• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN"

Copied!
65
0
0

Teks penuh

(1)

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Karakteristik Pengunjung

Secara keseluruhan pengunjung Pulau Bawean sangat variatif baik dari segi umur, asal, pendidikan dan jenis aktifitas yang dilakukan saat berkunjung ke suatu objek wisata. Objek wisata yang menjadi tempat favorit bagi pengunjung untuk dikunjungi meliput pantai, danau, air terjun dan penangkaran rusa, yang disajikan pada Tabel 6.

Tabel 6 Karakteristik pengunjung

No Data Pribadi Jumlah Persentase (%)

1. Jenis kelamin: a. Laki-laki 35 42,17 b. Perempuan 48 57,83 2. Umur (tahun): a. <15 23 27,71 b. 16-20 29 34,94 c. 21-30 19 22,89 d. 31-40 9 10,84 e. 41-50 2 2,41 f. 51> 1 1,20 3. Pendidikan Terakhir : a. SD 14 16,87 b. SMP 22 26,51 c. SMA 36 43,37 d. Perguruan Tinggi 11 13,25 4. Pekerjaan:

a. Pegawai Negeri Sipil 12 14,46

b. Pegawai Swasta 2 2,41 c. Wiraswasta 5 6,02 d. Pelajar/ Mahasiswa 42 50,60 e. Lainnya 22 26,51 5. Asal Pengunjung: a. Mancanegara 1 1,20 b. Domestik 82 98,79 1. Jenis Kelamin

Kecenderungan pengunjung Pulau Bawean adalah perempuan dibanding laki-laki, karena para lelakinya banyak yang merantau baik dalam negeri (Jawa dan Sumatera) maupun keluar negeri (Malaysia, Singapura, dan Australia). Perbandingan tersebut meliputi perempuan 57,83 % dan laki-laki 43,57 %. Sikap merantau diantara masyarakat Bawean sudah menjadi budaya,

(2)

sehingga bagi para pemuda yang sudah cukup usia kurang pas rasanya apabila belum merantau. Disisi lain desakan ekonomi menjadi hal yang lumrah sebagai alasan untuk merantau. Tidak jarang jika banyak penduduk bawean yang menjadi warga Negara di Negara dimana mereka merantau.

2. Umur

Berwisata atau berlibur untuk mengisi waktu luang memang menyenangkan, apalagi tempat yang dituju memiliki panorama yang indah karena kealamiannya. Kondisi ini dimanfaatkan masyarakat Bawean terutama bagi para pemuda untuk ,menghilangkan kepenatan disela-sela libur sekolah atau bekerja. Pengunjung dengan umur 16-20 tahun merupakan pengunjung yang terbanyak yaitu 34, 93 %, dibawahnya adalah umur <15 tahun yaitu 27,71% dan pada umur 21-30 tahun adalah 22, 89%. sedangkan pengunjung dengan tingkat umur 31-40 tahun adalah 10, 84 %, umur 41-50 tahun adalah 2, 40%, umur >51 tahun adalah 1,20%.

3. Pendidikan

Objek wisata di Bawean memiliki pengunjung dengan tingkat pendidikan yang variatif, mulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi dengan persentase tertinggi adalah pengunjung dengan pendidikan terakhir sekolah menengah atas yaitu 43,37 %, sedangkan pengunjung dengan tingkat pendidikan sekolah dasar adalah 16,86%, sekolah menengah pertama 26,50%, dan perguruan tinggi adalah 13,25%. Sebaran tingkat pengunjung ini menunjukkan bahwa masyarakat Bawean merupakan masyarakat yang menjadikan wisata sebagai bagian dari kebutuhan sehingga wisata sering dilakukan ketika hari libur tiba.

4. Pekerjaan

Pekerjaan pengunjung objek wisata Pulau Bawean digolongkan ke dalam empat golongan yaitu pegawai negeri sipil 14, 45%, pegawai swasta 2,40%, wiraswasta 6,02%, dan pelajar/ mahasiswa 50,60%. Pelajar/ mahasiswa merupakan golongan pengunjung yang paling banyak. Hal ini menandakan bahwa pelajar/mahasiswa memiilki waku luang yang lebih untuk melakukan wisata.

(3)

5. Asal

Meskipun merupakan pulau kecil yang memiliki jarak yang cukup jauh dari pulau utama, Pengunjung Pulau Bawean tidak hanya penduduk lokal, melainkan berasal dari luar negeri terutama dari Singapura dan Malaysia. Perbandingan jumlah tersebut adalah 1,20 % pengunjung mancanegara dan 98,79 % pengunjung domestik. Kecenderungan Negara tersebut sebagai pengunjung Pulau Bawean yang rutin setiap tahun terutama ketika musim libur sekolah tiba, karena antara mereka (pengunjung) memiliki keterikatan batin dengan Pulau Bawean. Keterikatan ini disebabkan karena mereka merupakan masyarkat Bawean yang merantau ke luar negeri puluhan tahun yang lalu dan telah menjadi warga Negara tempat mereka merantau (Malaysia dan Singapura) sejak puluhan tahun yang lalu.

Kunjungan mereka tidak hanya semata-mata ingin melihat dan menikmati keindahan Pulau Bawean tetapi karena mereka merasa memiliki kerinduan akan masa kecil mereka. Sehingga ketika mereka datang ke Bawean tidak hanya sendiri atau berdua, melainkan seluruh keluarga mereka yang ada diluar negeri diajak untuk menikmati keindahan objek wisata dan seni budaya Pulau Bawean yang pernah mereka nikmati ketika mereka kecil. Perbandingan pengunjung tersebut disajikan pada Table 7.

Tabel 7 Jumlah pengunjung Pulau Bawean (Afandi, 2008)

No Tahun Bulan Asing (Orang) Domistik (Orang)

1 2005 Desember 170 2125 2 2006 Desember 185 2175 3 2007 Januari 160 2535 4 2007 Februari 135 2730 5 2007 Maret 750 3605 6 2007 April 305 2580 7 2007 Mei 430 2700 8 2007 Juni 355 3960 9 2007 September 225 2695 Jumlah 2715 25105

Kedatangan pengunjung tersebut membawa dampak ekonomi bagi masyarakat Bawean. Unit bisnis yang mendapat dampak dari pengunjung tersebut adalah rental mobil, makanan, penginapan souvenir (kerajinan) dan pengelola wisata lokal.

(4)

5.2 Motivasi Pengunjung

Motivasi merupakan hal yang penting dalam melakukan atau mencapai sesuatu, untuk menciptakan motivasi yang kuat perlu ada hal yang menjadi pertimbangan. Begitu juga dengan motivasi untuk berwisata ke suatu objek wisata. Motivasi pengunjung Pulau Bawean tersaji dalam Tabel 8.

Tabel 8 Motivasi pengunjung

No Uraian Jumlah Persentase(%)

1. Sumber informasi

a. Teman 50 60,24

b. Media elektronik 16 19,28

c. Media cetak 17 20,48

2. Dorongan untuk berkunjung ke objek wisata

a. Ketertarikan atas informasi yang diperoleh

27 32,93

b. Belum pernah berkunjung sebelumnya

17 20,73

c. Mudah dicapai (aksesibilitas baik) 11 13,41

d. Biaya murah 9 10,98

e. Fasilitasnya lengkap 9 10,98

f. Lainnya 10 12,20

3. Tujuan mengunjungi objek wisata

a. Piknik 14 17,07

b. Menikmati keindahan alam 38 46,34

c. Berkemah - -

d. Berbisnis - -

e. Menikmati kebudayaan 9 10,98

f. Pendidikan / penelitian 10 12,20

g. Mengisi waktu luang 12 14,63

h. Lainnya -

4. Jumlah kunjungan

a. Pertama 26 31,71

b. 2 kali 24 2927

(5)

Tabel 8 Lanjutan

No Uraian Jumlah Persentase(%)

5. Jenis wisata/ kunjungan

a. Wisata perorangan 26 31,71 b. Wisata kelompok 20 24,39 c. Wisata keluarga 21 25,61 d. Lainnya 16 19,51 6. Hari Kunjungan a. Hari libur 53 64,63 b. Hari biasa 30 36,59

7. Jenis kendaraan yang digunakan

a. Motor 42 51,22

b. Mobil sewaan 16 19,51

c. Kendaraan umum 13 15,85

d. Lainnya 12 14,63

1. Sumber Informasi

Informasi merupakan hal yang penting dalam rangka memberikan pengetahuan kepada masyarakat mengenai suatu objek wisata. Informasi dan objek wisata merupakan dua hal yang tidak terpisahkan termasuk sumber yang menyampaikan informasi tersebut, karena ketiganya harus saling melengkapi. Sumber informasi antara lain berupa personal (teman), media cetak,dan media elektronik.

Sebagai sebuah pulau yang memiliki pesona alam yang memukau dan belum dikembangkan dengan baik menjadi sebuah destinasi wisata, menyebabkan Pulau Bawean belum populer dikalangan media massa, sehingga informasi yang di dapat lebih banyak berasal dari personal yang dalam hal ini berupa teman dengan persentase 60,24%, sedangkan media electronik adalah 19,28% dan dari sumber media cetak 20,48 %.

Sumber informasi secara personal (teman) biasanya diperoleh oleh cerita-cerita yang disampaikan oleh masyarakat Bawean baik ke sesama maupun kepada orang lain, seiring berkembangnya teknologi informasi muncul yang namanya situs media Bawean yang menjadi sumber informasi secara elektronik, selain itu adanya peliputan yang dilakukan salah satu televisi swasta juga menjadi sumber informasi secara elektronik. Media cetak yang memaparkan keunikan dan keindahan Bawean secara khusus adalah

(6)

Tabloid Pesona Wisata, Media Dinas Pariwisata, Informasi dan Komunikasi Kabupaten Gresik, yang pernah muncul pada tahun 2006 dan setelah itu tidak muncul lagi. Adapun media cetak lainnya berupa tulisan di Koran, buku-buku dan majalah yang khusus menceritakan tentang Pulau Bawean.

