• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI DINAS PEMUDA OLAHRAGA DAN PARIWISATA (DISPORAPAR) KABUPATEN LEBAK DALAM PENGELOLAAN PARIWISATA PANTAI SAWARNA DI KECAMATAN BAYAH - FISIP Untirta Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "STRATEGI DINAS PEMUDA OLAHRAGA DAN PARIWISATA (DISPORAPAR) KABUPATEN LEBAK DALAM PENGELOLAAN PARIWISATA PANTAI SAWARNA DI KECAMATAN BAYAH - FISIP Untirta Repository"

Copied!
236
0
0

Teks penuh

(1)

PARIWISATA PANTAI SAWARNA DI KECAMATAN BAYAH

SKRIPSI

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial pada Konsentrasi Kebijakan Publik

Program Studi Ilmu Administrasi Negara

Oleh: FAUZI WIJAYA NIM: 6661092753

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA SERANG

(2)
(3)
(4)
(5)

Kembali tidur untuk melanjutkan mimpi

Skripsi ini saya persembahkan untuk yang mulia Mamah dan Bapak yang tak

pernah lelah untuk memberikan waktu, uang, tenaga dan Doa yang tak pernah

terputus, serta adik yang telah memberikan dukungan dan Doa, tak lupa untuk

orang-orang di sekeliling saya yang selalu menyayangi dan mendukung.

(6)

Program Studi Ilmu Administrasi Negara. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Dosen Pembimbing I: Kandung Sapto Nugroho, S.Sos., M.Si Dosen Pembimbing II: Ipah Ema Jumiati, S.IP., M.Si

Kata Kunci: Strategi Pengelolaan, Pariwisata, Pantai Sawarna

Permasalahan dalam penelitian ini adalah Strategi Dinas Pemuda Olah Raga dan Pariwisata Kabupaten Lebak dalam pengelolaan Pantai Sawarna di Kecamatan Bayah. Tujuan penelitian untuk mengetahui Strategi Dinas Pemuda Olah Raga dan Pariwisata Kabupaten Lebak dalam pengelolaan Pantai Sawarna di Kecamatan Bayah. Teori yang digunakan dalam penelitian adalah teori Analisis

Strength, Weakness, Opportunity, Threats. Metode penelitian yang digunakan

(7)

Fauzi Wijaya. 6661092753. Strategy of Department Youth, Sport and Tourism District Lebak of management in Sawarna Beach in the Sub-District Bayah. Departement of Public Adminstration. Faculty of Social and Political Science. The 1st advisor: Kandung Sapto Nugroho, S.Sos., M.Si 2nd advisor : Ipah Ema Jumiati, S.IP., M.Si.

Keywords: Strategy Management, Tourism, Beach Sawarna

(8)

i

Syukur alhamdulilah atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

jalan bagi Peneliti untuk dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Serta

Peneliti ucapkan terimakasih kepada Ibunda dan seluruh keluarga tercinta yang

selalu membantu dan selalu memberikan dukungan serta doa’nya setiap saat.

Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat kelengkapan dalam

menempuh ujian sarjana program S-1 pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Program Studi Ilmu Administrasi Negara Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Banten. Peneliti dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi dengan judul

”Strategi Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (DISPORAPAR) Kabupaten

Lebak dalam Pengelolaan Pariwisata Pantai Sawarna Di Kecamatan Bayah”.

Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna,

hal ini tidak lepas dari keterbatasan kemampuan dan ilmu pengetahuan yang

Peneliti miliki. Segala saran dan kritik yang bersifat membangun Peneliti

harapkan dengan senang hati, sehingga dapat bermanfaat dan berguna untuk

perbaikan dan penyempurnaan tugas ini di masa yang akan datang. Terwujudnya

skripsi ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan, pengarahan, serta kerendahan hati.

Untuk ini Peneliti mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada

pihak-pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini terutama

(9)

ii

Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

3. Ibu Rahmawati, S.Sos., M.Si, Pembantu Dekan I Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

4. Bapak Iman Mukhroman, S.Sos., M.Si, Pembantu Dekan II Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

5. Bapak Kandung Sapto Nugroho, S.Sos., M.Si., Pembantu Dekan III

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

sekaligus Dosen Pembimbing I.

6. Ibu Listyaningsih, S.Sos., M.Si., Kepala Program Studi Ilmu Administrasi

Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng

Tirtayasa.

7. Bapak Riswanda, Ph.D., Sekretaris Program Studi Ilmu Administrasi

Negara Serta Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan

Ageng Tirtayasa.

8. Ibu Ipah Ema Jumiati, S.IP., M.Si., Dosen Pembimbing II yang telah

memberikan dukungan dan bimbingannya kepada Peneliti dalam

melaksanakan penelitian.

9. Seluruh Dosen pada Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas

(10)

iii

Ageng Tirtayasa yang telah banyak membantu dalam hal akademik dan

administrasi.

11. Untuk partner terbaik Irma Repliyani, yang banyak memberikan motivasi

pada Peneliti, serta kepedulian dan perhatiannya yang tidak tergantikan

oleh apapun.

12. Untuk Sahabat-sahabat Peneliti: Ria Purnama, Tb.M.Nashrullah, Sandy

Kurniawan, Hijratul Mabruk, Asrti, Subhan Mu’min, Nendi Rinaldi, Tomi

Adi Putra, Sagita Wahyu Pratama, Rizki Fani, Johan Septiana, Ikram

Wahdi, Abdi Amna, Ilham Nurfallah, M. Anshar, Wahyu Cahya Pratama,

Imron Rosyadi, Rendi Purnama, Sapei Abdullah, Umam Mulyana, Nanang

S, Ibnu, Roby H yang telah memberikan semangat, mengisi hari-hari

dengan penuh canda tawa dan selalu membuat Peneliti rindu saat masa

perkuliahan.

13. Untuk teman-teman Ilmu Administrasi Negara angkatan 2009 yang telah

memberikan dukungan untuk Peneliti, selalu kompak dalam setiap

suasana.

Serta semua pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu-persatu Peneliti

ucapakan terima kasih yang sebanyak-banyaknya. Semoga amal baik yang telah

(11)

iv

Akhir kata Peneliti berharap agar skripsi ini dapat membawa

kemaslahatan bagi semua umat. Amin

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Serang, Agustus 2016

(12)

v

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS LEMBAR PERSETUJUAN

LEMBAR PENGESAHAN MOTO DAN PERSEMBAHAN ABSTRAK

ABSTRACT

KATA PENGANTAR ...i

DAFTAR ISI ...v

DAFTAR TABEL...ix

DAFTAR GAMBAR ...x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ...1

1.2 Identifikasi Masalah ...17

1.3 Pembatasan Masalah ...17

1.4 Perumusan Masalah ...18

1.5 Tujuan Penelitian ...18

1.6 Manfaat Penelitian ...19

(13)

vi

2.1 Landasan Teori ...25

2.1.1 Konsep Organisasi ...25

2.1.2 Konsep Strategi Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Lebak ...27

2.1.3 Pengertian Strategi ...32

2.1.4 Model-model Strategi ...35

2.1.5 Pengertian Pengelolaan (Manajemen)...37

2.1.6 Definisi Manajemen Strategis ...39

2.1.7 Model Manajemen Strategis ...40

2.1.8 Konsep New Public Management ...54

2.1.9 Pengertian Pariwisata ...57

2.1.10 Pengertian Wisatawan ...60

2.1.11 Jenis-jenis Wisata ...61

2.1.12 Klasifikasi Motif dan Unsur Pariwisata ...63

2.1.13 Pemasaran Pariwisata ...65

2.1.14 Prinsip-Prinsip Dasar Pengelolaan Pariwisata ...68

2.1.15 Model Pengelolaan Pariwisata ...70

2.1.16 Strategi Promosi ...72

2.1.17 Analisis SWOT ...83

(14)

vii

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metodologi Penelitian ...93

3.2 Fokus Penelitian ...95

3.3 Lokasi Penelitian ...95

3.4 Variabel Penelitian ...96

3.5 Instrumen Penelitian...99

3.6 Informan Penelitian ...100

3.7 Teknik Pengumpulan Data ...102

3.8 Teknik Analisis Data ...109

3.9 Uji Keabsahan Data...112

3.10 Lokasi dan Waktu Penelitian ...115

BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Obyek Penelitian ...117

4.1.1 Profil Kabupaten Lebak ...117

4.1.1 Keadaan Geografis Kabupaten Lebak ...118

4.1.2 Slogan Kabupaten Lebak ...120

4.1.3 Visi dan Misi Kabupaten Lebak ...120

(15)

viii

4.3 Pembahasan dan Analisis Hasil Penelitian ...143

4.3.1 Strength (Kekuatan) ...143

4.3.2 Weakness (Kelemahan) ...150

4.3.3 Opportunity (Peluang) ...151

4.3.4 Threats (Ancaman)...163

4.4 Pembahasan ...171

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ...162

5.2 Saran ...163

(16)

