BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
B. Analisis Uji Statistik Deskriptif
Pada bagian ini akan dideskripsikan dari data masing-masing variabel
yang menampilkan karakteristik dari sampel yang digunakan dalam penelitian
ini. Karakteristik sampel tersebut meliputi: nilai rata-rata sampel, nilai
75 dalam penelitian ini meliputi 6 variabel, yaitu struktur modal (DER),
penerapan corporate governance (CGPI), firm age (AGE), firm size (SIZE),
growth asset (GROWTH) dan business risk (RISK). Adapun perhitungan data
variabel pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Struktur Modal (DER)
Debt Equity Ratio (DER) merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur struktur modal yang digunakan perusahaan, karena struktur
modal tersebut merupakan kombinasi dari hutang dan ekuitas yang
digunakan untuk mendanai proyek perusahaan. DER terdiri dari total
asset/total equity, dimana jika nilai DER bernilai lebih dari satu maka
perusahaan memiliki jumlah hutang yang lebih besar dari pada modal
sendiri.
Tabel 4.1
Deskripsi Rata-rata DER
No. Emiten 2009 2010 2011 2012 2013 1 ANTM 0,21 0,28 0,41 0,54 0,71 2 BMRI 10,24 9,81 7,81 7,31 7,26 3 BBNI 10,88 6,50 6,92 6,66 7,11 4 PTBA 0,40 0,36 0,41 0,50 0,55 5 GIAA 3,60 2,95 1,39 1,26 1,64 6 JSMR 1,17 1,37 1,32 1,53 1,61 7 TLKM 1,22 0,98 0,69 0,66 0,83 8 TINS 0,42 0,40 0,43 0,34 0,61 3,52 2,83 2,42 2,35 2,54 10,88 9,81 7,81 7,31 7,26 0,21 0,28 0,41 0,34 0,55 Rata-rata Maksimum Minimum Sumber: Data diolah
76 Berdasarkan data hasil DER dari masing-masing perusahaan pada
tabel 4.1, diketahui rata-rata tingkat DER pada tahun 2009 sebesar 3,52.
Untuk tingkat DER maksimum pada tahun 2009 dimiliki oleh PT Bank
Negara Indonesia Tbk sebesar 10,88 sedangkan untuk tingkat DER
minimum pada tahun 2009 dimiliki oleh PT Aneka Tambang Tbk sebesar
0,21. Pada tahun 2010 rata-rata tingkat DER adalah 2,83. Untuk tingkat
DER maksimum pada tahun 2010 dimiliki oleh PT Bank Mandiri Tbk
sebesar 9,81 sedangkan untuk tingkat DER minimum pada tahun 2010
dimiliki oleh PT Aneka Tambang Tbk sebesar 0,28. Pada tahun 2011
rata-rata tingkat DER adalah 2,42. Untuk tingkat DER maksimum pada tahun
2011 dimiliki oleh PT Bank Mandiri Tbk sebesar 7,81 sedangkan untuk
tingkat DER minimum pada tahun 2011 dimiliki oleh PT Aneka Tambang
Tbk sebesar 0,41. Pada tahun 2012 rata-rata tingkat DER adalah 2,35.
Untuk tingkat DER maksimum pada tahun 2012 dimiliki oleh PT Bank
Mandiri Tbk sebesar 7,31 sedangkan untuk tingkat DER minimum pada
tahun 2012 dimiliki oleh PT Timah Tbk sebesar 0,34. Pada tahun 2013
rata-rata tingkat DER adalah 2,54. Untuk tingkat DER maksimum pada
tahun 2013 dimiliki oleh PT Bank Mandiri Tbk sebesar 7,26 sedangkan
untuk tingkat DER minimum pada tahun 2013 dimiliki oleh PT Bukit
Asam Tbk sebesar 0,55.
