2) Peri ntang reseptor H2 (antagonis reseptor H2)
3. ANTI DIARE
Antidiare adalah obat-obatan yang digunakan untuk menanggulangi atau mengobati penyakit yang disebabkan oleh bakteri atau kuman, virus, cacing atau keracunan makanan. Gejala diare adalah buang air besar berulang kali dengan banyak cairan kadang-kadang disertai mulai (kejang-kejang perut) kadang-kadang disertai darah atau lendir. Diare terjadi karena adanya rangsangan terhadap saraf otonom di dinding usus sehingga menimbulkan reflek mempercepat peristaltik usus, rangsangan ini dapat ditimbulkan oleh :
infeksi oleh bakteri patogen misalnya bakteri colie infeksi oleh kuman thypus (kadang-kadang) dan kolera
infeksi oleh virus misalnya influenza perut dan “traveller s diarre” akibat dari penyakit cacing (cacing gelang, cacing pita)
keracunan makanan atau minuman gangguan gizi
pengaruh enzym tertentu
pengaruh saraf (terkejut, takut dan sebagainya)
Diare juga dapat merupakan salah satu gejala penyakit seperti kanker pada usus Penggolongan
Obat – obat yang diberikan untuk mengobati diare ini dapat berupa : 1. Kemoterapi
2. Obstipansia 3. Spasmolitik
Sebelum diberikan obat yang tepat maka pertolongan pertama pengobatan diare akut seperti pada gastro enteritis ialah mencegah atau mengatasi pengeluaran cairan atau elektrolit yang berlebihan (dehidrasi) terutama pada pas ien bayi dan usia lanjut, karena dehidrasi dapat mengakibatkan kematian. Gejala dehidrasi : haus, mulut dan bibir kering, kulit menjadi keriput (kehilangan turgor), berkurangnya air kemih, berat badan turun dan gelisah. Pencegahan dehidrasi dilakukan dengan pemberian larutan
oralit, yaitu campuran dari : NaCl 3,5 gram KCl 1,5 gram NaHCO3 2,5 gram Glukosa 20 gram
Atau dengan memberikan larutan infus secara intra vena antara lain Larutan NaCl 0,9 % ( normal saline )
Larutan Na. Laktat majemuk ( ringer laktat )
Setelah itu dapat diberikan obat-obatan lain yang dipilih berdasarkan jenis penyebab diare melalui pemeriksaan yang teliti.
1) Kemoterapi
Untuk terapi kausal yaitu memusnahkan bakteri penyebab penyakit digunakan obat golongan sulfonamida atau antibiotika
2) Obstipansia
Untuk terapi simptomatis dengan tujuan untuk menghentikan diare, yaitu dengan cara :
o menekan peristaltik usus, misalnya loperamid
o menciutkan selaput usus atau adstringen, contohnya tannin
o pemberian adsorben untuk menyerap racun yang dihasilkan bakteri atau racun penyebab diare yang lain misalnya, carboadsorben, kaolin
o pemberian mucilagountuk melindungi selaput lendir usus yang luka 3) Spasmolitika
Zat yang dapat melemaskan kejang-kejang otot perut (nyeri perut) pada diare misalnya Atropin sulfat
Ada beberapa penyakit infeksi usus lain yang menyebabkan diare, antara lain: Kolera
Penyakit infeksi usus disebabkan bakteri Vibrio cholarae asiatica atau Vibrio cholerae eltor . Gejala-gejala kolera adalah diare seperti air beras,
muntah-muntah dan kejang-kejang, anuria (terhentinya pengeluaran air seni). Pengobatannya adalah dengan pemberian oralit atau teh susu untuk
menghindari bahaya dehidrasi disusul dengan pemberian antibiotik (tetrasiklin, kloramfenicol) sebagai terapi kausal.