ix

1.2 Obyek Wisata di Kabupaten Lebak... 7

1.3 Jumlah Wisatawan Nusantara ... 8

1.4 Daftar Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Asli Daerah 2014 ... 11

2.1 Matriks SWOT ... 86

3.1 Definisi Operasional Penelitian... 98

3.2 Daftar Informan Penelitian ... 102

3.3 Pedoman Wawancara ... 107

3.4 Jadwal Penelitian ... 116

4.1 Daftar Informan ... 141

4.2 Data Pegawai Dinas Pemuda Olah Raga dan Pariwisata Kabupaten Lebak Tahun 2016 ... 145

3 4.3 Data Pendapatan Asli Daerah Mengenai Retribusi Tempat dan Rekreasi ...157

4.4 Data Lomba yang Pernah Diikuti Desa Sawarna ...162

(17)

x

2.3 Bagan Kerangka Berfikir ... 90

3.1 Siklus Teknis Analisis Data Menurut Miles dan Huberman ... 112

4.1 Peta Admisistrasi Kabupaten Lebak ... 118

4.2 Struktur Organisasi Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata

Kabupaten Lebak ... 130

4.3 Potongan Isi Renstra Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Banten Tahun 2012-2017 Tentang Pengembangan Kawasan Wisata ...148 4.4 Salah satu isi dalam surat kerja sama DISPORAPAR Kab. Lebak

dengan Desa Sawarna ... 146

4.5 Harga tiket masuk ke Pantai Sawarna ... 149

4.6 Salah satu Gambar Masterplan zonasi di Pantai Sawarna ... 150

4.7 Salah satu isi dalam surat kerja sama DISPORAPAR

Kabupaten Lebak dengan DesaSawarna ... 151

4.8 Surat Perjanjian Kerjasama yang Telah Disepakati ... 151

4.9 Salah satu isi dalam surat kerjasama antara DISPORAPAR

Kabupaten Lebak dengan Desa Sawarna ... 152

4.10 Salah Satu MCK milik masyarakat Desa Sawarna ... 156

4.11 Jembatan yang menghubungkan jalan raya dan Jalan

menuju Pantai Sawarna ... 156

4.12 Bab V mengenai Hak dan Kewajiban dalam Surat Kerjasama ... 159

(18)

xi

Setiap Hari Jumat ... 166

4.17 Kawasan Pariwisata di Kabupaten Lebak ... 167

4.18 Tepi Pantai Sawarna yang dijadikan Lahan Parkir ...169

(19)

xii

Lampiran Matrix Wawancara

Lampiran Member Check

Lampiran Dokumentasi Foto Penelitian

Lampiran Pamflet Promosi Dinas

Lampiran Daftar Pegawai Dinas

Lampiran Daftar Pegawai Desa Sawarna

Lampiran Perjanjian Kerjasama

Lampiran Data Jumlah Wisatawan Nusantara dan Asing Tahun 2013 s.d 2015

Lampiran Daftar Rekapitulasi Setoran PAD tahun 2013 s.d 2015

Lampiran Peraturan Daerah Kabupaten Lebak Nomor 2 Tahun 2014

Lampiran Undang-undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009

Lampiran Rencana Strategis Dinas Tahun 2014-2019

Lampiran Daftar Bimbingan Skripsi

(20)

1 1.1 Latar Belakang Masalah

Pariwisata merupakan salah satu sumber bagi pertumbuhan ekonomi

diberbagai bagian dunia. Namun, pertumbuhan pariwisata internasional yang

memberikan harapan bagi banyak negara untuk meningkatkan perekonomian

tersebut, perlu diimbangi kebijakan yang mendukung pembangunan pariwisata.

UNWTO bersama-sama dengan beberapa negara anggota antara lain Indonesia,

Republik Korea, dan Maroko. Mereka berpartisipasi aktif pada Pertemuan

Kelompok Ahli Pariwisata Berkelanjutan, dan telah berhasil mendorong PBB

untuk menetapkan tahun 2017 sebagai Tahun Pariwisata Berkelanjutan

Internasional. Selanjutnya dalam pelaksanaan Tahun Pariwisata Berkelanjutan

International diperlukan strategi trobosan.Strategi terobosan pembangunan

pariwisata dunia adalah dilakukannya diversifikasi produk, seperti pengembangan

jalur-jalur wisata lintas negara dan wilayah yang memiliki kesamaan sejarah dan

aktivitas masa lalu, seperti Jalur Sutra (Silk Road) dan Jalur Rempah.

Pembangunan konektivitas jalur perjalanan wisata, selain itu pengurangan

pajak dan kemudahan visa kunjungan menjadi sangat krusial untuk meningkatkan

arus wisatawan dunia.Pengembangan strategi ini dalam produk wisata diharapkan

secara praktis akan mendorong percepatan pengembangan pariwisata di kawasan

regional, mendorong people-to-people contact dan memperkuat integrasi

(21)

negara-negara yang memiliki kekayaan alam yang berlimpah dan memiliki daya tarik

wisata yang tinggi, salah satunya adalah Indonesia (http://www.antaranews.com

/berita/437634/indonesia-pimpin-sidang-dewan-eksekutif-un-wto).

Indonesia adalah sebuah negara kesatuan yang terdiri dari beberapa

pulau-pulau besar dan ribuan pulau-pulau-pulau-pulau kecil. Wilayah Indonesia terbentang sepanjang

3.977 mil diantara Samudera Hindia dan Samudera Pasifik. Luas daratan

Indonesia adalah 1.922.570 km² dan luas perairannya 3.257.483 km². Pulau

terpadat penduduknya adalah pulau Jawa, dimana setengah populasi Indonesia

bermukim di pulau Jawa. Indonesia terdiri dari 5 pulau besar, yaitu: pulau

Jawa dengan luas 132.107 km², pulau Sumatera dengan luas 473.606 km², pulau

Kalimantan dengan luas 539.460 km², pulau Sulawesi dengan luas 189.216 km²,

dan pulau Papua luas 421.981 km² (http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia).

Melihat keadaan geografis pulau-pulaunya seperti itu, baik dari segi sumber

daya alam, suku bangsa, budaya, daerah-daerah yang elok, tempat-tempat yang

berpotensi menjadi daerah wisata unggulan, dan banyak lagi lainnya. Semua

kekayaan dan kekhasan tersebut menjadi satu kesatuan dalam Negara Kesatuan

Republik Indonesia (NKRI). Selain itu, Indonesia banyak memiliki tempat-tempat

yang berpotensi menjadi objek wisata yang sangat menarik dan unik. Dimana

tempat-tempat tersebut menyimpan nilai-nilai sejarah bangsa yang dapat menarik

antusias wisatawan asing maupun wisatawan lokal untuk datang mengunjungi

tempat tersebut. Contohnya saja, wisata candi-candi yang berada di daerah Jawa

Tengah dan Jawa Timur. Dengan nilai sejarah dan keunikannya kawasan wisata

(22)

lokal untuk datang mengunjungi kawasan wisata tersebut. Hal ini dibuktikan

dengan Indonesia dikunjungi 5.643.271 wisatawan mancanegara (wisman) selama

Januari hingga Agustus 2013 atau meningkat 8,28 persen dibandingkan periode

yang sama tahun lalu sebesar 5.211.704 wisman. Wisman ke Indonesia pada

Agustus 2013 naik tajam, dari 634.194 wisman pada Agustus 2012, menjadi

771.009 wisman, atau meningkat 21,57 persen. Tercatat jumlah wisman yang

masuk ke Indonesia selama Januari-Agustus 2014 mencapai 5.643.271 wisman,

atau meningkat hingga 8,28 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu

sebesar 5.211.704 wisman (http://www.tempo.co/read/news/2014/03/06/2025598

69/Pariwisata-Indonesia-Lampaui-Pertumbuhan-Ekonom).

Menilai dari fakta-fakta di atas, sudah menjadi hal mutlak jika Indonesia

dinilai sebagai negara yang kaya dan mampu membawa rakyatnya kedalam

keadaan sejahtera. Hal ini dapat dilihat dari Pertumbuhan industri pariwisata di

Indonesia. pada akhir tahun 2014 mencapai 9,39 persen lebih tinggi dari tahun

sebelumnya. Angka itu di atas pertumbuhan ekonomi nasional yang mencapai 5,7

persen. Sedangkan sektor pariwisata menyumbangkan produk domestik bruto

mencapai Rp.347 triliun. Bila dibandingkan, angka itu mencapai 23 persen dari

total pendapatan negara yang tercantum di APBN Perubahan 2013, yakni

Rp.1.502 triliun, Sektor pariwisata juga menempati urutan keempat sebagai

penyumbang devisa negara tahun 2013. Dalam daftar peringkat daya saing

pariwisata di ASEAN yang dilansir oleh World Economic Forum (2013), posisi

Indonesia terus merangkak naik setiap tahunnya. Kini, peringkat daya saing

(23)

dengan diketoknya beberapa standarisasi usaha wisata oleh pemerintah

(http://www.tempo.co/read/news/2014/03/06/202559869/Pariwisata-Indonesia-Lampaui-Pertumbuhan-Ekonom).

