PARIWISATA PANTAI SAWARNA DI KECAMATAN BAYAH
SKRIPSI
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial pada Konsentrasi Kebijakan Publik
Program Studi Ilmu Administrasi Negara
Oleh: FAUZI WIJAYA NIM: 6661092753
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA SERANG
Kembali tidur untuk melanjutkan mimpi
Skripsi ini saya persembahkan untuk yang mulia Mamah dan Bapak yang tak
pernah lelah untuk memberikan waktu, uang, tenaga dan Doa yang tak pernah
terputus, serta adik yang telah memberikan dukungan dan Doa, tak lupa untuk
orang-orang di sekeliling saya yang selalu menyayangi dan mendukung.
Program Studi Ilmu Administrasi Negara. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Dosen Pembimbing I: Kandung Sapto Nugroho, S.Sos., M.Si Dosen Pembimbing II: Ipah Ema Jumiati, S.IP., M.Si
Kata Kunci: Strategi Pengelolaan, Pariwisata, Pantai Sawarna
Permasalahan dalam penelitian ini adalah Strategi Dinas Pemuda Olah Raga dan Pariwisata Kabupaten Lebak dalam pengelolaan Pantai Sawarna di Kecamatan Bayah. Tujuan penelitian untuk mengetahui Strategi Dinas Pemuda Olah Raga dan Pariwisata Kabupaten Lebak dalam pengelolaan Pantai Sawarna di Kecamatan Bayah. Teori yang digunakan dalam penelitian adalah teori Analisis
Strength, Weakness, Opportunity, Threats. Metode penelitian yang digunakan
Fauzi Wijaya. 6661092753. Strategy of Department Youth, Sport and Tourism District Lebak of management in Sawarna Beach in the Sub-District Bayah. Departement of Public Adminstration. Faculty of Social and Political Science. The 1st advisor: Kandung Sapto Nugroho, S.Sos., M.Si 2nd advisor : Ipah Ema Jumiati, S.IP., M.Si.
Keywords: Strategy Management, Tourism, Beach Sawarna
i
Syukur alhamdulilah atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
jalan bagi Peneliti untuk dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Serta
Peneliti ucapkan terimakasih kepada Ibunda dan seluruh keluarga tercinta yang
selalu membantu dan selalu memberikan dukungan serta doa’nya setiap saat.
Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat kelengkapan dalam
menempuh ujian sarjana program S-1 pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Program Studi Ilmu Administrasi Negara Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Banten. Peneliti dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi dengan judul
”Strategi Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (DISPORAPAR) Kabupaten
Lebak dalam Pengelolaan Pariwisata Pantai Sawarna Di Kecamatan Bayah”.
Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna,
hal ini tidak lepas dari keterbatasan kemampuan dan ilmu pengetahuan yang
Peneliti miliki. Segala saran dan kritik yang bersifat membangun Peneliti
harapkan dengan senang hati, sehingga dapat bermanfaat dan berguna untuk
perbaikan dan penyempurnaan tugas ini di masa yang akan datang. Terwujudnya
skripsi ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan, pengarahan, serta kerendahan hati.
Untuk ini Peneliti mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
pihak-pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini terutama
ii
Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
3. Ibu Rahmawati, S.Sos., M.Si, Pembantu Dekan I Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
4. Bapak Iman Mukhroman, S.Sos., M.Si, Pembantu Dekan II Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
5. Bapak Kandung Sapto Nugroho, S.Sos., M.Si., Pembantu Dekan III
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
sekaligus Dosen Pembimbing I.
6. Ibu Listyaningsih, S.Sos., M.Si., Kepala Program Studi Ilmu Administrasi
Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa.
7. Bapak Riswanda, Ph.D., Sekretaris Program Studi Ilmu Administrasi
Negara Serta Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan
Ageng Tirtayasa.
8. Ibu Ipah Ema Jumiati, S.IP., M.Si., Dosen Pembimbing II yang telah
memberikan dukungan dan bimbingannya kepada Peneliti dalam
melaksanakan penelitian.
9. Seluruh Dosen pada Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas
iii
Ageng Tirtayasa yang telah banyak membantu dalam hal akademik dan
administrasi.
11. Untuk partner terbaik Irma Repliyani, yang banyak memberikan motivasi
pada Peneliti, serta kepedulian dan perhatiannya yang tidak tergantikan
oleh apapun.
12. Untuk Sahabat-sahabat Peneliti: Ria Purnama, Tb.M.Nashrullah, Sandy
Kurniawan, Hijratul Mabruk, Asrti, Subhan Mu’min, Nendi Rinaldi, Tomi
Adi Putra, Sagita Wahyu Pratama, Rizki Fani, Johan Septiana, Ikram
Wahdi, Abdi Amna, Ilham Nurfallah, M. Anshar, Wahyu Cahya Pratama,
Imron Rosyadi, Rendi Purnama, Sapei Abdullah, Umam Mulyana, Nanang
S, Ibnu, Roby H yang telah memberikan semangat, mengisi hari-hari
dengan penuh canda tawa dan selalu membuat Peneliti rindu saat masa
perkuliahan.
13. Untuk teman-teman Ilmu Administrasi Negara angkatan 2009 yang telah
memberikan dukungan untuk Peneliti, selalu kompak dalam setiap
suasana.
Serta semua pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu-persatu Peneliti
ucapakan terima kasih yang sebanyak-banyaknya. Semoga amal baik yang telah
iv
Akhir kata Peneliti berharap agar skripsi ini dapat membawa
kemaslahatan bagi semua umat. Amin
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Serang, Agustus 2016
v
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PENGESAHAN MOTO DAN PERSEMBAHAN ABSTRAK
ABSTRACT
KATA PENGANTAR ...i
DAFTAR ISI ...v
DAFTAR TABEL...ix
DAFTAR GAMBAR ...x
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ...1
1.2 Identifikasi Masalah ...17
1.3 Pembatasan Masalah ...17
1.4 Perumusan Masalah ...18
1.5 Tujuan Penelitian ...18
1.6 Manfaat Penelitian ...19
vi
2.1 Landasan Teori ...25
2.1.1 Konsep Organisasi ...25
2.1.2 Konsep Strategi Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Lebak ...27
2.1.3 Pengertian Strategi ...32
2.1.4 Model-model Strategi ...35
2.1.5 Pengertian Pengelolaan (Manajemen)...37
2.1.6 Definisi Manajemen Strategis ...39
2.1.7 Model Manajemen Strategis ...40
2.1.8 Konsep New Public Management ...54
2.1.9 Pengertian Pariwisata ...57
2.1.10 Pengertian Wisatawan ...60
2.1.11 Jenis-jenis Wisata ...61
2.1.12 Klasifikasi Motif dan Unsur Pariwisata ...63
2.1.13 Pemasaran Pariwisata ...65
2.1.14 Prinsip-Prinsip Dasar Pengelolaan Pariwisata ...68
2.1.15 Model Pengelolaan Pariwisata ...70
2.1.16 Strategi Promosi ...72
2.1.17 Analisis SWOT ...83
vii
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metodologi Penelitian ...93
3.2 Fokus Penelitian ...95
3.3 Lokasi Penelitian ...95
3.4 Variabel Penelitian ...96
3.5 Instrumen Penelitian...99
3.6 Informan Penelitian ...100
3.7 Teknik Pengumpulan Data ...102
3.8 Teknik Analisis Data ...109
3.9 Uji Keabsahan Data...112
3.10 Lokasi dan Waktu Penelitian ...115
BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Obyek Penelitian ...117
4.1.1 Profil Kabupaten Lebak ...117
4.1.1 Keadaan Geografis Kabupaten Lebak ...118
4.1.2 Slogan Kabupaten Lebak ...120
4.1.3 Visi dan Misi Kabupaten Lebak ...120
viii
4.3 Pembahasan dan Analisis Hasil Penelitian ...143
4.3.1 Strength (Kekuatan) ...143
4.3.2 Weakness (Kelemahan) ...150
4.3.3 Opportunity (Peluang) ...151
4.3.4 Threats (Ancaman)...163
4.4 Pembahasan ...171
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ...162
5.2 Saran ...163
ix
1.2 Obyek Wisata di Kabupaten Lebak... 7
1.3 Jumlah Wisatawan Nusantara ... 8
1.4 Daftar Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Asli Daerah 2014 ... 11
2.1 Matriks SWOT ... 86
3.1 Definisi Operasional Penelitian... 98
3.2 Daftar Informan Penelitian ... 102
3.3 Pedoman Wawancara ... 107
3.4 Jadwal Penelitian ... 116
4.1 Daftar Informan ... 141
4.2 Data Pegawai Dinas Pemuda Olah Raga dan Pariwisata Kabupaten Lebak Tahun 2016 ... 145
3 4.3 Data Pendapatan Asli Daerah Mengenai Retribusi Tempat dan Rekreasi ...157
4.4 Data Lomba yang Pernah Diikuti Desa Sawarna ...162
x
2.3 Bagan Kerangka Berfikir ... 90
3.1 Siklus Teknis Analisis Data Menurut Miles dan Huberman ... 112
4.1 Peta Admisistrasi Kabupaten Lebak ... 118
4.2 Struktur Organisasi Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata
Kabupaten Lebak ... 130
4.3 Potongan Isi Renstra Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Banten Tahun 2012-2017 Tentang Pengembangan Kawasan Wisata ...148 4.4 Salah satu isi dalam surat kerja sama DISPORAPAR Kab. Lebak
dengan Desa Sawarna ... 146
4.5 Harga tiket masuk ke Pantai Sawarna ... 149
4.6 Salah satu Gambar Masterplan zonasi di Pantai Sawarna ... 150
4.7 Salah satu isi dalam surat kerja sama DISPORAPAR
Kabupaten Lebak dengan DesaSawarna ... 151
4.8 Surat Perjanjian Kerjasama yang Telah Disepakati ... 151
4.9 Salah satu isi dalam surat kerjasama antara DISPORAPAR
Kabupaten Lebak dengan Desa Sawarna ... 152
4.10 Salah Satu MCK milik masyarakat Desa Sawarna ... 156
4.11 Jembatan yang menghubungkan jalan raya dan Jalan
menuju Pantai Sawarna ... 156
4.12 Bab V mengenai Hak dan Kewajiban dalam Surat Kerjasama ... 159
xi
Setiap Hari Jumat ... 166
4.17 Kawasan Pariwisata di Kabupaten Lebak ... 167
4.18 Tepi Pantai Sawarna yang dijadikan Lahan Parkir ...169
xii
Lampiran Matrix Wawancara
Lampiran Member Check
Lampiran Dokumentasi Foto Penelitian
Lampiran Pamflet Promosi Dinas
Lampiran Daftar Pegawai Dinas
Lampiran Daftar Pegawai Desa Sawarna
Lampiran Perjanjian Kerjasama
Lampiran Data Jumlah Wisatawan Nusantara dan Asing Tahun 2013 s.d 2015
Lampiran Daftar Rekapitulasi Setoran PAD tahun 2013 s.d 2015
Lampiran Peraturan Daerah Kabupaten Lebak Nomor 2 Tahun 2014
Lampiran Undang-undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009
Lampiran Rencana Strategis Dinas Tahun 2014-2019
Lampiran Daftar Bimbingan Skripsi
1 1.1 Latar Belakang Masalah
Pariwisata merupakan salah satu sumber bagi pertumbuhan ekonomi
diberbagai bagian dunia. Namun, pertumbuhan pariwisata internasional yang
memberikan harapan bagi banyak negara untuk meningkatkan perekonomian
tersebut, perlu diimbangi kebijakan yang mendukung pembangunan pariwisata.
