• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis SWOT

Dalam dokumen BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN (Halaman 31-46)

5. Wisata Kuliner Pulau Bawean

5.5 Analisis SWOT

Salah satu metode yang digunakan untuk menentukan Peluang, Tantangan, Kekuatan dan Kelemahan Pulau Bawean dalam pengembangannya sebagai destinasi wisata adalah metode SWOT. Metode ini digunakan untuk mengetahui faktor internal dan eksternal dalam usaha pengembangan Pulau Bawean.

Proses ini memaparkan segala bentuk Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman dalam usaha pengembangan wisata Pulau Bawean. Kriteria yang digunakan untuk menentukan rating adalah dengan menggunakan kriteria penilaian dan pengembangan objek dan daya tarik wisata alam (Direktorat Wisata Alam dan Pemanfaatan Jasa Lingkungan, 2002) dengan modifikasi berdasarkan kondisi lapangan. Penilaian merupakan kombinasi dari hasil pengamatan dan diskusi dengan berbagai sumber di lapangan. Matrik dan penentuan nilai rating atau skala dari masing-masing faktor (internal dan eksternal) disajikan pada Tabel 16, 17, 18, 19.

Tabel 16 Matrik dan penentuan nilai rating aktor-faktor kekuatan

NO UNSUR/ SUB UNSUR KETERANGAN NILAI

1 Variasi Bentang Alam: a. Pemandangan pantai b. Pemandangan hutan c. Pemandangan sawah d. Pemandangan danau e. Pemandangan padang pasir f. Pemandangan pegunungan g. Bentang alam kebun

Pulau Bawean memiliki potensi wisata mulai dari laut sampai daratan tak terkecuali pegunungannya. Objek-objek yang sangat menarik mulai keindahan bawah laut, pantai pasir putih, kondisi topografi, danau dibagian tengah pulaunya,hamparan sawah dan kebun cengkeh. Semua keindahan tersebut mengelilingi Pulau Bawean.

4

2 Keunikan Sumber Daya Alam a. Sumber air panas

b. Gua c. Danau d. Air terjun e. Flora f. Fauna g. Batuan

Sebagai pulau yang memiliki kondisi topografi pegunungan, pulau bawean memiliki keunikan sumberdaya alam dimana-mana, sumber air panas yang lebih dari satu, gua, danau kastoba yang indah, air terjun yang beragam, flora ,fauna endemic, batu onix yang sangat unik.

Tabel 16 Lanjutan

NO UNSUR/ SUB UNSUR KETERANGAN NILAI

3 Variasi bangunan dan benda bersejarah atau tradisional:

a. Batu tulis b. Monument / tugu c. Rumah tradisional d. Senjata warisan e. Makam kramat

Variasi bangunan, terdapat bangunan peninggalan belanda yaitu pesanggrahan, rumah tradisional bawean, batu doro dan sembodo asal muasal huruf sansekerta di jawa, tugu Pulau bawean, monument belanda, senjata peninggalan belanda dan kerajaan bawean dimasa lampau, makam para raja dan wali.

4

4 Jenis kegiatan wisata alam:

a. Tracking b. Mendaki c. Rafting d. Camping e. Pendidikan f. Religius g. Hiking

Kegiatan wisata alam bermacam-macam yaitu: trekking yang biasa dilakukan oleh anak sekolah, mendaki gunung tinggi, camping di belang, ziarah ke berbagai makan kerajaan bawean.

4

5 Variasi atraksi budaya:

a. Kearifan local/ Adat istiadat

b. Upacara ritual c. Kerajnan tangan d. Seni tari dan Music e. Seni beladiri

Pada bulan maulid sebagian besar umat islam di bawean mengadakan festival seni budaya, yang menampilkan berbagai kesenian dan kebudayaan tradisional bawean. acara pernikahan biasanya dihibur dengan attraksi pencak silat atau yang disebut pencak penganten. Kerajinan tangan berupa tikar, tas, dompet yang terbuat dari daun pandan memiliki cirri yang khas.

4

6 Variasi souvenir/ kerajinan tangan a. Kerajinan anyaman b. Kerajinan ukiran c. Kerajinan tenun d. Lukisan e. Keramik f. Senjata tradisional g. Alat musik h. Pakaian

i. Jamu dan kosmetik

Sebagai pulau yang memiliki berbagai campuran suku, seni budaya mengalami akulturasi dari berbagai suku yang mendiami pulau tersebut. berbagai produk anyaman pandan, senjata tradisional, alat music dan pakaian semuanya memiliki berbagai proses akulturasi dari berbagai suku.