2. Motivasi Pengunjung

Motivasi pengunjung adalah sesuatu yang mendorong datangnya seseorang ke suatu objek wisata. Di balik motivasi itu tentu ada hal yang melatar belakanginya sehingga motivasi itu muncul, berbagai hal yang mempengaruhi terjadinya motivasi pengunjung di Pulau Bawean, antara lain: tertarik dengan informasi yang diterima (32,93%), belum pernah berkunjung ke objek tersebut (20,73%), mudah dicapai (13,41%), biaya murah (10,98%), fasilitas lengkap (10,98%), dan lainnya (12,20%).

Ketertarikan pengunjung terhadap suatu informasi tentang objek wisata merupakan kunci terbesar yang menyebabkan pengunjung ingin berkunjung terhadap suatu objek wisata, hal ini berkorelasi dengan kondisi dimana pengunjung belum pernah ke objek tersebut, sehingga dengan adanya informasi yang menarik akan memancing dorongan yang lebih kuat. Rata-rata objek wisata di Pulau Bawean memiliki aksesibilitas yang cukup baik sehingga bisa ditempuh baik menggunakan kendaraan roda dua dan roda empat. Sedangkan pengunjung yang berasal dari luar bawean bisa mengaksesnya tiga kali seminggu dari pelabuhan Gresik. Pengecualian jika bertepatan dengan musim barat, maka akses menuju Pulau Bawean akan terkendala oleh cuaca buruk sehingga kapal tidak bisa diberangkatkan.

Fasilitas wisata di Pulau Bawean masih sangat jauh dari memadai, meskipun sebelumnya sudah pernah dibangun fasilitas di tempat tertentu, saat ini kondisinya sudah cukup mengenaskan.

3. Tujuan Mengunjungi Objek wisata

Orang berwisata secara otomatis dia keluar dari rutinitas hariannya dengan harapan kembali dengan semangat baru. Terlepas dari itu tentu ada tujuan dibalik kedatangannya ke objek wisata. Pengunjung objek wisata Pulau Bawean bertujuan piknik (17,07%), menikmati keindahan alam (46,34%), menikmati kebudayaan

(7)

(10,98%), pendidikan/ penelitian (12,20%), mengisi waktu luang (14,63%). Meskipun di Pulau Bawean tidak hanya memiliki objek

wisata alam, melainkan ada juga wisata budaya, kesenian sejarah. Namun bagi pengunjung menikmati pemandangan merupakan hal yang paling diminati.

Menikmati keindahan alam dan piknik bisa dilakukan kapan saja, sedangkan menikmati kebudayaan kebudayaan hanya bisa dinikmati pada bulan tertentu seperti: bulan agustus dan bulan maulid dalam kaleder islam. 4. Jumlah Kunjungan

Jumlah kunjungan yang dilakukan wisatawan ke berbagai objek wisata di Bawean umumya lebih dari sekali. Persentase perbandingan jumlah kunjungan tersebut adalah: kunjungan yang pertama (31,71%), kunjungan yang kedua (29,27%) dan kunjungan lebih dari dua kali (40,24%). Besarnya kunjungan terhadap objek wisata yang lebih dari satu kali disebabkan oleh kondisi Pulau Bawean yang memiliki jarak tempuh cukup jauh dari pulau utama yaitu Pulau Jawa, sehingga penduduk lokal Pulau Bawean tidak memiliki pilihan lain kecuali berkunjung ke objek yang sama berkali-kali. 5. Jenis Wisata/ Kunjungan

Jenis wisata terbagi kedalam tiga bagian yaitu: wisata perorangan, kelompok dan keluarga yang masing-masing memiliki persentase: 24,39%; 31,71%; 25,61% dan sisanya adalah 19,51%.

Wisata perorangan merupakan wisata yang dilakukan bersama teman yang biasanya hanya dalam setiap kunjungan yang dilakukan. Wisata kelompok dilakukan oleh sekelompok orang yang jumlahnya bisa diatas sepuluh orang, termasuk didalamnya adalah perpisahan anak sekolah, warga suatu kampung. Wisata keluarga biasa dilakukan oleh suatu keluarga yang terdiri anak, orang tua dan saudara.

6. Hari Kunjungan

Pengunjung objek wisata Pulau Bawean meningkat kala musim libur panjang sekolah tiba, baik lokal maupun mancanegara terutama dari Malaysia dan Singapura. Persentase pengunjung pada hari libur dan hari biasa adalah 64,63% pada hari libur dan 36,59% pada hari biasa. Kesempatan libur sekolah dimanfaatkan oleh para pengunjung untuk berlibur diberbagai objek wisata

(8)

Bawean baik bersama keluarga maupun bersama teman. Hari atau waktu libur tersebut adalah pada saat libur panjang yaitu bulan juni-juli. Kesempatan ini juga dimanfaatkan oleh pengunjung dari Singapura dan Malaysia karena di Negara tersebut juga sedang libur panjang.

7. Jenis Kendaraan yang Digunakan

Kendaraan yang digunakan terdiri dari kendaraan umum berupa mobil jenis Bak terbuka (Mitsubishi), kendaraan sewa berupa Toyota Avanza, Suzuki Carry dan Kijang. Kendaraan pribadi berupa motor. Motor merupakan kendaraan yang paling banyak dengan persentase 51,22%, kendaraan sewaan 19,51% dan kendaraan umum 15,85% sedangkan kendaraan lainnya yang dipakai menuju suatu objek wisata berupa mobil sewaan tapi yang disewa berupa kendaraan umum yaitu 14,63%.

5.3 Objek Wisata di Pulau Bawean

Sebagai pulau memiliki jarak yang cukup jauh dan tingkat eksploitasi yang masih rendah dibandingkan dengan pulau utama yaitu Pulau Jawa, Bawean memiliki berbagai jenis objek wisata yang meliputi darat dan laut. Sehingga dengan beragamnya objek tersebut pengunjung bisa menilai sejauh mana pengembangan objek wisata di Bawean bisa dilakukan dan objek wisata mana yang layak untuk dikembangkan demi mendukung kelangsungan wisata di Pulau Bawean. Semua penilaian tersebut disajikan pada Tabel 9.

Tabel 9 Objek wisata di Pulau Bawean

No Uraian Jumlah (orang) %

1 Objek yang paling menarik

a. Danau 23 28,05 b. Pantai 23 28,05 c. Vegetasi 9 10,98 d. Satwa 9 10,98 e. Gunung 11 13,41 f. Lainnya 8 9,76

2. Objek yang bisa dijadikan wisata unggulan

a. Danau Kastoba 22 26,83

b. Makam Panjang 9 10,98

c. Cagar Alam 4 4,88

(9)

Tabel 9 Lanjutan

No Uraian Jumlah (orang) %

e. Sumber Air Panas 1 1,22

f. Pantai Slayar 3 3,66 g. Pantai Ria 4 4,88 h. Air Terjun 11 13,41 i. Pulau Gili 4 4,88 j. Pulau Noko 5 6,10 k. Pulau Slayar 3 3,66 l. Penangkaran Rusa 11 13,41 m. Pantai Tajunggahan 2 2,44 n. Lainnya 2 2,44

3. Penjelasan / Cerita Mitos yang diperlukan

a. Mitos/ Legenda 20 24,39

b. Sejarah 24 29,27

c. Deskripsi dan karakteristik mengenai objek tersebut.

25 30,49

d. Lainnya 14 17,07

4. Kegiatan dilakukan dilokasi wisata a. Melihat menikmati pemandangan alam 39 47,56 b. Melihat satwa 20 24,39 c. Melihat vegetasi - - d. Menjelajah/ tracking 12 14,63 e. Penelitian/ pengamatan 12 14,63 f. Fotografi - - g. Camping/ berkemah - - h. Lainnya - -

1. Objek yang Paling Menarik

Pulau Bawean memiliki beragam objek yang banyak diminati oleh mayarakat bawean maupun dari luar bawean. Objek wisata tersebut terbagi atas: danau, pantai, vegetasi, satwa, gunung dan lainnya. Masing-masing objek memiliki keunikan dan daya tarik tersendiri. Menurut pengunjung objek yang paling menarik adalah danau pantai dengan persentase masing-masing adalah 28,05%; vegetasi dan satwa persentase masing-masing adalah10,98%; gunung 13,41% dan yang lainnya 9,76%. Objek wisata lainnya bisa berupa kesenian,budaya dan sejarah.

(10)

2. Objek yang Bisa Dijadikan Wisata Unggulan

Sejumlah objek wisata di Pulau Bawean yang meliputi danau, pantai, vegetasi, gunung dan lainnya memiliki potensi yang bisa dikembangkan menjadi objek wisata unggulan. Objek wisata tersebut terdiri dari: Danau Kastoba, Makam Panjang, Cagar Alam, Suaka Margasatwa, Sumber Air Panas, Pantai Slayar, Pantai Ria, Air Terjun,Pulau Gili, Pulau Noko, Pulau Slayar, Penangkaran Rusa, Pantai Tajunggahan, dan lainnya. Persentase dari masing-masing objek tersebut disajika pada Tabel 10. Tabel tersebut memperlihatkan bahwa Danau Kastoba memiliki persentase tertinggi untuk dijadikan wisata unggulan, nilai di bawahnya adalah air terjun.

