• Tidak ada hasil yang ditemukan

Oleh: M FATHUR MUHARRAM ALFARIZI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Oleh: M FATHUR MUHARRAM ALFARIZI"

Copied!
269
0
0

Teks penuh

(1)

REPUBLIKA.CO.ID

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh:

M FATHUR MUHARRAM ALFARIZI 11160510000184

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 2021

(2)
(3)
(4)
(5)

i

Analisis Wacana Kritis Pemberitaan Anies Baswedan Mengenai Banjir Jakarta 2020 Dalam Republika.co.id

Peristiwa banjir di DKI Jakarta pada awal 2020 merupakan kejadian yang dikonsumsi oleh masyarakat luas.. Berbagai faktor disinyalir menjadi penyebab mengapa banjir bisa terjadi dalam skala yang besar. Faktornya seperti curah hujan tinggi, siklus lima tahunan, hingga kebijakan Pemerintah. Kebijakan Pemerintah menjadi titik fokus karena banyak dijadikan media sebagai sektor pemberitaan tersendiri.

Berdasarkan fakta tersebut, peneliti tertarik untuk menganalisis bagaimana media memberitakan peristiwa banjir di DKI Jakarta dengan melakukan pendekatan kebijakan Pemerintah. Pada hal ini, Gubernur Anies Baswedan selaku pimpinan tertinggi di DKI Jakarta menjadi topik penelitian yang dikoherensikan terhadap pemberitaan dari Republika.co.id. Penetapan Republika.co.id dalam penelitian ini berdasarkan latar belakang dan berbagai aspek lain. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data dihimpun berdasarkan observasi, wawancara, dan riset dokumentasi. Data tersebut kemudian diamati dalam teknik Analisis Wacana Kritis.

Teori yang digunakan dalam teknik Analisis Wacana Kritis adalah teori dari Teun van Dijk. Terdapat tiga bagian struktur yang dianalisis, yaitu Struktur Makro, Superstruktur, dan Struktur Mikro. Setiap struktur memiliki elemen-elemen yang diamati, kemudian hasilnya menjadi cara meneliti mengetahui konstruksi wacana .

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat strategi retoris berbentuk teks yang terkonstruksi oleh Republika.co.id dalam pemberitaan Anies Baswedan berkaitan dengan peristiwa banjir. Hal ini dibuktikan dengan temuan data yang diamati menggunakan struktur wacana Teun van Dijk pada produk media Republika.co.id.

Kata Kunci: Analisis Wacana Kritis, Banjir Jakarta, Anies Baswedan, Republika.

(6)

ii

Critical Discourse Analysis of Anies Baswedan's News Regarding the 2020 Jakarta Floods in Republika.co.id

The news of Jakarta's flood disaster that occurred in early 2020 was publicly consumed by the society through the media. Various factors were strongly presumed to be the cause of why the flood disaster could occur within a large scale. Some of the factors were the high intensity of rain, the five-years cycle, and the government policies. While the news about the flood disaster were reported, many of the reportings were specifically focused on the government policies.

Based on these facts, writer is interested in analyzing how the media reported on flood events in Special Capital Region of Jakarta by adopting a government policy approach. In this regard, Governor Anies Baswedan as the highest leader in Jakarta became the research topic coherent with the reporting from Republika.co.id. The determination of Republika.co.id in this study was based on the research background and various other aspects. This research uses a qualitative approach. The data collection technique is based on observation, interviews, and documentation research. The data is then observed in the Critical Discourse Analysis technique.

Teun van Dijk’s theory of Critical Discourse Analysis in this research. There are three structures analyzed. Macro Structure, Superstructure, and Micro Structure. Each structure has elements that are observed, then the results became a way how researcher knows about discourse strategy.

The results of this study indicate that there is a rhetorical strategy in the form of a text constructed by Republika.co.id in Anies Baswedan's news regarding the flood disaster. Evidenced by findings of the data observed using Teun van Dijk's discourse structure on Republika.co.id media products. Keywords: Critical Discourse Analysis, Flood in Jakarta, Anies Baswedan, Republika

(7)

iii

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Rasa syukur setinggi-tingginya peneliti sampaikan kepada Allah SWT atas berkah, rezeki, serta karunia-Nya terhadap peneliti dalam menyelesaikan penelitian skripsi. Shalawat serta salam semoga dijunjung kepada Nabi Muhammad SAW. Semoga kita semua sebagai pengikutnya termasuk ke dalam umat yang mendapat pertolongan di dunia dan akhirat.

Alhamdulillahi Robbil’alamin, penelitian skripsi berjudul

“Analisis Wacana Kritis Pemberitaan Anies Baswedan Mengenai Banjir Jakarta 2020 Dalam Republika.co.id” telah peneliti rampungkan. Peneliti mengakui bahwa banyaknya permasalahan dalam penelitian ini, dibantu, didukung, dan dibimbing dari berbagai pihak. Peneliti ingin berterima kasih kepada beberapa pihak, yakni”

1. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Umar Lubis, Lc., MA selaku rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Suparto, M.Ed, Ph.D selaku Dekan, Dr. Siti Napsiyah, S.Ag, M.S.W selaku Wadek I Bidang Akademik, Dr. Sihabudin Noor, M.Ag selaku Wadek II Bidang Administrasi, dan Drs. Cecep Castrawijaya, M.A selaku Wadek III Bidang Kemahasiswaan di Fidikom. 3. Dr. Armawati Arbi, M.Si selaku Ketua Jurusan dan Dr.

(8)

iv

4. Dr. Fatmawati, M.Ag selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang membimbing peneliti dari awal hingga skripsi dirampungkan. Ilmu, waktu, tenaga, dan segala upaya tidak dapat tertulis dengan kata-kata yang pantas mewakili semuanya.

5. Drs. A. Edy Efendi, M.Pd dan Dr. Gun Gun Heryanto, M.Si selaku Dosen. Terima kasih atas segala pengajaran mengenai kuliah dan mengenai hidup. Apa yang ditanam, itulah yang tertunas. Semoga menjadi amal baik.

6. Staff Tata Usaha dan Perpustakaan Fidikom yang sudah memberikan pelayanan terkait administrasi guna. Semua hal yang membuat peneliti sangat terbantu untuk menyelesaikan skripsi.

7. Seluruh Dosen Fidikom sebagai pengajar bagi peneliti yang merintis pendidikan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Semoga, seluruh pengajaran yang diberikan menjadi amal tiada berputus.

8. Teguh Firmansyah dan Sammy Abdullah selaku narasumber penelitian dari Republika. Juga, Ihsan Suri selaku narasumber penelitian dari pihak Tenaga Ahli DPRD Provinsi DKI Jakarta. Wawancara dan data yang dihimpun begitu mendukung penelitian ini menjadi sebuah skripsi.

(9)

v kasih atas segala-galanya.

10. Keluarga KPI D 2016 sebagai teman-teman yang mengukir kisah perkuliahan dari awal hingga kelulusan ini. Semoga dengan adanya skripsi ini menjadi sebuah kisah klasik untuk masa depan.

11. Himpunan Mahasiswa Jurusan KPI periode 2017 dan 2018 sebagai wadah ekspresi, dan menjadi cara peneliti melakukan hidup berorganisasi di lingkup kampus. 12. RDK FM sebagai tempat peneliti mengasah

kemampuan dan hobi pada bidang keradionan. Nyatanya, tak hanya siaran yang menyatukan kita sebagai insan, namun juga segala hembusan cerita yang berkesan.

13. Para pembaca dan seluruh pihak yang terlibat, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Demikian ucapan terima kasih yang telah peneliti sampaikan. Semoga Allah SWT membalas seluruh kebaikan. Peneliti sadar akan kekurangan pada skripsi ini, sehingga kritik dan saran begitu penting untuk membangun penelitian seperti ini dilakukan lebih sempurna. Semoga bermanfaat.

Jakarta, 2021 M Fathur Muharram Alfarizi 11160510000184

(10)

vi

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ... vi DAFTAR TABEL ... ix DAFTAR GAMBAR ... x BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 15

C. Pembatasan Masalah ... 15

D. Rumusan Masalah ... 16

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 16

F. Tinjauan Kajian Terdahulu ... 17

G. Metodologi Penelitian ... 20

H. Sistematika Penulisan ... 26

BAB II LANDASAN TEORI DAN KONSEP ... 26

A. Analisis Wacana ... 26

B. Media Daring ... 41

C. Berita ... 43

BAB III GAMBARAN UMUM ... 45

A. Sejarah Terbentuk dan Media Cetak ... 45

(11)

vii

C. Visi dan Misi Republika Online ... 49

D. Logo dan Tata Letak Republika online ... 51

E. Susunan Redaksi Republika Online ... 55

BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA ... 58

A. Analisis Wacana Kritis Pemberitaan Dari Struktur Teks 58 1. “Banjir Jakarta, Politikus PAN: Kepemimpinan Anies Diuji” ... 58

2. “Fraksi PDIP Pertanyakan Janji Anies Atasi Banjir” ... 68

3. “Politikus PKB: Anies Seharusnya Bisa Antisipasi Banjir” ... 77

4. “Anies Tiba-Tiba Turun dari Perahu Karet dan Cebur ke Banjir” ... 90

5. “Anies Klaim Serius Tangani Banjir” ... 104

6. “Membandingkan Anies, Ahok, dan Jokowi Soal Banjir DKI” ... 117

B. Strategi Retoris Republika Online Membangun Wacana Dalam Pemberitaan Fenomena Banjir Jakarta 2020 137 1. Struktur Makro ... 138