UNWTO bersama-sama dengan beberapa negara anggota antara lain Indonesia,
Republik Korea, dan Maroko. Mereka berpartisipasi aktif pada Pertemuan
Kelompok Ahli Pariwisata Berkelanjutan, dan telah berhasil mendorong PBB
untuk menetapkan tahun 2017 sebagai Tahun Pariwisata Berkelanjutan
Internasional. Selanjutnya dalam pelaksanaan Tahun Pariwisata Berkelanjutan
International diperlukan strategi trobosan.Strategi terobosan pembangunan
pariwisata dunia adalah dilakukannya diversifikasi produk, seperti pengembangan
jalur-jalur wisata lintas negara dan wilayah yang memiliki kesamaan sejarah dan
aktivitas masa lalu, seperti Jalur Sutra (Silk Road) dan Jalur Rempah.
Pembangunan konektivitas jalur perjalanan wisata, selain itu pengurangan
pajak dan kemudahan visa kunjungan menjadi sangat krusial untuk meningkatkan
arus wisatawan dunia.Pengembangan strategi ini dalam produk wisata diharapkan
secara praktis akan mendorong percepatan pengembangan pariwisata di kawasan
regional, mendorong people-to-people contact dan memperkuat integrasi
negara-negara yang memiliki kekayaan alam yang berlimpah dan memiliki daya tarik
wisata yang tinggi, salah satunya adalah Indonesia (http://www.antaranews.com
/berita/437634/indonesia-pimpin-sidang-dewan-eksekutif-un-wto).
Indonesia adalah sebuah negara kesatuan yang terdiri dari beberapa
pulau-pulau besar dan ribuan pulau-pulau-pulau-pulau kecil. Wilayah Indonesia terbentang sepanjang
3.977 mil diantara Samudera Hindia dan Samudera Pasifik. Luas daratan
Indonesia adalah 1.922.570 km² dan luas perairannya 3.257.483 km². Pulau
terpadat penduduknya adalah pulau Jawa, dimana setengah populasi Indonesia
bermukim di pulau Jawa. Indonesia terdiri dari 5 pulau besar, yaitu: pulau
Jawa dengan luas 132.107 km², pulau Sumatera dengan luas 473.606 km², pulau
Kalimantan dengan luas 539.460 km², pulau Sulawesi dengan luas 189.216 km²,
dan pulau Papua luas 421.981 km² (http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia).
Melihat keadaan geografis pulau-pulaunya seperti itu, baik dari segi sumber
daya alam, suku bangsa, budaya, daerah-daerah yang elok, tempat-tempat yang
berpotensi menjadi daerah wisata unggulan, dan banyak lagi lainnya. Semua
kekayaan dan kekhasan tersebut menjadi satu kesatuan dalam Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI). Selain itu, Indonesia banyak memiliki tempat-tempat
yang berpotensi menjadi objek wisata yang sangat menarik dan unik. Dimana
tempat-tempat tersebut menyimpan nilai-nilai sejarah bangsa yang dapat menarik
antusias wisatawan asing maupun wisatawan lokal untuk datang mengunjungi
tempat tersebut. Contohnya saja, wisata candi-candi yang berada di daerah Jawa
Tengah dan Jawa Timur. Dengan nilai sejarah dan keunikannya kawasan wisata
lokal untuk datang mengunjungi kawasan wisata tersebut. Hal ini dibuktikan
dengan Indonesia dikunjungi 5.643.271 wisatawan mancanegara (wisman) selama
Januari hingga Agustus 2013 atau meningkat 8,28 persen dibandingkan periode
yang sama tahun lalu sebesar 5.211.704 wisman. Wisman ke Indonesia pada
Agustus 2013 naik tajam, dari 634.194 wisman pada Agustus 2012, menjadi
771.009 wisman, atau meningkat 21,57 persen. Tercatat jumlah wisman yang
masuk ke Indonesia selama Januari-Agustus 2014 mencapai 5.643.271 wisman,
atau meningkat hingga 8,28 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu
sebesar 5.211.704 wisman (http://www.tempo.co/read/news/2014/03/06/2025598
69/Pariwisata-Indonesia-Lampaui-Pertumbuhan-Ekonom).
Menilai dari fakta-fakta di atas, sudah menjadi hal mutlak jika Indonesia
dinilai sebagai negara yang kaya dan mampu membawa rakyatnya kedalam
keadaan sejahtera. Hal ini dapat dilihat dari Pertumbuhan industri pariwisata di
Indonesia. pada akhir tahun 2014 mencapai 9,39 persen lebih tinggi dari tahun
sebelumnya. Angka itu di atas pertumbuhan ekonomi nasional yang mencapai 5,7
persen. Sedangkan sektor pariwisata menyumbangkan produk domestik bruto
mencapai Rp.347 triliun. Bila dibandingkan, angka itu mencapai 23 persen dari
total pendapatan negara yang tercantum di APBN Perubahan 2013, yakni
Rp.1.502 triliun, Sektor pariwisata juga menempati urutan keempat sebagai
penyumbang devisa negara tahun 2013. Dalam daftar peringkat daya saing
pariwisata di ASEAN yang dilansir oleh World Economic Forum (2013), posisi
Indonesia terus merangkak naik setiap tahunnya. Kini, peringkat daya saing
dengan diketoknya beberapa standarisasi usaha wisata oleh pemerintah
(http://www.tempo.co/read/news/2014/03/06/202559869/Pariwisata-Indonesia-Lampaui-Pertumbuhan-Ekonom).
Guna mendongkrak pertumbuhan jumlah wisatawan, pemerintah rajin
menggelar sejumlah program promosi. Salah satu program besar itu adalah
mengikuti pameran pariwisata di luar negeri seperti di Berlin.Kekuatan industri
pariwisata Indonesia yang utama masih pada sumber daya alam dan kekayaan
ragam budaya, serta biaya yang relatif murah. Kekuatan industri ini juga
diterapkan diberbagai daerah mengingat pentingnya peran sektor pariwisata dalam
pembangunan. Pentingnya peranan sektor pariwisata dalam pembangunan
ekonomi di berbagai daerah sudah menjadi tidak diragukan lagi. Banyak
daerah-daerah yang menggarap sektor pariwisata dengan serius dan menjadikan
pariwisata sebagai sektor unggulan didalam perolehan pendapatan daerah. Setiap
daerah di Indonesia memiliki kekhasan dan keunikannya masing-masing, baik
secara keindahan alam maupun kekhasan budaya. Salah satunya adalah dengan
menggalakan wisata bahari. Sebagai contoh beberapa objek wisata bahari yang
dikelola dengan baik diantaranya, Pantai Kuta - Bali, Taman Laut Bunaken -
Manado, Pantai Raja Ampat - Papua, Pantai Pangandaran - Jawa Barat, Pantai
Sengigi Lombok, Pantai Parai Tenggiri Bangka Belitung, Pantai Parangtritis
-Yogyakarta, dan yang terakhir adalah Pantai Anyer - Banten.