Guna mendongkrak pertumbuhan jumlah wisatawan, pemerintah rajin

menggelar sejumlah program promosi. Salah satu program besar itu adalah

mengikuti pameran pariwisata di luar negeri seperti di Berlin.Kekuatan industri

pariwisata Indonesia yang utama masih pada sumber daya alam dan kekayaan

ragam budaya, serta biaya yang relatif murah. Kekuatan industri ini juga

diterapkan diberbagai daerah mengingat pentingnya peran sektor pariwisata dalam

pembangunan. Pentingnya peranan sektor pariwisata dalam pembangunan

ekonomi di berbagai daerah sudah menjadi tidak diragukan lagi. Banyak

daerah-daerah yang menggarap sektor pariwisata dengan serius dan menjadikan

pariwisata sebagai sektor unggulan didalam perolehan pendapatan daerah. Setiap

daerah di Indonesia memiliki kekhasan dan keunikannya masing-masing, baik

secara keindahan alam maupun kekhasan budaya. Salah satunya adalah dengan

menggalakan wisata bahari. Sebagai contoh beberapa objek wisata bahari yang

dikelola dengan baik diantaranya, Pantai Kuta - Bali, Taman Laut Bunaken -

Manado, Pantai Raja Ampat - Papua, Pantai Pangandaran - Jawa Barat, Pantai

Sengigi Lombok, Pantai Parai Tenggiri Bangka Belitung, Pantai Parangtritis

-Yogyakarta, dan yang terakhir adalah Pantai Anyer - Banten.

Provinsi Banten 8.800,83 km2 dengan populasi penduduk mencapai

10.644.030 jiwa berdasarkan sensus penduduk tahun 2010. Mayoritas penduduk

(24)

industri dan jasa. Unit pemerintahan dibagi atas 4 kabupaten dan 4 kota :

Kabupaten Serang, Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Lebak, Kabupaten

Tangerang, Kota Tangerang, Kota Cilegon, Kota Serang dan Kota Tangerang

Selatan. Masing-masing wilayah memiliki karakteristik sumber daya pariwisata

budaya, alam, buatan dan kehidupan masyarakat tradisional (living culture) yang

berkembang sebagai destinasi wisata berskala nasional bahkan internasional.

Terdapat 34,8% atau sekitar 71 Objek Daya Tarik Wisata merupakan kawasan

wisata berskala nasional ataupun international.

Pariwisata merupakan sektor yang terus dikembangkan di Indonesia

khususnya Banten. Salah satunya yang paling menarik adalah wisata pantai atau

wisata Bahari. Provinsi Banten memiliki Pantai di Beberapa Daerahnya seperti

Anyer di Cilegon, Pantai Tanjung Lesung di Pandeglang, Pantai Sawarna di

(25)

Tabel 1.1

Jumlah Pantai Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten Tahun 2012

Sumber: Database Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Banten Tahun 2013

Data di atas menunjukkan kekayaan Provinsi Banten atas pantai yang dapat

dimanfaatkan untuk wisata. Jumlah pantai terbanyak ada di Kabupaten Serang

sebanyak 36, menyusul Pandeglang dengan total 19, dan diurutan ketiga di

Kabupaten Lebak dengan Jumlah Pantai sebanyak 11 Pantai yang mana akan

diambil untuk penelitian ini adalah pantai di Kabupaten Lebak. Kabupaten Lebak

juga banyak memiliki wisata yang terpendam dan kurang terpublikasikan bahkan

masih belum terjamah oleh para wisatawan. Kabupaten Lebak adalah salah satu

Kabupaten/Kota Pemerintah Swasta Perorangan

(26)

Kabupaten yang berada di Provinsi Banten yang memiliki banyak daerah wisata

seperti:

Tabel 1.2

Obyek Wisata di Kabupaten Lebak

No Nama Wisata Tempat

1 Curug Indihiyang Warunggunung

2 Arung Jeram Lebakgedong

3 Goa Sangkir Bojongmanik

4 Budaya Kaolotan Baduy Leuwidamar

5 Pemandian Air Panas Cipanas

6 Pantai Karang Taraje Bayah

7 Pantai Bagedur Malingping

8 Pantai Binuangeun Wanasalam

9 Pantai Cibobos Panggarangan

10 Pantai Pulau Manuk Bayah

11 Pantai Sawarna Bayah

12 Pantai Ciantir Bayah

13 Budaya Kaolotan/Seren Taun Cibeber

14 Situs Cibedug Cikotok

15 Air Panas Senanghati Malingping

16 Situs Palayangan Cimarga

17 Kawah Cipanas Sobang

18 Curug Kanteh Cilograng

19 Pantai Cihara Cihara

20 Pantai Talanca Malingping

21 Pantai Cimandiri Panggarangan

22 Pantai Tanjung Panto Wanasalam

23 Pantai Karang Tengah Wanasalam

(27)

Tabel di atas menggunakan data tahun 2008 karena belum ada penambahan

destinasi wisata sampai tahun ini. Tabel di atas menunjukan bahwa, Kabupaten

Lebak merupakan Kabupaten yang memiliki banyak tempat wisata di Provinsi

Banten. Tempat-tempat wisata tersebut tentunya dapat menarik wisatawan, namun

yang paling sering menjadi tempat wisata adalah Pantai Karang Taraje, Pantai

Pulau Manuk dan Sawarna seperti pada tabel jumlah wisatawan di bawah ini:

Tabel 1.3

Jumlah Wisatawan Nusantara

Sumber : Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Lebak, 2013

Ketiga pantai di atas memiliki keindahan pesona pantai yang hampir sama

yaitu, hamparan karang disekitar bibir pantai dan pemandangan pasir putihnya

yang masih alami. Namun dari semenjak awal tahun 2011, pantai Sawarnalah

yang menjadi favorit wisata para wisatawan. Hal tersebut dikarenakan pantai

Sawarna memiliki bentangan bibir pantai yang lebih panjang dari pantai Karang

Taraje dan Pulau Manuk, memiliki beberapa goa yang terdapat tidak jauh dari

pantai sawarna seperti goa Langir, goa Kombayana, dan goa Lalay. Selain itu di

pantai Sawarna ini terdapat dua buah karang yang menyerupai layar dari perahu.

Selain itu, ombak yang besar menjadikan pantai Sawarna menjadi salah satu

rekomendasi pantai wisata surfing oleh para wisatawan asing yang merasa bosan

dengan suasana surfing di pantai Pelabuhan Ratu, nilai tambahnya yaitu pantai

yang masih alami dan berdekatan dengan hutan-hutan yang dilindungi Perum

No Tahun Karang Objek Wisata

Taraje Manuk Pulau Sawarna

1 2013 8.036 15.044 8.787

(28)

Perhutani Kabupaten Lebak dan PTPN VIII disekitar pantai. Tabel di atas

menggambarkan peningkatan kunjungan wisatawan terhadap pantai Sawarna dari

tahun 2013 sebanyak 8.787 wisatawan, menjadi 2014 yaitu sebanyak wisatawan

10.978. Terjadi peningkatan sekitar 20% jumlah pengunjung atau sebanyak 2.191

wisatawan. Peningkatan kunjungan wisatawan tahun 2014 sangat disayangkan

karena tidak dibarengi dengan meningkatnya sarana dan prasarana penunjang

wisata di pantai Sawarna. Menurut bapak Agus Fauzi, selaku Kasi Binmas dan

Sarana Pariwisata DISPORAPAR Kabupaten Lebak beliau menuturkan

rendahnya sarana dan prasarana yang ada ditakutkan berdampak kepada

rendahnya kunjungan ulang wisatawan yang sudah berkunjung terhadap destinasi

pariwisata pantai Sawarna. Diakuinya memang belum ada pengembangan

destinasi dan wahana bermain pantai baik itu yang disediakan pemerintah ataupun

pihak lainnya. Selain itu belum adanya kesadaran masyarakat dan wisatawan

tentang pelestarian budaya lokal Sawarna, dan kreatifitas pengembangan kuliner

khas Sawarna, padahal jika itu dilakukan bisa menambah minat wisatawan untuk

berkunjung. Sampai saat ini para wisatawan hanya menikmati pantai Sawarna

dari sudut keindahan alamiah pantai Sawarna saja.

Dalam undang-undang No. 09 tahun 1999 tentang kepariwisataan yang

diganti dengan undang-undang No. 10 tahun 2009, tentang pemerintah daerah

terdampak pada dimilikinya kewenangan yang lebih besar untuk mengatur

daerahnya sendiri dengan modal ekonomi daerah kedudukan sektor pariwisata

semakin penting untuk memacu dan mencari sumber-sumber daerah yang

(29)

Dalam menangani hal ini tentunya Pemerintah daerah telah membuat

strategi guna membangun Pantai Sawarna menjadi wisata bahari yang terkelola

dengan baik, misalnya dalam pengembangan daya tarik wisata tersebut diperlukan

adanya dukungan publikasi dan promosi baik ditingkatkan lokal maupun nasional

bahkan internasional, sebab keberhasilan pengembangan pariwisata tergantung

pada strategi promosi yang dijalankan dan dibutuhkan adanya kegiatan pusat

informasi wisata. Selain itu, keberhasilan pengembangan daya tarik wisata sangat

tergantung kepada keseriusan pemerintah Kabupaten Lebak dalam mengelola dan

memanfaatkan objek-objek wisata tersebut dengan baik. Keseriusan tersebut bisa

berupa mulai dari perencanaan, pengembangan dan pengendalian.