Disentri basiler
Disebut juga shigellosis adalah penyakit infeksi usus yang diakibatkan oleh beberapa jenis basil gram negatif genus shigella. Ciri-ciri penyakit : - Kejang dan nyeri perut
- Mulas waktu buang air besar - Diare berlendir dan berdarah
Obat-obat yang biasa dipakai antara lain :
- Golongan sulfonamida (sulfadiazin dan derivatnya serta kotrimoksazol) - Golongan antibiotik (ampisilin, tetrasiklin)
Thypus
Disebabkan oleh salmonella typhosa yang menyerang usus penderita dengan gejala demam tinggi secara berkala, nyeri kepala, lidah menjadi putih dan bila terjadi perforasi usus, terjadi diare berdarah.
Pengobatan thypus :
- Chloramfenicol : merupakan obat pilihan (drug of choice) . Efek samping mengakibatkan anemia aplastis
- Kotrimoksazol merupakan obat pilihan lainnya pada pemakaian lama (lebih dari 14 hari) dapat menimbulkan gangguan darah.
- Antibiotik lain seperti ampisilin – amoksisilin dan tetrasiklin, baru digunakan bila terjadi resistensi terhadap chlorampenicol atau kotrimoksazol.
Obat Golongan Antispasmodik
Antispasmodik tidak boleh diberikan pada penderita dengan riwayat alergi terhadap obat-obat spasmodik sebelumnya. Selain itu penggunaan antispasmodik j uga perlu diawasi pada penderita dengan kondisi berikut: Pembesaran prostat, masalah buang air kecil, perdarahan yang aktif, gangguan fungsi ginjal, gangguan fungsi hati.
Interaksi obat
Interaksi Antispasmodik dengan Antibiotik( golongan Peptida)
Golongan Peptida (Polimiksin B,Kolistin), Linkolisin dan Klindamisin. Penderita dengan pengobatan salah satu Antibiotik di atas harus disertai pertimbangan tentang : besarnya dosis,penggunaan garam Ca bila pernafasan
spontan tidak segera kembali. Interaksi dengan obat lain
Antikolinestirase (neostigmin,piridostigmin,edrofonium). Atropin diberikan bersama untuk mencegah perangsangan reseptor muskarinik. Antikolinesterase bekerja sinergik dengan obat pelumpuh otot secara depolarisasi peristen
menghasilkan hambatan neuromuskuler.
Efek samping yang cukup sering ditemukan pada pemakaian obat antispasmodik ialah: Sulit buang air besar (konstipasi);
Berkurangnya produksi keringat; Pusing;
Mulut dan tenggorokan terasa kering; Kulit kering.
Efek samping lainnya yang lebih jarang terjadi tetapi pernah dilaporkan adalah: Perut terasa kembung.
Pandangan kabur. Sulit buang air kecil. Sakit kepala.
Mual. Muntah.
Perasaan lemas. Sakit tenggorokan.
Golongan Obat Antidiare Golongan Antidiare
Kemoterapeutika
Pada umumnya obat tidak digunakan pada diare, ada beberapa pengecualian dimana obat antimikroba diperlukan pada diare yag disebabkan oleh infeksi beberapa bakteri dan protozoa. Pemberian antimikroba dapat mengurangi parah dan lamanya
diare dan mungkin mempercepat pengeluaran toksin. Kemoterapi digunakan untuk terapi kausal, yaitu memberantas bakteri penyebab diare dengan antibiotika
(tetrasiklin, kloramfenikol, dan amoksisilin, sulfonamida, furazolidin, dan kuinolon) Obstipansia untuk terapi simtomatis yang menghentikan diare dengan beberapa cara yaitu:
Zat penekan peristaltik usus: Obat golongan ini bekerja memperlambat motilitas saluran cerna dengan mempengaruhi otot sirkuler dan longitudinal usus.
Adsorbensia : Adsorben memiliki daya serap yang cukup baik. Khasiat obat ini adalah mengikat atau menyerap toksin bakteri dan hasil-hasil metabolisme serta melapisi permukaan mukosa usus sehingga toksin dan mikroorganisme tidak dapat merusak
serta menembus mukosa usus.
Adstrigensia: Akan menciutkan selaput lendir usus Spasmolitik
Spasmolitik, yakni zat-zat yang dapat melepaskan kejang-kejang otot yang mengakibatkan nyeri perut pada diare.
