• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PENYAJIAN DATA

F. Kerjasama Dengan Instansi Lain

4.2.4 Ancaman

Adapun beberapa faktor Ancaman eksternal yang dimiliki Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah adalah sebagai berikut:

1. Rendahnya tingkat kesadaran wajib pajak dalam membayar kewajibannya. Masih banyak wajib pajak yang yang tidak taat dan tidak membayar sesuai dengan aturan dan waktu yang ditentukan. Sehingga pegawai DPPKAD harus turun ke lapangan untuk memberikan teguran bahkan harus menagih langsung kepada setiap wajib pajak yang melakukan penunggakan.

2. Tingkat kepercayaan masyarakat kepada pemerintah daerah masih rendah karena pemerintah daerah kurang berkomitmen terhadap pembangunan daerah sehingga pengelolaan pajak daerah belum terlihat hasilnya. Hal ini juga turut mempengaruhi tingkat kesadaran wajib pajak dalam membayarkan kewajibannya.

3. Pembayaran pajak restoran bersifat self-assessmentmenyebabkan adanya wajib pajak yang tidak jujur dalam melaporkan pendapatan dengan tujuan untuk mengurangi jumlah pajak yang harus dibayarkan. DPPKAD mengatasinya dengan

memeriksa setiap bon/bill dan turun langsung kelapangan untuk memastikan apakah yang dilaporkan benar dan wajar.

BAB V ANALISIS DATA

Pada bab ini, peneliti akan membahas, mengolah serta menganalisis data yang telah dikumpulkan selama melakukan penelitian di Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah, baik melalui studi pustaka, melakukan wawancara kepada informan yang terkait dengan penelitian , serta juga melakukan pengamatan/observasi dilapangan dengan tujuan agar dapat menjawab pokok masalah penelitian. Dalam menganalisis data-data yang tersedia, peneliti menggunakan teknik analisis SWOT.

5.1 Matrik SWOT

Matriks SWOT menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Matriks SWOT akan menghasilkan alternatif strategi SO, WO, ST dan WT. Berikut ini merupakan hasil analisis dengan menggunakan matrik SWOT:

Tabel 5.1

Matrik SWOT Peningkatan PAD melalui Penerimaan Pajak Restoran

INTERNAL

3. Sarana dan prasarana yang tersedia sudah

memadai dan

mendukung pekerjaan yang ada

4. Adanya strategi dan target yang ditetapkan

2. Sosialisasi dilakukan kepada wajib pajak tidak rutin dan belum maksimal

3. Penegakan sanksi bagi wajib pajak yang tidak taat masih lemah

Peluang (O)

1. Kota Pematangsiantar merupakan kota

2. Jumlah usaha kuliner yang selalu bertambah 3. Adanya pendidikan

dan pelatihan formal untuk meningkatkan kualitas SDM

4. Kemajuan teknologi yang mempermudah

1. Memanfaatkan sarana untuk melakukan

1. Meningkatkan jumlah

pegawai yang

pelaporan

5. Adanya kerjasama dengan instansi lain

1. Rendahnya tingkat kesadaran wajib pajak dalam membayar kewajibannya

2. Kurangnya komitmen pemerintah mengelola wajib pajak yang tidak taat sehingga akan menumbuhkan

3. Berkoordinasi dengan

baik kepada pajak yang tidak jujur dalam pelaporan 2. Meningkatkan

penegakan sanksi lebih tegas lagi agar wajib pajak taat membayar

Melalui analisis matrik SWOT diatas maka diperoleh isu-isu strategis yang berasal dari kombinasi antara faktor internal dan eksternal dari organisasi. isu-isu strategis tersebut perlu diperhatikan dan dapat dijadikan sebagai bahan kajian ke depannya dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) melalui penerimaan pajak restoran. Isu-isu strategis tersebut terdiri dari:

1. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang ada di DPPKAD.

Hal ini dapat dilakukan dengan meningkatkan tingkat pendidikan pegawai yang berlatarpendidikan SD sampai dengan SMA ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi agar mendukung pekerjaan secara optimal. Selain itu meningkatkan kualitas SDM juga dengan meningkatkan jumlah pegawai yang diberangkatkan untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan sehingga akan menciptakan SDM yang berpengalaman dalam penguasaan teknis pekerjaan, menumbuhkan keterampilan menyelesaikan pekerjaan dan mampu mengatasi masalah-masalah yang timbul dalam pekerjaan.