Tingkat DER perusahaan pada tahun 2009-2013 banyak
perusahaan yang memiliki nilai diatas satu, ini berarti menandakan banyak
perusahaan yang lebih memilih modal dengan berhutang dibandingkan
77 tingkat pembayaran pajak pada perusahaan tersebut sehingga lebih banyak
menghasilkan keuntungan dengan berkurangnya pajak yang dibayarkan
perusahaan.
2. Penerapan Corporate Governance (CGPI)
Corporate Governance Perception Index (CGPI) yaitu program
riset dan pemeringkatan penerapan good corporate governance (GCG)
pada perusahaan-perusahaan di Indonesia melalui perancangan riset yang
mendorong perusahaan meningkatkan kualitas penerapan konsep
corporate governance dengan melaksanakan evaluasi dan benchmarking
sebagai upaya perbaikan yang berkesinambungan (continuous
improvement). CGPI telah diselenggarakan oleh IICG bekerjasama dengan
Majalah SWA sebagai program rutin tahunan sejak tahun 2001 sebagai
bentuk penghargaan terhadap inisiatif dan hasil upaya perusahaan dalam
mewujudkan bisnis yang beretika dan bermartabat. Kepesertaan CGPI
bersifat sukarela dan melibatkan peran aktif perusahaan bersama seluruh
stakeholders dalam memenuhi tahapan pelaksanaan program CGPI, dan
hal tersebut menunjukkan komitmen bersama dalam memasyarakatkan
GCG, karena program CGPI berupaya mendorong dan menuntut
perusahaan peserta untuk melakukan perbaikan atau peningkatan praktik
78 Tabel 4.2
Deskripsi Rata-rata CGPI
No. Emiten 2009 2010 2011 2012 2013 1 ANTM 85,99 86,15 86,55 88,71 88,92 2 BMRI 91,67 91,81 91,91 91,88 92,36 3 BBNI 84,58 85,35 85,75 86,07 87,19 4 PTBA 84,11 84,33 82,55 83,80 84,09 5 GIAA 85,26 85,82 85,84 85,93 85,40 6 JSMR 82,65 83,41 83,65 84,52 85,16 7 TLKM 89,04 89,10 89,57 90,58 90,66 8 TINS 73,19 70,73 75,68 77,81 80,10 84,56 84,59 85,19 86,16 86,74 91,67 91,81 91,91 91,88 92,36 73,19 70,73 75,68 77,81 80,10 Rata-Rata M aksimum M inimun Sumber: CGPI
Berdasarkan data hasil CGPI dari masing-masing perusahaan pada
tabel 4.2, diketahui rata-rata tingkat CGPI pada tahun 2009 sebesar 84,56.
Untuk tingkat CGPI maksimum pada tahun 2009 dimiliki oleh PT Bank
Mandiri Tbk sebesar 91,67 sedangkan untuk tingkat CGPI minimum pada
tahun 2009 dimiliki oleh PT Timah Tbk sebesar 73,19. Pada tahun 2010
rata-rata tingkat CGPI adalah 84,59. Untuk tingkat CGPI maksimum pada
tahun 2010 dimiliki oleh PT Bank Mandiri Tbk sebesar 91,81 sedangkan
untuk tingkat CGPI minimum pada tahun 2010 dimiliki oleh PT Timah
Tbk sebesar 70,73. Pada tahun 2011 rata-rata tingkat CGPI adalah 85,19.
Untuk tingkat CGPI maksimum pada tahun 2011 dimiliki oleh PT Bank
Mandiri Tbk sebesar 91,91 sedangkan untuk tingkat CGPI minimum pada
tahun 2011 dimiliki oleh PT Timah Tbk sebesar 75,68. Pada tahun 2012
79 tahun 2012 dimiliki oleh PT Bank Mandiri Tbk sebesar 91,88 sedangkan
untuk tingkat CGPI minimum pada tahun 2012 dimiliki oleh PT Timah
Tbk sebesar 77,81. Pada tahun 2013 rata-rata tingkat CGPI adalah 86,74.
Untuk tingkat CGPI maksimum pada tahun 2013 dimiliki oleh PT Bank
Mandiri Tbk sebesar 92,36 sedangkan untuk tingkat CGPI minimum pada
tahun 2013 dimiliki oleh PT Timah Tbk sebesar 80,10.