Antimotilitas Mekanisme
Loperamid: bekerja secara local pada ujung saraf dinding usus besar dengan
menurunkan peristaltik sehingga memperbesar ambilan cairan Opioid: Menstimulasi aktivasi reseptor μ pada neuron mienterikus dan menyebabkan hiperpolarisasi dengan meningkatkan konduktansi kaliumnya sehingga menghambat pelepasan asetilkolin dari pleksus mienterikus dan menurunkan motilitas usus.
Efek Samping Antidiare
Seperti kebanyakan obat-obatan, antidiare juga memiliki beberapa efek samping. Efek samping dari obat antidiare secara umum diantaranya adalah:
Muntah Konstipasi Kram abdomen
Pusing Mengnatuk Ileus paralitik dan perut kembung Interaksi Obat
Loperamid dan amiodaron dapat meningkatkan kadar loperamid di dalam darah dan menyebabkan komplikasi yang serius.
Loperamid dan cintemidine dapat meningkatkan kadar loperamid di dalam darah dan menyebabkan komplikasi yang serius.
Lopermaid pemberian bersama Transqulizer atau alkoho, monoamine oxydase harus hati-hati
Loperamid dan Ritonavir akan meningkatkan kadar loperamid di dalam darah dan menyebabkan komplikasi yang serius.
Golongan Obat Laksatif Golongan Laksatif
Berikut golongan obat-obat pencahar yang biasa digunakan, antara lain: Bulking agents (gandum, psilium, kalsium polikarbofil dan metilselulosa).
Dapat meningkatkan serat pada tinja. Penambahan serat ini akan merangsang kontraksi alami usus dan tinja yang berserat lebih lunak dan lebih mudah
dikeluarkan. Bulking agents bekerja perlahan dan merupakan obat yang paling aman untuk merangsang buang air besar yang teratur. Pada mulanya diberikan dalam jumlah kecil. Dosisnya ditingkatkan secara bertahap, sampai dicapai keteraturan dalam buang air besar. Jika menggunakan bahan-bahan ini harus banyak minum air.
Cara kerja: pencahar ini membentuk gel di tinja yang membantu menahan lebih banyak air di tinja. Tinja menjadi lebih besar, yang merangsang gerakan di usus untuk membantu mengeluarkan tinja lebih cepat.
Pertimbangan penggunaan: Ketiganya sama efektif dalam meningkatkan volume tinja. Obat ini cukup aman digunakan dalam waktu yang lama tetapi memerlukan asupan cairan yang cukup. Bulk-forming laxative adalah pilihan yang baik untuk orang-orang dengan sembelit kronis. Namun, obat-obat ini membutuhkan waktu lebih lama dari obat pencahar lainnya untuk bekerja. Anda sebaiknya tidak menggunakannya secara terus-menerus selama lebih dari satu minggu tanpa berbicara dengan dokter Anda.
Pelunak Tinja Dokusat
Meningkatkan jumlah air yang dapat diserap oleh tinja.
Cara kerja: Obat ini mempunyai efek menurunkan tegangan permukaan dari tinja, sehingga memungkinkan air menembus tinja dengan mudah dan menjadika nnya lebih lunak. Peningkatan jumlah serat akan merangsang kontraksi alami dari usus besar dan membantu melunakkan tinja sehingga lebih mudah dikeluarkan dari tubuh
Pertimbangan penggunaan: Pelembut tinja cukup ringan untuk mencegah sembelit dengan penggunaan biasa. Namun, ini adalah pilihan efektif untuk mengobati
sembelit. Pelembut tinja paling baik untuk orang dengan sembelit sementara atau sembelit. Pelembut tinja paling baik untuk orang dengan sembelit sementara atau konstipasi ringan dan kronis.
konstipasi ringan dan kronis. Pencahar Lubrikan
Pencahar Lubrikan
Minyak mineral akan melunakkan tinja dan memudahkan tinja keluar dari tubuh. Minyak mineral akan melunakkan tinja dan memudahkan tinja keluar dari tubuh. Tetapi bahan ini akan menurunkan penyerapan dari vitamin yang larut dalam lemak. Tetapi bahan ini akan menurunkan penyerapan dari vitamin yang larut dalam lemak. Jika seseorang yang dalam keadaan lemah menghirup minyak mineral secara tidak Jika seseorang yang dalam keadaan lemah menghirup minyak mineral secara tidak sengaja, bisa terjadi iritasi
sengaja, bisa terjadi iritasi yang serius pada jaringan paru-paru. Selain itu, minyakyang serius pada jaringan paru-paru. Selain itu, minyak mineral juga bisa merembes dari rektum.
mineral juga bisa merembes dari rektum.
