• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI PENGEMBANGAN PARIWISATA DI DESA SAWARNA KECAMATAN BAYAH KABUPATEN LEBAK - FISIP Untirta Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "STRATEGI PENGEMBANGAN PARIWISATA DI DESA SAWARNA KECAMATAN BAYAH KABUPATEN LEBAK - FISIP Untirta Repository"

Copied!
205
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial pada Konsentrasi Manajemen Publik

Program Studi Ilmu Administrasi Negara

Oleh : Yunita NIM. 666111063

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

(2)

Nama : Yunita

NIM : 6661110637

Tempat tanggal lahir : Tangerang, 5 Juni 1993 Program Studi : Ilmu Administrasi Negara

Menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Strategi Pengembangan Pariwisata di Desa Sawarna Kecamatan Bayah Kabupaten Lebak” adalah hasil karya saya sendiri, dan seluruh sumber yang dikutip maupun yang dirujuk telah saya nyatakan dengan benar. Apabila dikemudian hari skripsi ini terbukti mengandung unsur plagiat, maka gelar kesarjanaan saya bisa dicabut.

Serang, Oktober 2015

Yunita

(3)
(4)
(5)

Katakanlah kamu bisa dan itu sudah setengah jalan

keberhasilan

(Theodore Rosevelt)

“Ku persembahkan hasil karya kecilku

Perjuanganku dan jawaban atas doaku selama

ini

Untuk Ayah dan Ibu tercinta

Kakakku dan Adikku tersayang

Serta teman-temanku yang selalu setia

(6)

Sultan Ageng Tirtayasa. Dosen Pembimbing I, Dr. Ayuning Budiati, MPPM; Dosen Pembimbing II, Dr. Dirlanudin, M.Si

Desa Sawarna memiliki daya tarik yang khas berupa keunikan fisik lingkungan alam pedesaan, kekayaan alam pesona wisata maupun kehidupan sosial masyarakatnya yang dikemas secara alami dan menarik sehingga daya tarik perdesaan dapat menggerakkan kunjungan wisatawan. Dalam mengembangkan pariwisata di Desa Sawarna terdapat masalah yang menghambat pelaksanaan pengembangan wisata diantaranya adalah belum optimalnya dalam pengadaan sarana dan prasarana di lokasi obyek wisata, kurangnya koordinasi antara Pengelola Desa Sawarna dengan Pemerintah Daerah, belum optimalnya pemberdayaan bagi pengelola pariwisata berbasis masyarakat, kurangnya kesempatan bagi masyarakat lokal Desa Sawarna untuk memasarkan hasil kerajinan dan kulinernya di lokasi obyek wisata. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi yang tepat dalam pengembangan Pariwisata di Desa Sawarna. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Penelitian ini menggunakan teori yang didasarkan pada analisis SWOT yang dikemukakan oleh Hunger dan Wheleen dalam penentuan alternatif strategi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi yang tepat untuk diterapkan dalam pengembangan Pariwisata Desa Sawarna adalah Strategi menggali potensi wisata alam dan buatan Desa Sawarna untuk meningkatkan daya tarik wisata, Strategi menyusun pemodelan kawasan desa Sawarna yang didasari pembangunan kepariwisataan yang berkelanjutan/ramah lingkungan, strategi meningkatkan kapasitas dan peran masyarakat dalam membangun pariwisata di Desa Sawarna, dan strategi penguatan kesadaran masyarakat lokal dalam pengembangan pariwisata di Desa Sawarna.

(7)

Village, Bayah Subdistrict, Lebak. Public Administration Department. Social and Politic Faculty. Sultan Ageng Tirtayasa University. First Advisor, Dr. Ayuning Budiati, S.IP. MPPM.; Second Advisor, Dr. Dirlanudin, M.Si.

Sawarna Tourism Village has a peculiar fascination such as the physical uniqueness of the natural environment of rural, and the social life of rural community which is packaged in natural and attractive so that attraction can increase the tourist visit. There are problems hindering the implementation of the tourism development in Sawarna Village, among which are not optimal provision of facilities and infrastructure at tourist sites, lack of coordination between manager of Sawarna Village and Local Government, the empowerment of community-based tourism operators are still not optimal, and lack of opportunities for Sawarna’s local communities to market handicraft and culinary in the tourism site. The goal of this research is to analyze the appropriate strategy in the tourism development in Sawarna Village. The method used in this research is qualitative with descriptive approach. This research use a theory base on the SWOT analysis presented by Hunger and Wheelen in determining strategic alternatives. The result of this research showed that the appropriate strategy to be applied in the Tourism Development in Sawarma Village is to explore the potential of natural and artificial tourism original made from Sawarna Village to increase the attractiveness of tourism, enhance the capacity and role of the community in the tourism development, draw up regional modeling of Sawarna Village which is based to tourism development sustainable/environmentally friendly, increase the capacity and role of the community in developing tourism in the Sawarna Village, and strengthening the awareness of local communities in tourism development in the Sawarna Village.

(8)

i

dan hidayah-Nya yang selalu diberikan kepada kita semua, termasuk pada nikmat

Iman, Islam dan sehat wal’afiat. Atas berkat, rahmat dan hidayah-Nya pula, maka

peneliti dapat menyelesaikan penelitian ini.

Penyusunan skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

gelar Sarjana Sosial pada Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yang berjudul

penelitian yang dilakukan peneliti, yaitu “Strategi Pengembangan Pariwisata Di

Desa Sawarna Kecamatan Bayah Kabupaten Lebak” Penyusunan skripsi ini tidak

akan selesai dengan baik, tentunya tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang

selalu membimbing serta mendukung peneliti secara moril dan materil. Maka

pada kesempatan yang luar biasa ini, peneliti ingin menyampaikan ungkapan

terima kasih yang tak terhingga kepada beberapa pihak, sebagai berikut:

1. Prof. Dr. Ir. Soleh Hidayat, M.Sc sebagai Rektor Universitas Sultan Ageng

Tirayasa.

2. Dr. Agus Sjafari, M.Si sebagai Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

3. Kandung Sapto Nugroho, S.Sos., M.Si sebagai Wakil Dekan I Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

4. Mia Dwiana, S.Sos., M.Si sebagai Wakil Dekan II Fakultas Ilmu Sosial dan

(9)

ii

Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng

Tirtayasa

7. Ipah Ema Jumiati, S.IP, M.Si sebagai Sekretaris Program Studi Ilmu

Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Sultan Ageng Tirtayasa.

8. Dr. Ayuning Budiati, MPPM sebagai pembimbing I yang sudah banyak

sekali memberikan bimbingan, arahan, ilmu serta sarannya yang sangat

membantu peneliti sejak awal hingga penelitian yang peneliti susun ini

selesai dengan sebaik-baiknya.

9. Dr. Dirlanudin, M.Si sebagai Pembimbing II yang membantu dan

memberikan masukan bagi peneliti dalam menyusun skripsi ini dari

awal hingga akhir.

10. Listyaningsih, M.Si sebagai Dosen Pembimbing Akademik yang

memberikan saran dan masukan dalam hal perkuliahan.

11. Hasuri, M.Si sebagai penguji I siding skripsi penelitian yang telah

memberikan masukkan demi kesempurnaan penelitian yang dilakukan

peneliti,

12. Semua Dosen dan Staf Jurusan Administrasi Negara Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yang membekali

(10)

iii

terbaik dan belum bisa membalas segala kebaikan kalian.

14. Kakakku (Kurnia Sepyanti) dan Adikku (Anita Fridayanti) yang selalu

sabar, baik, dan memberikan semangat selama ini.

15. Sahabat seperjuangan Diana Pusvita dan Lilla Mujiani yang selalu setia

menemani sejak awal masuk di Kelas C Program Studi Ilmu Administrasi

Negara 2011 hingga penyelesaian skripsi.

16. Teman-teman khusunya kelas C Program Studi Ilmu Administrasi Negara

2011 Firstyana, Nita, Desy Hartining, Seli, Dhani, Roy, Dedi, Gema, Ari,

Risda, dan lainnya yang tidak sempat disebutkan satu persatu. Terimakasih

untuk dukungan dan doanya selama ini.

17. Inge, Mia, Sughron Jazila, dan Nindi yang sudah membantu untuk

menemani selama penelitian skripsi ini.

18. Keluarga BEM FISIP UNTIRTA 2014 yang sudah memberikan warna dan

dukungan selama berada di Kampus Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

19. Keluarga HIMANE 2012 dan HIMANE 2013 yang sudah memeberikan

warna dan pendewasaan selama berorganisasi di Universitas Sultan Ageng

Tirtayasa.

20. Reifky Syahmi Kusuma, Genta Noer Kahar, dan Alfin Nugroho sebagai

sahabat setia yang selalu ada dan membantu selama ini meskipun berbeda

(11)

iv

22. Serta tidak lupa peneliti mengucapkan banyak terimakasih kepada seluru

informan penelitian yang telah berkontribusi banyak dalam penyusunan

skripsi ini serta pihak-pihak lainnya yang juga terlibat dalam penyusunan

skripsi ini.

