• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Univariat 1 Identitas Responden 1Identitas Responden

Bagan 4.1. Struktur Organisasi Rumah Sakit Umum Daerah Batubara

4.2. Analisis Univariat 1 Identitas Responden 1Identitas Responden

Identitas responden meliputi umur, jenis kelamin,lama kerja, status pegawai dan pernah mengikuti pelatihan bersertifikat sesuai unit kerja. Hasil penelitian ditunjukkan dalam tabel berikut ini :

Tabel 4.1. Distribusi Identitas Responden

No Identitas UGD ICU Ruang

Operasi Jumlah 1 Umur < 25 tahun 6 4 7 17 26-35 tahun 7 8 2 17 > 35 tahun 2 1 2 5 Jumlah 15 13 11 39 2 Jenis Kelamin Laki-laki 5 3 3 11 Perempuan 10 10 8 28 Jumlah 15 13 11 39 3 Lama Kerja < 1 tahun 2 3 8 13 1-2 tahun 12 7 1 20 >2 tahun 1 3 2 6 Jumlah 15 13 11 39 4 Status Pegawai Non PNS 13 9 9 31 PNS 2 4 2 8 Jumlah 15 13 11 39 5

Pernah mengikuti pelatihan bersertifikat sesuai unit kerja

Tidak 0 10 7 17

Ya 15 3 4 22

Jumlah 15 13 11 39

Dari gambaran karakteristik diatas, responden laki-laki 11 % lebih sedikit dibanding responden perempuan 71,8%, dan responden berusia <25 tahun 43,6 %, 26-35 tahun 43,6 % dan >35 tahun 12, 8 %,ini menunjukkan mayoritas responden berusia dibawah 35 tahun. Sementara untuk kategori lama kerja, responden dengan masa kerja < 1 tahun 33,3 %, 1-2 tahun 48,7 %, >2 tahun 17,9 %, ini menunjukkan bahwa mayoritas responden bekerja dibawah atau sama dengan 2 tahun sebesar

82,1%. Mayoritas responden (79,5%) merupakan bukan pegawai negeri sipil, serta 56,4 % responden yang pernah mengikuti pelatihan bersertifikat sesuai dengan unit kerja.

4.2.2.Kompetensi Teknis di Ruang UGD

Kompetensi teknis perawat merupakan kemampuan perawat di ruang UGD dalam melakukan tindakan baik tindakan secara umum maupun tindakan yang khusus berdasarkan kebutuhan ruangan UGD, berdasarkan hasil penelitian terlihat bahwa sebanyak 53 % responden selalu menggunakan intsrumen yang tepat dalam melakukan suatu tindakan kegawat daruratan. Sebanyak 73 % responden selalu bekerja sesuai dengan standar asuhan keperawatan, sebanyak 60 % responden takut melakukan kesalahan dalam melaksanakan tindakan keperawatan tanpa pelimpahan dari penanggung jawab, 60 % selalu melaksanakan intervensi keperawatan yang direncanakan sesuai dengan standar praktik keperawatan dibawah pengawasan perawat penanggung jawab, bahkan 80% responden selalu memberikan tindakan cepat dan tepat dalam situasi gawat darurat dalam menerapkan ketrampilan bantuan hidup dasar. Sebesar 60% responden selalu merujuk pasien kepada perawat penanggung jawab untuk menjamin klien mendapatkan intervensi terbaik, sebesar 60% responden selalu mempertahankan lingkungan asuhan yang aman melalui tindakan tepat waktu, mengikuti peraturan nasional dan persyaratan keselamatan dan kesehatan di tempat kerja, kebijakan dan prosedur, sebesar 73% responden mengetahui dan mengikuti standar profesi dan praktik terbaik yang diterapkan sebagai tanggung jawab profesi