Dalam perencanaan dan pengembangan Kabupaten Lebak khususnya untuk

bagian pariwisata melalu peraturan daerah Kabupaten Lebak Nomor 2 Tahun

2014 tentang Rencana dan Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lebak tahun 2014 -

2034 dalam strategi penataan ruang pasal isinya mengenai pengoptimalan dan

pengembangan kawasan wisata alam, budaya dan buatan sudah tertera di

dalamnya yang dapat dijadikan acuan dalam pembentukan strategi program

pengelolaan Pantai Sawarna yang dapat dilihat di pasal 44 mengenai kawasan

peruntukan pariwisata dimana didalam pasal 44 tersebut disebutkan Pantai

Sawarna di Kecamatan Bayah merupakan Kawasan yang termasuk dalam tata

rencana ruang wilayah di Kabupaten Lebak, akan tetapi pada kenyataanya masih

dalam bentuk perencanaan saja dan belum direalisasikan dalam bentuk program

(30)

optimal dari Kabupaten Lebak khususnya Dinas Pemuda Olah Raga dan

Pariwisata Kabupaten Lebak.

Kebijakan pemerintah Kabupaten Lebak yang lainnya untuk

mengembangkan pariwisata adalah dengan dikelolanya kawasan wisata tersebut

oleh dinas atau badan yang berbeda, Pantai Karang Taraje terhitung dari 2013

sudah berpindah kewenangan kepada PT. Cemindo Gemilang, pantai Pulau

Manuk dikelola oleh Perusahaan Umum Perhutani, dan hanya Pantai Sawarna

yang sampai saat ini masih dikelola oleh Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata

Kabupaten Lebak di Kecamatan Bayah.

Tabel 1.4

Daftar Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Asli Daerah 2014

Sumber : Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Lebak, 2014

Daftar rekapitulasi setoran retribusi di atas menunjukan bahwa kontribusi

Pantai Sawarna terhadap PAD Kabupaten Lebak di tahun 2014, 100% terealisasi,

menempati urutan ke 4 dari pariwisata yang ada di Kabupaten Lebak. Dengan

jumlah perencanaan pencapaian target sebesar Rp.25.000.000, dan terealisasi

100% sebesar Rp.25.000.000. Kebijakan tersebut tentunya dilakukan untuk

No Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga Target (Rp) Target (Rp) Realisasi %

1 Sport Centere 63.125.000 63.125.000 100

2 Pemandian Air Panas Cipanas 50.000.000 50.000.000 100

3 Pantai Bagedur 40.000.000 40.000.000 100

4 Pantai Sawarna 25.000.000 25.000.000 100

5 Wisata Budaya Baduy 6.000.000 6.000.000 100

6 Pantai Binuangeun 4.500.000 5.000.000 111,11

7 Pantai Pulo Manuk 1.000.000 1.000.000 100

(31)

meningkatkan arus kunjungan dan meningkatkan pendapatan daerah dan tujuan

akhir adalah berkontribusi besar dalam PAD. Jika kita kaitkan dengan jumlah

wisatawan di atas sebelumnya, pada tahun 2014 jumlah kunjungan wisatawan

mencapai 10.978 dikalikan dengan setoran retribusi yang diatur dalam nota

kesepakatan antara Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Lebak

dengan Kepala Desa Sawarna tentang pengelolaan pantai Sawarna sebesar

Rp.3.000, maka setoran retribusi PAD yaitu sebesar Rp.32.934.000. Menurut Ibu

Muslihah kepala seksi jasa usaha Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata

Kabupaten Lebak penetapan target PAD dilihat dari jumlah kunjugan wisata tahun

sebelumnya dikalikan dengan tarif setoran yang sudah ditetapkan. Setelah peneliti

melakukan hitungan sederhana, ternyata target PAD seharusnya bisa dioptimalkan

lagi.

Sangat disayangkan, 2 tahun sebelumnya pantai Sawarna belum bisa

berkontribusi terhadap PAD, dikarenakan belum terfokusnya pengelolaan pantai

di Kecamatan Bayah oleh Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten Lebak,

dikarenakan pada tahun tersebut masih berfokus kepada wisata alam suku Baduy

(Agus Fauzi Kasi Binmas dan Sarana Pariwisata DISPORAPAR Kabupaten

Lebak).

Adapun hasil pengamatan (observation) peneliti di lapangan yang dapat

disimpulkan terkait dengan permasalahan pariwisata pantai Sawarna yang

difokuskan pada pengelolaan pariwisata pantai Sawarna oleh Dinas Pemuda

Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Lebak. Dalam melakukan pengembangannya

(32)

di lapangan pada observasi awal terkait Strategi Dinas Pemuda Olah Raga dan

Pariwisata diantaranya adalah:

Pertama. Belum Optimalnya pemanfaatan potensi wisata Pantai Sawarna

Oleh Investor dan Pemerintah. Pantai Sawarna memiliki keunggulan dari sisi

penampakan alam yang indah dan terkumpul semua dalam satu lokasi, serta

keasrian alam yang masih alami. Hal ini ditunjukkan dengan adanya tren

penurunan jumlah wisatawan yang datang ke Pantai Sawarna. Selain itu

berdasarkan informasi yang diperoleh pengunjung yang datang didominasi oleh

warga lokal berdasarkan database Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata

Kabupaten Lebak tahun 2014, terjadi peningkatan kunjungan wisatawan terhadap

pantai Sawarna dari tahun 2013 sebanyak 20%, namun tidak dibarengi dengan

peningkatan pengelolaan destinasi pantai Sawarna. Hal ini menunjukkan belum

optimalnya pemanfaatan potensi keunggulan wisata Pantai Sawarna untuk

menarik wisatawan. Hal lain juga ditandai dengan wisatawan yang telah datang

kurang berminat untuk kembali sehingga sangat diperlukan inovasi baik oleh

investor maupun pihak pemerintah agar wisatawan dapat berkunjung kembali

Kedua, kurang optimalnya penyediaan fasilitas dan aksesibilitas yang ada di

pantai Sawarna masih belum memadai dan belum maksimal. MCK disekitar

pantai masih belum dapat dikatakan baik, lalu Kondisi warung-warung di bibir

pantai kurang tertata rapi sehingga kondisi tata lokasi pembangunan pantai

menjadi semerawut. Selain itu masalah kebersihan juga masih kurang karena

banyaknya sampah plastik dan kotor berserakan di Indahnya Pasir Putih Pantai

(33)

kebersihan dan peran pemerintah untuk menjaga lingkungan sekitar Pantai.

Kondisi demikian akan semakin diperparah bila saat musim liburan tiba di mana

lebih banyak pengunjung maka sampah semakin tidak terkontrol. Selain Fasilitas,

kurang optimalnya pembangunan akses menuju sawarna. Dari akses yang paling

utama hingga akses menuju Pantai. Misalnya Akses jalan Provinsi yang

kondisinya semakin lama semakin memburuk dan cenderung tidak ada perubahan

jalan berlubang, sempit, dan minim penerangan. Lama tempuh menuju objek

wisata sebenarnya kondisional, hal tersebut diakibatkan oleh jalanan yang rusak

dan berlubang dikedua jalur tersebut. Akses transportasi menuju objek wisata

pantai Sawarna terhenti di terminal Kecamatan Bayah saja. Sedangkan jarak

tempuh dari terminal Bayah menuju pantai Sawarna adalah 10 Km. Tidak ada

transportasi angkutan umum lanjutan menuju kawasan wisata pantai Sawarna

kecuali ojek dan sewa mobil. Hal tersebut sangat menyulitkan para wisatawan

yang berkunjung dengan tidak membawa kendaraan pribadi. Keadaan tersebut

sering dikeluhkan oleh para wisatawan yang mengakses jalan tersebut, Kesulitan

lain adalah Kurangnya penerangan daerah wisata menjadikan ketidak nyamanan

wisatawan ketika mereka harus pulang dari pantai menuju tempat dimana mereka

menginap ketika malam hari. Selain itu, hal tersebut menjadikan tingkat

keamanan wisatawan ketika malam menjadi rawan, walaupun belum pernah ada

terjadi tindakan kriminal pada malam hari didaerah objek wisata. Akan tetapi hal

tersebut tetap saja menjadikan keamanan objek wisata pantai Sawarna tidak

nyaman ketika malam tiba. walaupun pada akhirnya mereka takjub akan pesona

(34)

wisatawan lokal dari Tangerang yang peneliti temui di lapangan. Sedangkan bila

ingin mengunjungi pantai sawarna pengunjung harus kendaraan pribadi atau

sewaan, dikarenakan belum adanya kendaraan umum untuk menuju kepantai,

adapun untuk menuju wisata-wisata sekitar pantai pengunjung harus menyewa

ojek karena tidak selalu dapat diakses dengan mobil Pemerintah memang

memberi perhatian, terhadap akses menuju Pantai Sawarna namun belum pada

pelaksanaanya, Hal ini tentunya menjadi miris karena infrastrukturmerupakan hal

yang seharusnya diprioritaskan utama dalam strategi peningkatan kunjungan

wisatawan. Namun ternyata fasilitas dan aksesibilitas menjadi kelemahan dalam

straategi pengembangan Pantai Sawarna.