Akhirnya peneliti mengucapkan rasa syukur yang tak terhingga dengan

selesainya penyusunan skripsi ini. Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan

skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan maka, kritik dan saran yang

membangun sangat peneliti harapkan demi kesempurnaan penulisan skripsi ini.

Peneliti berharap semoga penelitian ini dapat bermanfaat, khususnya bagi peneliti

sendiri dan bagi para pembaca pada umumnya.

Serang, 26 Oktober 2015

Yunita

(12)

v LEMBAR PERSETUJUAN

LEMBAR PENGESAHAN

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

ABSTRAK

ABSTRACT

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 17

1.3 Batasan Masalah... 17

1.4 Rumusan Masalah ... 17

1.5 Tujuan Penelitian ... 18

1.6 Manfaat Penelitian ... 18

(13)

vi

2.1.1 Pengertian Manajemen Stratejik ... 24

2.1.1.1 Proses Manajemen Strategi ... 26

2.1.1.2 Pengertian Strategi ... 30

2.1.1.3 Metode Perumusan Strategi ... 32

2.1.2 Konsep Pariwisata ... 33

2.1.2.1 Pengertian Pariwisata ... 33

2.1.2.2 Pengembangan Pariwisata ... 36

2.1.2.3 Pengelolaan Pariwisata ... 37

2.1.2.4 Pariwisata Perdesaan ... 39

2.1.2.5 Desa Wisata ... 40

2.1.2.6 Pengembangan Desa Wisata ... 45

2.1.2.7 Tujuan dan Sasaran Desa Wisata ... 48

2.1.3 Pemberdayaan Masyarakat Desa dalam Pengembangan Pariwisata 49 2.1.3.1 Model Pengembangan Pariwisata Perdesaan Berbasis Masyarakat ... 51

2.1.4 Analisis SWOT ... 53

2.2 Penelitian Terdahulu ... 56

2.3 Kerangka Pemeikiran Penelitian ... 61

(14)

vii

3.3 Lokasi Penelitian ... 66

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 66

3.5 Instrumen Penelitian ... 70

3.6 Informan Penelitian ... 72

3.7 Teknik Pengolahan dan Analisa Data ... 73

3.8 Uji Kreadibilitas Data ... 75

3.9 Jadwal Penelitian ... 77

BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Objek Penelitian ... 78

4.1.1 Keadaan Wilayah Desa Sawarna Kec. Bayah Kab. Lebak ... 78

4.1.2 Visi dan Misi Desa Sawarna ... 79

4.1.3 Keadaan Penduduk Desa Sawarna ... 80

4.1.4 Potensi Wisata Sawarna ... 82

4.1.5 Sarana dan Prasarana Kepariwisataan Desa Sawarna ... 86

4.1.6 Kegiatan Perekonomian Masyarakat Desa Sawarna dibidang Pariwisata ... 89

4.1.7 Program Pengembangan Desa Wisata di Provinsi Banten ... 89

4.2 Deskripsi Data ... 91

4.2.1 Deskripsi Data Penelitian ... 91

(15)

viii

4.3.2 Opportunities ... 114

4.3.3 Threats ... 123

4.3.5 Analisis Faktor Internal ... 128

4.3.6 Analisis Faktor Eksternal ... 130

4.3.7 Matriks Analisis SWOT ... 135

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ... 141

5.2 Saran ... 143

DAFTAR PUSTAKA

(16)

ix

1.1 Perkembangan Wisatawan Mancanegara Tahun 2010-2014 ... 2

1.2 Desa Wisata di Provinsi Banten Tahun 2013 ... 6

1.3 Potensi Ekonomi yang Paling Menonjol dan Sudah diberdayakan di Kecamatan Bayah tahun 2013 ... 8

1.4 Jumlah Wisatawan Nusantara dan Mancanegara yang berkunjung ke Desa Sawarna Tahun 2014 ... 9

1.5 Daya Tarik Sawarna Lebak ... 10

1.6 Penetapan Kawasan Strategis di Kawasan Kabupaten Lebak ... 14

1.7 Sarana dan Prasarana di Lokasi Wisata Desa Sawarna ... 15

2.1 Matriks TOWS ... 56

3.1 Informan Penelitian ... 72

3.2 Jadwal Penelitian ... 77

4.1 Data Penduduk Desa Sawarna Kec. Bayah Kab. Lebak ... 80

4.2 Data Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Desa Sawarna ... 81

4.3 Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencharian ... 82

4.4 Potensi Desa Wisata Sawarna ... 87

4.5 Informan Penelitian ... 95

4.6 Potensi Obyek Daya Tarik Wisata (ODTW) Sawarna ... 98

4.7 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJM-Des) Desa Sawarna Kecamatan Bayah Tahun 2013-2016 ... 103

4.8 Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal ... 134

(17)

x

2.1 Model Manajemen Komperehensif ... 29

2.2 Alur Kerangka Berpikir ... 63

3.1 Analisis Data Model Interaktir ... 73

(18)

xi

LAMPIRAN II Surat Keterangan Penelitian

LAMPIRAN III Pedoman Wawancara

LAMPIRAN IV Membercheck

LAMPIRAN V Matriks Wawancara

LAMPIRAN VI Dokumentasi Penelitian

(19)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Pariwisata merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan

manusia terutama dalam kegiatan sosial dan ekonomi, dalam menghadapi

tantangan dan peluang telah dilakukan perubahan peran pemerintah dibidang

kebudayaan dan pariwisata yang pada masa lalu berperan sebagai pelaksana

pembangunan, saat ini lebih difokuskan hanya kepada tugas-tugas pemerintahan

terutama sebagai fasilitator agar kegiatan pariwisata yang dilkukan dapat

berkembang dengan pesat. Permasalahan yang cukup kompleks membutuhkan

intervensi dari semua pihak secara bersama, namun pada pelaksanannya selama

ini cenderung parsial dan tidak berkelanjutan. Peran dunia usaha dan pada

masyarakat umumnya juga belum optimal. Partisipasi masyarakat yang menjadi

sumber penting dalam pembangunan juga sudah mulai luntur. Untuk itu

diperlukan perubahan yang bersifat sistemik dan menyuluruh dalam upaya

penanggulangan kemiskinan.

Indonesia memiliki kekayaan budaya dan alam yang indah. Indonesia juga

menyediakan tempat-tempat yang sangat menarik untuk di kunjungi, sekedar

berekreasi atau untuk mempelajari tempat yang indah dan penuh budaya.

Tempat-tempat yang menarik di Indonesia mampu menarik semua wisatawan

baik dalam negeri maupun luar negeri untuk datang dan berwisata. Kontribusi

(20)

tahunnya dengan kedatangan tamu mancanegara, seperti yang terlihat pada

tabel perkembangan wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Indonesia

pada tahun 2010-2014.

Tabel 1.1

Perkembangan Wisatawan Mancanegara Tahun 2010-2014

Tahun Wisatawan

(Sumber : Pusdatin Kemenprekraf & BPS Tahun 2014)

Berdasarkan di atas bahwa terdapat jutaan wisatawan mancanegara yang

berwisata ke Indonesia dan semakin meningkat setiap tahunnya. Hal ini

menunjukkan bahwa Indonesia memiliki potensi di sektor pariwisata. Menurut

data dalam Rencana Induk Pengembangan Kepariwisataan Tahun 2010-2025

dari Kementrian Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif, Indonesia

memiliki 222 Kawasan Pengembangan Pariwisata Nasional (KPPN) di 50

Destinasi Pariwisata Nasional, dan 88 Kawasan Strategis Pariwisata Nasional.

Hal tersebut menunjukkan bahwa banyak usaha yang dilakukan pemerintah

(21)

Pembangunan kawasan wisata atau destinasi wisata menurut

Undang-undang No. 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan meliputi Industri Pariwisata,

Destinasi Pariwisata, Pemasaran, Kelembagaan Pariwisata. Pembangunan dan

pengembangan destinasi wisata kini menjadi prioritas pembangunan guna

mendatangkan kembali wisatawan yang telah berkunjung, dan semakin menarik

minat wisatawan yang belum berkunjung. Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia No. 50 Tahun 2011 tentang Rencana Induk Pengembangan

Kepariwisataan Nasional Tahun 2010-2025 mengatakan bahwa visi

pembangunan kepariwisatan adalah terwujudnya pariwisata berkelas dunia,

berdaya saing, berkelanjutan, mampu mendorong pembangunan daerah dan

kesejahteraan rakyat, jadi dalam pembangunan kepariwisataan bertjuan untuk

meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan memberikan kesejahteraan kepada

masyarakat.