Tabel 10 Objek wisata Unggulan di Bawean

No Objek Wisata Penilaian Pangunjung (%)

1 Danau Kastoba 26.83 2 Penangkaran Rusa 13.41 3 Air Terjun 13.41 4 makam Panjang 10.98 5 Pulau Noko 6.10 6 Cagar Alam 4.88 7 Pantai Ria 4.88 8 Pulau Gili 4.88 9 Pantai selayar 3.66 10 Pulau Selayar 3.66 11 Suaka Margasatwa 2.44 12 Pantai Tajunggahan 2.44 13 Lainya 2.44

14 Sumber Air Panas 1.22

3. Penjelasan/ Cerita yang Diperlukan

Objek wisata di Pulau Bawean semuanya tidak memiliki informasi yang memadai mengenai cerita, legenda/ mitos dan sejarah,sehigga pengunjung tidak mendapatkan informasi apa-apa mengenai objek yang dikunjungi. Informasi mengenai suatu objek wisata sangat penting dalam rangka memberikan pengetahuan kepada pengunjung. Penjelasan mengenai objek wisata meliputi: mitos/ legenda, sejarah, deskripsi objek dan lainnya dengan persentase masing-masing adalah 24, 39%; 29,27%; 30,49% dan 17,07%. Deskripsi mengenai objek memiliki suatu objek memiliki persentase yang paling tinggi, hal ini menunjukkan bahwa penjelasan mengenai suatu

(11)

objek merupakan sesuatu yang penting dalam rangka memberikan informasi kepada pengunjung, apa lagi jika objek tersebut berhubungan dengan kehidupan.

4. Kegiatan yang dilakukan di lokasi objek wisata

Kegiatan pengunjung yang dilakukan di lokasi objek wisata meliputi, melihat dan menikmati pemandangan, melihat satwa, menjelajah/ tracking, penelitian/ pengamatan. Persentase masing-masing kegiatan tersebut adalah 47,56%; 24,39%; 14, 63% dan 14,63%. Melihat pemandangan merupakan kegiatan wisata yang bisa dilakukan di objek manapun sehingga memiliki persentase paling tinggi. Melihat satwa merupakan kegiatan wisata yang hanya bisa dilakukan di penangkaran rusa, sedangkan menjelajah dan pengamatan/ penelitian biasanya dilakukan oleh siswa dan mahasiswa sehingga persentase dari tiga kegiatan tersebut berada di bawah melihat pemandangan.

Berbagai objek wisata tersebut terbagi dalam wisata alam, seni, kerajinan (souvenir), budaya dan sejarah serta kuliner.

1. Wisata Religius dan Sejarah

Objek wisata budaya religius dan sejarah tersebar di berbagai desa di Pulau Baweanyang tersaji pada Tabel 11. Objek-objek ini ramai dikunjungi pada musim-musim tertentu. Setiap orang yang memiliki peran penting dalam perkembangan Pulau Bawean makamnya dikeramatkan oleh sebagian masyarakat. Gambar kuburannya disajikan pada Gambar 11.

Tabel 11 Objek wisata budaya religius dan sejarah di Pulau Bawean

NO OBYEK WISATA LOKASI

1 Makam Maulana Umar Mas’ud Komplek Masjid Jami’i Sangkapura 2 Makam Pangeran Purbonegoro Gunung Malokok Sawah Mulya 3 Makam Cokrokusumo Nagasari Kotakusuma

4 Makam Dora Dan Sembada Tinggen Lebak 5 Makam Jujuk Campa Kumalasa 6 Makam Jujuk Tampo (Sunan

Bonang)

Tampo Pudakit Barat

7 Makam Jujuk Tokang Pulau Gili

8 Makam Waliah Zainab Dusun Diponggo 9 Makam Syekh Yusuf Kelompang Gubug 10 Makam Jujuk Putri Kumalasa

(12)

Syeh Ibrahim Waliyah Zainab

Pangeran Cokrokusumo Pangeran Purbonegoro

Umar Mas’ud Dura

Gambar 11 Kuburan yang dikeramatkan di Pulau Bawean

(13)

Bangunan bersejarah lainnya yang juga tersebar di Pulau Bawean menjadi bukti sejarah panjang pulau tersebut. Dari awal penyebaran agama hindu budha yang di bawa oleh Aji Saka bersama Punakwannya yaitu Dura dan Sembadha yang akhirnya keduanya tewas demi memegang teguh prinsip yang akhrnya keduanya dikuburkan di bawean di tempat terpisah. Ukuran kedua kuburan tersebut tidak wajar untuk ukuran manusia yang berukuran panjang kira-kira 9 meter dan lebar meter.

Bukti lain sejarah bawean adalah peninggalan penjajaha belanda yang berupa bangunan rumah dan dermaga serta bukti adanya penyebaran islam oleh Waliyah Zainab dari Jawa yang disajikan pada Gambar 12. Karena letaknya yang strategis, berada di antara pulau jawa dan kalimantan, bawean menjadi semacam pangkalan militer bagi belanda dan pernah dibom oleh jepang. Peristiwa tersebut diabadikan menjadi sebuah nama dusun yang berdekatan dengan pelabuhanbelanda, yaitu dusun Bom.

Pesanggrahan Pelabuhan Belanda

Tugu Belanda

Gambar 12 Peninggalan sejarah di Pulau Bawean

(14)

2. Wisata Seni Budaya

Sejumlah kesenian merupakan kesenian asli Pulau Bawean dan ada pula yang merupakan akultursi dengan kesenian luar yang dibawa oleh para pendatang di masa lampau yang tersaji pada tabel 12.

Tabel 12 Kesenian di Pulau Bawean

NO NAMA SENI BUDAYA ALAMAT/LOKASI

1 Terbang Besar Desa Gunung Teguh

2 Terbang Besar Sokela Patar Selamat Tanjung Ori

3 Korcak/Hadrah Patar Selamat

Gunung Teguh Kepuh Teluk Dalam Padang Jambu Tambak

4 Zamrah Sawahmulya

Kotakusuma

Semua Desa Sangkapura dan Tambak

5 Orkes Melayu Kotakusuma (Grand Funk)

6 Band Sawahmulya (BEKU)

7 Mandailing Daun

Pudakit Barat Kumalasa

8 Dibak Semua Desa

9 Samman Kebun Teluk Dalam

Lebak Suwari Sokaoneng Tambak

10 Kasidah Modern Padang Jambu

11 Kercengan Semua Desa SeBawean

Sebagian kesenian di Pulau Bawean saat ini masih terus berkembang di Pulau Bawean. Kegiatan kesenian sering ditampilkan diberbagi acara, seperti hajatan, perpisan sekolah dan lainnya yang tersaji pada Gambar 13 (Usman,1996). 1. Bengsawen

Sandiwara yang merupakan tontonan yang ditampilkan oleh sekelompok orkes yang berisi cerita tertentu diiringi musik, kidung dan lain-lain

2. Dhungka

Musik yang berasal dari tempat untuk menumbuk padi yang dimainkan oleh para perempuan berjumlah 5-9 orang, terkadang diiringi oleh kidung. Jaman

(15)

dahulu alat ini dimainkan atau dibunyikan untuk menandakan bahwa akan ada hajatan pernikahan.

3. Dikker

Musik dari rebana besar yang belasan jumlahnya dengan diiringi bacaan barsanji

4. Hadrah

Tarian kelompok yang dilakukan oleh pemuda yang mengutamakan kekompakan dan keseragaman gerakan. Perlengkapan yang digunakan adalah cincin, rebana, saputangan, senter dan lain-lain, diikuti musik.

5. Jibul

Cerita-cerita jaman dahulu yang disampaikan oleh orang buta sambil memegang rebana, kadang-kadang ceritanya dilagukan.

6. Korcak

Tarian para pemuda dengan menggunakan rebana yang jumlahnya belasan atau puluhan sambil berkidung yang berisi nasehat, barsanji dan lain-lain. Diikuti rebana dan kentongan.

7. Kercengan

Tarian para pemuda dan pemudi yang gerakannya berganti-ganti keatas kebawah atau kekiri kekanan diikuti rebana, kentongan dan lain-lain.

8. Mamaca Karangan

Nasehat-nasehat atau rayuan-rayuan berupa pantun yang dilagukan dan dibaca secara berkelompok yang berjumlah tiga orang atau lebih perempuan, ditujukan kepada pengantin atau orang yang punya hajat.

9. Mandiling

Tarian lelaki dan perempuan (lelaki yang berdandan seperti perempuan) berpantun sambil berkidung dan dibuyikan gong, beduk, kentongan, rebana, dan lain-lain. Biasanya menggunakan kode lipri kalau mau mengerjakan atau berhenti.

10. Orkes

Pertunjukan yang menggunakan alat-alat modern seperti gitar, bass, suling, ketipung, organ, dan lain-lain. Yang dinyanyikan perempuan dan laki-laki biasanya sambil berjoget.

(16)

11. Pencak

Keahlian beladiri orang Bawean (laki-laki) yang ditampilkan di waktu ada pengantin atau syukuran. Pencak Bawean terdiri dari tiga jenis yaitu, pencak pengantin, pencak kembangan, dan pencak tokolan.

12. Samman

Tarian kelompok orang laki-laki yang cepat, kadang-kadang gerakannya lambat. Sambil bergerak kompak, orang-orangnya menyebutkan kalimat-kalimat pujian pada Gusti Allah bahkan kadang-kadang kesurupan.

13. Samra

Musik dari rebana dan markas yang dimainkan oleh remaja atau perempuan sambil menyanyikan lagu-lagu arab dan Bawean.

Sebagai pulau yang mayoritas penduduknya beragama islam, Bawean memiliki tradisi yang biasa dilaksanakan setahun sekali yaitu tradisi perayaan maulid nabi Muhammad SAW atau biasa disebut molod. Hal yang unik dari acara maulid nabi di Bawean adalah terletak pada prosesinya yang melalui berbagai tahap. Tahap pertama adalah pembentukan panitia yang terdiri berbagai unsur masyarakat yang nantinya untuk menentukan hari pelaksanaan upacara dan jenis makanan yang harus dipersiapkan atau biasa disebut angkatan. Jenis makanan

Dungkak

Mandiling

Kercengan

Pencak

(17)

yang dibawa bervariasi mulai yang ringan sampai yang berat, termasuk di dalamnya adalah kebutuhan rumah tangga. Di atas tumpukan makanan terdapat lidi yang dihiasi dengan kertas warna warni yang menyerupai bendera.

Rencana lain yang dipersiapkan adalah muballigh atau penceramah yang akan hadir saat upaca untuk memberikan tauziah kepada masyarakat. Demi memeriahkan acara, diadakan pula perlombaan antar kampung yang meliputi kesenian tradisional dan perlombaan lain yang bersifat islami seperti, lomba tilawatil Quran, adzan dan pembacaan shalawat.

