• Tidak ada hasil yang ditemukan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.3. Penentuan Biaya Standar

4.6.1 Analisis Varians Bahan Baku Langsung

Analisis varians bahan baku langsung terdiri dari varians harga dan varians efisiensi pemakaian.

a. Analisis varians harga bahan baku langsung

Analisis varians harga bahan baku langsung rata-rata disajikan pada Tabel 6.

Tabel 6. Analisis varians rata-rata harga bahan baku langsung Cireng Cageur Grup bulan November 2011

Bahan Baku

Analisis Varians Rata-Rata Harga Bahan Baku (Rp) Standar Harga (SP) Realisasi Harga (AP) Kuantitas Aktual (AQ) Analisis Varians (MPV) U/F Varians Tepung terigu (kg) 7.583 5.673 0,00593 -11,33 F 25,19% Kornet Sapi (kg) 8.750 7.917 0,01261 -10,50 F 9,52% Ayam Fillet (kg) 37.333 36.467 0,00493 -4,27 F 2,32%

Cabe Rawit Merah (kg) 17.875 17.467 0,00205 -0,84 F 2,28%

Garam (kg) 500 474 0,000118 -0,003 F 5,20% Keju (kg) 55.833 52.750 0,00909 -28,02 F 5,52% Minyak Goreng (lt) 11.833 11.750 0,00014 -0,01 F 0,70% Bumbu penyedap (kg) 350 308 0,000018 -0,001 F 12,00% Pengembang (kg) 39.333 40.000 0,000029 0,02 U -1,70% Sagu (kg) 10.500 10.140 0,01206 -4,34 F 3,43% Penyedap rasa (kg) 23.500 21.500 0,000178 -0,36 F 8,51% Susu Skim (kg) 20.750 20.000 0,00058 -0,44 F 3,61%

1. Tepung Terigu

Bahan baku tepung terigu selama bulan November 2011 mempunyai rataan standar harga sebesar Rp. 7.583 per kg dan rataan realisasi harga sebesar Rp. 5.673 per kg. Varians yang terjadi antara harga tepung terigu standar dengan harga aktual bersifat favorable (F) atau menguntungkan, yaitu sebesar Rp. 11,33 dengan rataan persentase varians 25,19%. Varians yang terjadi disebabkan karena bahan baku tepung terigu dibeli dalam kemasan yang lebih besar sehingga harganya lebih murah dibandingkan dengan pembelian tepung terigu dalam kemasan kecil.

2. Kornet Sapi

Bahan baku kornet sapi selama bulan November 2011 mempunyai rataan standar harga sebesar Rp.8.750 per kaleng dan rataan realisasi harga sebesar Rp. 7.917 per kaleng. Varians yang terjadi antara harga kornet sapi standar dengan harga aktual bersifat favorable (F) atau menguntungkan, yaitu sebesar Rp. 10,50 dengan rataan persentase varians 9,52%. Varians yang terjadi disebabkan karena pembelian kornet sapi dibeli dalam kuantitas yang lebih besar sehingga harganya lebih murah dibandingkan dengan pembelian kuantitas kecil.

3. Ayam Fillet

Bahan baku ayam fillet selama bulan November 2011 mempunyai rataan standar harga sebesar Rp. 37.333 per kg dan rataan realisasi harga sebesar Rp. 36.467 per kg. Varians yang terjadi antara harga ayam fillet standar dengan harga aktual bersifat favorable (F) atau menguntungkan, yaitu sebesar Rp. 4,27 dengan rataan persentase varians 2,32%. Varians yang terjadi disebabkan karena pembelian ayam fillet dilakukan di kios bahan baku langganan dengan harga yang lebih murah dibandingkan dengan kios bahan baku lainnya.

4. Cabe Rawit Merah

Bahan baku cabe rawit merah selama bulan November 2011 mempunyai rataan standar harga sebesar Rp. 17.875 per bungkus dan rataan realisasi harga sebesar Rp. 17.467 per bungkus. Varians yang terjadi antara harga standar cabe rawit merah dengan harga aktual bersifat favorable (F) atau menguntungkan, yaitu sebesar Rp. 0,84 dengan rataan persentase varians 2,28%. Varians yang terjadi disebabkan karena pembelian cabe rawit merah dilakukan di kios bahan baku langganan dengan harga yang lebih murah dibandingkan dengan kios bahan baku lainnya.

