• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Hasil Penelitian

1. Analisis Struktural Novel Bumi Cinta

Pada novel Bumi Cinta karya Habiburrahman El Shirazy ini pembaca disuguhkan berbagai macam cerita. Mulai dari cerita keseharian Ayyas selama di Moskaw, cerita cinta, dari yang masuk akal sampai yang tidak masuk akal, sehingga membuat pembaca selalu ingin mengetahui bagaimana akhir ceritanya. Tokoh utama dalam novel ini sangat kuat penggambarannya. Dalam penceritaan novel Bumi Cinta ini dapat diambil keterkaitan antara tema, tokoh, alur, latar, bahasa, amanat dan sudut pandang yang membentuk keterpaduan isi cerita dalam novel. Alasan pemilihan tema, tokoh, alur, latar, bahasa, amanat dan sudut pandang untuk dianalisis pada novel Bumi Cinta karya Habiburrahman El Shirazy adalah bahwa pada novel ini penggambaran pada setiap tokoh dan isi dari novel ini memiliki sebuah kehidupan yang begitu luar biasa.

a. Tema

Tema adalah suatu gagasan atau ide yang mengilhami karya sastra. Secara garis besar tema dalam novel Bumi Cinta karya Habiburrahman El Shirazy adalah masalah hakiki manusia yaitu percintaan. Percintaan yang disampaikan bukan hanya cinta kepada sesama manusia tetapi juga cinta seseorang dengan Tuhan dan Rasul-Nya yang ditunjukkan dengan keimanan kepada Tuhan, dan sebaliknya cinta Tuhan kepada umat-Nya yang ditunjukkan dengan cobaan kepada hambanya serta petunjuk hidup berupa Al-Quran dan Sunnah Rasul. Novel Bumi Cinta, Habiburrahman El Shirazy menampilkan keteguhan iman tokoh-tokohnya dalam mengahadapi setiap cobaan kehidupan dan cobaan tentang kisah percintaan. Hal ini dapat dilihat dari kutipan sebagai berikut:

commit to user

“Ia merasa tidak punya benteng dan senjata apapun untuk menjaga

imannya, kecuali berdoa memohon kepada Allah, agar iman yang ada di dalam hatinya tidak tercabut dalam kondisi apa pun. Hanya Allahlah yang bisa menjaga imannya. Hanya Allahlah yang bisa menyelamatkannya dari segala fitnah dan tipu daya setan. Tak ada yang lebih dahsyat dari rukuk dan sujud kepada Allah Yang Maha Kuasa. Dan mohonlah pertolongan Allah dengan sabar dan shalat. Dan shalat itu sungguh berat kecuali bagi orang-orang yang khusyuk (QS. Al-Baqarah:

45).” (Bumi Cinta: 40)

“Dengan melanggengkan zikir sebagai pembuka kegiatan harian ia

berharap, Allah senantiasa menjaga jiwa, raga, akal, dan akhlaknya. Ia ingin selalu berasama Allah, ingin selalu mengingat Allah dan diingat Allah. Itulah kenapa setiap pagi ia tidak boleh melupakan empat hal tersebut, shalat, membaca Al-Quran, zikir dan membaca buku yang ditulis orang-orang saleh. “jika pagi datang, orang yang lalai akan berfikir apa yang harus dikerjakannya. Sedangkan orang yang berakal akan berfikir apa yang akan dilakukan Allah kepadanya.” Kata-kata Ibnu Athaillah itu sedemikian kuat tertanam dalam hatinya. (Bumi Cinta: 58)

“Ia merasa harus semakin merapat kepada Allah. Tak ada yang benar-benar mampu menyelamatkan imannya kecuali Allah. Moskwa bukan Madinah. Jika di Madinah aroma kesucian orang-orang saleh begitu terasa, di Moskwa yang ia rasakan adalah aroma perempuan cantik Rusia

seperti Yelena dan Anastasia Palazzo yang mengusik ketenangan jiwa.”

(Bumi Cinta: 94)

….Imam Hasan berpesan pada Ayyas, “Bertakwalah kepada Allah selama di Moskwa ini, Saudaraku. Berhati-hatilah ujian imannya di sini tidak ringan. Ini adalah Negara paling bebas di dunia. Kebebasan di

commit to user

Amerika maupun Belanda sekalipun, tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan Rusia ini…. (Bumi Cinta: 113)

Dari kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa tema utama novel Bumi Cinta karya Habiburrahman El Shirazy adalah cinta kepada Tuhan dan Rasul-Nya. Bahwa dalam Islam cinta yang sejati hanyalah cinta kepada Tuhan dan Rasulnya, bukan cinta sesama manusia.

