• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity and Threat)

Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor

DAFTAR LAMPIRAN

II. TINJAUAN PUSTAKA

2. Bauran Pemasaran (Marketing Mix)

2.7. Analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity and Threat)

Umar (2008), menyatakan bahwa matriks SWOT merupakan

matching tools yang penting untuk membantu para manajer mengembangkan empat tipe strategi bagi perusahaan, yaitu:

1. Strategi SO (Strengths-Opportunities)

Strategi ini menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk meraih peluang-peluang yang ada di luar perusahaan. Pada umunnya, perusahaan

melaksanakan strategi WO, ST atau WT untuk menerapkan strategi SO. Oleh karena itu, jika perusahaan memiliki banyak kelemahan, mau tidak mau perusahaan harus mengatasi kelemahan tersebut agar menjadi kuat. Sedangkan, jika perusahaan menghadapi banyak ancaman, perusahaan harus berusaha menghindarinya dan berusaha berkonsentrasi pada peluang-peluang yang ada.

2. Strategi WO (Weakness-Opportunities)

Strategi ini bertujuan untuk memperkecil kelemahan-kelemahan internal perusahaan dengan memanfaatkan peluang-peluang eksternal. Kadang kala perusahaan menghadapi kesulitan untuk memanfaatkan berbagai peluang karena adanya berbagai kelemahan internal.

3. Strategi ST (Strengths-Threats)

Melalui strategi ini, perusahaan berusaha untuk menghindari atau mengurangi dampak dari berbagai ancaman eksternal. Hal ini bukan berarti perusahaan yang tangguh harus selalu mendapatkan ancaman. 4. Strategi WT (Weakness-Threats)

Strategi ini merupakan taktik untuk bertahan dengan cara mengurangi kelemahan internal serta menghindari ancaman. Suatu perusahaan yang dihadapkan pada sejumlah kelemahan internal dan ancaman eksternal sesungguhnya berada dalam posisi yang berbahaya. Ia harus berjuang untuk tetap dapat bertahan dengan melakukan strategi-strategi seperti

merger, declared bankruptcy, retrench, atau liquidation.

Ada delapan tahapan dalam membangun penentuan strategi dengan menggunakan matriks SWOT, yaitu:

1. Buat daftar peluang eksternal perusahaan. 2. Buat daftar ancaman eksternal perusahaan. 3. Buat daftar kekuatan kunci internal perusahaan. 4. Buat daftar kelemahan kunci internal perusahaan.

5. Cocokkan kekuatan-kekuatan internal dan peluang-peluang eksternal dan catat hasilnya dalam dalam sel strategi SO.

6. Cocokkan kelemahan-kelemahan internal dan peluang-peluang eksternal dan catat hasilnya dalam dalam sel strategi WO.

7. Cocokkan kekuatan-kekuatan internal dan ancaman-ancaman eksternal dan catat hasilnya dalam dalam sel strategi ST.

8. Cocokkan kelemahan-kelemahan internal dan ancaman-ancaman eksternal dan catat hasilnya dalam dalam sel strategi WT.

Tabel 3. Matriks SWOT IFAS EFAS Strengths (S)  Tentukan 5-10 faktor-faktor kekuatan internal Weakness (W)  Tentukan 5-10 faktor-faktor kelemahan internal Opportunities (O)  Tentukan 5-10 faktor peluang eksternal Strategi SO Ciptakan strategi yang menggunakan

kekuatan untuk

memanfaatkan peluang

Strategi WO Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang Threats (T)  Tentukan 5-10 faktor ancaman eksternal Strategi ST Ciptakan strategi yang menggunakan

kekuatan untuk mengatasi ancaman

Strategi WT Ciptakan strategi yang meminimalkan

kelemahan dan

menghindari ancaman

Sumber: Rangkuti (2002) 2.8. Metode AHP

Proses Hierarki Analitik atau PHA merupakan suatu model luwes yang memberikan kesempatan bagi perorangan atau kelompok untuk membangun gagasan-gagasan dan mendefinisikan persoalan dengan cara membuat asumsi mereka masing-masing dan memperoleh pemecahan yang diinginkan darinya (Saaty, 1991).