5. Garam

Bahan baku garam selama bulan November 2011 mempunyai rataan standar harga sebesar Rp. 500 per bungkus dan rataan realisasi harga sebesar Rp. 474 per bungkus. Varians yang terjadi antara harga garam standar dengan harga aktual bersifat favorable (F) atau menguntungkan, yaitu sebesar Rp. 0,003 dengan rataan persentase varians 5,20%. Varians yang terjadi karena garam dibeli dalam kuantitas yang lebih besar sehingga harganya lebih murah dibandingkan dengan pembelian kuantitas kecil.

6. Keju

Bahan baku keju selama bulan November 2011 mempunyai rataan standar harga sebesar Rp. 55.833 per kg dan rataan realisasi harga sebesar Rp. 52.750 per kg. Varians yang terjadi antara harga keju standar dengan harga aktual bersifat favorable (F) atau menguntungkan, yaitu sebesar Rp. 28,02 dengan rataan persentase varians 5,52%. Varians yang terjadi disebabkan karena pembelian keju dilakukan di toko bahan baku langganan dengan harga yang lebih murah dibandingkan dengan toko bahan baku kue lainnya. 7. Minyak Goreng

Bahan baku minyak goreng selama bulan November 2011 mempunyai rataan standar harga sebesar Rp. 11.833 per lt dan rataan realisasi harga sebesar Rp. 11.750 per lt. Varians yang

terjadi antara harga minyak goreng standar dengan harga aktual bersifat favorable (F) atau menguntungkan, yaitu sebesar Rp. 0,01 dengan rataan persentase varians 0,70%. Varians yang terjadi disebabkan karena minyak goreng dibeli dalam jumlah yang banyak sehingga harganya lebih murah dibandingkan dengan harga satuan kilo.

8. Bumbu Penyedap Masakan

Bahan baku bumbu penyedap masakan selama bulan November 2011 mempunyai rataan standar harga sebesar Rp. 350 per bungkus dan rataan realisasi harga sebesar Rp. 308 per bungkus. Varians yang terjadi antara harga bumbu penyedap masakan standar dengan harga aktual bersifat favorable (F) atau menguntungkan, yaitu sebesar Rp. 0,001 dengan rataan persentase varians 12%. Varians yang terjadi disebabkan karena bumbu penyedap masakan dibeli dalam jumlah yang banyak sehingga harganya lebih murah dibandingkan dengan harga satuan per bungkus.

9. Pengembang

Bahan baku pengembang selama bulan November 2011 mempunyai rataan standar harga sebesar Rp. 39.333 per bungkus dan rataan realisasi harga sebesar Rp. 40.000 per bungkus. Varians yang terjadi antara harga pengembang standar dengan harga aktual bersifat unfavorable (U) atau tidak menguntungkan, yaitu sebesar Rp. 0,02 dengan rataan persentase varians 1,70%. Varians ini terjadi karena pembelian dilakukan di toko bahan baku yang menjual pengembang dengan harga yang lebih tinggi dibandingkan dengan toko bahan baku lainnya.

10. Sagu

Bahan baku sagu selama bulan November 2011 mempunyai rataan standar harga sebesar Rp. 10.500 per kg dan rataan realisasi harga sebesar Rp. 10.140 per kg. Varians yang terjadi antara harga sagu standar dengan harga aktual bersifat favorable (F) atau

menguntungkan, yaitu sebesar Rp. 3,93 dengan rataan persentase varians 3,43%. Varians yang terjadi disebabkan karena bahan baku sagu dibeli dalam kemasan yang lebih besar sehingga harganya lebih murah dibandingkan dengan pembelian tepung dalam kemasan kecil.

11. Penyedap Rasa

Bahan baku penyedap rasa selama bulan November 2011 mempunyai rataan standar harga sebesar Rp. 23.500 per kg dan rataan realisasi harga sebesar Rp. 21.500 per kg. Varians yang terjadi antara harga penyedap rasa standar dengan harga aktual bersifat favorable (F) atau menguntungkan, yaitu sebesar Rp. 0,36 dengan rataan persentase varians 8,51%. Varians yang terjadi karena penyedap rasa dibeli dalam kuantitas yang lebih besar sehingga harganya lebih murah dibandingkan dengan pembelian kuantitas kecil. Selain itu harga penyedap rasa lebih murah karena pembeliannya dilakukan di toko bahan baku langganan dibandingkan toko bahan baku lainnya.

