• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELETIAN

3.7 Analisis Uji Coba Instrumen

Dalam penelitian ini tes uji coba dilakukan kepada kelompok yang bukan merupakan sampel. Tes uji coba ini merupakan langkah yang penting karena nantinya hasil dari tes ini akan digunakan untuk mengidentifikasi soal yang baik, kurang baik, dan tidak baik. Dari hasil identifikasi maka akan diperoleh informasi soal mana saja yang diterima, diperbaiki, atau ditolak.

3.7.1 Analisis Validitas Item

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2012: 348). Pada penelitian ini, untuk mengetahui validitas butir soal digunakan rumus korelasi product moment sebagai berikut.

∑ ∑ ∑

√ ∑ ∑ ∑ ∑

Keterangan: = Koefisien korelasi antara X dan Y

= Banyaknya subjek/siswa yang diteliti ∑ = Jumlah skor tiap butir soal

∑ = Jumlah skor total

∑ = Jumlah kuadrat skor butir soal

∑ = Jumlah kuadrat skor total (Arikunto, 2009: 72). Hasil perhitungan dibandingkan dengan tabel kritis r product moment

dengan taraf signifikansi = 5%. Jika , maka soal tersebut valid.

Dalam penelitian ini, jika indikator belum terwakili dalam soal maka peneliti mengganti butir yang tidak valid dengan butir lainnya yang memiliki indikator yang sama. Sedangkan jika indikator sudah terwakili oleh butir lain yang telah valid dalam soal maka peneliti tidak menggunakan atau membuang butir yang tidak valid tersebut.

Soal yang diujicobakan berupa soal uraian yang terdiri atas 10 soal. Soal ini diujicobakan di kelas VIII H yang diikuti oleh 27 siswa. Hasil perhitungan validitas uji coba soal dapat dilihat pada tabel 3.4 berikut.

Tabel 3.4 Perolehan Validitas Butir Soal Butir Soal Skor Validitas Kriteria

1 0,731799 Valid 2 0,69872 Valid 3 0,774151 Valid 4 0,411325 Valid 5 0,697827 Valid 6 0,838662 Valid 7 0,753499 Valid 8 0,432854 Valid 9 0,124016 Tidak Valid 10 0,632258 Valid r = 0,3809

Berdasarkan hasil uji coba soal diperoleh bahwa dari 10 soal yang diujicobakan terdapat sembilan butir soal yang valid (butir 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, dan 10). Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 9.

3.7.2 Analisis Reliabilitas

Reliabilitas berhubungan dengan ketetapan hasil suatu tes. Instrumen yang reliabel berarti instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2012: 348).

Reliabilitas tes pada penelitian ini diukur dengan menggunakan alpha sebagai berikut.

[ ] [ ]

Keterangan: = Reliabilitas tes secara keseluruhan

= Banyaknya butir item

= Jumlah varians skor tiap-tiap item = Varians total

Dengan rumus varians total adalah sebagai berikut.

∑ ∑

Keterangan: = Skor total

= Jumlah peserta tes (Arikunto, 2009: 109-110). Kriteria pengujian reliabilitas tes yaitu nilai dibandingkan dengan harga , jika maka item tes yang diujicobakan reliabel. Dalam hal lain

item tes yang diujicobakan tidak reliabel.

Berdasarkan hasil uji coba diperoleh koefisien reliabilitas sebesar 0,814665. Koefisien reliabilitas 0,814665 lebih besar dibandingkan dengan = 0,3809.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa soal tersebut reliabel, artinya soal tersebut dapat digunakan untuk menguji literasi matematika siswa. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 10.

3.7.3 Analisis Tingkat Kesukaran

Bermutu atau tidaknya butir soal dapat diketahui dari derajat kesukaran atau taraf kesulitan yang dimiliki oleh masing-masing butir soal. Menurut Arikunto (2009: 207), soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan soal yang tidak terlalu sukar. Untuk menghitung tingkat kesukaran soal bentuk uraian, dapat menggunakan rumus sebagai berikut.

Kemudian dilanjutkan dengan proses berikut.

Hasil perhitungan dengan menggunakan rumus diatas menggambarkan tingkat kesukaran soal. Klasifikasi tingkat kesukaran soal dapat menggunakan kriteria berikut.