(12)

viii 3. Struktur Mikro ... 161 C. Kognisi Sosial ... 177 D. Konteks Sosial ... 191 BAB V PENUTUP ... 198 A. Kesimpulan ... 198 B. Saran ... 202 DAFTAR PUSTAKA ... 204 LAMPIRAN ... 205

(13)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Struktur Analisis Wacana Kritis Model van Dijk....23

Tabel 2.1 Struktur Wacana, Bahan Analisis, dan Elemen...32

Tabel 3.1 Susunan Redaksi Republika Online...55

Tabel 3.2 Susunan Manajerial Republika Online...57

Tabel 4.1 Analisis Struktur model van Dijk...65

Tabel 4.2 Analisis Struktur model van Dijk...74

Tabel 4.3 Analisis Struktur model van Dijk...86

Tabel 4.4 Analisis Struktur model van Dijk...100

Tabel 4.5 Analisis Struktur model van Dijk...114

(14)

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Logo Republika Online yang terdapat di laman resmi...52 Gambar 3.2 Logo alternatif Republika Online di laman

resmi...52 Gambar 3.3 Hasil tangkapan laman Republika Online layar via komputer...54 Gambar 3.4 Hasil tangkapan layar laman Republika Online via

browser dan aplikasi di smartphone...54 Gambar 3.5 Hasil tangkapan layar laman Republika Online via browser dan aplikasi di smartphone...54 Gambar 4.1 Gambar yang terdapat di berita terkait. Foto

masyarakat yang sedang membersihkan rumahnya yang terendam banjir...64 Gambar 4.2 Gambar yang terdapat di dalam berita. Foto

berisikan Gubernur Anies Baswedan yang mendatangi korban pegungsi di Teluk Gong...99 Gambar 4.3 Gambar yang terdapat di dalam berita. Foto

berisikan Gubernur Anies Baswedan yang sedang blusukan...113 Gambar 4.4 Foto dari 3 Gubernur DKI Jakarta. Basuki Tjahaja

Purnama (kiri), Anies Baswedan (Tengah), Joko Widodo (Kanan)...130

(15)

xi

Gambar 4.5 Anies Baswedan sedang meninjau tempat yang akan dikeruk untuk program penanganan banjir...131 Gambar 4.6 Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama ketika

mencalonkan diri menjadi Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta pada 2012...132 Gambar 4.7 Basuki Tjahaja Purnama yang mendatangi korban banjir, saat masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta...133 Gambar 4.8 Joko Widodo saat masih menjadi Gubernur DKI

Jakarta, melakukan blusukan...134 Gambar 4.9 Hasil tangkapan layar pemberitaan di

Merdeka.com...140 Gambar 4.10 Hasil tangkapan layar pemberitaan di

Sindonews.com...141 Gambar 4.11 Hasil tangkapan layar pemberitaan di

Monitorday.com...142 Gambar 4.12 Hasil tangkapan layar pemberitaan di

Wartaekonomi.com...145 Gambar 4.13 Hasil tangkapan layar pemberitaan di

Gatra.com...147 Gambar 4.14 Hasil tangkapan layar pemberitaan di

Indopolitika.com...148 Gambar 4.15 Hasil tangkapan layar pemberitaan di

(16)

xii

Gambar 4.16 : Hasil tangkapan layar pemberitaan di Kompas.com...153 Gambar 4.17 Hasil tangkapan layar pemberitaan di

Inews.id...154 Gambar 4.18 Hasil tangkapan layar pemberitaan di

Kompas.com...155 Gambar 4.19 Hasil tangkapan layar pemberitaan di

(17)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan tatanan kehidupan manusia sudah mencapai titik tinggi bahwa segala macam bentuk informasi dapat disampaikan secara tepat dan akurat. Perkembangan itu tak lepas dari tumbuhnya teknologi-teknologi baru yang melahirkan konsep media massa yang dikenal saat ini. Media massa sebagai saluran atau penghubung antara masyarakat dengan peristiwa dapat menjangkau khalayak luas dan leluasa membentuk opini publik.1

Jika ditelisik kembali, dalam Undang-Undang (UU) Pokok Pers pasal 1 ayat (1) dijelaskan bahwa media massa (pers) adalah lembaga sosial dan wahana komunikasi massa yang melaksanakan kegiatan jurnalistik meliputi mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengelola, dan menyampaikan informasi baik dalam bentuk tulisan, suara, gambar, suara gambar, serta data dan grafik, maupun dalam bentuk lainnya dengan menggunakan media cetak, media elektronik, dan segala jenis yang tersedia.2

1 Heri Budianto, Kontestasi Politik Dalam Ruang Media (Jakarta:

Prenamedia Group, 2019),1.

2 Republik Indonesia, Undang-Undang RI Nomor 40 Tahun 1999

(18)

Dalam Undang-Undang pers yang menjadi pedoman dan regulasi media massa untuk berjalan sesuai aturannya, telah terpatri bahwa setiap bentuk saluran komunikasi yang melaksanakan tugas-tugas jurnalistik termasuk ke dalam bentuk media massa. Tentunya, di era sekarang ini media massa sudah berkembang ketimbang dahulu. Masyarakat mulai berpaling dari mengonsumsi media cetak dan elektronik, berpindah ke media digital.

Perpindahan tersebut dapat terjadi karena perkembangan teknologi dan informasi menciptakan konsep bahwa semua hal harus dilakukan dengan lebih efektif dan efisien. Artinya, media cetak sebagai “produk kuno” dengan sendirinya akan tergeser seiring waktu. Sementara, media elektronik yang lebih segar terbukti telah membentuk kebiasaan masyarakat agar menyaksikan berbagai produk yang dihasilkannya. Namun, kelemahan yang dimilikinya adalah permintaan konsumen yang kini sangat beragam membuat produk media elektronik tidak bisa dinikmati oleh seluruh kalangan. Apalagi, waktu konsumen yang semakin padat juga berpengaruh.

Kelemahan-kelemahan tersebut terangkum menjadi sebuah pertanyaan, apakah ada konsep baru yang mempermudah aksesibilitas manusia untuk mendapatkan informasi tanpa mengurangi kualitasnya? Nyatanya, pertanyaan itu bisa dijawab dengan teknologi komunikasi yang mempermudah

(19)

masyarakat dalam berkomunikasi dan menerima informasi.3

Perkembangan teknologi komunikasi membuat segala hal yang disajikan oleh bentuk media massa sebelumnya, bertransformasi menjadi lebih sempurna.

Transformasi itu ditandai dengan tumbuhnya media dalam jaringan (daring) atau yang biasa disebut media online. Media daring menjadi medium yang dianggap sangat efektif dan informatif bagi kebutuhan masyarakat. Sifatnya yang serba cepat ini berdampak pada karakter media massa yang mengutamakan kecepatan dan aktualitas. Bermodalkan ponsel pintar atau peranti kasar lain, setiap orang yang menjadi penggunanya dapat mengakses segala informasi yang tersedia kapanpun dan di manapun.4

Fakta di atas tampaknya dicermati oleh media massa di Indonesia untuk menjamah media daring. Para penerbit surat kabar terkemuka kemudian beralih. Koran Republika membuat kanal media Republika.co.id, Rakyat Merdeka dengan rmco.id. Bahkan, Kompas dan Tempo sudah menjamah media televisi dan media daring sebagai produknya. Semua itu terjadi karena di masa sekarang dan ke depannya bentuk media baru akan semakin berperan, terlebih dengan animo masyarakat yang semakin besar. Bahkan, pakar jurnalistik Philip Meyer

3 Rusman dkk, Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan

Komunikasi (Jakarta: Grafindo Persada, 2012),90.

4 Christiany Juditha, “Akulturasi Berita Dalam Jurnalistik Online”,

(20)

memprediksi bahwa 2040 menjadi tahun terakhir surat kabar terlihat di ruang publik.5

Sejatinya media massa harus memiliki kepentingan-kepentingan yang dapat memberikan isu kepada publik berdasarkan ideologi. Sebab, media massa memiliki fungsi administratif dan menguatkan bentuk-bentuk sosial yang sudah ada.6 Isu yang dikelola oleh media massa tentunya

memudahkan masyarakat agar bisa mengonsumsi informasi-informasi yang tersedia.

Media massa adalah penopang antara peristiwa dan lembaga dengan masyarakat. Sebab, media massa adalah bagain yang begitu sentral bagi kehidupan masyarakat, karena fungsinya sebagai sarana informasi.7 Secara etika, semestinya

media tidak berpihak pada satu sisi. Media bergerak pada tataran tengah dan menjadi penengah. Itu semua demi mencapai informasi yang berimbang dan bertanggung jawab.8

Media harus menjunjung imparsialitas. Tetapi, jika ditelisik dengan pandangan kritis terlihat jika media memiliki kepentingan-kepentingan di dalamnya. Hal tersebut

5 Nurudin, Jurnalisme Masa Kini (Jakarta, Rajawali Press: 2009),78.

6 Lazarfeld dalam Heri Budianto, Kontestasi Politik Dalam Ruang

Media (Jakarta: Prenadamedia Group, 2019), 1.

7 Kemal Aqwam Maulana, Fatmawati, Analisis Produksi Program

Berita Indonesia Morning Show di News and Enternatainment Television, Profetik Jurnal Komunikasi, Vol. 11 No 2 Oktober 2018, 1.