Tahun 2009-2013 dapat dilihat telah terjadi peningkatan rata-rata
tingkat CGPI, hal ini mengindikasikan bahwa kesadaran perusahaan
megenai penerapan corporate governance semakin meningkat. Dengan
semakin meningkatnya kesadaran perusahaan dalam penerapan corporate
governance ini diharapkan akan semakin tinggi pula tingkat kepercayaan
masyarakat dan investor untuk melakukan bisnis dengan perusahaan
tersebut.
3. Firm Age (AGE)
Firm age atau age merupakan usia perusahaan dimana perusahaan
tersebut telah berapa lama mampu bertahan, bersaing, dan mengambil
kesempatan bisnis yang ada dalam perekonomia. Semakin lama
perusahaan beroperasi maka kemungkinan besar perusahaan tersebut akan
menyediakan banyak informasi mengenai perusahaan yang lebih banyak
dan lebih luas dibandingkan perusahaan yang baru berdiri. Perusahaan
dengan usia yang lebih lama biasanya lebih dipercaya daripada perusahaan
yang baru berdiri. Age ini didapat dengan perhitungan dari Ln (Tahun
80 semakin lama perusahaan tersebut berdiri dan semakin banyak
pengalaman dalam melakukan bisnis.
Tabel 4.3
Deskripsi Rata-rata Age
No. Emiten 2009 2010 2011 2012 2013 1 ANTM 3,71 3,74 3,76 3,78 3,81 2 BMRI 2,40 2,48 2,56 2,64 2,71 3 BBNI 4,14 4,16 4,17 4,19 4,20 4 PTBA 3,33 3,37 3,40 3,43 3,47 5 GIAA 4,11 4,13 4,14 4,16 4,17 6 JSMR 3,43 3,47 3,50 3,53 3,56 7 TLKM 5,03 5,04 5,04 5,05 5,06 8 TINS 3,50 3,53 3,56 3,58 3,61 3,71 3,74 3,77 3,80 3,82 5,03 5,04 5,04 5,05 5,06 2,40 2,48 2,56 2,64 2,71 Maksimum Minimum Rata-rata
Sumber: Data diolah
Berdasarkan hasil perhitungan age masing-masing perusahaan
pada tabel 4.3, dapat diketahui rata-rata tingkat age pada tahun 2009
sebasar 3,71. Untuk tingkat age maksimum pada tahun 2009 dimiliki oleh
PT Telekomunikasi Indonesia Tbk sebesar 5,03 sedangkan untuk tingkat
age minimum pada tahun 2009 dimiliki oleh PT Bank Mandiri Tbk
sebesar 2,40. Pada tahun 2010 rata-rata tingkat age sebesar 3,74. Untuk
tingkat age maksimum pada tahun 2010 dimiliki oleh PT Telekomunikasi
Indonesia Tbk sebesar 5,04 sedangkan untuk tingkat age minimum pada
tahun 2010 dimiliki oleh PT Bank Mandiri Tbk sebesar 2,48. Pada tahun
2011 rata-rata tingkat age adalah 3,77. Untuk tingkat age maksimum pada
81 sedangkan untuk tingkat age minimum pada tahun 2011 dimiliki oleh PT
Bank Mandiri Tbk sebesar 2,56. Pada tahun 2012 rata-rata tingkat age
sebesar 3,80. Untuk tingkat age maksimum pada tahun 2012 dimiliki oleh
PT Telekomunikasi Indonesia Tbk sebesar 5,05 sedangkan untuk tingkat
age minimum pada tahun 2012 dimiliki oleh PT Bank Mandiri Tbk
sebesar 2,64. Pada tahun 2013 rata-rata tingkat age adalah 3,82. Untuk
tingkat age maksimum pada tahun 2013 dimiliki oleh PT Telekomunikasi
Indonesia Tbk sebesar 5,06 sedangkan untuk tingkat age minimum pada
tahun 2013 dimiliki oleh PT Bank Mandiri Tbk sebesar 2,71.
