• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PENUTUP 5.1Kesimpulan 5.1Kesimpulan

2.1.4 Analisis SWOT

Analisis SWOT merupakan teknik historis yang terkenal dimana para pemimpin menciptakan gambaran umum secara cepat mengenai situasi strategis organisasi. Analisis ini didasarkan pada asumsi bahwa strategi yang efektif diturunkan dari “kesesuaian” yang baik antara sumber daya internal organisasi (kekuatan dan kelemahan) dengan situasi eksternalnya (peluang dan ancaman). Kesesuaian yang baika akan memaksimalkan kekuatan dan peluang organisasi serta meminimalkan kelemahan dan ancaman. Jika diterapkan secara akurat, asumsi sederhana ini memiliki implikasi yang bagus dan mendalam bagi desain dari strategi yang berhasil (Pearce and Robinson, 2011:200). Dari bahasan analisis SWOT, maka peluang-peluang dan ancaman-ancaman dari hasil analisis eksternal, bersama dengan kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan organisasi dari hasil analisis internal akan menjadi masukan dalam menyusun analisis SWOT.

(Strengths) kekuatan merupakan faktor-faktor kekuatan yang dimiliki oleh suatu organisasi yang meliputi ketrampilan, produk , atau sebagainya dalam mencapai tujuan organisasi. (Weaknesses) kelemahan yang terdapat dalam tubuh suatu organisasi seperti keterbatasan dalam hal sumber, ketrampilan dan kemampuan yang menjadi penghalang serius bagi penampilan kinerja organisasi yang memuaskan. (Threats) ancaman merupakan faktor-faktor lingkungan yang

tidak menguntungkan, sedangkan (Opportunities) peluang merupakan sebagian situasi lingkungan yang menguntungkan bagi suatu organisasi.

Setelah dilakukan analisis SWOT yang memetakan analisis lingkungan eksternal dan internal organisasi, maka perusahaan tentunya memikirkan bagaimana organisasi menggunakan analisis SWOT dalam menuangkan strategi yang akan dilakukan. Dalam penyusunan strategi, organisasi tidak selalu harus mengejar semua peluang yang ada, tetapi perusahaan dapat membangun suatu keuntungan kompetitif dengan mencocokkan kekuatannya dengan peluang masa depan yang akan dikejar. Untuk dapat membangun strategi yang mempertimbangkan hasil dari analisis SWOT, dibangunlah TOWS Matriks. TOWS Matriks (TOWS hanya kebalikan atau kata lain dalam ungkapan SWOT) mengilustrasikan bagaimana peluang dan ancaman pada lingkungan eksternal dapat dipadukan dengan kekuatan dan kelemahan dari organisasi, sehingga hasil yang diperoleh dapat digambarkan melalui empat set alternatif strategi (Wheelen and Hunger, 2012:230).

Matriks Kekuatan – Kelemahan – Peluang – Ancaman ( Strenght-Weaknesses-Opportunities-Threats – SWOT ) adalah alat pencocokan yang penting yang membantu para manajer mengembangkan empat jenis strategi: Strategi SO (Kekuatan-Peluang), Strategi WO (Kelemahan-Peluang), Strategi ST (Kekuatan-Ancaman), dan Strategi WT (Kelemahan-Ancaman). Mencocokkan faktor-faktor eksternal dan internal utama merupakan bagian tersulit dalam mengembangkan Matriks SWOT dan membutuhkan penilaian yang baik – dan tidak ada satu pun paduan yang paling benar (David .R. Fred, 2010:327)

Strategi SO (SO Strategies) memanfaatkan kekuatan internal organisasi untuk menarik keuntungan dari peluang eksternal. Semua manajer tentunya menginginkan organisasi mereka berada dalam posisi dimana kekuatan internal dapat digunakan untuk mengambil keuntungan dari berbagai tren dan kejadian eksternal. Secara umum, organisasi akan menjalankan strategi WO, ST, atau WT untuk mencapai situasi dimana mereka dapat melaksanakan Strategi SO. Jika sebuah perusahaan memiliki kelemahan besar, maka perusahaan akan berjuang untuk mengatasinya dan mengubahnya menjadi kekuatan. Ketika sebuah organisasi dihadapkan pada ancaman yang besar, maka organisasi akan berusaha untuk menghindarinya untuk berkonsentrasi pada peluang.

Strategi WO (WO Strategies) bertujuan untuk memperbaiki kelemahan internal dengan cara mengambil keuntungan dari peluang eksternal. Terkadang, peluang-peluang besar muncul, tetapi perusahaan memiliki kelemahan internal yang menghalanginya memanfaatkan peluang tersebut.

Strategi ST (ST Strategies) menggunakan kekuatan sebuah organisasi untuk menghindari atau mengurangi dampak ancaman eksternal. Hal ini bukan berarti bahwa suatu organisasi yang kuat harus selalu menghadapi ancaman secara langsung didalam lingkungan eksternal.