8https://www.republika.co.id/berita/kolom/wacana/18/04/01/p6i86539 6-netralitas-media-penyiaran diakses pada 28 Januari 2020 pukul 15.30 WIB

(21)

dipengaruhi beberapa faktor, seperti ekonomi, politik, dan ideologi demi membangun isu publik.

Ketika berita diciptakan, tidak bisa dipungkiri jika ideologi media tersebut akan melebur di dalamnya, baik secara implisit maupun secara eksplisit. Sebab, bukti memperlihatkan bahwa media memiliki kekuasaan untuk menciptakan efek.9 Hanya

saja, pesan-pesan itu dikemas secara elegan dan bias seperti penggunaan kata dan wacana yang dipakai. Pemilihan kata itu tidak dibuat secara asal, karena di dalamnya terdapat pesan-pesan pemaknaan akan suatu kepentingan. Pemilihan kata dan wacana tersebut dipakai untuk menciptakan berita sesuai sikap dan ideologinya.

Pemaknaan dan pemakaian kata-kata juga dituliskan dalam kitab Alquran yang tertuang dalam surat Al-Ahzab ayat 70-71 yang bertuliskan:

Artinya:

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar. niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan

9 Heri Budianto, Kontestasi Politik Dalam Ruang Media (Jakarta:

(22)

mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar.”

Pada ayat di atas, dijelaskan bahwa manusia harus berkata dengan perkataan yang lurus (Sadida). Lengkapnya, penafsiran ayat tersebut merupakan peringatan dari Allah agar manusian tidak maksiat, karena dengan berbuat maksiat, Allah akan memberikan hukuman. Dalam konteks tafsir, maksiat yang dimaksud adalah menyampaikan berita dengan dusta. Jadi, Al-Qur’an sudah menjelaskan kepada manusia untuk menyampaikan sebuah berita atau kabar dengan benar dan murni.10

Dalam hal ini, media massa selaku saluran masyarakat harus mempraktikkannya dalam komunikasi massa. Maka, penggunaan kata, bahasa, serta wacana dalam penulisan berita tidak bisa dianggap remeh. Penggunaan wacana di setiap kata bertanggung jawab atas segala opini publik yang terbentuk. Media sewajibnya harus menyampaikan kabar dengan sebenar-benarnya.

Pengabaran yang harus dilakukan media haruslah dilandaskan kebenaran. Sebab, kebenaran akan membawa manusia kepada kebaikan. Kebaikan yang akan mendekatkan

10 Al-Faqih Abu Laits Samarqandi, Tanbihul Ghaflin, terjemahan Abu

(23)

manusia ke surga-Nya.11 Sebagaimana yang diriwayatkan dari

‘Abdullah bin Mas’ud ra., Rasulullah saw. Bersabda:

Artinya:

“Dari ibnu Mas’ud ra. Dari Nabi Muhammad SAW beliau

bersabda: sesungguhnya kebenaran itu membawa kepada kebaikan dan kebaikan itu membawa ke surga. Seseorang akan selalu bertindak jujur sehingga ia ditulis di sisi Allah SWT sebagai orang yang jujur. Dan sesungguhnya dusta itu membawa kepada kejahatan dan kejahatan itu membawa ke neraka. Seseorang akan selalu berdusta sehingga ia ditulis di sisi Allah SWT sebagai pendusta”. (HR. Bukhari dan Muslim).

Penggunaan kata sebagai bagian dalam cara menyampaikan informasi merupakan dasar terciptanya berita. Berita, dilihat dari unsur agama, merupakan cara manusia untuk bisa berhubungan antarmanusia (Hablu Minannas). Agama Islam tidak hanya mengajarkan hubungan manusia dengan Tuhan (Hablu Minallah), maka dari itu Islam merupakan agama kebenaran bagi manusia. Islam memberikan

11 Abd. Rozak, Hadits-Hadits Tentang Tuntunan Hidup (Jakarta:

(24)

tuntunan hidup di berbagai urusan manusia, tanpa melihat bobot permasalahannya.12

Media massa saling berebut memberikan informasi dengan kepentingan-kepentingan di dalamnya, kemudian masyarakat akan menjadikannya sebuah realitas. Media massa dipandang sebagai kekuatan yang berpengaruh dengan penerimaan masyarakat. Pada kasus ini, kekuatan itu dikemas dalam bentuk wacana. Menurut Lull, wacana artinya cara objek diperbincangkan secara terbuka kepada publik, sehingga memunculkan pemahaman tertentu yang tersebar luas.13

Namun, selain media massa yang memang bertugas menyampaikan informasi agar dihidangkan ke masyarakat luas, aspek lain yang terpenting sekarang ini adalah Tabayyun. Masyarakat sekarang ini dibanjiri oleh informasi yang begitu banyak. Banjir informasi ini harus dicermati oleh masyarakat sebagai konsumen. Jangan menerima mentah-mentah. Seperti yang tertulis di Al-Qur’an, Surat Al-Hujurat ayat 6.

12 Fatmawati, Analisis Framing Pesan Kesalehan Sosial pada Buku

Ungkapan Hikmah Karya Komaruddin Hidayat, Al-Balagh Jurnal Dakwah dan Komunikasi, Vol.3, No. 1, Januari – Juni 2018, 74.

13 Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar untuk Analisis

Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2015), 11.

(25)

Artinya:

“Wahai orang-orang yang beriman! Jika seseorang yang fasik datang kepadamu membawa suatu berita, maka telitilah kebenarannya, agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena kebodohan (kecerobohan), yang akhirnya kamu menyesali perbuatanmu itu.”

Surat Al-Hujurat ayat 6 memberikan jalan bagi manusia untuk ber-tabayyun terhadap suatu kabar di berbagai formatnya. Pada konteks penelitian ini merupakan berita. Tafsir Al-Misbah dari Quraish Shihab menyatakan bahwa ayat ini merupakan perintah dari Allah kepada manusia untuk memeriksa dengan teliti berita dari orang fasik. Selain itu, manusia juga harus berhati-hati dalam menerima kabar.14

Saat menerima kabar atau informasi, manusia harus menerimanya dengan hati bersih dan kepala yang dingin. Jika manusia mencampurkan urusan buruk di dalam diri, maka informasi yang diterimanya juga akan dipandang buruk. Pandangan buruk tersebut yang menyebabkan manusia berprasangka.15 Prasangka akan menimbulkan dusta bagi

manusia. Seperti hadits dari Abu Hurairah r.a dari sabda Rasulullah mengenai berburuk sangka.

14 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian

Al-Qur’an, Vol.9 (Jakarta: Lentera Hati, 2002), 47.

(26)

Artinya:

“Dari Abu Hurairah r.a bahwasanya Rasulullah SAW

bersabda: Jauhilah oleh kalian berprasangka, karena sesunggunya berprasangka merupakan sedusta-dusta pembicaraan”. (HR. Mutaffaqun A’laih).

Wacana di dalam penyajian berita merupakan bukti dari kekuasaan media. Keefektifan media dalam menyusun wacana diterapkan atas dasar kepentingan kekuasaan. Latar belakang media yang kompleks sudah jelas menjadi pengaruh bagi produk-produk rilisannya. Di dalam kekuatan yang tersembunyi, pembuatan wacana yang dibentuk ideologi adalah hasil terapan kekuatan media. Wacana di dalam berita menjadi kontrol kekuasaan media, sebab menurut Folocault kekuasaan bukanlah kepemilikan, melainkan strategi. Dia juga menambahkan, kekuasaan dapat terselenggara atas terciptanya wacana sosial.16

Pada tahun baru 2020, sebuah peristiwa banjir muncul karena intensitas hujan yang tiada henti sejak malam tahun baru. Beberapa daerah terendam banjir seperti Jakarta dan

16 Burton dalam Heri Budianto, Kontestasi Politik Dalam Ruang Media

(27)

Bekasi. Peristiwa tersebut langsung menjadi headline di media massa. Korban berjatuhan dan kerusakan menjadi komoditas berita yang sangat laku di masyarakat. Namun lebih dari pada itu khusnya di daerah Jakarta, fokus berita tak hanya tertuju pada bencana, tetapi kritik terhadap kinerja yang dilakukan oleh Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan. Publik menganggap kinerja Anies Baswedan yang menyebabkan banyak daerah di Jakarta terendam banjir. Apalagi, banyak respons yang muncul di media sosial yang mengomparasikan Anies Baswedan dengan Gubernur DKI Jakarta sebelumnya, Basuki Tjahja Purnama (Ahok).

Mencuatnya perbandingan di media sosial itu akhirnya juga menjadi konsumsi publik. Maka, mulai banyak diperbincangkan istilah normalisasi sungai dan naturalisasi sungai yang dilakukan oleh dua gubernur yang berbeda tersebut. Selain itu, banyak pernyataan dan tanggapan Anies Baswedan yang menjadi perdebatan. Pro dan kontra tidak dapat dielak, media massa menjadikannya isu yang cukup hangat dan terus-menerus diberitakan. Berbagai media mencoba mengangkat isu itu dari berbagai sudut pandang. Berbagai macam narasumber juga dipilih untuk menanggapi upaya represif dari Anies Baswedan. Publik serasa kembali dihadapkan pada persaingan politik yang telah muncul dari 2017, ketika kampanye pemilihan Gubernur DKI Jakarta.