Selain itu, terdapat sub tema lain, yaitu tentang nilai religius. Religius di sini merupakan landasan ilmu Islam yang berpijak pada keyakinan akan adanya Tuhan baik dilihat dari segi manapun. Semua yang dilakukan atau diperbuat adalah atas dasar adanya keyakinan akan kebesaran Tuhan yang menciptakan seluruh alam semesta ini dan segala isinya. Di dalam novel Bumi Cinta ini terdapat banyak nilai-nilai religius yang disampaikan atau pesan-pesan moral dalam lingkup agama islam. Hal ini dapat dilihat dari kutipan sebagai berikut:

...Sifatnya hampir sama, ramah dan murah hati. Ia bahkan merasa banyak belajar keikhalasan dan ketulusan dengan Mbok Jum. Saking ikhlasnya Mbok Jum lebih rela rugi daripada membuat orang lain tidak nyaman hatinya. (Bumi Cinta: 75)

“Ya. Di dalam Islam diajarkan, bahwa menyelamatkan satu nyawa anak

manusia itu sama saja dengan menyelamatkan nyawa seluruh umat manusia. Allahlah sendiri yang mengatakan hal itu di dalam kitab suci umat islam, yaitu Al-Quran. (Bumi Cinta: 227)

“Dalam pandangan agama saya, maaf, orang seperti Doktor justru

termasuk menyekutukan Allah, termasuk orang yang menghina Allah. Dalam ajaran yang saya yakini, tuhan itu hanya satu yaitu Allah. Dialah Tuhan Yang Maha Kuasa. Tuhan yang menciptakan langit dan bumi. Tuhan yang menciptakan manusia. Dialah tempat bergantung sesungguhnya. Dia tidak memiliki anak dan tidak diperanakkan. Dan

commit to user

tidak ada di jagad raya ini yang menyerupainya. Jika Doktor merasa kasian kepada saya, saya pun memiliki perasaan yang sama, saya merasa kasian kepada Doktor. (Bumi Cinta: 448)

“Islam memiliki solusi untuk masalahmu itu. Lelaki memang fitrahnya memerlukan perempuan dan sebaliknya. Dua makhluk Allah lain jenis itu memang diciptakan untuk bertemu dan hidup bersama dalam kasih sayang. Jalan paling suci bertemunya lelaki dan perempuan adalah

dengan menikah… (Bumi Cinta: 485)

“Maka kepada siapapun yang merasa pernah melakukan dosa, baik dosa kecil maupun dosa besar, juga kepada diri saya sendiri, saya wasiatkan untuk segera bertobat dengan sebenar-benar tobat. Dengan tobat dan kembali kepada Allah sepenuh jiwa dan raga, kita berharap Allah senantiasa menyelimuti kita dengan selimut rahmat dan kasih sayang-Nya. Amin.” (Bumi Cinta: 499)

….Bagi orang yang saling cinta-mencintai tidak ada yang lebih indah dari pernikahan suci di jalan yang diridhai Illahi. Demikian Rasulullah pernah menjelaskan dalam sebuha hadisnya. Pernikahan adalah jalan paling indah untuk ditempuh bagi lelaki dan perempuan yang saling mencintai. Itu adalah yang ditempuh oleh para Rasul dan para shalihin yang suci. (Bumi Cinta: 508)

b. Penokohan

Novel Bumi Cinta karya Habiburrahman El Shirazy mempunyai banyak tokoh dalam berperan. Tokoh-tokoh tersebut antara lain adalah Muhammad Ayyas, Yelena, Linor/ Sofia, Anastasia Palazzo, Devid, Profesor Abraham Tomskii, Pak Joko Santoso, supir taksi, Bibi Margareta, Imam Hasan Sadulayev, Pak Akmal, Kiai Lukman, Aminet, Sergei Godotov, Bibi Parlova, Boris Melnikov, Dokter Tatiana, Bibi Krupina, Madame Ekaterina, Olga

commit to user

Nikolayenko, Pak Ismet, Bu Febriana, Polisi, Viktor Murasov, Majidov, Fatheya, Omarov, Alyev, Shamil, Sarah, Tuan Yunus, Madame Yasmin, Bapak Duta Besar, dan Ibu setengah baya.

