• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANGGARAN KEDAULATAN PANGAN

Prioritas pembangunan di bidang kedaulatan pangan memegang peranan strategis di dalam pembangunan nasional dalam kaitannya dengan kebutuhan pokok (penyediaan pangan yang cukup, aman, beragam, bergizi, dan terjangkau) dan peningkatan kualitas sumber daya manusia.

Selain itu kedaulatan pangan juga menjadi salah satu dasar dari terciptanya stabilitas nasional

sehingga harus senantiasa dilakukan peningkatan.

Pelaksanaan program di bidang kedaulatan pangan adalah salah satu bentuk implementasi

dari agenda ke-7 Nawacita (mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakan sektor-

sektor strategis ekonomi domestik). Kedaulatan pangan dicerminkan pada kekuatan untuk mengatur masalah pangan secara mandiri yang perlu didukung dengan: (1) ketahanan pangan, terutama kemampuan mencukupi pangan dari produksi dalam negeri; (2) pengaturan kebijakan pangan yang dirumuskan dan ditentukan oleh bangsa sendiri; dan (3) mampu melindungi dan

mensejahterakan pelaku utama pangan, terutama petani dan nelayan. Selanjutnya, dalam rangka

kedaulatan pangan, ketersediaan air merupakan faktor utama terutama untuk meningkatkan dan memperkuat kapasitas produksi.

Adapun sasaran utama pembangunan di bidang kedaulatan pangan pada tahun 2017 antara lain: 1. produksi bahan pangan utama: padi 77 juta ton, jagung 22,4 juta ton, kedelai 1,9 juta ton, dan

daging sapi 0,64 juta ton;

2. produksi ikan (di luar rumput laut) sebesar 16,08 juta ton, terdiri atas perikanan tangkap 6,67 juta ton dan perikanan budidaya 9,41 juta ton;

3. tercapainya produksi garam rakyat 3,2 juta ton; 4. tersedianya cadangan beras pemerintah;

Nota Keuangan dan RAPBN Tahun 2017

Bab 4: Kebijakan dan Anggaran Belanja Pemerintah Pusat

RAPBN 2017 dan Proyeksi Jangka Menengah Periode 2018-2020 Bagian II

II.4-11

Fungsi Perlindungan Lingkungan Hidup

Alokasi anggaran untuk fungsi perlindungan lingkungan hidup dalam RAPBN tahun 2017 adalah sebesar Rp12.312,2 miliar yang menunjukkan peningkatan sebesar 11,9 persen jika dibandingkan dengan alokasinya pada APBNP tahun 2016 sebesar Rp11.007,2 miliar. Alokasi anggaran pada fungsi tersebut dimanfaatkan antara lain untuk mendukung kegiatan

penanggulangan polusi, konservasi sumber daya alam, serta perlindungan hutan.

5. cetak lahan sawah baru 144.613 ha ; dan

6. rehabilitasi dan pembangunan jaringan irigasi tersier untuk 200.000 ha areal sawah.

Dalam rangka mendukung pencapaian sasaran prioritas tersebut, pada tahun 2017 Pemerintah mengalokasikan anggaran untuk pelaksanaan program/kegiatan di bidang kedaulatan pangan sebesar Rp104,0 triliun dalam RAPBN tahun 2017, yaitu sebesar Rp41,5 triliun dialokasikan melalui belanja K/L dan Rp62,5 triliun dialokasikan melalui belanja non-K/L (termasuk transfer ke daerah).

Pencapaian prioritas bidang kedaulatan pangan, utamanya dilakukan oleh Kementerian Pertanian, Kementerian Kelautan dan Perikanan, serta Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, dengan dukungan dari instansi terkait lainnya. Alokasi Kementerian Pertanian pada

tahun 2017 sebesar Rp24,9 triliun secara penuh diarahkan untuk mewujudkan kedaulatan pangan, antara lain melalui perluasan areal persawahan dengan pencetakan sawah baru serta upaya untuk meningkatkan produktivitas terutama untuk bahan pangan pokok. Anggaran

kedaulatan pangan pada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat sebesar Rp7,1 triliun, diarahkan terutama untuk membangun/meningkatkan jaringan irigasi untuk pertanian. Alokasi pada Kementerian Kelautan dan Perikanan sebesar Rp7,8 triliun diarahkan antara lain untuk meningkatkan produksi baik perikanan tangkap, perikanan budi daya, serta produk perikanan lainnya.