12. Susu Skim

Bahan baku susu bubuk selama bulan November 2011 mempunyai rataan standar harga sebesar Rp. 20.750 per kg dan rataan realisasi harga sebesar Rp. 20.000 per kg. Varians yang terjadi antara harga susu bubuk standar dengan harga aktual bersifat favorable (F) atau menguntungkan, yaitu sebesar Rp. 0,44 dengan rataan persentase varians 3,61%. Varians yang terjadi disebabkan karena pembelian susu bubuk dilakukan di toko bahan baku langganan dengan harga yang lebih murah dibandingkan dengan toko bahan baku lainnya.

b. Analisis varians efisiensi bahan baku langsung

Analisis varians rata-rata efisiensi pemakaian bahan baku langsung disajikan pada Tabel 7.

Tabel 7. Analisis varian rata-rata efisiensi pemakaian bahan baku langsung UKM Cireng Cageur Grup bulan November 2011.

Bahan Baku

Analisis Varians Rata-Rata Kuantitas Bahan Baku (Rp) Standar Kuantitas (SQ) Realisasi Kuantitas (AQ) Standar Harga (SP) Analisis Varians (MUV) U/F Varians Tepung terigu (kg) 0,00594 0,00593 7.583 -0,08 F 0,17% Kornet Sapi (kg) 0,01360 0,01261 8.750 -8,66 F 7,28% Ayam Fillet (kg) 0,00500 0,00493 37.333 -2,61 F 1,40% Cabe Rawit Merah (kg) 0,00200 0,00205 17.875 0,89 U -2,50%

Garam (kg) 0,000120 0,000118 500 0 F 1,67% Keju (kg) 0,00920 0,00909 55.833 -6,14 F 1,20% Minyak Goreng (lt) 0,00015 0,00014 11.833 -0,12 F 6,67% Bumbu penyedap (kg) 0,000020 0,000018 350 -0,001 F 10,00% Pengembang (kg) 0,000030 0,000029 39.333 -0,04 F 3,33% Sagu (kg) 0,01203 0,01206 10.500 0,31 U -0,25% Penyedap rasa (kg) 0,000179 0,000178 23.500 -0,02 F 0,56% Susu Skim (kg) 0,00055 0,00058 20.750 0,62 U -5,45% 1. Tepung Terigu

Bahan baku tepung terigu mempunyai rataan standar efisiensi sebesar 0.00594 kg dan rataan realisasi efisiensi sebesar 0.00593 kg selama bulan November 2011. Varians yang terjadi antara biaya standar dengan biaya aktual bersifat favorable (F) atau menguntungkan, yaitu sebesar Rp. 0,08 dengan rataan persentase varians 0,17%. Varians yang terjadi disebabkan karena sering terjadi pengurangan pemakaian bahan baku tepung agar mendapatkan tekstur adonan kulit cireng yang tepat.

2. Kornet Sapi

Bahan baku kornet sapi mempunyai rataan standar efisiensi sebesar 0,01360 kg dan rataan realisasi efisiensi sebesar 0,01261 kg selama bulan November 2011. Varians yang terjadi antara biaya standar dengan biaya aktual bersifat favorable (F) atau menguntungkan, yaitu sebesar Rp. 8,66 dengan rataan persentase varians 7,28 %. Kornet sapi merupakan bahan baku yang digunakan dalam proses produksi cireng rasa kornet sehingga

varians yang terjadi disebabkan karena belum adanya standar alat ukur yang pas guna mengetahui standar pasti, oleh sebab itu seringkali terjadi pengurangan penggunaan kornet sapi untuk mengantisipasi kelebihan produksi yang ada.

