3.4 Teknik Analisis Data
3.4.4 Analytical Hierarchy Process (AHP)
AHP merupakan suatu analisis yang digunakan dalam pengambilan keputusan dengan pendekatan sistem, dimana diusahakan untuk memahami suatu kondisi sistem dan membantu untuk melakukan prediksi dalam pengambilan keputusan. Prinsip-prinsip dasar yang harus dipahami dalam menyelesaikan persoalan dengan menggunakan AHP adalah :
a. Dekomposisi
Setelah persoalan didefinisikan, dilakukan dekomposisi, yaitu memecahkan persoalan yang utuh menjadi unsur-unsur, sampai ke tingkat yang tidak mungkin dilakukan pemecahan lagi sehingga diperoleh tingkatan persoalan yang disebut hierarki.
b. Penilaian Komparatif
Membuat penilaian tentang kepentingan relatif dua elemen pada tingkat tertentu dan kaitan dengan tingkatan di atasnya. Dalam menentukan tingkat kepentingan (bobot) dari elemen keputusan pada setiap tingkatan hierarki keputusan, penilaian pendapat (judgement) dilakukan dengan menggunakan fungsi berpikir dan yang dikombinasi dengan intuisi, perasaan atau penginderaan. Penilaian pendapat ini dilakukan dengan komparasi berpasangan (matriks) yaitu membandingkan setiap elemen dengan elemen lainnya pada setiap tingkat hierarki secara perpasangan, akhirnya didapat nilai tingkat kepentingan elemen dalam bentuk pendapat kualitatif. Untuk mengkuantifikasi pendapat tersebut digunakan skala penilaian sehingga diperoleh nilai pendapat dalam bentuk angka (kuantitatif). Hasil penilaian ini disajikan dalam bentuk matriks pairwise comparison. Agar diperoleh skala
yang bermanfaat ketika membandingkan dua elemen, perlu pengertian yang menyeluruh tentang elemen-elemen yang dibandingkan dengan relevansinya terhadap kriteria/tujuan yang dipelajari. Dalam penyusunan skala kepentingan ini memakai pedoman seperti ditunjukkan pada Tabel 7. Dalam penilaian kepentingan relatif dua elemen berlaku aksioma reciprocal artinya jika elemen i dinilai 3 kali lebih penting dari j, maka elemen j harus sama dengan 1/3 kali pentingnya dibandingkan elemen i. Disamping itu, perbandingan dua elemen yang sama akan menghasilkan angka 1, artinya sama penting dan dua elemen yang berlainan dapat saja dinilai sama penting.
Tabel 7 Skala Dasar Ranking Analytical Hierarchy Process (AHP)
Tingkat Kepentingan
Definisi 1 Kedua elemen sama pentingnya
3 Elemen yang satu sedikit lebih penting dari elemen yang lain 5 Elemen yang satu lebih penting dari elemen yang lain 7 Elemen yang satu jelas lebih penting dari elemen yang lain 9 Elemen yang satu mutlak lebih penting dari elemen yang lain 2,4,6,8 Nilai-nilai antara dua nilai pertimbangan yang berdekatan
Sumber : diadopsi dari Saaty (1991)
c. Prioritas Sintesis
Dari setiap matriks komparasi berpasangan kemudian dicari eigen vector-nya untuk mendapatkan prioritas lokal. Matriks komparasi berpasangan terdapat pada setiap tingkat, sehingga untuk mendapatkan prioritas global harus dilakukan sintesis di antara prioritas lokal. Prosedur melakukan sintesis berbeda menurut bentuk hierarki. Pengaruh elemen-elemen menurut kepentingan relatif melalui prosedur sintesis yang dinamakan prioritas sintesis.
d. Konsistensi Rasio
Konsistensi memiliki dua makna: 1) objek-objek yang serupa dapat dikelompokkan sesuai dengan keragaman dan relevansi, 2) tingkat hubungan
antara obyek-obyek yang didasarkan pada kriteria tertentu. Jika penilaian tidak konsisten maka proses harus diulang untuk memperoleh penilaian yang lebih tepat.