Hasil penelitain di bagian UGD pada kompetensi teknis khusu di ruangan didapat hasil 40% responden mengerti dan terampil melakukan prosedur RJP pada pasien, dan 53% responden mengerti dan terampil melakukan pembebasan jalan nafas, 80% mengerti dan terampil melakukan prosedur pemasangan oxygen, 60% mengerti dan terampil melakukan perabaan denyut nadi sesuai standar prosedur, mengerti dan terampil melakukan pemeriksaan kesadaran pada pasien, mengerti dan terampil memasang serta merawat kateter urine pasien sesuai standar prosedur, dan sebesar 67% responden mengerti dan terampil menggunakan alat pelindung diri sesuai standar prosedur (handscoon, masker, dll)

Dari hasil peneltian secara keseluruhan di Ruang UGD kompetensi teknis perawat dapat kita lihat distribusi responden yang berkategori baik dalam kompetensi teknis di ruang UGD sebesar 53,3 %, sesuai dengan hasil pengukuran yang terlihat dalam tabel berikut :

Tabel 4.2. Distribusi Kategori RespondenBerdasarkan Kompetensi Teknis di Ruang UGD

No Kategori N %

1 Baik 8 53,3

2 Sedang 7 46,7

3 Kurang 0 0,0

Jumlah 15 100,0

4.2.3.Kompetensi Teknis di Ruang ICU

Kompetensi teknis perawat merupakan kemampuan perawat di bagian ICU dalam melakukan tindakan rawatan medis baik secara umum tindakan maupun secara khusus tindakan medis di ruang ICU, berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh

sebesar 53,8% responden selalu menggunakan instrument dalam melaksanakan tindakan keperawatan medis, sebesar 69,2% responden selalu bekerja sesuai dengan standar asuhan keperawatan, sebesar 61,5% responden takut melakukan kesalahan dalam melaksanakan tindakan keperawatan tanpa pelimpahan dari pemberi perawat penanggungjawab, sebesar 69,2% responden selalu melaksanakan intervensi keperawatan yang direncanakan sesuai dengan standar praktik keperawatan dibawah pengawasan perawat penanggung jawab, sebesar 53,8% responden selalu memberikan tindakan cepat dan tepat dalam situasi gawat darurat, menerapkan ketrampilan bantuan hidup dasar, sebesar 53,8% responden selalu merujuk pasien kepada perawat penanggung jawab untuk menjamin klien mendapatkan intervensi terbaik yang tersedia, sebesar 69,2 % responden selalu mempertahankan lingkungan asuhan yang aman melalui tindakan tepat waktu, mengikuti peraturan nasional dan persyaratan keselamatan dan kesehatan di tempat kerja, kebijakan dan prosedur dan sebesar 53,8 % responden mengetahui dan mengikuti standar profesi dan praktik terbaik yang diterapkan sebagai tanggung jawab profesi

Dari hasil penelitian kompetensi teknis perawat di ruang ICU dalam melakukan tindakan khusus di ruang ICU didapat hasil bahwa sebesar 61,5% responden selalu menggunakan pakaian steril di ruangan ICU, sebesar 69,2 % responden mengerti dan terampil dalam pengkajian dan analisa tentang: henti nafas dan jantung, pernafasan, gangguan irama jantung, status hemodinamik dan status kesadaran pasien, sebesar 46,2 % responden mengerti dan terampil menggunakan Endo Tracheal Tube (ETT) guna mempertahankan potensi jalan nafas, sebesar 69,2%

responden selalu menggunakan ilmu pengetahuan dan teknologi mutahir sesuai dengan fasilitas di ruangan ICU, sebesar 53,8 % responden memahami dan mematuhi issue etik dan hukum pada rawatan intensif, sebesar 69,2 responden mengerti dan terampil mengidentifikasi dan melaporkan situasi perubahan pasien yang tidak diharapkan, dan sebesar 69,2 % responden mengerti dan terampil dalam menggunakan alat perekam EKG.