Bawean mengalami akulturasi budaya yang diakibatkan oleh percampuran berbagai suku yaitu Jawa, Madura dan Sumatera. Percampuran ini terlihat dari bahasa dan bangunan yang terdapat di Bawean. Dari segi bahasa, bahasa bawean mirip dengan bahasa madura namun terjadi beberapa perbedaan dalam suku kata. Sedangkan dari segi bangunan, ditemukan bangunan yang memiliki ciri khas Sumatera (Palembang).

Bawean memiliki ciri tersendiri dalam hal banguan. Masyarakat asli Bawean memiliki rumah yang dihalaman depan terdapat bangunan lain yang biasa disebut durung yang tersaji pada Gambar 14. Durung memiliki bentuk menyerupai lumbung padi, namun di bagian bawahnya biasa digunakan oleh para istri untuk membuat tikar sekaligus sebagai tempat menerima tamu bagi tamu laki-laki. Bagian atas bangunan ini menjadi tempat untuk menyimpan padi. Durung dibentuk sedemikian rupa agar tikus tidak bisa masuk ke dalam lumbung padi.

Durung Rumah Khas Bawean

(18)

3. Kerajinan (Souvenir) dan Makanan Khas

Kerajinan dan makanan khas Bawean juga menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan maupun pengunjung yang datang ke Pulau Bawean, berbagai jenis kerajinan dan makanan khas tersebut bisa dijumpai hanya di desa tertentu saja yag disajikan pada Tabel 13 dan Gambar 15.

Tabel 13 Kerajinan dan makanan khas Pulau Bawean

No Souvenir Lokasi

1 Batu Onix Sawah Mulya

Kota Kusuma 2 Tikar (anyaman pandan) Gunung Teguh

Balik Terus Padang Jambu Gelam

3 Kerupuk Ikan Sawah Mulya

Kota Kusuma Sungai Rujing

4 Kerupuk Petola Tambak

5 Jenang/ Dodol Diponggo

Gunung Teguh Patar Selamat 6 Kerupuk Sukun Sawah Mulya Kota Kusuma

7 Gula Aren Gunung Teguh

Patar Selamat Balik Terus Teluk Dalam Kepuh Teluk

Anyaman Gula Aren

(19)

4. Wisata Alam

Objek wisata alam di Bawean terdiri dari pantai, pulau, air terjun, air panas dan danau yang tersebar di berbagai desa di Pulau Bawean yang disajikan pada Tabel 14.

Tabel 14 Objek wisata alam Pulau Bawean

No OBYEK WISATA LOKASI

1 Air panas Kebun daya Ds. Sawahmulya 2 Air panas Taubat Ds. Sungai rujing 3 Pantai Selayar Dhojung-dhojung Ds. Sungai rujing 4 Pantai Noko (Selayar) Dhojung-dhojung Ds. Sungai rujing 5 Pantai Gili Gili Ds. Sidogedungbatu 6 Pantai Noko (Gili) Gili Ds. Sidogedungbatu 7 Air terjun Laccar Ds. Teluk dalam 8 Air terjun Kuduk-kuduk Kuduk-kuduk Ds. Patar Selamat 9 Kuburan Panjang Tinggan Ds. Lebak

10 Tanjung Geen Kumalasa Ds. Kumalasa 11 Pulau Gili Bangsal Ds. Dekatagung 12 Pulau Cina Dedawang Ds. Teluk jati 13 Pasir Putih Paginda Ds. Sukaoneng 14 Air Terjun Padang Jambu Ds. Padang Jambu 15 Pantai Labuhan Labuhan Ds. Tanjung Ori 16 Air panas Kepuh Legundi Ds. Kepuh 17 Danau Kastoba Candi Ds. Paroman 18 Pantai Labuhan Ds. Kumalasa

1. Objek wisata pantai

Bawean yang merupakan pulau dengan keindahan alam yang luar biasa memiliki sumberdaya wisata yang luar biasa pula. Keindahan pantai Bawean berpadu dengan jernihnya air laut dan udaranya yang segar. Pantai wisata Bawean yang berpotensi sebagai sumberaya wisata tersebar di beberapa desa di Bawean. a. Pantai Labuhan Kumalasa

Pantai Labuhan Kumalasa berada di tepi barat desa Kumalasa, pantai ini memiliki sejarah panjang karena di pantai inilah awal pelabuhan dibangun dan digunakan oleh berbagai pelayaran dari berbagai daerah. Pantai ini memiliki sumber air tawar yang berbatasan langsung dengan air laut dan sering dinikmati oleh masyarakat yang mau berlayar. Sumber air tawar ini akan terlihat jelas ketika air surut. Keindahan matahari sore yang akan tenggelam bisa dinikmati di pantai ini.

(20)

b. Pantai Labuhan Tajung Ori

Pantai ini berada di daerah Tanjung Ori, Kecamatan Tambak. Merupakan objek wisata yang penuh dengan hamparan pasir disepanjang pantai dan berada dipinggir jalan raya. Pantai ini mempunyai daya tarik khusus yaitu pada waktu musim barat dapat melihat terjangan ombak besar dan ketika angin timur dapat melihat tenangnya ombak pantai ini.

c. Pasir Putih

Objek wisata ini berjarak tempuh 24 km dari kota Sangkapura. Memiliki hamparan pasir putih dan berfungsi sebagai tempat pelestarian alam, yaitu hutan bakau yang sengaja ditanam, diperbanyak, dan dilindungi hingga puluhan hektar. Selain hutan bakau, di dalamnya juga terdapat pohon berkhasiat yang sangat terkenal yaitu pohon Santeghi, yang konon banyak orang yang telah membuktikan khasiatnya. Hutan bakau yang tumbuh di pantai ini menjadi habitat burung air. Sehingga, selain menikmati keindahan pasir dan hutannya yang hijau, pengunjung akan mendengarkan suara burung air tersebut.

d. Pantai Tenggen (Kuburan Panjang/ Jerat Lanjheng)

Pantai tenggen terletak di Pantai Tenggen di Desa Lebak. lokasinya berjarak kurang lebih 5 km dari Kota Sangkapura. Pantai tenggen memiliki pemandangan yang indah dan air yang tenang. Pantai ini juga memiliki kuburan bersejarah yaitu kuburan panjang dengan ukuran 1m x 11m. Kuburan tersebut merupakan kuburan salah satu pengawal Aji Soko yang merupakan tokoh legendaris dalam membabat tanah Jawa.

e. Tajung Ghe-en

Perjalanan menuju lokasi dapat menggunakan transportasi darat dan laut. Tajung Ghe-en terletak di Desa Komalasa diperkirakan berjarak 10 km dari Kota Sangkapura. Lokasi ini merupakan hamparan batu gamping dan onix yang berbatasan langsung dengan laut, terdapat gua yang jika dilihat dari atas langsung tembus ke dasar laut, sehingga terumbu karang dan ikan yang berada di dalamnya bisa terlihat dengan jelas. Sebaran objek wisata pantai di Bawean disajikan pada Gambar 16.

(21)

2. Objek wisata air panas

Sumber air panas belum menjadi objek wisata yang memiliki nilai jual, namun keberadaannya membawa manfaat bagi masyarakat sekitar. Keberadaan sumber air panas dimanfaatkan untuk mandi, mencuci dan mengairi persawahan. Air panas di Bawean terdiri dari air panas Kebundaya, air panas Taubat, air panas Kepuh Teluk.

a. Air Panas Kebundaya

Sumber Air Panas Kebundaya, Sawah Mulya terletak di jantung Kota Sangkapura yang letaknya sekitar 1 km dari penginapan pesanggrahan. Air panas Kebundaya memiliki kamar mandi yang biasa dipakai oleh masyarakat sekitar. Sebagian masyarakat meyakini dan membuktikan bahwa mandi di air panas dapat menyembuhkan reumatik dan penyakit kulit. Saat ini kondisi

Pantai Labuhan Kumalasa Pantai Labuhan Tanjung Ori

Pantai Tenggen Pantai Pasir Putih

Pantai Tajung Ghe-en

(22)

kamar mandinya sangat memprihatinkan karena bangunannya sudah dalam keadaan rusak.

b. Air Panas Taubat

Sumber air panas taubat terletak di Dusun Taubat Desa Sungai Rujing sumbernya sangat besar bila dibandingkan dengan sumber air panas lainnya dan sebagian besar terbuang ke sawah. Letak sumber air panas ini 2 Km dari jalan lingkar Bawean. Jalan tersebut dibangun pada tahun 2002 sehingga kendaraan bermotor bisa menjangkaunya.

c. Air Panas Kepuh Teluk

Objek Wisata ini terletak di Desa Kepuh Teluk, Kecamatan Tambak. Perjalanan menuju lokasi dari jalan raya dapat menggunakan roda dua dan roda empat. Objek ini sama dengan wisata air panas lainnya, karena mempunyai kadar belerang tinggi sehingga dapat menyembuhkan penyakit kulit. Objek wisata sumber air panas disajikan pada Gambar 17.

Air Panas Kepuh Teluk

Air Panas Taubat Air Panas Kebundaya

(23)

3. Objek wisata Danau Kastoba

Salah satu objek wisata yang paling sering dikunjungi adalah objek wisata danau Kastoba, Danau ini merupakan danau air tawar yang terbentuk dari kawah muda gunung berapi, sehingga terletak pada ketinggian 400 m dpl. Kedalaman sekitar 140 m, panjang 400 m dan lebar 600 m. Danau indah dikelilingi pohon-pohon yang besar dan perbukitan. Terletak di Desa Peroman, Kecamatan Tambak. Perjalanan menuju lokasi tesebut dapat dilalui dengan roda dua dan empat dan mempunyai jarak tempuh 10 km dari kantor Kecamatan Tambak. Untuk menembus danau melalui jalan tebing yang cukup unik dengan berjalan kaki. Danau tersebut ada di puncak gunung dengan air yang jernih dan tenang disajikan pada Gambar 18.