Dengan demikian SDM akan mampu menyelesaikan tugas pokok dan fungsi yang ditetapkan dan meminimalisir terjadinya ambil ahli tugas pegawai.

2. Melakukan sosialisasi lebih rutin kepada wajib pajak baik secara langsung maupun tidak langsung dengan memanfaatkan kemajuan teknologi yang ada mengenai peraturan-peraturan yang berkaitan dengan pajak restoran sehingga wajib pajak mengetahui dan memahami peraturan pajak daerah dan apa dampak positif apabila taat membayar pajak daerah dan dampak negatif apabila tidak membayar pajak daerah kemudian apa yang menjadi hak dan kewajiban bagi wajib pajak.

3. Menumbuhkan kesadaran wajib pajak melalui pendekatan terhadap wajib pajak dan menjelaskan pentingnya pembayaran pajak daerah untuk pembangunan Kota Pematangsiantar. Kemudian DPPKAD berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah mengenai pengelolaan pajak daerah dan pentingnya komitmen pemerintah dalam membangun kota dengan baik, sehingga pada akhirnya masyarakat bisa merasakan apa dampak dari kewajiban membayar pajak daerah. Hal ini akan meningkatkan kepercayaan masyarakat kepada pemerintah daerah bahwasannya pajak daerah dikelola dan dipergunakan dengan baik untuk pembangunan dan kesejahteraan masyarakat.

4. Mengimplementasikan peraturan yang telah ditetapkan mengenai sanksi terhadap wajib pajak yang tidak taat dan wajib pajak yang melakukan manipulasi pendapatan dengan tujuan mengurangi tarif pajak yang harus dibayarkan. Dengan demikian akan timbul kesadaran dan rasa jera wajib pajak dan meningkatkan ketaatan terhadap peraturan yang berlaku.

5. Meningkatkan kinerja untuk turun langsung kelapangan mendata usaha kuliner yang berpotensi menjadi objek pajak restoran dan melakukan pemeriksaan dan pengawasan terhadap wajib pajak mengenai kesesuaian laporan pendapatan wajib pajak dengan usaha yang dimiliki wajib pajak.

BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang telah dilakukan berkaitan dengan strategi DPPKAD dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) melalui penerimaan pajak restoran, maka dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu sebagai berikut:

• Berdasarkan analisis lingkungan internal dan lingkungan eksternal Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah maka terdapat faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan faktor eksternal (peluang dan ancaman), yaitu:

1. Kekuatan (Strength), yaitu:

a) Jumlah SDM memadai untuk memenuhi tugas-tugas yang tersedia dan terstruktur dengan baik dan adanya pembagian tugas yang jelas

b) Tersedianya undang-undang dan peraturan daerah sebagai dasar hukum dan pedoman bagi DPPKAD.

c) Sarana dan prasarana yang tersedia sudah memadai dan mendukung pekerjaan yang ada

d) Adanya strategi dan target yang ditetapkan oleh DPPKAD untuk meningkatkan penerimaan

2. Kelemahan (Weakness), yaitu:

a) Kualitas SDM belum memadai untuk menyelesaikan tugas yang ditentukan

b) Sosialisasi dilakukan kepada wajib pajak tidak rutin dan belum maksimal

c) Penegakan sanksi bagi wajib pajak yang tidak taat masih lemah 3. Peluang (Opportunity):

a) Kota Pematangsiantar merupakan kota persinggahan dan penunjang wisata daerah sekitarnya. Dan juga memiliki objek wisata yang diminati masyarakat sekitar dan pendatang

b) Jumlah usaha kuliner yang selalu bertambah

c) Adanya pendidikan dan pelatihan formal untuk meningkatkan kualitas SDM

d) Kemajuan teknologi yang mempermudah dalam pendataan dan pelaporan e) Adanya kerjasama dengan instansi lain untuk mempermudah pembayaran

pajak restoran 4. Ancaman (Threats)

a) Rendahnya tingkat kesadaran wajib pajak dalam membayar kewajibannya b) Kurangnya komitmen pemerintah mengelola pajak daerah untuk

pembangunan sehingga kepercayaan masyarakat juga masih rendah

c) Adanya wajib pajak yang belum bersikap jujur dalam melaporkan pendapatan yang diterimanya kepada DPPKAD.