Cara kerja: minyak mineral melapisi tinja dan usus untuk mencegah kehilangan air. Cara kerja: minyak mineral melapisi tinja dan usus untuk mencegah kehilangan air. Pencahar ini juga melumasi tinja untuk membantu bergerak lebih mudah.
Pencahar ini juga melumasi tinja untuk membantu bergerak lebih mudah. Pertimbangan penggunaan: minyak mineral tidak untuk digunakan secara t
Pertimbangan penggunaan: minyak mineral tidak untuk digunakan secara t eratur. Haleratur. Hal ini dapat mengganggu penyerapan vitamin larut lemak tubuh, seperti vitamin A, D, E, ini dapat mengganggu penyerapan vitamin larut lemak tubuh, seperti vitamin A, D, E, dan K. Obat pencahar pelumas
dan K. Obat pencahar pelumas biasanya hanya merupakan pilihan yang baik untukbiasanya hanya merupakan pilihan yang baik untuk menghilangkan sembelit jangka pendek.
menghilangkan sembelit jangka pendek. Bahan Osmotik
Bahan Osmotik
Bahan-bahan osmotik mendorong air dalam jumlah besar ke dalam usus besar, Bahan-bahan osmotik mendorong air dalam jumlah besar ke dalam usus besar, sehingga tinja menjadi lunak dan mudah dilepaskan. Cairan yang berlebihan juga sehingga tinja menjadi lunak dan mudah dilepaskan. Cairan yang berlebihan juga meregangkan dinding usus besar dan merangsang kontraksi.
meregangkan dinding usus besar dan merangsang kontraksi. Pencahar iniPencahar ini
mengandung garam-garam (fosfat, sulfat dan magnesium) atau gula (laktulosa dan mengandung garam-garam (fosfat, sulfat dan magnesium) atau gula (laktulosa dan sorbitol). Beberapa bahan osmotik
sorbitol). Beberapa bahan osmotik yang mengandung natrium, menyebabkan retensiyang mengandung natrium, menyebabkan retensi (penahanan) cairan pada penderita penyakit ginjal atau gagal jantung, terutama jika (penahanan) cairan pada penderita penyakit ginjal atau gagal jantung, terutama jika diberikan dalam jumlah besar.
diberikan dalam jumlah besar. Bahan osmotik yang mengandung magnesium danBahan osmotik yang mengandung magnesium dan fosfat sebagian diserap ke dalam aliran darah dan berbahaya untuk penderita gagal fosfat sebagian diserap ke dalam aliran darah dan berbahaya untuk penderita gagal ginjal.Pencahar ini pada umumnya bekerja dalam 3 jam dan lebih baik digunakan ginjal.Pencahar ini pada umumnya bekerja dalam 3 jam dan lebih baik digunakan sebagai pengobatan daripada untuk pencegahan. Bahan ini
sebagai pengobatan daripada untuk pencegahan. Bahan ini juga digunakan untukjuga digunakan untuk mengosongkan usus sebelum pemeriksaan rontgen pada saluran
mengosongkan usus sebelum pemeriksaan rontgen pada saluran pencernaan danpencernaan dan sebelum kolonoskopi.
sebelum kolonoskopi.
Cara kerja: pencahar ini mempunyai efek menahan cairan dalan usus
Cara kerja: pencahar ini mempunyai efek menahan cairan dalan usus dan mengaturdan mengatur distribusi cairan dalam tinja. Jenis ini mempunyai cara kerja seperti spon sehingga distribusi cairan dalam tinja. Jenis ini mempunyai cara kerja seperti spon sehingga tinja mudah melewati usus.
tinja mudah melewati usus.