Provinsi Banten 8.800,83 km2 dengan populasi penduduk mencapai
10.644.030 jiwa berdasarkan sensus penduduk tahun 2010. Mayoritas penduduk
industri dan jasa. Unit pemerintahan dibagi atas 4 kabupaten dan 4 kota :
Kabupaten Serang, Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Lebak, Kabupaten
Tangerang, Kota Tangerang, Kota Cilegon, Kota Serang dan Kota Tangerang
Selatan. Masing-masing wilayah memiliki karakteristik sumber daya pariwisata
budaya, alam, buatan dan kehidupan masyarakat tradisional (living culture) yang
berkembang sebagai destinasi wisata berskala nasional bahkan internasional.
Terdapat 34,8% atau sekitar 71 Objek Daya Tarik Wisata merupakan kawasan
wisata berskala nasional ataupun international.
Pariwisata merupakan sektor yang terus dikembangkan di Indonesia
khususnya Banten. Salah satunya yang paling menarik adalah wisata pantai atau
wisata Bahari. Provinsi Banten memiliki Pantai di Beberapa Daerahnya seperti
Anyer di Cilegon, Pantai Tanjung Lesung di Pandeglang, Pantai Sawarna di
Tabel 1.1
Jumlah Pantai Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten Tahun 2012
Sumber: Database Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Banten Tahun 2013
Data di atas menunjukkan kekayaan Provinsi Banten atas pantai yang dapat
dimanfaatkan untuk wisata. Jumlah pantai terbanyak ada di Kabupaten Serang
sebanyak 36, menyusul Pandeglang dengan total 19, dan diurutan ketiga di
Kabupaten Lebak dengan Jumlah Pantai sebanyak 11 Pantai yang mana akan
diambil untuk penelitian ini adalah pantai di Kabupaten Lebak. Kabupaten Lebak
juga banyak memiliki wisata yang terpendam dan kurang terpublikasikan bahkan
masih belum terjamah oleh para wisatawan. Kabupaten Lebak adalah salah satu
Kabupaten/Kota Pemerintah Swasta Perorangan
Kabupaten yang berada di Provinsi Banten yang memiliki banyak daerah wisata
seperti:
Tabel 1.2
Obyek Wisata di Kabupaten Lebak
No Nama Wisata Tempat
1 Curug Indihiyang Warunggunung
2 Arung Jeram Lebakgedong
3 Goa Sangkir Bojongmanik
4 Budaya Kaolotan Baduy Leuwidamar
5 Pemandian Air Panas Cipanas
6 Pantai Karang Taraje Bayah
7 Pantai Bagedur Malingping
8 Pantai Binuangeun Wanasalam
9 Pantai Cibobos Panggarangan
10 Pantai Pulau Manuk Bayah
11 Pantai Sawarna Bayah
12 Pantai Ciantir Bayah
13 Budaya Kaolotan/Seren Taun Cibeber
14 Situs Cibedug Cikotok
15 Air Panas Senanghati Malingping
16 Situs Palayangan Cimarga
17 Kawah Cipanas Sobang
18 Curug Kanteh Cilograng
19 Pantai Cihara Cihara
20 Pantai Talanca Malingping
21 Pantai Cimandiri Panggarangan
22 Pantai Tanjung Panto Wanasalam
23 Pantai Karang Tengah Wanasalam
Tabel di atas menggunakan data tahun 2008 karena belum ada penambahan
destinasi wisata sampai tahun ini. Tabel di atas menunjukan bahwa, Kabupaten
Lebak merupakan Kabupaten yang memiliki banyak tempat wisata di Provinsi
Banten. Tempat-tempat wisata tersebut tentunya dapat menarik wisatawan, namun
yang paling sering menjadi tempat wisata adalah Pantai Karang Taraje, Pantai
Pulau Manuk dan Sawarna seperti pada tabel jumlah wisatawan di bawah ini:
Tabel 1.3
Jumlah Wisatawan Nusantara
Sumber : Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Lebak, 2013
Ketiga pantai di atas memiliki keindahan pesona pantai yang hampir sama
yaitu, hamparan karang disekitar bibir pantai dan pemandangan pasir putihnya
yang masih alami. Namun dari semenjak awal tahun 2011, pantai Sawarnalah
yang menjadi favorit wisata para wisatawan. Hal tersebut dikarenakan pantai
Sawarna memiliki bentangan bibir pantai yang lebih panjang dari pantai Karang
Taraje dan Pulau Manuk, memiliki beberapa goa yang terdapat tidak jauh dari
pantai sawarna seperti goa Langir, goa Kombayana, dan goa Lalay. Selain itu di
pantai Sawarna ini terdapat dua buah karang yang menyerupai layar dari perahu.
Selain itu, ombak yang besar menjadikan pantai Sawarna menjadi salah satu
rekomendasi pantai wisata surfing oleh para wisatawan asing yang merasa bosan
dengan suasana surfing di pantai Pelabuhan Ratu, nilai tambahnya yaitu pantai
yang masih alami dan berdekatan dengan hutan-hutan yang dilindungi Perum
No Tahun Karang Objek Wisata
Taraje Manuk Pulau Sawarna
1 2013 8.036 15.044 8.787
Perhutani Kabupaten Lebak dan PTPN VIII disekitar pantai. Tabel di atas
menggambarkan peningkatan kunjungan wisatawan terhadap pantai Sawarna dari
tahun 2013 sebanyak 8.787 wisatawan, menjadi 2014 yaitu sebanyak wisatawan
10.978. Terjadi peningkatan sekitar 20% jumlah pengunjung atau sebanyak 2.191
wisatawan. Peningkatan kunjungan wisatawan tahun 2014 sangat disayangkan
karena tidak dibarengi dengan meningkatnya sarana dan prasarana penunjang
wisata di pantai Sawarna. Menurut bapak Agus Fauzi, selaku Kasi Binmas dan
Sarana Pariwisata DISPORAPAR Kabupaten Lebak beliau menuturkan
rendahnya sarana dan prasarana yang ada ditakutkan berdampak kepada
rendahnya kunjungan ulang wisatawan yang sudah berkunjung terhadap destinasi
pariwisata pantai Sawarna. Diakuinya memang belum ada pengembangan
destinasi dan wahana bermain pantai baik itu yang disediakan pemerintah ataupun
pihak lainnya. Selain itu belum adanya kesadaran masyarakat dan wisatawan
tentang pelestarian budaya lokal Sawarna, dan kreatifitas pengembangan kuliner
khas Sawarna, padahal jika itu dilakukan bisa menambah minat wisatawan untuk
berkunjung. Sampai saat ini para wisatawan hanya menikmati pantai Sawarna
dari sudut keindahan alamiah pantai Sawarna saja.
Dalam undang-undang No. 09 tahun 1999 tentang kepariwisataan yang
diganti dengan undang-undang No. 10 tahun 2009, tentang pemerintah daerah
terdampak pada dimilikinya kewenangan yang lebih besar untuk mengatur
daerahnya sendiri dengan modal ekonomi daerah kedudukan sektor pariwisata
semakin penting untuk memacu dan mencari sumber-sumber daerah yang
Dalam menangani hal ini tentunya Pemerintah daerah telah membuat
strategi guna membangun Pantai Sawarna menjadi wisata bahari yang terkelola
dengan baik, misalnya dalam pengembangan daya tarik wisata tersebut diperlukan
adanya dukungan publikasi dan promosi baik ditingkatkan lokal maupun nasional
bahkan internasional, sebab keberhasilan pengembangan pariwisata tergantung
pada strategi promosi yang dijalankan dan dibutuhkan adanya kegiatan pusat
informasi wisata. Selain itu, keberhasilan pengembangan daya tarik wisata sangat
tergantung kepada keseriusan pemerintah Kabupaten Lebak dalam mengelola dan
memanfaatkan objek-objek wisata tersebut dengan baik. Keseriusan tersebut bisa
berupa mulai dari perencanaan, pengembangan dan pengendalian.
