• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Matriks Internal-External (IE)

Setelah melalui tahap analisis faktor eksternal EFE dan analisis faktor internal IFE, tahap selanjutnya dalam proses perumusan strategi ialah tahap pencocokan (matching stage). Metode yang digunakan untuk tahap ini melalui pemetaan dengan menggunakan matriks Internal-Eksternal (IE). Proses pemetaan ini dilakukan agar penentuan dalam pengambilan strategi alternatif lebih mudah.

Penyusunan matriks IE dilakukan dengan mengkombinasikan nilai yang diperoleh pada matriks EFE dan matriks IFE. Hasil dari kedua matriks tersebut akan menjadi input matriks IE dalam menentukan keberadaan (posisi) perusahaan “LBS” saat ini di dalam industri yang dijalankannya.

Berdasarkan analisis matriks IFE pada Tabel 18, dapat dilihat skor terbobot total untuk faktor kritis internal perusahaan “LBS” sebesar 2,954. Hal ini berarti kemampuan perusahaan “LBS” dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi kelemahan relatif tinggi dan berada di atas rata-rata. Selain itu, pada Tabel 17, dapat dilihat skor terbobot total untuk faktor-faktor kritis eksternal perusahaan “LBS” sebesar 2,917, yang berarti respon lingkungan usaha “LBS” dalam memanfaatkan peluang yang ada dan menghindari ancaman berada pada tingkat keseriusan yang sedang, karena nilainya berada di atas rata- rata yaitu sebesar 2,5.

Masing-masing total skor dari kedua matriks tersebut dipetakan dalam matriks IE dan menempatkan perusahaan “LBS” ke dalam sel V dengan koordinat (2,954:2,917). Kedudukan ini menunjukan posisi eksternal dan internal perusahaan “LBS” berada pada posisi sedang (rata-rata). Peta kekuatan ini meletakan perusahaan pada posisi pertahankan dan pelihara (hold and maintain). Adapun strategi yang umum diterapkan pada sel V ini adalah strategi intensif, yaitu strategi penetrasi pasar dan strategi pengembangan produk. Penetrasi pasar adalah strategi untuk meningkatkan pangsa pasar untuk produk atau jasa yang sudah ada di pasar melalui usaha pemasaran yang lebih gencar. Penetrasi pasar termasuk menambah wiraniaga, menambah belanja iklan, serta menambah promosi dan publisitas. Penetrasi pasar yang dapat dilakukan oleh perusahaan “LBS” adalah menambah efektifitas promosi dengan membuat spanduk,

billboard, yang jelas menunjukan lokasi perusahaan “LBS”. Sedangkan

pengembangan produk adalah strategi untuk meningkatkan penjualan dengan memodifikasi produk atau jasa yang sudah ada. Pengembangan produk yang dapat dilakukan oleh perusahaan “LBS” adalah dengan menghasilkan produk baru dengan rasa yang berbeda sehingga semakin banyak pilihan yang ditawarkan kepada konsumen sehingga konsumen puas. Matriks IE “LBS” dapat dilihat pada Gambar 12.

Gambar 12. Matris IE “Lapis Bogor Sangkuriang” Analisis Matriks SWOT

Matriks SWOT menggambarkan bagaimana manajemen dapat mencocokan peluang-peluang dan ancaman-ancaman eksternal yang dihadapi suatu perusahaan dengan kekuatan dan kelemahan internalnya. Tujuan dari tahap pencocokan (matriks SWOT) ini yaitu untuk menghasilkan alternatif strategi yang layak, bukan untuk memilih strategi yang terbaik. Empat strategi utama yang disarankan yaitu strategi SO (Strengths-Opportunities), WO (Weakness- Opportunities), ST (Strengths-Threats), dan WT (Weakness-Threats). Analisis ini menggunakan data yang telah diperoleh dari matriks EFE dan IFE diatas. Hasil analisis matriks SWOT “LBS” dapat dilihat pada Lampiran 7.