Meningkatnya kunjungan wisata tidak terlepas dari beberapa faktor yang mempengaruhinya. Ini perlu diketahui sebagai bahan pertimbangan dalam pengembangan suatu obyek wisata. Ada 7 (tujuh) faktor penting yang perlu dipertimbangkan yaitu :
1. Promosi, melalui media promosi apa saja wisatawan mengetahui obyek wisata yang ditawarkan, apakah non elektronik (pamflet, koran, lisan) atau elektronik (TV, radio)
2. Sarana transportasi yang digunakan wisatawan mengunjungi obyek wisata, bisa dengan mobil pribadi, travel/carteran, atau dengan angkutan umum
3. Fasilitas penunjang yang disediakan obyek wisata, seperti penginapan, restoran, dan toilet
4. Jenis wisata dan atraksi yang ditawarkan obyek wisata, wisata budaya atau wisata alam (termasuk agrowisata)
5. Harga tiket masuk ke obyek wisata apakah gratis, murah, atau mahal
6. Pelayanan yang ditemui wisatawan di obyek wisata yang dikunjungi yaitu adanya pemandu wisata, kios (pedagang asongan), kebersihan lingkungan, atau keramahan masyarakat setempat
7. Jarak dari tempat tinggal/menginap lokasi wisata yang ditawarkan apakah dekat, sedang, atau jauh
Melalui AHP akan dapat diketahui faktor-faktor mana saja yang berpengaruh terhadap kunjungan wisatawan ke Kawasan Agropolitan Payangan menurut persepsi wisatawan. Kemudian disusun hierarki seperti ditunjukkan dalam Gambar 3. Level 1 merupakan fokus atau tujuan yang ingin dicapai yaitu faktor- faktor yang mempengaruhi kunjungan wisatawan ke Kawasan Agropolitan Payangan. Level 2 merupakan faktor-faktor yang dimaksud kemudian dijabarkan berdasarkan kriteria masing-masing faktor pada level 3.
Gambar 3 Struktur Hierarki Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kunjungan Wisatawan ke Kawasan Agropolitan Payangan Level 1 : Fokus Level 2 : Faktor Level 3 : Kriteria
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kunjungan Wisatawan ke
Kawasan Agropolitan Payangan
1. Mobil pribadi 2. Travel/carteran 3. Angkutan umum 1. Wisata budaya 2. Wisata alam/ agrowisata 3. Wisata budaya &
wisata alam/ agrowisata 1. Pemandu wisata 2. Kios/pedagang asongan 3. Kebersihan lingkungan 4. Keramahan masyarakat 1. Penginapan 2. Restoran 3. Toilet 4. Penginapan,
restoran & toilet
1. Gratis 2. Murah 3. Mahal
Promosi Sarana transportasi Fasilitas Jenis wisata & atraksi Harga tiket Pelayanan
1. Dekat 2. Sedang 3. Jauh
Jarak dari tempat tinggal/menginap 1. Non elektronik (pamflet/koran/ lisan) 2. Elektronik (TV/radio) 3. Non elektronik &
Selanjutnya pada level 2 dan 3 masing-masing dibuat perbandingan berpasangan (pairwise comparison) untuk mendapatkan penilaian sesuai Tabel 7. Jumlah satu set pertanyaan perbandingan berpasangan dengan n elemen adalah ∑ n 1 ,
sehingga pada level 2 (faktor) dengan 7 elemen terdapat 21 pertanyaan perbandingan berpasangan, demikian seterusnya untuk masing-masing kriteria pada level 3.
Berikutnya data yang didapat dikonversi ke dalam bentuk matriks untuk selanjutnya diolah melalui prosedur sintesis untuk mengetahui pengaruh masing- masing elemen. Untuk mengetahui suatu perbandingan berpasangan yang telah dilakukan dengan konsekuen atau tidak, dievaluasi dengan konsistensi rasio. Nilai konsistensi rasio < 0,1 dinyatakan konsisten (Marimin 2008). Penggabungan Pendapat dari responden dilakukan dengan menggunakan rata-rata geometrik, hasil penggabungan ini diolah dengan prosedur AHP.