Kehadiran Anies Baswedan, terutama saat menjadi Gubernur DKI Jakarta memang begitu melekat bagi

(28)

masyarakat. Jauh sebelum dirinya terjun ke dunia politik, dia telah menjadi cendekiawan muslim, dan sangat dikenal masyarakat ketika menjabat rektor Universitas Paramadina. Kedekatannya terhadap organisasi dan masyarakat Islam juga semakin terasah, ketika ia maju menjadi Calon Gubernur DKI Jakarta tahun 2016 lalu. Partai-partai berideologi Islam berkoalisi untuk meneguhkan namanya, ia juga dekat dengan kelompok-kelompok serta pemuka Islam lainnya. Kedekatan yang dianggap cukup menegaskan ialah dukungan yang diperoleh dari Front Pembela Islam (FPI).

Media massa mengemas peristiwa itu sebagai wacana sosial yang nantinya dapat menjadi opini publik. Berbagai media massa merlomba-lomba menyajikan berita dengan jumlah kuantitas yang banyak. Maka, berbagai perspektif pun dikembangkan demi menjadikan isu tersebut menjadi pemberitaan yang tak ada habisnya. Salah satu media massa besar di Indonesia pun ikut di dalam pertarungan itu. Republika yang lahir dari Ikatan Cendekiawan Musim Indonesia (ICMI) pada 4 Januari 1993. Dari awal pembentukannya, Republika membawa misi Islam sesuai dengan tujuan ICMI. Sedangkan, visi Republika adalah menjadi perusahaan media cetak terpadu berskala nasional serta dikelola secara profesional Islami sehingga berpegaruh dalam proses pencerdasan bangsa,

(29)

pengembangan kebudayaan, dan peningkatan keimanan dan ketakwaan dalam kehidupan masyarakat Indonesia baru.17

Republika didirikan atas dasar identifikasi yang dilakukan ICMI mengenai konglomerasi media yang dikuasai oleh kelompok minoritas. Saat itu, ICMI menganggap kekuatan tersebut dimaksudkan untuk menutupi kegiatan-kegiatan Islam. Terbentuknya Republika yang sarat akan idealisme dan secara terang-terangan menyebut diri selaku media Islam. Sehingga, harian Republika dalam menanggapi peristiwa selalu dalam perspektif Islam.

Kelahiran Republika yang bernapaskan Islami dan dekat dengan kelompok-kelompok Islam, menyiratkan adanya keberpihakan pada peristiwa Banjir Jakarta 2020. Seperti yang diketahui, majunya Anies Baswedan menjadi Gubernur DKI Jakarta diiringi kedekatannya dengan kelompok dan partai Islam. Dengan koherensi antara Republika dan Anies Baswedan, maka penulis meneliti relasi kuasa yang dilakukan Republika selaku media massa.

Relasi kuasa yang dilakukan Republika untuk menciptakan opini publik agar segala tindakan dari Gubernur dan responsnya menjadi angin segar dan kabar positif bagi masyarakat. Ketika peristiwa banjir terjadi, Republika mengabarkan peristiwa itu dengan narasi-narasi yang lebih menjunjung pada tindakan tanggap dari Anies Baswedan. Jika

17 Heri Budianto, Kontestasi Politik Dalam Ruang Media (Jakarta:

(30)

membuka kanal Republika online dengan kata kunci “Anies Baswedan Banjir”, maka akan ditemukan narasi berita yang menguntungkan Anies.18 Bahkan, yang paling menonjol adalah

pemberitaan terkait komentar Politikus Partai Amanat Nasional (PAN) yang mengkritik kinerja Anies Baswedan yang membuat banjir akhirnya terjadi. Pada beberapa media daring memberitakan dengan judul sesuai kritik tersebut, namun Republika membuatnya halus dengan judul “Banjir Jakarta, Politikus PAN: Kepemimpinan Anies Diuji”.19

Berdasarkan fakta yang terjadi, dan menelaah beberapa penelitian terkait, penulis menganggap tindakan yang dilakukan Republika sebagai upaya pembentukan opini publik dan dikonstruksikan oleh media massa sebagai wacana sosial. Dalam hal ini, Republika yang dekat dengan kelompok-kelompok Islam memiliki tujuan terselubung dengan citra Anies Baswedan pada peristiwa Banjir Jakarta 2020. Maka dari itu, penulis merencanakan sebuah penelitian berjudul “ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN ANIES BASWEDAN MENGENAI BANJIR JAKARTA 2020 DALAM REPUBLIKA.CO.ID”

18https://republika.co.id/search/anies%20baswedan%20banjir Diakses

pada 31 Januari 2020 pukul 20.28

19 https://nasional.republika.co.id/berita/q3gzaa377/banjir-jakarta-politikus-pan-kepemimpinan-anies-diuji Diakses pada 31 Januari 2020 pukul 20.35

(31)

B. Identifikasi Masalah

Analisis wacana kritis melihat bahwa wacana yang digunakan dalam struktur penulisan sebagai bentuk praktik sosial. Berbeda dengan analisis pembingkaian (framing), analisis wacana lebih memerhatikan struktur pada jenjang kalimat, misalnya tata bahasa atau gramatika. Analisis wacana juga bertujuan untuk mengeksplisitkan norma bahasa yang implisit. Pada kasus ini, analisis wacana kritis dilakukan kepada media daring Republika.co.id yang memiliki ideologi Islam. Hasil produk yang dihasilkannya pasti berbeda dengan media daring lain. Dalam idealisme yang dipegangnya, Republika.co.id mencoba menempatkan diri pada posisi media massa sebagai penonpang, namun juga membentuk wacana sosial atas kekuasaan yang dimiliki Anies Baswedan dalam peristiwa banjir.

C. Pembatasan Masalah

Didasari atas latar belakang penelitian yang penulis uraikan, batas masalah penelitian ini berada di dalam ruang penelaahan pemberitaan yang dituliskan oleh Republika.co.id mengenai peristiwa Banjir Jakarta 2020 dan hubungannya dengan kepentingan citra Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Pemberitaan yang dimuat itu terdapat di laman berita Republika.co.id yang dimulai sejak peristiwa banjir melanda, yakni pada Januari 2020, dan banjir gelombang kedua pada Februari 2020.

(32)

Penulis menggunakan teori analisis wacana kritis (critical

discourse analysis) untuk mengulik wacana atau bahasa yang

digunakan di dalam penulisan berita sebagai bentuk praktik sosial. Teori yang dipopulerkan oleh Teun van Dijk ini akan menganalisis kecenderungan yang dilakukan media terhadap kepentingan terselubung.

D. Rumusan Masalah

Untuk mengetahui permasalahan yang diteliti, penulis merumuskan masalah-masalahnya, yakni:

1. Bagaimanakah strategi retoris Republika.co.id berbentuk teks untuk membangun wacana dalam pemberitaan fenomena Banjir Jakarta 2020 menurut analisis wacana kritis van Dijk?

2. Bagaimanakah Republika.co.id membangun dimensi kognisi sosial dan konteks sosial dalam pemberitaan fenomena Banjir Jakarta 2020 menurut analisis wacana kritis van Dijk?

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini, yakni:

a. Menganalisis strategi retoris Republika.co.id berbentuk teks untuk membangun wacana pada pemberitaan fenomena Banjir Jakarta 2020 menurut analisis wacana kritis van Dijk.

b. Mengetahui apa hubungan antara ideologi Republika.co.id dan aspek kebahasaan yang

(33)

dihasilkan dalam pemberitaan fenomena Banjir Jakarta 2020 menurut analisis wacana kritis van Dijk.

2. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini terbagi dalam dua kategori, yaitu:

a. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan mampu menyajikan informasi, menambah referensi, dan berkontribusi dalam perkembangan kajian media, khususnya menggunakan teori analisis wacana kritis.

b. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberika perspektif media massa, khususnya Republika.co.id, dalam membangun berita sebagai bentuk praktik sosial. Selain itu, pembaca juga dapat kritis terhadap fenomena diskursif yang berpotensi dikonstruksi oleh media massa terhadap kepentingannya.

F. Tinjauan Kajian Terdahulu

Sebelum peneliti melakukan penelitian untuk menyusun skripsi menjadi karya ilmiah, peneliti melakukan langkah awal dengan mengkaji penelitian-penelitian terdahulu. Adapun penelitian yang dikaji merupakan hasil penelitian dengan pembahasan yang sama ataupun berkaitan. Peneliti

(34)

menemukan beberapa judul penelitian terdahulu yang memiliki kesamaan, yaitu:

1. Skripsi mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang disusun oleh Ida Nurul Huda pada 2010 dengan judul “Bangunan Wacana Menghadapi Musibah di Media Cetak (Analisis Wacana Kritis dalam Rubrik Renungan Tabloid Robithoh Edisi 1-30 Safar 1431 H)”. Kesimpulan dari skripsi ini adalah konstruksi wacana yang dilakukan Tabloid Robithoh kepada pembaca untuk merenungkan bencana alam yang terjadi. Rubrik Renungan Tabloid Robithoh dipengaruhi oleh kognisi sosial penulis yang menggunakan beberapa referensi serta keahlian dalam hafalan Alquran dan Hadis. Skripsi ini mengalami kesamaan karena mengambil model analisis wacana kritis Teun van Dijk sebagai metode penelitiannya. Perbedaannya ialah rumusan masalah yang dibuat dalam skripsi ini masih begitu dasar. Selain itu, subjek dan objek penelitiannya juga masih ditujukan kepada tabloid, jenis produk media massa yang pada saat ini sudah sangat ditinggalkan. Sehingga, data-data yang terhimpun juga terbatas, mengingat produksi tablod yang hanya bulanan.