Pertimbangan penggunaan: Obat pencahar hiperosmolar juga dapat di
Pertimbangan penggunaan: Obat pencahar hiperosmolar juga dapat di gunakan untukgunakan untuk jangka waktu yang lebih lama deng
jangka waktu yang lebih lama dengan sedikit risiko efek samping. Seperti obatan sedikit risiko efek samping. Seperti obat pencahar pembentuk massal, ini adalah pilihan tepat bagi penderita sembelit kronis pencahar pembentuk massal, ini adalah pilihan tepat bagi penderita sembelit kronis
dan mereka membutuhkan waktu lebih lama dari obat pencahar lainnya untuk bekerja. dan mereka membutuhkan waktu lebih lama dari obat pencahar lainnya untuk bekerja. Sebaiknya tidak menggunakannya secara terus menerus selama lebih dari satu minggu Sebaiknya tidak menggunakannya secara terus menerus selama lebih dari satu minggu Pencahar Perangsang
Pencahar Perangsang
Secara langsung merangsang dinding usus besar
Secara langsung merangsang dinding usus besar untuk berkontraksi danuntuk berkontraksi dan
mengeluarkan isinya. Obat ini mengandung substansi yang dapat mengiritasi seperti mengeluarkan isinya. Obat ini mengandung substansi yang dapat mengiritasi seperti senna, kaskara, fenolftalein, bisakodil atau minyak kastor. Obat ini bekerja
senna, kaskara, fenolftalein, bisakodil atau minyak kastor. Obat ini bekerja setelah 6-8setelah 6-8 jam dan menghasilkan tinja setengah padat, tapi sering menyeb
jam dan menghasilkan tinja setengah padat, tapi sering menyebabkan kram perut.abkan kram perut. Dalam bentuk supositoria (obat
Dalam bentuk supositoria (obat yang dimasukkan melalui lubang dubur), akan bekerjayang dimasukkan melalui lubang dubur), akan bekerja setelah 15-60 menit. Penggunaan jangka panjang dapat
setelah 15-60 menit. Penggunaan jangka panjang dapat menyebabkan kerusakan padamenyebabkan kerusakan pada usus besar, juga seseorang bisa menjadi tergantung pada obat ini sehingga usus
menjadi malas berkontraksi (Lazy
menjadi malas berkontraksi (Lazy Bowel Syndromes). Pencahar ini seriBowel Syndromes). Pencahar ini sering digunakanng digunakan untuk mengosongkan usus besar sebelum proses diagnostik dan
untuk mengosongkan usus besar sebelum proses diagnostik dan untuk mencegah atauuntuk mencegah atau mengobati konstipasi yang disebabkan karena obat
mengobati konstipasi yang disebabkan karena obat yang memperlambat kontraksiyang memperlambat kontraksi usus besar (misalnya narkotik).
usus besar (misalnya narkotik).
Pertimbangan penggunaan: obat pencahar stimulan tidak
Pertimbangan penggunaan: obat pencahar stimulan tidak boleh digunakan secaraboleh digunakan secara teratur. Bila digunakan secara teratur, bisa menyebabkan dehidrasi dan
teratur. Bila digunakan secara teratur, bisa menyebabkan dehidrasi dan ketidakseimbangan elektrolit.
ketidakseimbangan elektrolit. Efek Samping
Efek Samping
Seperti kebanyakan obat-obatan, laksatif juga memiliki beberapa efek samping. Seperti kebanyakan obat-obatan, laksatif juga memiliki beberapa efek samping. Mulai dari yang ringan hingga berat, namun biasanya efek ini akan berhenti segera Mulai dari yang ringan hingga berat, namun biasanya efek ini akan berhenti segera setelah penggunaannya dihentikan. Efek samping obat pencahar
setelah penggunaannya dihentikan. Efek samping obat pencahar umumnya meliputi:umumnya meliputi:
Kembung. Kembung.
Nyeri perut, kram. Nyeri perut, kram.
Kelebihan gas perut. Kelebihan gas perut.