3. Ayam Fillet

Bahan baku ayam fillet mempunyai rataan standar efisiensi sebesar 0,00500 kg dan rataan realisasi efisiensi sebesar 0,00493 kg selama bulan November 2011. Varians yang terjadi antara biaya standar dengan biaya aktual bersifat favorable (F) atau menguntungkan, yaitu sebesar Rp. 2,61 dengan rataan persentase varians 1,40 %. Ayam fillet merupakan bahan baku yang digunakan dalam proses produksi cireng rasa ayam pedas sehingga varians yang terjadi disebabkan karena belum adanya standar alat ukur yang pas guna mengetahui standar pasti, oleh sebab itu seringkali terjadi pengurangan penggunaan ayam fillet untuk mengantisipasi kelebihan produksi yang ada.

4. Cabe Rawit Merah

Bahan baku cabe rawit merah mempunyai rataan standar efisiensi sebesar 0,00200 kg dan rataan realisasi efisiensi sebesar 0,00205 kg selama bulan November 2011. Varians yang terjadi antara biaya standar dengan biaya aktual bersifat unfavorable (U) atau tidak menguntungkan, yaitu sebesar Rp. 0,89 dengan rataan persentase varians 2,50 %. Cabe rawit merah merupakan bahan baku yang digunakan dalam proses produksi penambahan isian cireng rasa ayam dan cireng rasa kornet. Varians ini terjadi karena sering terjadi penambahan bahan baku cabe rawit merah untuk mendapatkan rasa cireng yang lebih tajam dan banyak disukai pembeli.

5. Garam

Bahan baku garam mempunyai rataan standar efisiensi sebesar 0,000120 kg dan rataan realisasi efisiensi sebesar 0,000118 kg selama bulan November 2011. Varians yang terjadi antara biaya

standar dengan biaya aktual bersifat favorable (F) atau menguntungkan, yaitu sebesar Rp. 0,001 dengan rataan persentase varians 1,67 %. Varians ini terjadi karena penggunaan garam dilakukan secukupnya maka oleh sebab itu terjadi kelebihan stok garam yang dapat digunakan kembali untuk produksi selanjutnya. 6. Keju

Bahan baku keju mempunyai rataan standar efisiensi sebesar 0,00920 kg dan rataan realisasi efisiensi sebesar 0,00909 kg selama bulan November 2011. Varians yang terjadi antara biaya standar dengan biaya aktual bersifat favorable (F) atau menguntungkan, yaitu sebesar Rp. 6,14 dengan rataan persentase varians 1,20 %. Keju merupakan bahan baku yang digunakan dalam proses produksi cireng rasa keju sehingga varians yang terjadi disebabkan karena terjadi pengurangan pemakaian keju pada isi cireng. Keju merupakan bahan baku yang digunakan dalam proses produksi cireng rasa keju sehingga varians yang terjadi disebabkan karena belum adanya standar alat ukur yang pas guna mengetahui standar pasti, oleh sebab itu seringkali terjadi pengurangan penggunaan keju untuk mengantisipasi kelebihan produksi yang ada.

7. Minyak Goreng

Bahan baku minyak goreng mempunyai rataan standar efisiensi sebesar 0,00015 kg dan rataan realisasi efisiensi sebesar 0,00014 kg selama bulan November 2011. Varians yang terjadi antara biaya standar dengan biaya aktual bersifat favorable (F) atau menguntungkan, yaitu sebesar Rp. 0,12 dengan rataan persentase varians 6,67 %. Varians ini terjadi karena penggunaan minyak goreng disesuaikan dengan jumlah bahan baku yang akan dijadikan isian cireng.

8. Bumbu Penyedap Masakan

Bahan baku bumbu penyedap masakan mempunyai rataan standar efisiensi sebesar 0,000020 kg dan rataan realisasi efisiensi sebesar 0,000018 kg selama bulan November 2011. Varians yang

terjadi antara biaya standar dengan biaya aktual bersifat favorable (F) atau menguntungkan, yaitu sebesar Rp. 0,001 dengan rataan persentase varians 10,00%. Varians ini terjadi karena penggunaan bumbu penyedap masakan dilakukan secukupnya maka oleh sebab itu terjadi kelebihan stok bumbu penyedap masakan yang dapat digunakan kembali untuk proses produksi selanjutnya.