Tabel 16 Lanjutan

NO UNSUR/ SUB UNSUR KETERANGAN NILAI

7 Variasi kegiatan promosi melalui:

a. Medai cetak (Koran/ surat kabar)

b. Internet c. Televisi

d. Pengunjung (leaflet, pamflet, booklet)

Promosi merupakan ujung tombak untuk menarik minat pengunjung, kegiatan promosi Pulau Bawean melalui berbagai media baik cetak maupun elektronik meskipun belum maksimal

3

8 Variasi tipe penginapan di dalam dan sekitar objek wisata; a. Pondok/ cottage b. Guest house c. Mess d. Home stay e. Camping ground

Bagi pengunjung yang berasal dari luar bawean sudah tersedia penginapan berupahotel dan pesanggrahan yang terdapat di kecamatan Sangkapura dengan harga yang sangat murah.

2

9 Jenis-jenis fasilitas dan pelayanan di dalam dan sekitar objek wisata:

a. Restoran

b. Warung makan/ minum c. Kios dan toko cindera

mata

d. Fasilitas kesehatan e. Fasilitas ibadah f. Fasilitas MCk g. Pusat informasi

Secara umum tidak ada fasilitas yang disediakan khusus untuk kepentingan wisata, untuk tempat makan berupa warung-warung yang biasanya dikelola oleh pendatang dari jawa. Kerajinan bawean banyak dijual di pasar tradisional. Fasilitas lain yang tersedia adalah rumah sakit dan temapt ibadah.

3

10 Jenis transportasi wisata yang ada: a. Bis/ minibus b. Truck/ pick up c. Jeep/ sedan d. Motor e. Sepeda f. Kuda g. Perahu

Saran transportasi yang biasa digunakan adalah mobil angkutan umum, motor, andong dan mobil sewa.

Tabel 16 Lanjutan

NO UNSUR/ SUB UNSUR KETERANGAN NO

11 Variasi infrastruktur di dalam dan sekitar objek wisata: a. Jalan utama

b. Jalan setapak c. Area parkir d. Suplai air bersih

e. Tempat pembuangan sampah dan limbah

f. Jaringan listrik g. Wartel dan pos h. Warnet

Infrastruktur yang tersedia untuk berupa jalan utama yang mengelilingi Pulau Bawean dan jalan sekuder yang menuju ke desa-desa dan tersambung ke objek wisata. Suplai air bersih diperoleh dari mata air pegunungan dialirkan menggunakan selang hasil swadaya masyarakat. Jaringan listrik yang tersedia mengunakan tenaga diesel meskipun ada sebagian desa yang belum kebagian dan berinisiatif menggunakan pembangkit tenaga air berskala kecil. Jaringan telepon sudah tersebar keberbagai desa sedangkan internet hanya ada di daerah kecamatan.

11

Tabel 17 Matrik dan penentuan nilai rating faktor-faktor kelemahan

NO UNSUR/ SUB UNSUR KETERANGAN NILAI

1 Variasi sulitnya menjumpai flora dan fauna langka (unik): a. Sulit dilihat

b. Medan berat c. Populasi jarang d. Tidak tentu

e. Pada periode musim tertentu

Melihat satwa endemik bawean adalah hal yang langka, karena selain populasinya yang jarang satwa ini sangat sensitif, pencium yang sangat tajam membuat satwa ini bisa mencium bau dari jarak yang cukup jauh. Pohon yang khas di bawean dan banyak diminati pengunjung terutama dari kalangan pemerintah adalah pohon santigi saat ini populasimya sudah sangat jarang hanya terdapat di tempat tertentu

Tabel 17 Lanjutan

NO UNSUR/ SUB UNSUR KETERANGAN NILAI

3 Variasi kerawanan objek wisata:

a. Perambahan

b. kebakaran

c. Gangguan terhadap flora

fauna

d. Gangguan binatang yang

berbahaya

e. Gangguan tumbuhan yang

berbahaya

Pulau Bawean memiliki hutan yang masih cukup luas untuk ukuran pulau kecil. Sampai saat ini perambahan masih terus terjadi. Kerusakan sebagian hutan bawean menyebabkan babi hutan turun ke desa-desa untuk berburu makanan

2

4 Variasi kerawanan bagi kenyamanan di dalam objek wisata:

a. Udara sekitar bau b. Banyak sampah c. Kebisingan

d. Dekat dengan lalu lintas umum

Pengeloaan sampah di berbagai tempat terutama di daerah yang memiliki penduduk yang padat belum dikelola dengan baik, biasanya sampah banyak dibuang ke laut, selokan atau sungai.