2. Skripsi mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam

(35)

Konsentrasi Jurnalistik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang disusun oleh Yusuf Gandang Pamuncak pada 2013 dengan judul “Analisis Wacana Pemberitaan Harian Republika Tentang Makanan Calon Haji Berformalin”. Persamaan antara dua penelitian ini adalah subjek penelitian yang dilakukan di Republika.co.id. Namun, objek penelitiannya sangat berbeda karena tidak bersinggungan dengan konteks politik, pula penelitian ini hanya berfokus untuk mencari masalah yang berkaitan dengan teks, kognisi sosial, dan konteks sosial yang diciptakan. Sementara, peneliti membuat rumusan masalah yang lebih kritis untuk mengetahui hubungan kebahasaan dan faktor latar belakang media cetak.

3. Skripsi mahasiswa Fakultas Ushuludin dan Dakwah jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam IAIN Suarakarta, yang disusun Siswoko pada 2018 dengan judul “Analisis Wacana Pemberitaan Pendirian Pabrik Semen Indonesia Di Suaramerdeka.Com”. Kesimpulan dari skripsi ini adalah bagaimana Suaramerdeka.com membangun wacana dalam pemberitaan pendirian Pabrik Semen Indonesia yang menjadi konflik. Pemberitaan tersebut diciptakan untuk membentuk opini masyarakat agar penolakan-penolakan yang dilaksanakan aktivis terhadap pendirian pabrik tersebut merupakan sebuah gerakan yang tepat. Persamaan

(36)

skripsi ini dengan skripsi yang dilakukan peneliti adalah bagaimana analisis wacana tersebut dipergunakan untuk menganalisis konstruksi sebuah berita. Perbedaan yang sangat mencolok adalah penggunaan model teori yang digunakan merupakan teori Norman Fairclough yang berfokus pada unsur representasi, relasi, dan identitas.

G. Metodologi Penelitian 1. Paradigma Penelitian

Paradigma penelitian ini menggunakan paradigma kritis. Paradigma kritis melihat bahwa media bukanlah saluran yang bebas dan netral. Latar belakang media yang dikuasai kelompok-kelpmpok tertentu digunakan sebagai alat dominasi.20 Dalam konteks penelitian ini, peneliti

memandang bahwa media massa beserta kepentingannya menggeser realitas sosial, dengan memanfaatkan wacana pada produknya agar menciptakan opini publik, memainkan objektivitas, kecenderungan khalayak.

2. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif-kualitatif. Pendekatan kualitatif memusatkan perhatian pada prinsip-prinsip umum yang secara fundamental mewujudkan makna dari gejala-gejala sosial dan budaya. Gejala tersebut dilihat untuk memperoleh gambaran suatu

20 Denis McQuail, Teori Komunikasi Massa: Suatu Pengantar

(37)

kategorisasi tertentu.21 Penelitian dengan analisis deskriptif

ini bertujuan untuk menjelaskan fenomena sedalam mungkin.

Karakteristik dari pendekatan deskriptif kualitatif adalah data yang dikumpulkan bukan berbentuk angka-angka, melainkan kata-kata dan gambar. Data-data tersebut juga memungkinkan untuk dijadikan kunci dari penelitian yang dilakukan.22

3. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah analisis wacana yang melihat pesan dalam media selain analisis isi kualitatif. Berbeda dengan analisis kuantitatif yang terfokus pada pertanyaan what, analisis wacana fokus pada pertanyaan how dalam teks. Tujuannya adalah mengetahui bagaimana pesan itu disampaikan oleh pembuatnya.23

Model yang digunakan peneliti dalam analisis ini menggunakan model analisis wacana kritis Teun van Dijk. Model yang dipopulekan van Dijk paling sering digunakan orang-orang dalam melaksanakan penelitian. Analisis wacana kritis merupakan penulisan yang terlibat secara politis dengan suatu kebutuhan emansipatoris, yakni

21 Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi (Jakarta:Fajar Kencana,

2017), 306.

22 Lexi Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2018), 11.

(38)

mencoba memberikan dampak pada praktik sosial dan hubungan sosial.24

4. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah media daring Republika.co.id. Seperti yang peneliti tulis sebelumnya, pemilihan Republika.co.id dinilai memiliki aspek Islam yang kuat dalam pengembangan penelitian bagi mahasiswa KPI UIN Jakarta, karena latar belakang dan ideologinya.

Objek dalam penelitian ini adalah berita yang diproduksi oleh Republika.co.id dalam dua gelombang, yakni awal Januari dan akhir Februari.

Segala informasi yang didapatkan dari Subjek dan objek akan menjadi data yang terdiri atas data primer dan data sekunder. Data primer pada penelitian ini berupa berita yang berkaitan dengan pembangunan wacana terhadap Anies Baswedan pada peristiwa Banjir Jakarta 2020. Sementara, data sekunder pada penelitian ini berupa tinjauan-tinjauan pustaka yang mendukung teori dan informasi untuk mendukung analisis data. Data sekunder tersebut diperoleh dari sumber-sumber buku, artikel, dan pernyataan para ahli di internet.

(39)

5. Teknik Pengumpulan Data a) Observasi

Observasi merupakan salah satu teknik yang digunakan dalam penelitian kualitatif. Observasi merupakan teknik pengumpulan data dengan cara mengamati dan terjun langsung dalam lingkungan informan. Observasi dilakukan untuk mendapatkan hasil penelitian yang akurat. Penulis melakukan analisis teks berita Banjir Jakarta 2020 pada periode awal Januari dan akhir Februari 2020, dengan mencermati tanda-tanda pada objek penelitian sesuai analisis wacana kritis.

b) Wawancara

Peneliti melakukan wawancara kepada beberapa wartawan Republika.co.id yang menulis pemberitaan Banjir Jakarta 2020, khususnya yang berhubungan dengan Gubernur Anies Baswedan. Tujuannya, data dapat lebih lengkap dan mengungkap penyebab tulisan-tulisan itu diproduksi

c) Documentary Research

Peneliti mengumpulkan data dengan mengkaji bermacam-macam literatur terkait seperti buku, artikel, pernyataan para ahli di internet, dan catatan perkuliahan.

(40)

6. Teknik Analisis Data

Analisis wacana kritis model Teun van Dijk digunakan oleh peneliti dalam menganalisis dan memahami konstruksi teks, kognisi sosial, dan konteks sosial pada pemberitaan Banjir Jakarta 2020 dalam Republika.co.id produksi awal Januari dan akhir Februari.

Tiga dimensi dalam analisis wacana kritis model van Dijk adalah teks, kognisis sosial, dan konteks sosial. Pada intinya, analisis model ini menggabungkan ketiga dimensi tersebut menjadi kesatuan analisis. Dimensi teks meneliti struktur teks dan strategi wacana yang dipakai untuk menekankan suatu tema. Dimensi kognisi sosial mempelajari proses teks berita yang berkaitan dengan kognisi individu sang kreator berita. Dimensi konteks sosial mempelajari konstruksi wacana yang berkembang di dalam masyarakat mengenai suatu masalah.25

Alex Sobur menggambarkan analisis data teks tersebut dalam sebuah tabel berikut.

25 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media

(41)

Tabel 1.1

Struktur Analisis Wacana Kritis Model van Dijk26

Kemudian, analisis kognisi sosial untuk mengetahui latar belakang, sumber bacaan, serta wawasan kreator berita, dalam kasus ini merupakan wartawan, dalam menulis berita-berita terkait. Proses ini agar peneliti mengetahui media tersebut memproduksi beritanya. Analisis data juga dilakukan untuk memperoleh konteks sosial dengan tujuan mengetahui wawasan yang

26 Alex Sobur, Analisis Teks Media, 74.

Struktur

Wacana Hal yang Diamati Elemen

Struktur

Makro Tematik (apa yang dikatakan) Topik Superstruktur Skematik (bagaimana pendapat

dirangkai) Skema

Struktur

Mikro Semantik (makna yang ingin ditekankan dalam teks berita) Latar, detil, maksud, praanggapan, nominalisasi Struktur

Mikro Sintaksis (pilihan kata apa yang disampaikan) Bentuk kalimat, koherensi, kata ganti Struktur

Mikro Stilistik (pilihan kata apa dipakai) Leksikon Struktur

Mikro Retoris (bagaimana dan dengan cara apa penekanan dilakukan) Grafis, metafora, ekspresi

(42)

berkembang di masyarakat, wacana yang dipercaya, dan pengetahuan masyarakat tentang isu tersebut. Konteks sosial menunjukkan hubungan teks dengan struktur sosial secara mendalam.

H. Sistematika Penulisan

Agar penelitian ini dapat dilihat dengan mudah dan rapi, maka peneliti menyusun sistematika penulisan pada tiap-tiap bab pada tulisan di bawah ini.

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini didominasi oleh latar belakang penelitian, bagaimana peneliti tertarik mengusung judul ini sebagai bahan penelitian, aspek-aspek penguat untuk menjadikannya penelitian, dan argumentasi terkait.

BAB II : LANDASAN TEORI

Bab ini mengemukakan tinjauan teoritis yang digunakan dalam penelitian. Tinjauan ini menjelaskan menggunakan analisis wacana kritis van Dijk.

BAB III : GAMBARAN UMUM

Bab ini berisi gambaran umum media Republika.co.id, Anies Baswedan, Banjir Jakarta 2020, dan berita-berita yang berhubungan dengan ketiga elemen tersebut.

(43)

BAB IV : TEMUAN DAN ANALISIS DATA Bab ini berisi tentang hasil analisis dari pengamatan peneliti terkait topik yang sedang diteliti. Kemudian, pembahasan dan penjelasan dari hasil data yang telah diolah setelah sebelumnya dipilih dan ditemukan oleh peneliti.