Indonesia memiliki sumber daya alam dan sumber daya manusia yang

cukup besar sebagai pengembangan modal dasar pembangunan dan

perkembangan kepariwisataan. Modal dasar tersebut, apabila dikelola dan

direncanakan dengan baik dan terarah akan mempunyai peranan yang besar dalam

menunjang pencapaian nasional, yakni meningkatkan kesejahteraan dan

kemakmuran rakyat, memperluas, dan meratakan kesempatan berusaha dan

lapangan kerja, mendorong pembangunan daerah, memperkenalkan dan

mendayagunakan obyek dan daya tarik wisata. Usaha pemberdayaan masyarakat,

terutama dalam kaitannya dengan kepariwisataan adalah dengan

(22)

Masyarakat mempunyai peranan penting dalam meningkatkan dunia

pariwisata. Berbagai program dilakukan oleh pemerintah melalui Kementrian

Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) untuk meningkatkan daya saing

pariwisata di Indonesia. Kemajuan pariwisata harus diimbangi dengan kemajuan

perekonomian masyarakat. Pemberdayaan menjadi tolak ukur keberhasilan

pariwisata Indonesia, jadi perlunya peningkatan pariwisata dengan berbasis

masyarakat. Strategi untuk mengembangkan pariwisata dengan meningkatkan

partisipasi masyarakat adalah dengan cara meningkatkan kemajuan Desa Wisata.

Berdasarkan UU No. 9 Tahun 2009, menyerahkan sebagaian urusan di

bidang penyelenggaraan pariwisata kepada pemerintah daerah. Penyerahan

sebagian urusan pariwisata kepada pemerintah daerah tersebut diperluas dengan

keberadaan UU No. 32 tahun 2004 mengenai Otonomi Daerah. Bergulirnya

otonomi daerah, memungkinkan setiap daerah untuk memilih sektor yang menjadi

andalan sesuai dengan potensi yang dimilikidan kebutuhan masyarakat, jika

pariwisata menjadi pilihan sektor andalan dalam pembangunan suatu wilayah,

maka wilayah tersebut harus memiliki berbagai keunikan karakteristik untuk

pengembangan perekonomian, sekaligus mampu meberdayakan masyarakat luas,

baik pelaku maupun penikmat dari pengembangan pariwisata.

Provinsi Banten memiliki potensi objek pariwisata yang besar. Pola

pengembangan pariwisata Provinsi Banten berdasarkan Peraturan Daerah Nomor

9 Tahun 2005 membagi tiga kawasan pariwisata yaitu: (1) Wilayah

Pengembangan Pariwisata (WPP) A terdiri dari Kab/Kota Tangerang, Pantai

(23)

dari Kota Cilegon, Pantai barat, dan Ujung Kulon; (3) Wilayah Pengembangan

Pariwisata (WPP) C terdiri dari Banten Tengah, dan Pantai Selatan.

Awal mula adanya Desa Wisata di Provinsi Banten karena adanya

program PNPM Mandiri Pariwisata yang memberikan stimulun untuk desa yang

memiliki potensi wisata di daerahnya untuk di kembangkan dengan sentuhan

langsung masyarakat sekitar melalui desa wisata, oleh sebab itu dinamakanlah

Desa Wisata untuk desa-desa yang memiliki potensi wisata. Sejak tahun 2009,

Pemerintah Provinsi Banten telah mendapat alokasi dana untuk kegiatan PNPM

Mandiri Bidang Pariwisata, sampai dengan tahun anggaran 2014 jumlah desa

yang telah mendapat alokasi anggaran dari PNPM Mandiri Bidang Pariwisata

adalah sebanyak 21 desa. Desa Wisata yang ada di Provinsi Banten dari tahun

2009 sampai dengan 2013 berbeda mendapat jumlah anggaran dana bantuannya,

ada yang sudah mendapat tiga kali, dua kali, dan satu kali sesuai dengan potensi

sumber daya manusianya di desa dalam kemandirian mengembangkan desa

wisata. Desa wisata tersebut memiliki potensi daerah wisata yang berbeda-beda

ada yang termasuk desa wisata berkarakteristik alam, sejarah, ataupun budaya.

Seperti pada pesebaran desa wisata yanga ada di Provinsi Banten dapat dilihat dari

(24)

Tabel 1.2

Desa Wisata di Provinsi Banten Tahun 2013

Kota/Kabupaten Kecamatan Kelurahan/Desa

Kabupaten Lebak Kec. Kabupaten Serang Kec. Cinangka

Kec.

(Sumber : Database Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Banten 2013)

Provinsi Banten memiliki potensi pariwisata dan kebudayaan yang banyak

dan indah. Potensi wisata di Provinsi Banten yang menarik minat wisatawan

diantaranya adalah pada wisata bahari (Pantai Anyer, Tanjung Lesung, Pantai

Carita, Pulau Umang, Pantai Sawarna, Pulau Peucang, Pulau Burung), ekowisata

(Taman Nasional Ujung Kulon, Gunung dan Pulau Krakatau), dan wisata religi

(25)

Selain itu, Provinsi Banten juga memiliki tempat wisata sejarah yang sangat

terkenal di seluruh Indonesia yaitu Cagar Budaya Banten Lama. potensi

pariwisata dan kebudayaan yang banyak menjadikan kesempatan bagi Provinsi

Banten untuk mengembangkan desa wisata dengan meningkatkan kemandirian

masyarakat lokal dalam membantu mengembangakan pariwisata di wilayahnya.

Pada tahun 2014, Desa Sawarna Kecamatan Bayah Kabupaten Lebak

Provinsi Banten masuk menjadi nominasi penghargaan Desa Wisata Nasional

Terbaik dari 10 besar Desa Wisata yang ada di Indonesia, Desa Sawarna

mendapat peringkat ke-7 terbaik se-Nasional. Desa wisata yang masuk dalam 10

besar adalah dari Desa Sawarna Kecamatan Bayah Kabupaten Lebak Provinsi

Banten, Desa Gampong Punge Balang Kecamatan Jaya Baru Cut Kota Banda

Aceh, Desa Gubugklakah Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang Provinsi

Jawa Timur, Desa Kalibiru Kecamatan Kokap Kabupaten Kulonprogo DIY, Desa

Dieng Kulon Kecamatan Batur Kabupaten Banjarnegara Provinsi Jawa Tengah,

Desa Kaligono Kecamatan Kaligesing Kabupaten Purworejo Provinis jawa

Tengah, Desa Wukirsari Kecamatan Imogiri Kabupaten Bantul DIY, Desa

Panglipurna Kecamatan Bangli Kabupaten Bangli Bali, Desa bagak Sahwa

Kecamatan Singkawang Timur Kota Singkawang Provinsi Kalimantan Barat, dan

Desa Poncokusumo Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang Jawa Timur.

Penghargaan tersebut diberikan pada desa-desa penerima bantuan PNPM Mandiri

Pariwisata dan unsur penilaiannya mencakup tranasparansi keuangan dan

seberapa besar pemanfaatan dana serta monitoring langsung ke Desa Wisata

(26)

dinyatakan Desa Wisata Terbaik diraih oleh 1) Desa Dieng Kulon Banjarnegara,

Jawa Tengah yang pada tahun 2012 meraih penghargaan harapan desa wisata. 2)

Desa Panglipurna Kabupaten Bangli, Bali. Dan pada posisi 3) Desa Gubug

Klakah, Kabupaten Malang, Jawa Timur.

Kecamatan Bayah memiliki potensi ekonomi dari masing-masing desa

sesuai dengan potensi yang ada di daerahnya yang dapat dikembangkan dan

diberdayakan, seperti yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 1.3

Potensi Ekonomi yang Paling Menonjol dan Sudah diberdayakan di

Kecamatan Bayah tahun 2013

Potensi Ekonomi

No Desa 1 2 3

1 Bayah Barat Perdagangan Jasa Perikanan Laut

2 Damarsari Perkebunan Pariwisata Perikanan Laut

3 Sawarna Pariwisata Perikanan Laut Industri Kerajinan

4 Cidikit Pertanian Industri Gula Aren Peternakan

5 Bayah Timur Pertanian Perdagangan Pertambangan

6 Cimancak Pertanian Pengolahan Biji

Emas Perdagangan

7 Sukawan Pertanian Pertambangan Perdagangan

8 Pasirgombong Pertanian Pertambangan

Emas Penggalian Ziolit

9 Cisuren Pertanian Pengolahan Biji

Emas Peternakan

10 Pamubulan Pertanian Galian Batu Kapur Perkebunan Karet

11 Sawarna timur Pertanian Industri Sale Pisang Industri Mabel (Sumber: Kecamatan Bayah Dalam Angka tahun 2014 – BPS Provinsi Banten)

Potensi ekonomi utama Desa Sawarna ialah pariwisata, berbeda dengan

(27)

memberikan dampak kepada masyarakat lokal dengan menambah

perekonomiannya melalui pariwisata.