1

5 Variasi kelemahan dalam fasilitas dan dan pelayanan di dalam dan sekitar objek wisata (Bobot 2):

a. Pelayanan jauh dan tidak lengkap

b. Fasilitas ibadah tidak memadai

c. Tidak tersedia toko cindera mata

d. Kebersihan rumah makan (warung, restoran) tidak terjaga dengan baik

e. Fasilitas informasi tidak ada atau tidak dipakai

Fasilitas penunjang yang disediakan khusus untuk kepentingan wisata tidak ada, sehingga kebanyakan objek wisata yang ada tidak dikelola dengan baik. Toko khusus yang menjual cendera mata tidak ada, jika ingin memperoleh kerjinan bisa ditemukan di pasar-pasar tradisional.

Tabel 17 Lanjutan

NO UNSUR/ SUB UNSUR KETERANGAN NILAI

6 Berbagai kelemahan infrastruktur:

a. Jalan utama belum dibangun, rusak atau tidak bisa dilalui kendaraan roda empat

b. Tidak terdapat rambu-rambu lalu lintas dan papan petunjuk arah

c. Jalan setapak pada musim hujan licin dan berbahaya d. Area parkir pada musim

hujan tergenang air

e. Suplai air pada musim kemarau berkurang/ terhenti f. Tidak tersedia papan

interpretasi di dalam dan sekitar objek wisata

Jalan lingkar bawean yang merupakan jalan utama sampai saat ini tidak semua kondisinya baik. Bahkan terdapat jembatan di Kecamatan Tambak yang rusak. Pada musim hujan beberapa desa mengalami banjir sehingga mengganggu lalu lintas umum, interpretasi untuk wisata tidak tersedia, suplai air bersih dimusim kemarau mulai berkurang karena mengandalkan air gunung.

3

7 Berbagai kelemahan dalam promosi:

a. Upaya promosi kurang b. Tidak tersedia dana

promosi dan pemasaran c. Tidak terdapat paket

wisata yang dipromosikan d. Tidak terdapat pihak yang

mempromosikan

Promosi yang dilakukan sangat minim, pihak yang berwenang dalam mempromosikan adalah Dinas Pariwisata Kabupaten Gresik. Paket wisata sampai saat ini belum tersedia.

3

Tabel 18 Matrik dan penentuan nilai rating faktor-faktor peluang

NO UNSUR/ SUB UNSUR KETERANGAN NILAI

1 Pendapat dan interaksi masyarakat sekitar:

a. Ada dukungan masyarakat b. Harapan besar untuk

terlibat dalam kegiatan wisata

c. Kesediaan untuk menjaga sumberdaya alam

d. Masyarakat mengetahui lokasi objek wisata

Masyarakat bawean sangat tertarik dengan adanya tempat wisata di Pulau Bawean, hal ini terlihat dari minat masyarakat yang tinggi untuk mengunjungi berbagai objek wisata yang ada terutama saat hari libur. Dukungan masyarakat lainnya terlihat dari adanya beberapa tempat wisata yang dikelola masyarakat.

Tabel 18 Lanjutan

NO UNSUR/ SUB UNSUR KETERANGAN NILAI

1 Pendapat dan interaksi masyarakat sekitar:

e. Ada dukungan masyarakat f. Harapan besar untuk

terlibat dalam kegiatan wisata

g. Kesediaan untuk menjaga sumberdaya alam

h. Masyarakat mengetahui lokasi objek wisata

Masyarakat bawean sangat tertarik dengan adanya tempat wisata di Pulau Bawean, hal ini terlihat dari minat masyarakat yang tinggi untuk mengunjungi berbagai objek wisata yang ada terutama saat hari libur. Dukungan masyarakat lainnya terlihat dari adanya beberapa tempat wisata yang dikelola masyarakat.

2

2 Berbagai dukungan stakeholders terhadap kegiatan wisata:

a. Ada dukungan pemerintah daerah

b. Ada dukungan masyarakat sekitar

c. Ada dukungan masyarakat sekitar

d. Ada dukungan perguruan tinggi

Bentuk dukungan pemerintah dan stakeholders dengan penyediaan kapal bahari express sebagai sarana transportasi laut, pembangunan pelabuhan dilamongan oleh pemerintah Jawa Timur, dan lapangan terbang di desa Tanjun Ori Bawean.