Ketiga, Kurang Optimalnya Manajemen Pengelolaan Pantai Sawarna. Hal

ini terlihat dari kurang kreatif dan inovatifnya pengembangan strategi yang ada

khususnya terkait promosi, hal ini terlihat dalam hal strategi promosi Dinas

Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Lebak hanya melakukan strategi

promosi pada event-event tertentu saja baik itu yang diadakan oleh Provinsi

maupun Nasional. Blog tentang Sawarna hanya menampilkan empat foto utama

sawarna dengan deskripsi seadanya. Selain itu rendahnya tingkat promosi iklan

atau bentuk sosialisasi lainnya baik radio ataupun media cetak. Adapun yang

lainnya adalah masih minimnya penunjuk arah jalan yang membingungkan untuk

pengunjung pemula. Padahal bentuk sosialisasi promosi atau pengenalan destinasi

wisata sangat penting guna menarik wisatawan atau setidaknya para calon

wisatawan tahu akan pariwisata pantai Sawarna. Masalah lain soal strategi yaitu

(35)

membeli sebuah tiket yang tarifnya sudah ditetapkan, untuk perorangan dikenakan

biaya sebesar Rp.6.000 sudah termasuk kendaraan roda dua, dan kendaraan roda

empat sebesar Rp.10.000 tarif parkir permalam, namun bisa saja berubah

tergantung pengelola. Walaupun tarif retribusi tersebut sudah ditetapkan namun

kita boleh melakukan negosiasi, biasanya satu motor dengan dua orang

penumpang hanya membayar tarif sebesar Rp.6.000, bahkan peneliti melihat

pengunjung yang masuk tanpa membayar retribusi, ketika peneliti mencoba

bertanya kepada seorang pengunjung yang bernama Anshar, ternyata pengunjung

tersebut mengenali petugas penjaga karcis, sehingga tidak dipungut biaya karcis

masuk pantai Sawarna. Sedangkan strategi yang lain terkait pengembangan

pariwisata dari sisi kelemahan dan kekurangannya belum dioptimalkan dengan

baik. Apabila pengelolaan manajemen Pantai Sawarna dikelola dengan tepat

tentunya hal ini akan menimbulkan peluang baik untuk kesejahteraan masyarakat

dan PAD Lebak pada puncak akhirnya.

Keempat, Belum adanya kerjasama dan koordinasi yang baik antar pihak

terkait dalam Pengembangan Wisata Pantai Sawarna. Pihak terkait dalam hal ini

adalah tentunya Disbudpar Provinsi Banten. Hal ini terlihat masih adanya saling

lempar tanggungjawab. Pihak Dinas Kabupaten Lebak melempar tanggungjawab

kepada dinas Provinsi, sedangkan Dinas Provinsi melempar kepada dinas

pelaksana di Kota dan kabupaten. Hal ini terlihat dalam Rencana Strategis

2012-2017 yang menetapakan Sawarna sebagai salah satu kawasan prioritas

pengembangan kepariwisataan. Namun jika melihat kelapangan belum ada

(36)

dalam hal akses dan infrastruktur. Baik dari sisi Pemerintah Kabupaten maupun

Pihak Provinsi. Selain itu sebagai pemilik wilayah Dinas Pemuda Olahraga dan

Pariwisata (Disporapar) Kabupaten Lebak belum secara agresif melakukan

kerjasama dengan pihak swasta terkait pengelolaan dan belum secara agresif

berkoordinasi dengan pemerintah provinsi, seperti hanya berpangku tangan.

Masing-masing dinas memiliki prioritas lainnya. Tentunya hal ini menunjukkan

kurang seriusnya pihak dinas dalam pengembangan kawasan wisata Pantai

Sawarna yang orang-orang bilang sebagai “The Hidden Paradise” yang nantinya

akan menjadi ancaman, atau bahkan mengalami kerusakan yang semakin buruk

Inilah yang menjadi latar belakang peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian tentang “STRATEGI DINAS PEMUDA OLAHRAGA DAN PARIWISATA (DISPORAPAR) KABUPATEN LEBAK DALAM PENGELOLAAN PARIWISATA PANTAI SAWARNA DI KECAMATAN BAYAH”.

1.2 Identifikasi Masalah

Dalam bagian ini peneliti akan menuliskan berbagai permasalahan yang ada

pada objek yang akan diteliti seperti yang telah disinggung di dalam latar

belakang masalah. Peneliti menyimpulakan ada beberapa masalah manajemen

pengelolaan pantai Sawarna diantaranya:

1. Belum optimalnya pemanfaatan potensi lokasi tujuan wisata pantai Sawarna

(37)

2. Kurang optimalnya penataan bangunan di sekitar bibir pantai dan

penyediaan sarana penunjang wisata yang ada di pantai Sawarna.

3. Kurang optimalnya Manajemen Pengelolaan Pantai Sawarna dibidang

promosi.

4. Belum adanya kerjasama dan koordinasi yang baik antar pihak terkait dalam

Pengembangan Wisata Pantai Sawarna.

1.3 Batasan dan Rumusan Masalah 1.3.1 BatasanMasalah

Pembatasan masalah dalam penelitian ini maka peneliti akan

membatasi tentang Strategi Dinas Pemuda Olahraga Dan Pariwisata

Kabupaten Lebak dalam Pengelolaan Pariwisata Pantai Sawarna Di

Kecamatan Bayah.

1.3.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah disampaikan di atas

maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana Strategi

Dinas Pemuda Olahraga Dan Pariwisata (DISPORAPAR) Kabupaten Lebak

dalam Pengelolaan Pariwisata Pantai Sawarna Di Kecamatan Bayah?

1.4 Tujuan penelitian

Sesuai dengan masalah yang dihadapi, maka tujuan penelitian ini yaitu

(38)

(DISPORAPAR) Kabupaten Lebak dalam Pengelolaan Pariwisata Pantai Sawarna

Di Kecamatan Bayah.

1.5 Kegunaan Penelitian 1.5.1 Kegunaan Teoritis

1. Untuk menambah ilmu pengetahuan melalui penelitian yang

dilaksanakan sehingga memberikan kontribusi pemikiran bagi

pengembangan Ilmu Administrasi Negara khususnya.

2. Sebagai bahan pemahaman dan pembelajaran bagi peneliti

maupun mahasiswa lain untuk melakukan penelitian-penelitian

secara lebih mendalam mengenai Strategi Dinas Pemuda

Olahraga Dan Pariwisata Kabupaten Lebak dalam Pengelolaan

Pariwisata Pantai Sawarna Di Kecamatan Bayah.

1.5.2 Kegunaan Praktis

1. Bagi pemerintah daerah, diharapkan nantinya dapat dijadikan

sebuah penilaian yang logis bagi pemerintahan daerah untuk lebih

serius lagi menciptakan good governance khususnya tentang

mengenai Strategi Dinas Pemuda Olahraga Dan Pariwisata

Kabupaten Lebak dalam Pengelolaan Pariwisata Pantai Sawarna Di

(39)

2. Bagi masyarakat, diharapkan nantinya bisa mendapatkan dampak

kesejahteraan, kemanfaatan, dan lapangan pekerjaan atas

aktifitas-aktifitas wisatawan objek wisata pantai Sawarna.

Bagi peneliti, sebagai salah satu syarat untuk menyandang gelar strata satu

dan bertambahnya ilmu pengetahuan berdasarkan fakta-fakta baru yang ada di

suatu instansi yang mengenai Strategi Dinas Pemuda Olahraga Dan Pariwisata

Kabupaten Lebak dalam Pengelolaan Pariwisata Pantai Sawarna Di Kecamatan

Bayah.

1.6. Sistematika penulisan BAB I PENDAHULUAN I.I. Latar Belakang Masalah

Latar belakang masalah menggambarkan ruang lingkup dan kedudukan

permasalah yang akan di teliti dalam bentuk uraian secara deduktif, dari ruang

lingkup yang paling umum hingga menukik ke masalah yang lebih spesifik,

yang relevan dengan judul skripsi.

1.1 Identifikasi Masalah dan Pembatasan Maslah 1.1.1 Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah akan memperjelas aspek permaslahan yang muncul

dan berkaitan dengan variabel yang akan di teliti. Identifikasi masalah dapat

(40)

1.1.2 Batasan Masalah

Batasan masalah akan lebih mempersempit masalah yang akan diteliti,

sehingga objek penelitian, subjek penelitian, lokus penelitian, hingga periode

penelitian secara jelas termuat.

1.2 Perumusan Masalah

Bagian ini peneiti mengidentifikasi masalah secara implisit secara tepat

atas aspek yang akan diteliti seperti terdapat dalam latar belakang masalah dan

pembatasan masalah.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian akan mengungkapkan tentang sasaran yang ingin

dicapai dengan dilaksanakannya penelitian terhadap permasalahan yang sudah

dirumuskan sebelumnya.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian akan menjelaskan manfaat teoritis dan praktis dari

diadakannya penelitian ini.

1.5 Sistematika Penulisan

Sitematika penulisan menjelaskan tentang isi bab per bab secara singkat

dan jelas.

BAB II DESKRIPSI TEORI 2.1 Deskripsi Teori

Deskripsi teori memuat kajian terhadap sejumlah teori yang relevan

dengan permasalahan dan variabel penelitian sehingga akan memperoleh

(41)

2.2 Peneliti Terdahulu

Peneliti terdahulu adalah kajian penelitian yang pernah dilakukan oleh

peneliti sebelumnya yang dapat diambil dari berbagai sumber ilmiah, baik

Skripsi, Tesis, Disertasi atau Jurnal penelitian. Jumlah jurnal yang digunakan

minimal 2 jurnal.

2.3 Kerangka Berpikir

Sub bab ini menggambarkan alur pikiran peneliti sebagai kelanjutan dari

deskripsi teori.