Tabel 1.4

Jumlah Wisatawan Nusantara dan Mancanegara yang berkunjung ke Desa

Sawarna Tahun 2014

No Bulan Wisatawan Nusantara Wisatawan Mancanegara

1 Januari 824 10

2 Februari 828 6

3 Maret 816 10

4 April 823 10

5 Mei 821 6

6 Juni 811 10

7 Juli 2.819 20

8 Agustus 802 32

9 September 405 25

10 Oktober 1.033 30

11 November 525 9

12 Desember 471 3

Jumlah 10.978 171

(Sumber : Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Lebak,

2014)

Desa Sawarna memiliki daya tarik tersendiri bagi wisatawan sehingga

Sawarna merupakan kunjungan wisata terbanyak yang di datangkan wisatwan

Nusantara maupun Mancanegara. Desa Sawarna mempunyai kesempatan yang

besar sebagai salah satu Desa Wisata yang terpilih menjadi Desa Wisata terbaik di

tahun 2014, hal tersebut menjadi alasan peneliti untuk meneliti pengembangan

Desa Wisata Sawarna dengan menganalisis strategi Dinas Pemuda Olahraga dan

Pariwisata Kabupaten Lebak dalam pengembangannya sehingga dapat menjadi

(28)

se-Nasional dan mendorong pengelola untuk meningkatkan kualitas pelayanan

desa wisata sebagai daya tarik wisata dengan masyarakat sebagai subjek yang

dapat memberdayakan diri sendiri dan mengentaskan kemiskinan di desa.

Kebijakan pemerintah Kabupaten Lebak untuk mengembangkan pariwisata

sebagai salah satu sumber pendapatan telah dimulai sejak awal pembangunan

jangka panjang tahap kesatu, tetapi baru dikembangkan pada awal tahun 1990-an.

Tabel 1.5

Daya Tarik Sawarna Lebak

No Daya Tarik Alam Obyek Wisata Keterangan

1 Daya Tarik Utama a. Surfing

Pendukung a.b. Gua Pangir Pemancingan

c. Pantai Muara (Sumber : Profil Desa Wisata tahun 2014)

Desa Sawarna merupakan salah satu desa di Kecamatan bayah, Kabupaten

Lebak yang memiliki panorama alam yang masih asli, sehingga dapat

memanjakan mata dan memuaskan hati bagi para wisatawan yang datang. Obyek

wisata pantai yang ada di Desa Sawarna yaitu Pantai Ciantir Sawarna dan Pantai

Pulo Manuk, di sisi timur juga terdapat Pantai Legon Pari. Pantai yang ada di

Desa Sawarna secara karakteristik sama dengan pantai lainnya, namun yang

(29)

panjang dengan pasir putih yang landai, karang-karang yang indah dan gelombang

ombak yang cukup tinggi. Di pantai ini pun terdapat sebuah karang kembar yang

menjulang berbentuk kerucut karena ratusan tahun lalu yaitu tanjung layar yang

merupakan ciri khas dari wisata Desa Sawarna. Area wisata pantai ini masih

terbilang sangat minim dalam fasilitas yang diantaranya, hanya ada satu pos yang

berjaga di pantai, dan belum ada tempat penyewaan seperti alat untuk wisata

airnya, meskipun ada itu hanya satu tempat yang menyewakan alat tersebut,

kemudian akses jalan yang menuju wisata pantai ini masih terbilang cukup jauh

dan jalan yang masih rusak, untuk melalui pantai ini harus melewati sebuah

jembatan bambu yang keamanannya sangat tidak mendukung.

Desa Sawarna juga memiliki keindahan alam yang tidak kalah indahnya

dari pantai. Di Desa Sawarna terdapat beberapa goa yang terkenal diantaranya

adalah Goa Lalay dan Goa Kalelawar yang dihuni oleh ratusan bahkan ribuan

kalelawar, dan didalam goa pun dapat disaksikan berbagai kehidupan satwa dan

jernihnya air yang mengalir menyusuri goa. Selanjutnya yaitu terdapat juga Goa

Langir, yang menurut cerita goa ini adalah menjadi salah satu tempat

peristirahatan Jepang, dan ada juga Goa Lawuk yaitu goa yang memiliki berbagai

macam stalaktit dan stalagmit yang beraneka ragam bentuk, serta ada juga Goa

Harta Karun, menurut cerita Goa ini tempat penyimpanan harta yang dimiliki oleh

tentara Jepang.

Desa Sawarna memiliki Wisata Budaya yang berlimpah. Kesenian yang

ada di Desa Sawarna yaitu Pencak Silat, Seni Tari, dan sejumlah budaya yang ada

(30)

Sawarna juga memiliki Kerajinan Tangan yang dikukir dengan kayu mahoni,

sudah dikenal dan banyak menerima pesanan dari berbagai wisatawan lokal dan

Mancanegara. Kerajinan tangan masyarakat Desa Sawarna yang berupa Gitar,

menjadi daya tarik lain para wisatawan yang berkunjung ke desa ini karena

keindahan ornamen ukirannya dan memiliki kualitas suara yang baik.

Situs sejarah yang dimiliki oleh Desa Sawarna adalah Tapak Sikabayan

dan makam orang Belanda yang bernama Jhon Louis Van Goh. Ia adalah orang

pertama yang membuka lahan perkebunan kelapa di Sawarna saat pemerintahan

Hindia Belanda pada tahun 1907. Tapak Sikabayan adalah sebuah karang yang

mirip dengan kaki manusia berusia besar. Karang ini menarik karena cerita rakyat

yang mengiringnya. Dalam cerita, Si Kabayan adalah salah satu tokoh yang

memiliki karakteristik dalam masyarakat Sunda, yang pernah bertapa di karang

tersebut. Desa Sawarna juga memiliki wisata religius salah satunya yaitu Makam

Mbah Tumengguk Sawarna, beliau adalah salah seorang leluhur yang

mengabdikan hidupnya untuk Desa Sawarna.

Desa Sawarna memiliki wisata kuliner, yaitu dengan terdapat industri

rumah tangga pengolahan gula merah yang terdapat dari kelapa sawit yang

dicampur dengan buah cokelat. Kemudian minuman dari buah mahoni dan juga

terdapat Sale Pisang yang dikelola secara tradisi tanpa bahan pengawet yang bisa

bertahan lama.

Desa Sawarna juga terdapat potensi pendukung yaitu juga menyediakan

fasilitas homestay yang terdapat disekeliling pantai yang berada dalam

(31)

karena mengambil konsep wisatawan berbaur dengan masyarakat lokal secara

langsung dengan masyarakat menyewakan rumahnya untuk penginapan. Semua

inilah yang menjadikan Desa Sawarna sebagai salah satu Desa Wisata di Lebak.

Untuk Memberi lapangan pekerjaan pada masyarakat lokal dan dapat

meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pengembangan desa wisata maka

membutuhkan strategi yang tepat. Strategi merupakan penentuan cara yang harus

dilakukan agar memungkinkan memperoleh hasil yang optimal, efektif, dan dalam

jangka waktu yang relatif singkat serta tepat menuju tujuan yang telah ditetapkan.

Perencanaan dan pengelolaan objek pariwisata di Kabupaten Lebak masih

mengandalkan pada instansi pemerintah dan swasta, yang tentunya manfaat

ekonomi lebih banyak dinikmati oleh pemerintah pusat danswasta, sedangkan

kondisi masyarakat sekitar objek wisata sendiri yang masih minus dari segi

ekonominya dan perlu ditingkatkan kesejahteraan hidupnya. Hal ini terjadi karena

pemerintah masih menganggap kesiapan sumber daya manusia masyarakat lokal

belum mampu mengelola wisata alam secara mandiri dan professional, sehingga

pemberdayaan masyarakat lokal terkesan masih bersifat kurang tercukupi.

Kecamatan Bayah merupakan kawasan strategis pariwisata dan

berwirausaha di Kabupaten Lebak, sehingga Desa Sawarna sebagai salah satu

Desa di Kabupaten Lebak menjadi salah satu desa yang dikembangkan menjadi

Desa Wisata oleh Kementrian Pariwisata. Seperti yang terlihat pada tabel dibawah

(32)

Tabel 1.6

Penetapan Kawasan Strategis di Kabupaten Lebak

No. Kawasan Strategis

Fungsi

Pengembangan Kriteria Kawasan Arah Penanganan

1.

(Sumber : RTRW Kab. Lebak 2013-2033)

Setelah peneliti melakukan observasi dan wawancara awal pada lokasi penelitian, ada beberapa permasalahan yang terjadi dalam pengembangan pariwisata di Desa Sawarna, diantaranya adalah :

(33)

juga tidak terdapat toilet umum, yang ada hanya toilet yang disewakan oleh

pemilik warung disekitar pantai dan juga kurangnya tempat pembuangan sampah.

