• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

2. Profil Perusahaan yang Menjadi Objek Penelitian

a. PT Aneka Tambang Tbk (ANTM)

PT Aneka Tambang Tbk didirikan dengan nama "Perusahaan

Negara (PN) Aneka Tambang" tanggal 05 Juli 1968 dan mulai

beroperasi secara komersial pada tanggal 5 Juli 1968. Kantor pusat

ANTM berlokasi di Gedung Aneka Tambang, Jl. Letjen T.B.

Simatupang No. 1, Lingkar Selatan, Tanjung Barat, Jakarta, Indonesia.

Pemegang saham pengendali Aneka Tambang (Persero) Tbk

adalah Pemerintah Republik Indonesia, dengan memiliki 1 Saham

67 Pada tanggal 27 Nopember 1997, ANTM memperoleh

pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran

Umum Perdana Saham ANTM (IPO) kepada masyarakat sebanyak

430.769.000 saham (Seri B) dengan nilai nominal Rp500,- per saham

dan Harga Penawaran Perdana sebesar Rp1.400,- per saham.

Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada

tanggal 27 Nopember 1997.

b. PT Bank Mandiri Tbk (BMRI)

PT Bank Mandiri Tbk didirikan 02 Oktober 1998 dan mulai

beroperasi pada tanggal 1 Agustus 1999. Kantor pusat Bank Mandiri

berkedudukan di Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 36 – 38 Jakarta Selatan.

Saat ini, Bank Mandiri mempunyai 12 kantor wilayah domestik, 74

kantor area, dan 1.080 kantor cabang pembantu, 897 kantor mandiri

mitra usaha, 261 kantor kas dan 6 cabang luar negeri yang berlokasi di

Cayman Islands, Singapura, Hong Kong, Dili Timor Leste, Dili Timor

Plaza dan Shanghai (Republik Rakyat Cina).

Bank Mandiri didirikan melalui penggabungan usaha PT Bank

Bumi Daya (Persero) (“BBD”), PT Bank Dagang Negara (Persero)

(“BDN”), PT Bank Ekspor Impor Indonesia (Persero) (“Bank Exim”)

dan PT Bank Pembangunan Indonesia (Persero) (“Bapindo”).

Pemegang saham pengendali Bank Mandiri adalah Negara Republik

Indonesia, dengan persentase kepemilikan sebesar 60%.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup

68 Pada tanggal 23 Juni 2003, BMRI memperoleh pernyataan

efektif dari BAPEPAM-LK untuk melakukan Penawaran Umum

Perdana Saham BMRI (IPO) kepada masyarakat sebanyak

4.000.000.000 saham Seri B dengan nilai nominal Rp500,- per saham

dengan harga penawaran Rp675,- per saham. Saham-saham tersebut

dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 14 Juli 2003.

c. PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI)

PT Bank Negara Indonesia Tbk didirikan 05 Juli 1946 di

Indonesia sebagai Bank Sentral. Pada tahun 1968, BNI ditetapkan

menjadi “Bank Negara Indonesia 1946”, dan statusnya menjadi Bank

Umum Milik Negara. Kantor pusat BNI berlokasi di Jl. Jend.

Sudirman Kav. 1, Jakarta.

Saat ini Bank BNI memiliki 168 kantor cabang, 912 cabang

pembantu domestik serta 644 outlet lainnya. Selain itu, jaringan BNI

juga meliputi 4 kantor cabang luar negeri yaitu Singapura, Hong Kong,

Tokyo dan London serta 1 kantor perwakilan di New York.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup

kegiatan Bank BNI adalah melakukan usaha di bidang perbankan

(termasuk melakukan kegiatan berdasarkan prinsip syariah). Selain itu,

Bank BNI juga menjalankan kegiatan usaha melalui anak usahanya,

antara lain PT BNI Life Insuranse (Asuransi Jiwa) (kepemilikan 60%),

PT BNI Multifinance (pembiayaan) (kepemilikan 99,98%), PT BNI

69 keuangan) (kepemilikan 100%) dan PT Bank BNI Syariah (perbankan)

(kepemilikan 99,90%).

