PIAGAM ASEAN
A. Piagam ASEAN sebagai Perjanjian Internasional yang Menjadi Dasar Hukum dalam Kerangka Kerjasama ASEAN
2. Anatomi Piagam ASEAN
Piagam ASEAN terdiri atas 14 bagian besar termasuk pembukaan yang memuat dasar-dasar pembentukan Piagam ASEAN. Empat belas bagian besar tersebut kemudian diturunkan ke dalam 55 bagian pasal yang mengatur tidak saja organisasi ASEAN melainkan juga aturan-aturan umum yang harus digunakan
oleh para anggota ASEAN dalam berinteraksi di ASEAN.155
Bagian dari Piagam ASEAN yang menjadi pusat dari seluruh bagian lainnya adalah bagian pertama, yaitu tujuan dan prinsip. Bagian ini memuat 15 tujuan ASEAN dan 14 prinsipnya yang harus dihormati oleh seluruh negara
anggota ASEAN.156
153
Eddy Pratomo, Op.Cit., hlm. 63. 154
Ibid.
155
Eddy Pratomo, Op.Cit., hlm. 64. 156
Lihat Pasal 1 dan Pasal 2 Charter of the Association of Southeast Asian Nations. Dapat dikatakan juga bahwa bagian tujuan dan prinsip ini memang telah menjadi tujuan dan prinsip dasar ASEAN yang telah terbentuk,
berevolusi dan menjadi kebiasaan ASEAN sejak berdirinya pada tahun 1967 sampai sekarang.157
Bagian dari Piagam ASEAN yang relatif baru dan merupakan refleksi dari perkembangan jaman adalah antara lain Bab VII tentang Pengambilan Keputusan, Bab VII tentang Penyelesaian Sengketa dan Bab IV tentang Organ Khususnya pada Pasal 14 yang mengatur tentang kewajiban untuk membentuk sebuah badan hak asasi manusia.158
Dalam Bab VII mengenai Pengambilan Keputusan, Piagam ASEAN telah melangkah lebih maju dari prinsip konsensus yang selama ini dipakai tanpa ada
pengecualian. Pada Pasal 20 ayat (2) Piagam ASEAN menyatakan: “Where
consensus cannot be achieved, the ASEAN Summit may decide how a specific decision can be made.”159 Hal ini berarti memungkinkannya mekanisme lain selain konsensus jika prinsip ini tidak dapat dilakukan. Mekanisme pengambilan
keputusan ini diserahkan kepada ASEAN Summit yang dengan frase “how a
specific decision can be made” tidak saja dapat memutuskan sebuah permasalahan, tetapi juga memberikan ruang untuk menentukan cara penyelesaiannya.160
Pada Bab VIII mengatur tentang mekanisme penyelesaian sengketa yang mana hal ini merupakan salah satu dari penyempurnaan penyelesaian sengketa di ASEAN. Selain memberikan pengakuan terhadap mekanisme yang telah ada dan berlaku atau existing mechanism, pada bagian ini juga memandatkan agar ASEAN
157
Eddy Pratomo, Op.Cit. 158
Ibid. 159
Lihat Charter of the Association of Southeast Asian Nations, Pasal 20 ayat (2). 160
membentuk “appropriate dispute settlement mechanism”. Bagian yang menarik dari keberadaan Bab VIII tercantum pada Pasal 25 yang hampir seluruh jenis mekanisme penyelesaian sengketa yang dikenal di dunia internasional dicantumkan secara eksplisit kecuali mekanisme pengadilan.161
Pada Pasal 22 Piagam ASEAN menyebutkan Dialog, Konsultasi dan Negosiasi. Pasal 23 menyebutkan Jasa Baik, Mediasi dan Konsiliasi. Kemudian pada Pasal 25 menyebutkan arbitrase dan pada Pasal 33 menyebutkan
penyelesaian eksternal Perserikatan Bangsa-Bangsa dan instrumen lainnya.162
Pasal 14 Piagam ASEAN secara jelas telah mewajibkan ASEAN untuk
membentuk ASEAN Intergovermental Commission on Human Rights (AICHR).
Kemudian dibentuklah High Level Panel on an ASEAN Human Rights body atau
HLP yang terdiri dari pejabat senior perwakilan setiap negara anggota ASEAN
untuk membentuk Term of Reference (TOR) ASEAN Intergovermental
Commission on Human Rights (AICHR). ASEAN Human Rights Declaration telah dibuat pada pertengahan tahun 2012 dan telah disepakati pada ASEAN Summit di Phnom Penh pada November 2012.
Bukan suatu hal yang mustahil jika di masa yang akan datang akan ada sebuah pengadilan ASEAN melalui ketentuan Pasal 25 tersebut.
163
161
Ibid.