Tabel 1.7

Sarana Dan Parasarana di Lokasi Wisata Desa Sawarna

SARANA DAN PRASARANA DI LOKASI WISATA DESA SAWARNA

1 Penginapan/homestay Ada 59 Penginapan (Homestay)

2 Warung Makan 20 Warung Makan

3 Kamar Mandi dan WC 20 MCK (tidak umum)

4 Air Bersih Tersedia

5 Listrik Tersedia

6 Tempat Sampah Minim

7 Toko Cinderamata Belum Tersedia

8 Jaringan Telepon Tersedia (telkomsel, Indosat, dan

Xl Indo)

9 Bank dan Money Changer Tidak ada

10 Kantor Pos Tidak Ada

11 Panggung Hiburan Belum Ada

12 Fasilitas Pendukung yang

Lain

Sarana alat Surfing

13 Pos Penjaga Pantai 1 di Pantai Ciantir

(Sumber : Peneliti, 2015)

Kedua, kurangnya koordinasi antara Pengelola Desa Sawarna dengan

Pemerintah Daerah dalam pertemuan baik secara formal maupun informal dalam

pengembangan Desa Wisata Sawarna, sehingga pelaksanaan kegiatan kurang

efektif. Seperti yang disampaikan oleh Bapak Suhanda S.IP sebagai Kepala Desa

Sawarna yang menyatakan bahwa masih kurang komunikasi dan koordinasi

(34)

Agustus 2015). Pengembangan Desa Sawarna lebih banyak dibantu dari APBD

Provinsi. Desa Sawarna merupakan icon pariwisata di Provinsi Banten saat ini

karena potensi wisatanya yang besar, tetapi kurang respon dari Pemerintah Daerah

khususnya Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Lebak sebagai

pemegang kewenangan pengembangan pariwisata di wilayahnya.

Ketiga, belum optimalnya pemberdayaan bagi pengelola pariwisata

berbasis masyarakat. Pembinaan yang didapatkan masyarakat sebagai pengelola

pariwisata langsung di daerahnya adalah hanya satu kali dalam setahun. Seperti

yang di sampaikan oleh bapak Zaenal Mustofa S.Pd yaitu sebagai Ketua Lembaga

Pemberdayaan masyarakat (LPM) Desa Sawarna yang menyatakan bahwa

pembinaan yang didapatkan dari Pemerintah Daerah Kabupaten Lebak hanya

sekali saja, melainkan yang sering mengadakan pembinaan atau

pelatihan-pelatihan adalah dari Dinas kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Banten

(wawancara, 20 Agustus 2015).

Keempat, kurangnya kesempatan bagi masyarakat lokal Desa Sawarna

untuk memasarkan hasil kerajinan dan kulinernya di lokasi obyek wisata. Salah

satu kemajuan dari pariwisata kerakyatan adalah masyarakat lokal mampu

memberdayakan dirinya sendiri melalui kemampuannya dengan memanfaatkan

peluang obyek wisata yang ada disekitarnya. Seperti observasi yang ditemukan

oleh peneliti bahwa tidak ada hasil karya masyarakat lokal Desa Sawarna yang di

pasarkan di lokasi utama obyek wisata Desa Sawarna, yang hanya ada penjual

pakaian yang bertuliskan Sawarna yang berasal dari luar Desa Sawarna bahkan

(35)

Sawarna. Desa Sawarna memiliki daya ketrampilan masyarakat yang tinggi, tetapi

belum dapat dikembangkan oleh Pemerintah Daerah.

1.2 Identifikasi Masalah

Merujuk pada latar belakang di atas maka dapat diidentifikasi beberapa

masalah yang berkaitan dengan latar belakang di atas yang terdiri:

1. Belum optimalnya dalam pengadaan sarana dan prasarana di lokasi

obyek wisata.

2. Kurangnya koordinasi antara Pengelola Desa Sawarna dengan

Pemerintah Daerah.

3. Belum optimalnya pemberdayaan bagi pengelola pariwisata berbasis

masyarakat.

4. Kurangnya kesempatan bagi masyarakat lokal Desa Sawarna untuk

memasarkan hasil kerajinan dan kulinernya di lokasi obyek wisata.

1.3 Batasan Masalah

Batasan Peneliti membatasi ruang lingkup penelitian yang diteliti yaitu

pada Strategi Pengembangan Pariwisata di Desa Sawarna Kecamatan Bayah

Kabupaten Lebak.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan permasalahan penelitian yang diuraikan

sebelumnya, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan,

Bagaimanakah strategi yang tepat dalam pengembangan pariwisata di Desa

(36)

1.5 Tujuan Penelitian

1.5.1. Tujuan Operasional

Untuk mengetahui dan mendapatkan gambaran yang jelas mengenai

strategi yang sebaiknya dilakukakan untuk mengembangkan pariwisata di Desa

Sawarna.

1.5.2 Tujuan Fungsional

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak yang

berkepentingan, baik bagi Pemerintah Daerah Kab. Lebak, Pemerintah Desa

Sawarna, Masyarakat Desa Sawarna, dan Wisatawan.

1.5.3 Tujuan Individual

Untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ilmu

Sosial pada Konsentrasi Manajemen Publik Program Studi Ilmu Administrasi

Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng

Tirtayasa.

1.6 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk semua pihak

yang bersangkutan dalam penelitian ini, baik manfaat secara praktis maupun

secara teoritis.

1.6.1 Manfaat Praktis

Beberapa manfaat secara praktis dari penelitian ini, yaitu sebagai berikut.

a. Bagi peneliti, penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan

wawasan mengenai cara pengembangan pariwisata yang ada di Desa

(37)

b. Bagi pembaca, Penelitian ini dapat menjadi promosi Pariwisata di

Desa Sawarna yang memilikiki obyek wisata yang berlimpah untuk dijadikan

lokasi wisata unggulan di Provinsi Banten .

1.6.2 Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap

pengembangan Ilmu Administrasi Negara khususnya dalam Pembangunan

Daerah, Pembangunan Masyarakat, dan Pemberdayaan Masyarakat melalui

Pariwisata Pedesaan.

1.7 Sistematika Tulisan

Untuk memberikan gambaran yang sistematis serta dapat dengan mudah

dipahami maka penelitian ini disusun berdasarkan ketentuan yang biasa digunakan

sesuai petunjuk penulisian penelitian dari perguruan tinggi tempat penulis belajar,

dengan ketentuan sebagai berikut :

BAB I Pendahuluan

1.1Latar Belakang Masalah

Latar belakang masalah menggambarkan ruang lingkup dan kedudukan

yang akan diteliti dalam bentuk uraian secara deduktif, dari lingkup yang paling

umum hingga menukik ke arah yang paling spesifik dan relevan dengan judul.

Materi dari uraian ini dapat bersumber pada hasil penelitian dari yang sudah ada

sebelumnya, hasil pengamatan dan wawancara terkait. Latar belakang masalah

(38)

1.2Identifikasi Masalah

Menjelaskan identifikasi peneliti terhadap permasalahan yang muncul dari

uraian pada latar belakang masalah di atas, identifikasi masalah dapat diajukan

dalam bentuk pernyataan.

1.3Batasan Masalah

Menjelaskan keterbatasan kemapuan dan kemapuan berfikir peneliti

terhadap permasalahan dari uraian latar belakang dan identifikasi masalah.

1.4Rumusan Masalah

Dari sejumlah masalah hasil identifikasi peneliti di atas, ditetapkan

masalah yang paling penting yang berkaitan dengan fokus penelitian. Pembatasan

masalah mencakup fokus dan lokus penelitian, termasuk di dalamnya membuat

batasan definisi konsep dan operasional yang digunakan dalam penelitian.

1.5Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian mengungkapkan tentang sasaran yang ingin dicapai

dengan dilaksanakannya penelitian terhadap masalah yang telah dirumuskan. Isi

dan tujuan penelitian sejalan dengan isi dari tujuan penelitian.

1.6Manfaat penelitian

Menguraikan manfaat penelitian yang terdiri dari manfaat teoritis pada

pengembangan ilmu pengetahuan dari hasil penelitian.

1.7Sistematika Penulisan

Untuk memberikan gambaran yang sistematis serta dapat dengan mudah

dipahami maka tugas Metode Penelitian Administrasi ini disusun berdasarkan

(39)

penulis belajar.

BAB II Tinjauan Pustaka dan Asumsi Dasar

2.1 Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka memuat hasil kajian terhadap sejumlah teori yang

relevan dengan permasalahan yang variabel penelitian sehingga akan memperoleh

konsep penelitian yang jelas.

2.2 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu menjelaskan tentang referensi penelitian yang sudah

ada sebelumnya untuk memberi gambaran pada peneliti tentang penelitiannya.

2.3 Kerangka Pemikiran penelitian

Kerangka pemikiran penelitian menggambarkan alur pikiran peneliti

sebagai kelanjutan dari deskripsi teori untuk memberikan penjelasan kepada

pembaca dapat dilengkapi dengan sebuah bagan yang menunjukkan alur pikiran

peneliti serta kaitan antar teori yang diteliti.

2.4 Asumsi Dasar

Asumsi dasar menjelaskan tentang perkiraan awal peneliti terhadap suatu

masalah atau kajian yang diteliti. Biasanya untuk memperjelas maksud peneliti,

peneliti menggunakan presentase dalam asumsi dasar.

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN

3.1 Pendekatan dan Metode Penelitian

Menjelaskan metode dan pendekatan yang digunakan dalam penelitian.

3.2 Ruang Lingkup/Fokus penelitian

(40)

3.3 Lokasi Penelitian

Tempat penelitian dilakukan sesuai dengan fokus yang telah ditetapkan.