Dalam perencanaan dan pengembangan Kabupaten Lebak khususnya untuk
bagian pariwisata melalu peraturan daerah Kabupaten Lebak Nomor 2 Tahun
2014 tentang Rencana dan Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lebak tahun 2014 -
2034 dalam strategi penataan ruang pasal isinya mengenai pengoptimalan dan
pengembangan kawasan wisata alam, budaya dan buatan sudah tertera di
dalamnya yang dapat dijadikan acuan dalam pembentukan strategi program
pengelolaan Pantai Sawarna yang dapat dilihat di pasal 44 mengenai kawasan
peruntukan pariwisata dimana didalam pasal 44 tersebut disebutkan Pantai
Sawarna di Kecamatan Bayah merupakan Kawasan yang termasuk dalam tata
rencana ruang wilayah di Kabupaten Lebak, akan tetapi pada kenyataanya masih
dalam bentuk perencanaan saja dan belum direalisasikan dalam bentuk program
optimal dari Kabupaten Lebak khususnya Dinas Pemuda Olah Raga dan
Pariwisata Kabupaten Lebak.
Kebijakan pemerintah Kabupaten Lebak yang lainnya untuk
mengembangkan pariwisata adalah dengan dikelolanya kawasan wisata tersebut
oleh dinas atau badan yang berbeda, Pantai Karang Taraje terhitung dari 2013
sudah berpindah kewenangan kepada PT. Cemindo Gemilang, pantai Pulau
Manuk dikelola oleh Perusahaan Umum Perhutani, dan hanya Pantai Sawarna
yang sampai saat ini masih dikelola oleh Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata
Kabupaten Lebak di Kecamatan Bayah.
Tabel 1.4
Daftar Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Asli Daerah 2014
Sumber : Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Lebak, 2014
Daftar rekapitulasi setoran retribusi di atas menunjukan bahwa kontribusi
Pantai Sawarna terhadap PAD Kabupaten Lebak di tahun 2014, 100% terealisasi,
menempati urutan ke 4 dari pariwisata yang ada di Kabupaten Lebak. Dengan
jumlah perencanaan pencapaian target sebesar Rp.25.000.000, dan terealisasi
100% sebesar Rp.25.000.000. Kebijakan tersebut tentunya dilakukan untuk
No Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga Target (Rp) Target (Rp) Realisasi %
1 Sport Centere 63.125.000 63.125.000 100
2 Pemandian Air Panas Cipanas 50.000.000 50.000.000 100
3 Pantai Bagedur 40.000.000 40.000.000 100
4 Pantai Sawarna 25.000.000 25.000.000 100
5 Wisata Budaya Baduy 6.000.000 6.000.000 100
6 Pantai Binuangeun 4.500.000 5.000.000 111,11
7 Pantai Pulo Manuk 1.000.000 1.000.000 100
meningkatkan arus kunjungan dan meningkatkan pendapatan daerah dan tujuan
akhir adalah berkontribusi besar dalam PAD. Jika kita kaitkan dengan jumlah
wisatawan di atas sebelumnya, pada tahun 2014 jumlah kunjungan wisatawan
mencapai 10.978 dikalikan dengan setoran retribusi yang diatur dalam nota
kesepakatan antara Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Lebak
dengan Kepala Desa Sawarna tentang pengelolaan pantai Sawarna sebesar
Rp.3.000, maka setoran retribusi PAD yaitu sebesar Rp.32.934.000. Menurut Ibu
Muslihah kepala seksi jasa usaha Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata
Kabupaten Lebak penetapan target PAD dilihat dari jumlah kunjugan wisata tahun
sebelumnya dikalikan dengan tarif setoran yang sudah ditetapkan. Setelah peneliti
melakukan hitungan sederhana, ternyata target PAD seharusnya bisa dioptimalkan
lagi.
Sangat disayangkan, 2 tahun sebelumnya pantai Sawarna belum bisa
berkontribusi terhadap PAD, dikarenakan belum terfokusnya pengelolaan pantai
di Kecamatan Bayah oleh Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten Lebak,
dikarenakan pada tahun tersebut masih berfokus kepada wisata alam suku Baduy
(Agus Fauzi Kasi Binmas dan Sarana Pariwisata DISPORAPAR Kabupaten
Lebak).
Adapun hasil pengamatan (observation) peneliti di lapangan yang dapat
disimpulkan terkait dengan permasalahan pariwisata pantai Sawarna yang
difokuskan pada pengelolaan pariwisata pantai Sawarna oleh Dinas Pemuda
Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Lebak. Dalam melakukan pengembangannya
di lapangan pada observasi awal terkait Strategi Dinas Pemuda Olah Raga dan
Pariwisata diantaranya adalah:
Pertama. Belum Optimalnya pemanfaatan potensi wisata Pantai Sawarna
Oleh Investor dan Pemerintah. Pantai Sawarna memiliki keunggulan dari sisi
penampakan alam yang indah dan terkumpul semua dalam satu lokasi, serta
keasrian alam yang masih alami. Hal ini ditunjukkan dengan adanya tren
penurunan jumlah wisatawan yang datang ke Pantai Sawarna. Selain itu
berdasarkan informasi yang diperoleh pengunjung yang datang didominasi oleh
warga lokal berdasarkan database Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata
Kabupaten Lebak tahun 2014, terjadi peningkatan kunjungan wisatawan terhadap
pantai Sawarna dari tahun 2013 sebanyak 20%, namun tidak dibarengi dengan
peningkatan pengelolaan destinasi pantai Sawarna. Hal ini menunjukkan belum
optimalnya pemanfaatan potensi keunggulan wisata Pantai Sawarna untuk
menarik wisatawan. Hal lain juga ditandai dengan wisatawan yang telah datang
kurang berminat untuk kembali sehingga sangat diperlukan inovasi baik oleh
investor maupun pihak pemerintah agar wisatawan dapat berkunjung kembali
Kedua, kurang optimalnya penyediaan fasilitas dan aksesibilitas yang ada di
pantai Sawarna masih belum memadai dan belum maksimal. MCK disekitar
pantai masih belum dapat dikatakan baik, lalu Kondisi warung-warung di bibir
pantai kurang tertata rapi sehingga kondisi tata lokasi pembangunan pantai
menjadi semerawut. Selain itu masalah kebersihan juga masih kurang karena
banyaknya sampah plastik dan kotor berserakan di Indahnya Pasir Putih Pantai
kebersihan dan peran pemerintah untuk menjaga lingkungan sekitar Pantai.
Kondisi demikian akan semakin diperparah bila saat musim liburan tiba di mana
lebih banyak pengunjung maka sampah semakin tidak terkontrol. Selain Fasilitas,
kurang optimalnya pembangunan akses menuju sawarna. Dari akses yang paling
utama hingga akses menuju Pantai. Misalnya Akses jalan Provinsi yang
kondisinya semakin lama semakin memburuk dan cenderung tidak ada perubahan
jalan berlubang, sempit, dan minim penerangan. Lama tempuh menuju objek
wisata sebenarnya kondisional, hal tersebut diakibatkan oleh jalanan yang rusak
dan berlubang dikedua jalur tersebut. Akses transportasi menuju objek wisata
pantai Sawarna terhenti di terminal Kecamatan Bayah saja. Sedangkan jarak
tempuh dari terminal Bayah menuju pantai Sawarna adalah 10 Km. Tidak ada
transportasi angkutan umum lanjutan menuju kawasan wisata pantai Sawarna
kecuali ojek dan sewa mobil. Hal tersebut sangat menyulitkan para wisatawan
yang berkunjung dengan tidak membawa kendaraan pribadi. Keadaan tersebut
sering dikeluhkan oleh para wisatawan yang mengakses jalan tersebut, Kesulitan
lain adalah Kurangnya penerangan daerah wisata menjadikan ketidak nyamanan
wisatawan ketika mereka harus pulang dari pantai menuju tempat dimana mereka
menginap ketika malam hari. Selain itu, hal tersebut menjadikan tingkat
keamanan wisatawan ketika malam menjadi rawan, walaupun belum pernah ada
terjadi tindakan kriminal pada malam hari didaerah objek wisata. Akan tetapi hal
tersebut tetap saja menjadikan keamanan objek wisata pantai Sawarna tidak
nyaman ketika malam tiba. walaupun pada akhirnya mereka takjub akan pesona
wisatawan lokal dari Tangerang yang peneliti temui di lapangan. Sedangkan bila
ingin mengunjungi pantai sawarna pengunjung harus kendaraan pribadi atau
sewaan, dikarenakan belum adanya kendaraan umum untuk menuju kepantai,
adapun untuk menuju wisata-wisata sekitar pantai pengunjung harus menyewa
ojek karena tidak selalu dapat diakses dengan mobil Pemerintah memang
memberi perhatian, terhadap akses menuju Pantai Sawarna namun belum pada
pelaksanaanya, Hal ini tentunya menjadi miris karena infrastrukturmerupakan hal
yang seharusnya diprioritaskan utama dalam strategi peningkatan kunjungan
wisatawan. Namun ternyata fasilitas dan aksesibilitas menjadi kelemahan dalam
straategi pengembangan Pantai Sawarna.