Tokoh dan penokohan menurut kadar keutamaan tokoh-tokohnya dapat dikategorikan yaitu tokoh utama dan tokoh tambahan. Namun di sini hanya akan mendeskripsikan tokoh yang memiliki peran penting dalam cerita yaitu tokoh utama dan tokoh tambahan yang mempunyai peran penting dalam jalannya cerita.

1) Muhammad Ayyas

Berdasarkan keutamaan tokohnya Muhammad Ayyas merupakan tokoh utama yang protagonis. Dari fisik Muhammad Ayyas adalah sosok yang berbadan kurus:

“Yas, kamu membuat aku pangling. Sudah Sembilan tahun kita tidak bertemu. Kamu sekarang jauh lebih gagah dan lebih ganteng dari Ayyas

saat SMP dulu,” kata pemuda berkaca mata. (Bumi Cinta: 11)

Bel berbunyi lagi. Yelena yakin kali ini pasti Ayyas. Tak lama kemudian pintu terbuka. Dan benar, Ayyas. Ayyas Nampak menggil kedinginan. Pemuda bertubuh agak kurus itu melepas sepatunya lalu masuk ke ruang tamu. Ia kaget bukan main ketika melihat Yelena duduk di ruang tamu dengan pakaian yang tidak genap menutup aurat. Ia langsung menundukkan pandangannya. Ia merasa ruangan itu penuh sesak oleh setan bertepuk tangan menyambutnya. (Bumi Cinta: 90)

Kalau ia tertarik pada Ayyas, apa menariknya pemuda kurus itu? (Bumi Cinta: 136)

Sosok Muhammad Ayyas adalah seorang yang religius, dia takut dengan Allah dan juga sangat mencintai Al-Quran. Hal ini dapat dilihat dari kutipan sebagai berikut:

commit to user

Pagi itu adalah Subuh ketiga Ayyas di Moskwa. Ia merasa tubuhnya sudah benar-benar bugar. Selesai shalat Subuh, seperti biasa, ia membaca Al-Quran, zikir ma‟tsurat pagi, dan membaca kitab Mudzakarat fi Manazil Ash-Shiddiqin wa Ar-Rabbaniyyin, yang merupakan penjelas dari kalimat-kalimat penuh cahaya dari Ibnu Athaillah As Sakandary. Ia merasa shalat, membaca Al-Quran, zikir dan membaca buku adalah nutrisi jiwanya yang harus ia jaga betul-betul. Ia tidak mau sedikitpun meninggalkan kebiasaannya wiridan dan berzikir kepada Allah. Ia ingat betul kata-kata Ibnu Athaillah, “Tidak ada yang meninggalkan wirid kecuali orang bodoh.” (Bumi Cinta: 58)

Waktu shalat Zuhur hamper habis dan Ayyas belum juga menemukan tempat untuk shalat. Ia tahu, mencari masjid di Moskwa tidak semudah mencari masjid di Jakarta atau New Delhi India. Dari data yang ia punya, hanya ada lima masjid di Moskwa, yang kalau ia mengejar untuk shalat di salah satunya, maka waktu shalat Zuhur sudah habis. Akhirnya ia nekat, ia masuk stasiun Universitet dan mencari sudut untuk bisa sujud kepada Allah Azza Wa Jalla. (Bumi Cinta: 84)

Pagi itu Ayyas shalat Subuh pukul sembilan. Hal yang belum pernah terjadi selama hidupnya. Baru pagi itu ia kebobolan. Ia merasa shalat dan ibadahnya selama ini seolah tidak ada maknanya. Ia benar-benar menyesal sampai relung hati paling dalam. (Bumi Cinta: 188)

Ayyas terus membaca Al-Quran. Salju tidak turun, tapi udara di luar sangat dingin. Ayyas menyatu bersama ayat-ayat yang ia baca. Di tengah usahanya untuk terus menyatu dengan isi ayat yang ia baca, telinga mendengar pintu kamarnya diketuk lirih. Ia tetap membaca dengan suara lirih, pintu pintu kamarnya kembali diketuk, kali ini agak keras dan suara seorang perempuan memanggil namanya. Itu suara Linor. Ia bertanya dalam hati... (Bumi Cinta: 220-221)

commit to user

Ia melihat jam. Ia beristighfar. Waktu untuk melaksanakan shalat Subuh tinggal seperempat jam saja. Jika tidak cepat-cepat ia bisa kehilangan waktu yang penuh barakah itu. Tadi malam, ia akhirnya baru bisa tidur menjelang pukul tiga dini hari. Ia merasa Allah menolongnya dengan tetap bisa bangun dan masih bisa mengerjakan shalat Subuh tepat pada waktunya, meskipun kali ini tidak di awal waktu. Usai shalat Subuh, ia membaca Al-Quran, zikir pagi, dan kali ini membaca kitab kecil tipis

berjudul “Nahwal Ma‟aali” yang ditulis dengan bahasa yang indah oleh

Syaikh Muhammad Ahmad Al Rasyid… (Bumi Cinta: 324)