3.4 Teknik Pengumulan Data

Menjelaskan tentang teknik dalam mendapatkan atau mengumpulkan data.

Disini teknik yang digunakan adalah observasi, wawancara, studi kepustakaan,

dan dokumentasi

3.5. Instrumen Penelitian

Menjelaskan tentang instrumen penelitian yang dipakai oleh peneliti dalam

melakukan penelitian. Dalam penelitian ini instrumen penelitian yang dipakai

adalah peneliti itu sendiri.

3.6 Informan Penelitian

Informan penelitian menjelaskan informan penelitian yang mana yang

memberikan berbagai macam informasi yang dibutuhkan.

3.7 teknik Pengolahan dan Analisa Data

Menjelaskan teknik analisa beserta rasionalisasinya yang sesuai dengan

sifat data yang diteliti.

3.8 Uji Keabsahan Data

Menjelaskan pernyataan tentang pengujian keabsahan data. Pada

penelitian ini lebih menekankan pada aspek realibilitas yang berkenaan dengan

derajat konsistensi dan stabilitas data atau temuan.

3.9 Jadwal penelitian

Menjelaskan tentang waktu penelitian dari pelaksanaan penelitian sampai

(41)

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

4.1 Deskripsi Obyek Penelitian

` penjelasan mengenai obyek penelitian yang meliputi alokasi penelitian

secara jelas, struktur organisasi dari populasi atau sampel (dalam penelitian ini

menggunakan istilah informan) yang telah ditentukan serta hal lain yang

berhubungungan dengan obyek penelitian.

4.2 Deskripsi Data

Menjelaskan hasil penelitian yang telah diolah dari data mentah dengan

mempergunakan teknik analisa data yang relevan.

4.3 Temuan Lapangan

Menjelaskan hasil penelitian yang telah diolah dari data mentah dengan

menggunakan teknik analisa data kualitatif.

4.4 Pembahasan

Merupakan pembahasan lebih lanjut dari lebih rinci terhadap hasil

penelitian.

BAB V PENUTUP

5.1Kesimpulan

Menyimpulkan hasil penelitian yang diungkapkan secara jelas, singkat dan

juga mudah dipahami. Kesimpulan juga harus sejalan dengan permasalahan serta

asumsi dasar penelitian.

5.2Saran

Memiliki isi berupa tindak lanjut dari sumbangan penelitian terhadap

(42)

24

2.1 Landasan Teori

Pada bab ini peneliti akan menggunakan beberapa teori yang mendukung

masalah dalam penelitian ini, dimana berfungsi untuk menjelaskan dan menjadi

panduan dalam penelitian. Penelitian mengenai Strategi Pengembangan Pariwisata

di Desa Sawarna Kecamatan Bayah Kabupaten Lebak, yang akan dikaji dengan

beberapa teori dalam ruang lingkup Administrasi Negara untuk mendukung

masalah penelitian diantaranya yaitu: Manajemen Strategi, Analisis SWOT,

Pengembangan Pariwisata, dan Pembangunan Masyarakat dibidang Pariwisata,

serta untuk melengkapi peneliti lampirkan penelitian terdahulu sebagai bahan

kajian dalam penelitian ini.

2.1.1 Pengertian Manajemen Stratejik

Manajemen stratejik merupakan suatu proses yang dinamik karena

berlangsung secara terus-menerus dalam suatu organisasi. Setiap strategi selalu

memerlukan peninjauan ulang dan bahkan mungkin perubahan di masa depan.

Salah satu alasan utamanya ialah karena kondisi yang dihadapi oleh satu

organisasi, baik yang sifatnya internal maupun eksternal selalu berubah-ubah.

Dengan kata lain strategi manajemen dimaksudkan agar organisasi menjadi satuan

(43)

organisasi yang tingkat efektifitas dan produktivitasnya semakin lama semakin

tinggi.

Manajemen stratejik berhubungan dengan proses memilih strategi dan

kebijakan dalam rangka upaya memaksimali sasaran-sasaran organisasi yang

bersangkutan. Manajemen stratejik meliputi semua aktivitas yang menyebabkan

timbulnya perumusan sasaran organisasi, strategi-strategi dan pengembangan

rencana-rencana, tindakan-tindakan dan kebijakan untuk mencapai

sasaran-sasaran strategitersebut untuk organisasi yang bersangkutan secara total.

Manajemen strategis (strategic management) didefinisikan sebagai suatu

set keputusan dan tindakan yang menghasilkan formulasi dan implementasi

rencana yang dirancang untuk meraih tujuan suatu perusahaan (Pearce and

Robbins, 2011:5). Selanjutnya pendapat yang tidak jauh berbeda dari Hunger dan

Wheelen yang memeberikan definisi Manajemen strategi adalah serangkaian

keputusan dan tindakan manajerial yang menentukan kinerja perusahaan dalam

jangka panjang. Manajemen strategis meliputi pengamatan lingkungan,

perumusan strategi (perencanaan strategis atau perencanaan jangka panjang),

implementasi strategis, dan evaluasi serta pengendalian (Hunger, David. J &

Thomas L. Wheelen, 2003 : 4). Ditambah lagi pendapat dari Hadari Nawawi

(2000:148) yang memberikan definisi manajemen strategik sebagai proses atau

rangkaian kegiatan pengambilan keputusan yang bersifat mendasar dan

menyeluruh, disertai penetapan cara melaksanakannya, yang dibuat oleh

manajemen puncak dan diimplementasikan oleh seluruh jajaran didalam suatu

(44)

Pendapat lain yaitu Menurut Fred R. David (2010:5)

Manajemen strategis adalah seni dan pengetahuan dalam merumuskan,

mengimplemenatsikan, serta mengevaluasi keputusan-keputusan lintas-fungsional

yang memampukan sebuah organisasi mencapai tujuannya”.

Bernard Marr (2006) mengajukan 10 prinsip penerapan manajemen strategis

yang baik yaitu :

1. Kejelasan strategi

2. Pengumpulan indikator kinerja yang tepat

3. Pelaksanaan analisis manajemen kinerja

4. Penciptaan budaya belajar yang positif

5. Perolehan kepercayaan internal

6. Penjajaran/pengarahan organisasi

7. Perbaruan system terus-menerus

8. Komunikasi dan pelaporan yang baik

9. Implementasi software pendukung

10.Dedikasi sumber daya dan waktu

2.1.1.1 Proses Manajemen Strategi

Pada proses manajemen strategis organisasi dituntut untuk terus-menerus

memonitori peristiwa dan kecenderungan internal dan eksternal sehingga

organisasi dapat melakukan perubahan tepat waktu. Agar organisasi dapat terus

bertahan dan berkembang semua organisasi harus mampu mengenali dan

(45)

memungkinkan organisasi menyesuaikan diri secaraefektif untuk berubah dalam

jangka panjang.

Hunger dan Wheelen (2003:9) menyebutkan bahwa dalam proses

manajemen strategis meliputi empat elemen dasar yaitu:

1. Pengamatan lingkungan

2. Perumusan strategi

3. Implementasi strategi

4. Evaluasi dan pengendalian.

Sementara itu proses manajemen strategi menurut Pearce dan Robinson

(2011:20), mengandung Sembilan tugas penting, yaitu:

1. Merumuskan misi perusahaan, meliputi rumusan umum tentang

maksud keberadaan (purpose), filosofi (phylosophy), dan tujuan (goal).

2. Mengembangkan profil perusahaan yang mencerminkan kondisi intern

dan kapabilitasnya.

3. Menilai lingkungan ekstern perusahaan, meliputi baik pesaing maupun

faktor-faktor konstektual umum.

4. Menganalisis opsi perusahaan dengan mencocokkan sumberdayanya

dengan lingkungan ekstern.

5. Mengidentifikasi opsi yang paling dikehendaki dengan mengevaluasi

setiap opsi yang ada berdasarkan misi perusahaan.

6. Memilih seperangkat sasaran jangka panjang dan strategi umum

(46)

7. Mengembangkan sasaran tahunan dan strategi jangka pendek yang

sesuai dengan sasaran jangka panjang dan strategi umum yang dipilih.

8. Mengimplementasikan pilihan strategic dengan mengalokasikan

sumber daya anggaran yang menekankan pada kesesuaian antara tugas,

SDM, struktur, teknologi, dan system imbalan.

9. Mengevaluasi keberhasilan proses strategi sebagai masukan bagi

pengambilan keputusan yang akan datang.