3

3 Kondisi strategis dan transportasi lancar:

a. Dikelilingi jalan raya

b. Jarak dengan pusat kota <

50 Km

c. Transportasi mudah d. Jalan cukup baik

Menuju ke objek wisata banyak masyarakat yang menggunakan kendaraan roda dua dan angkutan umum, karena semua objek bisa dijangkau oleh kendaraan roda dua dan empat meskipun kondisi jalan tidak semua baik

2

4 Variasi transportasi umum yang melewati lokasi:

a. Bis b. Minibus c. Angkot d. Ojek e. Kapal laut

Transportasi yang biasa digunakan adalah kendaraan umum sejenis Mitsubishi L300 dan motor, selain itu bisa menggunakan mobil sewa yaitu kijang, avanza, dan carry.

Tabel 19 Matrik dan penentuan nilai rating faktor-faktor ancaman

NO UNSUR/ SUB UNSUR KETERANGAN NILAI

1 Variasi ancaman aktivitas manusia: a. Perburuan satwa b. Perambahan c. Penebangan liar d. Penambangan liar e. Vandalisme

Berbagai aktivitas yang mengancam adalah adanya penebangan dan penambangan liar serta vandalism yang dilakukan pengunjung. Kegiatan penebangan masih sering masyarakat lakukan di hutan kawasan konservasi. Kegiatan penambangan banyak dilakukan di pantai yaitu penambangan pasir yang menyebabkan beberapa objek wisata menjadi rusak, sedangkan penambangan batu banyak terjadi dibukit-bukit, selain banyak terjadi penambangan batu onix

4

2 Variasi ancaman bencana alam terhadap objek wisata: a. Gempa bumi

b. Kebakaran c. Tanah longsor d. Hujan dan badai e. Banjir

f. Gelombang pasang

Tahun 2008 Pulau Bawean mengalami gempa yang mengakibatkan longsor, banjir dan badai sudah menjadi langganan saat musim hujan tiba terutama saat musim angin barat.

3

3 Variasi ancaman perubahan budaya:

a. Perubahan kebiasaan dalam upacara ritual

b. Perubahan kearifan local/ adat istiadat

c. Perubahan perilaku, sopan santun

d. Perubahan gaya hidup

(pakaian dan makanan)

Perkembangan wisata disuatu daerah bisa menyebabkan terjadinya degradasi social budaya yang meliputi perubahan prilaku, sopan santun, gaya berpakaian.

4 4 Variasi ancaman pencemaran: a. Pencemaran air b. Pencemaran udara c. Penumpukan sampah d. Kebisingan e. Pencemaran budaya

Pulau Bawean belum memiliki pengelolaan lingkungan yang baik, sehingga pembuangan sampah dan limbah rumah tangga banyak dilakukan di sungai dan laut.

3

Berdasarkan hasil penilaian terhadap masing-masing faktor (Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman) maka disusun tabel IFA (Internal Faktor

menyajikan hasil perhitungan antara bobot, nilai dan jumlah (Bobot X Nilai) yang disajikan pada Tabel 20.

Tabel 20 Kriteria penilaian dan pengembangan objek dan daya tarik wisata alam menggunakan metode SWOT

No Faktor Internal Nilai Bobot Jumlah (Bobot X

Nilai) Kekuatan

1 Memiliki variasi bentang alam 4 0.091 0.364 2 Memiliki keunikan sumberdaya

alam 4 0.091 0.364

3 Memiliki bangunan dan benda

bersejarah atau tradisional 4 0.091 0.364 4 Terdapat kegiatan wisata alam 4 0.091 0.364 5 Memiliki atraksi budaya 4 0.091 0.364 6 Ada usaha souvenir/ kerajinan

tangan 2 0.091 0.182

7 Adanya kegiatan promosi 3 0.030 0.091 8 Memiliki penginapan di dalam

dan sekitar objek wisata 3 0.045 0.136 9 Ketersediaan fasilitas dan

pelayanan di dalam dan sekitar objek wisata

3 0.030 0.091

10 Tersedia sarana transportasi 3 0.030 0.091 11 Tersedia infrastruktur di dalam

dan sekitar objek wisata 4 0.030 0.121

Jumlah Total 2.530

No Kelemahan Nilai Bobot Jumlah (Bobot X

Nilai) 1 Kesulitan menjumpai flora fauna 4 0.076 0.303 2 Akses menuju objek wisata 3 0.015 0.045 3 Adanya kerawanan objek wisata 2 0.045 0.091 4 Adanya kerawanan bagi

