• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

VI.2 Perencanaan Strategis Sistem Informasi Berdasarkan Tahapan Kerangka Kerja Yang Diusulkan Kerangka Kerja Yang Diusulkan

VI.2.2 Tahap 2 : Memahami Kebutuhan Bisnis Organisasi dan Informasi Untuk memahami kebutuhan bisnis GSD saat ini, diperlukan identifikasi Untuk memahami kebutuhan bisnis GSD saat ini, diperlukan identifikasi

2) Ancaman pesaing-pesaing baru (Threat of new entrants)

Pendatang baru ataupun pesaing baru dalam industri manapun merupakan ancaman yang tidak boleh diabaikan. Di sini, akan dibahas hal-hal yang menjadi faktor yang mampu menghalangi gempuran yang datang dari pesaing baru dalam bisnis.

Akses untuk teknologi dan kemampuan khusus

Penguasaan akan teknologi dalam bidang jasa layanan properti mampu memberikan keunggulan kompetitif bagi perusahaan yang berbisnis di bidang ini. Sehingga, jika GSD ingin meminimalisasi ancaman yang datang dari pesaing baru, maka GSD harus mengakomodasi bisnisnya dengan teknologi terkini di bidang layanan properti seperti Sistem Informasi Pengelolaan Gedung.

73 Untuk terjun ke bisnis layanan properti ini, baik secara penuh yaitu Building Management ataupun secara parsial seperti Property Service Management (PSM) dibutuhkan sumber daya manusia dengan kemampuan khusus yang didapat dari pelatihan ataupun pengalaman selama menggeluti bisnis ini. GSD telah menggeluti bisnis ini sejak tahun 2001, oleh karena itu pengalaman yang telah didapat selama ± 11 tahun ini merupakan kekuatan yang dimiliki oleh GSD dalam mempertahankan dan meningkatkan pasar pada bisnis ini. Terlebih lagi, saat ini GSD memiliki banyak sumber daya manusia dengan spesialisasi dan sertifikasi.bahkan GSD telah memperoleh sertifikat ISO 9001:2008 Dimana hal ini bisa menjadi kekuatan bagi GSD dalam menghadapi ancaman yang datang dari pesaing baru.

Modal

Kekuatan akan modal merupakan salah satu kekuatan perusahaan untuk berkompetisi dalam bisnis. Selain sebagai alat tempur perusahaan, modal juga bisa digunakan sebagai halangan bagi pendatang baru untuk masuk ke dalam bisnis. GSD sebagai anak perusahaan Telkom, dengan kepemilikan saham oleh Telkom sebesar 99,99% memiliki modal yang kuat dimana sebagai anak perusahaan, keuangan ditunjang penuh oleh Telkom.

Untuk masuk ke dalam bisnis jasa layanan properti ini secara penuh, dibutuhkan modal yang besar, namun jika hanya secara parsial, modal yang dibutuhkan tidak terlalu besar. Sehingga GSD memiliki banyak pesaing lokal yang bermunculan dalam pasar layanan jasa properti yang sifatnya parsial.

74 Tingkat kesetiaan pelanggan

Pada bisnis ini, tingkat kesetiaan pelanggan cenderung tinggi, jika pelayanan yang diberikan dinilai memuaskan dan negosiasi bisnis terus dilakukan. Hal ini merupakan peluang bagi perusahaan untuk mempertahankan pasar. Meningkatkan mutu dan kualitas dalam pelayanan untuk mempertahankan kesetiaan pelanggan. Jika GSD secara berkesinambungan meningkatkan mutu dan kualitas layanannya, maka akan sulit bagi pesaing baru untuk merebut pasar yang telah dimiliki oleh GSD.

Kekuatan preferensi merek

Merek yang dimiliki oleh perusahaan ternyata bukan merupakan kekuatan utama untuk bisa menguasai pasar dalam bisnis ini. Jika dilihat dari segi ini, maka pesaing baru akan dengan mudah memasuki pasar. Oleh karena itu, peningkatan mutu dan kualitas secara berkesinambungan merupakan keharusan bagi GSD dalam upaya menghalangi gempuran dari pesaing baru dalam pasar.