Beberapa keuntungan yang bisa diperoleh dengan menggunakan metode PHA antara lain:

1. Kesatuan

PHA memberi satu model tunggal yang mudah dimengerti, luwes untuk aneka ragam persoalan yang tidak berstruktur.

2. Kompleksitas

PHA memadukan ancangan deduktif dan ancangan berdasarkan sistem dalam memecahkan persoalan kompleks.

3. Saling Ketergantungan

PHA dapat menangani saling ketergantungan elemen-elemen dalam suatu sistem dan tak memaksakan pemikiran linear.

4. Penyusunan Hierarki

PHA mencerminkan kecenderungan alami pikiran untuk memilah-milah elemen-elemen suatu sistem dalam berbagai tingkat berlainan dan mengelompokkan unsur yang serupa dalam setiap tingkat.

5. Pengukuran

PHA memberi suatu skala untuk mengukur hal-hal dan tanwujud suatu metode untuk menetapkan prioritas.

6. Konsistensi

PHA melacak konsistensi logis dari pertimbangan-pertimbangan yang digunakan dalam menetapkan berbagai prioritas.

7. Sintesis

PHA menuntun ke suatu taksiran menyeluruh tentang kebaikan setiap alternatif.

8. Tawar Menawar

PHA mempertimbangkan prioritas-prioritas relatif dari berbagai faktor sistem dan memungkinkan orang memilih alternatif terbaik berdasarkan tujuan-tujuan mereka.

9. Penilaian dan Konsensus

PHA tak memaksakan konsensus, tetapi mensintesis suatu hasil yang representatif dari berbagai penilaian yang berbeda-beda.

10. Pengulangan Proses

PHA memungkinkan orang memperhalus definisi mereka pada suatu persoalan dan memperbaiki pertimbangan dan pengertian mereka melalui pengulangan.

2.8.1 Prinsip Pemikiran Analitik

Saaty (1991), menyatakan bahwa terdapat tiga prinsip dalam memecahkan persoalan dengan analisis logis eksplisit, yaitu: (1) Prinsip menyusun hierarki, (2) Prinsip menetapkan prioritas, (3) Prinsip konsistensi logis.

1. Prinsip Menyusun Hierarki

Manusia mempunyai kemampuan untuk mempersepsi benda dan gagasan, mengidentifikasinya, dan mengkomunikasikan apa yang mereka amati. Untuk memperoleh pengetahuan terinci, pikiran kita menyusun realitas yang kompleks ke dalam bagian yang menjadi elemen pokoknya, dan kemudian bagian ini ke dalam bagian-bagiannya lagi, dan seterusnya secara hierarkis. Jumlah bagian-bagian ini biasanya berkisar antara lima sampai sembilan. 2. Prinsip Menetapkan Prioritas

Manusia juga mempunyai kemampuan untuk mempersepsikan hubungan antara hal-hal yang mereka pahami, membandingkan sepasang benda atau hal yang serupa berdasarkan kriteria tertentu, dan membedakan kedua anggota pasangan itu dengan menimbang intensitas preferensi mereka terhadap hal yang satu dibandingkan dengan hal lainnya. Lalu mereka mensintesis penilaian mereka melalui imajinasi, atau dalam hal menggunakan PHA, melalui suatu proses logis yang baru dan memperoleh pengertian yang lebih baik tetang keseluruhan sistem.

3. Prinsip Konsistensi Logis

Manusia mempunyai kemampuan untuk menetapkan relasi antar obyek atau antar pemikiran sedemikian sehingga koheren, yaitu obyek-obyek atau pemikiran itu saling terkait dengan baik dan kaitan mereka menunjukkan konsistensi. Konsistensi berarti dua

hal, pertama bahwa pemikiran atau obyek yang serupa dikelompokkan menurut homogenitas dan relevansinya, kedua adalah bahwa intensitas relasi antar gagasan atau antar obyek yang didasarkan pada suatu kriteria tertentu, saling membenarkan secara logis.