Proses manajemen strategis dapat dengan cukup mudah dipelajari dan

diaplikasikan dengan menggunakan sebuah model. Fred R. David (2010:21)

mempresentasikan sebuah pendekatan yang jelas dan praktis untuk merumuskan,

menerapkan, dan menilai strategis. Mengidentifiksi visi, misi, tujuan, dan strategi

yang dimiliki suatu organisasi saat ini merupakan titik mula yang logis untuk

manajemen strategis sebab situasi dan kondisi perusahaan saat ini mungkin

menghalangi strategi tertentu dan bahkan mendikte langkah aksi khusus (David,

R. Fred. 2010:21). Menurut Fred R. David Proses manajemen strategis terdiri dari

tiga tahap yaitu :

1. Perumusan strategi

a. Pengembangan Pernyataan Visi dan Misi

b. Penilaian Eksternal (kekuatan Sosial, Budaya, Demografis, dan

Lingkungan)

c. Penilaian Internal (Pandangan Berbasis Sumber Daya)

d. Analisa dan Pilihan Strategi

(47)

a. Penetapan tujuan tahunan

b. Pembuatan kebijakan

c. Memotivasi karyawan

d. Alokasi sumber daya

e. Struktur organisasional yang efektif

f. Pemasaran

g. Penyiapan anggaran

h. Pengembangan serta pemanfaatan sistem informasi

3. Pengevaluasian Strategis

Sumber: David, R. Fred. (2010:21) Menjalankan

(48)

Penerapan proses manajemen strategis umumnya lebih formal di

organisasi-organisasi yang lebih besar dan mapan. Formalitas disini merujuk pada

partisipan, tanggung jawab, otoritas, tugas, dan pendekatan yang ditetapkan.

Bisnis yang lebih kecil cenderung lebih tidak formal. Organisasi – organisasi

yang bersaing dalam lingkungan yang kompleks dan senantiasa berubah dengan

cepat, seperti organisasi yang bergerak pada bidang teknologi, cenderung lebih

formal dalam perencanaan strategis mereka. Organisasi yang memiliki banyak

divisi, produk, pasar, dan teknologi juga cenderung lebih formal dalam

mengaplikasikan konsep manajemen strategis. Formalitas yang lebih besar dalam

menerapkan proses manajemen strategis umumnya secara positif terkait dengan

biaya, cakupan, akurasi, dan keberhasilan rencana di semua jenis dan ukuran

organisasi.

2.1.1.2 Pengertian Strategi

Istilah strategi berasal dari bahasa yunani strategia (stratos : militer, dan

ag : pemimpin) yang artinya seni atau ilmu untuk menjadi seorang jendral,

dimana jendral tersebut dibutuhkan untuk memimpin suatu angkatan perang agar

dapat selalu memenangkan perang. Strategi merupakan cara terbaik yang

dijalankan untuk mencapai tujuan tertentu. Selain itu pula bahwa strategi adalah

suatu cara atau langkah-langkah yang harus ditempuh oleh organisasi dalam

mencapai tujuannya dalam menentukan persaingan dengan para kompetitornya.

Strategi secara umum adalah proses penentuan rencana para pemimpin

puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan

(49)

secara khusus strategi merupakan tidakan yang bersifat senantiasa meningkat dan

terus-menerus.

Strategi menurut J.L Thompson (dalam Oliver, 2007: 2) mendefinisikan

strategi sebagai cara untuk mencapai sebuah hasil akhir, hasil akhir menyangkut

tujuan dan sasaran organisasi. Strategi merupakan cara yang sifatnya mendasar

dan fundamental yang akan dipergunakan oleh suatu organisasi atau perusahaan

untuk mencapai tujuan dan berbagai sasarannya dengan selalu memperhitungkan

kendala lingkungan yang pasti dihadapi.

Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan (planning) dan manajemen

untuk mencapai suatu tujuan. Namun untuk mencapai suatu tujuan tersebut,

strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukkan arah saja

tetapi harus menunjukkan bagaimana taktik operasionalnya.

Fred R. David (2010) mendefinisikan strategi merupakan alat untuk

mencapai tujuan jangka panjang. Strategi adalah tindakan potensial yang

membutuhkan keputusan manajemen tingkat atas dan sumber daya perusahaan

dalam jumlah yang besar. Strategi memiliki konsekuensi yang multifungsi dan

multidimensi serta perlu mempertimbangkan faktor-faktor eksternal dan internal

yang dihadapi perusahaan.

Dengan demikian strategi merupakan pola umum yang terdiri dari

tahapan untuk mencapai tujuan yang dimulai dari cara pelaksanaan dan langkah

sebagai pedoman untuk mencapai tujuan tertentu. Strategi dalam segala hal

digunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Tujuan tidak akan mudah

(50)

tujuan tidak terlepas dari strategi. Agar semua perencanaan dari suatu kegiatan

tercapai dengan baik, tentunya harus sesuai dengan strategi yangtelah tersusun

dengan baik. Oleh karena itu, perlu ditetapkan kriteria strategi dalam mencapai

suatu tujuan yaitu:

a. Strategi pemberdayaan masyarakat

b. Strategi peningkatan kapasitas sumber daya

c. Strategi perlindungan sosial

d. Strategi peningkatan kualitas lingkungan

2.1.1.3 Metode Perumusan Strategi

Dalam perumusan strategi yang terpenting adalah bagaimana pemilikan

suatu strategi dilakukan menurut William R. King proses pemilikan strategi

dilakukan berdasarkan :

a. Pengembangan strategi (strategic development)

b. Penyempurnaan (refinement)

c. Evaluasi

Pengembangan strategi meliputi pencairan strategi dalam rangka

pencapaian tujuan-tujuan organisasi. Penyempurnaan strategi merupakan elaborasi

strategi-strategi yang ditentukan apakah dapat dianggap memungkinkan untuk

mewujudkan tujuan yang memiliki aspek-aspek tertentu. Evaluasi strategi

dimaksudkan suatu pertimbangan terhadap berbagai strategi yang telah dipilih,

dikembangkan dan disempurnakan untuk memastikan alternatif mana yang paling

sesuai untuk dapat digunakan sebagai upaya dalam mencapai tujuan yang

(51)

Perumusan strategi antara lain dapat didasarkan atas hasil analisis SWOT

(strengths, weaknesses, opportunities, dan threats analysis) sebagaimana

dilakukan pada waktu mengadakan premises perencanaan yang lazimnya juga

disebut situation audit dengan memanfaatkan kekuatan dan kesempatan

tertungkap.

Dalam pengadaan premises melalui analisis SWOT dapat terungkap data

strategis yang terdiri atas kekuatan, kelemahan, kesempatan, dan tantangan.

Faktor-faktor tersebut berasal dari keadaan ekstern, dan prakiraan keadaan

(ekstern dan intern) serta disebut sebagai profil keuntungan strategis (kekuatan

dan kelemahan) serta profil kesempatan dan tantangan lingkungan (kesempatan

dan tantangan).

2.1.2 Konsep Pariwisata

2.1.2.1 Pengertian Pariwisata

Pariwisata adalah semua proses yang ditimbulkan oleh arus perjalanan

lalu lintas orang-orang dari luar ke suatu Negara atau daerah dan segala sesuatu

yang terkait dengan proses terebut seperti makan/minum, transportasi,

akomodasi, dan objek atau hiburan (Viloletta Simatupang, 2009:24). Pariwisata

merupakan aktivitas, pelayanan dan produk hasil industri pariwisata yang

mampu menciptakan pengalaman perjalanan bagi wisatawan (Muljadi, 2012:7).

Mcintosh (1995) dalam (Muljadi, 2012:7), menyatakan bahwa pariwisata adalah “... a composite of activities, services and industries that delivers a travel experience: transportation, accommodation, eating and dringking establishment, shops, entertainment, activity, and other hospitality service available for individuals or group that are away from home”.

(52)

“the activities of persons travelling to and staying in places outside their usual environment for not more than one concecutive year for leisure, business and other purposes”.

Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai

fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah

pusat dan pemerinth daerah (Undang-undang No. 10 Tahun 2009 tentang

Kepariwisataan Bab I, Pasal 1, ayat 3). Sedangkan definisi Kepariwisataan adalah

keseluruhan kegiatan yang terkait dengan pariwisata dan bersifat multidimensi

serta multidisiplin yang muncul sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan

Negara serta interaksi antara wisatawan dan masyarakat setempat, sesama

wisatawan, pemerintah, pemerintah daerah, dan pengusaha (Undang-undang No.

10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan Bab I, Pasal 1, Ayat 1).

Menurut Richardson and Fluker (2004) dalam (Pitana dan Diarta,

2009:46) mengatakan bahwa definisi pariwisata yang dikemukakan mengandung

beberapa unsur pokok yaitu :

1. Adanya unsur travel (perjalanan), yaitu pergerakan manusia dari satu

tempat ke tempat lain.

2. Adanya unsur “tinggal sementara” ditempat yang bukan merupakan

tempat tinggal yang biasanya; dan

3. Tujuan utama dari pergerakan manusia tersebut bukan untuk mencari

penghidupan/pekerjaan ditempat yang dituju.

Dari penjelasan tentang pariwisata diatas dapat disimpulkan bahwa

pariwisata merupakan kegiatan wisata yang didukung dengan segala fasilitas dan

(53)

atau wisatawan, warga setempat dan pemerintah. Namun dari beberapa definisi

diatas terlihat bahwa pariwisata akan memberikan keuntungan apabila dikelola

secara maksimal baik oleh pemerintah, pihak swasta, masyarakat, dan wisatawan.