Rata-rata tingkat age yang dimiliki perusahaan semakin meningkat
sehingga hal ini mampu menunjukkan seberapa lama perusahaan tersebut
telah berdiri, dan semakin lama perusahaan tersebut berdiri maka akan
semakin banyak pula pengalaman perusahaan tersebut yang telah
dilaluinya. Namun ada yang menarik disini karena terdapat perusahaan
yang paling rendah tingkat age-nya yaitu PT Bank Mandiri Tbk, hal ini
dikarenakan perusahaan perbankan ini merupakan gabungan dari beberapa
perusahaan (merger) yang dibentuk dari beberapa bank yang telah
mengalami kegagalan di masa krisis di tahun 1998. Sehingga karena masih
terbilang baru perusahaan ini sangat bekerja keras tetap berusaha untuk
dapat meyakinkan dan menarik para investor.
4. Firm Size (SIZE)
Firm size atau size atau ukuran perusahaan merupakan proksi dari
82 dangan cara Log (total asset). Semakin besar nilai size bagi perusahaan
maka dapat dilihat akan semakin kecil risiko kebangkrutannya sehingga
akan lebih mudah untuk mengakses perolehan dana pinjaman.
Tabel 4.4
Deskripsi Rata-rata Size
No. Emiten 2009 2010 2011 2012 2013 1 ANTM 13,00 13,09 13,18 13,29 13,34 2 BMRI 14,60 14,65 14,74 14,80 14,87 3 BBNI 14,36 14,40 14,48 14,52 14,59 4 PTBA 12,91 12,94 13,06 13,10 13,07 5 GIAA 13,17 13,14 13,26 13,44 13,51 6 JSMR 13,21 13,28 13,33 13,39 13,45 7 TLKM 13,99 14,00 14,01 14,05 14,11 8 TINS 12,69 12,77 12,82 12,79 12,90 13,49 13,53 13,61 13,67 13,73 14,60 14,65 14,74 14,80 14,87 12,69 12,77 12,82 12,79 12,90 Rata-rata Maksimum Minimum Sumber: Data diolah
Berdasarkan hasil perhitungan size dari masing-masing perusahaan
pada tabel 4.4, dapat diketahui rata-rata tingkat size pada tahun 2009 yaitu
sebesar 13,49. Untuk tingkat size maksimum pada tahun 2009 dimiliki
oleh PT Bank Mandiri Tbk sebesar 14,60 sedangkan untuk tingkat size
minimum pada tahun 2009 dimiliki oleh PT Timah Tbk sebesar 12,69.
Pada tahun 2010 rata-rata tingkat size sebesar 13,53. Untuk tingkat size
maksimum pada tahun 2010 dimiliki oleh PT Bank Mandiri Tbk sebesar
14,65 sedangkan untuk tingkat size minimum pada tahun 2010 dimiliki
oleh PT Timah Tbk sebesar 12,77. Pada tahun 2011 rata-rata tingkat size
83 oleh PT Bank Mandiri Tbk sebesar 14,74 sedangkan untuk tingkat size
minimum pada tahun 2011 dimiliki oleh PT Timah Tbk sebesar 12,82.
Pada tahun 2012 rata-rata tingkat size sebesar 13,67. Untuk tingkat size
maksimum pada tahun 2012 dimiliki oleh PT Bank Mandiri Tbk sebesar
14,80 sedangkan untuk tingkat size minimum pada tahun 2012 dimiliki
oleh PT Timah Tbk sebesar 12,79. Pada tahun 2013 rata-rata tingkat size
adalah 13,73. Untuk tingkat size maksimum pada tahun 2013 dimiliki oleh
PT Bank Mandiri Tbk sebesar 14,87 sedangkan untuk tingkat size
minimum pada tahun 2013 dimiliki oleh PT Timah Tbk sebesar 12,90.
