• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 3. METODE PENELITIAN

4.2 Analisis Univariat

4.2.1Karakteristik Responden

Responden dalam penelitian ini adalah tenaga kesehatan yang bekerja di Puskesmas Kampung Baru Kecamatan Medan Maimun sebanyak 22 orang. Karakteristik tenaga kesehatan Puskesmas Kampung Baru meliputi umur, jenis kelamin, lama bekerja, pendidikan dan pelatihan dapat dilihat pada tabel 4.2.

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Menurut Umur, Jenis Kelamin, Lama Bekerja, Pendidikan dan Pelatihan di Puskesmas Kampung Baru Kecamatan Medan Maimun Tahun 2012

Karakteristik Jumlah (n) Persentase (%) Umur a. 18 – 34 tahun b.35 – 60 tahun 7 15 31,8 68,2 Jumlah 22 100,0 Jenis Kelamin a. Laki-laki b.Perempuan 1 21 4,5 95,5 Jumlah 22 100,0 Lama Bekerja a. < 10 tahun b.≥ 10 tahun 8 14 36,4 63,6 Jumlah 22 100,0 Pendidikan a. < S1 (Sarjana) b.≥ S1 (Sarjana) 14 8 63,6 36,4 Jumlah 22 100,0 Pelatihan a. Pernah b.Tidak Pernah 5 17 22,7 77,3 Jumlah 22 100,0

Dari tabel 4.2 dapat dilihat bahwa responden yang berada pada usia dewasa muda (19-34 tahun) adalah 7 orang (31,8 %), sedangkan pada usia dewasa

pertengahan (35-60 tahun) sebanyak 15 orang (68,2 %). Pengelompokkan responden berdasarkan jenis kelamin menunjukkan bahwa responden yang paling banyak adalah jenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 21 orang (95,5 %), sedangkan jenis kelamin laki-laki sebanyak 1 orang (4,5 %).

Lama bekerja responden yang paling banyak adalah ≥ 10 tahun sebanyak 14 orang (63,6 %), sedangkan <10 tahun yaitu sebanyak 8 orang (36,4 %). Pendidikan

responden yang paling banyak adalah < S1 (Sarjana) yaitu sebanyak 14 orang ( 63,6 %), sedangkan ≥ S1 (Sarjana) sebanyak 8 orang ( 36,4 %). Pelatihan responden yang paling banyak adalah tidak pernah pelatihan penanganan gawat darurat atau sejenisnya yaitu sebanyak 17 orang (77,3 %), sedangkan yang pernah pelatihan sebanyak 5 orang (22,7 %).

4.2.2 Distribusi Proporsi Responden Berdasarkan Pengetahuan Mengenai Kesiapsiagaan Menghadapi Bencana Banjir di Puskesmas Kampung Baru Kecamatan Medan Maimun Tahun 2012

Pengetahuan mengenai kesiapsiagaan menghadapi bencana banjir pada setiap responden diukur dari jawaban responden atas 16 (enam belas) pertanyaan. Jawaban responden atas keenambelas pertanyaan dapat dilihat pada tabel 4.3.

Tabel 4.3 Distribusi Proporsi Responden Berdasarkan Pengetahuan Mengenai Kesiapsiagaan Menghadapi Bencana Banjir di Puskesmas Kampung Baru Kecamatan Medan MaimunTahun 2012

No Pertanyaan Pengetahuan Benar Salah F Proporsi F Proporsi 1. Tujuan utama dari suatu rencana kesiapsiagaan

menghadapi bencana banjir

11 50,0 11 50,0 2. Faktor utama yang menentukan area mana yang

harus diberikan prioritas yang pertama untuk dilakukan tindakan kesehatan oleh tenaga kesehatan Puskesmas pada suatu bencana banjir

16 72,7 6 27,3

3. Koordinasi dalam sektor pelayanan kesehatan di Puskesmas dalam menghadapi suatu bencana banjir adalah penting, untuk mempertahankan kontak antara …

11 50,0 11 50,0

4. Langkah pertama untuk mengembangkan

program tetap penanganan gawat darurat bencana

3 13,6 19 86,4 5. Suatu program penyuluhan kepada masyarakat

mengenai kesiapsiagaan menghadapi bencana banjir yang dilakukan tenaga kesehatan di Puskesmas dikatakan efektif apabila dapat …

5 22,7 17 77,3

.6 Pelatihan untuk tenaga kesehatan di Puskesmas berkaitan dengan kesiapsiagaan menghadapi bencana seharusnya …