2.4 Asumsi Dasar penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara atas permasalahan yang ada,

yang diteliti, dan akan diuji kebenarannya. Hipotesis dirumuskan berdasarkan

kajian teori dan kerangka berfikir.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian

Metode penelitian menjelaskan metode yang digunakan dalam penelitian ini.

3.2 Fokus Penelitian

Bagian ini membatasi dan menjelaskan subtansi materi kajian penelitian

yang ada dilakukan.

3.3 Lokasi Peneltian

Menjelaskan tempat (lokus) penelitian dilakukan. Menjelaskan tempat

penelitian, serta alasan memilihannya.

(42)

3.4.1 Definisi Konseptual memberikan penjelasan konsep dari variable yang akan diteliti menurut pendapat peneliti berdasarkan kerangka teori yang

digunakan.

3.4.2 Definisi Operasional merupakan penjabaran konsep atau variabel penelitian dalam menjabarkan fenomena yang akan diamati.

3.5 Instrumen Penelitian

Instrumern penelitian menjelaskan tentang proses penyusunan dan jenis

alat pengumpul data yang digunakan.

3.6 Informan Penelitian

Informan penelitian menjelaskan tentang informan yang akan

memberikan berbagai macam informasi yang dibutuhkan oleh peneliti.

3.7 Teknik Pengolahan dan Analisa Data

Menjelaskan tentang teknik analisa beserta rasionalitas yang sesuai

dengan sifat data yang diteliti.

3.8 Tempat dan Waktu

Menjelaskan tentang tempat dan waktu penelitian dilaksanakan.

BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1. Deskripsi Obyek Penelitian

Penjelasan mengenai objek penelitian yang meliputi alokasi penelitian

secara jelas, struktur organisasi dari populasi atau sampel (dalam penelitian

ini menggunakan istilah informan) yang telah ditentukan serta hal lain yang

berhubungan dengan obyek penelitian.

(43)

Menjelaskan data penelitian dengan mengunakan teori yang sesuai

dengan kondisi di lapangan.

4.3. Deskripsi Data

Menjelaskan hasil penelitian yang telah diolah dari data mentah dengan

mengunakan teknis analisis data kualitatif.

4.4. Pembahasan

Merupakan pembahasan lebih lanjut dan lebih rinci terhadap hasil

penelitian.

BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan

Menyimpulkan hasil penelitian yang diungkapkan secara jelas, singkat

dan juga mudah dipahami. Kesimpulan juga harus sejalan dengan

permasalahan serta asumsi dasar penelitian.

5.2. Saran

Memiliki isi berupa tindak lanjut dari sumbangan penelitian terhadap

bidang yang diteliti baik secara teoritis maupun secara praktis. Saran praktis

biasanya lebih operasional sedangkan pada aspek teoritis lebih mengarah

pada pengembangan konsep atau teori.

DAFTAR PUSTAKA

Berisi daftar referensi yang digunakan dalam penyusunan skripsi.

Lampiran

(44)

25

2.1 Deskripsi Teori

Semua penelitian bersifat ilmiah. Oleh karena itu semua peneliti harus

berbekal teori. Siti Rahayu Haditono (1999) dalam sugiyono (2009: 41),

menyatakan bahwa suatu teori akan memperoleh arti penting, bila ia lebih banyak

dapat melukiskan, menerangkan dan meramalkan gejala yang ada. Oleh sebab itu,

pada bab ini meneliti akan memamaparkan teori yang akan dipakai dalam

penyelesaian masalah yang ada.

Dalam penelitan Strategi Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten

Lebak dalam Pengelolaan Pariwisata Pantai Sawarna Di Kecamatan Bayah ini,

kajian yang relevan untuk digunakan adalah pendekatan mengenai manajemen

strategis. Dimana dalam mengelola pariwisata pantai Sawarna dibutuhkan strategi

yang baik yang mampu di Implementasikan oleh pihak yang bertanggungjawab

untuk mengemban tugas-tugas tersebut dalam hal ini yaitu Dinas Pemuda

Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Lebak dibidang Pariwisata.

2.1.1 Konsep Organisai

Perkataan organisasi berasal dari istilah Yunani organon dan istilah

Latin organum yang berarti alat, bagian, anggota atau badan.Dalam literatur

dewasa ini, arti organisasi beraneka ragam, tergantung dari sudut mana ahli

(45)

Mooney dalam Manullang (2005:59) mengatakan, organisasi adalah

bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai suatu tujuan bersama.

Sedang Chester I. Barnard memberi pengertian bahwa organisai sebagai

suatu sistem dari aktivitas kerja sama yang dilakukan dua orang atau lebih.

Organisai yang terbesar dimana pun sudah barang tentu organisasi

publik yang mewadahi seluruh lapisan masyarakat dengan ruang lingkup

negara. Oleh karena itu, organisasi publik mempunyai kewenangan yang

absah (terligitimasi) dibidang politik, administrasi, pemerintahan dan hukum

secara terlembaga sehingga mempunyai kewajiban melindungi warganya

serta melayani kebutuhan. Sebaliknya, berhak pula memungut pajak untuk

pendanaan dan menjatuhkan sebagai sanksi penegakan peraturan.

Seiring berjalannya waktu, organisasi mengalami perubahan

paradigma. Perubahan paradigma dalam organisasi ini dapat dilihat dari

kacamata yang lain, yaitu yang diwarnai oleh paradigma organisasi dan oleh

post birokrasi. Jadi, organisasi publik sering kita lihat pada bentuk

organisasi instansi pemerintah yang juga dikenal sebagai birokrasi

pemerintah. Istilah birokrasi ini di berikan kepada instansi pemerintah

karena pada awalnya tipe organisasi yang ideal (yang disebut birokrasi dan

orang-orang yang disebut birokrat ini) merupakan bentuk yang sebagian

besar diterima dan diterapkan oleh instansi pemerintah.

Dari pembahasan mengenai konsep organisasi dan manajemen publik

di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa organisasi adalah sebuah wadah

(46)

sebuah tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Adapun manajemen publik

merupakan, organisasi pemerintah yang mengatur sumber daya yang ada

agar dapat dimanfaatkan secara efektif dan efisien untuk memenuhi

kebutuhan masyarakat tidak didasarkan pada profit, dalam hal ini

pemerintah sebagai penyedia kebutuhan publik.

2.1.2 Konsep Strategi Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Lebak

Perencanaan strategi merupakan suatu keinginan yang berorientasi

kepada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu 5 (lima) tahun secara

sistematis dan berkesinambungan, potensi (kekuatan), peluang, kelemahan,

dan hambatan yang ada atau mungkin yang timbul. Proses ini sendiri

merupakan suatu rencana strategis instansi pemerintah yang setidaknya

memuat visi, misi, tujuan dan sasaran strategi dan kebijakan program.

Visi berkaitan dengan pandangan kedepan menyangkut kemana arah

dan tujuan Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata dalam berkarya

melaksanakan pembangunan daerah agar tetap eksis, inovatif, produktif,

berdaya guna, dan bertanggungjawab sesuai bidangnya.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perumusan visi adalah sebagai

berikut:

1. Mencerminkan apa yang ingin dicapai sebuah organisasi.

2. Memberikan arah yang jelas.

(47)

4. Memiliki orientasi terhadap masa depan organisasi.

5. Mampu menumbuhkan komitmen dalam lingkungan organisasi.

6. Mampu menjamin kesinambungan kepemimpinan organisasi.

Berdasarkan analisa potensi, peluang, kelemahan dan hambatan yang

dihadapi Kabupaten Lebak telah menetapkan visi “Menuju Kabupaten

Lebak yang Maju, Berdaya Saing dan Religius melalui Pemanpaatan

Pembangunan Perdesaan dan Pengembangan Ekonomi Kerakyatan”.

Untuk mewujudkan visi tersebut maka misi Kabupaten Lebak yang

akan dilaksanakan bersama dunia usaha dan masyarakat adalah:

1. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang produktif,

kreatif dan inovatif,

2. Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang berorientasi

pelayanan publik,

3. Meningkatkan perekonomian yang kokoh berbasis ekonomi

kerakyatan,

4. Meningkatkan ketersediaan infrastruktur strategis wilayah,

5. Menjaga keseimbangan lingkungan dan pembangunan yang

berkelanjutan,

6. Meningkatkan keamanan dan ketertiban wilayah.

Visi dan misi di atas tersebut, sangatlah relevan dan realistis tetapi

pasti akan mengalami tantangan/hambatan. Oleh karena itu dibutuhkan

konsistensi semua stekholder, dan dibutuhkan upaya kerja keras dalam

(48)

Dengan merujuk dari Rencana Strategis Kabupaten Lebak dan

tercapainya visi dan misi tersebut di atas maka Dinas Pemuda Olahraga dan

Pariwisata sebagai salah satu pelaksana pemerintah daerah sesuai bidangnya

perlu menetapkan visi dan misi sebagai arah atau acuan kebijakan dinas

dalam mencapai tujuan untuk 5 (lima) tahun kedepan.

Visi Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Lebak

disusun berdasarkan kondisi subyektif dan dilandasi pimikiran dan

perkembangan kondisi dan tantangan dimasa yang akan datang. Dinas

Pemuda Olahraga dan Pariwisata dalam hubungan ini mempunyai

tanggungjawab. Untuk memberdayakan potensi masyarakat dalam bidang

kepemudaan, keolahragaan, seni budaya, dan pariwisata secara terus

menerus atau kesinambungan. Dengan demikian maka visi Dinas Pemuda

Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Lebak adalah “Terwujudnya Lembaga

Terdepan dalam Meningkatkan Peran Pemuda, Prestasi Olahraga dan

Pariwisata yang Berdaya Saing Berbasis Pengembangan Wilayah”.