2.8.2 Ikhtisar Langkah-Langkah AHP

Menurut Saaty (1991), pengkajian Proses Hierarki Analitik dimulai dengan menata elemen suatu persoalan dalam bentuk hierarki, kemudiaan dilanjutkan dengan membuat pembandingan berpasang antar elemen dan suatu tingkat sesuai dengan yang diperlukan oleh kriteria-kriteria yang berada setingkat lebih tinggi. Berbagai pembandingan ini menghasilkan prioritas, dan akhirnya, melalui sintesis, menghasilkan prioritas menyeluruh. Kita mengukur konsistensi dan menangani interdependensi.

Semua langkah dasar dari proses ini dapat diringkaskan menjadi suatu ikhtisar yang singkat. Dalam arti yang luas, proses ini stabil, meskipun beberapa langkah tertentu mungkin memperoleh penekanan istimewa dalam berbagai persoalan khusus. Sebagaimana dicatat dibawah ini, biasanya diperlukan pengulangan.

1. Definisikan persoalan dan rinci pemecahan yang diinginkan. 2. Struktur hierarki dari sudut pandang manajerial menyeluruh (dari

tingkat-tingkat puncak sampai ke tingkat dimana dimungkinkan campur tangan untuk memecahkan persoalan itu).

3. Buatlah sebuah matriks banding berpasang untuk kontribusi atau pengaruh setiap elemen yang relevan atas setiap kriteria yang berpengaruh yang berada setingkat di atasnya. Dalam matriks ini, pasangan-pasangan elemen dibandingkan berkenaan dengan suatu kriteria di tingkat lebih tinggi. Dalam membandingkan dua elemen, kebanyakan orang lebih suka memberi suatu pertimbangan yang menunjukkan dominasi sebagai suatu bilangan bulat. Matriks ini memiliki satu tempat untuk

memasukkan bilangan itu dan satu tempat lain untuk memasukkan nilai resiprokalnya.

4. Dapatkan semua pertimbangan yang diperlukan untuk mengembangkan perangkat matriks di langkah 3. Jika ada banyak orang yang ikut serta, tugas setiap orang dapat dibuat sederhana dengan mengalokasikan upaya secara tepat. Pertimbangan ganda dapat disintesis dengan memakai rata-rata geometriknya.

5. Setelah mengumpulkan semua data banding berpasang itu dan memasukkan nilai-nilai kebalikannya beserta entri bilangan 1 sepanjang diagonal utama, prioritas dicari dan konsistensi diuji. 6. Laksanakan langkah 3, 4, dan 5 untuk semua tingkat dan gugusan

dalam hierarki itu.

7. Gunakan komposisi secara hierarkis (sintesis) untuk membobotkan vektor-vektor prioritas itu dengan bobot kriteria- kriteria, dan jumlahkan semua entri prioritas terbobot yang bersangkutan dengan entri prioritas dan tingkat bawah berikutnya, dan seterusnya. Hasilnya adalah vektor prioritas menyeluruh untuk tingkat hierarki paling bawah. Jika hasilnya ada beberapa buah, boleh diambil nilai rata-rata aritmetiknya.

8. Evaluasi konsistensi untuk seluruh hierarki dengan mengalikan setiap indeks konsisitensi dengan prioritas kriteria bersangkutan dan menjumlahkan hasil kalinya. Hasil ini dibagi dengan pernyataan sejenis yang menggunakan indeks konsistensi acak, yang sesuai dengan dimensi masing-masing matriks. Dengan cara yang sama, setiap indeks konsistensi acak juga dibobot berdasarkan prioritas kriteria yang bersangkutan dan hasilnya dijumlahkan. Rasio konsistesi hierarki harus 10% atau kurang. Jika tidak, mutu informasi itu harus diperbaiki, barangkali dengan memperbaiki cara menggunakan pertanyaan ketika membuat pembandingan berpasang. Jika tindakan ini gagal memperbaiki konsistensi, ada kemungkinan persoalan ini tak terstruktur secara tepat, yaitu elemen-elemen sejenis tidak dikelompokkan di bawah

suatu kriteria yang bermakna. Maka kita perlu balik ke langkah 2, meskipun mungkin hanya bagian-bagian persoalan dan hierarki itu yang perlu diperbaiki.

