• Tidak ada hasil yang ditemukan

4.3 Kondisi Lokasi Penelitian

5.4.2 Rekomendasi khusus

Permasalahan yang dihadapi saat ini pada kedua area industri adalah penurunan kualitas lingkungan, sehingga kondisi lingkungan saat ini kurang nyaman. Salah satu cara untuk meningkatkan atau memperbaiki kualitas lingkungan adalah dengan pengadaan RTH pada KPI tersebut. Saat ini RTH yang ada sebenarnya sudah mencukupi dilihat dari luasannya akan tetapi RTH yang ada belum berfungsi maksimal oleh karena itu perlu dilakukan beberapa perbaikan atau peningkatan kualitas dari RTH yang ada. Beberapa alternatif perbaikan RTH yang diusulkan antara lain:

1. Meningkatkan jenis tanaman yang tahan dan mampu mengurangi dampak dari industri.

Secara umum dampak yang paling besar dari kedua industri tersebut adalah bising, panas, dan padat. Hal ini terutama dirasakan oleh masyarakat yang tinggal dekat dengan pabrik. Oleh karena itu sangat diperlukan tanaman yang tahan dan juga mampu mereduksi dampak dari industri yang bisa diterapkan di setiap ruang dalam KPI kedua industri tersebut. Hal ni terutama sangat dibutuhkan di dalam area permukiman yang terdapat aktivitas masyarakat di dalamnya. Pada permukiman penanaman berbagai jenis tanaman dapat diterapkan di pekarangan (R7) dengan penanaman yang lebih bervariasi. Selain penggunaan tanaman eksisting dapat juga dilakukan penambahan atau penggantian tanaman lain yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan lingkungan saat ini. Ada beberapa jenis pohon yang bisa mengurangi polusi udara sekitar 47 – 69% yaitu pohon felicium (Filicium decipiens), mahoni (Swietenia mahagoni), kenari (Canarium commune), salam (Syzygium polyanthum), dan antinganting (Elaeocarpus grandiforus). Selain tanaman pohon, juga bisa digunakan tanaman jenis perdu atau semak yang mampu mengurangi polusi udara antara lain puring (Codiaeum variegiatum), werkisiana, nusa indah (Mussaenda sp), soka (Ixora javanica), dan kembang sepatu (Hibiscus rosasinensis).

2. Meningkatkan fungsi tanaman pembatas antar ruang.

Tanaman pembatas antara ruang yang satu dengan yang lainnya sangat diperlukan untuk mengurangi atau menghambat pengaruh yang berbeda dari

fungsi ruang lainnya. Dalam KPI Bakalan Krapyak Tanaman pembatas terutama sangat diperlukan untuk membatasi industri dengan permukiman karena keduanya berdampingan sangat dekat (R5). Tanaman pembatas ini akan lebih baik jika jenis tanamannya berupa pohon yang rindang dengan ketebalan atau kerapatan tertentu (Gambar 43). Selain membatasi industri dan permukiman, tanaman pembatas juga diperlukan untuk membatasi ruang-ruang lain seperti sawah dengan permukiman ataupun sawah dengan industri (R3 dan R4).

Gambar 43. Ilustrasi Tanaman Pembatas di Permukiman

3. Meningkatkan penghijauan di dalam pabrik

Kedua industri ini lebih didominasi oleh bangunan pabrik dan perkerasan. Tetapi pada ruang industri tetap harus terdapat hijauan di dalamnya karena dengan adanya vegetasi di dalamnya maka dampak yang diterima oleh lingkungan sekitarnya dapat berkurang. Selain itu vegetasi dalam industri sangat dibutuhkan untuk mengurangi kondisi yang panas dan padat. Penghijauan pada kedua industri ini bisa diterapkan dengan memanfaatkan ruang-ruang baik berupa perkerasan maupun bukan perkerasan tetapi jarang terdapat aktivitas di dalamnya (R8). Atau jika sudah benar-benar tidak terdapat ruang kosong lagi penanaman bisa dilakukan pada bangunan dengan menerapkan penanaman vertikal atau taman atap (Gambar 44).

Gambar 44. Ilustrasi Penerapan PenghijauanDalam Pabrik

4. Meningkatkan Fungsi Tanaman Jenis Pepohonan.

Tanaman jenis pohon yang ada di kedua lokasi industri semakin berkurang. Fungsi pohon sangat penting terutama perannya yang paling baik dibandingkan dengan jenis tanaman lainnya dalam memperbaiki kualitas lingkungan. Pada kedua lokasi industri sangat membutuhkan pepohonan terutama karena kondisi lingkungan yang cenderung lebih panas baik karena pengaruh kegiatan industri maupun akibat bangunan yang semakin padat. Penambahan atau penggantian pohon bisa diterapkan di area persawahan yaitu dengan menata kembali pohon randu di beberapa tepi sawah (R2). Selain itu penanaman pohon bisa dilakukan juga di pekarangan terutama bagian yang paling dekat dengan bangunan pabrik (R5). Selain itu peningkatan fungsi pohon juga masih diperlukan pada area pemakaman terutama jenis pohon peneduh (R1). Jenis pepohonan juga dapat diperkaya dengan meningkatkan penanaman dan penataan kembali sebagai tanaman pengarah yang ditanam di setiap tepi jalur sirkulasi (R6).