4. Objek wisata pulau-pulau kecil

Pulau Bawean memiliki pulau-pulau kecil yang tersebar di sekita pulau utama. Pulau tersebut memiliki keindahan dan keunikan masing-masing yaitu pemandangan, pasir dan keindahan bawah lautnya. Pulau-pula tersebut antara lain Pulau Slayar, Pulau Pulau Noko Slayar, Pulau Gili Timur, Pulau Noko Gili, Pulau Gili Barat dan Pulau Cina.

a. Pulau Slayar

Pulau selayar merupakan bukit yang berada di tengah laut, lepas dengan daratan Bawean. Dan bila air surut dapat berjalan kaki dan mengelilingi pulau tersebut. Kita dapat melihat terjangan ombak dan desiran air laut. Disekelilingnya penuh dengan batu karang. Perjalanan ketempat ini bisa disapai melalui darat dan laut yang berjarak sekitar 4,5 km.

(24)

b. Pulau Noko Slayar

Pulau Noko Slayar hanya dapat di kunjungi dengan mengggunakan speed boat/perahu motor. Pulau ini merupakan tumpukan pasir putih yang luasnya sekitar 6000 m2 yang dikelilingi oleh taman laut/bunga karang dan ikan hias dengan keindahan alam bawah laut. Dari beberapa penyelam didapatkan informasi bahwa terumbu karang disekitar pulau tersebut sangat indah dan alami. Akan tetapi mulai tahun 2000, beberapa oknum yang tidak bertanggung jawab telah merusak pulau tersebut untuk diambil pasirnya.

c. Pulau Gili Timur

Pulau Gili merupakan bagian dari Pulau Bawean yang luasnya sekitar 5000 m2 dengan penduduk sekitar 600 jiwa. Terletak di sebelah timur Pulau Bawean terkenal dengan keindahannya. Merupakan sebuah pulau kecil yang dikelilingi laut, namun ada sumber air tawar didalamnya. Perjalanan ke pulau ini menggunakan perahu bermotor, disepanjang jalan dapat melihat terumbu karang yang sangat indah.

d. Pulau Noko Gili

Pulau ini hanya daratan yang berupa hamparan pasir putih yang membentang sekitar 600 m dengan lebar 25 m. Sekelilingnya bunga karang yang indah. Pulau Noko bisa dijangkau dari Pulau Gili dapat berjalan kaki pada saat air surut.

e. Pulau Gili Barat

Pulau Gili Barat berada di Dusun Bangsal, Desa Dekat Agung, Kecamatan Sangkapura. Menuju ke pulau ini dapat ditempuh dengan transportasi laut dan darat dari Dusun Bangsal. Jalur darat melewati jembatan yang terbuat dari anyaman bambu. Jembatan tersebut dibuat oleh swadaya masyarakat dengan panjang 650 m dan lebar 1,5 m.

Selain objek wisata pantai yang mengelilingi Pulau Gili Barat, kita dapat melihat pohon kelapa yang bercabang empat dan dapat minum air bersih yang ada di pantai sebelah utara Pulau Gili.

f. Pulau Cina

Pulau ini merupakan bagian dari Pulau Bawean, yang terletak di sebelah selatan dari Teluk Jati Dawang, Kecamatan Tambak. Perjalanan ke tempat ini

(25)

dapat ditempuh dengan menggunakan perahu sekitar 15 menit. Daya tarik Pulau ini adanya hewan langka yakni rusa bawean dan melihat ombak besar pada waktu musim barat. Pulau-pulau kecil di Bawean disajikan pada Gambar 19.

Pulau Gili Timur Pulau Noko Gili

Pulau Gili Barat Pulau Cina

Pulau Slayar

(26)

5. Objek wisata air terjun

Adanya hutan yang masih terpelihara memberikan dampak nyata bagi keberlangsungan air pegunungan yang ada di Bawean. Air pegunungan yang mengalir sebagian dikonsumsi oleh masyarakat untuk kebutuhan sehari-hari yang dialirkan menggunakan pipa yang dipasang di dekat mata air. Air pegunungan yang mengalir dan membentuk air terjun menjadi objek wisata. Objek wisata air terjun di Bawean antara lain Air Terjun Padang Jambu (Gunung Durin), Air Terjun Kuduk-kuduk dan air Terjun Laccar.

g. Air Terjun Padang Jambu (Gunung Durin)

Lokasi ini dapat ditempuh dengan roda dua atau roda empat. Objek ini ada di daerah Padang Jambu Kecamatan Tambak dengan jarak tempuh 20 km dari Kota Sangkapura. Air terjun ini dapat memberikan rasa sejuk dan nyaman, karena nuansa alamiah yang berada disana.

h. Air Terjun Kuduk-Kuduk

Objek wisata ini terletak di Desa Kuduk-Kuduk Patar Selamat dengan jarak kurang lebih 5 km dari kota Sangkapura. Perjalanan ke objek ini menggunakan kendaraan roda dua dan roda empat. Di sekitar objek masih ditumbuhi semak-semak dan pepohonan sehingga menambah pesona almiah. i. Air Terjun Laccar

Air terjun ini dapat dijangkau dengan roda dua dan roda empat sekitar 15 km dari kota Sangkapura. Objek tersebut tepatnya berada di daerah Teluk Dalam. Air terjun ini mempunyai ketinggian sekitar 25 m disertai latar belakang tebing yang artistik. Gambar objek wisata air terjun disajikan pada Gambar 19.

(27)

5. Wisata Kuliner Pulau Bawean

Wisata kuliner di Pulau Bawean memiliki berbagai macam menu khas. Desa Sawahmulya memiliki menu khas, antara lain kela kuning kerapu, bali ikan kerapu, ayam bakar, kerapu goreng, rajungan kuah bali, dan tongkol bakar. Menurut Cuk Sugrito, budayawan Bawean, kela kuning kerapu merupakan jenis makanan parau (perahu). Maksudnya masakan tesebut awalnya dibuat di kapal oleh para lelaki yang sedang melaut. Karena itu, bumbu dan cara memasaknya sangat sedrhanan. ” Tinggal dicampur-campur, selain karena praktis, bahan masakan ini mudah dijumpai dilaut. Memasak kela kerapu kuning yaitu bumbunya hanya bawang merah dan putih yang dihaluskan bersama merica dan direbus dengan daun serai. Ikan dimasukkan saat rebusan kuah sudah mendidih. Karena itulah, daging kerapu masih bagus, kenyal dan tidak hancur.

Makanan khas lainnya yaitu koncok-koncok dan ketan srikaya. Koncok-kocok adalah makanan yang, baik bentuk maupun rasanya sangat mirip dengan empek-empek Palembang. Bedanya, koncok-koncok dibuat dengan daging ikan tongkol yang memang lebih mudah ditemui di Bawean dibandinkan ikan tenggiri.

Gambar 19. Objek wisata air terjun

Air Terjun Padang Jambu

Air Terjun Laccar

(28)

Sedangkan Ketan srikaya merupakan ketan kukus yang atasnya diberi gula merah dan buah srikaya Bawean. Beda srikaya Bawean dengan srikaya lainnya adalah warna buahnya yang merah. Buah itu semakin menegaskan bahwa ketan srikaya hanya dapat dijumpai di Bawean.

5.4 Fasilitas dan Layanan

Pendukung yang memiliki nilai strategis dalam rangka pengembangan suatu kawasan menjadi destinasi wisata yang paling diminati harus ditunjung oleh fasilitas dan layanan yang baik, sehingga memberikan dampakyang positif bagi pengunjung.

Pulau Bawean sebagai suatu kawasan yang ingin dijadikan destinasi wisata, sat ini memiliki kaulitas fasilitas dan layanan yang memprihatinkan. Mak dari itu perlu penanganan serius demi tercapainya Pulau Bawean sebagai destinasi wisata nasional. Penilaian pengunjung tentang berbagai fasilitas dan layanan wisata di bawean tersaji pada Tabel 15.

1. Kenyaman

Kenyamanan berbagai objek wisata di Pulau Bawean di indikasikan oleh minim/ tidak adanya gangguan yang dihadapi oleh pengunjung, yang terdiri dari: bebas bau, udara sejuk, bebas gangguan lalulintas, bebas kebisingan, bebas gangguan manusia. Persentase masing-masing indikator kenyamanan adalah bebas bau 13,41%; udara sejuk 48,78%; bebas gangguan lalulintas 14,63%; bebas kebisingan 13,41%; bebas gangguan manusia 10,98%.

Udara sejuk memiliki persentase yang paling tinggi karena setiap objek wisata di Pulau Bawean memiliki udara sejuk baik yang berada di wilayah pantai maupun pegunungan. Bebas gangguan manusia memiliki persentase paling rendah karena lokasi objek yang masih terbuka menyebabkan akse masuk yang bebas dari segala arah, sehingg orang tidak melakukan aktivitas wisata bisa dengan laluasa masuk ke lokasi objek.

(29)

Tabel 15 Fasilitas dan layanan wisata Pulau Bawean

No Fasilitas dan Layanan Niai (%)

1 Kenyamanan a. Bebas bau b. Udara sejuk

c. Bebas gangguan lalu lintas d. Bebas kebisingan

e. Bebas gangguan manusia

13,41 48,78 14,63 13,41 10,98 2 Faslitas yang diperlukan

a. Papan interpretasi b. Shelter c. Menara pengamatan d. Broadwalk e. Lainnya 30,49 15,85 21,95 15,85 17,07 3 Kelengkapan petunjuk berwisata

a. Buku panduan b. Leaflet c. Booklet d. Pemutaran film e. Lainnya 29,27 14,63 17,07 26,61 14,63 4 Hambatan yang dialami

a. Tidak ada papan interpretasi b. Jalan rusak/ jelek

34,15 67,07 5 Kepuasan terhadap pelayanan

a. Puas b. Tidak puas

58,54 42,68 6 Sistem pengelolaan kawasan dan pengunjung

a. Baik b. Cukup baik c. Kurang baik 23,17 31,71 46,34 7 Kesan a. Menyenangkan b. Tidak menyenangkan 62,20 39,02 8 Keinginan berkunjung kembali

a. Ya b. Tidak

64,63 39,02 9 Fasilitas dan layanan yang perlu dikembangkan

a. Penambahan jenis kegiatan b. Penambahan/ perbaikan fasilitas c. Peningkatan pelayanan pegunjung

23,17 53,66 24,39

2. Kelengkapan petunjuk berwisata

Sebanding dengan fasilitas di atas, maka perlu ada kelngkapan lain yang perlu disediakan guna memberi informasi dan pengetahuan baik kepada pengunjung maupun calon pengunjung. Kelengkapan tersebut antara lain:

(30)

buku panduan 29,27%; leaflet 14,63%; booklet 17,07%; pemutaran film 25,61% dan lainnya 14,63%.

