• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAI YUNAN TAHIR ZAIN Oleh

DAFTAR LAMPIRAN

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Biaya

3.1. Kerangka Pemikiran

Kinerja perusahaan ditentukan oleh bagaimana perusahaan mampu menerapkan fungsi pengendalian yang baik atas aktivitas perusahaan. Biaya produksi juga harus dilakukan pengendalian yang baik agar tidak terdapat varians dan dapat berjalan secara efisien.

UKM Cireng Cageur Group merupakan salah satu pelopor unit usaha kecil dan menengah yang memproduksi makanan tradisional Jawa Barat khususnya di tataran sunda yaitu cireng. Biaya produksi UKM Cireng Cageur Group terdiri dari biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. UKM Cireng Cageur Group ini dalam aktivitasnya diharapkan pada kemungkinan terjadinya perbedaan antara biaya produksi yang telah ditetapkan dengan biaya produksi yang sebenarnya terjadi.

Biaya yang telah ditetapkan terlebih dahulu dengan menggunakan standar tertentu yang seharusnya terjadi dimaksud dengan biaya standar. Analisis biaya standar menjadi metode yang akan digunakan untuk mempermudah menetapkan harga pokok yang sebenarnya terjadi. Hal ini dapat mempermudah dalam mengendalikan biaya dan dapat mengoptimalkan laba yang diharapkan.

Penelitian ini mengkaji tentang varians yang terjadi antara biaya standar yang telah ditetapkan dengan realisasi biaya yang sebenarnya terjadi. Analisis varians dilakukan dengan membandingkan standar biaya produksi dengan realisasinya. Alat analisis yang digunakan yaitu analisis varians dan uji t (t-test). Analisis varians dilakukan untuk mengetahui deskripsi persentase varians yang terjadi apakah dapat ditoleransi atau tidak dapat ditoleransi dan ataukah varians tersebut menguntungkan atau tidak menguntungkan. Uji t (t-test) dilakukan untuk mengetahui apakah varians yang terjadi masih dalam batas pengendalian. Setelah dilakukan analisis, dari hasil analisis tersebut dapat memberikan saran dan rekomendasi kepada

perusahaan untuk perbaikan manajemen perusahaan. Penjelasan selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Kerangka pemikiran penelitian 3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di rumah produksi UKM Cireng Cageur Group yang berlokasi di jalan Kolonel Enjo Martadisastra Kedung Badak Bogor. Waktu penelitian dimulai dari bulan Oktober 2011 sampai dengan Desember 2011. Waktu tersebut digunakan untuk memperoleh data-data yang relevan dari perusahaan yang kemudian diolah dan dievaluasi hasilnya.

UKM Cireng Cageur Group

Biaya Produksi Biaya Bahan Baku Langsung Biaya Overhead Pabrik Biaya Tenaga Kerja Langsung Standar Biaya Produksi Realisasi Biaya Produksi

Varians Biaya Produksi

Saran/ Rekomendasi

Alat Analisis: - Analisis Varians - Uji t

3.3. Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui pengamatan dan wawancara langsung dengan pihak manajemen. Sedangkan data sekunder diperoleh dari data perusahaan berupa data historis UKM Cireng Cageur Group, studi literatur, karangan ilmiah, serta referensi lain yang relevan dengan penelitian ini. Data historis perusahaan berupa laporan keuangan, data produksi, data pembelian, data penjualan, dan data tentang perusahaan. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data harian selama 30 hari pada bulan November 2011.

3.4. Pengolahan dan Analisis Data 3.4.1.Metode Analisis Data

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis varians biaya standar. Analisis varians digunakan untuk mengetahui biaya produksi yang sebenarnya terjadi (realisasi) dengan biaya yang telah ditetapkan sebelumnya (standar). Analisis varians memperlihatkan varians yang terjadi antara standar biaya produksi dengan realisasi biaya produksi. Sehingga dapat dicari penyebab dari varians yang telah terjadi dan memberi rekomendasi perbaikan kepada pihak manajemen.