2.8.3 Menetapkan Prioritas

Langkah pertama dalam menetapkan prioritas elemen-elemen dalam suatu persoalan keputusan adalah dengan membuat pembandingan berpasangan, yaitu elemen dibandingkan berpasangan terhadap suatu kriteria yang ditentukan. Untuk pembandingan berpasangan ini, matriks merupakan bentuk yang lebih disukai. Matriks merupakan alat yang sederhana dan biasa dipakai, dan memberi kerangka untuk menguji konsistensi, memperoleh informasi tambahan dengan cara membuat segala pembandingan yang mungkin, dan menganalisis kepekaan prioritas menyeluruh terhadap perubahan dalam pertimbangan. Ancangan matriks ini secara unik mencerminkan dwi segi prioritas: mendominasi dan didominasi.

Tabel 4. Skala banding secara berpasangan Intensitas

Pentingnya Definisi Penjelasan

1 Kedua elemen sama pentingnya

Dua elemen menyumbang sama besar pada sifat itu 3

Elemen yang satu sedikit lebih penting ketimbang yang lainnya

Pengalaman dan pertimbangan sedikit menyokong satu elemen atas yang lainnya 5

Elemen yang satu esensial atau sangat penting ketimbang elemen yang lainnya

Pengalaman dan

pertimbangan dengan kuat menyokong satu elemen atas elemen yang lainnya 7 Satu elemen jelas

lebih penting dari elemen lainnya

Satu elemen dengan kuat disokong, dan dominannya telah terlihat dalam praktik

Lanjutan Tabel 4. Intensitas

Pentingnya Definisi Penjelasan

9

Satu elemen mutlak lebih penting ketimbang elemen lainnya

Bukti yang menyokong elemen yang satu atas yang lain memiliki tingkat penegasan tertinggi yang mungkin menguatkan 2, 4, 6, 8 Nilai-nilai antara di antara dua pertimbangan yang berdekatan Kompromi diperlukan antara dua pertimbangan

Kebalikan

Jika untuk aktivitas i mendapat satu angka

dibandingkan dengan aktivitas j, maka j mempunyai nilai kebalikannya bila dibandingkan dengan i

Sumber: Saaty (1991)

Marimin (2004), menyatakan bahwa ada tiga langkah dalam menentukan besarnya bobot yang dimulai dari kasus khusus yang sederhana sampai dengan kasus-kasus umum. Langkah-langkah penyelesaian secara matematis akan dijelaskan lebih rinci sebagai berikut:

1. Langkah 1:

(i,j = 1,2,...,n) = bobot input dalam baris = bobot input dalam lajur 2. Langkah 2:

(i,j = 1,2,...,n)

Bentuk dalam berbagai kasus umum: = rataan dari (2) (1) (3)

3. Langkah 3:

Bila perkiraan baik akan cenderung untuk dekat dengan nisbah . Jika n juga berubah, maka dirubah menjadi λ maks sehingga diperoleh:

Pengolahan Horizontal

Pengolahan horizontal digunakan untuk menyusun prioritas elemen keputusan pada setiap tingkat hierarki keputusan. Menurut Saaty (1983), tahapan penyelesaiannya adalah sebagai berikut: 1. Perkalian baris (z) dengan rumus:

√∏

2. Perhitungan vektor prioritas atau vektor eigen:

√∑ ∑ √∏

= adalah elemen vektor prioritas ke-1 3. Perhitungan nilai eigen minimum:

VA = VB = VA = VB = Vektor antara Vbi untuk i = 1,2,...,n

4. Perhitungan indeks konsistensi: (4) (5) (6) (7) (8)

Untuk mengetahui apakah CI dengan besaran tertentu cukup baik atau tidak, maka perlu diketahui rasio yang dianggap baik, yaitu apabila CR ≤ 0,1.