Dilihat dari tahun 2009-2013 terdapat perusahaan yang memiliki
tingkat size yang dibawah rata-rata, hal ini menunjukkan perusahaan
tersebut sedang mengalami penurunan asset dan mengalami peningkatan
risiko kebangkrutan. Terdapat pula perusahaan dengan tingkat size yang
tinggi seperti bank, perusahaan ini dapat mengakses pasar modal dan
memiliki kemudahan untuk mengakses dana, karena mempunyai
pengendalian dan tingkat daya saing yang tinggi dibandingkan perusahaan
dengan tingkat size yang rendah.
5. Growth Asset (GROWTH)
Growth asset (growth) atau pertumbuhan perusahaan merupakan
kemampuan perusahaan untuk meningkatkan size. Tingkat growth dapat
diukur dengan total asset pada tahun t dikurangi dengan total asset pada
84 Tabel 4.5
Deskripsi Rata-rata Growth
No. Emiten 2009 2010 2011 2012 2013 1 ANTM -0,03 0,24 0,24 0,30 0,11 2 BMRI 0,10 0,14 0,23 0,15 0,15 3 BBNI 0,13 0,09 0,20 0,11 0,16 4 PTBA 0,32 0,08 0,32 0,11 -0,08 5 GIAA -0,03 -0,08 0,32 0,21 0,17 6 JSMR 0,10 0,17 0,13 0,18 0,15 7 TLKM 0,10 0,02 0,03 0,08 0,15 8 TINS -0,16 0,21 0,12 -0,07 0,29 0,07 0,11 0,20 0,13 0,14 0,32 0,24 0,32 0,30 0,29 -0,16 -0,08 0,03 -0,07 -0,08 Rata-rata Maksimum Minimum Sumber: Data diolah
Berdasarkan hasil perhitungan growth dari masing-masing
perusahaan pada tabel 4.5, dapat diketahui rata-rata tingkat growth pada
tahun 2009 sebesar 0,07. Untuk tingkat growth maksimum pada tahun
2009 dimiliki oleh PT Bukit Asam Tbk sebesar 0,32 sedangkan untuk
tingkat growth minimum pada tahun 2009 dimiliki oleh PT Timah Tbk
sebesar -0,16. Pada tahun 2010 rata-rata tingkat growth sebesar 0,11.
Untuk tingkat growth maksimum pada tahun 2010 dimiliki oleh PT Aneka
Tambang Tbk sebesar 0,24 sedangkan untuk tingkat growth minimum
pada tahun 2010 dimiliki oleh PT Garuda Indonesia Tbk sebesar -0,08.
Pada tahun 2011 rata-rata tingkat growth adalah 0,20. Untuk tingkat
growth maksimum pada tahun 2011 dimiliki oleh 2 perusahaan yaitu PT
Bukit Asam Tbk dan PT Garuda Indonesia Tbk sebesar 0,32 sedangkan
85 Telekomunikasi Indonesia Tbk sebesar 0,03. Pada tahun 2012 rata-rata
tingkat growth sebesar 0,13. Untuk tingkat growth maksimum pada tahun
2012 dimiliki oleh PT Aneka Tambang Tbk sebesar 0,30 sedangkan untuk
tingkat growth minimum pada tahun 2012 dimiliki oleh PT Timah Tbk
sebesar -0,07. Pada tahun 2013 rata-rata tingkat growth adalah 0,14. Untuk
tingkat growth maksimum pada tahun 2013 dimiliki oleh PT Timah Tbk
sebesar 0,29 sedangkan untuk tingkat growth minimum pada tahun 2013
dimiliki oleh PT Bukit Asam Tbk sebesar -0,08.
Tahun 2009-2011 terdapat beberapa perusahaan yang mempunyai
tingkat pertumbuhan tinggi, perusahaan tersebut cenderung menggunakan
sumber dana dari luar. Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang
tinggi dan cepat harus lebih banyak mengandalkan modal eksternal
daripada perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang rendah dan lambat.