Dehidrasi, hingga membuat pusing, sakit kepala dan urin berwarna lebih gelap. Dehidrasi, hingga membuat pusing, sakit kepala dan urin berwarna lebih gelap. Kunjungi dokter untuk saran yang lebih lengkap jika Anda ma
Kunjungi dokter untuk saran yang lebih lengkap jika Anda ma sih mengalamisih mengalami konstipasi setelah minum obat pencahar lebih dari seminggu. Jangan biasakan konstipasi setelah minum obat pencahar lebih dari seminggu. Jangan biasakan langsung mengonsumsi laksatif untuk mengurangi sembelit yang terjadi. langsung mengonsumsi laksatif untuk mengurangi sembelit yang terjadi.
Penggunaan jangka panjang tanpa pengawasan dokter dapat menyebabkan diare Penggunaan jangka panjang tanpa pengawasan dokter dapat menyebabkan diare parah, hingga obstruksi usus (saluran usus terhalang
parah, hingga obstruksi usus (saluran usus terhalang oleh kotoran) serta terjadinyaoleh kotoran) serta terjadinya ketidak seimbangan kadar garam dan mineral dalam tubuh.
ketidak seimbangan kadar garam dan mineral dalam tubuh. Interaksi Obat
Interaksi Obat
Beberapa laksatif dapat menimbulkan interaksi dengan obat lain (DRPs). Beberapa laksatif dapat menimbulkan interaksi dengan obat lain (DRPs). Parafin liquid dapat mengganggu penyerapan vitamin yang larut l
Parafin liquid dapat mengganggu penyerapan vitamin yang larut l emak.emak.
Laktulosa dapat berinteraksi dengan furosemid, ondansentron bahkan laksatif Laktulosa dapat berinteraksi dengan furosemid, ondansentron bahkan laksatif yang bergolongan sama seperti PEG. Sedangkan bisakodil memiliki interaksi yang bergolongan sama seperti PEG. Sedangkan bisakodil memiliki interaksi dengan beberapa obat yaitu furosemid, albuterol,
dengan beberapa obat yaitu furosemid, albuterol, prednison, trazodone. Dalamprednison, trazodone. Dalam suatu penelitian terdapat kemungkinan interaksi obat antara laksatif laktulosa suatu penelitian terdapat kemungkinan interaksi obat antara laksatif laktulosa dengan diuretik fu
dengan diuretik furosemid. Suatu rosemid. Suatu pustaka menyatakan bahwa pustaka menyatakan bahwa penggunaanpenggunaan furosemid bersamaan dengan obat yang memiliki efek laksatif harus
furosemid bersamaan dengan obat yang memiliki efek laksatif harus
dikonsultasikan dahulu dengan dokter. Mengkombinasikan obat ini, terutama dikonsultasikan dahulu dengan dokter. Mengkombinasikan obat ini, terutama dalam waktu lama, dapat menyebabkan resiko dehidrasi dan abnormalitas dalam waktu lama, dapat menyebabkan resiko dehidrasi dan abnormalitas elektrolit. Pada beberapa kasus berat, dehidrasi dan abnormalitas
elektrolit. Pada beberapa kasus berat, dehidrasi dan abnormalitas elektrolit dapatelektrolit dapat berujung pada tidak teraturnya ritmik jantung
berujung pada tidak teraturnya ritmik jantung, seizures, dan permasalahan pada, seizures, dan permasalahan pada ginjal. Perlu segera menghubungi dokter apabila paie
ginjal. Perlu segera menghubungi dokter apabila paien mengalami kemungkinann mengalami kemungkinan gejala seperti deplesi elektrolit dan cairan seperti pusing, mulut kering, rasa gejala seperti deplesi elektrolit dan cairan seperti pusing, mulut kering, rasa haus, kelelahan, kramp otot, berkurangnya urin, dan detak
haus, kelelahan, kramp otot, berkurangnya urin, dan detak jantung.jantung. Golongan Obat Kolagoga
Kolagoga adalah zat atau
Kolagoga adalah zat atau obat yang digunakan sebagai peluruh atau penghancur batuobat yang digunakan sebagai peluruh atau penghancur batu empedu. Batu empedu merupakan penyakit yang terjadi
