• Tidak ada hasil yang ditemukan

4.3 Kondisi Lokasi Penelitian

5.1.5 Analisis SWOT

Analisis SWOT digunakan untuk membahas lebih rinci mengenai permasalahan yang dihadapi dalam wilayah industri baik faktor internal maupun faktor eksternal. Faktor internal mencakup kekuatan (Strength) dan kelemahan (weakness) sedangkan faktor eksternal mencakup peluang (opportunity) dan ancaman (threat). Keempat faktor tersebut mencakup situasi dan kondisi yang dimiliki atau dihadapi oleh kedua wilayah industri tersebut. Analisis ini dimulai dengan mengidentifikasi keempat faktor tersebut yang selanjutnya dinilai berdasarkan tingkat kepentingannya untuk

1. Identifikasi faktor internal dan eksternal

a. kekuatan mencakup situasi atau kondisi yang merupakan kekuatan lokasi industri dan RTH di dalamnya, antaralain:

1. kedua industri memiliki Sumber Daya Alam (SDA) dengan kondisi yang cukup baik. Dilihat dari kondisi lahan yang berada pada topografi datar dengan jenis tanah yang cukup baik untuk beberapa jenis tanaman. Selain itu didukung juga dengan iklim yang baik dan ketersediaan air yang cukup.

2. perhatian masyarakat terhadap lingkungan karena sebagian masyarakat menginginkan kondisi lingkungan yang nyaman.

3. industri memiliki peran penting terutama dalam perekonomian masyarakat. Meskipun industri memberikan pencemaran yang mengganggu kenyamanan masyarakat, akan tetapi masyarakat sangat membutuhkan adanya kedua industri ini terutama karena industri merupakan mata pencaharian utama masyarakat disini.

b. kelemahan mencakup situasi atau kondisi yang merupakan kelemahan yang dimiliki lokasi industri dan RTH di dalamnya, antaralain:

1. terbatasnya lahan kosong karena semua lahan sudah terisi yang sebagian besar adalah untuk industri dan permukiman. Sisanya adalah lahan-lahan untuk RTH berupa sawah, pekarangan, dan pemakaman.

Sedangkan untuk pembangunan dan penyediaan atau penambahan RTH sudah tidak memungkinkan lagi karena tidak adanya lahan yang cukup. 2. dominasi bangunan untuk industri dan permukiman berpengaruh

terhadap kondisi lingkungan yang menyebabkan kondisi padat dan panas.

3. adanya pencemaran yang ditimbulkan oleh kegiatan industri cukup berpengaruh pada kondisi lingkungan. Pencemaran yang berasal dari industri ini merupakan salah satu faktor yang mampu mengganggu kenyamanan masyarakat.

4. kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai ruang terbuka hijau meskipun masyarakat cukup banyak yang mengetahui tentang pentingnya tanaman dalam suatu lahan yang luas. Tetapi sampai saat ini masyarakat tidak banyak mengetahu istilah RTH, jenis, maupun manfaatnya.

c. peluang mencakup situasi atau kondisi yang merupakan peluang dari luar lokasi industri yang dapat mengembangkan kondisi lokasi industri dan RTH di dalamnya, antaralain:

1. meningkatnya perhatian pemerintah terhadap kondisi RTH dapat dijadikan sebagai dukungan untuk menjadikan RTH sebagai alat yang mampu meningkatkan atau memperbaiki kualitas lingkungan terutama pada area industri.

2. peraturan pemerintah yang membatasi perluasan lahan untuk bangunan industri dapat mengendalikan kepadatan bangunan industri dan meminimalkan turunnya kualitas lingkungan.

d. ancaman mencakup situasi atau kondisi yang merupakan ancaman dari luar lokasi industri yang dapat mengancam kondisi lokasi industri dan RTH di dalamnya, antaralain;

1. bertambahnya penduduk yang membutuhkan lahan untuk tempat tinggal. Hal ini merupakan kondisi yang sangat memungkinkan dan tidak mudah untuk dikendalikan. Masyarakat yang membutuhkan tempat tinggal tidak hanya dari area industri itu sendiri tetapi juga masyarakat dari luar area industri.

2. meningkatnya kebutuhan masyarakat terutama dalam aspek perekonomian. Dengan bertambahnya jumlah penduduk maka kebutuhan juga semakin meningkat terutama kebutuhan pokok berupa sandang, pangan, dan tempat tinggal. Semua kebutuhan masyarakat tersebut merupakan faktor yang berada pada lingkup aspek perekonomian. Salah satu untuk memenuhi kebutuhan tersebut adalah dengan penambahan lapangan pekerjaan atau meningkatkan fasilitas perekonomian lainnya.