Untuk alokasi melalui belanja non-K/L, dukungan pencapaian prioritas kedaulatan pangan

diarahkan antara lain melalui: (1) penyediaan subsidi pangan untuk 14,3 juta RTS dengan kuantum sebesar 15 kg/RTS/penyaluran yang disalurkan untuk 12 bulan, lebih rendah dari tahun 2016,

karena mulai tahun 2017 akan dilakukan pemberian bantuan pangan secara nontunai kepada 1,2 juta

RTS yang dialokasikan melalui anggaran Kementerian Sosial dan akan disinergikan dengan PKH; (2) subsidi pupuk dengan total volume 9.550 ton, serta subsidi benih dengan volume 116.500 ton

yang terdiri atas bibit jenis padi dan benih kedelai, (3) alokasi transfer ke daerah melalui mekanisme DAK bidang irigasi yang diarahkan antara lain untuk rehabilitasi/peningkatan/pembangunan jaringan irigasi dan bidang pertanian yang diarahkan antara lain untuk pembangunan/rehabilitasi/

renovasi UPTD/Balai Diklat

Pertanian, lebih rendah dari tahun 2016 akibat keterbatasan

pagu DAK fisik dan refocusing bidang lain DAK fisik terutama

untuk bidang air minum dan sanitasi; serta (4) belanja lain- lain yang diarahkan antara lain untuk penyediaan cadangan beras pemerintah (CBP) dan cadangan stabilisasi harga pangan guna mengantisipasi peningkatan harga pangan yang berpotensi meningkatkan beban hidup masyarakat, terutama masyarakat miskin. Adapun rincian anggaran kedaulatan pangan dapat dilihat pada tabel berikut ini.

2017 APBN APBNP RAPBN I. Kementerian Negara/Lembaga 49,0 42,2 41,5 1. 018 Kementerian Pertanian 31,5 27,6 24,9 2. 032 Kementerian Kelautan Perikanan 10,4 8,0 7,8 3. 033 Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 7,1 6,7 7,1 4.027 Kementerian Sosial -- -- -1,7 II. Non K/L 75,1 75,6 62,5 1. Subsidi 52,1 53,6 52,2 a. Subsidi Pangan 21,0 22,5 19,8 b. Subsidi Pupuk 30,1 30,1 31,2 c. Subsidi Benih 1,0 1,0 1,3

d. Subsidi bunga kredit resi gudang 0,0 0,0 0,0 2. Belanja Lain-lain 4,2 4,2 4,5 a. Cadangan Beras Pemerintah 2,0 2,0 2,5

b. Cadangan Stabilisasi Pangan 2,2 2,2 2,0 3. Transfer ke Daerah (DAK) 18,8 17,9 5,8 a. DAK Irigasi 14,9 13,9 4,0 b. DAK Pertanian 3,9 3,9 1,8 124,1 117,9 104,0

Sumber: Kementerian Keuangan

Uraian

TABEL

ANGGARAN KEDAULATAN PANGAN DALAM APBN, 2016-2017 (miliar rupiah)

2016

Arah kebijakan dan langkah-langkah yang ditempuh pemerintah dalam rangka melaksanakan fungsi perlindungan lingkungan hidup pada tahun 2017 antara lain:

(1) peningkatan produktivitas dan daya saing hasil produksi pertanian, perikanan, dan

kehutanan; (2) peningkatan nilai tambah industri mineral dan pertambangan berkelanjutan; (3) peningkatan ketahanan masyarakat terhadap bencana di pesisir dan laut serta kerjasama

antarregional dan internasional dalam konservasi laut; (4) pengendalian kebakaran hutan dan lahan serta restorasi gambut; dan (5) peningkatan konservasi, pengelolaan daerah aliran sungai (DAS) serta pelestarian dan pemanfaatan keanekaragaman hayati.

Sasaran umum pembangunan yang diharapkan dapat dicapai dari fungsi perlindungan

lingkungan hidup pada tahun 2017, diantaranya yaitu: (1) peningkatan tutupan hutan dan

lahan di daerah tangkapan air dan sempadan danau di 15 DAS prioritas melalui perluasan

areal rehabilitasi hutan dan lahan seluas 1.000 ha; (2) terpulihkannya ekosistem gambut

melalui program pemulihan pada 2.100 ha ekosistem gambut; dan (3) terwujudnya kota

bersih, teduh, dan sehat berkelanjutan melalui penanganan sebanyak 14.955.644 ton sampah di 360 kota.