kenyaman di dalam objek wisata 1 0.045 0.045 5 Kurangnya fasilitas dan

pelayanan di dalam dan sekitar objek wisata

2 0.030 0.061

6 Minimnya frastruktur 3 0.030 0.091

7 Minimnya promosi 3 0.045 0.136

Tabel 20 Lanjutan

No Faktor Eksternal nilai bobot

Jumlah (Bobot X Nilai) Peluang 1 Dukungan masyarakat sekitar 2 0.17 0.34 2 Dukungan stakeholder 3 0.17 0.51 3 Letak strategis dan

transportasi lancar 2 0.06 0.12 4 Tersedia transportasi umum

yang melewati lokasi 3 0.06 0.18

Jumlah Total 1.15

No Ancaman nilai bobot Jumlah

1 Aktivitas manusia 4 0.17 0.68 2 Bencana alam terhadap

objek wisata 3 0.17 0.51

3 Perubahan budaya 4 0.1 0.4

4 Pencemaran 3 0.1 0.3

Jumlah Total 1.89

Berdasarkan tabel IFA dan EFA dapat diketahui nilai perhitungan antara factor internal dan eksternal yang selanjutnya mengetahui strategi yang harus digunakan menghadapi kondisi tersebut yang disajikan pada Gambar 20. Proses perhitungan nilai faktor internal dan eksternal adalah sebagai berikut:

Kekuatan (Strengths) – Kelemahan (Weaknesses) = 2.530-0.773 = 1.758 Peluang (Opportunities) – Ancaman (Threats) = 1.15-1.89 = -0.74

Pada gambar tersebut Pulau Bawean berada pada posisi (quadran) dua. Sehingga strategi yang harus diterapkan adalah diversifikasi (Rangkuti 2003). Strategi ini menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang yaitu dengan mendorong segala objek wisata yang ada baik wisata alam, budaya, seni dan sejarah untuk terus berkembang. Hal ini diperlukan dalam rangka mengurangi dampak dari ancaman.

Strategi pengembangan wisata di Pulau Bawean bisa juga diketahui dengan menggunakan matrik internal eksternal. Nilai matrik internal sebesar 3,303 dan eksternal sebesar 3,04 sehingga apabila nilai tersebut dipetakan pada matrik internal eksternal berada pada posisi satu yaitu Growth (konsentrasi melalui integrasi vertical) yang disajikan pada Gambar 21.

Total Skor IFE Tinggi 4 Rata-rata 3 Lemah 2 Tinggi (3) 1 GROWTH Konsentrasi melalui integrasi vertikal 2 GROWTH Konsentrasi melalui integrasi horizontal 3 RETRENCHMENT Turnaround Total Skor EFE 4 STABILITY Hati-hati 5 GROWTH Konsentrasi melalui integrasi horizontal STABILITY Tak ada perubahan profit strategi 6 RETRENCHMENT Captive company atau divestment Rata-rata (2) Rendah (1) 7 GROWTH Difersifikasi konsentrik 8 GROWTH Diversifikasi konglomerat 9 RETRENCHMENT Bangrut atau Likuidasi

Gambar 21 Matrik Internal Eksternal (Rangkuti 2003).

Nilai faktor internal dan eksternal keduanya tergolong tinggi karena nilainya di atas tiga. Sehingga apabila masing-masing nilai tersebut dipetakan sesuai gambar 21, maka posisi Pulau Bawean berada pada kotak (kuadran) satu. Rangkuti (2003) menyatakan bahwa posisi tersebut mengindikasikan strategi pertumbuhan dengan konsentrasi melalui integrasi vertikal diperlukan untuk mengembangkan wisata Pulau Bawean.

Setelah diketahui posisi Pulau Bawean berdasarkan hasil uraian faktor-faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman, maka langkah selanjutnya adalah menyusun faktor-faktor strategi berkaitan dengan upaya untuk mengembangkan wisata di Pulau Bawean dengan menggunakan matrik SWOT. Berbagai alternative strategi yang dapat dilakukan dalam mengembangkan wisata di Pulau Bawean yang disajikan pada Gambar 22. Dalam matrik SWOT tersebut, strategi yang dapat dipilih mencakup strategi S-O (Strenghts-Opportunities),

strategi W-O (Weaknesses-Opportunities), strategi S-T (Strenghts-Threats) dan strategi W-T (Weakesses-Threats). Namun posisi Pulau Bawean berdasarkan Hasil analisis SWOT berada pada kuadran II, maka dari itu alterative strategi yang adalah S-T (Strenghts-Threats).