BAB V : PENUTUP

Bab ini berisi penutup yang menuliskan kesimpulan serta konklusi yang telah dihimpun dan didapatkan. Serta, memberikan saran menurut peneliti terkait topik penelitian.

(44)

26 BAB II

LANDASAN TEORI DAN KONSEP A. Analisis Wacana

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), analisis berarti penyelidikan terhadap suatu peristiwa, baik itu karangan, maupun perbuatan nyata, untuk mengetahui keadaan perkara sebenarnya. Secara bahasa, analisis artinya penelaahan dari peneliti dalam menggarap data kebahasaan yang didapatkan dari observasi lapangan atau dari kepustakaan. Lain dari itu, secara data maka analisis merupakan penelaahan dan penguraian data hingga menjadi kesimpulan.27

Pada fokus penelitian ini, analisis yang digunakan adalah analisis wacana. Alex Sobur menguraikan wacana atau

discourse berasal dari bahasa latin discursus yang artinya lari

kian kemari.28 Secara etimologis, Mulyana yang dikutip oleh

Alex Sobur menerangkan bahwa wacana berasal dari bahasa sansekerta wac atau wak yang artinya “berkata” atau “berucap”. Setelah adanya pengembangan bahasa, wac berubah menjadi wacana dengan tambahan sufiks “ana” yang membuatnya menjadi kata benda.29

27 Kbbi.web.id/analisis/ diakses pada 25 Maret 2020 pukul 13.05.

28 Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar untuk Analisis

Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2015), 9.

29 Mulyana, Kajian Wacana: Teori, Metode, dan Aplikasi,

(45)

Lebih dalam, analisis wacana adalah telaah tentang aneka fungsi bahasa. Penggunaan bahasa digunakan untuk menyinambungkan bahasa. Serta, lahir dari kesadaran bahwa persoalan komunikasi mencakup kepada struktur pesan yang kompleks.30 Penyajiannya dilakukan secara teratur, sistematis,

saling berhubungan, dan dibentuk oleh berbagai struktur bahasa.

Analisis wacana mulai populer dan berkembang di beberapa dekade ke belakang. Sebab, analisis wacana merupakan pengembangan dari linguistik tradisional. Aliran linguistik tradisional bersifat membatasi studi analisisnya mengenai kalimat. Setelah ditemukan permasalahannya, peneliti baru bergerak kepada aspek-aspek wacana yang dihadirkan.31

Menurut Syamsuddin yang dikutip dalam Alex Sobur, dari segi analisisnya ciri dan sifat wacana dijelaskan oleh beberapa ahli, yaitu:

1. Analisis wacana membahas kaidah pemakaian bahasa dalam kehidupan bermasyarakat (rule of use – menurut Widdowson)

2. Analisis wacana merupakan usaha memahami makna tuturan dalam konteks, teks, dan situasi (menurut Firth)

30 Alex Sobur, Analisis Teks Media, h.48

31 A. Hamid Hasan Lubis, Analisis Wacana Pragmatik (Bandung:

(46)

3. Analisis wacana adalah pemahaman rangkaian tuturan melalui interpretasi semantik (menurut Baller)

4. Analisis wacana berhubungan dengan pemahaman bahasa dalam tindak berbahasa (what is said from what

is done – menurut Labov)

5. Analisis wacana diarahkan kepada masalah pemakaian bahasa secara fungsional (functional use of language – menurut Coulthard).32

Secara dominan, analisis wacana merupakan studi yang berkaitan dengan kaidah, pemahaman, fungsi, dan interpretasi terhadap bahasa yang dilakukan oleh masyarakat.

Analisis wacana dalam perkembangannya memiliki beberapa model alternatif yang dikemukakan oleh ahli. Pengembangan yang dilakukan ahli terhadap analisis wacana diterangkan dalam beberapa model, yaitu:

1. Model Norman Fairclough

Fairclough melihat wacana sebagai praktik sosial bahwa bahasa merupakan bentuk atau representasi dari praktik sosial (language as a form of social practise). Metode ini dilakukan dengan mengonstruksi analisis yang dapat menginterelasikan pada level teks yang mikro, dengan konteks level masyarakat yang makro. Sebuah teks diproduksi, diinterpretasi, direpresentasikan, dan dikonsumsi pada konteks sosial tertentu. Karena metode

(47)

yang dikemukakan Fairclough didasarkan pada pemikiran sosial dan politik, maka metode ini juga populer disebut sebagai model perubahan sosial.33

2. Model Sara Mills

Mills melihat wacana dalam kacamata feminisme. Dirinya memfokuskan pada bias gender dalam suatu teks, dan menjelaskan pola marjinalisasi itu dilakukan kepada perempuan.34 Mills yang mengacu pada pendapat Foucault,

membagi wacana dalam tiga kategori, yakni level konseptual teoritis, konteks penggunaan, dan metode penjelasan. Pada level konseptual teoritis, wacana berarti ranah umum dari seluruh pernyataan yang mencakup ujaran atau teks yang memiliki makna. Pada konteks penggunaan, wacana berarti kategorisasi kumpulan pernyataan pada jenis konsep tertentu. Terakhir, pada metode penjelasan wacana berarti praktik terkonsep untuk menjelaskan sejumlah pernyataan.35

3. Model Theo van Leeuween

Van Leeuween melihat wacana untuk meneliti bagaimana individu atau kelompok posisinya dimarjinalisasi dalam pembentukan wacana. Kelompok dominan atau mayortitas memiliki kontrol dalam

33 Heri Budianto, Kontestasi Politik Dalam Ruang Media, 22.

34 Ida Nurul Huda, Bangunan Wacana Menghadapi Musibah di Media

Cetak (Analisis Wacana Kritis dalam Rubrik Renungan Tabloid Robithoh Edisi 1-30 Safar 1431 H) (Jakarta: UIN Jakarta), 17.

(48)

menafsirkan suatu peristiwa dan pemaknaannya. Sedangkan, kelompok resesif atau minoritas menjadi objeknya dan digambarkan buruk.36

Poin penting yang dapat diambil dari ketiga model populer tersebut, bahwa kekuatan dari suatu pihak sangat berpengaruh terhadap kecenderungan wacana yang dibentuk. Sehingga, objek yang dituju dipergunakan sesuai kepentingan yang direncanakan. Maka dari itu, sangat tepat pernyataan Fairclough bahwa wacana merupakan praktik sosial.

4. Analisis Wacana Kritis Model van Dijk

Setelah adanya analisis wacana yang meluas di bidang studi teks dan pemaknaan, berkembanglah ilmu pengetahuan tersebut menuju model yang diperkenalkan Teun van Dijk bernama analisis wacana kritis. Van Dijk memaparkan bahwa analisis wacana kritis adalah penelitian yang secara utama mempelajari cara penyalahgunaan dan ketimpangan kekuasaan sosial yang diberlakukan, direproduksi, disahkan, dan ditentang oleh teks dan ujaran pada konteks sosial politik. Analisis wacana kritis mengambil posisi eksplisit dan ingin mengerti, mengekspos, dan menantang ketimpangan sosial. Gerakan analisis ini berkaitan dengan kepentingan politik.37

36 Jumroni, Metode-Metode Penelitian Komunikas, (UIN Jakarta,

2006), 81.

37 Teun van Dijk, The Handbook of Discourse Analysis Second Edition

(49)

Dalam teorinya, van Dijk menjabarkan fungsi-fungsi yang terdapat pada sebuah wacana. Fungsi tersebut adalah

assertation (pernyataan), question (pertanyaan), accusation

(tuduhan), dan threat (ancaman). Selain itu juga, van Dijk juga mengatakan bahwa wacana bisa digunakan untuk mendiskriminasi, atau mengajak orang lain untuk melakukan tindakan yang buruk. 38

Van Dijk mendeskripsikan elemen-elemen wacana supaya dapat digunakan oleh masyarakat secara praktis. Elemen tersebut dikenal oleh banyak peneliti sebagai model kognisi sosial.39 Van Dijk menambahkan,

penggambaran wacana memiliki tiga dimensi terkait yang terdiri dari teks, kognisi sosial, dan konteks sosial. Tiga dimensi itu digabungkan menjadi suatu analisis.

a. Teks

Pada teks yang diteliti adalah bagaimana struktur teks dan strategi wacana yang dipakai untuk menegaskan topik tertentu. Struktur itu terbagi dalam beberapa tingkatan, yakni struktur makro, superstruktur, dan struktur mikro. Masing-masing struktur tersebut dilihat bagaimana teks itu diamati. Metode yang digunakan untuk menganalisis teks adalah

critical linguistik.

38 Alex Sobur, Analisis Teks Media, 71.

39 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media,

(50)

Menurut tiga tingkatan struktur tersebut, analisis data teks dilakukan untuk menemukan elemen-elemen yang tertanam pada sebuah wacana. Elemen itu ditemukan dengan melihat hal-hal yang diamati. Struktur wacana tersebut dijabarkan pada tabel di bawah ini.

Tabel 2.1

Struktur Wacana, Bahan Analisis, dan Elemen

Struktur Wacana Hal yang Diamati Elemen Struktur Makro Tematik

Tema atau topik yang dikedepankan

dalam berita

Topik

Superstruktur Skematik Urutan atau skema

berita dalam beberapa bagian disajikan ke dalam

teks berita utuh

Skema

Struktur Mikro Semantik Penekanan makna

dalam teks berita

Latar, Detail, Maksud, Praanggapan, Nominalisasi Sintaksis Penyampaian bentuk dan susunan kalimat Bentuk Kalimat, Koherensi, Kata ganti

(51)

Elemen-elemen pada analisis data teks saling berhubungan dan merupakan satu-kesatuan. Secara rinci, elemen-elemen tersebut dilakukan dengan metode-metode pengamatan. Adapun pengamatan itu dijelaskan secara berikut.