9. Pengembang

Bahan baku pengembang mempunyai rataan standar efisiensi sebesar 0,000030 kg dan rataan realisasi efisiensi sebesar 0,000029 kg selama bulan November 2011. Varians yang terjadi antara biaya standar dengan biaya aktual bersifat favorable (F) atau menguntungkan, yaitu sebesar Rp. 0,04 dengan rataan persentase varians 3,33 %. Varians ini terjadi karena jumlah pemakaian pengembang hanya digunakan secukupnya untuk dapat membuat hasil tekstur adonan kulit cireng yang tepat.

10. Sagu

Bahan baku sagu mempunyai rataan standar efisiensi sebesar 0,01203 kg dan rataan realisasi efisiensi sebesar 0,01206 kg selama bulan November 2011. Varians yang terjadi antara biaya standar dengan biaya aktual bersifat unfavorable (U) atau tidak menguntungkan, yaitu sebesar Rp. 0,31 dengan rataan persentase varians 0,25 %. Varians ini sering terjadi karena penambahan bahan baku sagu untuk mendapatkan adonan kulit cireng yang tepat..

11. Penyedap Rasa

Bahan baku penyedap rasa mempunyai rataan standar efisiensi sebesar 0,000179 kg dan rataan realisasi efisiensi sebesar 0,000178 kg selama bulan November 2011. Varians yang terjadi antara biaya standar dengan biaya aktual bersifat favorable (F) atau menguntungkan, yaitu sebesar Rp. 0,02 dengan rataan persentase varians 0,56 %. Varians ini terjadi karena penggunaan penyedap rasa dilakukan secukupnya maka oleh sebab itu terjadi kelebihan

stok penyedap rasa yang dapat digunakan kembali untuk produksi selanjutnya.

12. Susu Skim

Bahan baku susu skim mempunyai rataan standar efisiensi sebesar 0,00055 kg dan rataan realisasi efisiensi sebesar 0,00058 kg selama bulan November 2011. Varians yang terjadi antara biaya standar dengan biaya aktual bersifat unfavorable (U) atau tidak menguntungkan, yaitu sebesar Rp. 0,62 dengan rataan persentase varians 5,45 %. Varians yang terjadi disebabkan karena sering terjadi penambahan pemakaian bahan baku susu skim agar mendapatkan tekstur adonan kulit cireng yang tepat dan lembut. c. Analisis varians total bahan baku langsung

Analisis varians total bahan baku langsung merupakan gabungan antara varians rata-rata harga bahan baku langsung dan varians rata-rata efisiensi pemakaian bahan baku langsung. Analisis varians total bahan baku langsung Cireng Cageur Grup disajikan pada Tabel 8.

Tabel 8. Analisis varians total rata-rata bahan baku langsung UKM Cireng Cageur Grup bulan November 2011

Bahan Baku Biaya Standar

(SP x SQ)

Biaya Aktual (AP x AQ)

Analisis

Varians U/F Varians

Tepung terigu (kg) 45,04 33,64 -11,40 F 25,31%

Kornet Sapi (kg) 119 99,83 -19,17 F 16,11%

Ayam Fillet (kg) 186,67 179,78 -6,88 F 3,69%

Cabe Rawit Merah (kg) 35,75 35,81 0,06 U -0,17%

Garam (kg) 0,060 0,056 -0,004 F 6,78% Keju (kg) 513,6636 479,50 -34,17 F 6,65% Minyak Goreng (lt) 1,77 1,65 -0,13 F 7,32% Bumbu penyedap (kg) 0,007 0,006 -0,001 F 20,80% Pengembang (kg) 1,18 1,16 -0,02 F 1,69% Sagu (kg) 126,32 122,29 -4,03 F 3,19% Penyedap rasa (kg) 4,21 3,83 -0,38 F 9,02% Susu Skim (kg) 11,41 11,60 0,19 U -1,64% 1. Tepung Terigu

Bahan baku tepung mempunyai biaya standar rata-rata sebesar Rp. 45,04 dan biaya aktual rata-rata sebesar Rp. 33,64 selama bulan

November 2011. Varians yang terjadi antara biaya standar dengan biaya aktual bersifat favorable (F) atau menguntungkan, yaitu sebesar Rp. 11,40 dengan rataan persentase varians 25,31 %. Varians ini terjadi karena pembelian bahan baku tepung terigu dilakukan dalam kemasan yang lebih besar sehingga harga belinya lebih murah. Selain itu pembelian tepung terigu dilakukan pada toko yang harganya lebih murah dibandingkan dengan toko bahan baku lainnya. Dan juga dalam proses produksi sering terjadi pengurangan pemakaian bahan baku tepung agar mendapatkan tekstur adonan kulit cireng yang tepat