Ketiga, Kurang Optimalnya Manajemen Pengelolaan Pantai Sawarna. Hal
ini terlihat dari kurang kreatif dan inovatifnya pengembangan strategi yang ada
khususnya terkait promosi, hal ini terlihat dalam hal strategi promosi Dinas
Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Lebak hanya melakukan strategi
promosi pada event-event tertentu saja baik itu yang diadakan oleh Provinsi
maupun Nasional. Blog tentang Sawarna hanya menampilkan empat foto utama
sawarna dengan deskripsi seadanya. Selain itu rendahnya tingkat promosi iklan
atau bentuk sosialisasi lainnya baik radio ataupun media cetak. Adapun yang
lainnya adalah masih minimnya penunjuk arah jalan yang membingungkan untuk
pengunjung pemula. Padahal bentuk sosialisasi promosi atau pengenalan destinasi
wisata sangat penting guna menarik wisatawan atau setidaknya para calon
wisatawan tahu akan pariwisata pantai Sawarna. Masalah lain soal strategi yaitu
membeli sebuah tiket yang tarifnya sudah ditetapkan, untuk perorangan dikenakan
biaya sebesar Rp.6.000 sudah termasuk kendaraan roda dua, dan kendaraan roda
empat sebesar Rp.10.000 tarif parkir permalam, namun bisa saja berubah
tergantung pengelola. Walaupun tarif retribusi tersebut sudah ditetapkan namun
kita boleh melakukan negosiasi, biasanya satu motor dengan dua orang
penumpang hanya membayar tarif sebesar Rp.6.000, bahkan peneliti melihat
pengunjung yang masuk tanpa membayar retribusi, ketika peneliti mencoba
bertanya kepada seorang pengunjung yang bernama Anshar, ternyata pengunjung
tersebut mengenali petugas penjaga karcis, sehingga tidak dipungut biaya karcis
masuk pantai Sawarna. Sedangkan strategi yang lain terkait pengembangan
pariwisata dari sisi kelemahan dan kekurangannya belum dioptimalkan dengan
baik. Apabila pengelolaan manajemen Pantai Sawarna dikelola dengan tepat
tentunya hal ini akan menimbulkan peluang baik untuk kesejahteraan masyarakat
dan PAD Lebak pada puncak akhirnya.
Keempat, Belum adanya kerjasama dan koordinasi yang baik antar pihak
terkait dalam Pengembangan Wisata Pantai Sawarna. Pihak terkait dalam hal ini
adalah tentunya Disbudpar Provinsi Banten. Hal ini terlihat masih adanya saling
lempar tanggungjawab. Pihak Dinas Kabupaten Lebak melempar tanggungjawab
kepada dinas Provinsi, sedangkan Dinas Provinsi melempar kepada dinas
pelaksana di Kota dan kabupaten. Hal ini terlihat dalam Rencana Strategis
2012-2017 yang menetapakan Sawarna sebagai salah satu kawasan prioritas
pengembangan kepariwisataan. Namun jika melihat kelapangan belum ada
dalam hal akses dan infrastruktur. Baik dari sisi Pemerintah Kabupaten maupun
Pihak Provinsi. Selain itu sebagai pemilik wilayah Dinas Pemuda Olahraga dan
Pariwisata (Disporapar) Kabupaten Lebak belum secara agresif melakukan
kerjasama dengan pihak swasta terkait pengelolaan dan belum secara agresif
berkoordinasi dengan pemerintah provinsi, seperti hanya berpangku tangan.
Masing-masing dinas memiliki prioritas lainnya. Tentunya hal ini menunjukkan
kurang seriusnya pihak dinas dalam pengembangan kawasan wisata Pantai
Sawarna yang orang-orang bilang sebagai “The Hidden Paradise” yang nantinya
akan menjadi ancaman, atau bahkan mengalami kerusakan yang semakin buruk
Inilah yang menjadi latar belakang peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian tentang “STRATEGI DINAS PEMUDA OLAHRAGA DAN PARIWISATA (DISPORAPAR) KABUPATEN LEBAK DALAM PENGELOLAAN PARIWISATA PANTAI SAWARNA DI KECAMATAN BAYAH”.
1.2 Identifikasi Masalah
Dalam bagian ini peneliti akan menuliskan berbagai permasalahan yang ada
pada objek yang akan diteliti seperti yang telah disinggung di dalam latar
belakang masalah. Peneliti menyimpulakan ada beberapa masalah manajemen
pengelolaan pantai Sawarna diantaranya:
1. Belum optimalnya pemanfaatan potensi lokasi tujuan wisata pantai Sawarna
2. Kurang optimalnya penataan bangunan di sekitar bibir pantai dan
penyediaan sarana penunjang wisata yang ada di pantai Sawarna.
3. Kurang optimalnya Manajemen Pengelolaan Pantai Sawarna dibidang
promosi.
4. Belum adanya kerjasama dan koordinasi yang baik antar pihak terkait dalam
Pengembangan Wisata Pantai Sawarna.
1.3 Batasan dan Rumusan Masalah 1.3.1 BatasanMasalah
Pembatasan masalah dalam penelitian ini maka peneliti akan
membatasi tentang Strategi Dinas Pemuda Olahraga Dan Pariwisata
Kabupaten Lebak dalam Pengelolaan Pariwisata Pantai Sawarna Di
Kecamatan Bayah.
1.3.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah disampaikan di atas
maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana Strategi
Dinas Pemuda Olahraga Dan Pariwisata (DISPORAPAR) Kabupaten Lebak
dalam Pengelolaan Pariwisata Pantai Sawarna Di Kecamatan Bayah?
1.4 Tujuan penelitian
Sesuai dengan masalah yang dihadapi, maka tujuan penelitian ini yaitu
(DISPORAPAR) Kabupaten Lebak dalam Pengelolaan Pariwisata Pantai Sawarna
Di Kecamatan Bayah.
1.5 Kegunaan Penelitian 1.5.1 Kegunaan Teoritis
1. Untuk menambah ilmu pengetahuan melalui penelitian yang
dilaksanakan sehingga memberikan kontribusi pemikiran bagi
pengembangan Ilmu Administrasi Negara khususnya.
2. Sebagai bahan pemahaman dan pembelajaran bagi peneliti
maupun mahasiswa lain untuk melakukan penelitian-penelitian
secara lebih mendalam mengenai Strategi Dinas Pemuda
Olahraga Dan Pariwisata Kabupaten Lebak dalam Pengelolaan
Pariwisata Pantai Sawarna Di Kecamatan Bayah.
1.5.2 Kegunaan Praktis
1. Bagi pemerintah daerah, diharapkan nantinya dapat dijadikan
sebuah penilaian yang logis bagi pemerintahan daerah untuk lebih
serius lagi menciptakan good governance khususnya tentang
mengenai Strategi Dinas Pemuda Olahraga Dan Pariwisata
Kabupaten Lebak dalam Pengelolaan Pariwisata Pantai Sawarna Di
2. Bagi masyarakat, diharapkan nantinya bisa mendapatkan dampak
kesejahteraan, kemanfaatan, dan lapangan pekerjaan atas
aktifitas-aktifitas wisatawan objek wisata pantai Sawarna.
Bagi peneliti, sebagai salah satu syarat untuk menyandang gelar strata satu
dan bertambahnya ilmu pengetahuan berdasarkan fakta-fakta baru yang ada di
suatu instansi yang mengenai Strategi Dinas Pemuda Olahraga Dan Pariwisata
Kabupaten Lebak dalam Pengelolaan Pariwisata Pantai Sawarna Di Kecamatan
Bayah.
1.6. Sistematika penulisan BAB I PENDAHULUAN I.I. Latar Belakang Masalah
Latar belakang masalah menggambarkan ruang lingkup dan kedudukan
permasalah yang akan di teliti dalam bentuk uraian secara deduktif, dari ruang
lingkup yang paling umum hingga menukik ke masalah yang lebih spesifik,
yang relevan dengan judul skripsi.
1.1 Identifikasi Masalah dan Pembatasan Maslah 1.1.1 Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah akan memperjelas aspek permaslahan yang muncul
dan berkaitan dengan variabel yang akan di teliti. Identifikasi masalah dapat
1.1.2 Batasan Masalah
Batasan masalah akan lebih mempersempit masalah yang akan diteliti,
sehingga objek penelitian, subjek penelitian, lokus penelitian, hingga periode
penelitian secara jelas termuat.
1.2 Perumusan Masalah
Bagian ini peneiti mengidentifikasi masalah secara implisit secara tepat
atas aspek yang akan diteliti seperti terdapat dalam latar belakang masalah dan
pembatasan masalah.
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian akan mengungkapkan tentang sasaran yang ingin
dicapai dengan dilaksanakannya penelitian terhadap permasalahan yang sudah
dirumuskan sebelumnya.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian akan menjelaskan manfaat teoritis dan praktis dari
diadakannya penelitian ini.
1.5 Sistematika Penulisan
Sitematika penulisan menjelaskan tentang isi bab per bab secara singkat
dan jelas.