Untuk kategori kompetensi teknis di ruang ICU,responden yang memiliki kompetensi teknis baik sebesar 53,8 %, sesuai dengan hasil pengukuran yang terlihat dalam tabel berikut :

Tabel 4.3 Distribusi Kategori RespondenBerdasarkan Kompetensi Teknis di Ruang ICU

No Kategori N %

1 Baik 7 53,8

2 Sedang 6 46,2

3 Kurang 0 0,0

Jumlah 13 100,0

4.2.4.Kompetensi Teknis di Ruang Operasi

Kompetensi teknis perawat merupakan kemampuan perawat di ruang operasi dalam melakukan tindakan keperawatan baik tindakan keperawatan secara umum maupun tindakan keperawatan yang khusus dilakukan di ruang operasi, berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa sebesar 54,5% responden selalu menggunakan instrument dalam melaksanakan tindakan keperawatan, sebesar 81,8% responden selalu bekerja sesuai dengan standar asuhan keperawatan, sebesar 63,6% responden takut melakukan kesalahan dalam melaksanakan tindakan keperawatan tanpa

pelimpahan dari perawat penanggungjawab, sebesar 45,5% responden melaksanakan intervensi keperawatan yang direncanakan sesuai dengan standar praktik keperawatan dibawah pengawasan perawat penanggung jawab, sebesar 63,6% responden selalu memberikan tindakan cepat dan tepat dalam situasi gawat darurat, menerapkan ketrampilan bantuan hidup dasar, sebesar 45,5 % merujuk pasien kepada perawat penanggung jawab untuk menjamin klien mendapatkan intervensi terbaik yang tersedia, sebesar 72,7% responden selalu mempertahankan lingkungan asuhan yang aman melalui tindakan tepat waktu, mengikuti peraturan nasional dan persyaratan keselamatan dan kesehatan di tempat kerja, kebijakan dan prosedur, sebesar 72,7 % responden mengetahui dan mengikuti standar profesi dan praktik terbaik yang diterapkan sebagai tanggung jawab profesi

Dari hasil penelitian juga didapat bahwa perawat di ruangan operasi dalam melakukan tindakan khusus ruangan operasi sebesar 63,6% responden mengerti dan terampil dalam pencegahan terjadinya infeksi/ kewaspadaan universal, sebesar 54,5% responden mengerti dan terampil dalam melakukan serah terima pasien sebelum dan sesudah tindakan operasi, sebesar 54,5 % responden selalu mempersiapkan alat-alat operasi yang di butuhkan pada saat operasi sesuai dengan prosedur, sebesar 63,6% responden mengerti dan terampil dalam melakukan perawatan pasien dengan menggunakan Naso Gastro Tube (NGT), sebesar 72,7% responden mengerti dan terampil dalam melakukan perawatan pasien post operasi di ruangan pemulihan, sebesar 72,75 responden mengerti dan terampil dalam pengelolaan alat sebelum dan

sesudah tindakan operasi, dan sebesar 72,7% responden mengerti dan terampil dalam melakukan pencatatan serta pengelolaan jadwal pasien operasi.

Untuk distribusi kategori responden yang memiliki kompetensi teknis di ruangan operasi berkategori baik sebesar 54,5 % seperti yang terlihat dalam tabel berikut :

Tabel 4.4 Distribusi Kategori RespondenBerdasarkan Kompetensi Teknis di Ruang Operasi

No Kategori N %

1 Baik 6 54,5

2 Sedang 5 45,5

3 Kurang 0 0,0

Jumlah 11 100,0

4.2.5. Kompetensi Teknis di Keseluruhan Ruang UGD, ICU, dan Ruang Operasi

Distribusi responden untuk kompetensi teknis perawat di Ruangan UGD, ICU dan Ruang Operasidengan kategori baik sejumlah 53,8 % seperti yang terlihat pada tabel berikut :

Tabel 4.5Distribusi Kategori RespondenBerdasarkan Kompetensi Teknis di Ruangan UGD, ICU, dan Ruang Operasi

