• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANGGARAN KESEHATAN

Dalam RAPBN tahun 2017, Pemerintah tetap konsisten untuk memenuhi ketentuan Undang- Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan yang mengamanatkan pemenuhan anggaran kesehatan sebesar 5 persen dari APBN. Berkaitan dengan itu, alokasi anggaran kesehatan dalam RAPBN tahun 2017, secara nominal direncanakan mencapai Rp103,5 triliun, yang berarti menurun Rp0,6 triliun dari APBNP tahun 2016 sebesar Rp104,1 triliun. Perkembangan alokasi

anggaran kesehatan dalam tahun 2016 – 2017 disajikan dalam Tabel 1.

Alokasi anggaran kesehatan dalam RAPBN tahun 2017 tersebut diarahkan untuk: (1) penguatan promotif dan

preventif gerakan masyarakat

hidup sehat; (2) pemantapan

pelaksanaan SJSN bidang

kesehatan; (3) perluasan

dan meningkatkan program perlindungan kesehatan pada masyarakat; (4) peningkatan akses dan mutu pelayanan kesehatan; (5) perbaikan gizi masyarakat; dan (6) peningkatan pelayanan KB dan kesehatan reproduksi.

2016 2017 APBNP RAPBN I. Anggaran Kesehatan m elalui Belanja Pem erintah Pusat 7 6,1 7 4,7

A. Anggaran Kesehatan pada Kem enterian Negara/Lem baga 7 0,1 65,1

a.l. 1 . Kementerian Kesehatan 62,7 58,3

2. Badan POM 1 ,5 1 ,8

3. BKKBN 3,6 3,4

B. Anggaran Kesehatan pada BA BUN 6,0 9,6 II. Anggaran Kesehatan m elalui T ransfer ke Daerah dan Dana Desa 21,2 25,2

A . DA K Kesehatan dan Keluarga Berencana 20,0 24,0 B. Perkiraan A nggaran Kesehatan dari Dana Otsus Papua 1 ,2 1 ,2

III. Anggaran Kesehatan m elalui Pengeluaran Pem biay aan 6,8 3,6

6,8

3,6

T otal Anggaran Kesehatan 104,1 103,5 T otal Belanja Negara 2.082,9 2.07 0,5

Rasio Anggaran Kesehatan thd Belanja Negara (%) 5,0 5,0

Sumber : Kementerian Keuangan

TABEL 1

PERKEMBANGAN ALOKASI ANGGARAN KESEHATAN TAHUN 2016-2017 (triliun rupiah)

Kom ponen

Fungsi Pariwisata

Dalam RAPBN tahun 2017, alokasi anggaran untuk fungsi pariwisata direncanakan sebesar Rp5.761,0 miliar. Jumlah tersebut menunjukkan penurunan sebesar 1,8 persen

jika dibandingkan dengan alokasinya pada APBNP tahun 2016 sebesar Rp5.868,6 miliar.

Alokasi anggaran fungsi pariwisata tersebut ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dan mendorong perekonomian melalui pengembangan pariwisata yang menjadi tanggung jawab Pemerintah.

Arah kebijakan dan langkah-langkah yang ditempuh pemerintah dalam rangka

melaksanakan fungsi pariwisata pada tahun 2017 antara lain: (1) mengembangkan pemasaran pariwisata nasional dengan mendatangkan sebanyak mungkin wisatawan mancanegara dan mendorong peningkatan wisatawan nusantara; (2) membangun destinasi pariwisata melalui peningkatan daya tarik daerah tujuan wisata sehingga berdaya saing di dalam negeri dan di luar negeri; (3) membangun industri pariwisata dengan meningkatkan partisipasi usaha lokal dalam industri pariwisata nasional serta meningkatkan keragaman dan daya saing produk/jasa pariwisata nasional di setiap destinasi pariwisata yang menjadi fokus pemasaran; dan (4) membangun kelembagaan pariwisata melalui pembangunan sumber daya manusia pariwisata serta organisasi kepariwisataan nasional.