9 40,9 13 59,1

7. Kegiatan surveilans diwilayah kerja Puskesmas berkaitan dengan kesiapsiagaan menghadapi bencana banjir seharusnya

15 68,2 7 31,8

8. Kelompok korban yang tidak memerlukan pengobatan atau perawatan segera seperti luka- luka kecil yang memerlukan perawatan dan pengobatan luka dikelompokkan sebagai label

14 63,6 8 36,4

9. Tujuan penilaian awal secara cepat atau rapid health assessment pada saat terjadi suatu bencana yang dilakukan tenaga kesehatan Puskesmas

0 0,0 22 100,0

10. Satu hal yang perlu diperhatikan didalam merencanakan secara efektif upaya menjaga pelayanan kesehatan Puskesmas selama terjadinya bencana banjir

9 40,9 13 59,1

11. Pada kejadian bencana banjir diwilayah kerja Puskesmas yang menyebabkan banyaknya korban gawat darurat disertai rusaknya infrastruktur dan terganggunya fungsi pelayanan masyarakat, maka Puskesmas perlu …

5 22,7 17 77,3

12. Tujuan tenaga kesehatan memberdayakan kader- kader terlatih pada saat bencana banjir datang.

18 81,8 4 18,2 13. Tujuan aktifitas surveilans kesehatan lingkungan

pasca bencana banjir.

Tabel 4.3 (Lanjutan) 14. Tujuan kegiatan pemantauan sanitasi lingkungan

yang dilakukan tenaga kesehatan Puskesmas bersama tenaga lainnya diwilayah kerja Puskesmas pasca bencana banjir .

11 50,0 11 50,0

15. Dasar dari permintaan orangtua untuk

mendapatkan makanan tambahan bagi bayi atau anak mereka pada suatu bencana yang timbul .

5 22,7 17 77,3

16. Tujuan pemberdayaan masyarakat pada paska bencana banjir yang dilakukan tenaga kesehatan Puskesmas .

9 40,9 13 59,1

Dari tabel 4.3 tentang pengetahuan responden mengenai kesiapsiagaan menghadapi bencana banjir, dapat dlihat bahwa persentase terbesar menjawab benar berada pada pertanyaan keduabelas mengenai tujuan tenaga kesehatan memberdayakan kader-kader terlatih pada saat bencana banjir datang adalah sebanyak 18 orang (81,8%) dan tidak ada responden yang menjawab dengan benar tentang pertanyaan kesembilan mengenai penilaian awal secara cepat atau rapid health assessment pada saat terjadi suatu bencana yang dilakukan tenaga kesehatan di Puskesmas.

Distribusi proporsi responden berdasarkan kategorisasi pengetahuan mengenai kesiapsiagaan menghadapi bencana banjir di Puskesmas Kampung Baru Kecamatan Medan Maimun dapat dilihat pada tabel 4.4.

Tabel 4.4 Distribusi Proporsi Responden Berdasarkan Kategori Pengetahuan Mengenai Kesiapsiagaan Menghadapi Bencana Banjir di Puskesmas Kampung Baru Kecamatan Medan Maimun Tahun 2012

No tPengetahuan Frekuensi (n) Proporsi(%)

1. Baik 6 27,3

2. Buruk 16 72,7

Dari tabel 4.4 dapat dilihat bahwa lebih dari setengah responden mempunyai tingkat pengetahuan yang buruk yaitu sebanyak 16 orang (72,7 %). Sedangkan sisanya sebanyak 6 orang (27, 3 %) berpengetahuan baik.

4.2.3 Distribusi Proporsi Responden Berdasarkan Sikap Mengenai Kesiapsiagaan Menghadapi Bencana Banjir di Puskesmas Kampung Baru Kecamatan Medan Maimun 2012

Sikap mengenai kesiapsiagaan menghadapi bencana banjir pada setiap responden diukur dari jawaban responden atas 16 (enambelas) pernyataan sikap. Jawaban responden atas keenambelas pernyataan sikap dapat dilihat pada tabel 4.5.