No Kategori N %

1 Baik 21 53,8

2 Sedang 18 46,2

3 Kurang 0 0,0

4.2.6.Kinerja di Ruang UGD

Kinerja perawat dalam melayani pasien sesuai dengan Standar asuhan keperawatan, yaitu Pengkajian, Diagnosa Keperawatan, Perencanaan, Imlementasi dan Evalusi. Kinerja perawat di ruang UGD dari hasil penelitian dapat dilihat pada pengkajian ialah sebesar 53,3% responden selalu mencatat data yang dikaji sesuai dengan pedoman pengkajian, sebesar 60% responden selalu melakukan pengelompokan data (bio-psiko-sosial-spiritual), sebesar 60% responden selalu melakukan anamnese dengan lengkap pada setiap pasien baru sesuai dengan prosedur yang ada, sebesar 66,7% responden selalu melakukan pengkajian pada saat pasien baru masuk, sebesar 73,3% responden selalu menilai kebutuhan pasien/ keluarga pada saat pasien masuk, serta 60% responden selalu mendokumentasikan hasil pengkajian yang dibuat.

Untuk kinerja dalam diagnosa keperawatan sebesar 73,3% responden selalu membuat diagnosa keperawatan sesuai dengan prioritas masalah pasien, 73,3% responden selalu membuat diagnosa keperawatan didasarkan pada masalah kesehatan, penyebab dan gejala yang ditemukan, 73,3% responden selalu mendokumentasikan diagnosa pasien.

Untuk kinerja dalam Perencanaan sebesar 73,3% responden selalu membuat rencana tindakan berdasarkan hasil pengkajian dan diagnosa keperawatan, sebesar 60% responden menyusun perencana keperawatan bekerja sama dengan tim kesehatan lain, sebesar 46,7% responden selalu membuat penjadwalan dalam melaksanakan rencana tindakan perawatan, sebesar 60% responden selalu

memberikan pendidikan kesehatan dalam menyusun rencana keperawatan, sebesar 80% selalu mendokumentasikan rencana keperawatan.

Implementasi dari kinerja di bagian UGD, sebesar 66,7% responden selalu memberi penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan pada pasien, sebesar 60% responden selalu melaksanakan serah terima tugas kepada petugas pengganti secara lisan maupun tulisan pada saat penggantian dinas, sebesar 73,3% responden selalu melakukan tindakan sesuai prosedur secara akurat dan lengkap, sebesar 66,7% responden melakukan tindakan keperawatan selalu mengacu pada rencana keperawatan, sebesar 60% responden yang selalu mendokumentasikan tindakan keperawatan yang dilakukan.

Dalam tahap evaluasi kinerja di bagian UGD sebesar 66,7% responden selalu mengevaluasi dan menyesuaikan rencana keperawatan sesuai kebutuhan pasien, sebesar 86,7 % responden selalu melaksanakan evaluasi tindakan keperawatan dan catatan perkembangan pasien pada format yang telah disediakan, dan sebesar 80% responden yang selalu mendokumentasikan hasil evaluasi yang telah dilakukan

Berdasarkan distribusi kinerja perawat di ruang UGD diperoleh hasil sebesar 60% berkategori baik, terlihat pada tabel berikut :

Tabel 4.6 Distribusi Kategori Responden Berdasarkan Kinerja di Ruang UGD

Kategori N %

1 Baik 9 60,0

2 Sedang 6 40,0

3 Kurang 0 0,0

4.2.7.Kinerja di Ruang ICU

Kinerja perawat dalam melayani pasien di ruang ICU sesuai dengan Standar asuhan keperawatan, yaitu Pengkajian, Diagnosa Keperawatan, Perencanaan, Imlementasi dan Evalusi. Kinerja perawat di ruang ICU dari hasil penelitian dapat dilihat pada pengkajian ialah hanya 46,2 ,3% responden yang selalu mencatat data yang dikaji sesuai dengan pedoman pengkajian, sebesar 69,2 % responden selalu melakukan pengelompokan data (bio-psiko-sosial-spiritual), sebesar 61,5% responden selalu melakukan anamnese dengan lengkap pada setiap pasien baru sesuai dengan prosedur yang ada, sebesar 61,5 % responden selalu melakukan pengkajian pada saat pasien baru masuk, sebesar 53,8% responden selalu menilai kebutuhan pasien/ keluarga pada saat pasien masuk, serta 61,5 % responden selalu mendokumentasikan hasil pengkajian yang dibuat.