3. masyarakat yang peduli terhadap kondisi lingkungan dan RTH semakin berkurang. Meskipun masyarakat mengetahui pentingnya kondisi lingkungan yang sehat terutama RTH di dalamnya, tetapi masyarakat juga memiliki kepentingan lainnya salah satunya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Misalnya masyarakat membangun lahan pesawahan untuk permukiman, menjual pada industri, atau tidak cukup waktu sehingga lingkungan terabaikan.

2. Penilaian faktor internal dan eksternal

Setelah mendapatkan faktor-faktor eksternal dan internal pada tahap awal selanjutnya dilakukan tahapan selanjutnya yaitu proses penilaian. Penilaian faktor internal dan eksternal dimulai dengan melakukan pembobotan pada masing-masing faktor yaitu dengan memberikan nilai antara 1,0 sampai 0,0. Nilai pembobotan ditentukan dengan perhitungan nilai berdasarkan tingkat kepentingan masing-masing faktor. Penentuan tingkat kepentingan masing-masing faktor ini disesuaikan dengan hasil pengamatan pada lapang dan didukung oleh hasil wawancara dengan masyarakat (Tabel 26 dan 27).

Tabel 26.Penilaian Tingkat Kepentingan Faktor Internal

Faktor internal Simbol Tingkat kepentingan

Kekuatan

Kondisi SDA cukup baik

Perhatian masyarakat pada lingkungan Keuntungan dari industri

S1 Cukup penting S2 Cukup penting S3 Penting Kelemahan Keterbatasan lahan Dominasi bangunan

Pencemaran dan polusi dari industri Minimnya pengetahuan tentang RTH

W1 Sangat penting

W2 Penting W3 Penting

W4 Cukup penting

Tabel 27. Penilaian Tingkat Kepentingan Faktor Eksternal

Faktor eksternal Simbol Tingkat kepentingan

Peluang

Perhatian pemerintah terhadap RTH Pembatasan perluasan lahan industri

O1 Penting

O2 Cukup penting

Ancaman meningkatnya jumlah penduduk

meningkatnya kebutuhan tempat tinggal meningkatnya kebutuhan perekonomian

T1 Sangat penting

T2 Penting

T3 Cukup penting

Total

Selanjutnya masing-masing faktor diberikan penilaian yang menunjukkan besarnya keterkaiatan atau pengaruhnya. Penilainnya dilakukan dengan memberikan nilai 4 untuk pengaruh sangat penting, 3 untuk pengaruh penting, 2 untuk pengaruh cukup penting, dan 1 untuk pengaruh kurang penting. Penilaian ini disajikan dalam bentuk tabel yang mencakup penilaian yang hasil akhirnya adalah bobot keseluruhan tiap faktor. Total dari keseluruhan bobot pada masing-masing faktor harus bernilai 1,0 untuk mengetahui faktor mana yang paling dominan (Tabel 28 dan 29).

Tabel 28. Penentuan Nilai Bobot Faktor Internal Faktor x

Faktor y S1 S2 S3 W1 W2 W3 W4 Total Bobot

S1 2 3 4 3 3 2 17 0,19 S2 2 3 4 3 3 2 17 0,19 S3 1 1 4 2 2 1 11 0,12 W1 1 1 1 1 1 1 6 0,07 W2 1 1 2 4 2 1 11 0,12 W3 1 1 2 4 2 1 11 0,12 W4 2 2 3 4 3 3 17 0,19 Total 90 1,00

Tabel 29. Penentuan Nilai Bobot Faktor Eksternal Faktor x

Faktor y O1 O2 T1 T2 T3 Total Bobot

O1 1 4 2 1 8 0,18 O2 3 4 3 2 12 0,27 T1 1 1 1 1 4 0,10 T2 2 1 4 1 8 0,18 T3 3 2 4 3 12 0,27 Total 44 1,00

Setelah didapatkan bobot masing-masing faktor selanjutnya diberikan rating pada masing-masing faktor yaitu 4 (sangat penting), 3 (penting), 2 (sedang),

dan 1(kurang). Berdasarkan bobot dan rating yang sudah didapatkan selanjutnya dilakukan perhitungan skor masing-masing faktor dengan mengalikan bobot dan rating (Tabel 30 dan 31).