Varians yang terjadi dapat menguntungkan (favorable) atau tidak menguntungkan (unfavorable). Varians dikatakan menguntungkan (favorable) jika biaya aktualnya lebih kecil dari biaya standar. Sedangkan varians dikatakan tidak menguntungkan (unfavorable) jika biaya aktualnya lebih besar dari biaya standar.

Pengolahan data yang digunakan untuk menganalisis varian menggunakan alat bantu piranti lunak dari komputer yaitu Microsoft Excel 2010. Data yang telah diolah selanjutnya dilakukan pengujian dengan uji t atau disebut sebagai t-test menggunakan SPSS versi 16.

3.4.2 Analisis Varians

Analisis varians digunakan untuk mengukur varians yang terjadi antara biaya standar yang seharusnya terjadi dengan biaya yang sebenarnya terjadi atau realisasi (Hansen dan Mowen, 2006). Yaitu: 1. Perhitungan Varians Bahan Baku Langsung

a. Perhitungan Varians Harga Bahan Baku Langsung

Varian harga bahan baku langsung (material price variance- MPV) dihitung menggunakan rumus:

...(1) Keterangan:

AP = Harga aktual per unit SP = Harga standar per unit

AQ = Kuantitas aktual bahan baku yang digunankan b. Perhitungan Varians Efisiensi Bahan Baku Langsung

Varian efisiensi bahan baku langsung (material usage variance- MUV) dihitung menggunakan rumus:

...(2) Keterangan:

AQ = Kuantitas aktual bahan baku yang digunankan

SQ= Kuantitas standar bahan baku yang diperbolehkan untuk output aktual

SP = Harga standar per unit

2. Perhitungan Varians Tenaga Kerja Langsung

a. Perhitungan Varians Tarif Tenaga Kerja Langsung

Varians tarif tenaga kerja langsung (labor rate variance-LRV) dihitung mengunakan rumus:

...(3) Keterangan:

AR = Tarif upah aktual per jam SR = Tarif upah standar per jam

AH = Jam tenaga kerja langsung aktual yang digunakan MPV = (AP - SP) AQ

MUV = (AQ - SQ) AP

VEOV = (AH - SH) SVOR

b. Perhitungan Varians Efisiensi Tenaga Kerja Langsung

Varians efisiensi tenaga kerja langsung (labor efficiency variance-LEV) dihitung mengunakan rumus:

...(4) Keterangan:

AH = Jam tenaga kerja langsung aktual yang digunakan SH =Jam standar tenaga kerja langsung yang seharusnya

digunakan

SR = Tarif upah standar per jam 3. Perhitungan Varians Overhead

a. Perhitungan Varians Overhead Variabel

i. Perhitungan Varians Pengeluaran Overhead Variabel

Perhitungan varians pengeluaran overhead variabel dihitung menggunakan rumus:

...(5) Keterangan:

VPOV = Varians pengeluaran overhead variabel

AVOR = Tarif aktual overhead variabel (actual variable overhead rate)

SVOR = Tarif standar overhead variabel (standard variable overhead rate)

AH = Jam Aktual tenaga kerja langsung yang digunakan ii. Perhitungan Varians Efisiensi Overhead Variabel

Perhitungan varians pengeluaran overhead variabel dihitung menggunakan rumus:

...(6) Keterangan:

VEOV = Varians efisiensi overhead variabel

AH = Jam Aktual tenaga kerja langsung yang digunakan

SH = Jam standar tenaga kerja langsung yang seharusnya digunakan

LEV = (AH - SH) SR

SVOR = Tarif standar overhead variabel (standard variable overhead rate)

b. Perhitungan Varians Overhead Tetap

Overhead tetap yang dibebankan dihitung menggunakan rumus: OTYB = Tarif standar overhead tetap x Jam standar

Keterangan:

OTYB = Overhead tetap yang dibebankan

Varians total overhead tetap adalah perbedaan antara overhead tetap aktual dan overhead tetap yang dibebankan. Varians total overhead tetap dihitung menggunakan rumus:

...(7) Keterangan:

VTOT = Varians total overhead tetap OTYB = Overhead tetap yang dibebankan

i. Perhitungan Varians Pengeluaran Overhead Tetap

Varians pengeluaran overhead tetap pada intinya relatif kecil dan dapat ditoleransi karena lebih sedikit overhead tetap dikeluarkan daripada yang dianggarkan.

ii. Perhitungan Varians Volume Overhead Tetap

Varians volume overhead tetap dihitung menggunakan rumus: ...(8) Keterangan:

OTYA = Overhead tetap yang dianggarkan OTYB = Overhead tetap yang dibebankan 3.4.3 Uji Hipotesis

Uji t (t-test) dilakukan untuk mengukur varians yang terjadi antara biaya standar yang seharusnya terjadi dengan realisasinya apakah masih dalam batas pengendalian. Uji t (t-test) menggunakan alat bantu berupa piranti lunak SPSS versi 16.0 beserta analisis deskriptif persentase. Uji t (t-test) bertujuan untuk membandingkan apakah kedua data (variabel)

VTOT = Biaya aktual overhead tetap - OTYB

tersebut sama atau berbeda. Langkah-langkah dalam melakukan uji t (t- test) yaitu:

1. Buatlah Ha dan Ho dalam uraian kalimat.

Ho : Varians yang terjadi antara biaya standar dan realisasinya masih dalam batas pengendalian.

Ha : Varians yang terjadi antara biaya standar dan realisasinya diluar batas pengendalian.

2. Mencari thitung Rumus t : ̅ ̅ √ ⁄ ⁄ ...(9) √ ...(10) Keterangan:

x1= Rataan nilai biaya standar

x2= Rataan nilai biaya aktual (realisasi)

n1= Jumlah laporan biaya standar

n2= Jumlah laporan biaya aktual (realisasi)

x1= Biaya standar

x2= Biaya aktual (realisasi)

S1= Simpangan baku x1 (biaya standar)

S2= Simpangan baku x1 (biaya aktual)

3. Tentuikan terlebih dahulu taraf signifikan (α) kemudian dicari ttabel dengan ketentuan db = n – 1

4. Tetukan kriteria pengujian.

Jika thitung < ttabel maka Ho diterima dan Ha ditolak.

Jika thitung > ttabel maka Ho ditolak dan Ha diterima.

5. Bandingkan antara thitung dengan ttabel dan gambar posisinya.

6. Buatlah kesimpulan. 3.4.4 Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif memberikan uraian atau menjelaskan tentang penyebab terjadinya varians antara biaya standar dengan biaya aktual yang sebenarnya terjadi. Selain itu, analisis deskriptif memberikan

penjelasan tentang tindakan korektif yang harus dilakukan untuk memperbaiki varians dan untuk menghindari terjadinya varians di masa yang akan datang.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum UKM Cireng Cageur Grup 4.1.1 Sejarah UKM Cireng Cageur Group

UKM Cireng Cageur Group pertama didirikan pada tahun 1998 di Bogor oleh Bapak Didin Jaenudin sebagai usaha kecil menengah yang bergerak dibidang makanan yang memproduksi cireng. UKM Cireng Cageur Group berlokasi di Jalan Ceremai Bantarjati Kaum RT.001/012, Kelurahan Bantarjati, Bogor Utara 16153. Dengan pusat produksi di jalan Kolonel Enjo Martadisastra Kedung Badak Bogor. Sebelum mendirikan UKM ini, Bapak Didin merupakan seorang supir yang bekerja di Institut Pertanian Bogor. Dikarenakan pendapatan perbulan masih kurang dari cukup, maka dari itu beliau mempunyai ide untuk mencoba membuka usaha sendiri dengan memproduksi cireng yang lain dari biasanya.