Untuk mewujudkan visi tersebut di atas, maka Dinas Pemuda

Olahraga dan Pariwisata menetapkan misi sebagai berikut:

1. Meningkatkan sarana dan prasarana pendukung operasional

kelembagaan,

2. Meningkatkan pembinaan dan peranan kepemudaan, sekaligus

pengembangan potensi SDM pemuda dalam kreatifitas lokal

(49)

3. Meningkatkan pembinaan dan pengembangan olahraga

pendidikan, olahraga rekreasi, dan olahraga prestasi menuju

industrialisasi olahraga kompetitif,

4. Menigkatkan dan mengembangkan potensi pariwisata berbasis

kreatifitas lokal,

5. Meingkatkan dan mengembangkan objek-objek wisata.

Dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran serta menerapkan strategi

dalam pelaksanaan kegiatan bidan Pemuda Olahraga dan Pariwisata tahun

2014-2019 adalah sebagai berikut:

1. Kebijakan pembangunan peningkatan sarana dan prasarana.

2. Membangun dan mengembangkan kerjasama antar instansi dan

organisasi dalam pengembangan bidang Pemuda Olahraga dan

Pariwisata.

3. Memadukan dan merumuskan kebijakan, perencanaan,

pelaksanaan, monitoring, dan evaluasi kegiatan dengan instansi

terkait.

4. Menjalin kemitraan dengan instansi/lembaga/organisasi dan dunia

usaha dalam pengembangan bidang Pemuda Olahraga dan

Pariwisata.

5. Menyusun dan melaksanakan standarisasi pelayanan Kepemudaan

Olahraga dan Pariwisata dalam bentuk standar pelayanan minimal

(50)

6. Mendayagunakan website sebagai media sosialisasi dan promosi

untuk menyampaikan informasi kepada masyarakat.

7. Menanamkan kesadaran masyarakat akan arti pentingnya bidang

Kepemudaan Olahraga dan Kepariwisataan.

8. Menyusun dan melaksanakan sistem monitoring dan evaluasi

program kegiatan secara akurat, transparan dan akuntabel.

9. Mendorong dan menciptakan aspek kewirausahaan dalam rangka

meningkatkan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan bidangnya.

Untuk mewujudkan tujuan dan sasaran tersebut di atas Dinas Pemuda

Olahraga dan Pariwisata menetapkan strategi sebagai berikut:

1. Melibatkan berbagi instansi pemerintah yang terkait dalam

perumusan kebijakan bidan Pemuda Olahraga dan Pariwisata.

2. Mengharapkan unsur pemerintah daerah tingkat Kabupaten,

Kecamatan dan Desa/Kelurahan melakukan sinkronisasi berbagai

kebijakan bidan Pemuda Olahraga dan Pariwisata.

3. Membangun dan mengengbangkan kerjasama antar

instansi/lembaga/organisasi dalam mendayagunakan sumber daya

manusia, sarana dan prasarana.

4. Meningkatkan saling pengertian dalam merencanakan,

melaksanakan, pemonitoran dan pengevaluasian program kegiatan

pembinaan dan pengembangan masyarakat olahraga, seni budaya

(51)

5. Melakukan sosialisasi dan promosi bidang promosi bidang

Pemuda Olahraga dan Pariwisata kepada instansi terkait dan dunia

usaha secara sistematis dan berkelanjutan.

6. Menyusun dan menetapkan peraturan dan ketentuan tentang peran

dan tanggungjawabnya dalam pembinaan dan pengembangan

bidang Pemuda Olahraga dan Pariwisata dalam bentuk MOU atau

sejenisnya.

7. Melakukan pendataan, inventarisasi, identifikasi, interpretasi dan

pemetaan berbagai kegiatan dibidang Pemuda Olahraga dan

Pariwisata.

2.1.3 Pengertian Strategi

Istilah strategi berasal dari bahasa yunani strategeia (stratos : militer,

dan ag : pemimpin) yang artinya seni atau ilmu untuk menjadi seorang

jenderal, dimana jenderal tersebut dibutuhkan untuk memimpin suatu

angkatan perang agar dapat memenangkan perang. Strategi merupakan cara

terbaik yang dijalankan untuk mencapai tujuan tertentu.

Strategi adalah aksi potensial yang membutuhkan keputusan

manajemen puncak dan sumber daya perusahaan dalam jumlah yang besar.

Selain itu, strategi mempengaruhi perkembangan jangka panjang

perusahaan, biasanya untuk lima tahun ke depan, dan karenanya beroientasi

ke masa yang akan datang. Strategi mempunyai konsekuensi

(52)

faktor eksternal maupun internal yang dihadapi perusahaan (David,

2010:21).

Definisi strategi lainnya secara umum diungkapkan oleh

Mangkuprawira (2004: 14), ia mengemukan strategi didefinisikan sebagai

cara mengerjakan sesuatu untuk mencapai tujuan tertentu.

Hal ini mengindikasikan adanya penggunaan strategi didalam sebuah

organisasi, tidak saja organisasi swasta yang dalam penggunaan strateginya

untuk dapat memperoleh profit. Definisi Mangkuprawira memberikan

gambaran kepada kita, bahwa strategi merupakan upaya mengerjakan

sesuatu oleh organisasi dalam rangka mencapai tujuannya. Penggunaan

strategi didalam organisasi publikpun sangat dibutuhkan, tetapi di dalam

organisasi publik strategi dilakukan dalam upaya pencapaian tujuan yang

telah ditentukan sebelumnya. Artinya dalam perkembangan saat ini, strategi

tidak saja diadopsi oleh organisasi swasta saja tetapi dalam organisasi

publik pun strategi tetap digunakan.

Sementara menurut Chandler dalam Rangkuti (2005:3) menyebutkan:

”Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan dalam kaitannya dengan tujuan jangka panjang, program tindak lanjut serta prioritas alokasi sumber daya, serta pendayagunaan dan alokasi semua sumber daya yang penting untuk mencapai tujuan tersebut. Pemahaman yang baik mengenai konsep strategi dan konsep-konsep lain yang berkaitan, sangat menentukan suksesnya yang disusun”.

Secara sederhana, pengertian di atas menjelaskan bahwa strategi

adalah alat keberhasilan sebuah tujuan kegiatan yang dipengaruhi oleh

(53)

Menurut tokoh lain yaitu Andrew dalam Rangkuti (2005:4) menjelaskan bahwa:

”Strategi adalah kekuatan motivasi untuk stakeholder, seperti manajer, karyawan, konsumen, komunitas, pemerintah dan sebagainya, yang baik secara langsung ataupun tidak langsung menerima keuntungan atau biaya yang ditimbulkan oleh semua tindakan yang dilakukan oleh perusahaan”.

Pengertian di atas menjelaskan bahwa, strategi adalah kekuatan yang

mempengaruhi resiko-resiko yang ditanggung oleh sebuah organisasi dalam

menjalankan kegiatannya.

Ada lagi menurut Dirgantoro (2001:4) yang menjelaskan bahwa:

”Strategi adalah hal menetapkan arah kepada manajemen dalam arti orang tentang sumber daya didalam bisnisan tentang bagaimana mengidentifikasikan kondisi yang memberikan keuntungan terbaik untuk dapat membantu memenangkan persaingan di dalam pasar”.

Dari pengertian di atas, menjelaskan bahwa strategi adalah sebuah alur

dalam menjalankan sebuah kegiatan yang berdasarkan kepada

arahan-arahan yang ditentukan sebelumnya guna mencapai sebuah tujuan.

Pendapat lain menyebutkan bahwa manajemen strategi adalah

serangkaian keputusan dan tindakan manajerial yang menentukan kinerja

perusahaan dalam jangka panjang. (Hunger dan Wheelen, 2003:4).

Pengertian di atas menggambarkan bahwa, kinerja jangka panjang

sebuah perusahaan dipengaruhi oleh sebuah kebijakan manajerial.

Jadi berdasarkan definisi-definisi di atas, peneliti menyimpulkan

bahwa strategi merupakan suatu rencana permanen atau cara terbaik dan

langkah-langkah yang harus ditempuh untuk sebuah kegiatan didalamnya

(54)

memperoleh suatu keberhasilan keputusan yang terencana, baik itu jangka

panjang ataupun jangka pendek. Tujuannya adalah agar sebuah keputusan

itu dapat mencapai suatu obyek yang telah ditetapkan.

2.1.4 Model-model Strategi

Strategi Porter menyiratkan susunan organisasi, prosedur

pengendalian, dan sistem intensif yang berbeda. Semakin besar perusahaaan

semakin besar akses pada sumber daya, pada umumnya bersaing dengan

dasar keunggulan biaya dan/atau diferensiasi, sedangkan perusahaan yang

lebih kecil sering bersaing dengan dasar focus.