Berdasarkan analisis matriks SWOT tersebut, maka alternatif atau pilihan strategi yang dapat diberikan untuk pengembangan usaha “LBS” adalah sebagai berikut :

(1) Strategi S-O

Strategi S-O adalah strategi yang menggunakan kekuatan internal “LBS” untuk memanfaatkan peluang eksternal yang ada agar memperoleh keuntungan bagi “LBS”. Terdapat dua alternatif strategi yang dapat dilakukan pada strategi S-O yaitu :

a) Menjalin kerjasama dengan biro-biro perjalanan yang ada di Kota Bogor untuk meningkatkan pelanggan dari luar Kota Bogor

Strategi ini bertujuan untuk meningkatkan pelanggan yang datang dari luar Kota Bogor terutama di akhir pekan atau di hari libur, para wisatawan yang datang dari luar Kota Bogor diharapkan dapat singgah untuk membeli oleh-oleh berupa produk bolu “LBS”. Kondisi Kota Bogor yang merupakan salah satu kota tujuan wisata dan belanja ini diharapkan mampu membawa banyak para wisatawan. Selain itu lokasi “LBS” juga terletak dekat dengan berbagai objek wisata yang ada di Kota Bogor. Menjalin kerjasama dengan biro-biro perjalanan yang ada di Kota Bogor diharapkan dapat meningkatkan penjualan produk dan pendapatan perusahaan. Data biro perjalanan yang ada di Kota Bogor dapat dilihat pada Lampiran 1.

Total Nilai IFE Yang Diberi Bobot Kuat Rata-rata Lemah 4,0 3,0-4,0 3,0 2,0-2,99 2,0 1,0-1,99 1,0 T ot al N il a i E FE Y ang D iber i B obot Tinggi

3,0-4,0 3,0 (I) (II) (III)

Sedang

2,0-2,99 2,0 (IV) (VI)

Rendah

1,0-1,99 1,0 (VII) (VIII) (IX)

b) Mengoptimalkan saluran distribusi yang ada dalam penyampaian produk dari produsen ke konsumen

Perantara merupakan unsur yang penting dalam saluran distribusi, karena adanya perantara dalam saluran distribusi secara tidak langsung dapat memperkenalkan produk ke konsumen. Adapun perantara yang digunakan oleh pihak “LBS” dalam mendistribusikan produknya di sebut reseller. Dengan menggunakan reseller produk “LBS” tidak hanya dipasarkan di Kota Bogor saja, tetapi juga telah merambah ke daerah Kabupaten Bogor. Oleh karena itu, untuk mengoptimalkan saluran distribusi yang ada maka pihak “LBS” harus memelihara kerjasama yang terjalin baik dengan masing-masing reseller sehingga kondisi ini dapat berimplikasi terhadap meningkatnya tingkat penjualan bahkan pangsa pasar “LBS”. Selain itu, pihak “LBS” juga bisa menawarkan jasa delivery service atau layanan pesan antar agar konsumen semakin puas.

(2) Strategi W-O

Strategi W-O adalah strategi yang bertujuan untuk mengatasi kelemahan internal dengan memanfaatkan peluang eksternal yang dimiliki oleh perusahaan. Terdapat tiga alternatif strategi yang dapat dilakukan pada strategi W-O yaitu :

a) Meningkatkan jumlah peralatan untuk meningkatkan kapasitas produksi Peralatan merupakan salah satu bagian penting dalam proses produksi selain bahan baku. Peralatan yang modern akan memudahkan perusahaan dalam melakukan proses produksi. Dengan peralatan modern kuantitas produksi yang dihasilkan akan semakin banyak, selain itu juga waktu yang dibutuhkan akan semakin sedikit. Perusahaan “LBS” sudah memiliki peralatan yang modern akan tetapi jumlahnya masih terbatas. Peralatan yang ada dan kapasitas produksi yang sudah maksimum belum cukup untuk memenuhi permintaan konsumen yang begitu tinggi terhadap produk “LBS”. Oleh karena itu, perusahaan “LBS” perlu meningkatkan jumlah peralatan untuk meningkatkan kapasitas produksi agar dapat memenuhi permintaan konsumen.

b) Mengoptimalkan situs website untuk kegiatan promosi

Teknologi dapat sangat membantu dalam kegiatan promosi, menampung saran, informasi mengenai produk, dan lainnya. Perusahaan dapat membuat situs website resmi yang berisi informasi tentang perusahaan seperti sejarah perusahaan, alamat perusahaan, pengenalan produk perusahaan, dan lain-lain. Selain itu, situs website perusahaan juga bisa memberikan informasi mengenai perkembangan terbaru perusahaan “LBS” misalnya pemberitahuan produk baru perusahaan, informasi mengenai lokasi pameran yang akan dilakukan perusahaan, dan lain sebagainya. “LBS” sudah memiliki situs website, akan tetapi belum bisa dioptimalkan oleh perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan perlu mengoptimalkan situs website yang dimiliki untuk kegiatan promosi. c) Membuka outlet baru di daerah lain di Bogor