Rumus CR adalah:

Nilai RI merupakan nilai random indeks yang dikeluarkan oleh

Oarkridge Laboratory.

Berikut adalah Tabel nilai RI: Tabel 5. Nilai RI

N 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

RI 0,00 0,00 0,58 0,90 1,12 1,24 1,32 1,41 1,45 1,49 1,51 1,48 1,56

Pengolahan vertikal

Pengolahan ini digunakan untuk menyusun prioritas setiap elemen dalam hierarki terhadap sasaran utama. Jika NPpq didefinisikan sebagai nilai prioritas pengaruh elemen ke-p pada tingkat ke-q terhadap sasaran utama, maka:

Untuk p = 1,2,...,r T = 1,2,...,s Dimana:

NPpq = prioritas pengaruh elemen ke-p pada tingkat ke-q terhadap sasaran utama.

NPHpq = nilai prioritas elemen ke-p pada tingkat ke-q NPTt = nilai prioritas pengaruh elemen ke-t pada tingkat q-1

(9)

2.9. Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan oleh Handoko (2008) dengan judul “Analisis Strategi Pemasaran Harian Pakuan Raya, Bogor”. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode SWOT. Penelitian dilakukan dengan menganalisis kekuatan dan kelemahan perusahaan yang kemudian dipetakan kedalam matriks IFE, serta peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan yang juga dipetakan kedalam matriks EFE. Skor total yang diperoleh pada matriks IFE adalah sebesar 2,742 yaitu di atas rata-rata 2,5 yang menunjukkan bahwa posisi internal perusahaan berada pada posisi yang kuat dengan kata lain perusahaan berhasil menghimpun kekuatan internal dan meminimalkan kelemahan. Sedangkan skor total yang diperoleh pada matriks EFE adalah sebesar 2,632 atau di atas rata-rata 2,5 yang juga menunjukkan bahwa perusahaan sudah berhasil memanfaatkan peluang yang ada serta mengatasi berbagai ancaman yang muncul.

Pada matriks IE diperoleh hasil bahwa perusahaan berada pada sel V yang berarti pada posisi pertahankan dan pelihara. Strategi yang dapat dikembangkan dalam posisi ini adalah strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk. Penetrasi pasar dapat dilakukan dengan promosi yang lebih gencar untuk lebih memperkenalkan produknya kepada konsumen serta melalui pemasangan iklan. Sedangkan pengembangan produk dapat difokuskan pada efisiensi penjualan untuk menekan jumlah retur yang masih tinggi, yaitu sekitar 45% setiap harinya. Alternatif kombinasi strategi yang dihasilkan adalah: (1) Memanfaatkan pangsa pasar yang luas untuk memperluas jaringan distribusi dan mempertahankan penyajian berita seputar berita daerah agar lebih menarik pelanggan yang membutuhkan sajian informasi lokal, (2) Memaksimalkan SDM untuk mengatasi persaingan dan mengawasi wartawan agar lebih teliti dalam memuat isi berita agar tidak menyinggung pihak terkait, (3) Mempertahankan pelanggan yang sudah ada dan berusaha menarik pelanggan baru, (4) Meningkatkan kapasitas promosi agar lebih dikenal masyarakat luas.

Alkausar (2011) dalam penelitiannya dengan judul “Analisis Strategi Pemasaran pada PT. Mitra Yomart Sejati”. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode SWOT, yaitu dengan menganalisa kekuatan dan kelemahan dalam internal perusahaan melalui matriks IFE dan peluang serta ancaman yang dihadapi perusahaan melalui matriks EFE. Pada matriks IFE, secara internal diuangkapkan bahwa perusahaan masuk ke dalam kategori cukup kuat yaitu dengan total skor untuk matriks IFE senilai 2,792593 atau >2,5. Sehingga dengan hasil ini diharapkan perusahaan dapat berkembang lebih maju dan mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan. Sedangkan pada matriks EFE, diungkapkan bahwa perusahaan berada dalam kategori yang baik karena memiliki nilai EFE sebesar 2,779412 atau >2,5. Walaupun mendapat banyak ancaman dari pesaing sejenis dan perusahaan yang lebih besar, serta hambatan dari pemerintah namun perusahaan mampu mengendalikannya dengan baik dengan memanfaatkan berbagai peluang yang ada.