Pada tanggal 28 Oktober 1996, BBNI memperoleh pernyataan

efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana

Saham BBNI (IPO) Seri B kepada masyarakat sebanyak 1.085.032.000

dengan nilai nominal Rp500,- per saham dengan harga penawaran

Rp850,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek

Indonesia (BEI) pada tanggal 25 November 1996.

d. PT Bukit Asam Tbk (PTBA)

PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk atau disingkat menjadi

Bukit Asam Tbk didirikan tanggal 02 Maret 1981. Kantor pusat PTBA

terletak di Menara Kadin Indonesia Lt. 9 & 15. Jln. H.R. Rasuna Said

X-5, Kav. 2-3, Jakarta 12950.

Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Bukit

Asam (Persero) Tbk adalah Negara Republik Indonesia, dengan

persentase kepemilikan sebesar 65,017%. Pada tahun 1993, Bukit

Asam (Persero) Tbk ditunjuk oleh Pemerintah Indonesia untuk

mengembangkan Satuan Kerja Pengusahaan Briket.

Pada tanggal 03 Desember 2002, PTBA memperoleh

pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran

Umum Perdana Saham PTBA (IPO) kepada masyarakat sebanyak

346.500.000 dengan nilai nominal Rp500,- per saham dengan harga

70 173.250.000. Saham dan Waran Seri I tersebut dicatatkan pada Bursa

Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 23 Desember 2002.

e. PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA)

PT Garuda Indonesia Tbk didirikan tanggal 31 Maret 1950 dan

mulai beroperasi komersial pada tahun 1950. Kantor pusat Garuda

beralamat di Jl. Kebon Sirih No. 44, Jakarta.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup

kegiatan GIAA terutama adalah sebagai berikut:

 Angkutan udara niaga berjadwal untuk penumpang, barang dan pos dalam negeri dan luar negeri;

 Angkutan udara niaga tidak berjadwal untuk penumpang, barang dan pos dalam negeri dan luar negeri;

 Reparasi dan pemeliharaan pesawat udara, baik untuk keperluan sendiri maupun untuk pihak ketiga;

 Jasa penunjang operasional angkutan udara niaga, meliputi catering dan ground handling baik untuk keperluan sendiri

maupun untuk pihak ketiga;

 Jasa layanan sistem informasi yang berkaitan dengan industri penerbangan, baik untuk keperluan sendiri maupun untuk

pihak ketiga;

 Jasa layanan konsultasi yang berkaitan dengan industri penerbangan;

71  Jasa layanan pendidikan dan pelatihan yang berkaitan dengan industri penerbangan, baik untuk keperluan sendiri maupun

untuk pihak ketiga;

 Jasa layanan kesehatan personil penerbangan, baik untuk keperluan sendiri maupun pihak ketiga.

f. PT Jasa Marga Tbk (JSMR)

PT Jasa Marga Tbk didirikan tanggal 01 Maret 1978 dan

memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1978. Kantor pusat

JSMR beralamat di Plaza Tol Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta

13550.

Pemegang saham mayoritas Jasa Marga adalah Negara

Republik Indonesia, dengan persentase kepemilikan sebesar 70,00%.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup

kegiatan JSMR adalah turut serta melaksanakan dan menunjang

kebijaksanaan dan program Pemerintah di bidang ekonomi dan

pembangunan nasional pada umumnya, khususnya pembangunan

dibidang pengusahaan jalan tol dengan sarana penunjangnya dengan

menerapkan prinsip-prinsip perusahaan terbatas. Saat ini, Jasa Marga

mengoperasikan 26 ruas jalan tol yang dikelola oleh 9 Kantor Cabang.

Selain itu, Jasa Marga juga menjalankan usaha lain melalui

cabang (pengelolaan rest area di jalan tol dan SPBU; penyelenggara

pelatihan dan pengembangan SDM) dan anak usaha (melalui PT Jasa

72 perdagangan dan persewaan kendaraan; dan PT Jasamarga Properti

menjalankan usaha pembangunan, penjualan dan jasa properti).

