• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Wacana

Dalam dokumen Oleh: M FATHUR MUHARRAM ALFARIZI (Halaman 48-59)

BAB II LANDASAN TEORI DAN KONSEP

A. Analisis Wacana

pengetahuan tersebut menuju model yang diperkenalkan Teun van Dijk bernama analisis wacana kritis. Van Dijk memaparkan bahwa analisis wacana kritis adalah penelitian yang secara utama mempelajari cara penyalahgunaan dan ketimpangan kekuasaan sosial yang diberlakukan, direproduksi, disahkan, dan ditentang oleh teks dan ujaran pada konteks sosial politik. Analisis wacana kritis mengambil posisi eksplisit dan ingin mengerti, mengekspos, dan menantang ketimpangan sosial. Gerakan analisis ini berkaitan dengan kepentingan politik.37

36 Jumroni, Metode-Metode Penelitian Komunikas, (UIN Jakarta,

2006), 81.

37 Teun van Dijk, The Handbook of Discourse Analysis Second Edition

Dalam teorinya, van Dijk menjabarkan fungsi-fungsi yang terdapat pada sebuah wacana. Fungsi tersebut adalah

assertation (pernyataan), question (pertanyaan), accusation

(tuduhan), dan threat (ancaman). Selain itu juga, van Dijk juga mengatakan bahwa wacana bisa digunakan untuk mendiskriminasi, atau mengajak orang lain untuk melakukan tindakan yang buruk. 38

Van Dijk mendeskripsikan elemen-elemen wacana supaya dapat digunakan oleh masyarakat secara praktis. Elemen tersebut dikenal oleh banyak peneliti sebagai model kognisi sosial.39 Van Dijk menambahkan, penggambaran wacana memiliki tiga dimensi terkait yang terdiri dari teks, kognisi sosial, dan konteks sosial. Tiga dimensi itu digabungkan menjadi suatu analisis.

a. Teks

Pada teks yang diteliti adalah bagaimana struktur teks dan strategi wacana yang dipakai untuk menegaskan topik tertentu. Struktur itu terbagi dalam beberapa tingkatan, yakni struktur makro, superstruktur, dan struktur mikro. Masing-masing struktur tersebut dilihat bagaimana teks itu diamati. Metode yang digunakan untuk menganalisis teks adalah

critical linguistik.

38 Alex Sobur, Analisis Teks Media, 71.

39 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media,

Menurut tiga tingkatan struktur tersebut, analisis data teks dilakukan untuk menemukan elemen-elemen yang tertanam pada sebuah wacana. Elemen itu ditemukan dengan melihat hal-hal yang diamati. Struktur wacana tersebut dijabarkan pada tabel di bawah ini.

Tabel 2.1

Struktur Wacana, Bahan Analisis, dan Elemen

Struktur Wacana Hal yang Diamati Elemen Struktur Makro Tematik

Tema atau topik yang dikedepankan

dalam berita

Topik

Superstruktur Skematik Urutan atau skema

berita dalam beberapa bagian disajikan ke dalam

teks berita utuh

Skema

Struktur Mikro Semantik Penekanan makna

dalam teks berita

Latar, Detail, Maksud, Praanggapan, Nominalisasi Sintaksis Penyampaian bentuk dan susunan kalimat Bentuk Kalimat, Koherensi, Kata ganti

Elemen-elemen pada analisis data teks saling berhubungan dan merupakan satu-kesatuan. Secara rinci, elemen-elemen tersebut dilakukan dengan metode-metode pengamatan. Adapun pengamatan itu dijelaskan secara berikut.

1) Tematik

Tematik merupakan bagian dari analisis teks dalam teori van Dijk yang termasuk dalam struktur makro. Tematik adalah tingkatan pertama dalam analisis, karena tingkatan ini mengamati apa yang dikatakan atau diucapkan. Jika diurai, maka tema dapat diartikan sebagai wujud kesatuan dari bermacam-macam data yang terkumpul dan koheren.

Tema dikatakan sebagai gagasan utama pada suatu teks, dan elemen yang terkandung adalah topik yang secara teoritis berarti dalil atau proposisi. Secara fungsi, topik menjadi bagian dari

Stilistik

Pemilihan kata Leksikon Retoris Cara dalam penekanan sebuah teks berita Grafis, Metafora, Ekspresi

informasi dalam suatu wacana. Gunanya untuk membentuk kesadaran sosial.40

2) Skematik

Bagian selanjutnya dalam analisis struktur teks menurut van Dijk adalah skematik. Termasuk ke dalam superstruktur, skematik berarti cara pendapat dirangkai oleh penulis. Pada suatu teks, dalam studi kasus ini berformat berita, wacana yang tersimpul biasanya memiliki alur atau skema. Skema ini berurutan dari bagian awal yang umumnya sebagai pendahuluan, hingga sampai pada bagian akhir.