Tabel 4.5 Distribusi Proporsi Responden Berdasarkan Sikap Mengenai Kesiapsiagaan Menghadapi Bencana Banjir di Puskesmas Kampung Baru Kecamatan Medan Maimun Tahun 2012

No Pernyataan Sikap Jawaban F Proporsi

1. Berespon secara cepat dan tepat pada suatu kondisi gawat darurat akibat adanya suatu bencana banjir tanpa persiapan adalah lebih penting dibandingkan berespon dengan persiapan sebelum terjadinya suatu bencana banjir

1. Sangat Setuju 2. Setuju 3. Kurang Setuju 4. Tidak Setuju 5. Sangat Tidak Setuju

2 0 1 9 10 9,1 0,0 4,5 40,9 45,5 2. Tenaga kesehatan Puskesmas tidak perlu terlibat

dalam kegiatan pembuatan peta rawan bencana

1. Sangat Setuju 2. Setuju 3. Kurang Setuju 4. Tidak Setuju 5. Sangat Tidak Setuju

0 1 1 6 14 0,0 4,5 4,5 27,3 63,6 3. Tenaga kesehatan mau menggalang kerjasama

dan berbagi tugas sesuai peran dengan tingkat kecamatan dalam rangka kesiapsiagan menghadapi bencana banjir

1. Sangat Setuju 2. Setuju 3. Kurang Setuju 4. Tidak Setuju 5. Sangat Tidak Setuju

11 9 1 1 0 50,0 40,9 4,5 4,5 0,0 4. Tenaga kesehatan bertanggungjawab melakukan

upaya pelayanan upaya pelayanan gawat darurat sehari-hari

1. Sangat Setuju 2. Setuju 3. Kurang Setuju 4. Tidak Setuju 5. Sangat tidak Setuju

1 15 5 1 0 4,5 68,2 22,7 4,5 0,0 5. Tenaga kesehatan bertanggungjawab dalam

memberikan penyuluhan/pelatihan kepada masyarakat dalam upaya pemberdayaan masyarakat menghadapi kemungkinan munculnya bencana banjir

1. Sangat Setuju 2. Setuju 3. Kurang Setuju 4. Tidak Setuju 5. Sangat Tidak Setuju

2 14 5 1 0 9,1 63,6 22,7 4,5 0,0

Tabel 4.5 (Lanjutan) 6. Tenaga kesehatan mau melakukan latihan

kesiapsiagaan menghadapi bencana banjir

1. Sangat Setuju 2. Setuju 3. Kurang Setuju 4. Tidak Setuju 5. Sangat Tidak Setuju

2 18 0 1 1 9,1 81,8 0,0 4,5 4,5 7. Tenaga kesehatan bertanggungjawab melakukan

pemantauan lokasi-lokasi rawan bencana banjir dan memperhatikan isyarat dini pertanda kemungkinan bencana banjir akan terjadi

1. Sangat Setuju 2. Setuju 3. Kurang Setuju 4. Tidak Setuju 5. Sangat Tidak Setuju

1 14 4 3 0 4,5 63,6 18,2 13,6 0,0 8. Tenaga kesehatan bertanggungjawab melakukan

operasi pertolongan terhadap korban bencana berdasarkan triase

1. Sangat Setuju 2. Setuju 3. Kurang Setuju 4. Tidak Setuju 5. Sangat Tidak Setuju

6 14 1 1 0 27,3 63,6 4,5 4,5 0,0 9. Tenaga kesehatan bertanggungjawab melakukan

penilaian suatu kejadian awal dari bencana yang terjadi diwilayah kerja

1. Sangat Setuju 2. Setuju 3. Kurang Setuju 4. Tidak Setuju 5. Sangat Tidak Setuju

0 8 13 1 0 0,0 36,4 59,1 4,5 0,0 10. Tenaga kesehatan bertanggungjawab melakukan

surveilans penyakit menular dan gizi ketika mulai terjadi terjadinya bencana banjir

1. Sangat Setuju 2. Setuju 3. Kurang Setuju 4. Tidak Setuju 5. Sangat Tidak Setuju

8 13 0 1 0 36,4 59,1 0,0 4,5 0,0 11. Tenaga kesehatan mau bekerjasama dengan

satuan tugas kesehatan dipos medis lapangan dalam upaya merujuk kasus yang tidak dapat dilakukan tenaga kesehatan Puskesmas

1. Sangat Setuju 2. Setuju 3. Kurang Setuju 4. Tidak Setuju 5. Sangat Tidak Setuju

5 16 0 1 0 22,7 72,7 0,0 4,5 0,0 12. Tenaga kesehatan bertanggungjawab

mengikutsertakan kader terlatih dalam membantu tenaga kesehatan memberikan pertolongan awal kasus gawat darurat.