Di Moskwa Ayyas juga dikenal sebagai mahasiswa yang sedang melakukan penelitian untuk Tesisnya secara langsung. Hal ini dapat dilihat dalam kutipan sebagai berikut:

“Tidak. Hanya penelitian untuk tesis magisterku. Aku harus menemui salah seorang Profesor sejarah di Universitas Moskwa.” (Bumi Cinta:

53)

“Bagus. Profesor Najmuddin sudah banyak cerita tentang kamu. Jadi

kamu sedang nulis tentang Sejarah Islam di Rusia, fokus pada kehidupan Umat Islam di Rusia di Masa Pemerintahan Stalin?” (Bumi Cinta: 77)

“Jadi kau akan menulis tesis tentang sejarah modern. Kau mau menulis

tesis tentang Sejarah Islam di Rusia atau dulunya Uni Soviet, fokus pada Kehidupan Umat Islam Rusia di Masa Pemerintahan Stalin. Benar?”

Tanya Anastasia Palazzo setelah Ayyas duduk. (Bumi Cinta: 102)

“Sejarah Islam Modern terlalu luas, Rusia Modern juga luas. Saya ingin lebih spesifik, yaitu kajian Sejarah Islam Modern di Rusia Modern.”

commit to user

“Terus sekarang sedang menyelesaikan master bidang sejarah. Kamu ke Moskwa ini dalam rangka penelitian untuk tesismu?”

“Benar, Imam.” “Tentang apa?”

“Sejarah Islam di Rusia, fokus pada Kehidupan Umat Islam Rusia di Masa Pemerintahan Stalin?” (Bumi Cinta: 109)

Ayyas juga sosok yang berpendidikan baik dalam sekolahnya maupun dalam keseharinnya di masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari kutipan sebagai berikut:

“Jadi setelah lulus SMP itu kamu ke pesantren ya Yas?” Tanya Devid. Ia

samasekali tidak menggubris umpatan sopir Rusia itu.

“Iya. Ke Pasuruan. Kelas tiga Aliyah aku pindah ke Pesantren Kajoran

Magelang yang diasuh Kiai Lukman Hakim.” “Terus, begitu lulus kamu langsung ke Saudi?” “Tidak.”

“Lho katanya kuliah di Madinah.”

“Iya setelah lulus pesantren aku sempat kuliah di IAIN Jakarta, sambil

memasukkan berkas ke Madinah. Coba-coba saja. E, ternyata diterima.

Jadi ya sempat di Jakarta satu tahun.” (Bumi Cinta: 16)

“Oh ya Yas, kau belum cerita bagaimana bisa kuliah di Madinah? Bagaimana si bandit kecil itu bisa kuliah di Madinah?!”

“Awalnya kan, ada seorang ulama dari Saudi yang dibawa oleh dosenku ke Grabag, Magelang. Dosenku itu aslinya Grabag, Magelang. Orangtuanya punya pesantren kecil di sana. Lha aku diminta untuk menemani. Alhamdulillah, selama di pesantren kan setiap pakai bahasa Arab, jadi aku cukup lancar berkomunikasi dengan ulama itu. Suatu pagi, aku dipanggil sama ulama itu, diajak ngobrol.ia bicara banyak hal, ini dan itu, dalam bahasa Arab. Aku jawab santai saja. Di akhir ngobrol itu dia memberi formulir untuk aku isi. Ternyata formulir pendaftaran

commit to user

Universitas Islam Madinah. Katanya, dia akan coba memasukannya ke Madinah. Ya berarti kan coba-coba. Ya aku isi saja, aku coba. Terus formulir dibawa sama ulama itu. Dan tahun berikutnya aku dapat panggilan. Aku diterima. Ternyata ulama itu seorang dosen di sana.