Penyediaan kelengkapan tersebut selain sebagai sumber informasi juga sebagai media promosi bagi calon pengunjung. Fasilitas tersebut berisiskan informasi mengenai kondisi objek wisata di Pulau Bawean baik secara singkat maupun secara lengkap. Mengingat Pulau Bawean memiliki kawasan konservasi, kelngkapan fasilitas tersebut bisa digunakan sebagai media pelajaran ligkungan bagi pengunjung.

3. Hambatan yang dialami

Sarana dan prasarana penunjang yang minim menjadi hambatan bagi Pulau Bawean sebagai pulau wisata. Hambatan tersebut secara menyeluruh terdiri atas dua komponen yaitu: tidak ada papan interpretasi dan jalan yang rusak/ jelek dengan persentase masing-masing 34,15% dan 67,07%.

4. Kepuasan terhadap pelayanan

Meskipun tidak ada pelayanan khusus yang diberikan disetiap lokasi objek wisata, sebagian besar pengunjung merasa puas dengan apa yang mereka peroleh di lokasi tersebut hal itu terbukti dengan persentase kepuasan pengunjung adalah sebesar 58,54% sedangkan yang tidak/ kurang merasa puas persentasenya sebesar 42,68%. Nilai tersebut menunjukkan bahwa meskipun minimnya fasilitas yang tersedia di suatu lokasi wisata, para pengunjung masih merasa puas dengan kondisi tersebut. Ini merupakan tanggapan positif terhadap perkembangan wisata di Pulau Bawean.

5. Sistem pengelolaan kawasan dan pengunjung

Pengelolaan objek wisata di Pulau Bawean Banyak dilakukan oleh pribadi-pribadi tertentu yang merasa tergerak untuk memanfaatkan sebuah keunikan alam yang ada. Campur tangan pemerintah daerah saat ini belum maksimal, meskipun sudah terdapat UPT Pariwisata di Pulau Bawean.

Sistem pengelolaan kawasan wisata dan pengunjung saat ini konsisinya 23,17% baik; 31,71% cukup baik dan 46,34% kurang baik. Persentase ini menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah dan Masyarakat (Bawean) Kabupaten Gresik agar kondisi tersebut bisa berbalik. Tentu hal ini

(31)

butuh kerja keras semua kalangan agar pengelolaan kawasan dan pengunjung ke depan menjadi lebih baik.

6. Kesan

Berbanding lurus dengan tingkat kepuasan, kesan juga mendapat nilai yang positif, sebagian besar pengunjung merasa senang atau menyenangkan ketika berkunjung ke salah satu objek wisata dengan persentase 62,20%, sedangkan 39,02% sisanya merasa tidak menyenangkan. Hal ini juga menjadi bukti bahwa objek wisata di Pulau Bawean memiliki peluang dimasa yang akan datang.

j. Keinginan berkunjung kembali

Adanya tingkat kepuasan dan kesan yang baik menyebabkan para pengunjung merasa tidak puas jika hanya datang sekali saja ke suatu objek, melainkan masih merasa penasaran untuk berkunjung kembali. Persentase keinginan berkunjung kembali adalah 64,63% dan yang merasa tidak ingin berkunjung kembali 36,59%.

k. Fasilitas yang perlu dikembangkan

Peningkatan kualitas dan kuantitas berbagai sarana dan prasarana wisata sangat dibutuhkan dalam rangka mendukung pengembangan objek wisata tersebut. Persentase pengembangan berbagai tersebut meliputi penambahan jenis kegiatan 23,17%; penambahan/ perbaikan fasilitas 53,66% dan peningkatan pelayanan pengunjung 24,39%.

Peningkatan sarana dan prasarana tersebut memiliki dampak yang signifikan apabila benar-benar dilaksanakan terutama penambahan/ perbaikan fasilitas, karena penambahan dan perbaikan fasilitas merupakan hal yang dibutuhkan pengunjung dan berkaitan dengan tingkat kenyaman pengunjung baik ketika perjalanan menuju lokasi maupun setelah tiba dilokasi.

5.5 Analisis SWOT

Salah satu metode yang digunakan untuk menentukan Peluang, Tantangan, Kekuatan dan Kelemahan Pulau Bawean dalam pengembangannya sebagai destinasi wisata adalah metode SWOT. Metode ini digunakan untuk mengetahui faktor internal dan eksternal dalam usaha pengembangan Pulau Bawean.

(32)

Proses ini memaparkan segala bentuk Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman dalam usaha pengembangan wisata Pulau Bawean. Kriteria yang digunakan untuk menentukan rating adalah dengan menggunakan kriteria penilaian dan pengembangan objek dan daya tarik wisata alam (Direktorat Wisata Alam dan Pemanfaatan Jasa Lingkungan, 2002) dengan modifikasi berdasarkan kondisi lapangan. Penilaian merupakan kombinasi dari hasil pengamatan dan diskusi dengan berbagai sumber di lapangan. Matrik dan penentuan nilai rating atau skala dari masing-masing faktor (internal dan eksternal) disajikan pada Tabel 16, 17, 18, 19.

Tabel 16 Matrik dan penentuan nilai rating aktor-faktor kekuatan

NO UNSUR/ SUB UNSUR KETERANGAN NILAI

1 Variasi Bentang Alam: a. Pemandangan pantai b. Pemandangan hutan c. Pemandangan sawah d. Pemandangan danau e. Pemandangan padang pasir f. Pemandangan pegunungan g. Bentang alam kebun

Pulau Bawean memiliki potensi wisata mulai dari laut sampai daratan tak terkecuali pegunungannya. Objek-objek yang sangat menarik mulai keindahan bawah laut, pantai pasir putih, kondisi topografi, danau dibagian tengah pulaunya,hamparan sawah dan kebun cengkeh. Semua keindahan tersebut mengelilingi Pulau Bawean.

4

2 Keunikan Sumber Daya Alam a. Sumber air panas

b. Gua c. Danau d. Air terjun e. Flora f. Fauna g. Batuan

Sebagai pulau yang memiliki kondisi topografi pegunungan, pulau bawean memiliki keunikan sumberdaya alam dimana-mana, sumber air panas yang lebih dari satu, gua, danau kastoba yang indah, air terjun yang beragam, flora ,fauna endemic, batu onix yang sangat unik.

(33)

Tabel 16 Lanjutan

NO UNSUR/ SUB UNSUR KETERANGAN NILAI

3 Variasi bangunan dan benda bersejarah atau tradisional:

a. Batu tulis b. Monument / tugu c. Rumah tradisional d. Senjata warisan e. Makam kramat

Variasi bangunan, terdapat bangunan peninggalan belanda yaitu pesanggrahan, rumah tradisional bawean, batu doro dan sembodo asal muasal huruf sansekerta di jawa, tugu Pulau bawean, monument belanda, senjata peninggalan belanda dan kerajaan bawean dimasa lampau, makam para raja dan wali.

4

4 Jenis kegiatan wisata alam:

a. Tracking b. Mendaki c. Rafting d. Camping e. Pendidikan f. Religius g. Hiking

Kegiatan wisata alam bermacam-macam yaitu: trekking yang biasa dilakukan oleh anak sekolah, mendaki gunung tinggi, camping di belang, ziarah ke berbagai makan kerajaan bawean.

4

5 Variasi atraksi budaya:

a. Kearifan local/ Adat istiadat

b. Upacara ritual c. Kerajnan tangan d. Seni tari dan Music e. Seni beladiri

Pada bulan maulid sebagian besar umat islam di bawean mengadakan festival seni budaya, yang menampilkan berbagai kesenian dan kebudayaan tradisional bawean. acara pernikahan biasanya dihibur dengan attraksi pencak silat atau yang disebut pencak penganten. Kerajinan tangan berupa tikar, tas, dompet yang terbuat dari daun pandan memiliki cirri yang khas.

4

6 Variasi souvenir/ kerajinan tangan a. Kerajinan anyaman b. Kerajinan ukiran c. Kerajinan tenun d. Lukisan e. Keramik f. Senjata tradisional g. Alat musik h. Pakaian

i. Jamu dan kosmetik

Sebagai pulau yang memiliki berbagai campuran suku, seni budaya mengalami akulturasi dari berbagai suku yang mendiami pulau tersebut. berbagai produk anyaman pandan, senjata tradisional, alat music dan pakaian semuanya memiliki berbagai proses akulturasi dari berbagai suku.

(34)

Tabel 16 Lanjutan

NO UNSUR/ SUB UNSUR KETERANGAN NILAI

7 Variasi kegiatan promosi melalui:

a. Medai cetak (Koran/ surat kabar)

b. Internet c. Televisi

d. Pengunjung (leaflet, pamflet, booklet)

Promosi merupakan ujung tombak untuk menarik minat pengunjung, kegiatan promosi Pulau Bawean melalui berbagai media baik cetak maupun elektronik meskipun belum maksimal

3

8 Variasi tipe penginapan di dalam dan sekitar objek wisata; a. Pondok/ cottage b. Guest house c. Mess d. Home stay e. Camping ground

Bagi pengunjung yang berasal dari luar bawean sudah tersedia penginapan berupahotel dan pesanggrahan yang terdapat di kecamatan Sangkapura dengan harga yang sangat murah.