Pada awalnya produksi UKM Cireng Cageur Grup mengalami pasang surut dikarenakan masih kurangnya minat dari masyarakat serta informasi yang diperoleh. Dimana masyarakat cenderung mengenal cireng yang tanpa isi, sedangkan yang ditawarkan oleh Cireng Cageur Grup berupa cireng dengan aneka rasa. Dengan strategi dari pemilik usaha Cireng Cageur Grup yang membagikan cireng aneka rasa kepada masyarakat sekitar lingkungan kediaman beliau secara gratis, barulah masyarakat mulai mengenal berbagai rasa cireng yang di tawarkan. Setelah itu dengan kian berkembangnya informasi yang tersebar di masyarakat barulah usaha cireng cageur group berkembang dengan membuka tempat usaha berupa gerobak di daerah Taman Kencana Bogor. Pada awalnya gerobak tersebut selalu diramaikan oleh banyaknya pembeli sehingga menarik minat sebagian orang yang ingin bergabung dengan Cireng Cageur Grup tersebut dengan sistem pembelian langsung kepada pemilik yaitu dalam hal ini bapak Didin. Sehingga pada saat itu jumlah produksi Cireng Cageur Grup meningkat

secara pesat bahkan mencapai 67.500 pcs cireng dengan membuka 15 pabrik ketika itu.

Akan tetapi dengan perkembangan kondisi pasar dan pesaing pada industri yang sama, jumlah produksi Cireng Cageur Grup pun ikut menurun, yang imbasnya ditutupnya beberapa pabrik pengolahan cireng yang dimiliki, yang otomatis pula menurunkan jumlah produksi Cireng Cageur Grup tersebut.

4.1.2 Struktur Organisasi Cireng Cageur Grup

Gambar 2. Struktur organisasi Deskripsi Pekerjaan di UKM Cireng Cageur Grup  Pemilik

Didin Jaenuddin merupakan pemilik dari UKM Cireng Cageur Group memiliki tugas yaitu mengawasi, bertangung jawab mengelola UKM Cireng Cageur Grup

 Supervisor

Sumaryadi merupakan Supervisor dari UKM Cireng Cageur Grup. Tugasnya yaitu mengawasi, membuat laporan keuangan mingguan, mengatur bagian produksi, dan penggajian.

 Bagian Produksi

Pada bagian produksi ini ada 5 orang yang bekerja antara lain: 1. Agus bagian membuat adonan

2. Aki bagian pencetakan 3. Sandi bagian pencetakan

Pemilik UKM Cageur Group

Supervisor

Produksi Pengantaran &

Belanja Bag. Masak Isi

Distributor JKT dan BGR Bag. Pembuatan

4. Tandi bagian tengah (pembentukan, pemipihan, dan penggilingan adonan)

5. Jarkasih bagian tengah (pembentukan, pemipihan, dan penggilingan adonan)

 Bagian Pengantaran dan Belanja

Bagian pengantaran dan belanja menjadi tugas Arief terhadap distributor atau pedagang-pedagang dan juga bagian belanja bahan- bahan produksi.

 Bagian Masak Isi Cireng

Ibu Yani dan Pak Marsudin memiliki tugas bagian memasak berbagai macam rasa isi cireng.

 Bagian Distributor Jakarta dan Bogor

Iip adalah Distibutor yang melakukan pemesanan cireng di UKM Cireng Cageur Grup yang dipasarkan di daerah Jakarta, Bogor dan sekitarnya.

4.1.3 Macam-macam rasa isi cireng yang diproduksi

UKM Cireng Cageur Grup memproduksi berbagai macam isi rasa pada cireng yaitu ada enam (6) macam rasa antara lain: Ayam Pedas (AP), Kornet Pedas (KP), Sosis Pedas (SP), Baso Pedas (BP), Keju (KJ) dan Kornet tidak Pedas (KTP). Jadi total keseluruhan yang diproduksi saat ini ada enam isi rasa cireng yang diproduksi oleh UKM Cireng Cageur Grup.