Sasaran umum pembangunan yang diharapkan dapat dicapai dari fungsi pariwisata pada

tahun 2017, diantaranya yaitu: (1) terlaksananya destination branding dan integrated marketing di 10 provinsi/kota/kabupaten; (2) terlaksananya fasilitasi/dukungan

perbaikan/peningkatan akses transportasi ke destinasi pariwisata di 25 kawasan strategis pariwisata nasional; serta (3) terlaksananya fasilitasi/dukungan perbaikan/peningkatan akses informasi dan komunikasi ke destinasi pariwisata di 25 kawasan strategis pariwisata

nasional.

Fungsi Agama

Alokasi anggaran pada fungsi agama dalam RAPBN tahun 2017 sebesar Rp10.423,3 miliar yang menunjukkan peningkatan sebesar 6,6 persen apabila dibandingkan dengan alokasinya dalam APBNP tahun 2016 sebesar Rp9.778,4 miliar. Peningkatan alokasi anggaran tersebut terutama digunakan untuk mendukung peningkatan kualitas kehidupan beragama.

Adapun target/sasaran anggaran kesehatan dalam RAPBN tahun 2017 antara lain sebagaimana

Tabel 2.

No Uraian T arget/Sasaran

1 meningkatkan persentase anak usia 0-11 bulan yang mendapat imunisasi dasar lengkap

92 persen

2 jumlah penduduk yang menjadi peserta PBI melalui JKN/Kartu

Indonesia Sehat (KIS) 94,4 juta jiwa

3 jumlah kecamatan dengan puskesmas terakreditasi 700 kecamatan

4 persentase obat yang memenuhi syarat 93 persen

5 puskesmas dengan ketersediaan obat dan vaksin esensial 55 persen 6 pelayanan kesehatan bergerak (PKB) di daerah terpencil dan sangat

terpencil

128 Kab/Kota

7 meningkatkan persentase ibu bersalin di fasilitas pelayanan kesehatan

81 persen

8 meningkatkan jumlah peserta KB baru/PB 6,97 juta jiwa Sumber: Kementerian Keuangan

TABEL 2

Nota Keuangan dan RAPBN Tahun 2017

Bab 4: Kebijakan dan Anggaran Belanja Pemerintah Pusat

RAPBN 2017 dan Proyeksi Jangka Menengah Periode 2018-2020 Bagian II

II.4-15

Selanjutnya, arah kebijakan dan langkah-langkah yang akan ditempuh pemerintah dalam

rangka melaksanakan fungsi agama pada tahun 2017 antara lain: (1) meningkatkan kualitas pemahaman dan pengamalan ajaran agama; (2) meningkatkan harmoni sosial dan kerukunan umat beragama; (3) meningkatkan pelayanan kehidupan beragama; (4) meningkatkan kualitas penyelenggaraan pelayanan ibadah haji dan umrah; serta (5) meningkatkan tatakelola pembangunan bidang agama.

Sasaran yang ingin dicapai pada tahun 2017 melalui alokasi anggaran fungsi agama,

diantaranya yaitu: (1) meningkatnya pembinaan agama Islam yang dilaksanakan oleh 45.000 penyuluh; (2) meningkatnya kualitas pemahaman, pengamalan dan pelayanan

agama Hindu, dengan target 2.962 orang penyuluh dan tenaga teknis yang mendapatkan

pembinaan dan pengembangan; (3) meningkatkan jumlah forum kerukunan umat beragama

(FKUB) yang memperoleh dana operasional, dengan target jumlah FKUB di tingkat provinsi

sebanyak 34 dan di tingkat kabupaten/kota sebanyak 495; (4) meningkatnya lembaga agama Buddha yang difasilitasi dalam melaksanakan pelayanan keagamaan, dengan target sebanyak 34 lembaga; (5) meningkatnya indeks kepuasan jemaah haji sebesar 84 persen;

(6) meningkatnya jumlah revitalisasi dan pengembangan asrama haji dengan target

sebanyak 11 asrama.