Hal ini dikarenakan suatu perusahaan yang berada dalam usahanya
tersebut seperti pada perusahaan tambang, mempunyai laju pertumbuhan
yang tinggi sehingga harus menyediakan modal yang cukup untuk
membelanjai kebutuhan perusahaan.
6. Business Risk (RISK)
Businees Risk (Risk) atau risiko bisnis merupakan risiko dari suatu
perusahaan yang tidak mampu untuk menutupi biaya operasionalnya yang
dipengaruhi oleh pendapatan dan biaya dari suatu perusahaan. Tingkat risk
86 yaitu laba bersih setelah dikurangi pajak dan bunga, sedangkan modal
disini yaitu equity ditambah liability.
Tabel 4.6
Deskripsi Rata-rata Risk
No. Emiten 2009 2010 2011 2012 2013 1 ANTM 0,06 0,14 0,13 0,15 0,02 2 BMRI 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 3 BBNI 0,01 0,02 0,02 0,02 0,02 4 PTBA 0,34 0,23 0,27 0,23 0,16 5 GIAA 0,07 0,04 0,04 0,04 0,00 6 JSMR 0,06 0,07 0,06 0,06 0,04 7 TLKM 0,12 0,12 0,15 0,16 0,16 8 TINS 0,06 0,16 0,14 0,07 0,07 0,09 0,10 0,10 0,10 0,06 0,34 0,23 0,27 0,23 0,16 0,01 0,02 0,02 0,02 0,00 Rata-Rata Maksimum Minimum
Sumber: Data diolah
Berdasarkan hasil perhitungan risk dari masing-masing perusahaan
pada tabel 4.6, dapat diketahui rata-rata tingkat risk pada tahun 2009 yaitu
sebesar 0,09. Untuk tingkat risk maksimum pada tahun 2009 dimiliki oleh
PT Bukit Asam Tbk sebesar 0,34 sedangkan untuk tingkat risk minimum
pada tahun 2009 dimiliki oleh PT Bank Negara Indonesia Tbk sebesar
0,01. Pada tahun 2010 rata-rata tingkat risk sebesar 0,10. Untuk tingkat
risk maksimum pada tahun 2010 dimiliki oleh PT Bukit Asam Tbk sebesar
0,23 sedangkan untuk tingkat risk minimum pada tahun 2010 dimiliki oleh
2 perusahaan yaitu PT Bank Mandiri Tbk dan PT Bank Negara Indonesia
Tbk sebesar 0,02. Pada tahun 2011 rata-rata tingkat risk sebesar 0,10.
87 Asam Tbk sebesar 0,27 sedangkan untuk tingkat risk minimum pada tahun
2011 dimiliki oleh 2 perusahaan yaitu PT Bank Mandiri Tbk dan PT Bank
Negara Indonesia Tbk sebesar 0,02. Pada tahun 2012 rata-rata tingkat risk
sebesar 0,10. Untuk tingkat risk maksimum pada tahun 2012 dimiliki oleh
PT Bukit Asam Tbk sebesar 0,23 sedangkan untuk tingkat risk minimum
pada tahun 2012 dimiliki oleh 2 perusahaan yaitu PT Bank Mandiri Tbk
dan PT Bank Negara Indonesia Tbk sebesar 0,02. Pada tahun 2013
rata-rata tingkat risk adalah 0,06. Untuk tingkat risk maksimum pada tahun
2013 dimiliki oleh 2 perusahaan yaitu PT Bukit Asam Tbk dan PT
Telekomunikasi Indonesia Tbk sebesar 0,16 sedangkan untuk tingkat risk
minimum pada tahun 2013 dimiliki oleh PT Garuda Indonesia Tbk sebesar
0,00.
Tingkat risk pada perusahaan dari tahun 2009-2013 terdapat
perusahaan yang memiliki tingkat risk cukup tinggi, hal ini
mengindikasikan bahwa perusahaan tersebut memiliki risiko tingkat
pengembalian yang tinggi atas modal yang diinvestasikan ke perusahaan
tersebut.
C. Analisis Uji Asumsi Klasik