1. Sangat Setuju 2. Setuju 3. Kurang Setuju 4. Tidak Setuju 5. Sangat Tidak Setuju

0 19 1 1 1 0,0 86,4 4,5 4,5 4,5 13. Tenaga kesehatan mau terlibat dalam

pemantauan terhadap kejadian beberapa kasus penyakit potensial KLB dan faktor-faktor resiko yang dapat menimbulkan masalah penyakit.

1. Sangat Setuju 2. Setuju 3. Kurang Setuju 4. Tidak Setuju 5. Sangat Tidak Setuju

9 12 0 1 0 40,9 54,5 0,0 4,5 0,0 14. Tenaga kesehatan mau terlibat dalam

pemantauan sanitasi lingkungan paska bencana banjir

1. Sangat Setuju 2. Setuju 3. Kurang Setuju 4. Tidak Setuju 5. Sangat Tidak Setuju

3 16 1 2 0 13,6 72,7 4,5 9,1 0,0

Tabel 4.5 (Lanjutan) 15. Tenaga kesehatan mau terlibat melakukan

pemantauan dan pemulihan masalah kesehatan jiwa dan masalah gizi pada kelompok rentan paska bencana banjir

1. Sangat Setuju 2. Setuju 3. Kurang Setuju 4. Tidak Setuju 5. Sangat Tidak Setuju

2 19 0 1 0 9,1 86,4 0,0 4,5 0,0 16. Tenaga kesehatan bertanggungjawab

memberdayakan masyarakat paska bencana banjir agar masyarakat tahu apa yang harus dilakukan untuk menolong diri sendiri, keluarga dan masyarakat terhadap kemungkinan

timbulnya masalah kesehatan.

1. Sangat Setuju 2. Setuju 3. Kurang Setuju 4. Tidak Setuju 5. Sangat Tidak Setuju

2 17 2 1 0 9,1 77,3 9,1 4,5 0,0

Dari tabel 4.5 tentang sikap responden mengenai kesiapsiagaan menghadapi bencana banjir, dapat dilihat persentase terbesar menjawab setuju berada pada pernyataan kedua belas mengenai tenaga kesehatan bertanggungjawab mengikutsertakan kader terlatih dalam membantu tenaga kesehatan memberikan pertolongan awal kasus gawat darurat dan pernyataan kelima belas mengenai tenaga kesehatan mau terlibat melakukan pemantauan dan pemulihan masalah kesehatan jiwa dan masalah gizi pada kelompok rentan paska bencana banjir adalah sebanyak 19 orang (86,4%).

Distribusi proporsi responden berdasarkan kategorisasi sikap mengenai kesiapsiagaan menghadapi bencana banjir di Puskesmas Kampung Baru Kecamatan Medan Maimun dapat dilihat pada tabel 4.6.

Tabel 4.6 Distribusi Proporsi Responden Berdasarkan Kategori Sikap Mengenai Kesiapsiagaan Menghadapi Bencana Banjir di Puskesmas Kampung Baru Kecamatan Medan Maimun Tahun 2012

No Sikap Frekuensi (n) Proporsi (%)

1 Positif 21 95,5

2. Negatif 1 4,5

Dari tabel 4.6 dapat dilihat bahwa hampir semua responden mempunyai sikap yang positif yaitu sebanyak 21 orang (95,5%). Sedangkan sisanya sebanyak 1 orang (4, 5 %) mempunyai sikap negatif.

4.2.4 Distribusi Proporsi Responden Berdasarkan Kesiapsiagaan Menghadapi Bencana Banjir di Puskesmas Kampung Baru Kecamatan Medan Maimun Tahun 2012

Kesiapsiagaan menghadapi bencana banjir pada setiap responden diukur dari jawaban responden atas 14 (empatbelas) pertanyaan kesiapsiagaan menghadapi bencana banjir. Jawaban responden atas keempatbelas pertanyaan kesiapsiagaan menghadapi bencana banjir dapat dilihat pada tabel 4.7.

Tabel 4.7 Distribusi Proporsi Responden Berdasarkan Kesiapsiagaan Menghadapi Bencana Banjir di Puskesmas Kampung Baru Kecamatan Medan Maimun Tahun 2012

No Pernyataan Siap Tidak Siap

F Proporsi F Proporsi

1. Tenaga kesehatan melakukan penilaian tatanan diwilayah kerja Puskesmas beresiko atau tidak beresiko banjir

4 18,2 18 81,8

2 Tenaga kesehatan melakukan pemetaan daerah rawan banjir diwilayah kerja Puskesmas

0 0,0 22 100,0 3 Tenaga kesehatan mengartikan rambu-rambu

bencana banjir

4 18,2 18 81,8 4 Tenaga kesehatan memantau sistem peringatan

dini untuk bencana banjir

4 18,2 18 81,8 5 Tenaga kesehatan melakukan penyuluhan

kesehatan kepada masyarakat mengenai kesiapsiagaan menghadapi banjir

7 31,8 15 68,2

6 Tenaga kesehatan melakukan kerjasama dengan pihak kelurahan/kecamatan dalam upaya kesiapsiagaan menghadapi bencana banjir