2

9 Jenis-jenis fasilitas dan pelayanan di dalam dan sekitar objek wisata:

a. Restoran

b. Warung makan/ minum c. Kios dan toko cindera

mata

d. Fasilitas kesehatan e. Fasilitas ibadah f. Fasilitas MCk g. Pusat informasi

Secara umum tidak ada fasilitas yang disediakan khusus untuk kepentingan wisata, untuk tempat makan berupa warung-warung yang biasanya dikelola oleh pendatang dari jawa. Kerajinan bawean banyak dijual di pasar tradisional. Fasilitas lain yang tersedia adalah rumah sakit dan temapt ibadah.

3

10 Jenis transportasi wisata yang ada: a. Bis/ minibus b. Truck/ pick up c. Jeep/ sedan d. Motor e. Sepeda f. Kuda g. Perahu

Saran transportasi yang biasa digunakan adalah mobil angkutan umum, motor, andong dan mobil sewa.

(35)

Tabel 16 Lanjutan

NO UNSUR/ SUB UNSUR KETERANGAN NO

11 Variasi infrastruktur di dalam dan sekitar objek wisata: a. Jalan utama

b. Jalan setapak c. Area parkir d. Suplai air bersih

e. Tempat pembuangan sampah dan limbah

f. Jaringan listrik g. Wartel dan pos h. Warnet

Infrastruktur yang tersedia untuk berupa jalan utama yang mengelilingi Pulau Bawean dan jalan sekuder yang menuju ke desa-desa dan tersambung ke objek wisata. Suplai air bersih diperoleh dari mata air pegunungan dialirkan menggunakan selang hasil swadaya masyarakat. Jaringan listrik yang tersedia mengunakan tenaga diesel meskipun ada sebagian desa yang belum kebagian dan berinisiatif menggunakan pembangkit tenaga air berskala kecil. Jaringan telepon sudah tersebar keberbagai desa sedangkan internet hanya ada di daerah kecamatan.

11

Tabel 17 Matrik dan penentuan nilai rating faktor-faktor kelemahan

NO UNSUR/ SUB UNSUR KETERANGAN NILAI

1 Variasi sulitnya menjumpai flora dan fauna langka (unik): a. Sulit dilihat

b. Medan berat c. Populasi jarang d. Tidak tentu

e. Pada periode musim tertentu

Melihat satwa endemik bawean adalah hal yang langka, karena selain populasinya yang jarang satwa ini sangat sensitif, pencium yang sangat tajam membuat satwa ini bisa mencium bau dari jarak yang cukup jauh. Pohon yang khas di bawean dan banyak diminati pengunjung terutama dari kalangan pemerintah adalah pohon santigi saat ini populasimya sudah sangat jarang hanya terdapat di tempat tertentu

(36)

Tabel 17 Lanjutan

NO UNSUR/ SUB UNSUR KETERANGAN NILAI

3 Variasi kerawanan objek wisata:

a. Perambahan

b. kebakaran

c. Gangguan terhadap flora

fauna

d. Gangguan binatang yang

berbahaya

e. Gangguan tumbuhan yang

berbahaya

Pulau Bawean memiliki hutan yang masih cukup luas untuk ukuran pulau kecil. Sampai saat ini perambahan masih terus terjadi. Kerusakan sebagian hutan bawean menyebabkan babi hutan turun ke desa-desa untuk berburu makanan

2

4 Variasi kerawanan bagi kenyamanan di dalam objek wisata:

a. Udara sekitar bau b. Banyak sampah c. Kebisingan

d. Dekat dengan lalu lintas umum

Pengeloaan sampah di berbagai tempat terutama di daerah yang memiliki penduduk yang padat belum dikelola dengan baik, biasanya sampah banyak dibuang ke laut, selokan atau sungai.

1

5 Variasi kelemahan dalam fasilitas dan dan pelayanan di dalam dan sekitar objek wisata (Bobot 2):

a. Pelayanan jauh dan tidak lengkap

b. Fasilitas ibadah tidak memadai

c. Tidak tersedia toko cindera mata

d. Kebersihan rumah makan (warung, restoran) tidak terjaga dengan baik

e. Fasilitas informasi tidak ada atau tidak dipakai

Fasilitas penunjang yang disediakan khusus untuk kepentingan wisata tidak ada, sehingga kebanyakan objek wisata yang ada tidak dikelola dengan baik. Toko khusus yang menjual cendera mata tidak ada, jika ingin memperoleh kerjinan bisa ditemukan di pasar-pasar tradisional.

(37)

Tabel 17 Lanjutan

NO UNSUR/ SUB UNSUR KETERANGAN NILAI

6 Berbagai kelemahan infrastruktur:

a. Jalan utama belum dibangun, rusak atau tidak bisa dilalui kendaraan roda empat

b. Tidak terdapat rambu-rambu lalu lintas dan papan petunjuk arah

c. Jalan setapak pada musim hujan licin dan berbahaya d. Area parkir pada musim

hujan tergenang air

e. Suplai air pada musim kemarau berkurang/ terhenti f. Tidak tersedia papan

interpretasi di dalam dan sekitar objek wisata

Jalan lingkar bawean yang merupakan jalan utama sampai saat ini tidak semua kondisinya baik. Bahkan terdapat jembatan di Kecamatan Tambak yang rusak. Pada musim hujan beberapa desa mengalami banjir sehingga mengganggu lalu lintas umum, interpretasi untuk wisata tidak tersedia, suplai air bersih dimusim kemarau mulai berkurang karena mengandalkan air gunung.

3

7 Berbagai kelemahan dalam promosi:

a. Upaya promosi kurang b. Tidak tersedia dana

promosi dan pemasaran c. Tidak terdapat paket

wisata yang dipromosikan d. Tidak terdapat pihak yang

mempromosikan

Promosi yang dilakukan sangat minim, pihak yang berwenang dalam mempromosikan adalah Dinas Pariwisata Kabupaten Gresik. Paket wisata sampai saat ini belum tersedia.

3

Tabel 18 Matrik dan penentuan nilai rating faktor-faktor peluang

NO UNSUR/ SUB UNSUR KETERANGAN NILAI

1 Pendapat dan interaksi masyarakat sekitar:

a. Ada dukungan masyarakat b. Harapan besar untuk

terlibat dalam kegiatan wisata

c. Kesediaan untuk menjaga sumberdaya alam

d. Masyarakat mengetahui lokasi objek wisata

Masyarakat bawean sangat tertarik dengan adanya tempat wisata di Pulau Bawean, hal ini terlihat dari minat masyarakat yang tinggi untuk mengunjungi berbagai objek wisata yang ada terutama saat hari libur. Dukungan masyarakat lainnya terlihat dari adanya beberapa tempat wisata yang dikelola masyarakat.

(38)

Tabel 18 Lanjutan

NO UNSUR/ SUB UNSUR KETERANGAN NILAI

1 Pendapat dan interaksi masyarakat sekitar:

e. Ada dukungan masyarakat f. Harapan besar untuk

terlibat dalam kegiatan wisata

g. Kesediaan untuk menjaga sumberdaya alam

h. Masyarakat mengetahui lokasi objek wisata

Masyarakat bawean sangat tertarik dengan adanya tempat wisata di Pulau Bawean, hal ini terlihat dari minat masyarakat yang tinggi untuk mengunjungi berbagai objek wisata yang ada terutama saat hari libur. Dukungan masyarakat lainnya terlihat dari adanya beberapa tempat wisata yang dikelola masyarakat.

2

2 Berbagai dukungan stakeholders terhadap kegiatan wisata:

a. Ada dukungan pemerintah daerah

b. Ada dukungan masyarakat sekitar

c. Ada dukungan masyarakat sekitar

d. Ada dukungan perguruan tinggi

Bentuk dukungan pemerintah dan stakeholders dengan penyediaan kapal bahari express sebagai sarana transportasi laut, pembangunan pelabuhan dilamongan oleh pemerintah Jawa Timur, dan lapangan terbang di desa Tanjun Ori Bawean.

3

3 Kondisi strategis dan transportasi lancar:

a. Dikelilingi jalan raya

b. Jarak dengan pusat kota <

50 Km

c. Transportasi mudah d. Jalan cukup baik

Menuju ke objek wisata banyak masyarakat yang menggunakan kendaraan roda dua dan angkutan umum, karena semua objek bisa dijangkau oleh kendaraan roda dua dan empat meskipun kondisi jalan tidak semua baik

2

4 Variasi transportasi umum yang melewati lokasi:

a. Bis b. Minibus c. Angkot d. Ojek e. Kapal laut

Transportasi yang biasa digunakan adalah kendaraan umum sejenis Mitsubishi L300 dan motor, selain itu bisa menggunakan mobil sewa yaitu kijang, avanza, dan carry.

(39)

Tabel 19 Matrik dan penentuan nilai rating faktor-faktor ancaman

NO UNSUR/ SUB UNSUR KETERANGAN NILAI

1 Variasi ancaman aktivitas manusia: a. Perburuan satwa b. Perambahan c. Penebangan liar d. Penambangan liar e. Vandalisme

Berbagai aktivitas yang mengancam adalah adanya penebangan dan penambangan liar serta vandalism yang dilakukan pengunjung. Kegiatan penebangan masih sering masyarakat lakukan di hutan kawasan konservasi. Kegiatan penambangan banyak dilakukan di pantai yaitu penambangan pasir yang menyebabkan beberapa objek wisata menjadi rusak, sedangkan penambangan batu banyak terjadi dibukit-bukit, selain banyak terjadi penambangan batu onix

4

2 Variasi ancaman bencana alam terhadap objek wisata: a. Gempa bumi

b. Kebakaran c. Tanah longsor d. Hujan dan badai e. Banjir

f. Gelombang pasang

Tahun 2008 Pulau Bawean mengalami gempa yang mengakibatkan longsor, banjir dan badai sudah menjadi langganan saat musim hujan tiba terutama saat musim angin barat.