Skema menunjukkan rangkaian-rangkaian pada teks yang terpadukan dalam susunan, dan kemudian menghasilkan kesatuan arti. Pada format berita, skema ini biasanya terbagi menjadi dua bagian, yakni bagian summary (ringkasan), dan bagian story (cerita). Pada bagian summary terdapat judul dan lead (teras berita). Sedangkan, bagian story mencakup keseluruhan informasi.

3) Semantik

Unsur semantik mencakup elemen-elemen seperti latar, detail, maksud, praanggapan, dan nominalisasi. Menurut van Dijk, semantik diklasifikasi sebagai local meaning (makna lokal)

dengan maksud makna yang terdapat pada suatu teks, muncul dari keterkaitan antar kalimat dan antar proposisi. Keterkaitan tersebut membangun suatu makna tertentu, baik itu makna eksplisit maupun makna implisit.41

Elemen latar adalah bagian berita yang bisa memengaruhi isi teks yang ditampilkan. Segala makna yang bisa memengaruhi persepsi khalayak merupakan fungsi dari elemen latar.

Selanjutnya, elemen detail yang merupakan segala macam informasi penunjang yang diperlihatkan penulis guna mendukung argumentasinya. Informasi penunjang itu biasanya ditampilkan sebagai penguat makna teks yang bermaksud membangun suatu tujuan, seperti citra dari seorang tokoh. Denga begitu, khalayak akan mengikuti citra yang dibangun oleh penulis.

Kemudian, elemen maksud. Elemen ini cenderung mirip dengan elemen detail yang merupakan informasi penunjang. Namun, elemen maksud ini menunjukkan informasi dengan bahasa yang terjaga. Ini memungkinkan uraian teks tersaji secara eksplisit dan subtle. Jika suatu teks memiliki intrik pesan untuk membangun sebuah opini publik,

maka hal-hal yang dirasa merugikan akan ditampilkan secara samar-samar, implisit, dan tersembunyi.42

Ada pula praanggapan atau pengandaian yang menyatakan suatu makna dalam sebuah teks. Pernyataan makna ini dibalut dengan premis serta argumentasi yang bisa dipercaya kebenarannya. Praanggapan menjadi cara untuk memberi citra pada teks agar dapat diterima dan dijadikan opini publik. Artinya, memberikan argumentasi yang yang kredibel, sehingga publik akan meyakini argumentasi tersebut.43 Walau bersifat pengandaian, praanggapan secara fundamental didukung akal sehat (common sense) yang membuat argumen tersebut walau kenyataannya tidak ada, kebenarannya pun tidak dipertanyakan pula. Terakhir, nominalisasi. Secara dasar nominalisasi memberikan sugesti kepada publik menggunakan generalisasi.

4) Sintaksis

Unsur sintaksis adalah strategi untuk menciptakan citra secara positif dan negatif tergantung objek pada teks. Sintaksis ini bertujuan untuk menguatkan persona seseorang, atau bisa

42 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, 240.

pula menjatuhkannya. Hal-hal seperti itu sering digunakan ketika masa elektoral sedang berlangsung, ketika suatu partai atau paslon saling berkostentasi pada pemilihan umum. Sintaksis dapat memanipulasi sesuatu menggunakan kata ganti, aturan tata kata, pemakaian kalimat aktif dan pasif, serta peletakkan anak kalimat.44

Pada elemen bentuk kalimat, segi sintaksis menggunakan prinsip kausalitas. Artinya, dalam sebuah kalimat akan tersusun “sebab-akibat” supaya terjadi argumentasi. Elemen ini melihat susunan objek dan predikat. Elemen bentuk kalimat dapat menentukan sesuatu, bisa menjadi sebuah subjek, atau dijadikan sebuah objek, tergantung tujuan dari teks tersebut.