Strategi WT (WT Strategies) merupakan taktik defensif yang diarahkan untuk mengurangi kelemahan internal serta menghindari ancaman eksternal. Sebuah organisasi yang menghadapi berbagai ancaman eksternal dan kelemahan internal benar-benar dalam posisi yang membahayakan. Dalam kenyataannya,

perusahaan semacam itu mungkin harus berjuang untuk bertahan hidup, melakukan merger, penciutan, menyatakan diri bangkrut, atau memilih likuidasi.

Pada tabel berikut dapat menjelaskan TOWS Matriks secara singkat:

Tabel 2.1 Matriks TOWS Faktor-faktor Internal Faktor-faktor Eksternal Kekuatan (S) Daftarkan 5-10

kekuatan Internal disini

Kelemahan (W) Daftarkan 5-10 kekuatan Internal disini Peluang (O) Daftarkan 5-10 kekuatan Eksternal disini Strategi S-O

Buat strategi disini yang menggunakan kekuatan untuk

memanfaatkan peluang

Strategi W-O

Buat strategi disini yang memanfaatkan peluang untuk mengatasi kelemahan Ancaman (T) Daftarkan 5-10 kekuatan Eksternal disini Strategi S-T

Buat strategi disini yang menggunakan kekuatan untuk menghindari ancaman

Strategi W-T

Buat strategi disini yang meminimalkan

kelemahan dan

menghindari ancaman Sumber : Hunger and Wheelen, (2003:231)

1) S-O strategi : Menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang

2) W-O strategi : Memanfaatkan peluang untung mengatasi kelemahan

3) S-T strategi : Menggunakan kekuatan untuk

mengatasi/mengurangi dampak dari ancaman 4) W-T strategi : Menghilangkan atau mengurangi kelemahan agar

Dari hasil kompetisi diatas akan diperoleh banyak kemungkinan strategi yang dapat dilakukan organisasi. Tetapi, organisasi harus berani memilih beberapa strategi yang kritikal dan memberikan dampak terbesar bagi kemajuan organisasi. Organisasi harus mempertimbangkan pemilihan strategi yang sesuai dengan nilai-nilai perusahaan dan tanggung jawab organisasi terhadap lingkungan sekitar (social responsibility). Dengan mempertimbangkan hal-hal diatas maka akan diperoleh strategi yang diterima oleh anggota masyarakat.

2.2 Penelitian Terdahulu

Pertama, daalam melakukan penelitian “Strategi Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata dalam Pengembangan Desa Wisata di Desa Sawarna”. Peneliti melakukan peninjauan terhadap penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, baik berupa skripsi maupun tesis, yang terkait dengan tema yang diambil dalam penelitian ini. Peneliti mengambil dua penelitian terdahulu sebagai pembanding dengan penelitian yang dilakukan. Penelitian pertama yaitu diambil dari skripsi yang berjudul “Pengembangan Desa Wisata Bejihjo, Kecamatan Karangmojo, Kabupaten Gunungkidul” yang dilakukan oleh Ian Puji Priyono pada Tahun 2014, Jurusan Manajemen dan Kebijakan Publik, Universitas Gajah Mada (UGM).

Penelitian ini disajikan dengan mengidentifikasi faktor-faktor pendukung dan peran dari tiap-tiap aktor yang terlibat sehingga membuat Desa Bejiharjo dapat berkembang seperti sekarang ini, dan menyajikan dalam bentuk tulisan yang bersifat kulitatif deskriptif.

Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa Goa Pindul daripada Desa Wisata Bejiharjo itu sendiri. Dengan memanfaatan kondisi tersebut pihak pengelolapun

memanfaatkannya. Hal tersebut dapat dilihat dari pengembangan fasilitas dan kegiatan wisata yang masih berpusat di Goa Pindul. Untuk mengatasi hal tersebut sebaiknya pihak pengelola memiliki cara bagaimana mengembalikan konsep desa wisata pada Desa Bejiharjo. Salah satunya yaitu dengan merevitaslisasi daya tarik lainnya sebagai alternatif jika wisatawan bosan dengan atraksi yang ditawarkan oleh Goa Pindul. Terutama daya tarik budaya yang merupakan jalan hidup masyarakat Desa Bejiharjo.

Persamaan dengan penelitian ini yaitu penulis melakukan penelitian dengan obyek pengembangan desa wisata. Dengan melihat obyek yang sama maka dapat menjadi kajian bagi peneliti untuk mengetahui bagaimana cara pengembangan desa wisata yang baik. Perbedaan penelitian ini yaitu lokus dan fokus. Pada fokusnya peneliti lebih melihat pengembangan desa wisata berbasis masyarakat, bagaimana strategi desa wisata memberdayakan masyarakat lokal bukan hanya mempromosikan obyek wisata yang ada di wilayahnya saja. Pada lokusnya peneliti mangambil di Desa Banten, Kota Serang yang menjadi salah satu destinasi pariwisata di Provinsi Banten.