2. Kornet Sapi

Bahan baku kornet sapi mempunyai biaya standar rata-rata sebesar Rp. 119 dan biaya aktual rata-rata sebesar Rp. 99,83 selama bulan November 2011. Varians yang terjadi antara biaya standar dengan biaya aktual bersifat favorable (F) atau menguntungkan, yaitu sebesar Rp. 19,17 dengan rataan persentase varians 16,11 %. Varians yang terjadi disebabkan karena pembelian kornet sapi dibeli dalam kuantitas yang lebih besar sehingga harganya lebih murah dibandingkan dengan pembelian kuantitas kecil. Selain itu kornet sapi merupakan bahan baku yang digunakan dalam proses produksi cireng rasa kornet sehingga varians yang terjadi disebabkan karena belum adanya standar alat ukur yang pas guna mengetahui standar pasti, oleh sebab itu seringkali terjadi pengurangan penggunaan kornet sapi untuk mengantisipasi kelebihan produksi yang ada.

3. Ayam Fillet

Bahan baku ayam fillet mempunyai biaya standar rata-rata sebesar Rp. 186,67 dan biaya aktual rata-rata sebesar Rp. 179,78 selama bulan November 2011. Varians yang terjadi antara biaya standar dengan biaya aktual bersifat favorable (F) atau menguntungkan, yaitu sebesar Rp. 6,88 dengan rataan persentase varians 3,69 %. Varians yang terjadi disebabkan karena pembelian

ayam fillet dilakukan di kios bahan baku langganan dengan harga yang lebih murah dibandingkan dengan kios bahan baku lainnya. Ayam fillet merupakan bahan baku yang digunakan dalam proses produksi cireng rasa ayam pedas sehingga varians yang terjadi disebabkan karena belum adanya standar alat ukur yang pas guna mengetahui standar pasti, oleh sebab itu seringkali terjadi pengurangan penggunaan ayam fillet untuk mengantisipasi kelebihan produksi yang ada.

4. Cabe Rawit Merah

Bahan baku cabe rawit merah mempunyai biaya standar rata- rata sebesar Rp. 35,75 dan biaya aktual rata-rata sebesar Rp. 35,81 selama bulan November 2011. Varians yang terjadi antara biaya standar dengan biaya aktual bersifat unfavorable (U) atau tidak menguntungkan, yaitu sebesar Rp. 0,06 dengan rataan persentase varians 0,17 %. Varians ini terjadi karena sering terjadi penambahan bahan baku cabe rawit merah untuk mendapatkan rasa cireng yang lebih tajam dan banyak disukai pembeli.

5. Garam

Bahan baku garam mempunyai biaya standar rata-rata sebesar Rp. 0,060 dan biaya aktual rata-rata sebesar Rp. 0,056 selama bulan November 2011. Varians yang terjadi antara biaya standar dengan biaya aktual bersifat favorable (F) atau menguntungkan, yaitu sebesar Rp.0,004 dengan rataan persentase varians 6,78 %.Varians yang terjadi karena garam dibeli dalam kuantitas yang lebih besar sehingga harganya lebih murah dibandingkan dengan pembelian kuantitas kecil. Varians ini terjadi karena penggunaan garam dilakukan secukupnya maka oleh sebab itu terjadi kelebihan stok garam yang dapat digunakan kembali untuk produksi selanjutnya. 6. Keju

Bahan baku keju mempunyai biaya standar rata-rata sebesar Rp. 513,66 dan biaya aktual rata-rata sebesar Rp. 479,50 selama bulan November 2011. Varians yang terjadi antara biaya standar

dengan biaya aktual bersifat favorable (F) atau menguntungkan, yaitu sebesar Rp. 34,17 dengan rataan persentase varians 6,65 %. Varians yang terjadi disebabkan karena pembelian keju dilakukan di toko bahan baku langganan dengan harga yang lebih murah dibandingkan dengan toko bahan baku kue lainnya dan juga Keju merupakan bahan baku yang digunakan dalam proses produksi cireng rasa keju sehingga varians yang terjadi disebabkan karena belum adanya standar alat ukur yang pas guna mengetahui standar pasti, oleh sebab itu seringkali terjadi pengurangan penggunaan keju untuk mengantisipasi kelebihan produksi yang ada.