Untuk kinerja dalam diagnosa keperawatan sebesar 61,5 % responden selalu membuat diagnosa keperawatan sesuai dengan prioritas masalah pasien, 76,9% responden selalu membuat diagnosa keperawatan didasarkan pada masalah kesehatan, penyebab dan gejala yang ditemukan, 69,2 % responden selalu mendokumentasikan diagnosa pasien.

Untuk kinerja dalam Perencanaan sebesar 61,5 % responden selalu membuat rencana tindakan berdasarkan hasil pengkajian dan diagnosa keperawatan, sebesar 84,6% responden menyusun perencana keperawatan bekerja sama dengan tim kesehatan lain, hanya sebesar 38,5 % responden selalu membuat penjadwalan dalam melaksanakan rencana tindakan perawatan, sebesar 53,8 % responden selalu

memberikan pendidikan kesehatan dalam menyusun rencana keperawatan, hanya sebesar 46,2 % yang selalu mendokumentasikan rencana keperawatan.

Implementasi dari kinerja di ruang ICU, sebesar 53,8 % responden selalu memberi penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan pada pasien, sebesar 69,2 % responden selalu melaksanakan serah terima tugas kepada petugas pengganti secara lisan maupun tulisan pada saat penggantian dinas, sebesar 61,5 % responden selalu melakukan tindakan sesuai prosedur secara akurat dan lengkap, sebesar 61,5 % responden melakukan tindakan keperawatan selalu mengacu pada rencana keperawatan, sebesar 53,8 % responden yang selalu mendokumentasikan tindakan keperawatan yang dilakukan.

Dalam tahap evaluasi kinerja di ruang ICU sebesar 61,5 % responden selalu mengevaluasi dan menyesuaikan rencana keperawatan sesuai kebutuhan pasien, sebesar 69,2 % responden selalu melaksanakan evaluasi tindakan keperawatan dan catatan perkembangan pasien pada format yang telah disediakan, dan sebesar 53,8 % responden yang selalu mendokumentasikan hasil evaluasi yang telah dilakukan

Untuk distribusi kinerja responden yang berkategori baik diperoleh hasil sebesar 53,8% sesuai dengan tabel berikut :

Tabel 4.7 Distribusi Kategori Responden Berdasarkan Kinerja di Ruang ICU

No Kategori n %

1 Baik 7 53,8

2 Sedang 6 46,2

3 Kurang 0 0,0

4.2.8.Kinerja di Ruang Operasi

Kinerja perawat dalam melayani pasien sesuai dengan Standar asuhan keperawatan, yaitu Pengkajian, Diagnosa Keperawatan, Perencanaan, Imlementasi dan Evalusi. Kinerja perawat di ruang Operasi dari hasil penelitian dapat dilihat pada pengkajian ialah sebesar 81,8 % responden selalu mencatat data yang dikaji sesuai dengan pedoman pengkajian, sebesar 90,9 % responden selalu melakukan pengelompokan data (bio-psiko-sosial-spiritual), sebesar 90,9 % responden selalu melakukan anamnese dengan lengkap pada setiap pasien baru sesuai dengan prosedur yang ada, sebesar 72,7% responden selalu melakukan pengkajian pada saat pasien baru masuk, sebesar 54,5% responden selalu menilai kebutuhan pasien/ keluarga pada saat pasien masuk, serta 90,9 % responden selalu mendokumentasikan hasil pengkajian yang dibuat.

Untuk kinerja dalam diagnosa keperawatan sebesar 81,8 % responden selalu membuat diagnosa keperawatan sesuai dengan prioritas masalah pasien, 81,8 % responden selalu membuat diagnosa keperawatan didasarkan pada masalah kesehatan, penyebab dan gejala yang ditemukan, 63,6 % responden selalu mendokumentasikan diagnosa pasien.