Kedua, pada penelitian skripsi yang berjudul “Strategi Pengembangan Desa Wisata Pancoh Sebagai Desa Ekowisata Di Kabupaten Sleman” oleh Dea Eka Marshita Tahun 2014 Universitas gadjah Mada (UGM).

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis (1) potensi wisata di Desa Wisata Pancoh dan (2) strategi pengembangan Desa Wisata Pancoh sebagai desa ekowisata di Kabupaten Sleman. Penelitian ini menentukan potensi wisata yang layak dikembangkan di Desa Wisata Pancoh dan strategi pengembangannya

dengan menyeseuaikan konseo ekowisata. Penelitian ini merupakan penelitian kualitataif. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah melalui analisis SWOT yang sebelumnya masing-masisng faktornya telah dievaluasi IFAS (Internal Factor Analysis Summary) dan EFAS (Eksternal Factor Analysis Summary).

Hasil dari penelitian ini adalah : (1) Desa Wisata Pancoh memeiliki potensi berbasis alam yang hasrus dikembangkan dengan konsep ekowisata karena memiliki kondisi alam khas lereng Gunung Merapi, yang harus dijaga dan dilestarikan. Selain potensi alam, Desa WIsata Pancoh juga memiliki potensi budaya dan sejarah yang dapat dikembangkan sebagai obyek wisata. (2) Faktor-faktor internal dan Faktor-faktor eksternal memiliki pengaruh besar untuk mengembangkan Desa Wisata Pancoh. (3) Evaluasi melalui IFAS dan EFAS membuktikan bahwa Desa Wisata Pancoh memiliki kesempatan untuk berkembang.

Persamaan penelitian ini dengan penulis yaitu obyek yang sama mendeskripsikan strategi pengembangan desa wisata, sehingga dapat memeberikan gambaran kepada penulis dalam mengembangkan penelitiannya. Perbedaan penelitian ini dengan penulis yaitu penulis membuat fokus penelitiannya yaitu pada pengembangan desa wisata berbasis masyarakat (community based tourism), jadi mendeskripsikan peran masyarkat lokal dalam mengembangkan desa wisata.

Ketiga, pada penelitian skripsi yang berjudul “Strategi Pengelolaan Pantai Lontar Indah di Kabupaten Serang” yang dilakukan oleh Mita Fitriani pada tahun 2011 di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan pariwisata dalam mengelola Pariwisata pantai Lontar Indah di Kabupaten Serang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode pendekatan kualitatif. Penelitian ini menggunakan teori yang didasarkan pada faktor-faktor yang mempengaruhi analisis SWOT menurut teori Hunger. Faktor-faktor tersebut adalah Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi dan studi dokumentasi. Teknik analisa data menggunakan teknik analisa interaktif Miles and Huberman.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Strategi Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata dalam Pengelolaan Pariwisata Pantai Lontar Indah di Kabupaten Serang Cukup baik tetapi masih belum maksimal. Pelaksanaan strategi yang belum maksimal tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik faktor eksternal maupun faktor internal. Faktor eksternal antara lain adalah disebabkan karena pengelolaan pariwisata Pantai Lontar Indah di Kabupaten Serang sampai dengan penelitia ini masih pasif, belum dilakukan dengan cara menjalin kerjasama dengan pihak lain, dimana pihak lain dimaksud tersebut tidak berbentuk badan hokum melainkan diserahkan kepada individu (perseorangan) dan pihak swasta. Faktor-faktor internal yang mempengaruhinya antara lain: satu tidak adanya program dalam upaya perkembangan pariwisata berkelanjutan. Kedua kurangnya

pegawai baik dalam kualitas maupun kuantitas yang berbasis kepariwisataan. Ketiga tidak adanya sarana Informasi seperti website untuk mempromosikan obyek wisata. keempat hubungan kerja Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Serang dengan masyarakat sadar pariwisata (DARWIS) masih belum terjalin dengan baik karena tidak diadakannya pertemuan baik yang bersifat formal maupun informal.

Persamaan dengan penelitian ini adalah menggunakan analisis SWOT dalam menjabarkan pilihan strateginya. Sehingga membantu peneliti dalam memaparkan pengamatannya dengan dipaparkan menggunakan analisis SWOT. Perbedaan penelitian ini adalah ruanglingkup penelitian ini adalah pada masyarakat lokal sebagi pelaksana langsung desa wisata dalam mengembangkan masyarakat dan fokusnya ialah desa wisata bukan obyek wisata.

Dokumen terkait