7. Minyak Goreng

Bahan baku minyak goreng mempunyai biaya standar rata-rata sebesar Rp. 1,77 dan biaya aktual rata-rata sebesar Rp. 1,65 selama bulan November 2011. Varians yang terjadi antara biaya standar dengan biaya aktual bersifat favorable (F) atau menguntungkan, yaitu sebesar Rp. 0,13 dengan rataan persentase varians 7,32 %. Varians yang terjadi disebabkan karena minyak goreng dibeli dalam jumlah yang banyak sehingga harganya lebih murah dibandingkan dengan harga satuan kilo serta apabila dilihat dari kuantitasnya. Varians ini terjadi karena penggunaan minyak goreng disesuaikan dengan jumlah bahan baku yang akan dijadikan isian cireng.

8. Bumbu Penyedap Masakan

Bahan baku bumbu penyedap masakan mempunyai biaya standar rata-rata sebesar Rp. 0,007 dan biaya aktual rata-rata sebesar Rp. 0,006 selama bulan November 2011. Varians yang terjadi antara biaya standar dengan biaya aktual bersifat favorable (F) atau menguntungkan, yaitu sebesar Rp.0,001 dengan rataan persentase varians 20,80%. Varians yang terjadi disebabkan karena bumbu penyedap masakan dibeli dalam jumlah yang banyak sehingga harganya lebih murah dibandingkan dengan harga satuan per bungkus serta karena penggunaan bumbu penyedap masakan

dilakukan secukupnya maka oleh sebab itu terjadi kelebihan stok bumbu penyedap masakan yang dapat digunakan kembali untuk proses produksi selanjutnya.

9. Pengembang

Bahan baku pengembang mempunyai biaya standar rata-rata sebesar Rp. 1,18 dan biaya aktual rata-rata sebesar Rp. 1,16 selama bulan November 2011. Varians yang terjadi antara biaya standar dengan biaya aktual bersifat favorable (F) atau menguntungkan, yaitu sebesar Rp. 0,02 dengan rataan persentase varians 1,69 %. Varians ini terjadi karena jumlah pemakaian pengembang hanya digunakan secukupnya untuk dapat membuat hasil tekstur adonan kulit cireng yang tepat.

10. Sagu

Bahan baku sagu mempunyai biaya standar rata-rata sebesar Rp. 126,32 dan biaya aktual rata-rata sebesar Rp. 122,29 selama bulan November 2011. Varians yang terjadi antara biaya standar dengan biaya aktual bersifat favorable (F) atau menguntungkan, yaitu sebesar Rp. 4,03 dengan rataan persentase varians 3,19 %. Varians yang terjadi disebabkan karena bahan baku sagu dibeli dalam kemasan yang lebih besar sehingga harganya lebih murah dibandingkan dengan pembelian tepung dalam kemasan kecil juga disertai dengan sering terjadinya pengurangan pemakaian bahan baku sagu agar mendapatkan tekstur adonan kulit cireng yang tepat. 11. Penyedap Rasa

Bahan baku penyedap rasa mempunyai biaya standar rata-rata sebesar Rp. 4,21 dan biaya aktual rata-rata sebesar Rp. 3,83 selama bulan November 2011. Varians yang terjadi antara biaya standar dengan biaya aktual bersifat favorable (F) atau menguntungkan, yaitu sebesar Rp. 0,38 dengan rataan persentase varians 9,02 %. Varians yang terjadi karena penyedap rasa dibeli dalam kuantitas yang lebih besar sehingga harganya lebih murah dibandingkan dengan pembelian kuantitas kecil. Selain itu harga penyedap rasa

lebih murah karena pembeliannya dilakukan di toko bahan baku langganan dibandingkan toko bahan baku lainnya serta penggunaan penyedap rasa dilakukan secukupnya maka oleh sebab itu terjadi kelebihan stok penyedap rasa yang dapat digunakan kembali untuk produksi selanjutnya.

12. Susu Skim

Bahan baku susu skim mempunyai biaya standar rata-rata

Dokumen terkait