Akan tetapi yang menjadi fokus pada pembahasan dalam penelitian ini yaitu cireng dengan rasa yang paling diminati dalam satu hari selalu ada pesanan oleh konsumen diantaranya tiga (3) macam cireng, yaitu : Ayam Pedas (AP), Kornet Pedas (KP), dan Keju (KJ)

4.2. Proses Produksi UKM Cireng Cageur Grup

Proses produksi cireng dilakukan yaitu dengan melalui beberapa tahapan, antara lain:

 Tahapan Pembuatan Adonan

Tahapan ini yaitu pembuatan adonan yang terdiri dari empat kg terigu dan dua kg sagu dimasukkan kedalam bak besar yang sudah

tercampur dengan air matang yang kemudian digilas memakai tangan kurang lebih sekitar 1 jam sampai adonan merata dan mengembang.  Tahap Pembuatan Isian

Tahap ini yaitu pembuatan isian menggunakan bahan baku sesuai dengan jenis cireng seperti kornet sapi untuk cireng rasa kornet pedas dan kornet tidak pedas, ayam fillet untuk cireng rasa ayam, sosis untuk cireng rasa sosis, bakso untuk cireng rasa bakso. Bahan baku utama tersebut digoreng dengan menggunakan campuran cabe rawit merah minyak goreng dan bumbu penyedap masakansecukupnya akan tetapi cabe rawit merah tidak digunakan untuk rasa kornet tidak pedas. Pembuatan isian cireng rasa keju hanya menggunakan keju yang sudah diparut tanpa campuran lain.

 Tahapan Pembentukan Adonan

Tahapan ini adonan yang sudah jadi, dibuat memanjang seperti tabung yang ukurannya sekitar panjang 15cm lebar 4cm dengan menggunakan tangan yang sudah dilapisi oleh plastik. Tahapan ini adonan dibentuk seperti tabung agar mempermudah pada tahapan berikutnya.

 Tahapan Memipih Adonan

Tahapan ini adonan yang sudah berbentuk tabung kemudian satu persatu dipipih atau digilas dengan alat pemipih yang terbuat dari kayu. Adonan yang dipipih tidak boleh menghasilkan adonan yang tipis atau tebal. Karena apabila adonan yang terlalu tipis pada tahapan selanjutnya yaitu penggilingan adonan tersebut akan terputus atau sobek. Adapun sebaliknya, adonan yang terlalu tebal akan sulit dalam proses penggilingan.

 Tahapan Penggilingan Adonan

Tahapan penggilingan yaitu hasil adonan yang sudah dipipih sebelumnya yang kemudian adonan tersebut digiling dengan menggunakan alat penggilingan. Hasil dari penggilingan tersebut adonan akan berbentuk panjang dan tipis yang 1 adonan bisa untuk membungkus 5-6 isi cireng.

 Tahapan Pembungkusan Isi Cireng

Sebelum pembungkusan isi cireng terlebih dahulu isi cireng disajikan diatas meja besar yg sudah dilapisi plastik permanen supaya tidak kotor. Isi cireng tersebut terdapat berbagai macam rasa tiap barisnya. Setelah isi cireng tersaji diatas meja, adonan yang sebelumnya sudah digiling diletakan diatas isi cireng kemudian dicetak dengan berbagai macam cetakan yang tiap cetakan berbeda-beda arti rasa.  Tahapan Pengemasan

Tahapan ini merupakan tahapan akhir dari proses produksi. Setelah cireng yg sudah dicetak sesuai rasa, kemudian dimasukan kedalam box berbentuk persegi panjang yang didalamnya terdapat berbagai macam rasa. Box tersebut merupakan pesanan distributor dan penjualan secara langsung yang akan dilakukan pada pagi hari.

4.3. Penentuan Biaya Standar

Penentuan biaya standar pada UKM Cireng Cegur Grup dibagi menjadi tiga bagian yang terdiri dari biaya bahan baku langsung standar, biaya tenaga kerja langsung standar dan biaya overhead pabrik standar.