TK < 0,3 = soal tergolong sukar 0,3 ≤ TK ≤ 0,7 = soal tergolong sedang

TK > 0,7 = soal tergolong mudah (Arifin, 2012 : 349).

Setelah dilakukan uji coba dan perhitungan tingkat kesukaran diperoleh hasil seperti pada tabel 3.5 berikut.

Tabel 3.5 Perolehan Tingkat Kesukaran Butir Soal

Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

TK 0,489 0,463 0,482 0,269 0,415 0,383 0,320 0,096 0,187 0,228 Berdasarkan hasil tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa butir soal 1, 2, 3, 5, 6, dan 7 tergolong dalam kriteria soal sedang. Untuk butir soal 4, 8, 9, dan 10 tergolong dalam kriteria soal sukar. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 11.

3.7.4 Analisis Daya Beda

Daya beda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang kurang pandai (berkemampuan rendah) (Arikunto, 2009: 211). Daya beda dapat diketahui dengan melihat besar kecilnya angka indeks diskriminasi yang menunjukkan besar

kecilnya daya beda yang dimiliki oleh sebutir soal. Rumus yang digunakan untuk menghitung daya beda adalah sebagai berikut.

Keterangan: D = Daya Beda

= Rata-Rata Skor Kelompok Atas = Rata- Rata Skor Kelompok Bawah maks = Skor maksimal

Interpretasi hasil dari daya beda dapat dilihat dalam tabel berikut.

Tabel 3.6 Klasifikasi dan Interpretasi Hasil Daya Beda yang Dikembangkan oleh Ebel

Index of Discrimination (D) Item Evaluation 0,40 and up Very good items

0,30 – 0,39 Reasonably good, but possibly subject to improvement

0,20 – 0,29 Marginal item, usually needing and being subject to improvement

Below - 0,19 Poor items, to be rejected or improved by revision

(Arifin, 2012: 351) Setelah dilakukan uji coba dan perhitungan daya beda diperoleh hasil seperti pada tabel 3.7 berikut.

Tabel 3.7 Perolehan Daya Beda Butir Soal Butir Soal Skor Daya Beda Kriteria

1 0,328571 Baik 2 0,457143 Sangat Baik 3 0,457143 Sangat Baik 4 0,257143 Cukup 5 0,504762 Sangat Baik 6 0,557143 Sangat Baik 7 0,357143 Baik 8 0,071429 Kurang Baik 9 0,021429 Kurang Baik 10 0,235714 Cukup

Berdasarkan hasil tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa butir soal 2, 3, 5, dan 6 memiliki daya beda yang sangat baik. Butir soal 1 dan 7 memiliki daya beda

yang baik. Butir soal 4 dan 10 memiliki daya beda yang cukup. Butir soal 8 dan 9 memiliki daya beda yang kurang baik. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 12.

3.7.5 Penentuan Instrumen

Setelah dilakukan analisis validitas butir soal, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya beda, maka selanjutnya adalah penentuan instrumen tes literasi matematika yang akan digunakan sebagai instrumen penelitian. Berikut disajikan tabel 3.8 mengenai hasil analisis tersebut.

Tabel 3.8 Hasil Analisis Instrumen Tes Butir

Soal Validitas

Tingkat

Kesukaran Daya Beda Keterangan

1 Valid Sedang Baik Dipakai

2 Valid Sedang Sangat Baik Dipakai 3 Valid Sedang Sangat Baik Dipakai

4 Valid Sukar Cukup Diperbaiki

5 Valid Sedang Sangat Baik Dipakai 6 Valid Sedang Sangat Baik Dipakai

7 Valid Sedang Baik Dipakai

8 Valid Sukar Kurang Baik Tidak Dipakai 9 Tidak Valid Sukar Kurang Baik Tidak Dipakai

10 Valid Sukar Cukup Dipakai

Bedasarkan analisis reliabilitas tes diperoleh instrumen tes yang diujicobakan reliabel. Dari tabel 3.8 terdapat 8 soal yang dapat digunakan dari 10 butir soal yang diujicobakan. Dari 8 soal yang dapat digunakan telah memenuhi 7 indikator literasi matematika. Soal-soal yang digunakan sebagai instrumen tes literasi matematika adalah butir soal 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, dan 10. Kisi-kisi, soal uji coba, kunci jawaban, dan perhitungan hasil uji coba tersaji dalam lampiran 5-8.

Dokumen terkait