Fungsi Pendidikan

Pembangunan pendidikan dicapai dengan meningkatkan pemerataan akses, kualitas,

relevansi, dan daya saing. Alokasi anggaran fungsi pendidikan mencerminkan upaya

pemerintah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam bidang pendidikan

dan sebagai salah satu upaya untuk memenuhi amanat konstitusi bahwa alokasi anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20 persen dari APBN. Untuk mewujudkan hal tersebut,

Pemerintah pada RAPBN tahun 2017 mengalokasikan anggaran fungsi pendidikan sebesar Rp141.766,1 miliar. Anggaran tersebut menurun dari pagunya dalam APBNP tahun 2016 yang mencapai Rp143.262,1 miliar. Penurunan tersebut terutama disebabkan meningkatnya

anggaran pendidikan melalui transfer ke daerah terkait dengan pembagian kewenangan

pemerintah pusat dan pemerintah daerah sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Sebagai upaya mendukung pembangunan pendidikan tersebut, Pemerintah akan

melaksanakan kebijakan yang diarahkan pada: (1) peningkatan akses dan kualitas layanan pendidikan dasar serta perluasan dan peningkatan pemerataan akses, kualitas, dan

relevansi pendidikan menengah; (2) peningkatan kualitas pembelajaran melalui penguatan

penjaminan mutu pendidikan, pengembangan kurikulum sesuai kebutuhan zaman, penguatan sistem penilaian pendidikan yang komprehensif dan kredibel, tenaga pendidik yang profesional dan kompeten yang disertai dengan peningkatan kualitas, pengelolaan, dan

penempatan guru yang merata; (3) revitalisasi Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan

(LPTK) untuk meningkatkan mutu pendidikan keguruan; (4) peningkatan akses dan kualitas pendidikan masyarakat dan layanan pendidikan anak usia dini; (5) peningkatan kualitas

pendidikan vokasi serta pendidikan dan pelatihan keterampilan kerja; (6) peningkatan akses, kualitas, relevansi, dan daya saing pendidikan tinggi; dan (7) peningkatan kualitas pendidikan kewarganegaraan, pendidikan agama, dan pendidikan keagamaan.

Sasaran yang diharapkan dapat tercapai dari fungsi pendidikan pada tahun 2017, antara

lain: (1) meningkatnya akses layanan pendidikan dasar, dengan indikator banyaknya

jumlah siswa pada jenjang pendidikan dasar penerima bantuan Program Indonesia Pintar melalui KIP sebanyak 16,0 juta siswa; (2) meningkatnya akses layanan pendidikan menengah dengan indikator banyaknya jumlah siswa pada jenjang pendidikan menengah SMA/SMALB/MA/SMK/Ulya/Sederajat penerima bantuan Program Indonesia Pintar melalui KIP sebanyak 3,6 juta siswa; (3) meningkatnya akses layanan pendidikan tinggi dengan salah satu indikatornya yaitu tercapainya mahasiswa penerima bantuan Bidik

Misi sebanyak 360.529; (4) tersedianya layanan pendidikan keaksaraan dan kesetaraan yang tercermin dari banyaknya orang dewasa yang memperoleh layanan pendidikan kesetaraan dasar dengan target sebanyak 66.135 orang, dan banyaknya orang dewasa yang memperoleh layanan pendidikan setara menengah umum dan vokasional dengan

target sebanyak 110.000 orang; (5) meningkatnya kualitas kelembagaan ilmu pengetahuan dan pendidikan tinggi yang dicerminkan dengan pengembangan kelembagaan perguruan tinggi melalui dibukanya 400 prodi baru dan 20 prodi profesi insinyur; (6) meningkatnya kualitas pembelajaran melalui peningkatan kapasitas kelembagaan 46 LPTK; dan (7) meningkatnya guru dan dosen yang memiliki kompetensi profesional yang dicerminkan antara lain dengan target sebanyak 101.125 guru dan 10.170 dosen yang

bersertifikasi pendidik.

Dokumen terkait