1. Biaya bahan baku langsung standar

a. Kuantitas bahan baku langsung standar

Penggunaan bahan baku langsung standar dalam produksi cireng ditetapkan sendiri oleh pemilik dengan menghitung rata-rata pemakaian bahan baku untuk produk atau pekerjaan yang sama dalam periode tertentu di masa lalu.

b. Harga bahan baku langsung standar

Penetapan harga bahan baku langsung standar berdasarkan tingkat harga rata-rata dari daftar harga toko grosir yang menjual bahan baku.

2. Biaya tenaga kerja langsung standar a. Jam tenaga kerja langsung standar

Penetapan jam tenaga kerja standar ditetapkan oleh pemilik UKM Cireng Cageur Grup kegiatan produksi dilakukan setiap

hari yang dimulai dari pukul 16.00 sampai pukul 23.00 dengan waktu satu jam untuk istirahat.

b. Tarif upah tenaga kerja langsung standar

Penetapan tarif upah tenaga kerja standar ditetapkan oleh pemilik UKM Cireng Cageur Grup berdasarkan perjanjian dengan karyawan.

3. Biaya overhead pabrik standar

a. Biaya overhead pabrik tetap standar

Biaya overhead pabrik tetap standar terdiri dari biaya penyusutan peralatan yang digunakan selama produksi, yaitu biaya penyusutan kompor, roller, blender, freezer, peralatan masak (panci, wajan, langseng).

b. Biaya overhead pabrik variabel standar

Biaya overhead pabrik variabel standar terdiri dari:  Biaya box karton

 Biaya bahan bakar gas LPG  Biaya listrik

 Biaya air PDAM 4.4. Biaya Produksi

UKM Cireng Cageur Grup memproduksi cireng dengan enam jenis rasa yaitu ayam pedas, keju, baso pedas, kornet pedas, kornet tidak pedas, dan sosis pedas. Penelitian ini menganalisis biaya produksi keju, ayam pedas, dan kornet pedas karena ketiga rasa cireng ini yang paling diminati dan dipesan oleh konsumen setiap harinya, sedangkan sosis pedas, baso pedas, dan kornet tidak pedas diproduksi hanya pada waktu tertentu ketika permintaan meningkat.

4.4.1 Bahan Baku Langsung

Produksi cireng rasa keju, ayam pedas, dan kornet pedas terdiri dari bahan baku tepung terigu, kornet sapi, ayam fillet, cabe rawit merah, garam, keju, minyak goreng, bumbu penyedap masakan, pengembang, sagu, penyedap rasa, dan susu skim. Pembelian bahan baku tersebut dilakukan di toko Yoek’s yang berlokasi di Jalan Gedong Sawah 1 No.

7, Bogor dan di toko kelontongan dekat lokasi produksi cireng daerah warung jambu Bogor.

Pembuatan adonan kulit cireng untuk setiap jenis rasa cireng menggunakan bahan baku yang sama, sedangkan adonan isi cireng dan isian menggunakan bahan baku yang berbeda untuk ketiga jenis rasa cireng tersebut.

4.4.2 Tenaga Kerja Langsung

UKM Cireng Cageur Grup mempunyai tujuh (7) orang karyawan di bagian produksi cireng, dimana setiap karyawan mempunyai satu hari libur dalam seminggu. Kegiatan produksi pembuatan isian, pembuatan kulit dan memasukan isian kedalam kulit cireng berlangsung setiap hari yang dimulai pukul 16.00-23.00.

Tarif tenaga kerja yang diterima setiap karyawan selama satu bulan kerja adalah sebesar Rp. 780.000. Kegiatan produksi cireng dilakukan setiap hari dan setiap karyawan mempunyai waktu libur 4 hari dalam sebulan, sehingga upah yang diterima oleh setiap karyawan adalah sebesar Rp. 30.000 per hari.