Pada tanggal 01 Nopember 2007, JSMR memperoleh

pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran

Umum Perdana Saham JSMR (IPO) kepada masyarakat sebanyak

2.040.000.000 saham Seri B dengan nilai nominal Rp500,- per saham

dengan harga penawaran Rp1.700,- per saham. Saham-saham tersebut

dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 12

Nopember 2007.

g. PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM)

PT Telekomunikasi Indonesia Tbk / (Telkom) pada mulanya

merupakan bagian dari “Post en Telegraafdienst”, yang didirikan pada

tahun 1884. Pada tahun 1991, berdasarkan Peraturan Pemerintah No.

25 tahun 1991, status Telkom diubah menjadi perseroan terbatas milik

negara (“Persero”). Kantor pusat Telkom berlokasi di Jalan Japati No.

1, Bandung, Jawa Barat.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup

kegiatan Telkom adalah menyelenggarakan jaringan dan jasa

telekomunikasi, informatika, serta optimalisasi sumber daya

perusahaan, dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan

yang berlaku. Untuk mencapai tujuan tersebut di atas, TLKM

menjalankan kegiatan yang meliputi: (a) Usaha Utama: Merencanakan,

membangun, menyediakan, mengembangkan, mengoperasikan,

73 telekomunikasi dan informatika (b) Usaha Penunjang: 1).Menyediakan

jasa transaksi pembayaran dan pengiriman uang melalui jaringan

telekomunikasi dan informatika. 2).Menjalankan kegiatan dan usaha

lain dalam rangka optimalisasi sumber daya yang dimiliki Perusahaan,

yang antara lain meliputi pemanfaatan aktiva tetap dan aktiva

bergerak, fasilitas sistem informasi, fasilitas pendidikan dan pelatihan,

dan fasilitas pemeliharaan dan perbaikan.

Jumlah saham TLKM sesaat sebelum penawaran umum

perdana (Initial Public Offering atau IPO) adalah 8.400.000.000, yang

terdiri dari 8.399.999.999 saham Seri B dan 1 saham Seri A Dwiwarna

yang seluruhnya dimiliki oleh Pemerintah Republik Indonesia. Pada

tanggal 14 November 1995, Pemerintah menjual saham Telkom yang

terdiri dari 933.333.000 saham baru Seri B dan 233.334.000 saham

Seri B milik Pemerintah kepada masyarakat melalui IPO di Bursa Efek

Indonesia (“BEI”) (dahulu Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek

Surabaya), dan penawaran dan pencatatan di Bursa Efek New York

(“NYSE”) dan Bursa Efek London (“LSE”) atas 700.000.000 saham

Seri B milik Pemerintah dalam bentuk American Depositary Shares

(“ADS”). Terdapat 35.000.000 ADS dan masing-masing ADS

mewakili 20 saham Seri B pada saat itu.

h. PT Timah Tbk (TINS)

PT Timah Tbk didirikan pada tanggal 02 Agustus 1976. TINS

berdomisili di Pangkalpinang, Provinsi Bangka Belitung dan kantor

74 memiliki wilayah operasi di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung,

Provinsi Riau, Kalimantan Selatan, Sulawesi Tenggara serta Cilegon,

Banten. Pemegang saham utama / pengendali TINS adalah Pemerintah

Republik Indonesia.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup

kegiatan TINS meliputi bidang pertambangan, perindustrian,

perdagangan, pengangkutan, dan jasa. Kegiatan utama TINS adalah

sebagai perusahaan induk yang melakukan kegiatan operasi

penambangan timah dan melakukan jasa pemasaran kepada kelompok

usaha.

Pada tanggal 27 September 1995, TINS memperoleh

persetujuan dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum

Perdana Saham TINS sebanyak 176.155.000 saham Seri B dan Global

Depositary Receipts (GDR) milik Perusahaan. Terhitung mulai tanggal

12 Oktober 2006, Perusahaan melakukan penghentian pencatatan atas

GDR milik Perusahaan di Bursa Saham London. Penghentian

pencatatan tersebut dilakukan mengingat jumlah GDR yang beredar

semakin kecil dan tidak likuid.

Dokumen terkait