Untuk kinerja dalam Perencanaan sebesar 81,8 % responden selalu membuat rencana tindakan berdasarkan hasil pengkajian dan diagnosa keperawatan, sebesar 81,8 % responden menyusun perencana keperawatan bekerja sama dengan tim kesehatan lain, sebesar 81,8 % responden selalu membuat penjadwalan dalam melaksanakan rencana tindakan perawatan, sebesar 54,5 % responden selalu

memberikan pendidikan kesehatan dalam menyusun rencana keperawatan, sebesar 72,7 % selalu mendokumentasikan rencana keperawatan.

Implementasi dari kinerja di ruang Operasi, sebesar 72,7 % responden selalu memberi penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan pada pasien, sebesar 72,7 % responden selalu melaksanakan serah terima tugas kepada petugas pengganti secara lisan maupun tulisan pada saat penggantian dinas, sebesar 81,8 % responden selalu melakukan tindakan sesuai prosedur secara akurat dan lengkap, sebesar 72,7 % responden melakukan tindakan keperawatan selalu mengacu pada rencana keperawatan, sebesar 72,7 % responden yang selalu mendokumentasikan tindakan keperawatan yang dilakukan.

Dalam tahap evaluasi kinerja di ruang Operasi sebesar 72,7 % responden selalu mengevaluasi dan menyesuaikan rencana keperawatan sesuai kebutuhan pasien, sebesar 72,7 % responden selalu melaksanakan evaluasi tindakan keperawatan dan catatan perkembangan pasien pada format yang telah disediakan, dan sebesar 81,8 % responden yang selalu mendokumentasikan hasil evaluasi yang telah dilakukan

Kinerja perawat di ruang operasi berdasarkan kategori diperoleh sebesar 72,7 % responden yang memiliki kategori baik, hal ini dapat terlihat pada tabel berikut :

Tabel 4.8 Distribusi Kategori Responden Berdasarkan Kinerjadi Ruang Operasi

No Kategori N %

1 Baik 8 72,7

2 Sedang 3 27,3

3 Kurang 0 0,0

Jumlah 11 100,0

4.2.9. Kinerja di Ruang UGD, ICU, dan Ruang Operasi

Kinerja perawat secara keseluruhan yang berkategori baik sebesar 61,5 %, seperti yang terlihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.9 Distribusi Kategori Responden Berdasarkan Kinerja Ruang UGD, CU, dan Ruang Operasi

No Kategori n % 1 Baik 24 61,5 2 Sedang 15 38,5 3 Kurang 0 0,0 Jumlah 39 100,0 4.3. Analisis Bivariat

Dengan menggunakan hubungan korelasi Pearson product moment maka didapat Hubungan masing-masing variabel kompetensi teknis dan variabel kinerja perawat sesuai dengan asuhan keperawatan, dari hasil penelitian menunjukkan hubungan yang signifikan dan kuat.

4.3.1. Pengaruh Kompetensi Teknis Terhadap Kinerja Perawat Dalam Melayani Pasien

Hasil uji korelasi pearson yang diolah berdasarkan program SPSS 15, mempunyai hubungan yang kuat, hal ini dapat dilihat didalam pada Tabel 4.16.dibawah ini :

Tabel 4.10 Pengaruh Kompetensi Teknis Terhadap Kinerja Perawat Dalam Melayani Pasien

No Keterangan P Value Korelasi

Pearson Hubungan 1 Pengaruh Kompetensi Teknis perawat terhadap Kinerja perawat dalam melayani pasien di RSUD Batubara 0,000 0,748 Korelasi Kuat

Dari hasil penelitian terlihat bahwa nilai p 0,000 dan nilai r hitung 0,748 merupakan signifikan mendekati nilai 1 menyatakan korelasi yang kuat dengan nilai kepercayaan 0,05. Hal ini menguatkan hipotesa yang menyatakan bahwa ada pengaruh kompetensi teknis perawat terhadap kinerja perawat sesuai standar asuhan keperawatan dalam melayani pasien.

BAB 5 PEMBAHASAN

Dokumen terkait