3

3 Variasi ancaman perubahan budaya:

a. Perubahan kebiasaan dalam upacara ritual

b. Perubahan kearifan local/ adat istiadat

c. Perubahan perilaku, sopan santun

d. Perubahan gaya hidup

(pakaian dan makanan)

Perkembangan wisata disuatu daerah bisa menyebabkan terjadinya degradasi social budaya yang meliputi perubahan prilaku, sopan santun, gaya berpakaian.

4 4 Variasi ancaman pencemaran: a. Pencemaran air b. Pencemaran udara c. Penumpukan sampah d. Kebisingan e. Pencemaran budaya

Pulau Bawean belum memiliki pengelolaan lingkungan yang baik, sehingga pembuangan sampah dan limbah rumah tangga banyak dilakukan di sungai dan laut.

3

Berdasarkan hasil penilaian terhadap masing-masing faktor (Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman) maka disusun tabel IFA (Internal Faktor

(40)

menyajikan hasil perhitungan antara bobot, nilai dan jumlah (Bobot X Nilai) yang disajikan pada Tabel 20.

Tabel 20 Kriteria penilaian dan pengembangan objek dan daya tarik wisata alam menggunakan metode SWOT

No Faktor Internal Nilai Bobot Jumlah (Bobot X

Nilai) Kekuatan

1 Memiliki variasi bentang alam 4 0.091 0.364 2 Memiliki keunikan sumberdaya

alam 4 0.091 0.364

3 Memiliki bangunan dan benda

bersejarah atau tradisional 4 0.091 0.364 4 Terdapat kegiatan wisata alam 4 0.091 0.364 5 Memiliki atraksi budaya 4 0.091 0.364 6 Ada usaha souvenir/ kerajinan

tangan 2 0.091 0.182

7 Adanya kegiatan promosi 3 0.030 0.091 8 Memiliki penginapan di dalam

dan sekitar objek wisata 3 0.045 0.136 9 Ketersediaan fasilitas dan

pelayanan di dalam dan sekitar objek wisata

3 0.030 0.091

10 Tersedia sarana transportasi 3 0.030 0.091 11 Tersedia infrastruktur di dalam

dan sekitar objek wisata 4 0.030 0.121

Jumlah Total 2.530

No Kelemahan Nilai Bobot Jumlah (Bobot X

Nilai) 1 Kesulitan menjumpai flora fauna 4 0.076 0.303 2 Akses menuju objek wisata 3 0.015 0.045 3 Adanya kerawanan objek wisata 2 0.045 0.091 4 Adanya kerawanan bagi

kenyaman di dalam objek wisata 1 0.045 0.045 5 Kurangnya fasilitas dan

pelayanan di dalam dan sekitar objek wisata

2 0.030 0.061

6 Minimnya frastruktur 3 0.030 0.091

7 Minimnya promosi 3 0.045 0.136

(41)

Tabel 20 Lanjutan

No Faktor Eksternal nilai bobot

Jumlah (Bobot X Nilai) Peluang 1 Dukungan masyarakat sekitar 2 0.17 0.34 2 Dukungan stakeholder 3 0.17 0.51 3 Letak strategis dan

transportasi lancar 2 0.06 0.12 4 Tersedia transportasi umum

yang melewati lokasi 3 0.06 0.18

Jumlah Total 1.15

No Ancaman nilai bobot Jumlah

1 Aktivitas manusia 4 0.17 0.68 2 Bencana alam terhadap

objek wisata 3 0.17 0.51

3 Perubahan budaya 4 0.1 0.4

4 Pencemaran 3 0.1 0.3

Jumlah Total 1.89

Berdasarkan tabel IFA dan EFA dapat diketahui nilai perhitungan antara factor internal dan eksternal yang selanjutnya mengetahui strategi yang harus digunakan menghadapi kondisi tersebut yang disajikan pada Gambar 20. Proses perhitungan nilai faktor internal dan eksternal adalah sebagai berikut:

Kekuatan (Strengths) – Kelemahan (Weaknesses) = 2.530-0.773 = 1.758 Peluang (Opportunities) – Ancaman (Threats) = 1.15-1.89 = -0.74

(42)

Pada gambar tersebut Pulau Bawean berada pada posisi (quadran) dua. Sehingga strategi yang harus diterapkan adalah diversifikasi (Rangkuti 2003). Strategi ini menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang yaitu dengan mendorong segala objek wisata yang ada baik wisata alam, budaya, seni dan sejarah untuk terus berkembang. Hal ini diperlukan dalam rangka mengurangi dampak dari ancaman.

Strategi pengembangan wisata di Pulau Bawean bisa juga diketahui dengan menggunakan matrik internal eksternal. Nilai matrik internal sebesar 3,303 dan eksternal sebesar 3,04 sehingga apabila nilai tersebut dipetakan pada matrik internal eksternal berada pada posisi satu yaitu Growth (konsentrasi melalui integrasi vertical) yang disajikan pada Gambar 21.

(43)

Total Skor IFE Tinggi 4 Rata-rata 3 Lemah 2 Tinggi (3) 1 GROWTH Konsentrasi melalui integrasi vertikal 2 GROWTH Konsentrasi melalui integrasi horizontal 3 RETRENCHMENT Turnaround Total Skor EFE 4 STABILITY Hati-hati 5 GROWTH Konsentrasi melalui integrasi horizontal STABILITY Tak ada perubahan profit strategi 6 RETRENCHMENT Captive company atau divestment Rata-rata (2) Rendah (1) 7 GROWTH Difersifikasi konsentrik 8 GROWTH Diversifikasi konglomerat 9 RETRENCHMENT Bangrut atau Likuidasi

Gambar 21 Matrik Internal Eksternal (Rangkuti 2003).

Nilai faktor internal dan eksternal keduanya tergolong tinggi karena nilainya di atas tiga. Sehingga apabila masing-masing nilai tersebut dipetakan sesuai gambar 21, maka posisi Pulau Bawean berada pada kotak (kuadran) satu. Rangkuti (2003) menyatakan bahwa posisi tersebut mengindikasikan strategi pertumbuhan dengan konsentrasi melalui integrasi vertikal diperlukan untuk mengembangkan wisata Pulau Bawean.

Setelah diketahui posisi Pulau Bawean berdasarkan hasil uraian faktor-faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman, maka langkah selanjutnya adalah menyusun faktor-faktor strategi berkaitan dengan upaya untuk mengembangkan wisata di Pulau Bawean dengan menggunakan matrik SWOT. Berbagai alternative strategi yang dapat dilakukan dalam mengembangkan wisata di Pulau Bawean yang disajikan pada Gambar 22. Dalam matrik SWOT tersebut, strategi yang dapat dipilih mencakup strategi S-O (Strenghts-Opportunities),

(44)

strategi W-O (Weaknesses-Opportunities), strategi S-T (Strenghts-Threats) dan strategi W-T (Weakesses-Threats). Namun posisi Pulau Bawean berdasarkan Hasil analisis SWOT berada pada kuadran II, maka dari itu alterative strategi yang adalah S-T (Strenghts-Threats).

Strategi yang harus disiapkan dalam rangka memanfaatkan kekuatan yang dimiliki oleh pulau Bawean untuk mengatasi ancaman yang dihadapi dalam mengembangkan wisata di Pulau Bawean, maka perlu dilakukan faktor strategi sebagai berikut:

1. Memanfaatkan seluruh sumberdaya yang ada sebagai daya tarik wisata yang dimiliki Pulau Bawean yang meliputi wilayah laut, pantai dan pegunungan dengan alternative wisata meliputi: wisata alam, sejarah, budaya, pendidikan. 2. Memperkuat kerjasama dengan berbagai stakeholder untuk meningkatkan

perekonomian lokal dan peningkatan sumberdaya manusia sehingga mengurangi ancaman terhadap sumberdaya wisata. Kerjasama bisa dilakukan dengan masyarakat sekitar maupun dengan pihak swasta, dalam hal ini para agen wisata dan para investor sehingga dengan adanya kegiatan wisata ekonomi masyarakat lokal terangkat dan mengurangi ancaman terhadap sumberdaya alam.

3. Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana serta kualitas sumberdaya manusia. Peningkatan kualitas jalan, shelter dan fasilitas interpretasi.

Gambar

Tabel 6  Karakteristik pengunjung
Tabel 8 Motivasi pengunjung
Gambar 11 Kuburan yang dikeramatkan di Pulau Bawean
Gambar 12 Peninggalan sejarah di Pulau Bawean
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sabda dan Dawuh Sultan HB X selama 2015 menunjukkan melemahnya rezim, baik internal di dalam keluarga inti Kasultanan maupun eksternal di masyarakat Yogyakarta, karena aturan main

Spesies bakteri yang ditemukan berbeda-beda karena jenis dari ikan fermentasi juga berbeda baik itu dari ikan segar yang digunakan, bahan untuk fermentasi serta

Teamwork yang dibentuk sebaiknya terdiri dari para personil yang erat kaitannya dengan aplikasi yang berjalan di atas jaringan tersebut, tidak hanya para personil yang paham

Perbandingan Desa Penerima Alokasi Dana Desa (ADD) Terkecil dan Terbesar Simulasi satu (1) perKecamatan Kabupaten Dairi Tahun 2010 .... Perbandingan Desa Penerima Alokasi Dana

Klasiber Log dan Keaktif an Post dan Reply Forum C, D, E 15 Mahasiswa memahami konsep dan aplikasi paradigma pemrograman deklaratif Fungsi dan Ekspresi,Fun gsi-fungsi

PERCUMA Naik Taraf Telefon PERCUMA Perlindungan Telefon 365 Pelan ansuran telefon yang berikan lebih untuk wang anda.. Pelan lebih pintar,

Dengan adanya program dan kegiatan yang dilaksanakan mulai tahun 2013 sampai dengan tahun 2017 , Pemerintah telah mengupayakan pengoptimalan pelaksanaan program dan kegiatan,

6.3.1 Lantik penyelaras/pengajar berkaitan secara bertulis setelah dipersetujui dalam Mesyuarat Jabatan atau mesyuarat lain yang berkenaan selewat-lewatnya empat (4)