1) Strategi Keunggulan Biaya

Alasan utama untuk menjalankan strategi integrasi kedepan,

ke belakang, dan horizontal adalah memperoleh manfaat

unggulan dalam biaya. Tetapi keunggulan biaya pada umumnya

harus dilakukan dalam gabungan dengan diferensiasi. Sejumlah

elemen biaya mempengaruhi daya tarik relatif dari strategi umum,

termasuk pencapaian skala ekonomis atau disekonomi, pengaruh

kurva dan pengalaman, presentase pencapaian pemanfaatan

kapasitas, dan hubungan dengan pemasok dan distributor. Elemen

biaya lain yang harus dipertimbangkan adalah memilih di antara

strategi alternatif termasuk potensi untuk berbagai biaya dan

pengetahuan dalam organisasi, biaya litbang yang berkaitan

(55)

lama, biaya tenaga kerja, tingkat pajak, biaya energi, dan biaya

pengangkutan.

2) Strategi Diferensiasi

Strategi diferensiasi menawarkan beberapa tingkat

perbedaan. Diferensiasi tidak menjamin keunggulan bersaing,

terutama bila standar cukup memadai dalam memenuhi kebutuhan

pelanggan atau kalau pesaing dapat dengan cepat meniru.

Diferensiasi yang sukses dapat berarti fleksibilitas produk yang

lebih besar, kompatibilitas yang lebih besar, biaya lebih rendah,

pelayanan lebih baik, pemeliharaan, lebih nyaman, atau lebih

menonjol. Pengembangan produk merupakan contoh dari strategi

yang menawarkan keunggulan diferensiasi.

3) Strategi Fokus

Strategi fokus yang sukses tergantung pada segmen industri

artinya ukuran yang memadai, mempunyai potensi pertumbuhan

yang baik, dan hal ini tidak amat menentukan bagi sukses pesaing

utama yang lain. Strategi seperti penetrasi pasar dan

pengembangan pasar menawarkan banyak keunggulan untuk

focus. Perusahaan dari ukuran sedang sampai besar secara efektif

dapat menerapkan strategi dengan dasar fokus hanya dalam kaitan

dengan dasar dierensiasi atau keunggulan biaya. Karena hanya

(56)

terendah, perusahaan yang lain dalam industri tersebut harus

menemukan cara lain untuk membedakan produk mereka.

(David, 2004:62-63).

Berdasarkan uraian-uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa strategi

yang diungkapkan Porter menyiratkan susunan organisasi, prosedur

pengendalian, dan sistem intensif yang berbeda, yang mana satu sama

lainnya saling berhubungan. Beliau juga menyebutkan bahwa semakin besar

perusahaaan semakin besar pula akses pada sumber daya, pada umumnya

bersaing dengan dasar keunggulan biaya dan menawarkan beberapa tingkat

perbedaan, sedangkan perusahaan yang lebih kecil sering bersaing dengan

dasar yang tergantung pada segmen industri.

2.1.5 Pengertian Pengelolaan (Manajemen)

Menurut Leiper (1990:256 dalam Pitana, 2009:80), pengelolaan

(manajemen) merujuk kepada seperangkat peranan yang dilakukan oleh

seseorang atau sekelompok orang, atau bisa juga merujuk kepada

fungsi-fungsi yang melekat pada peran tersebut. Fungsi-fungsi-fungsi manajemen tersebut

adalah sebagai berikut:

1. Planing (perencanaan),

2. Directing (mengarahkan),

3. Organizing (termasuk Coordinating)

4. Controlling (pengawasan).

Leiper (1990:256 dalam Pitana, 2009:80) menekankan bahwa

koordinasi merupakan fungsi utama dan terpenting yang harus dipisahkan

(57)

fungsi seorang manajer untuk menerjemahkan sebuah informasi, seperti

perencanaan dan pengawasan, dan mengaplikasikan informasi tersebut

secara sistematis ke dalam kegiatan pengarahan (directing), perencanaan

(planing), dan dan pengawasan (controling).

Manajemen yang baik dan efektif memerlukan penguasaan atas

orang-orang yang akan dikelola. Di tingkat individual, orang-orang akan mulai

mengastur hidupnya begitu ia bisa mandiri. Ditingkat sosial, subjek

manajemen adalah organisasi dan kumpulan organisasi.

Seorang manajer dapat mengelola input, proses, dan output dari sistem

organisasinya namun tidak dapat mengelola dan mengontrol faktor-faktor

yang berada di luar organisasi, meski faktor-faktor tersebut ikut menentukan

bagaimana organisasi tersebut berjalan. Jadi cakupan dan limit dari

manajemen tergantung pada sistem organisasi di mana kekuasaan

manajerial diaplikasikan.

Pada uraian di atas menjelaskan bahwa definisi pengelolaan oleh para

ahli terdapat perbedaan-perbedaa hal ini disebabkan karena para ahli

meninjau pengertian dari sudut yang berbeda-beda. Ada yang meninjau

pengelolaan dari segi fungsi, benda, kelembagaan dan yang meninjau

pengelolaan sebagai suatu kesatuan. Namun jika dipelajari pada prinsipnya

definisi-definisi tersebut mengandung pengertian dan tujuan yang sama

yaitu pengelolaan diartikan sebagai suatu rangkaian pekerjaan atau usaha

yang dilakukan oleh sekelompok orang untuk melakukan serangkaian kerja

(58)

2.1.6 Definisi Manajemen Strategis

Manajemen strategis merupakan proses atau rangkaian kegiatan

pengambilan keputusan yang bersifat mendasar dan menyeluruh, disertai

penetapan cara melaksanakannya, yang dibuat oleh pimpinan dan

diimplementasikan oleh seluruhn jajaran didalam suatu organisasi, untuk

mencapai tujuan. Berikut ini adalah pengertian manajemen strategis

menurut beberapa ahli :

Menurut Nawawi (2003:53)

”Perencanaan berskala besar (disebut perencanaan strategi) yang berorientasi pada jangkauan masa depan yang jauh (disebut visi), dan ditetapkan sebagai keputusan pimpinan tertinggi (keputusan yang bersifat mendasar dan prinsipil), agar memungkinkan organisasi berinteraksi secara efektif (disebut misi), dalam usaha menghasilkan sesuatu perencanaan operaional untuk menghasilkan barang dan/atau jasa serta pelayanan) yang berkualitas, dengan diarahkan pada optimalisasi pencapaian tujuan (disebut tujuan strategis) dan berbagai sasaran (tujuan operasional) organsasi”.

Berdasarkan teori di atas, manajemen strategi adalah sebuah rencana

manajerial yang bersifat menyeluruh, sebagai arahan untuk mencapai

sebuah tujuan secara optimal.

Menurut R. David (2004:5)

(59)

Dari pengertian di atas, manajemen strategi merupakan sebuah

pola kebijakan yang memberikan pengaruh besar bukan hanya sampai

tujuannya tercapai saja, memberikan pengaruh juga setelah tujuan

tersebut tercapai.

Menurut Hunger dan Wheelen (2003:4)

Manajemen strategi adalah ”Serangkaian keputusan dan tindakan

manajerial yang menentukan kinerja perusahaan dalam jangka

panjang”.

Berdasarkan definisi-definisi di atas maka peneliti dapat

menyimpulkan bahwa manajemen strategis merupakan usaha untuk

mengembangkan kekuatan yang ada didalam suatu perusahaan atau

organisasi yang bertujuan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Manajemen strategis dikatakan efektif apabila memberi tahu seluruh

karyawan mengenai sasaran bisnis, arah bisnis,kemajuan kearah pencapaian

sasaran dan pelanggan, pesaing dan rencana produk. Komunikasi

merupakan kunci keberhasilan manajemen strategis.

2.1.7 Konsep Manajemen Strategis Dan Pengimplementasiannya Di Pemerintah Daerah

Efektivitas penerapan manajemen strategis pada suatu organisasi

dipengaruhi oleh konteks yang melingkupi organisasi tersebut. Konteks

yang melingkupi organisasi pemerintah daerah sangat berhubungan dengan

Gambar

Tabel 1.1 Jumlah Pantai Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten Tahun 2012
Tabel 1.3 Jumlah Wisatawan Nusantara
Tabel 1.4 Daftar Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Asli Daerah
Gambar 2.1 Model Komperhensif Strategis
+7

Referensi

Dokumen terkait

Variasi sudut pitch dan variasi taper blade sebagai parameter untuk mengetahui pengaruh terhadap Torsi, Daya, TSR dan C P yang dihasilkan oleh turbin angin

Keluarga, dan Pemberdayaan Masyarakat. Lembaga PKBM Ceria sebagai mitra akan mendukung implementasi program dalam bentuk pendanaan dan memfasilitasi tempat sebagai

Dengan begitu jika dalam bertransaksi batas minimal jumlah LOT jaminan yang harus kita miliki adalah sebesar 10 lot, maka kita dapat menghitung berapa jumlah dana

Sementara Baitul Tamwil merupakan lembaga komersial dengan pendanaan dari pihak ketiga, bisa berupa pinjaman atau investasi untuk mengembangkan usaha-usaha

menelaah secara kritis formula perhitungan dimensi-dimensi VSM tersebut.. comparisons of countries or regions should inasmuch as possible be based on samples of respondents who

Keterampilan sosial (Social skills). Membina hubungan merupakan ketrampilan yang menunjang popularitas, kepemimpinan, dan keberhasilan antar pribadi. Orang- orang yang

[r]

Ketersediaan bahan baku yang tepat sangat terkait dengan jumlah produk yang akan diproduksi oleh karena itu, prediksi produksi harus disesuaikan agar pemesanan stok