7 31,8 15 68,2

7 Tenaga kesehatan melakukan pembinaan kader dalam penyelenggaraan upaya kesehatan berbasis masyarakat

7 31,8 15 68,2

8 Tenaga kesehatan melakukan pelatihan kepada kader agar siapsiaga menghadapi bencana

Tabel 4.7 (Lanjutan) 9 Tenaga kesehatan melakukan kemitraan dengan

organisasi kemasyarakatan/LSM yang ada dalam rangka siap siaga menghadapi bencana

3 13,6 19 86,4

10 Tenaga kesehatan melakukan pemberdayaan kepada keluarga sebagai mitra pembangunan kesehatan agar siap siaga menghadapi bencana

3 13,6 19 86,4

11 Tenaga kesehatan melakukan standar operasional prosedur penanganan gawat darurat dan

rujukannya

3 13,6 19 86,4

12 Tenaga kesehatan melakukan perencanaan dalam penyiapan obat dan perbekalan kesehatan untuk menghadapi bencana banjir

5 22,7 17 77,3

13 Tenaga kesehatan mengikuti pelatihan mengenai penanggulangan bencana banjir

1 4,5 21 95,5 14 Tenaga kesehatan melakukan pelayanan kepada

masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan masyarakat melalui penyuluhan

16 72,7 6 27,3

Dari tabel 4.7 tentang kesiapsiagaan menghadapi bencana banjir, persentase terbesar menjawab siap berada pada pertanyaan keempatbelas mengenai tenaga kesehatan melakukan pelayanan kepada masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan masyarakat melalui penyuluhan adalah sebanyak 16 orang (72,7 %) dan tidak ada responden menjawab siap pada pertanyaan kedua mengenai tenaga kesehatan melakukan pemetaan daerah rawan banjir diwilayah kerja Puskesmas dan pertanyaan kedelapan mengenai tenaga kesehatan melakukan pelatihan kepada kader agar siapsiaga menghadapi bencana.

Distribusi proporsi responden berdasarkan kategorisasi kesiapsiagaan menghadapi bencana banjir di Puskesmas Kampung Baru Kecamatan Medan Maimun dapat dilihat pada tabel 4.8.

Tabel 4.8 Distribusi Proporsi Responden Berdasarkan Kategori Kesiapsiagaan Menghadapi Bencana Banjir di Puskesmas Kampung Baru Kecamatan Medan Maimun Tahun 2012

No Kesiapsiagaan Frekuensi (n) Proporsi (%)

1 Tidak Siap 17 77,3

2. Siap 5 22,7

Jumlah 22 100,0

Dari tabel 4.8 dapat dilihat bahwa lebih dari setengah responden tidak siap menghadapi bencana banjir yaitu sebanyak 17 orang (77,3 %). Sedangkan sisanya sebanyak 5 orang (22, 7 %) siap dalam menghadapi bencana banjir.

4.3 Analisis Bivariat

Pada penelitian ini analisis bivariat yang digunakan adalah Chi square, masing-masing variabel independen dan dependen yang sudah dikategorikan diuji apakah ada hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Pengujian dilakukan untuk menguji hubungan karakteristik responden (umur, lama bekerja, pendidikan dan pelatihan) dengan variabel pengetahuan dan sikap, dan pengujian selanjutnya untuk menguji variabel independen (pengetahuan dan sikap) dengan variabel dependen (kesiapsiagaan).

4.3.1 Hubungan Karakteristik Responden dengan Pengetahuan Mengenai Kesiapsiagaan Menghadapi Bencana Banjir

Hasil analisis statistik chi square terdapat nilai expected count ≤ 5 maka sebaiknya mempergunakan uji statistik eksak fisher. Berdasarkan hasil uji eksak fisher didapat nilai p = 0,349 menunjukkan tidak ada hubungan antara umur dengan pengetahuan responden, nilai p = 0,255 menunjukkan tidak ada hubungan antara lama bekerja dengan pengetahuan responden, nilai p = 0,369 menunjukkan tidak ada hubungan antara pendidikan dengan pengetahuan responden, nilai p = 0,009 menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara pelatihan dengan pengetahuan responden. Hasil analisis mengenai hal tersebut selengkapnya dapat dilihat pada tabel 4.9.