1) Tematik

Tematik merupakan bagian dari analisis teks dalam teori van Dijk yang termasuk dalam struktur makro. Tematik adalah tingkatan pertama dalam analisis, karena tingkatan ini mengamati apa yang dikatakan atau diucapkan. Jika diurai, maka tema dapat diartikan sebagai wujud kesatuan dari bermacam-macam data yang terkumpul dan koheren.

Tema dikatakan sebagai gagasan utama pada suatu teks, dan elemen yang terkandung adalah topik yang secara teoritis berarti dalil atau proposisi. Secara fungsi, topik menjadi bagian dari

Stilistik

Pemilihan kata Leksikon Retoris Cara dalam penekanan sebuah teks berita Grafis, Metafora, Ekspresi

(52)

informasi dalam suatu wacana. Gunanya untuk membentuk kesadaran sosial.40

2) Skematik

Bagian selanjutnya dalam analisis struktur teks menurut van Dijk adalah skematik. Termasuk ke dalam superstruktur, skematik berarti cara pendapat dirangkai oleh penulis. Pada suatu teks, dalam studi kasus ini berformat berita, wacana yang tersimpul biasanya memiliki alur atau skema. Skema ini berurutan dari bagian awal yang umumnya sebagai pendahuluan, hingga sampai pada bagian akhir.

Skema menunjukkan rangkaian-rangkaian pada teks yang terpadukan dalam susunan, dan kemudian menghasilkan kesatuan arti. Pada format berita, skema ini biasanya terbagi menjadi dua bagian, yakni bagian summary (ringkasan), dan bagian story (cerita). Pada bagian summary terdapat judul dan lead (teras berita). Sedangkan, bagian story mencakup keseluruhan informasi.

3) Semantik

Unsur semantik mencakup elemen-elemen seperti latar, detail, maksud, praanggapan, dan nominalisasi. Menurut van Dijk, semantik diklasifikasi sebagai local meaning (makna lokal)

(53)

dengan maksud makna yang terdapat pada suatu teks, muncul dari keterkaitan antar kalimat dan antar proposisi. Keterkaitan tersebut membangun suatu makna tertentu, baik itu makna eksplisit maupun makna implisit.41

Elemen latar adalah bagian berita yang bisa memengaruhi isi teks yang ditampilkan. Segala makna yang bisa memengaruhi persepsi khalayak merupakan fungsi dari elemen latar.

Selanjutnya, elemen detail yang merupakan segala macam informasi penunjang yang diperlihatkan penulis guna mendukung argumentasinya. Informasi penunjang itu biasanya ditampilkan sebagai penguat makna teks yang bermaksud membangun suatu tujuan, seperti citra dari seorang tokoh. Denga begitu, khalayak akan mengikuti citra yang dibangun oleh penulis.

Kemudian, elemen maksud. Elemen ini cenderung mirip dengan elemen detail yang merupakan informasi penunjang. Namun, elemen maksud ini menunjukkan informasi dengan bahasa yang terjaga. Ini memungkinkan uraian teks tersaji secara eksplisit dan subtle. Jika suatu teks memiliki intrik pesan untuk membangun sebuah opini publik,

(54)

maka hal-hal yang dirasa merugikan akan ditampilkan secara samar-samar, implisit, dan tersembunyi.42

Ada pula praanggapan atau pengandaian yang menyatakan suatu makna dalam sebuah teks. Pernyataan makna ini dibalut dengan premis serta argumentasi yang bisa dipercaya kebenarannya. Praanggapan menjadi cara untuk memberi citra pada teks agar dapat diterima dan dijadikan opini publik. Artinya, memberikan argumentasi yang yang kredibel, sehingga publik akan meyakini argumentasi tersebut.43 Walau bersifat

pengandaian, praanggapan secara fundamental didukung akal sehat (common sense) yang membuat argumen tersebut walau kenyataannya tidak ada, kebenarannya pun tidak dipertanyakan pula. Terakhir, nominalisasi. Secara dasar nominalisasi memberikan sugesti kepada publik menggunakan generalisasi.

4) Sintaksis

Unsur sintaksis adalah strategi untuk menciptakan citra secara positif dan negatif tergantung objek pada teks. Sintaksis ini bertujuan untuk menguatkan persona seseorang, atau bisa

42 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, 240. 43 Alex Sobur, Analisis Teks Media, 79.

(55)

pula menjatuhkannya. Hal-hal seperti itu sering digunakan ketika masa elektoral sedang berlangsung, ketika suatu partai atau paslon saling berkostentasi pada pemilihan umum. Sintaksis dapat memanipulasi sesuatu menggunakan kata ganti, aturan tata kata, pemakaian kalimat aktif dan pasif, serta peletakkan anak kalimat.44

Pada elemen bentuk kalimat, segi sintaksis menggunakan prinsip kausalitas. Artinya, dalam sebuah kalimat akan tersusun “sebab-akibat” supaya terjadi argumentasi. Elemen ini melihat susunan objek dan predikat. Elemen bentuk kalimat dapat menentukan sesuatu, bisa menjadi sebuah subjek, atau dijadikan sebuah objek, tergantung tujuan dari teks tersebut.

Kemudian elemen kata ganti. Elemen ini membuat sebuah teks yang awalnya biasa-biasa saja, dapat menjadi luar biasa, Bisa juga membuat sesuatu yang mengerikan, menjadi hal yang lumrah. Penggunaan kata ganti diperlukan untuk menciptakan kepercayaan publik akan sesuatu, walau tidak menambahkan atau mengurangi informasi. Secara singkat, kata ganti adalah alat

(56)

untuk memposisikan komunikator dalam sebuah teks

Terakhir, koherensi. Secara bahasa saja koherensi berarti hubungan. Dalam konteks wacana. Koherensi merujuk pada jalinan antarkata atau antarkalimat pada sebuah teks. Koherensi bisa menghubungkan dua kalimat yang memiliki fakta berbeda, dan pada akhirnya bisa menjadi pernyataan. Hal itu umumnya terdapat kata hubung yang menjadikan dua kalimat berbeda tersebut menjadi satu kesatuan yang utuh.45

5) Stilistik

Unsur stilistik berkaitan erat dengan gaya bahasa. Gaya bahasa ini merupakan sebuah karakter dan ciri khas penulis dengan karya tulisnya. Gaya bahasa diciptakan penulis karena adanya diksi yang berkarakter, referensi yang unik, penggunaan majas, pola-pola kalimat yang tersusun, pemakaian rima, dan aspek-aspek lain. Unsur ini membuat teks atau wacana memiliki kekuatan dan dapat dikenali oleh khalayak.

Elemen yang tertanam dalam stilistik adalah leksikon. Elemen leksikon secara fundamental merupakan pemilihan kata atas kemungkinan pada

(57)

suatu peristiwa. Pemilihan kata ini ditujukan untuk membedakan suatu teks yang memiliki arti sama, namun dalam kondisi yang berbeda.46 Pemilihan

kata juga menunjukkan sebuah ideologi atau kepercayaan penulis, sehingga karya tulisnya memiliki dorongan dalam hal nilai-nilai yang terkandung.

6) Retoris

Unsur retoris adalah strategi berupa gaya yang disampaikan ketika berucap atau menulis. Unsur ini mirip dengan stilistik yang memang berhubungan dengan gaya, semisal penggunaan majas dan aspek lain yang memengaruhi style pada sebuah ungkapan dan tulisan. Pembeda yang kentara adalah unsur retoris memiliki fungsi persuasif (mengajak), dengan maksud memberikan penekanan tentang sesuatu. Penekanan ini ditujukan untuk menarik perhatian publik, dan mencapai tujuan dari penulis.47

Elemen yang terkandung ada grafis, metafora, dan ekspresi. Dalam elemen grafis, teks ditonjolkan dengan cara-cara seperti penebalan kata, huruf miring, garis bawah, tabel, dan cara lain yang menekankan sesuatu menggunakan aspek visual

46 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, 255. 47 Alex Sobur, Analisis Teks Media, 84.

(58)

pada teks. Kedua, elemen metafora. Metafora yang merupakan majas bekerja sebagai kiasan dan perumpamaan pada kalimat yang tertulis pada teks. Metafora oleh penulis acapkali digunakan agar gagasan dan landasan pikirnya dapat tersampaikan dengan cara yang halus dan tidak tersaji secara frontal. Ketiga, elemen ekspresi. Ekspresi berfungsi untuk menekankan kata atau kalimat yang dikonstruksi oleh penulis supaya menciptakan kepercayaan pada pambaca.

b. Kognisi sosial

Dimensi kognisi sosial menjelaskan bagaimana teks diproduksi oleh kreator teks, cara memandang suatu realitas sosial yang melahirkan suatu teks. Yang dimaksud kognisi sosial di sini adalah kesadaran wartawan selaku kreator teks tersebut. Karena itu, dibutuhkan adanya penelitian mengenai representasi kognisi yang dimiliki wartawan dan strateginya dalam menciptakan berita yang dilatarbelakangi oleh kesadaran, pengetahuan, prasangka, dan pengetahuan tertentu mengenai suatu peristiwa. Metode yang digunakan untuk menganalisis kognisi sosial ialah melakukan wawancara mendalam.

c. Konteks Sosial

Konteks sosial adalah perhatian yang terdapat di dalam masyarakat. Dalam meneliti teks perlu adanya

(59)

penelitian intertekstual bagaimana wacana diproduksi dan dibangun oleh masyarakat. Konteks sosial berusaha memasukan seluruh situasi dan hal intertekstual tersebut , dan memfokuskan perhatian dengan menggambarkan teks dan konteks secara bersama-sama.48 Metode yang digunakan untuk menganalisis

konteks sosial ialah studi pustaka, penelusuran, dan wawancara.

