diperusahaan ini. Perusahaan harus memberikan kesempatan kepada karyawan untuk mengembangkan kreativitas dan inovasinya sehingga memperbesar produktifitas kerjanya.

Karyawan yang memiliki pengalaman kerja yang luas disatu perusahaan biasanya diperoleh dari kesempatan promosi yang diberikan (X2.8) menunjukkan sebagian besar responden memberikan opsi jawaban setuju (67,3%). Dengan adanya kesempatan promosi akan merangsang karyawan menjadi lebih bergairah dalam bekerja dan menggali potensinya sehingga menjadi pengalaman yang berguna. Bagi karyawan yang kurang setuju (8,2%) menunjukkan bahwa promosi yang diterima belum cukup menambah pengalaman kerja karyawan diperusahaan ini.

Jika ada lowongan kerja di perusahaan maka karyawan yang berprestasi akan diberi kesempatan untuk dipromosikan (X2.9) menunjukkan sebagian besar responden memberikan opsi jawaban setuju (57,1%). Hasil ini menunjukkan mayoritas responden setuju bahwa jika ada lowongan kerja di perusahaan maka karyawan yang berprestasi akan diberi kesempatan untuk dipromosikan. Karyawan yang kurang setuju (8,2%) menunjukkan bahwa sangat sedikit bahkan hampir tidak ada kesempatan untuk karyawan internal dipromosikan pada lowongan/jabatan baru tersebut dikarenakan perusahaan lebih senang merekrut karyawan dari luar untuk ditempatkan pada lowongan tersebut.

Promosi biasanya terjadi untuk mengisi kekosongan jabatan tertentu (X2.10) menunjukkan sebagian besar responden memberikan opsi jawaban setuju (55,1%), sangat setuju (20,4%) dan kurang setuju (20,4%). Ditemukan hal yang menarik dimana pernyataan responden untuk sangat setuju memiliki persentase yang sama besarnya dengan pernyataan responden yang kurang setuju yaitu dengan persentase sebesar 20,4%. Hal ini dikarenakan untuk mengisi kekosongan jabatan karena pejabatnya berhenti, agar jabatan tidak kosong maka dipromosikan karyawan lain. Adapun untuk karyawan yang kurang setuju menunjukkan bahwa perusahaan saat ini lebih memilih merekrut karyawan baru untuk mengisi kekosongan jabatan tersebut daripada memberi kesempatan kepada karyawan sendiri untuk dipromosikan. Padahal seharusnya promosi jabatan dapat terjadi tidak hanya bagi mereka yang menduduki jabatan manajerial saja, akan tetapi juga bagi mereka yang pekerjaannya bersifat teknikal dan non-manajerial.

Perusahaan biasanya memberi kesempatan promosi jabatan kepada karyawan yang lebih senior dengan pertimbangan pengalaman yang dimiliki lebih banyak daripada yang masih dibawahnya (X2.11) menunjukkan sebagian besar responden memberikan opsi jawaban setuju (46,9%), sangat setuju (26,5%) dan kurang setuju (24,5%). Hasil ini menunjukkan mayoritas responden setuju bahwa perusahaan biasanya memberi kesempatan promosi jabatan kepada karyawan yang lebih senior dengan pertimbangan pengalaman yang dimiliki lebih banyak daripada yang masih dibawahnya, tetapi responden yang menyatakan sangat setuju (26,5%) memiliki persentase yang berbeda tipis dengan pernyataan responden yang kurang setuju

(24,5%). Hal ini dikarenakan senioritas diartikan sebagai bentuk penghargaan perusahaan atas kesetiaan karyawan yang didedikasikan kepada perusahaan. Sementara bagi karyawan yang kurang setuju menunjukkan bahwa seharusnya promosi dilakukan berdasarkan kompetensi, yaitu dengan melaksanakan assessment center sebagai sistem dan prosedur untuk mengindentifikasi, menilai dan mengembangkan kompetensi SDM berdasarkan prinsip "The right people in the right places at the right times".

Promosi jabatan diperusahaan selama ini berdasarkan masa kerja seorang karyawan diperusahaan (X2.12) menunjukkan sebagian besar responden memberikan opsi jawaban setuju (46,9%). Hasil ini menunjukkan mayoritas responden setuju bahwa promosi jabatan diperusahaan selama ini berdasarkan masa kerja seorang karyawan diperusahaan, tetapi pernyataan ini disusul oleh persentase responden yang menyatakan kurang setuju. Sebaliknya terdapat perbedaan persentase yang cukup tipis antara responden yang kurang setuju (24,5%) dengan yang sangat setuju (22,5%). Hal ini dikarenakan masa kerja seseorang merupakan pengalamannya dalam melaksanakan pekerjaan, dengan adanya pengalaman yang lebih banyak maka diharapkan kemampuan kerja yang tinggi, ide yang lebih banyak, dan sebagainya. Adapun untuk karyawan yang kurang setuju menunjukkan bahwa karyawan yang memiliki masa kerja yang lama belum tentu karyawan yang terampil, cekatan dan mempunyai kemampuan yang memadai dalam melaksanakan pekerjaannya. Untuk itu seharusnya promosi jabatan mempertimbangkan kualitas kerja, prestasi, hubungan dengan atasan dan rekan-rekan, kreativitas dan loyalitas.

Kualifikasi pendidikan menjadi salah satu syarat didalam promosi jabatan dengan harapan pendidikan membentuk pemikiran karyawan menjadi lebih baik dengan daya nalar yang tinggi (X2.13) menunjukkan sebagian besar responden memberikan opsi jawaban setuju (44,9%). Kualifikasi pendidikan karyawan minimal Sarjana Strata Satu (S1) dan Magister (S2) akan menciptakan SDM yang berkualitas dan dapat dengan cepat menangkap apa yang menjadi tujuan dan strategi organisasi. Bagi responden yang kurang setuju (6,1%) menunjukkan bahwa karyawan yang memiliki jenjang pendidikan S1 dan S2 belum tentu memiliki pengalaman yang cukup baik dalam menguasai pekerjaannya.

Karyawan baru yang diterima di perusahaan minimal Sarjana S1 (X2.14) menunjukkan sebagian besar responden memberikan opsi jawaban sangat setuju dan setuju dengan persentase yang sama besarnya, yaitu 40,8%. Dengan kualifikasi pendidikan karyawan minimal Sarjana Strata Satu (S1) akan tercipta SDM yang berkualitas sebagai investasi perusahaan. Adapun untuk karyawan yang kurang setuju (18,4%) menunjukkan bahwa karyawan yang memiliki jenjang pendidikan Sarjana Strata Satu (S1) belum tentu memiliki pengalaman yang cukup baik dalam menguasai pekerjaannya.

Karyawan yang melaksanakan pekerjaan melebihi harapan perusahaan yang akan dipromosikan (X2.15) menunjukkan sebagian besar responden memberikan opsi jawaban setuju (49,0%). Hasil ini menunjukkan mayoritas responden setuju bahwa karyawan yang melaksanakan pekerjaan melebihi harapan perusahaan yang akan dipromosikan. Adapun untuk karyawan yang kurang setuju (16,3%) menunjukkan

bahwa hasil prestasi kerja masih belum menjadi tolak ukur dalam pelaksanaan promosi.

Dalam melakukan promosi perusahaan selalu mempertimbangkan prestasi kerja yang telah dicapai karyawannya (X2.16) menunjukkan sebagian besar

Dokumen terkait