Dari definisi yang sudah dijabarkan diatas tentunya tersirat manfaat dari

kepariwisataan tersebut, yaitu sebagai berikut :

1. Kepariwisataan merupakan kegiatan pemakaian jasa yang beraneka

ragam atau kepariwisataan adalah suatu kumpulan dari beraneka

ragam pemakaian jasa, sehingga para wisatawan memerlukan jasa

hotel, jasa makan/minum, jasa angkutan dan lain-lain.

2. Pada hakikatnya, kepariwisataan dengan sektor – sektor ekonomi

yang lain “saling ketergantungan” dengan gambaran yang jelas seperti

beberapa contoh pertanyaan sebagai berikut.

1) Kenaikan jumlah kedatangan wisatawan, apakah menimbulkan

dampak produksi di segala sektor?

2) Kenaikan jumlah kedatangan wisatawan, apakah berdampak pada

peningkatan jumlah impor?

3) Kenaikan jumlah kedatangan wisatawan, apakah berdampak pada

kesempatan lapangan kerja?

4) Apakah peningkatan dibidang kepariwisataan berpengaruh secara

tidak langsung terhadap pajak?

3. Pengeluaran wisatawan disuatu Negara/wilayah yang dikunjungi

berpengaruh secara signifikan, sebab:

(54)

yaitu :

a. Transportasi;

b. Akomodasi, makan, dan minum

c. Dampak pengeluaran wisatawan mancanegara menambah

devisa Negara. (Muljadi, 2012:119-120)

Dapat disimpulkan manfaat pariwisata yangdijabarkan Muljadi bahwa

pariwisata akan memiliki manfaat yang akan dirasakan oleh berbagai pihak baik

pihak swasta, pemerintah, dan masyarakat. Selain itu manfaat pariwisata yang

terpenting adalah menambah devisa Negara.

2.1.2.2 Pengembangan Pariwisata

Strategi pengembangan pariwisata menurut Rangkuti (2002: 3)

sebagaimana mengutip Chandler, strategi merupakan suatu alat untuk mencapai

tujuan dalam kaitannya dengan jangka panjang, program tindak lanjut serta

prioritas sumber daya. Selanjutnya menurut Marpaung (2007 : 19) :

“Perkembangan kepariwisataan bertujuan memberikan keuntungan baik bagi wisatawan maupun warga setempat. Pariwisata dapat memberikan kehidupan yang standar kepada warga setempat melalui keuntungan ekonomi yang didapat dari tujuan wisata. Dalam perkembangan infrastruktur dan fasilitas rekreasi, keduanya menguntungkan wisatawan dan warga setempat, sebaliknya kepariwisataan dikembangkan melalui penyediaan tempat tujuan wisata”.

Hal tersebut dilakukan melalui pemeliharaan kebudayaan, sejarah dan taraf

perkembangan ekonomi dan suatu tempat wisata yang masuk dalam pendapatan

untuk wisatawan akibatnya akan menjadi pengalaman yang unik daritempat

wisata. Pada waktu yang sama, ada nilai-nilai yang membawa serta dalam

(55)

pariwisata dapat memperbesar keuntungan sambil memperkecil masalah-masalah

yang ada.

2.1.2.3 Pengelolaan Pariwisata

Pengelolaan atau manajemen berasal dari bahasa Inggris yaitu

“management”. Manajemen adalah konsep perencanaan, pengorganisasian,

pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan

penggunaan sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan yang telah

ditetapkan (Yohanes Yahya. 2006:1). Menurut Leiper dalam Pitana (2009:80)

pengelolaan (manajemen) merujuk kepada seperangkat peranan yang dilakukan

oleh seseorang atau kelompok orang, atau bisa juga merujuk kepada fungsi-fungsi

yang melekat pada peran tersebut.

Ahli manajemen mengemukakan sudut pandang yang hamper sama

mengenai urutan fungsi manajemen, misalnya fungsi-fungsi manajemen menurut

George Terry yang biasa di singkat POAC yaitu Planning (perencanaan),

Organizing (pengorganisasian) Actuating (penggerakkan), Controlling

(pengawasan). Henri Fayol mengurutkan lima fungsi manajemen yang dikenal

dengan singkatan POCCC, yaitu planning (perencanaan), Organizing

(pengorganisasian), Commanding (perintah), Cordinating (pengkoordinasian),

Controlling (pengawasan). Luther M Guillick mengurutkan enam fungsi

manajemen dengan singkatan POSDCORB (Planning, Organizing, Staffing,

Directing, Coordinating, Reporting, dan Budgeting).

Pengelolaan pariwisata haruslah mengacu pada prinsip-prinsip

(56)

komunitas, dan nilai sosial yang memungkinkan wisatawan menikmati kegiatan

wisatanya serta bermanfaat bagi kesejahteraan komunitas lokal. Menurut Cox

dalam Pitana dan Diarta (2009:81), pengelolaan pariwisata harus memperhatikan

prinsip-prinsip berikut :

a. Pembangunan dan pengembangan pariwisata haruslah didasarkan pada

kearifan lokal dan special local sense yang merefleksikan keunikan

peninggalan budaya dan keunikan lingkungan.

b. Preservasi, proteksi, dan peningkatan kualitas sumber daya yang menjadi

basis pengembangan kawasan pariwisata.

c. Pengembangan atraksi wisata tambahan yang mengakar pada khasanah

budaya lokal.

d. Pelayanan kepada wisatawan yang berbasis keunikan dan pengembangan

lingkungan lokal.

e. Memberikan dukungan dan legitimasi pada pembangunan dan

pengembangan pariwisata jika terbukti memberikan manfaat positif, tetapi

sebaliknya mengendalikan atau mengehentikan aktivitas pariwisata

tersebut jika melalmpaui ambang batas (carrying capacity) lingkungan

alam atau akseptabilitas sosial walaupun di sisi lain mampu meningkatkan

pendapatan masayarakat.

Untuk menyinergikan pengelolaan pariwisata yang memenuhi

prinsip-prinsip pengelolaan dalam uraian sebelumnya, diperlukan suatu metode

(57)

Metode pengelolaan pariwisata menurut WTO dalam Pitana dan Diarta

(2009:88) mencakup beberapa kegiatan berikut :

a. Pengkonsultasian dengan semua pemangku kepentingan

b. Pengidentifikasian isu yang mungkin muncul dalam kegiatan pariwisata

c. Penyusunan kebijakan

d. Pembentukan dan pendanaan agen dengan tugas khusus

e. Penyediaan fasilitas dan operasi

f. Penyediaan kebijakan fiskal, regulasi, dan lingkungan sosial yang kondusif

g. Penyelesaian konflik kepentingan dalam masyarakat

2.1.2.4 Pariwisata Perdesaan

Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 tahun 2009 tentang

Kepariwisataan yang dimaksud dengan wisata adalah kegiatan perjalanan yang

dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat

tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan

daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara. Berdasarkan

pada definisi tersebut maka dapat dijadikan sebagai rujukan dalam penyusunan

definisi atau konsep tentang pariwisata perdesaan.

Banyak konsep atau definisi tentang Pariwisata Perdesaan. Pengertian atau

definisi tersebut dapat berdasarkan pada ketersediaan fasilitas, kegiatan yang

dilakukan ataupun berdasarkan pada budaya dan tradisi yang ada di desa tersebut

(Hadwijoyo, Suryo Sakti, 2012:67). Apabila berdasarkan pada fasilitas yang

Gambar

Tabel 1.1
Tabel 1.2
Tabel 1.3 Potensi Ekonomi yang Paling Menonjol dan Sudah diberdayakan di
Tabel 1.5
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pemasaran wisata adalah suatu proses manajemen yang dilakukan oleh organisasi pariwisata nasional atau perusahaan-perusahaan yang termasuk dalam kelompok industri

Dampak Pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) terhadap Pertumbuhan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Tanjung Lesung Kabupaten Pandeglang Provinsi

Pengembangan wisata bahari Pantai Tanjung Kelayang memberikan dampak nyata terhadap Aspek Sosial Ekonomi di Desa Keciput seperti jumlah jenis pekerjaan yang memiliki nilai mean

Pengertian objek dan daya tarik wisata menurut Marpaung (2002: 78) adalah suatu bentukan dari aktifitas dan fasilitas yang berhubungan, yang dapat menarik minat

Objek wisata adalah objek atau objek wisata yang dimiliki oleh suatu destinasi wisata. Atraksi menjadi komponen yang sangat vital untuk menarik wisatawan, oleh karena itu

Pantai Mutun merupakan objek wisata di Kabupaten Pesawaran yang mempunyai keunggulan sebagai wisata bahari. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana

1. Lokasi objek wisata bahari yang prioritas dikembangkan di Kabupaten Natuna dari delapan objek wisata bahari daerah adalah Pantai Teluk Selahang dengan nilai rata-rata

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) di Desa Tenganan Pegringsingan memiliki potensi wisata yang dapat menarik wisatawan untuk berkunjung ke sana,