empedu. Batu empedu merupakan penyakit yang terjadi di saluran atau di saluran atau kandung empedu.kandung empedu. Faktor pencetusnya meliputi Hiperkolesteromia,
Faktor pencetusnya meliputi Hiperkolesteromia, penyumbatan disaluran empedu dan radangpenyumbatan disaluran empedu dan radang saluran empedu. Ukuran batu empedu yang dapat
saluran empedu. Ukuran batu empedu yang dapat diluruhkan oleh obat - obatam diluruhkan oleh obat - obatam kolagogakolagoga adalah batu empedu dengan ukuran kecil
adalah batu empedu dengan ukuran kecil hingga sedang.hingga sedang. a. mekanisme kerja
a. mekanisme kerja
Ada 3 jenis obat - obatan kolagoga dengan dosis pemakaian yang berbeda yaitu: Ada 3 jenis obat - obatan kolagoga dengan dosis pemakaian yang berbeda yaitu:
Asam kenodeoksikolat Asam kenodeoksikolat
10-15 mg/kg bb/hari sebagai dosis tunggal menjelang tidur malam dan dalam dosis 10-15 mg/kg bb/hari sebagai dosis tunggal menjelang tidur malam dan dalam dosis terbagi selama 3-24 bulan (bergantung pada besarnya batu). Pengobatan diteruskan paling terbagi selama 3-24 bulan (bergantung pada besarnya batu). Pengobatan diteruskan paling tidak selama 3 bulan setelah batunya melarut. Dianjurkan melakukan diet kolesterol rendah tidak selama 3 bulan setelah batunya melarut. Dianjurkan melakukan diet kolesterol rendah (meningkatkan laju pelarutan batu empedu sampai 2 kali lipat).
(meningkatkan laju pelarutan batu empedu sampai 2 kali lipat). Asam ursodeoksikolat
Asam ursodeoksikolat
Pelarutan batu empedu, 8-12 mg/kg bb sehari dalam dosis tunggal menjelang tidur atau Pelarutan batu empedu, 8-12 mg/kg bb sehari dalam dosis tunggal menjelang tidur atau dalam 2 dosis terbagi sampai selama 2 tahun, obat diminum bersama dengan susu atau dalam 2 dosis terbagi sampai selama 2 tahun, obat diminum bersama dengan susu atau makanan; pengobatan dilanjutkan selama 3-4 bulan setelah batunya melarut.
makanan; pengobatan dilanjutkan selama 3-4 bulan setelah batunya melarut. Sirosis empedu primer: 10-15 mg/kg bb sehari dalam 2-4 dosis terbagi. Sirosis empedu primer: 10-15 mg/kg bb sehari dalam 2-4 dosis terbagi.
Pemutusan pemberian asam ursodeoksikolat selama 4 minggu berarti pengobatan harus Pemutusan pemberian asam ursodeoksikolat selama 4 minggu berarti pengobatan harus dimulai lagi dari awal.
dimulai lagi dari awal. Asam kenat Asam kenat
15 mg/kgBB/hari dalam 2 dosis, pagi dan
15 mg/kgBB/hari dalam 2 dosis, pagi dan malam sewaktu makan.malam sewaktu makan.
Mekanisme kerja dari asam kenodeoksikolat, asam ursodeoksikolat, dan Asam kenat Mekanisme kerja dari asam kenodeoksikolat, asam ursodeoksikolat, dan Asam kenat adalah melarutkan batu empedu radiolusen yang berukuran kecil dan terutama tersusun atas adalah melarutkan batu empedu radiolusen yang berukuran kecil dan terutama tersusun atas kolesterol dengan menghambat sintesis kolesterol dalam hati dan sekresinya sehingga terjadi kolesterol dengan menghambat sintesis kolesterol dalam hati dan sekresinya sehingga terjadi desaturasi getah empedu.
desaturasi getah empedu. b. Efek Samping
b. Efek Samping
1) Asam kenodeoksikolat: diare terutama pada dosis awal
1) Asam kenodeoksikolat: diare terutama pada dosis awal yang tinggi (kurangi dosis selamayang tinggi (kurangi dosis selama beberapa hari), gatal-gatal, gangguan hati ringan dan transaminase serum naik sementara.