BAB II DESKRIPSI TEORI 2.1 Deskripsi Teori
Deskripsi teori memuat kajian terhadap sejumlah teori yang relevan
dengan permasalahan dan variabel penelitian sehingga akan memperoleh
2.2 Peneliti Terdahulu
Peneliti terdahulu adalah kajian penelitian yang pernah dilakukan oleh
peneliti sebelumnya yang dapat diambil dari berbagai sumber ilmiah, baik
Skripsi, Tesis, Disertasi atau Jurnal penelitian. Jumlah jurnal yang digunakan
minimal 2 jurnal.
2.3 Kerangka Berpikir
Sub bab ini menggambarkan alur pikiran peneliti sebagai kelanjutan dari
deskripsi teori.
2.4 Asumsi Dasar penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara atas permasalahan yang ada,
yang diteliti, dan akan diuji kebenarannya. Hipotesis dirumuskan berdasarkan
kajian teori dan kerangka berfikir.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian
Metode penelitian menjelaskan metode yang digunakan dalam penelitian ini.
3.2 Fokus Penelitian
Bagian ini membatasi dan menjelaskan subtansi materi kajian penelitian
yang ada dilakukan.
3.3 Lokasi Peneltian
Menjelaskan tempat (lokus) penelitian dilakukan. Menjelaskan tempat
penelitian, serta alasan memilihannya.
3.4.1 Definisi Konseptual memberikan penjelasan konsep dari variable yang akan diteliti menurut pendapat peneliti berdasarkan kerangka teori yang
digunakan.
3.4.2 Definisi Operasional merupakan penjabaran konsep atau variabel penelitian dalam menjabarkan fenomena yang akan diamati.
3.5 Instrumen Penelitian
Instrumern penelitian menjelaskan tentang proses penyusunan dan jenis
alat pengumpul data yang digunakan.
3.6 Informan Penelitian
Informan penelitian menjelaskan tentang informan yang akan
memberikan berbagai macam informasi yang dibutuhkan oleh peneliti.
3.7 Teknik Pengolahan dan Analisa Data
Menjelaskan tentang teknik analisa beserta rasionalitas yang sesuai
dengan sifat data yang diteliti.
3.8 Tempat dan Waktu
Menjelaskan tentang tempat dan waktu penelitian dilaksanakan.
BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1. Deskripsi Obyek Penelitian
Penjelasan mengenai objek penelitian yang meliputi alokasi penelitian
secara jelas, struktur organisasi dari populasi atau sampel (dalam penelitian
ini menggunakan istilah informan) yang telah ditentukan serta hal lain yang
berhubungan dengan obyek penelitian.
Menjelaskan data penelitian dengan mengunakan teori yang sesuai
dengan kondisi di lapangan.
4.3. Deskripsi Data
Menjelaskan hasil penelitian yang telah diolah dari data mentah dengan
mengunakan teknis analisis data kualitatif.
4.4. Pembahasan
Merupakan pembahasan lebih lanjut dan lebih rinci terhadap hasil
penelitian.
BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan
Menyimpulkan hasil penelitian yang diungkapkan secara jelas, singkat
dan juga mudah dipahami. Kesimpulan juga harus sejalan dengan
permasalahan serta asumsi dasar penelitian.
5.2. Saran
Memiliki isi berupa tindak lanjut dari sumbangan penelitian terhadap
bidang yang diteliti baik secara teoritis maupun secara praktis. Saran praktis
biasanya lebih operasional sedangkan pada aspek teoritis lebih mengarah
pada pengembangan konsep atau teori.
DAFTAR PUSTAKA
Berisi daftar referensi yang digunakan dalam penyusunan skripsi.
Lampiran
25
2.1 Deskripsi Teori
Semua penelitian bersifat ilmiah. Oleh karena itu semua peneliti harus
berbekal teori. Siti Rahayu Haditono (1999) dalam sugiyono (2009: 41),
menyatakan bahwa suatu teori akan memperoleh arti penting, bila ia lebih banyak
dapat melukiskan, menerangkan dan meramalkan gejala yang ada. Oleh sebab itu,
pada bab ini meneliti akan memamaparkan teori yang akan dipakai dalam
penyelesaian masalah yang ada.
Dalam penelitan Strategi Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten
Lebak dalam Pengelolaan Pariwisata Pantai Sawarna Di Kecamatan Bayah ini,
kajian yang relevan untuk digunakan adalah pendekatan mengenai manajemen
strategis. Dimana dalam mengelola pariwisata pantai Sawarna dibutuhkan strategi
yang baik yang mampu di Implementasikan oleh pihak yang bertanggungjawab
untuk mengemban tugas-tugas tersebut dalam hal ini yaitu Dinas Pemuda
Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Lebak dibidang Pariwisata.
2.1.1 Konsep Organisai
Perkataan organisasi berasal dari istilah Yunani organon dan istilah
Latin organum yang berarti alat, bagian, anggota atau badan.Dalam literatur
dewasa ini, arti organisasi beraneka ragam, tergantung dari sudut mana ahli
Mooney dalam Manullang (2005:59) mengatakan, organisasi adalah
bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai suatu tujuan bersama.
Sedang Chester I. Barnard memberi pengertian bahwa organisai sebagai
suatu sistem dari aktivitas kerja sama yang dilakukan dua orang atau lebih.
Organisai yang terbesar dimana pun sudah barang tentu organisasi
publik yang mewadahi seluruh lapisan masyarakat dengan ruang lingkup
negara. Oleh karena itu, organisasi publik mempunyai kewenangan yang
absah (terligitimasi) dibidang politik, administrasi, pemerintahan dan hukum
secara terlembaga sehingga mempunyai kewajiban melindungi warganya
serta melayani kebutuhan. Sebaliknya, berhak pula memungut pajak untuk
pendanaan dan menjatuhkan sebagai sanksi penegakan peraturan.
Seiring berjalannya waktu, organisasi mengalami perubahan
paradigma. Perubahan paradigma dalam organisasi ini dapat dilihat dari
kacamata yang lain, yaitu yang diwarnai oleh paradigma organisasi dan oleh
post birokrasi. Jadi, organisasi publik sering kita lihat pada bentuk
organisasi instansi pemerintah yang juga dikenal sebagai birokrasi
pemerintah. Istilah birokrasi ini di berikan kepada instansi pemerintah
karena pada awalnya tipe organisasi yang ideal (yang disebut birokrasi dan
orang-orang yang disebut birokrat ini) merupakan bentuk yang sebagian
besar diterima dan diterapkan oleh instansi pemerintah.
Dari pembahasan mengenai konsep organisasi dan manajemen publik
di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa organisasi adalah sebuah wadah
sebuah tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Adapun manajemen publik
merupakan, organisasi pemerintah yang mengatur sumber daya yang ada
agar dapat dimanfaatkan secara efektif dan efisien untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat tidak didasarkan pada profit, dalam hal ini
pemerintah sebagai penyedia kebutuhan publik.
2.1.2 Konsep Strategi Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Lebak
Perencanaan strategi merupakan suatu keinginan yang berorientasi
kepada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu 5 (lima) tahun secara
sistematis dan berkesinambungan, potensi (kekuatan), peluang, kelemahan,
dan hambatan yang ada atau mungkin yang timbul. Proses ini sendiri
merupakan suatu rencana strategis instansi pemerintah yang setidaknya
memuat visi, misi, tujuan dan sasaran strategi dan kebijakan program.
Visi berkaitan dengan pandangan kedepan menyangkut kemana arah
dan tujuan Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata dalam berkarya
melaksanakan pembangunan daerah agar tetap eksis, inovatif, produktif,
berdaya guna, dan bertanggungjawab sesuai bidangnya.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perumusan visi adalah sebagai
berikut:
1. Mencerminkan apa yang ingin dicapai sebuah organisasi.
2. Memberikan arah yang jelas.
4. Memiliki orientasi terhadap masa depan organisasi.
5. Mampu menumbuhkan komitmen dalam lingkungan organisasi.
6. Mampu menjamin kesinambungan kepemimpinan organisasi.
Berdasarkan analisa potensi, peluang, kelemahan dan hambatan yang
dihadapi Kabupaten Lebak telah menetapkan visi “Menuju Kabupaten
Lebak yang Maju, Berdaya Saing dan Religius melalui Pemanpaatan
Pembangunan Perdesaan dan Pengembangan Ekonomi Kerakyatan”.
Untuk mewujudkan visi tersebut maka misi Kabupaten Lebak yang
akan dilaksanakan bersama dunia usaha dan masyarakat adalah:
1. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang produktif,
kreatif dan inovatif,
2. Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang berorientasi
pelayanan publik,
3. Meningkatkan perekonomian yang kokoh berbasis ekonomi
kerakyatan,
4. Meningkatkan ketersediaan infrastruktur strategis wilayah,
5. Menjaga keseimbangan lingkungan dan pembangunan yang
berkelanjutan,
6. Meningkatkan keamanan dan ketertiban wilayah.
Visi dan misi di atas tersebut, sangatlah relevan dan realistis tetapi
pasti akan mengalami tantangan/hambatan. Oleh karena itu dibutuhkan
konsistensi semua stekholder, dan dibutuhkan upaya kerja keras dalam
Dengan merujuk dari Rencana Strategis Kabupaten Lebak dan
tercapainya visi dan misi tersebut di atas maka Dinas Pemuda Olahraga dan
Pariwisata sebagai salah satu pelaksana pemerintah daerah sesuai bidangnya
perlu menetapkan visi dan misi sebagai arah atau acuan kebijakan dinas
dalam mencapai tujuan untuk 5 (lima) tahun kedepan.