Kemudian elemen kata ganti. Elemen ini membuat sebuah teks yang awalnya biasa-biasa saja, dapat menjadi luar biasa, Bisa juga membuat sesuatu yang mengerikan, menjadi hal yang lumrah. Penggunaan kata ganti diperlukan untuk menciptakan kepercayaan publik akan sesuatu, walau tidak menambahkan atau mengurangi informasi. Secara singkat, kata ganti adalah alat

untuk memposisikan komunikator dalam sebuah teks

Terakhir, koherensi. Secara bahasa saja koherensi berarti hubungan. Dalam konteks wacana. Koherensi merujuk pada jalinan antarkata atau antarkalimat pada sebuah teks. Koherensi bisa menghubungkan dua kalimat yang memiliki fakta berbeda, dan pada akhirnya bisa menjadi pernyataan. Hal itu umumnya terdapat kata hubung yang menjadikan dua kalimat berbeda tersebut menjadi satu kesatuan yang utuh.45

5) Stilistik

Unsur stilistik berkaitan erat dengan gaya bahasa. Gaya bahasa ini merupakan sebuah karakter dan ciri khas penulis dengan karya tulisnya. Gaya bahasa diciptakan penulis karena adanya diksi yang berkarakter, referensi yang unik, penggunaan majas, pola-pola kalimat yang tersusun, pemakaian rima, dan aspek-aspek lain. Unsur ini membuat teks atau wacana memiliki kekuatan dan dapat dikenali oleh khalayak.

Elemen yang tertanam dalam stilistik adalah leksikon. Elemen leksikon secara fundamental merupakan pemilihan kata atas kemungkinan pada

suatu peristiwa. Pemilihan kata ini ditujukan untuk membedakan suatu teks yang memiliki arti sama, namun dalam kondisi yang berbeda.46 Pemilihan kata juga menunjukkan sebuah ideologi atau kepercayaan penulis, sehingga karya tulisnya memiliki dorongan dalam hal nilai-nilai yang terkandung.

6) Retoris

Unsur retoris adalah strategi berupa gaya yang disampaikan ketika berucap atau menulis. Unsur ini mirip dengan stilistik yang memang berhubungan dengan gaya, semisal penggunaan majas dan aspek lain yang memengaruhi style pada sebuah ungkapan dan tulisan. Pembeda yang kentara adalah unsur retoris memiliki fungsi persuasif (mengajak), dengan maksud memberikan penekanan tentang sesuatu. Penekanan ini ditujukan untuk menarik perhatian publik, dan mencapai tujuan dari penulis.47

Elemen yang terkandung ada grafis, metafora, dan ekspresi. Dalam elemen grafis, teks ditonjolkan dengan cara-cara seperti penebalan kata, huruf miring, garis bawah, tabel, dan cara lain yang menekankan sesuatu menggunakan aspek visual

46 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, 255.

pada teks. Kedua, elemen metafora. Metafora yang merupakan majas bekerja sebagai kiasan dan perumpamaan pada kalimat yang tertulis pada teks. Metafora oleh penulis acapkali digunakan agar gagasan dan landasan pikirnya dapat tersampaikan dengan cara yang halus dan tidak tersaji secara frontal. Ketiga, elemen ekspresi. Ekspresi berfungsi untuk menekankan kata atau kalimat yang dikonstruksi oleh penulis supaya menciptakan kepercayaan pada pambaca.

b. Kognisi sosial

Dimensi kognisi sosial menjelaskan bagaimana teks diproduksi oleh kreator teks, cara memandang suatu realitas sosial yang melahirkan suatu teks. Yang dimaksud kognisi sosial di sini adalah kesadaran wartawan selaku kreator teks tersebut. Karena itu, dibutuhkan adanya penelitian mengenai representasi kognisi yang dimiliki wartawan dan strateginya dalam menciptakan berita yang dilatarbelakangi oleh kesadaran, pengetahuan, prasangka, dan pengetahuan tertentu mengenai suatu peristiwa. Metode yang digunakan untuk menganalisis kognisi sosial ialah melakukan wawancara mendalam.

c. Konteks Sosial

Konteks sosial adalah perhatian yang terdapat di dalam masyarakat. Dalam meneliti teks perlu adanya

penelitian intertekstual bagaimana wacana diproduksi dan dibangun oleh masyarakat. Konteks sosial berusaha memasukan seluruh situasi dan hal intertekstual tersebut , dan memfokuskan perhatian dengan menggambarkan teks dan konteks secara bersama-sama.48 Metode yang digunakan untuk menganalisis konteks sosial ialah studi pustaka, penelusuran, dan wawancara.

Dalam dokumen Oleh: M FATHUR MUHARRAM ALFARIZI (Halaman 48-59)

Dokumen terkait