Tabel 4.9 Hubungan Karakteristik Responden (Umur, Lama Bekerja, Pendidikan, Pelatihan) dengan Pengetahuan Mengenai Kesiapsiagaan Menghadapi Bencana Banjir di Puskesmas Kampung Baru Kecamatan Medan Maimun Tahun 2012

No Karakteristik Responden Pengetahuan Total P Baik Buruk n % n % n % Umur 1 18 – 34 tahun 1 14,3 6 85,7 7 100 0,349 2 35 – 60 tahun 5 33,3 10 66,7 15 100 Lama bekerja 1 < 10 Tahun 1 12,5 7 87,5 8 100 0,255 2 ≥ 10 Tahun 5 35,7 9 64,3 14 100 Pendidikan 1 < S1 3 21,4 11 78,6 14 100 0,369 2 ≥ S1 3 37,5 5 62,5 8 100 Pelatihan 1 Pernah 4 80 1 20 5 100 0,009 2 Tidak Pernah 2 11,8 15 88,2 17 100

4.3.2 Hubungan Karakteristik Responden dengan Sikap Mengenai Kesiapsiagaan Menghadapi Bencana Banjir

Hasil analisis statistik chi square terdapat nilai expected count ≤ 5 maka sebaiknya mempergunakan uji statistik eksak fisher. Berdasarkan hasil uji eksak fisher didapat nilai p = 0,682 menunjukkan tidak ada hubungan antara umur dengan sikap responden, nilai p = 0,636 menunjukkan tidak ada hubungan antara lama bekerja dengan sikap responden, nilai p = 0,636 menunjukkan tidak ada hubungan antara pendidikan dengan sikap responden, nilai p = 0,773 menunjukkan tidak ada hubungan antara pelatihan dengan sikap responden. Hasil analisis mengenai hal tersebut selengkapnya dapat dilihat pada tabel 4.10.

Tabel 4.10 Hubungan Karakteristik Responden (Umur, Lama Bekerja, Pendidikan, Pelatihan) dengan Sikap Mengenai Kesiapsiagaan Menghadapi Bencana Banjir di Puskesmas Kampung Baru Kecamatan Medan Maimun Tahun 2012

No Karakteristik Responden Sikap Total P Positif Negatif n % N % n % Umur 1 18 – 34 tahun 7 100 0 0 7 100 0,682 2 35 – 60 tahun 14 99,3 1 6,7 15 100 Lama bekerja 1 < 10 Tahun 8 100 0 0 8 100 0,636 2 ≥ 10 Tahun 13 92,9 1 7,1 14 100 Pendidikan 1 < S1 13 92,9 1 7,1 14 100 0,636 2 ≥ S1 8 100 0 0 8 100 Pelatihan 1 Pernah 5 100 0 0 5 100 0,773 2 Tidak Pernah 16 94,1 1 5,9 17 100

4.3.3 Hubungan Pengetahuan dengan Kesiapsiagaan Responden Menghadapi Bencana Banjir

Hasil analisis statistik chi-square terdapat nilai expected count ≤ 5 maka sebaiknya mempergunakan uji statistik eksak fisher. Berdasarkan hasil uji eksak fisher didapat nilai p = 0,009 artinya ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan kesiapsiagaan menghadapi bencana banjir. Hasil analisis mengenai hal tersebut selengkapnya dapat dilihat pada tabel 4.11.

Tabel 4.11 Hubungan Pengetahuan dengan Kesiapsiagaan Responden Puskesmas Kampung Baru Menghadapi Bencana Banjir di Kecamatan Medan Maimun Tahun 2012

No Pengetahuan

Kesiapsiagaan

Total P

Siap Tidak Siap

n % N % n %

1. Buruk 1 6,3 15 93,8 16 100

0,009

2. Baik 4 66,7 2 33,3 6 100

4.3.4 Hubungan Sikap dengan Kesiapsiagaan Responden Menghadapi Bencana Banjir

Hasil analisis statistic chi-square terdapat nilai expected count ≤ 5 maka sebaiknya mempergunakan uji statistik eksak fisher. Berdasarkan hasil uji eksak fisher didapat nilai p = 1,000 artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara sikap dengan kesiapsiagaan menghadapi bencana banjir. Hasil analisis mengenai hal tersebut selengkapnya dapat dilihat pada tabel 4.12.