Visi Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Lebak
disusun berdasarkan kondisi subyektif dan dilandasi pimikiran dan
perkembangan kondisi dan tantangan dimasa yang akan datang. Dinas
Pemuda Olahraga dan Pariwisata dalam hubungan ini mempunyai
tanggungjawab. Untuk memberdayakan potensi masyarakat dalam bidang
kepemudaan, keolahragaan, seni budaya, dan pariwisata secara terus
menerus atau kesinambungan. Dengan demikian maka visi Dinas Pemuda
Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Lebak adalah “Terwujudnya Lembaga
Terdepan dalam Meningkatkan Peran Pemuda, Prestasi Olahraga dan
Pariwisata yang Berdaya Saing Berbasis Pengembangan Wilayah”.
Untuk mewujudkan visi tersebut di atas, maka Dinas Pemuda
Olahraga dan Pariwisata menetapkan misi sebagai berikut:
1. Meningkatkan sarana dan prasarana pendukung operasional
kelembagaan,
2. Meningkatkan pembinaan dan peranan kepemudaan, sekaligus
pengembangan potensi SDM pemuda dalam kreatifitas lokal
3. Meningkatkan pembinaan dan pengembangan olahraga
pendidikan, olahraga rekreasi, dan olahraga prestasi menuju
industrialisasi olahraga kompetitif,
4. Menigkatkan dan mengembangkan potensi pariwisata berbasis
kreatifitas lokal,
5. Meingkatkan dan mengembangkan objek-objek wisata.
Dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran serta menerapkan strategi
dalam pelaksanaan kegiatan bidan Pemuda Olahraga dan Pariwisata tahun
2014-2019 adalah sebagai berikut:
1. Kebijakan pembangunan peningkatan sarana dan prasarana.
2. Membangun dan mengembangkan kerjasama antar instansi dan
organisasi dalam pengembangan bidang Pemuda Olahraga dan
Pariwisata.
3. Memadukan dan merumuskan kebijakan, perencanaan,
pelaksanaan, monitoring, dan evaluasi kegiatan dengan instansi
terkait.
4. Menjalin kemitraan dengan instansi/lembaga/organisasi dan dunia
usaha dalam pengembangan bidang Pemuda Olahraga dan
Pariwisata.
5. Menyusun dan melaksanakan standarisasi pelayanan Kepemudaan
Olahraga dan Pariwisata dalam bentuk standar pelayanan minimal
6. Mendayagunakan website sebagai media sosialisasi dan promosi
untuk menyampaikan informasi kepada masyarakat.
7. Menanamkan kesadaran masyarakat akan arti pentingnya bidang
Kepemudaan Olahraga dan Kepariwisataan.
8. Menyusun dan melaksanakan sistem monitoring dan evaluasi
program kegiatan secara akurat, transparan dan akuntabel.
9. Mendorong dan menciptakan aspek kewirausahaan dalam rangka
meningkatkan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan bidangnya.
Untuk mewujudkan tujuan dan sasaran tersebut di atas Dinas Pemuda
Olahraga dan Pariwisata menetapkan strategi sebagai berikut:
1. Melibatkan berbagi instansi pemerintah yang terkait dalam
perumusan kebijakan bidan Pemuda Olahraga dan Pariwisata.
2. Mengharapkan unsur pemerintah daerah tingkat Kabupaten,
Kecamatan dan Desa/Kelurahan melakukan sinkronisasi berbagai
kebijakan bidan Pemuda Olahraga dan Pariwisata.
3. Membangun dan mengengbangkan kerjasama antar
instansi/lembaga/organisasi dalam mendayagunakan sumber daya
manusia, sarana dan prasarana.
4. Meningkatkan saling pengertian dalam merencanakan,
melaksanakan, pemonitoran dan pengevaluasian program kegiatan
pembinaan dan pengembangan masyarakat olahraga, seni budaya
5. Melakukan sosialisasi dan promosi bidang promosi bidang
Pemuda Olahraga dan Pariwisata kepada instansi terkait dan dunia
usaha secara sistematis dan berkelanjutan.
6. Menyusun dan menetapkan peraturan dan ketentuan tentang peran
dan tanggungjawabnya dalam pembinaan dan pengembangan
bidang Pemuda Olahraga dan Pariwisata dalam bentuk MOU atau
sejenisnya.
7. Melakukan pendataan, inventarisasi, identifikasi, interpretasi dan
pemetaan berbagai kegiatan dibidang Pemuda Olahraga dan
Pariwisata.
2.1.3 Pengertian Strategi
Istilah strategi berasal dari bahasa yunani strategeia (stratos : militer,
dan ag : pemimpin) yang artinya seni atau ilmu untuk menjadi seorang
jenderal, dimana jenderal tersebut dibutuhkan untuk memimpin suatu
angkatan perang agar dapat memenangkan perang. Strategi merupakan cara
terbaik yang dijalankan untuk mencapai tujuan tertentu.
Strategi adalah aksi potensial yang membutuhkan keputusan
manajemen puncak dan sumber daya perusahaan dalam jumlah yang besar.
Selain itu, strategi mempengaruhi perkembangan jangka panjang
perusahaan, biasanya untuk lima tahun ke depan, dan karenanya beroientasi
ke masa yang akan datang. Strategi mempunyai konsekuensi
faktor eksternal maupun internal yang dihadapi perusahaan (David,
2010:21).
Definisi strategi lainnya secara umum diungkapkan oleh
Mangkuprawira (2004: 14), ia mengemukan strategi didefinisikan sebagai
cara mengerjakan sesuatu untuk mencapai tujuan tertentu.
Hal ini mengindikasikan adanya penggunaan strategi didalam sebuah
organisasi, tidak saja organisasi swasta yang dalam penggunaan strateginya
untuk dapat memperoleh profit. Definisi Mangkuprawira memberikan
gambaran kepada kita, bahwa strategi merupakan upaya mengerjakan
sesuatu oleh organisasi dalam rangka mencapai tujuannya. Penggunaan
strategi didalam organisasi publikpun sangat dibutuhkan, tetapi di dalam
organisasi publik strategi dilakukan dalam upaya pencapaian tujuan yang
telah ditentukan sebelumnya. Artinya dalam perkembangan saat ini, strategi
tidak saja diadopsi oleh organisasi swasta saja tetapi dalam organisasi
publik pun strategi tetap digunakan.
Sementara menurut Chandler dalam Rangkuti (2005:3) menyebutkan:
”Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan dalam kaitannya dengan tujuan jangka panjang, program tindak lanjut serta prioritas alokasi sumber daya, serta pendayagunaan dan alokasi semua sumber daya yang penting untuk mencapai tujuan tersebut. Pemahaman yang baik mengenai konsep strategi dan konsep-konsep lain yang berkaitan, sangat menentukan suksesnya yang disusun”.
Secara sederhana, pengertian di atas menjelaskan bahwa strategi
adalah alat keberhasilan sebuah tujuan kegiatan yang dipengaruhi oleh
Menurut tokoh lain yaitu Andrew dalam Rangkuti (2005:4) menjelaskan bahwa:
”Strategi adalah kekuatan motivasi untuk stakeholder, seperti manajer, karyawan, konsumen, komunitas, pemerintah dan sebagainya, yang baik secara langsung ataupun tidak langsung menerima keuntungan atau biaya yang ditimbulkan oleh semua tindakan yang dilakukan oleh perusahaan”.
Pengertian di atas menjelaskan bahwa, strategi adalah kekuatan yang
mempengaruhi resiko-resiko yang ditanggung oleh sebuah organisasi dalam
menjalankan kegiatannya.
Ada lagi menurut Dirgantoro (2001:4) yang menjelaskan bahwa:
”Strategi adalah hal menetapkan arah kepada manajemen dalam arti orang tentang sumber daya didalam bisnisan tentang bagaimana mengidentifikasikan kondisi yang memberikan keuntungan terbaik untuk dapat membantu memenangkan persaingan di dalam pasar”.
Dari pengertian di atas, menjelaskan bahwa strategi adalah sebuah alur
dalam menjalankan sebuah kegiatan yang berdasarkan kepada
arahan-arahan yang ditentukan sebelumnya guna mencapai sebuah tujuan.
Pendapat lain menyebutkan bahwa manajemen strategi adalah
serangkaian keputusan dan tindakan manajerial yang menentukan kinerja
perusahaan dalam jangka panjang. (Hunger dan Wheelen, 2003:4).