Strategi yang harus disiapkan dalam rangka memanfaatkan kekuatan yang dimiliki oleh pulau Bawean untuk mengatasi ancaman yang dihadapi dalam mengembangkan wisata di Pulau Bawean, maka perlu dilakukan faktor strategi sebagai berikut:

1. Memanfaatkan seluruh sumberdaya yang ada sebagai daya tarik wisata yang dimiliki Pulau Bawean yang meliputi wilayah laut, pantai dan pegunungan dengan alternative wisata meliputi: wisata alam, sejarah, budaya, pendidikan. 2. Memperkuat kerjasama dengan berbagai stakeholder untuk meningkatkan

perekonomian lokal dan peningkatan sumberdaya manusia sehingga mengurangi ancaman terhadap sumberdaya wisata. Kerjasama bisa dilakukan dengan masyarakat sekitar maupun dengan pihak swasta, dalam hal ini para agen wisata dan para investor sehingga dengan adanya kegiatan wisata ekonomi masyarakat lokal terangkat dan mengurangi ancaman terhadap sumberdaya alam.

3. Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana serta kualitas sumberdaya manusia. Peningkatan kualitas jalan, shelter dan fasilitas interpretasi.

Internal

Eksternal

Strenghts-S

1. Memiliki variasi bentang alam

2. Memiliki keunikan sumberdaya alam

3. Memiliki bangunan dan benda

4. Terdapat kegiatan wisata alam

5. Memiliki atraksi budaya

6. Ada usaha souvenir/ kerajinan tangan

7. Adanya kegiatan promosi

8. Memiliki penginapan di dalam dan sekitar objek wisata

9. Ketersediaan fasilitas dan pelayanan di dalam dan sekitar objek wisata

10. Tersedia sarana transportasi

11. Tersedia infrastruktur di dalam dan sekitar objek wisata

Weaknesses-W

1. Kesulitan menjumpai flora fauna

2. Akses menuju objek wisata 3. Adanya kerawanan objek

wisata

4. Adanya kerawanan bagi kenyaman di dalam objek wisata

5. Kurangnya fasilitas dan pelayanan di dalam dan sekitar objek wisata

6. Minimnya infrastruktur 7. Minimnya promosi Opportunities-O 1. Adanya dukungan masyarakat sekitar 2. Adanya dukungan stakeholder

3. Letak strategis dan transportasi lancar 4. Tersedia transportasi

umum yang melewati lokasi

Strategi S-O

1. Memanfaatkan seluruh sumberdaya wisata yang ada sebagai daya tarik wisata (S1, S2, S3, S4, S5, S6)

2. Memanfaatkan aksesibilitas dalam kegiatan Promosi (S7, O3, O4)

3. Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana serta pelayanan dengan tetap mempertimbangkan aspek lingkungan (S8, S9, S11, S12)

4. Melibatkan seluruh stakeholder dalam perencanaan dan pengelolaan wisata (O1,O2)

Strategi W-O

1. Meningkatkan kualitas pengelolaan objek wisata yang menyediakan atraksi satwa dan tumbuhan khas (W1, O2)

2. Peningkatan kualitas sumberdaya manusia dan pelayanannya (W2, W3, W4, O1)

3. Peningkatan kualitas infra struktur dan promosi (W5, W6, W7, O3, O4)

Threats-T

1. Adanya ancaman aktivitas manusia 2. Adanya ancaman

bencana alam terhadap objek wisata 3. Adanya ancaman perubahan budaya 4. Adanya ancaman pencemaran Strategi S-T 4. Memanfaatkan seluruh sumberdaya yang ada sebagai daya tarik wisata (S1, S2, S3, S4, S5, S6)

5. Memperkuat kerjasama dengan berbagai stakeholder untuk meningkatkan perekonomian local dan peningkatan sumberdaya manusia sehingga mengurangi ancaman terhadap sumberdaya wisata(S10, T1, T2, T3, T4)

6. Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana serta kualitas SDM (S8, S9, S11, S12)

Strategi W-T

1. Memperkuat kerjasama dengan berbagai stakeholder untuk meningkatkan perekonomian local, kualitas infrastruktur, promosi dan peningkatan sumberdaya manusia sehingga mengurangi ancaman terhadap sumberdaya wisata (W1, W2, W3, W4, W5, W6, W7, T1, T2, T3, T4)

Dalam dokumen BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN (Halaman 31-46)

Dokumen terkait