B. Media Daring

Berdasarkan KBBI, media adalah alat atau sarana komunikasi seperti koran, majalah, radio, televisi, film, poster, dan spanduk. Macam-macam media terdiri dari cetak, elektronik, film, massa, pendidikan, dan periklanan.49

Sementara, dalam jaringan (Daring) adalah serapan dari online. Daring artinya terhubung melalui jaringan komputer, internet, dan sebagainya.50 Maka, istilah media yang diakses perangkat

dan internet kita kenal sebagai media daring.

Istilah media daring bagi masyarakat awam terasa asing karena belum begitu populer. Pemakaian diksi itu juga belum sering dipakai dalam berbagai karya tulis atau teks berita. Namun, bagi yang sering membaca produk-produk berita atau

48 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media,

259-271.

49 https://Kbbi.web.id/media diakses pada 26 Februari 2020 pukul

16.39

50https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/daring diakses pada 26 Februari

(60)

artikel yang tersedia di internet, sudah lumrah dengan istilah ini. Seiring berkembangnya peradaban, penggunaan media daring semakin menyingkirkan eksistensi media cetak.

Media daring adalah bagian dari komunikasi digital yang berada dalam dunia maya (cyberspace). Pola komunikasi yang berkembang diiringi perkembangan teknologi yang didukung dengan produksi massal (mass production), distribusi massal

mass distribution), beserta efek reaksi yang dihasilkannya.51

Media daring yang menjadi bagian dari media massa, memiliki fungsi serupa dengan media massa pada umumnya. Sebab, media daring diciptakan sebagai perkembangan dalam akesibilitas dan teknologi media massa agar mencapai fungsi dan tujuan dengan lebih efektif. Fungsinya mencakup beberapa aspek, antara lain:

1. Menginformasikan (to educate). Berfungsi sebagai sarana untuk menginformasikan peristiwa yang layak diketahui masyarakat.

2. Mendidik (to educate). Berfungsi meningkatkan ilmu pengetahuan agar mendorong intelektualitas.

3. Menghibu (to entertaint). Berfungsi memberikan hiburan kepada masyarakat. Tulisan yang bersifat menghibur biasanya dikemas daam bentuk feature dan fiksi.

(61)

4. Memengaruhi (to influence). Berfungsi agar memengaruhi konsumennya dengan nilai kognitif, afektif, dan konatif

5. Merespons sosial (to social responsibility). Berfungsi untuk menanggapi berbagai fenomena dan situasi sosial yang terjadi.

6. Penghubung (to linkage). Berfungsi sebagai penghubung antara peristiwa dengan interaksi masyarakat.52

C. Berita

Berita diartikan dalam bahasa Indonesia menurut KBBI adalah cerita, laporan, atau pemberitahuan mengenai kejadian yang hangat.53 Secara terminologi, definisi berita menurut

William S. Moulsby dalam Haris Sumadiria adalah suatu penuturan secara benar dan tidak memihak dari fakta-fakta yang memiliki arti penting dan baru terjadi dan menarik perhatian khalayak.54

Ditelaah lebih dalam lagi, Bill Kovach dan Tom Rosentil mengungkapkan bahwa berita adalah bagian dari komunikasi yang memberikan informasi kepada kita mengenai peristiwa, isu, dan karakteristik yang ada di dunia. Mitchchell Carnley

52 Tjahjono Widarmanto, Pengantar Jurnalistik (Yogyakarta: Araska

Publisher, 2017) , 11.

53 https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/berita diakses pada 27 Februari

2020 pukul 16.46

54 Haris Sumadiria, Jurnalistik Indonesia: Menulis Berita dan Feature,

(62)

berpandangan bahwa berita adalah laporan yang aktual mengenai fakta atau pendapat yang memiliki kegunaan dan daya tarik.55

Penjelasan dari Carnley saat ini lebih relevan, karena berita tidak hanya dihimpun berdasarkan fakta peristiwa, namun juga pendapat dari informan atau narasumber terkait. Sebab, target wartawan yang harus mencari banyak berita dalam sehari, tidak bisa hanya mengandalkan peristiwa. Bahkan, pendapat dari narasumber biasanya memiliki aspek menghibur jika ia merupakan tokoh yang dikenal publik.

55 Arifin S Harahap, Dampak Berita Kriminal di TV, Jurnal

(63)

45 BAB III

GAMBARAN UMUM A. Sejarah Terbentuk dan Media Cetak

Dalam sejarahnya sebagai media daring, Republika online dilahirkan dalam keterikatan media cetak Republika. Sebab, perkembangan zaman yang menuntut para media cetak tersebut berevolusi untuk memproduksi berita yang akan dibaca pembeli. Republika sendiri pada awalnya surat kabar yang dicetuskan oleh Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) pada 4 Januari 1993. ICMI sendiri adalah organisasi yang digawangi oleh para cendekiawan muslim di Indonesia, dan kala itu diketuai oleh B.J Habibie.

Pembentukan Republika sebagai media oleh ICMI dengan maksud menciptakan media yang membawa visi dan misi keislaman, seperti tujuan dari ICMI. Maka, sesuai dengan visinya itu Republika bergerak sebagai media, namun dikelola secara profesional Islami. Hal itu yang akan memengaruhi proses pencerdasan, pengembangan budaya, serta peningkatan keimanan dan ketakwaan dalam kehidupan masyarakat.56

56 Heri Budianto, Kontestasi Politik Dalam Ruang Media (Jakarta:

(64)

Selaku media yang tergolong muda ketimbang pendahulunya seperti Kompas, Tempo, bahkan Suara Pembaruan, Republika dibentuk ICMI menjadi media yang bernapaskan Islam dengan orientasi bisnis dan berposisi politis

yang cerdas. David T. Hill dalam bukunya berjudul “Pers di Masa Orde Baru” mengamati bahwa Republika dibentuk ICMI setelah mereka mengenali media yang dianggap “musuh bersama”. Media seperti Kompas dan Suara Pembaruan yang pada zaman itu dipandang sebagai kelompok minoritas (kristen) yang menguasai ekosistem media di Indonesia. Namun, Republika yang mengedepankan informasi-informasi keislaman, tetap bersikap imparsial dan menggerakannya secara sekuler.57

Penyebutan diri sebagai media Islam yang secara frontal, membuat Republika melihat suatu peristiwa menggunakan sudut pandang Islam secara dominan. Faktor tersebut dapat terjadi karena Republika menggaet para cendekiawan dan jurnalis Islam pada masa itu untuk bersama-sama membangun citra dan pendirian media. Tokoh-tokoh politik Islam seperti Nurcholis Majid, Amien Rais, hingga Quraish Shihab menjadi sebagian dari orang-orang yang berkontribusi dalam dewan pengawas kebijakan redaksi.58

57 David T. Hill, Pers di Masa Orde Baru (Jakarta: Yayasan Pustaka

Obor Indonesia, 2011), 155.

Gambar

Gambar 3.1 Logo Republika Online yang terdapat di laman  resmi.................................................................................52  Gambar 3.2 Logo alternatif Republika Online di laman
Gambar 4.5 Anies Baswedan sedang meninjau tempat yang  akan dikeruk untuk program penanganan  banjir..............................................................................131  Gambar 4.6 Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama ketika
Gambar 4.16 : Hasil tangkapan layar pemberitaan di  Kompas.com..................................................................153  Gambar 4.17 Hasil tangkapan layar pemberitaan di
Gambar 3.1: Logo Republika Online  yang terdapat di  laman resmi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Poirot muses that Rowena Drake might have met a similar fate to Olga as Garfield. would have no use for her once he secured her

Hal-hal yang dapat menjadi isu adalah bahwa komunitas Muslim mengenal apa yang dijadikan testimoni dalam al-Qur’a>n semata-mata merupakan teks manusia (puisi,

Organisasi multi-list file berbeda dengan inverted file, dimana dalam Organisasi multi-list file berbeda dengan inverted file, dimana dalam indeks inversi untuk sebuah nilai

Supanggah, bahwa catatan notasi balungan gending yang biasa ditabuh oleh ricikan balungan sebenarnya masih merupakan bahan mentah yang perlu pengolahan lebih lanjut; dengan kata

Sehubungan dengan diselenggarakan E-Training Terstruktur oleh PPPPTK Matematika, maka kami selaku pimpinan Sekolah………(nama sekolah) ………memberikan ijin kepada,.

Dari penjelasan tadi jelaslah bahwa pendapat yang menyatakan bahwa uang sebagai medium of exchange, yaitu tidak diperlukan untuk dirinya sendiri, melainkan untuk menjadi

Konfigurasi sistim server yang memiliki koneksi Internet Multi-homed adalah tidak sesederhana konfigurasi server dengan satu koneksi internet tunggal, secara default konfigurasi

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa stabilitas hemodinamik pada TIVA kontinyu kombinasi propofol – ketamin (PK) lebih baik dibandingkan