Pengertian di atas menggambarkan bahwa, kinerja jangka panjang
sebuah perusahaan dipengaruhi oleh sebuah kebijakan manajerial.
Jadi berdasarkan definisi-definisi di atas, peneliti menyimpulkan
bahwa strategi merupakan suatu rencana permanen atau cara terbaik dan
langkah-langkah yang harus ditempuh untuk sebuah kegiatan didalamnya
memperoleh suatu keberhasilan keputusan yang terencana, baik itu jangka
panjang ataupun jangka pendek. Tujuannya adalah agar sebuah keputusan
itu dapat mencapai suatu obyek yang telah ditetapkan.
2.1.4 Model-model Strategi
Strategi Porter menyiratkan susunan organisasi, prosedur
pengendalian, dan sistem intensif yang berbeda. Semakin besar perusahaaan
semakin besar akses pada sumber daya, pada umumnya bersaing dengan
dasar keunggulan biaya dan/atau diferensiasi, sedangkan perusahaan yang
lebih kecil sering bersaing dengan dasar focus.
1) Strategi Keunggulan Biaya
Alasan utama untuk menjalankan strategi integrasi kedepan,
ke belakang, dan horizontal adalah memperoleh manfaat
unggulan dalam biaya. Tetapi keunggulan biaya pada umumnya
harus dilakukan dalam gabungan dengan diferensiasi. Sejumlah
elemen biaya mempengaruhi daya tarik relatif dari strategi umum,
termasuk pencapaian skala ekonomis atau disekonomi, pengaruh
kurva dan pengalaman, presentase pencapaian pemanfaatan
kapasitas, dan hubungan dengan pemasok dan distributor. Elemen
biaya lain yang harus dipertimbangkan adalah memilih di antara
strategi alternatif termasuk potensi untuk berbagai biaya dan
pengetahuan dalam organisasi, biaya litbang yang berkaitan
lama, biaya tenaga kerja, tingkat pajak, biaya energi, dan biaya
pengangkutan.
2) Strategi Diferensiasi
Strategi diferensiasi menawarkan beberapa tingkat
perbedaan. Diferensiasi tidak menjamin keunggulan bersaing,
terutama bila standar cukup memadai dalam memenuhi kebutuhan
pelanggan atau kalau pesaing dapat dengan cepat meniru.
Diferensiasi yang sukses dapat berarti fleksibilitas produk yang
lebih besar, kompatibilitas yang lebih besar, biaya lebih rendah,
pelayanan lebih baik, pemeliharaan, lebih nyaman, atau lebih
menonjol. Pengembangan produk merupakan contoh dari strategi
yang menawarkan keunggulan diferensiasi.
3) Strategi Fokus
Strategi fokus yang sukses tergantung pada segmen industri
artinya ukuran yang memadai, mempunyai potensi pertumbuhan
yang baik, dan hal ini tidak amat menentukan bagi sukses pesaing
utama yang lain. Strategi seperti penetrasi pasar dan
pengembangan pasar menawarkan banyak keunggulan untuk
focus. Perusahaan dari ukuran sedang sampai besar secara efektif
dapat menerapkan strategi dengan dasar fokus hanya dalam kaitan
dengan dasar dierensiasi atau keunggulan biaya. Karena hanya
terendah, perusahaan yang lain dalam industri tersebut harus
menemukan cara lain untuk membedakan produk mereka.
(David, 2004:62-63).
Berdasarkan uraian-uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa strategi
yang diungkapkan Porter menyiratkan susunan organisasi, prosedur
pengendalian, dan sistem intensif yang berbeda, yang mana satu sama
lainnya saling berhubungan. Beliau juga menyebutkan bahwa semakin besar
perusahaaan semakin besar pula akses pada sumber daya, pada umumnya
bersaing dengan dasar keunggulan biaya dan menawarkan beberapa tingkat
perbedaan, sedangkan perusahaan yang lebih kecil sering bersaing dengan
dasar yang tergantung pada segmen industri.
2.1.5 Pengertian Pengelolaan (Manajemen)
Menurut Leiper (1990:256 dalam Pitana, 2009:80), pengelolaan
(manajemen) merujuk kepada seperangkat peranan yang dilakukan oleh
seseorang atau sekelompok orang, atau bisa juga merujuk kepada
fungsi-fungsi yang melekat pada peran tersebut. Fungsi-fungsi-fungsi manajemen tersebut
adalah sebagai berikut:
1. Planing (perencanaan),
2. Directing (mengarahkan),
3. Organizing (termasuk Coordinating)
4. Controlling (pengawasan).
Leiper (1990:256 dalam Pitana, 2009:80) menekankan bahwa
koordinasi merupakan fungsi utama dan terpenting yang harus dipisahkan
fungsi seorang manajer untuk menerjemahkan sebuah informasi, seperti
perencanaan dan pengawasan, dan mengaplikasikan informasi tersebut
secara sistematis ke dalam kegiatan pengarahan (directing), perencanaan
(planing), dan dan pengawasan (controling).
Manajemen yang baik dan efektif memerlukan penguasaan atas
orang-orang yang akan dikelola. Di tingkat individual, orang-orang akan mulai
mengastur hidupnya begitu ia bisa mandiri. Ditingkat sosial, subjek
manajemen adalah organisasi dan kumpulan organisasi.
Seorang manajer dapat mengelola input, proses, dan output dari sistem
organisasinya namun tidak dapat mengelola dan mengontrol faktor-faktor
yang berada di luar organisasi, meski faktor-faktor tersebut ikut menentukan
bagaimana organisasi tersebut berjalan. Jadi cakupan dan limit dari
manajemen tergantung pada sistem organisasi di mana kekuasaan
manajerial diaplikasikan.
Pada uraian di atas menjelaskan bahwa definisi pengelolaan oleh para
ahli terdapat perbedaan-perbedaa hal ini disebabkan karena para ahli
meninjau pengertian dari sudut yang berbeda-beda. Ada yang meninjau
pengelolaan dari segi fungsi, benda, kelembagaan dan yang meninjau
pengelolaan sebagai suatu kesatuan. Namun jika dipelajari pada prinsipnya
definisi-definisi tersebut mengandung pengertian dan tujuan yang sama
yaitu pengelolaan diartikan sebagai suatu rangkaian pekerjaan atau usaha
yang dilakukan oleh sekelompok orang untuk melakukan serangkaian kerja
2.1.6 Definisi Manajemen Strategis
Manajemen strategis merupakan proses atau rangkaian kegiatan
pengambilan keputusan yang bersifat mendasar dan menyeluruh, disertai
penetapan cara melaksanakannya, yang dibuat oleh pimpinan dan
diimplementasikan oleh seluruhn jajaran didalam suatu organisasi, untuk
mencapai tujuan. Berikut ini adalah pengertian manajemen strategis
menurut beberapa ahli :
Menurut Nawawi (2003:53)
”Perencanaan berskala besar (disebut perencanaan strategi) yang berorientasi pada jangkauan masa depan yang jauh (disebut visi), dan ditetapkan sebagai keputusan pimpinan tertinggi (keputusan yang bersifat mendasar dan prinsipil), agar memungkinkan organisasi berinteraksi secara efektif (disebut misi), dalam usaha menghasilkan sesuatu perencanaan operaional untuk menghasilkan barang dan/atau jasa serta pelayanan) yang berkualitas, dengan diarahkan pada optimalisasi pencapaian tujuan (disebut tujuan strategis) dan berbagai sasaran (tujuan operasional) organsasi”.
Berdasarkan teori di atas, manajemen strategi adalah sebuah rencana
manajerial yang bersifat menyeluruh, sebagai arahan untuk mencapai
sebuah tujuan secara optimal.
Menurut R. David (2004:5)
Dari pengertian di atas, manajemen strategi merupakan sebuah
pola kebijakan yang memberikan pengaruh besar bukan hanya sampai
tujuannya tercapai saja, memberikan pengaruh juga setelah tujuan
tersebut tercapai.
Menurut Hunger dan Wheelen (2003:4)
Manajemen strategi adalah ”Serangkaian keputusan dan tindakan
manajerial yang menentukan kinerja perusahaan dalam jangka
panjang”.
Berdasarkan definisi-definisi di atas maka peneliti dapat
menyimpulkan bahwa manajemen strategis merupakan usaha untuk
mengembangkan kekuatan yang ada didalam suatu perusahaan atau
organisasi yang bertujuan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Manajemen strategis dikatakan efektif apabila memberi tahu seluruh
karyawan mengenai sasaran bisnis, arah bisnis,kemajuan kearah pencapaian
sasaran dan pelanggan, pesaing dan rencana produk. Komunikasi
merupakan kunci keberhasilan manajemen strategis.
2.1.7 Konsep Manajemen Strategis Dan Pengimplementasiannya Di Pemerintah Daerah
Efektivitas penerapan manajemen strategis pada suatu organisasi
dipengaruhi oleh konteks yang melingkupi organisasi tersebut. Konteks
yang melingkupi organisasi pemerintah daerah sangat berhubungan dengan