4.4.3 Overhead Pabrik

Biaya overhead pabrik tetap UKM Cireng Cageur Grup terdiri dari biaya penyusutan peralatan yang digunakan selama produksi, yaitu biaya penyusutan kompor gas, blender, freezer, roller, dan peralatan masak yang digunakan untuk proses pembuatan isian dan pembuatan kulit cireng. Menghitung biaya penyusutan peralatan produksi menggunakan metode garis lurus dengan rumus:

Tarif Penyusutan = Nilai Perolehan - Nilai Sisa ...………...(11) Umur Ekonomis

Tabel 3. Biaya overhead pabrik tetap produksi UKM Cireng Cageur Grup bulan November 2011

Peralatan Nilai Perolehan (Rp) Nilai Sisa (Rp) Umur Ekonomis (Tahun) Tarif Penyusutan (per hari) Kompor gas 250.000 97.500 3 140 Blender 225.000 75.000 1 420 Freezer 2.700.000 1.012.500 4 1180 Roller 1.000.000 250.000 4 520 Peralatan masak 1.000.000 150.000 1 2360 Total 4620

Sumber: Data UKM Cireng Cageur Grup (diolah)

Biaya overhead pabrik variabel Cireng Cageur Grup terdiri dari Biaya box karton, Biaya bahan bakar gas LPG, Biaya listrik, Biaya air. Produksi cireng dilakukan sesuai dengan produksi per hari yang dikemas di dalam box karton. Satu kemasan berisi 60 buah cireng. Dalam satu pengemasan dipakai satu box karton dengan harga Rp. 300 per box karton.

Biaya listrik yang terjadi pada proses produksi Cireng Cageur Grup terdiri dari biaya listrik untuk rumah tangga dan konsumsi listrik yang digunakan untuk usaha. Total seluruh biaya untuk penggunaan listrik untuk bulan November adalah sebesar Rp. 158.000. Jumlah konsumsi biaya listrik rumah tangga diasumsikan mempunyai persentase sebesar 60% dari total biaya listrik. Hal tersebut dikarenakan jumlah peralatan listrik rumah tangga yang digunakan lebih banyak dibandingkan dengan peralatan usaha. Sedangkan konsumsi listrik yang digunakan untuk usaha produksi cireng mempunyai persentase sebesar 40% dari total seluruh biaya listrik yang digunakan. Biaya listrik yang digunakan untuk proses produksi cireng selama bulan November adalah sebesar Rp. 63.200.

Bahan bakar gas LPG digunakan untuk proses pemasakan isi cireng serta untuk merebus air yang akan dijadikan adonan untuk kulit cireng. Selama bulan November cireng menggunakan 26 tabung gas LPG

berukuran 3 kg. Sedangkan biaya air yang digunakan untuk menunjang kegiatan produksi terdiri dari biaya air untuk rumah tangga dan konsumsi air yang dugunakan untuk usaha. Total seluruh biaya untuk penggunaan air untuk bulan november adalah sebesar Rp. 23.000. Jumlah konsumsi biaya air rumah tangga diasumsikan mempunyai persentase sebesar 80% dari total biaya air PDAM. Hal tersebut dikarenakan jumlah pemakaian rumah tangga yang lebih banyak dibandingkan dengan pemakaian usaha. Sedangkan konsumsi air yang digunakan untuk usaha produksi cireng mempunyai persentase sebesar 20% dari total seluruh biaya air yang digunakan untuk proses pembersihan bahan-bahan mentah cabai, dan lain-lain maupun air digunakan untuk proses pembuatan adonan serta proses memasak isian untuk cireng. Biaya air yang digunakan untuk proses produksi cireng selama bulan November adalah sebesar Rp. 4.600. Biaya overhead variabel produksi Cireng Cageur Grup selama bulan November disajikan pada Tabel 4.

Tabel 4. Biaya overhead pabrik variabel produksi UKM Cireng Cageur Grup bulan November 2011

Overhead Pabrik Variabel Biaya (Rupiah)

Dokumen terkait