Strategi ini diharapkan menjadi salah satu solusi dari kelemahan lahan yang masih sewa, ada kemungkinan lahan yang ditempati oleh perusahaan “LBS” tidak disewakan kembali oleh pemilik lahan, jika hal itu terjadi maka pihak “LBS” harus pindah dari tempat tersebut. Pembukaan cabang

baru ini diharapkan mendapat tempat yang strategis yang terletak di tengah-tengah perkotaan Bogor. Strategi ini juga bertujuan untuk menangkap potensi pasar yang diperkirakan akan terus berkembang seiring peningkatan laju pertumbuhan masyarakat dan kebutuhan masyarakat akan konsumsi. Pendapatan “LBS” yang semakin meningkat dan dengan memanfaatkan pinjaman dari pemerintah atau lembaga keuangan diharapkan dapat memudahkan pihak “LBS” dalam membuka outlet baru di tempat yang strategis. lokasi yang bisa di jadikan outlet baru untuk “LBS” antara lain di daerah Taman Air Mancur Bogor karena berlokasi di tengah Kota Bogor, sekitar jalan Batutulis atau jalan Dreded karena lokasinya dekat dengan tempat wisata seperti Museum Batu Tulis dan kolam renang Jungle, selain itu “LBS” juga bisa membuka outlet di Cibinong untuk menjangkau konsumen dari Jakarta.

(3) Strategi S-T

Strategi S-T adalah strategi yang menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk menghindari atau mengurangi pengaruh dari ancaman eksternal perusahaan. Terdapat dua alternatif strategi yang dapat dilakukan pada strategi S-T yaitu:

a) Meningkatkan mutu produk dan pelayanan

Seiring dengan persaingan dalam industri makanan jadi yang semakin meningkat maka pihak “LBS” harus mampu mempertahankan pasar konsumen yang ada. Dalam kondisi seperti ini, pihak “LBS” harus mampu menjaga bahkan meningkatkan mutu produk yang dihasilkan, misalnya dengan melakukan pengawasan mutu produk dalam hal pemilihan bahan baku utama seperti tepung, sortasi produk, tekstur produk, penampilan fisik produk, rasa, bahkan aroma. Selain peningkatan mutu produk, pelayanan kepada pelanggan juga harus ditingkatkan sehingga loyalitas pelanggan terhadap produk “LBS” akan semakin meningkat. Loyalitas pelanggan terhadap suatu perusahaan sangatlah penting, tetapi untuk menjadikan konsumen loyal kepada perusahaan tidaklah mudah. Loyalitas konsumen tercipta tidak hanya tertuju pada rasa dan kualitas produk tetapi pelayanan yang memuasakan juga mempengaruhi loyalitas konsumen terhadap perusahaan. Oleh karena itu, pihak “LBS” perlu memberikan pelayanan yang terbaik kepada konsumen agar loyalitas terhadap perusahaan semakin meningkat.

b) Mengembangkan produk baru pada pasar konsumen yang sudah ada Dengan mengembangkan produk baru khususnya dari segi rasa, membuat konsumen memiliki lebih banyak pilihan dalam menentukan jenis produk yang sesuai dengan seleranya. Banyaknya variasi produk juga membuat konsumen tidak merasa jenuh dengan produk yang sudah ada misalnya rasa strawbery, durian, mocca, dan sebagainya. Oleh karena itu, dengan adanya variasi produk “LBS” yang semakin beragam maka diharapkan respon konsumen terhadap produk “LBS” semakin tinggi, serta dapat menjadi alternatif strategi bagi “LBS” dalam menghadapi persaingan dalam industri makanan jadi yang semakin ketat.

(4) Strategi W-T

Strategi W-T adalah strategi yang diarahkan pada pengurangan kelemahan internal dan menghindari ancapan eksternal. Terdapat satu

alternatif strategi yang dapat dilakukan pada strategi W-T yaitu meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Salah satu kunci keberhasilan sebuah perusahaan dalam menjalankan usahanya karena ditunjang oleh kualitas sumber daya manusia yang dimiliki. Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan salah satu aset perusahaan yang secara tidak langsung mendukung kelancaran usaha. Oleh karena itu, dalam upaya meningkatkan kualitas SDM, perusahaan dapat melakukan seleksi pada saat rekrutmen atau menempatkan karyawan sesuai dengan keterampilan yang dimiliki. Selain itu, perusahaan juga dapat menerapkan pelatihan terhadap karyawan baru.

Dokumen terkait