Pengalaman dalam menggeluti bisnis

Pengalaman merupakan hal yang tidak dimiliki oleh pesaing baru. Bagi perusahaan lama, pengalaman merupakan kekuatan yang bisa dijadikan senjata dalam bersaing menghadapi pendatang baru. Bisnis jasa layanan properti bukanlah bisnis yang mudah digeluti jika tidak memiliki pengalaman sebelumnya. Apalagi dalam mengelola bisnis ini secara penuh seperti Building Management. Paling tidak, sumber daya manusia yang menjalankan perusahaan sebaiknya mereka-mereka yang telah lebih dulu menggeluti bisnis ini. GSD telah berkecimpung dalam bisnis ini selama ± 11 tahun. Oleh karena itu, saat ini GSD bisa dikatakan memiliki cukup pengalaman dalam menggeluti bisnis ini.

75 Pengalaman yang dimiliki oleh GSD merupakan senjata yang bisa digunakan dalam menghadapi pesaing baru dalam pasar.

Potensi kejenuhan pasar

Bisnis jasa layanan properti ini, tingkat pertumbuhannya berbanding lurus dengan tingkat pertumbuhan bisnis properti. Sehingga, jika bisnis properti menunjukkan tren pertumbuhan yang positif, maka bisnis jasa layanan properti pun juga akan mengalami hal yang sama. Saat ini bisnis properti di Indonesia menunjukkan tren yang positif, sehingga bisnis jasa layanan properti pun juga mengalami pertumbuhan yang sama baiknya. Hal ini merupakan peluang bagi GSD untuk mengembangkan bisnisnya. Namun di sisi lain, tingkat pertumbuhan ini pun juga merupakan peluang bagi pesaing baru untuk masuk dan bersaing dalam bisnis ini.

Gambaran Umum :

Melihat pertumbuhan industri properti yang cenderung meningkat, maka bisnis pengelolaan gedung pun dengan sendirinya mengalami peningkatan yang sama. Sehingga bisnis pengelolaan gedung adalah bisnis yang cukup menjanjikan. Namun di sisi lain, bisnis ini adalah jenis bisnis yang mudah dimasuki, sehingga demi kelangsungan hidup perusahaan, penting untuk mengantisipasi masuknya pesaing-pesaing baru. GSD memiliki kekuatan dari segi pengalaman, modal dan kepuasan oleh pelanggan terhadap pelayanan GSD. Maka yang perlu dilakukan oleh GSD adalah menciptakan halangan-halangan bagi pesaing-pesaing baru dalam memasuki pasar. Hal ini dapat dilakukan dengan GSD terus meningkatkan kualitas layanan dan sumber daya manusia serta mengadopsi teknologi yang mampu memberikan nilai tambah dan keunggulan kompetitif.

76 3) Ancaman jasa substitusi

Perusahaan-perusahaan yang berada di dalam suatu industri seringkali bersaing dengan perusahaan-perusahaan lainnya di industri lain karena produk-produk atau jasa-jasa yang mereka tawarkan merupakan barang-barang ataupun jasa-jasa substitusi. Hal yang menarik dalam bisnis ini adalah, jasa layanan tidak memiliki jasa substitusi. Sehingga, perusahaan jasa layanan properti tidak bersaing dengan perusahaan lain yang menawarkan jasa substitusi. Dalam bisnis ini, jasa layanan tidak bisa digantikan dengan jasa layanan substitusi. Namun, sumber daya manusia yang menjalankan layanan tersebut bisa digantikan oleh alat, seperti pada layanan parkir. Sumber daya manusia yang bertugas pada pintu masuk parkir memberikan karcis, saat ini sudah banyak digantikan oleh sistem otomasi yang tidak memerlukan sumber daya manusia dalam pengoperasiannya. Jadi, yang dilakukan oleh perusahaan yang menggeluti bisnis ini adalah mengadopsi sistem otomasi tersebut menggantikan tenaga manusia yang selama ini menjalankan kegiatan layanan tersebut.

Dokumen terkait