Begitu ceritanya.” (Bumi Cinta: 20-21)

Ayyas juga mempunyai keteguhan hati atau pendirian yang kuat pada ajaran agamanya, walaupun banyak yang meremehkan imannya. Hal ini dapat dilihat dari kutipan sebagai berikut:

“Kau tahu Yas, sopir tua ini menawari kita cewek Rusia?” kata Devid

pada Ayyas.

“Ya aku tahu .” “Kau mau?”

“Gila kau Dev! Itu zina! Haram!” (Bumi Cinta: 25)

“Kau boleh mengatakan apa saja, sesukamu.tuhan tetap ada. Meskipun

seluruh penduduk bumi ini mengatakan dan mempercayai Tuhan tidak ada, tetap saja Tuhan itu ada. Tuhan sudah ada sebelum alam semesta, termasuk dunia seisinya dan manusia ada. Sebab Tuhan itu termasuk

kebenaran ponsulat.” (Bumi Cinta: 52)

“Kalau Tuhan berkehendak apa pun bisa terjadi!” Sahut Ayyas.

“Ini bukan kehendak Tuhan, ini keajaiban alam.” Sanggah Yelena

dengan mata tetap berbinar.

“Segala keajaiban itu terjadi karena kehendak Tuhan.” (Bumi Cinta: 62)

“Bagiku agama yang aku yakini adalah sumber utama kesehatan otak,

jiwa dan batinku. Agama bukan racun. Justru agama yang benar adalah penawar segala racun yang mengotori otak dan jiwa manusia. Kita cukupkan sampai di sini dulu Yelena. Biarlah sejarah yang menilai

commit to user

keduanya berpisah di dalam stasiun Smolenskaya. Ayyas menuju MGU, sementara Yelena menuju Lyublino. (Bumi Cinta: 100)

“Mungkin lebih baik saya berkorban materi. Menyewa tempat lain yang lebih aman, daripada iman dan Islam saya berantakan karena tidak kuat

menghadapi ujian perempuan.” Kata Ayyas tegas. (Bumi Cinta: 142) “Saya pun sangat meyakini ajaran agama yang saya peluk. Saya akan

mempertaruhkan apa saja yang saya miliki untuk mempertahankan keyakinan saya, termasuk nyawa saya. Sungguh saya rela kalau sampai saya harus kehilangan nyawa saya demi mempertahankan keyakinan Tauhid yang ada di hati saya. Karena itu sebaiknya kita saling menghormati. Bagimu agamamu dan bagiku agamaku.” (Bumi Cinta:

448)

Ayyas juga merupakan sosok yang pandai dan cerdas dalam kesehariannya. Dan Ayyas juga suka membaca buku-buku pengetahuan. Hal ini dapat dilihat dari kutipan sebagai berikut:

“Apa itu kebenaran ponsulat, aku tidak mengerti?” Tanya Yalena penuh penasaran.

“Menurut Immanuel Kant, kebenaran adanya Tuhan adalah kebenaran ponsulat. Yaitu kebenaran

tertinggi dalam tingkatan kebenaran. Kebenaran tak terbantahkan. Kebenaran yang berada di luar jangkauan indera, akal dan ilmu pengetahuan. Itulah yang disebut ponsulat, yaitu dalil teoretis yang berada di luar jangkauan pembuktian teoretis. Ah Yelena, kau ini mau mengajak aku makan atau mau diskusi. Kalau mau diskusi boleh saja, tapi sebaiknya kita cari waktu yang lebih tepat. Jujur saya perlu

istirahat.” Jawab Ayyas serius, dengan mimic muka yang serius pula.

commit to user

Semua keterangan dalam stasiun itu ditulis dengan abjad Cyrilic, tidak dalam abjad latin. Orang tidak tahu cara membacanya pasti bingung dan mudah tersesat. Ayyas sudah belajar cukup banyak bahasa Rusia sejak kuliah di Madinah, membaca abjad Cyrilic biasa ia atasi. Tapi dengan adanya Yelena perjalanan lebih lancar, dan rasa gugupnya sebagai orang asing yang pertama kali ke Moskaw sedikit hilang. (Bumi Cinta: 67)