Faktor harga, produk dan promosi merupakan faktor prioritas utama yang harus menjadi perhatian oleh para direktur dan manajer pemasaran. Perusahaan juga harus memperhatikan berbagai macam strategi, terutama perbaikan dalam strategi promosi, seperti media iklan melalui saluran tv nasional, memberlakukan weekday promotion pada setiap minggunya, menawarkan kartu Yomart bagi konsumen, tentunya untuk mendapatkan penawaran khsusus atau diskon dan mendata pelanggan yang sering melakukan transaksi untuk kemudian diberikan informasi terhadap berbagai barang yang mendapat potongan khusus melalui layanan SMS (Short Messages Services).

Penelitian ini memiliki kekhasan baik dari segi metode maupun produk. Peneliti menggunakan metode SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities and Threats) untuk mengidentifikasi faktor-faktor dalam internal maupun eksternal perusahaan melalui matriks IFE dan EFE. Kemudian dilanjutkan dengan penyusunan strategi menggunakan matriks SWOT dengan mengacu pada matriks IFE dan EFE. Setelah itu penulis menggunakan metode AHP untuk memperoleh alternatif strategi yang tepat

dan bisa menjadi masukan bagi perusahaan untuk mengambil keputusan dalam bidang pemasaran. Sedangkan produk yang ditawarkan oleh perusahaan adalah surat kabar lokal yaitu Jurnal Bogor. Surat kabar Jurnal Bogor sendiri merupakan surat kabar yang menyajikan berita lokal yang mencakup wilayah Bogor, Depok, Sukabumi, Cianjur dan juga cakupan berita nasional. Porsi berita yang disajikan pada surat kabar Jurnal Bogor adalah 60% berita lokal dan 40% berita nasional.

III. METODE PENELITIAN

3.1. Kerangka Pemikiran

Surat kabar Jurnal Bogor merupakan salah satu surat kabar lokal yang beroperasi dan mendistribusikan produk di wilayah Bogor dan sekitarnya. Strategi pemasaran yang tepat tentunya merupakan hal penting yang mendapatkan perhatian khusus dalam pengambilan keputusannya, karena hal ini akan berdampak secara langsung bagi perkembangan perusahaan di masa yang akan datang. Untuk mendapatkan strategi pemasaran yang tepat, maka harus terlebih dahulu menganalisis lingkungan pemasarannya, yang terdiri dari lingkungan internal dan lingkungan eksternal. Lingkungan internal terbagi menjadi segmentation, targeting and positioning serta

marketing mix, sedangkan lingkungan eksternal terbagi atas lingkungan jauh dan lingkungan industri. Selanjutnya analisis dari lingkungan internal dimasukkan ke dalam matriks IFE, begitu juga dengan analisis lingkungan eksternal yang dimasukkan ke dalam matriks EFE.

Tahap selanjutnya setelah diperoleh matrikis IFE dan EFE adalah menyusun strategi dengan menggunakan kekuatan dan meminimalkan kelemahan yang dimiliki perusahaan serta barbagai peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan melalui matriks SWOT. Pada tahap akhir dilanjutkan dengan pemakaian metode AHP sebagai bentuk pengambilan keputusan akhir dengan berbagai tingkat prioritas strategi yang akan diperoleh perusahaan. Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Kerangka pemikiran penelitian 3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di PT. Suwardana Media Cita, yang berlokasi di Ruko Bangbarung Grande Blok B 7, Jl. H. Achmad Adnawijaya No. 27 Bogor. Kegiatan penelitian dilaksanakan pada bulan Januari sampai dengan bulan Maret tahun 2012.

Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan

Strategi Pemasaran

Analisis Lingkungan Internal:

1. Segmentation, Targeting and Positioning

2. Marketing Mix

Analisis Lingkungan Eksternal: 1. Lingkungan Jauh

2. Lingkungan Industri

Matriks IFE Matriks EFE

Matriks SWOT

Metode AHP

Rekomenadasi Hasil Surat Kabar Jurnal Bogor

3.3. Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh melalui wawancara langsung dan pengisian kuesioner dengan pihak terkait di PT. Suwardana Media Cita, serta data sekunder yang diperoleh melalui berbagai sumber yang berkaitan dengan topik penelitian seperti studi pustaka, jurnal, internet dan data yang dimiliki perusahaan. Daftar pertanyaan wawancara dapat dilihat pada Lampiran 1. Petunjuk pengisian kuesioner dan kuesioner penentuan bobot serta peringkat disajikan pada Lampiran 2, 3 dan 4. Sedangkan kuesioner penilaian dengan menggunakan metode AHP disajikan pada Lampiran 5.

3.4. Teknik Pengambilan Sampel

Sampel yang digunakan pada penelitian ini bersifat non-probability sampling, yaitu pengambilan sampel secara tidak acak melalui teknik

purposive sampling yaitu penarikan sampel yang dilakukan berdasarkan tujuan tertentu dari peneliti. Pihak yang menjadi tujuan peneliti adalahmanajer marketing, manajer sirkulasi dan manajer event dan promosi. pemilihan dilakukan dengan alasan dapat mewakili perusahaan dan memiliki wewenang serta pengetahuan yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan penelitian.

3.5. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan beberapa cara sebagai berikut:

1. Wawancara langsung dan pengisian kuesioner oleh manajer marketing, manajer sirkulasi, manajer event dan promosi pada perusahaan.

2. Literatur atau data terkait yang dimiliki perusahaan, dan

3. Media internet melalui berbagai sumber yang berkaitan dengan topik penelitian.

3.6. Metode Pengolahan dan Analisis Data

Metode pengolahan dan analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah secara kualitatif dan kuantitatif. Pengolahan data dilakukan

dengan menggunakan bantuan software Microsoft Excel 2010 sebagai alat bantu hitung dan Expert Choice 10 untuk melakukan verifkasi hasil (verifikasi hasil dengan Expert Choice 10 tersaji pada Lampiran 7). Analisis data pada penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahapan berikut:

1. Mengidentifikasi lingkungan internal (kekuatan dan kelemahan) perusahaan melalui aspek STP dan marketing mix, serta lingkungan eksternal (peluang dan ancaman) perusahaan melalui lingkungan jauh dan lingkungan industri.

2. Menganalisis aspek pada lingkungan internal perusahaan dan merumuskannya ke dalam matriks IFE.

3. Menganalisis aspek pada lingkungan eksternal perusahaan dan merumuskannya ke dalam matriks EFE.

4. Memformulasikan strategi menggunakan matriks SWOT dengan mengacu pada matriks IFE dan matriks EFE.

5. Menentukan prioritas strategi pada masing-masing elemen yang dapat direkomendasikan bagi perusahaan dengan menggunakan Metode AHP.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan

Surat kabar Jurnal Bogor merupakan surat kabar lokal di Bogor dan merupakan hasil dari pengembangan Jurnal Nasional. Menurut pimpinan perusahaan Jurnal Bogor, Alfian Mujani, surat kabar ini didirikan berangkat dari pengalaman orang-orang yang berada di dalamnya yang telah lama bergelut di dunia jurnalistik. Hanya saja terdapat perbedaan yaitu surat kabar ini menganut jurnalisme positif yang berarti tidak mengangkat berita negatif yang bersifat konfrontatif untuk menjual dan mendongkrak popularitas berita. Nilai berita yang positif diharapkan menjadi pencerahan, solusi bagi berbagai masalah dan mampu memberikan harapan bagi pembacanya.

Awal Oktober 2007, setelah dua tahun bekerja sebagai senior manajer marketing, Alfian Mujani mendapat tantangan untuk mengembangkan Jurnal Nasional ke daerah. Tantangan itu pun dijawab Alfian dengan membuat diskusi perencanaan surat kabar

Dokumen terkait