Tabel 4.12 Hubungan Sikap dengan Kesiapsiagaan Responden Puskesmas Kampung Baru Menghadapi Bencana Banjir di Kecamatan Medan Maimun Tahun 2012

No Sikap

Kesiapsiagaan

Total P

Siap Tidak Siap

n % n % n %

1. Negatif 0 0 1 100 1 100

1,000

2. Positif 5 23,8 16 76,2 21 100

4.4 Analisis Multivariat

Pada penelitian ini, variabel bebas yang memenuhi kriteria kemaknaan statistik bivariat (P < 0,25 ) dimasukkan ke dalam analisis multivariat dengan menggunakan uji regresi logistik berganda dengan metode backward LR, yaitu variabel pengetahuan. Meskipun variabel sikap p> 0,25, namun karena dianggap penting maka dimasukkan dalam model multivariat.

Tabel 4.13 Seleksi Variabel yang Berhubungan dengan Kesiapsiagaan Tenaga Kesehatan Puskesmas Kampung Baru Menghadapi Bencana Banjir di Kecamatan Medan Maimun Tahun 2012

Variabel B P Exp(B) 95% CI for Exp(B)

Lower Upper Step 2

Pengetahuan 3,401 0,012 30,000 2,137 421,117

Constant -0,693 0,009 0,500 - -

Dari hasil seleksi terakhir diperoleh ada satu variabel yang paling berhubungan yaitu pengetahuan. Dari hasil analisa regresi logistik ini, diperoleh model persamaan sebagai berikut :

dimana, y = -0,693 + 3,401(Pengetahuan) , maka probabilitas seorang tenaga kesehatan untuk siap menghadapi bencana banjir dengan pengetahuan yang baik adalah y = -0,693 + 3,401(Pengetahuan) y = -0,693 + 3,401(0) y = -0,693 maka : � = 1/(1 + 2,7−0.693) P = 0,666

Ini berarti probabilitas tenaga kesehatan untuk siap dalam menghadapi bencana banjir dengan pengetahuan yang baik adalah 66, 6 %.

4.5 Hasil Wawancara

4.5.1 Pengetahuan Informan

Pada kejadian bencana banjir 2011 hampir semua informan sebagai tenaga kesehatan dari berbagai profesi (87,5 %) menyatakan berperan dalam penanggulangan bencana banjir dalam tahap tanggap darurat dan pemulihan dengan melayani sebagai tenaga kesehatan di posko yang dibentuk ditiap kelurahan, seperti ungkapan salah satu informan berikut :

Kami kalau banjir, bagi tugas untuk posko kesehatan, tiap kelurahan kami ada, biasanya ya 1 kelurahan 1 posko dipusatkan dikantor Lurah bergabung dengan tenaga keamanan juga : tentara, apa, nanti masyarakat disitu berobatnya, dan dinas kesehatan ada, mobil ambulansnya pun ada, trus kadang ada lagi dari sosial-sosial seperti orang cina-cina itu, apa itu.... organisasi kasih datang semuanya tuh tim kesitu …jadi kita bergabung sama-sama”.

Hasil indepth interview menunjukkan hampir sebagian besar informan belum memahami secara menyeluruh mengenai definisi kesiapsiagaan menghadapi bencana banjir. Menurut mereka seringkali kesiapsiagaan itu adalah tugas bagian emergensi dan tugas tenaga kesehatan pada umumnya adalah pada tahap tanggap darurat, seperti ungkapan salah satu informan berikut :

‘’ …Tentang kesiapsiagaan itu … di Puskesmas sendiri ada program namanya emergensi, itu petugasnya apabila ada kejadian banjir atau kebakaran sudah disiapsiagakan langsung terjun ke lapangan” .

Hasil indepth interview mengenai pengetahuan informan tentang fungsi puskesmas sebagai pusat pembangunan berwawasan kesehatan yang mendukung dalam persiapan menghadapi bencana banjir sebagian informan belum sepenuhnya benar. Hal ini dikarenakan sebagian informan menyatakan bahwa fungsi tersebut berkaitan dengan persiapan dalam obat dan pengobatan serta alat-alat untuk mengatasi masalah akibat bencana banjir, seperti ungkapan informan berikut :

“…Ya biasalah…melakukan pengobatan saja paling, kalau misalnya ada yang mengalami munmen, diare, atau entah kakinya kena apa, yaitulah pengobatan sajalah…”