5. Penggunaan tanaman yang mampu meredam kebisingan

Selain kondisi yang panas kedua industri ini juga menimbulkan suara bising yang cukup mengganggu kenyamanan masyarakat. Oleh karena itu perlu adanya tanaman yang juga mampu mengurangi atau meredam bising. Tanaman yang cukup efektif untuk meredam bising adalah tanaman yang

bertajuk tinggi dan rindang. Akan tetapi tanaman perdu juga mampu meredam suara dengan penataan yang rapat dan bisa digunakan sebagai pemagar pada permukiman. Beberapa contoh tanaman yang cukup baik untuk meredam bising yaitu pohon kelengkeng, pohon bambu, dan teh-tehan (Gambar 45). Tanaman peredam bising ini terutama sangat diperlukan pada area permukiman yang sangat dekat dengan pabrik (R5). Sehingga tanaman peredam bising dapat dejadikan sebagai tanaman pemagar atau pembatas yang bisa ditambahkan atau mengganikan pemagar yang sudah ada pada pekarangan.

a b c

Gambar 45. Contoh Tanaman Peredam Bising (a. Pohon bambu, b. pangkas kuning, c. teh-tehan). Sumber: http://google.com/2010

6. Menggunakan tanaman yang tahan serta mampu mengurangi dan menjerap bahan pencemar terutama pada bagian yang mendapat pengaruh cukup besar dari industri. Tanaman yang ada pada kedua area industri lebih banyak berupa tanaman pangan dan tanaman hias. Menurut Ginting (2007), beberapa tanaman pangan khususnya tanaman pertanian mampu bertahan terhadap bahan pencemar yang berupa limbah cair. Limbah cair yang berasal dari industri PT. Djarum merupakan jenis limbah yang tidak berbahaya bagi tanaman. Dengan pengolahan terlebih dahulu maka hasil olahan limbah tersebut dapat digunakan untuk pemupukan. Hanya saja perlu diperhatikan juga ukuran atau takarannya sesuai keperluan tanaman, karena jika berlebihan maka akan merusak tanaman. Hal ini sudah diterapkan oleh PT. Djarum yaitu dengan mengolah limbah cair menjadi pupuk kompos.

Rekomendasi yang diusulkan dipetakan ke dalam ruang-ruang di KPI Bakalan Krapyak pada Gambat 46.

6.1 Simpulan

Kesimpulan yang didapatkan berdasarkan hasil penelitian adalah sebagai berikut:

1. Industri rokok PT. Djarum dan industri elektronik PT. Polytron merupakan aspek perekonomian yang paling kuat di desa Bakalan Krapyak. Kedua industri ini selain memberi keuntungan yang besar bagi perekonomian, juga menimbulkan permasalahan pada area industrinya masing-masing. Permasalahannya adalah pencemaran yang dihasilkan dari kegiatan indutri serta kondisi lingkungan yang padat dan panas akibat pembangunan industri. 2. Kedua area industri memiliki jenis RTH yang cukup baik yang berupa sawah,

pekarangan, dan pemakaman. RTH yang dimiliki pada area industri PT. Djarum adalah sebesar 42% sedangkan pada area industri PT. Polytron sebesar 54% dari lahan. Akan tetapi jumlah kondisi RTH yang ada saat ini tidak berfungsi dengan baik dan mengalami penurunan kualitas.

3. Menurut masyarakat pada kedua area industri, adanya industri memberikan keuntungan dan kerugian. Dampak yang dirasakan masyarakat di area industri PT. Djarum lebih besar dibandingkan di area industri PT. Polytron karena PT. Djarum lebih banyak menimbulkan polusi. Masyarakat mengakui bahwa RTH sangat diperlukan terutama untuk memperbaiki kualitas lingkungan tetapi sampai saat ini masyarakat merasakan RTH yang ada belum berfungsi dengan baik.

4. Rekomendasi yang diusulkan berdasarkan hasil evaluasi dibedakan menjadi dua yaitu rekomendasi umum dan rekomendasi khusus. Rekomendasi umum antara lain 1) membatasi pengembangan industri secara fisik tetapi lebih pada kualitas industri, 2) kerjasama antara masyarakat dan industri dalam memperbaiki atau meningkatkan kualitas lingkungan, 3) mencari alternatif mata pencaharia lain salah satunya dengan pemanfaatan SDA yang ada, 4) mengembangkan permukiman vertikal, dan 5) perbaikan fungsi dan kualitas RTH. Sedangkan rekomendasi khusus antara lain 1) peningkatan fungsi dan

kualitas RTH tanpa perluasan lahan, 2) peningkatan variasi tanaman terutama pohon, dan 3) penggunaan tanaman yang tahan dan mampu mereduksi bahan pencemar.

6.2 Saran

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi pemerintah khususnya dalam pengembangan wilayah industri yang tetap berwawasan lingkungan. Saran yang dapat diusulkan dari evaluasi ini antara lain:

1. Perlunya meningkatkan perhatian terhadap kondisi lingkungan di area industri baik dari masyarakat, pihak industri, maupun pemerintah setempat.

2. Perlunya perhatian pemerintah khususnya dalam pengadaan dan pelestarian ruang terbuka hijau sebagai aspek yang berfungsi dalam perbaikan kualitas lingkungan.

3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan bagi pengelola dalam pembangunan area industri selanjutnya.

Dokumen terkait