6.2 Saran

Adapun saran yang dapat disampaikan dari hasil temuan dan analisis strategi meningkatan PAD melalui pajak restoran adalah hendaknya Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah membenahi kelemahan dari dalam organisasi yang dapat menjadi hambatan dalam meningkatkan pendapatan melalui pajak

restoran, seperti dengan meningkatkan kualitas pegawai yang terdapat di DPPKAD melalui pendidikan dan pelatihan dengan demikian setiap pegawai akan memiliki kemampuan untuk menguasai pekerjaan dan menyelesaikan tugas pokok yang telah ditetapkan. Selama ini pegawai yang mengikuti pendidikan dan pelatihan belum sebanding dengan jumlah pegawai yang terdapat di DPPKAD, sehingga perlu adanya peningkatan dana untuk memberangkatkan pegawai mengikuti pendidikan dan pelatihan. Dengan pendidikan dan pelatihan tersebut, akan menciptakan pegawai yang memiliki pemahaman dan pengalaman dalam pekerjaan. Kemudian juga DPPKAD harus berpedoman kepada peraturan daerah yang sudah disusun mengenai pajak daerah, mulai dari prosedur penagihan pajak hingga sanksi bagi wajib pajak, dan juga melakukan sosialisasi rutin dan pendekatan kepada semua wajib pajak agar mereka memiliki pemahaman mengenai peraturanpajak daerah dengan baik. Dengan demikian akan membantu DPPKAD dalam melaksanakan tugas dan mencapai target pajak yang sudah ditetapkan.

DPPKAD dan pemerintah daerah harus bekerjasama untuk menunjukkan keseriusan dan komitmen dalam mengelola pajak daerah untuk pembangunan dan kesejahteraan masyarakat sehingga masyarakat akan percaya kepada pemerintah daerah bahwa pajak daerah digunakan untuk kepentingan masyarakat. Dengan demikian masyarakat akan menganggap bahwa pajak daerah semata-mata hanya kewajiban tetapi sudah menjadi kebutuhan bersama untuk kesejahteraan bersama.

DAFTAR PUSTAKA

David, Fred R, 2002. Manajemen Strategi dan Konsep. Jakarta:Prenhalindo

David, Fred R, 2009. Manajemen Strategis : Konsep, Edisi 12. Jakrte: Salemba Empat

Dirgantoro,2001. Manajemen Strategi. Jakarta: PT. Gramedia

Grant, Robert M, 2010. Analisis Strategi Kontemporer: Konsep, Teknik, Aplikasi.

Jakarta: Erlangga.

Hamidi, 2004. Metode Penelitian Kualitatif: Aplikasi Praktis Pembuatan Proposal dan Laporan Penelitian. Malang: UMM Press.

Hasan, M. Iqbal, 2002. Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian &

Aplikasinya. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Jatmiko, RD, 2003. Manajemen Stratejik. Malang: UMM Press.

Kuncoro, Mudriyad. 2005. Strategi Bagaimana Meraih Keunggulan Kompetitif.

Jakarta: Erlangga.

Mardiasmo, 2002. Perpajakan. Yogyakarta: Andi.

Meleong, Lexy. 2006. Metodelogi Penelitian Kualitatif edisi revisi. Bandung: PT.

Remaja

Pardede, Pontas M. 2011. Manajemen Strategik dan Kebijakan Perusahaan.

Jakarta: Mitra Wacana Media

Rangkuti, Freddy, 1997. Analisis SWOT: Teknik Membedah Kasus Bisnis.

Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Singarimbun, Masri dan Effendi Sofian. 1997. Metode Penelitian Survei. Jakarta:

LP3ES.

Soekarwo, 2003. Berbagai Permasalahan Keuangan Daerah. Surabaya:

Airlangga University Press

Sutedi, Adrian. 2008. Hukum Pajak dan Retribusi Daerah. Bogor Selatan: Ghalia Indonesia

Yani, Ahmad, 2008. Hubungan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah di Indonesia . Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Sumber Undang-undang:

Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah

Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Daerah

Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah

Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2014 Tentang Pajak Daerah.

Jurnal:

Jurnal Ilmiah Niagara, Stratefi Peningkatan Pajak Restoran di Kota Cilegon, Vol. V, No. 3, September 2013

Isda Jauhariyyah, Tinjauan atas Pemungutan Pajak Restoran dalam Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah pada Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Kabupaten Bandung, 2010.

Dokumen terkait