162
Lihat Charter of the Association of Southeast Asian Nations, Bab VIII. 163
Terms of Reference atau TOR HLP disepakati pada Pertemuan ASEAN Foreign Ministers’ Retreat di Singapura, 20 Februari 2008; Di dalam TOR, HLP diminta untuk antara lain “,,,(4). The High Level Panel shall draft the Terms of Reference of the ASEAN human rights body in conformity with the purposes and principles of the ASEAN Charter relating to the promotion and protection of human rights and fundamental freedoms (5). The High Level Panel shall address the mandate, membership and of the ASEAN human rights body, as well as its relationship with other relevant human rights bodies in ASEAN (6). The High Level Panel shall undertake consultations with the appropriate stakeholders in ASEAN…”Term of Reference (TOR) ASEAN Intergovermental Commission on Human Rights (AICHR) pada tahun 2009. Di dalam TOR
Secara umum, hak dan kewajiban negara ASEAN tidak diatur secara khusus mengingat karakter dari Piagam ASEAN yang bersifat umum. Piagam hanya menyatakan bahwa setiap negara anggota mempunyai bagian yang sama
berkenaan dengan hak dan kewajiban di ASEAN164. Sebagai contoh, dalam hal
kewajiban kontribusi tahunan kepada ASEAN, setiap negara anggota mempunyai jumlah yang sama yaitu sekitar USD 900.000 per tahunnya. Dalam hal hak, sebagai contoh, negara anggota ASEAN mempunyai satu hak suara dalam hal pengambilan keputusan.165
Ada beberapa turunan dari Piagam ASEAN yang menjadi pekerjaan rumah bagi ASEAN, yaitu antara lain, perjanjian tentang hak kekebalan dan keistimewaan seperti yang dimandatkan oleh Bab VI Piagam, kesepakatan tentang badan HAM ASEAN sesuai dengan Pasal 14 Piagam dan kesepakatan tentang mekanisme penyelesaian sengketa dari Pasal 25 Piagam. Selain itu, peran Sekretariat ASEAN akan menjadi sangat penting sebagai pusat kegiatan ASEAN termasuk pusat instrumen-instrumen ASEAN yang akan dibuat nantinya.166
tersebut, AICHR yang terdiri dari high level panel yang merupakan perwakilan dari setiap negara ASEAN dibentuk dengan salah satu tujuannya “To uphold international human rights standards as prescribed by the Universal Declaration of Human Rights, the Vienna Declaration and Programme of Action, and international human rights instruments to which ASEAN Member States are parties.” Lebih jauh AICHR akan membentuk Deklarasi Hak Asasi Manusia ASEAN. Lihat di Association of Southeast Asian Nations, “Terms of Reference of the ASEAN Intergovermental Commission on Human Rights (AICHR)” dimuat pada
intergovernmental-commission-on-human-rights-aichr, diakses pada tanggal 21 Februari 2015 Pukul 03.19 WIB.
164
“(1). Member States shall have equal rights and obligations under this Charter (2). Member States shall take all necessary measures, including the enactment of appropriate domestic legislation, to effectively implement the provisions of this Charter and to comply with all obligations of membership (3). In the case of a serious breach of the Charter or non-compliance, the matter shall be referred to Article 20", Lihat di Charter of the Association of Southeast Asian Nations, Pasal 5.
165
Eddy Pratomo, Op.Cit.,hlm. 66. 166
Pemberlakuan Piagam ASEAN berimplikasi pada perkembangan hukum internasional di regional ASEAN. Wujud nyatanya adalah Piagam ASEAN telah menjadi salah satu sumber hukum internasional bagi seluruh negara anggota ASEAN.167 Jika dilihat dari isi yang diperjanjikan, Piagam ASEAN bukan saja sebuah perjanjian internasional biasa, melainkan perjanjian internasional yang mempunyai karakter law-making bagi perjanjian atau instrumen ASEAN lainnya, baik turunan subordinasi ataupun sejajar koordinasi.168
1) Memberikan aturan-aturan umum;
Piagam ASEAN dikatakan mempunyai karakter law-making (traitslois) di kawasan ASEAN karena antara lain karena:
2) Dibentuk secara multilateral, dalam konteks ASEAN adalah regional; 3) Tidak membatalkan kewajiban perjanjian lainnya.169
Dalam kategori pertama, sebagai contoh Piagam ASEAN memberikan prinsip-prinsip dasar bagi negara-negara anggota ASEAN dalam berinteraksi di
ASEAN.170
Dalam kategori kedua, Piagam ASEAN adalah sebuah hasil negosiasi regional yang menyelaraskan seluruh kepentingan negara-negara anggota ASEAN dalam sebuah kesepakatan yang mengikat secara hukum.171
Sedangkan dalam kategori ketiga, Piagam ASEAN tidak membatalkan perjanjian lainnya, bahkan mengakui dan menyatakan bahwa kesepakatan
167
Lihat Pasal 38 Statuta Mahkamah Internasional tentang sumber hukum internasional. 168
Eddy Pratomo, Op.Cit., hlm. 67. 169 Ibid. 170 Ibid. 171 Ibid.
terdahulu sebelum pembentukan Piagam ASEAN tetap berlaku selama tidak bertentangan.172
3. Perbandingan dengan beberapa Piagam Pembentukan Organisasi