Fungsi Perumahan dan Fasilitas Umum

Alokasi anggaran untuk fungsi perumahan dan fasilitas umum dalam RAPBN tahun

2017 adalah sebesar Rp32.773,9 miliar. Jumlah ini menunjukkan penurunan sebesar 4,6

persen jika dibandingkan dengan alokasinya pada APBNP tahun 2016 sebesar Rp34.340,7 miliar. Alokasi anggaran pada fungsi tersebut utamanya dimanfaatkan untuk mendukung pencapaian agenda prioritas pembangunan nasional di bidang perumahan dan pemukiman. Arah kebijakan dan langkah-langkah yang ditempuh pemerintah dalam rangka melaksanakan fungsi perumahan dan fasilitas umum pada tahun 2017 antara lain: (1) meningkatkan akses masyarakat berpendapatan rendah terhadap hunian baru yang layak, aman, dan terjangkau melalui fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan, bantuan stimulan pembangunan

rumah swadaya serta penciptaan iklim yang kondusif dalam penyediaan perumahan;

(2) meningkatkan kualitas hunian dan permukiman bagi masyarakat berpenghasilan rendah

(MBR) melalui bantuan stimulan perumahan swadaya, penyediaan prasarana, sarana dan utilitas, penyelesaian rencana penanganan kawasan kumuh dalam rangka pencegahan dan

penanganan permukiman kumuh; (3) meningkatkan akses air minum dan sanitasi yang layak melalui sinergi pembangunan infrastruktur, penerapan manajemen layanan terpadu, serta peningkatan keterlibatan dan perubahan perilaku masyarakat; dan (4) menjamin ketahanan air melalui pembangunan dan pengelolaan infrastruktur air baku dan sanitasi, serta optimasi sistem existing air minum dan pelaksanaan bauran air.

Sasaran umum pembangunan yang diharapkan dapat dicapai dari fungsi perumahan dan fasilitas umum pada tahun 2017, diantaranya yaitu: (1) meningkatnya akses MBR terhadap hunian layak melalui pembangunan 11.400 unit rumah susun sewa; (2) meningkatnya

akses terhadap layanan air minum dan sanitasi yang layak dan berkelanjutan melalui

pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) sebanyak 872.290 sambungan rumah; dan (3) berkurangnya kawasan permukiman kumuh melalui pemenuhan kebutuhan

hunian dan permukiman yang layak seluas 17.668 ha.

Fungsi Kesehatan

Dalam RAPBN tahun 2017, alokasi anggaran untuk fungsi kesehatan direncanakan

sebesar Rp61.724,5 miliar. Jumlah tersebut menunjukkan penurunan sebesar 6,6 persen

jika dibandingkan dengan alokasinya pada APBNP tahun 2016 sebesar Rp66.069,8 miliar. Penurunan tersebut terutama disebabkan meningkatnya anggaran kesehatan

melalui transfer ke daerah terkait dengan pembagian kewenangan pemerintah pusat dan

Nota Keuangan dan RAPBN Tahun 2017

Bab 4: Kebijakan dan Anggaran Belanja Pemerintah Pusat

RAPBN 2017 dan Proyeksi Jangka Menengah Periode 2018-2020 Bagian II

II.4-13

tetap berkomitmen untuk memenuhi alokasi anggaran kesehatan sebesar 5 persen dari APBN, sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. Anggaran tersebut terutama digunakan untuk pemenuhan pelayanan kesehatan baik dari supply side maupun demand side agar kualitas kesehatan dapat meningkat.

Adapun arah kebijakan pembangunan kesehatan tahun 2017 antara lain: (1) mempercepat pemenuhan akses pelayanan kesehatan ibu, anak, remaja, dan lanjut usia yang berkualitas; (2) mempercepat perbaikan gizi masyarakat; (3) meningkatkan pengendalian penyakit

dan penyehatan lingkungan; (4) memantapkan pelaksanaan SJSN bidang kesehatan;

(5) memperkuat kelembagaan kependudukan dan keluarga berencana yang efektif;

(6) memperkuat upaya promotif dan preventif dengan gerakan masyarakat hidup

sehat; (7) meningkatkan pelayanan keluarga berencana dan kesehatan reproduksi; dan

(8) meningkatkan penguatan kelembagaan pada Badan POM.

Sementara itu, sasaran pembangunan kesehatan yang ingin dicapai melalui anggaran kesehatan tersebut antara lain: (1) persentase ibu hamil kurang energi kronik (KEK) yang

mendapatkan makanan tambahan mencapai 95 persen; (2) jumlah kabupaten/kota yang memberikan pelayanan kesehatan bergerak (PKB) bagi masyarakat di daerah terpencil/ sangat terpencil mencapai 128 kabupaten/kota; (3) meningkatnya kualitas pengobatan pasien tuberculosis (TB) yang dapat dilihat dari angka keberhasilan pengobatan TB yang mencapai 85 persen; (4) meningkatnya jumlah penduduk yang menjadi peserta penerima

bantuan iuran (PBI) melalui program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) atau KIS hingga mencapai 94,4 juta jiwa; dan (5) jumlah tenaga kesehatan yang ditempatkan secara team based (Nusantara Sehat) minimal 5 orang yang mencapai 140 tim (1.120 orang).

Dokumen terkait