“…Untuk yaitulah , memantau ada yang sakit, memantau yang memerlukan pengobatan, dalam persiapan obat-obatan, alat-alat, ambulans yaitu puskesmas keliling…”

Berdasarkan hasil indepth interview mengenai pengetahuan informan tentang fungsi puskesmas sebagai pusat pemberdayaan masyarakat yang mendukung dalam persiapan menghadapi bencana banjir sebagian kecil informan sudah memahami dengan benar, seperti ungkapan informan berikut :

“ …Itu pemberdayaan masyarakat…bisa membentuk manusia-manusia yang mengerti kesehatan ya, seperti apa ya …em… kader-kader Puskesmas, gitu…ya…”

“…Ya, kadang-kadang masyarakat ini ada juga dia membantu seperti dalam pengobatan, seperti itulah dari LSM, kayak seperti organisasi-organisasi, jadi kita seperti orang itu kita bekerjasama…kita harus disitu jangan ditinggalkan karena ini kan wilayah kita…”

Berdasarkan hasil indepth interview mengenai pengetahuan informan tentang fungsi puskesmas sebagai pusat pelayanan kesehatan strata pertama yang mendukung dalam persiapan menghadapi bencana banjir sebagian kecil informan sudah memahami dengan benar, seperti ungkapan informan berikut :

“…Ya, Puskesmas sebagai tempat pelayanan kesehatan yang pertama, dimana pelayanannya juga terbatas, kalau pelayanan tidak sanggup dilaksanakan diPuskesmas dikirim kerumah sakit…”

“…Pelayanan apalah ya…pelayanan yang pertama yang melayani masyarakat…” Berdasarkan hasil indepth interview mengenai pengetahuan informan tentang obat dan perbekalan yang dibutuhkan agar penanganan gawat darurat dan rujukan dapat berjalan baik sebagian informan pada umumnya sudah memahami dengan benar, seperti ungkapan informan berikut :

“…Inilah dari mulai P3Knya, alat-alat medisnya juga kan perlu seperti oksigen, tandunya, bedah minornya saya rasa perlu bila ada koyak atau robek, belum lagi penanganan RJP (resusitasi jantung paru) nya, dan obat-obat medis…”

“…Sarana prasarana, obat-obat… pertama, tensi meter, stetoskop, kotak pertolongan pertama, obat-obat emergensi, obat-obatan oral, infuse sama ambulans yaitu puskesmas keliling, ugd belum ada yang digunakan kamar suntik…”

Berdasarkan hasil indepth interview mengenai pengetahuan informan tentang ketersediaan standar operasional prosedur penanganan gawat darurat, sebagian informan menyatakan bahwa belum mengetahui secara jelas ketersediaan standar operasional penanganan gawat darurat dan rujukan di Puskesmas, seperti ungkapan informan berikut :

“ …Saya rasa nggak ada…” “…Ya mungkin ada, saya nggak tahu soal-soal itu…”

4.5.2 Sikap Informan

Berdasarkan hasil indepth interview, diperoleh informasi bahwa sebagian besar informan menyatakan perlu melakukan surveilans kesehatan namun ada sebagian informan yang menyatakan bahwa itu tugas khusus bagian petugas surveilans dan sebagian ikut melakukan kegiatan tersebut, seperti ungkapan informan berikut :

“…Kalau surveilans kesehatan perlu, tapi kita punya petugas surveilans, itu memang berkesinambungan, tertentu, masih perlu…”

“…Perlu juga, khususnya kalau seperti saya bagian gizi…”

Berdasarkan hasil indepth interview, diperoleh informasi bahwa sebagian besar informan menyatakan perlu melakukan penyuluhan kesehatan kepada masyarakat agar siapsiaga menghadapi banjir namun dalam kecenderungan untuk melakukan tindakan, ada informan yang menyatakan cenderung tidak melakukannya, seperti ungkapan informan berikut :

“…Ya, intinya tak pernah keluar, kalau penyuluhan memang perlu, tapi bagian emergensi perlu melakukan penyuluhan itu…”

Berdasarkan hasil indepth interview, diperoleh informasi bahwa sebagian besar informan menyatakan perlu bekerjasama dengan pihak di luar Puskesmas dalam kesiapsiagaan menghadapi bencana banjir, dengan alasan kesiapsiagaan tidak mungkin dijalankan hanya oleh tenaga kesehatan Puskesmas, tenaga kesehatan tidak mungkin bekerja sendiri-sendiri, seperti ungkapan informan berikut :

“…Iyalah perlulah, nggak mungkin orang Puskesmas saja…”

Dokumen terkait