Tabel 30. Penilaian Faktor Internal di Area Iindustri PT. Djarum dan PT. Polytron

Faktor internal Bobot Rating Skor

Kekuatan

Kondisi SDA cukup baik

Perhatian masyarakat pada lingkungan Keuntungan dari industri

0,19 2,00 0,38 0,19 2,00 0,38 0,12 3,00 0,36 Kelemahan Keterbatasan lahan Dominasi bangunan

Pencemaran dan polusi dari industri Minimnya pengetahuan tentang RTH

0,07 4,00 0,28 0,12 3,00 0,36 0,12 3,00 0,36 0,19 2,00 0,38

Total 1,00 24,00 2,50

Tabel 31. Penilaian Faktor Eksternal di Area Industri PT. Djarum dan PT. Polytron

Faktor eksternal Bobot Rating Skor

Peluang

Perhatian pemerintah terhadap RTH Pembatasan perluasan lahan industri

0,18 3,00 0,54

0,27 2,00 0,54

Ancaman

meningkatnya jumlah penduduk

meningkatnya kebutuhan tempat tinggal meningkatnya kebutuhan perekonomian

0,10 4,00 0,40

0,18 3,00 0,54

0,27 2,00 0,54

Total 1,00 16,00 2,56

Berdasarkan hasil penilaian kedua faktor dapat dilihat skor akhir pada penilaian faktor internal sebesar 2,50 dan skor akhir pada faktor eksternal sebesar 2,56. Berdasarkan tingkat kepentingannya nilai 2,5 ke atas memiliki nilai yang cukup penting atau cukup berpengaruh yang artinya hasil penilaian kedua faktor ini menunjukkan faktor-faktor tersebut cukup penting untuk diperhatikan dalam penentuan strategi selanjutnya. Setelah hasil penilaian didapatkan selanjutnya dibuat matrik internal-eksternal (IE Matrik) untuk melihat strategi atau alternatif yang sesuai. Pada matrik ini faktor internal terletak pada sumbu x dan faktor eksternal pada sumbu y dengan melihat berdasarkan hasil penilaian sebelumnya (Gambar 38).

I II III

IV V VI

VII VIII IX

Gambar 38. Matrik Internal-Eksternal

Dari matrik tersebut hasil penilaian faktor strategi internal-eksternal berada pada kuadran V yang artinya area industri ini berada pada posisi pertumbuhan. Pada posisi ini kedua area industri harus mampu memanfaatkan serta mengembangkan semua faktor yang membangun dan meminimalkan faktor yang dapat mengancam. Untuk lebih jelasnya strategi yang akan ditempuh dapat dilihat pada penenteuan strategi dengan matrik SWOT.

3. Matrik SWOT

Tahap yang terakhir dalam analisis SWOT adalah penetuan strategi menggunakan matrik SWOT (Tabel 32). Pada matrik SWOT ini data yang digunakan mengacupada penilaian sebelumnya dengan memadukan antara faktor internal-eksternal untuk menentukan alternatif strategi yang saling mendukung.

Berdasarkan semua tahap anlisis SWOT tersebut alternatif strategi yang dirumuskan untuk kedua area industri antara lain:

1. mempertahankan dan mengembangkan industri tanpa perluasan lahan industri. 2. pemanfaatan SDA dengan tetap menjaga kondisi lingkungan.

3. peningkatan fungsi RTH untuk perbaikan lingkungan

.

4. pemanfaatan SDA untuk menambah pemasukan ekonomi.

5. peningkatan variasi tanaman RTH yang tahan dan mampu mengurangi bahan pencemar.

6. pengenalan RTH pada masyarakat terutama pada area industri oleh pemerintah. 7. mengembangkan bangunan permukiman vetikal.

Kuat Rata-Rata Lemah 4,0 3,0 2,0 1,0 Tinggi 3,0 Menengah 2,0 Rendah 1,0

TOTAL SKOR FAKTOR STRATEGI INTERNAL

TOTA L F AKT OR SKOR FAK T OR STRAT E GI EK ST ERNAL

8. menambah variasi tanaman vertikal yang mampu mengimbangi padatnya bangunan.

Alternatif strategi ini dirumuskan untuk mempertahankan dan mengembangkan area industri dengan mempertahankan kegiatan industri didalamnya dengan tetap melindungi kualitas lingkungan. Sehingga dengan ini masyarakat dengan pemanfaatan industri dan SDA yang dimiliki tetap mampu mempertahankan kondisi perekonomian. Selain itu masyarakat tetap dapat merasa nyaman pada lingkungan tempat mereka tinggal dan beraktivitas sehari-hari.

5.2 Evaluasi

Dokumen terkait