Ayyas mengambil buku berjudul Seeing Islam as Other Saw It. Ia duduk di sofa. Ia mulai membaca buku pertama. Beberapa halaman ia baca cukup menarik. Buku itu menjelaskan mengenai pandangan orang-orang non Muslim terhadap Islam awal. Menjelaskan pandangan bangsa-bangsa yang ditaklukkan oleh Islam. Ada yang suka, ada yang tidak suka. Ada yang sangat memusuhi dan ada yang biasa-biasa saja. Yang jelas buku itu ditulis bukan oleh orang Islam. Tetapi Ayyas merasa ada baiknya membaca buku itu, untuk mengetahui apa pandangan penulisnya terhadap agama yang dipeluknya dan dipeluk oleh kebanyakan orang Indonesia. (Bumi Cinta: 71-72)

“Hari ini aku jadi pembicara seminar di Fakultas Kedokteran MGU. Bagaimana kalau sekali-kali kalian ikut seminar. Ini seminarnya agak

menarik, temanya, „Tuhan Bagi Manusia di Era Modern.‟ Ya paling tidak

melihat aku jadi pembicara berdampingan dengan para doktor dan

professor. Bagaimana?” (Bumi Cinta: 292)

“Seandainya saya diberi waktu satu hari penuh untuk memaparkan bukti

ilmiah keaslian Al-Quran sebagai firman Tuhan, pastilah satu hari penuh itu tidak akan cukup. Ratusan ribu buku telah menulis bukti ilmiah itu. Setiap saat para ilmuwan telah menemukan bukti baru yang ilmiah tentang kemukjizatan Al-Quran.

“Baiklah, di waktu yang singkat ini, akan saya gunakan bercerita singkat

commit to user

yang tidak ada keraguan sedikit pun di dalamnya. Saya akan bercerita tentang tiga ilmuwan terkemuka di zamannya yang telah membuktikan Al-Quran sebagai kalam Tuhan yang tidak terbantahkan. (Bumi Cinta: 433)

Ayyas merupakan sosok yang baik dan bisa dipercaya membantu dalam memberikan solusi setiap masalah orang lain dan juga membantu dalam segala hal yang meurutnya itu baik untuk dirinya dan ajaran agamanya (Islam). Baik saat memberikan saran dan pendapatnya. Dan Ayyas pun sangat dipercaya oleh orang disekitarnya. Hal ini dapat dilihat dari kutipan sebagai berikut:

Ayyas membantu Anastasia dalam memecahkan masalah yang dihadapinya dan Anastasia sangat percaya pada Ayyas:

“Aku sendiri tidak tahu kenapa aku harus memilihmu untuk

mendengarkan ceritaku. Yang jelas aku sangat percaya padamu. Bahwa kamu bisa menjaga apa yang harus dijaga. Dan aku percaya kamu bisa

memberi pendapat, jika merasa kamu perlu memberi pendapat.” (Bumi

Cinta: 280)

“Menurutku masalah Doktor sangat remeh, bukan masalah besar?” “Masalah yang remeh? Apa maksudmu?”

“Doktor hanya perlu menikah segera dengan lelaki yang Doktor pilih,

maka masalah Doktor selesai. Ibunda Doktor tidak akan meminta hal yang macam-macam dan si Boris Melnikov dan keluarganya juga tidak akan macam-macam. Ibunda Doktor meminta Doktor menikah dengan A atau B atau C, itu karena melihat Doktor tidak juga menikah, dan belum

memiliki pilihan yang jelas. Itu masalahnya.” (Bumi Cinta: 281)

Ayyas membantu Yelena dalam memecahkan masalah dan memberikan pendapatnya:

commit to user

Menurutku, Yelena bisa hidup baru dengan suasana yang samasekali baru, di tempat yang samasekali baru. Carilah tempat baru yang paling

aman di Rusia ini. Ini pendapatku.” Ayyas memberi masukin. (Bumi Cinta: 285)

Ayyas juga membantu Devid dalam memecahkan masalah dan memberikan pendapatnya atau saran untuk Devid:

“Saat segala keinginan nafsu aku penuhi, jiwaku merasa semakin kering. Aku harus bagaimana Yas?” Keluh Devid.

“Kau bukan orang bodoh Dev. Kau tahu apa yang harus kau lakukan. Kau juga apa yang menjadi sebab tenteramnya jiwamu. Apa aku harus menceramahimu? Tanyakan pada nuranimu paling dalam, kau akan

mendapatkan jawaban dari kebutuhan jiwamu sekarang.” (Bumi Cinta:

481)

“Tinggalah di sini sementara waktu selama kau merasa perlu. Kau tidak perlu belajar. Kau dulu pernah belajar membaca Al-Quran dan shalat. Kau hanya perlu membuka kembali ingatanmu yang tertutupioleh

Dokumen terkait