Disusun Oleh : Kelompok 2
Gema Nurahman (31116166)
Gilang Armanthio T (31116167)
Gina Nurfaridah (31116168)
Hanuf Hais Nurhasanah (31116169)
Hilman Fitriaji S.P (31116170)
Ilham Nanda Raudoh (31116171)
Kintan Sri Komala Dewi (31116163)
Lia meliana (31116174)
Mediana (31116175)
Mohamad Zaki Jauhari (31116176)
Muhammad Azis Abdilah (31116177)
Neneng Nur Asyifa (31116178)
Nita Agustiani (31116179)
Nuriawati (31116180)
Osa Ladifa (31116181)
Ratna Anggraeni (31116182)
PROGRAM STUDI S1 FARMASI SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BAKTI TUNAS HUSADA 2018
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat beserta lindungan-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini, secara khusus
makalah ini membahas tentang “Sistem Pencernaan”
Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu tugas perkuliahan, serta membantu proses pembelajaran kami di STIKes Bakti Tunas Husada Tasikmalaya.
Dalam menyelesaikan makalah ini kami banyak menghadapi hambatan, namun berkat do’a, pengarahan, bantuan, kerja keras dari berbagai pihak akhirnya makalah ini dapat
terselesaikan.
Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam menyusun makalah ini. Oleh
karena itu, kami harapkan kritik dan saran dari berbagai pihak untuk kesempurnaan makal ah ini. Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca umumnya.
Tasikmalaya, 26 April 2018
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ... i DAFTAR ISI ... ii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1 1.2 Rumusan Masalah ... 1 1.3 Tujuan ... 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian ... 2 2.2 Penggolongan Obat-obat Sistem Pencernaan ... 5 2.3 Anatomi Fisiologi Sistem Organ Pencernaan ... 10 2.4 Mekanisme Kerja Sistem Pencernaan ... 20 2.5 Obat - obat Gangguan Sistem Pencernaan ... 25 2.6 Contoh obat dari masing-masing golongan obat sistem pencernaan... 30 BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ... 39 DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.4 Latar Belakang
Setiap mahluk hidup pasti membutuhkan makanan dan memili ki system pencernaan sesuai denga kebutuhan hidupnya. Makanan di butuhkan mahluk hidup untuk tetap bertahan hidup dan untuk melanjutkan keturunan. Makanan setiap jenis mahluk hidup berbeda-beda, dari bahan organic maupun non organic, seperti planton ataupun unsure hara. Oleh karena itu mahluk hidup ada yang dapat membut makanannya sendiri (autrotof) seperti tumbuhan hijau dan euglena, dan ada yang tidak bisa membuat makanannya sendiri(heterotof) seperti
manusia dan hewan.
Sebagian besar hewan tidak dapat membuat makanannya sendiri, sehingga ada yang di sebut dengan hewan pemakan tumbuhan(herbivora), hewan pemakan daging(karnivora), dan hewan pemakan daging dan tumbuhan(omnivora). Berdasarkan hal ter sebut system pencernaan makanan pada hewan pun berbeda-beda, sesuai dengan kebutuhan dan tempat
hidupnya.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang dapat diuraikan adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana anatomi fisiologi sistem pencernaan?
2. Bagaimana proses mekanisme kerja dari sistem pencernaan?
3. Apa saja golongan obat sistem pencernaan dan bagaimana mekanisme kerja, efek samping, serta interaksi yang terjadi dari golongan obat-obat tersebut?
4. Apa saja contoh obat dari masing-masing golongan tersebut?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui anatomi fisiologi dari sistem pencernaan. 2. Untuk mengetahui mekanisme kerja dari sistem pencernaan.
3. Untuk mengetahui golongan obat apa saja yang digunakan untuk sistem pencernaan serta bagaimana mekanisme, efek samping dan interaksinya.
4. Untuk mengetahui contoh-contoh obat dari masing-masing golongan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.7 Pengertian
Sistem pencernaan berurutan dengan penerimaan makanan dan mempersiapkannya untuk diproses oleh tubuh. Makanan dalam arti “Biologis” adalah tiap zat atau bahan yang dapat digunakan dalam metabolisme guna memperoleh bahan-bahan untuk membangun atau memperoleh tenaga (Energi) bagi sel. Untuk dapat digunakan dalam metabolism, maka makanan itu harus ke dalam sel (Irianto,kus.2005).
Fungsi utama system pencernaan adalah menyediakan zat nutrisi yang sudah dicerna secara berkesinambungan untuk didistribusikan kedalam sel melalui sirkulasi dengan unsure – unsure air, elektrolit, dan zat gizi. Sebelum zat ini diserap oleh tubuh, makanan harus bergerak sepanjang saluran pencernaan( Syafuddin. 2009 ).
Sistem pencernaan makanan dimulai didalam mulut dimana makanan dihaluskan sambil diaduk dengan ludah yang mengandung suatu enzim amilas e yaitu ptialin, yang berfungsi menguraikan karbohidrat. Setelah itu ditelan dan adukan dilanjutkan dengan
gerakan peristaltik ke lambung dengan bantuan getah lambung yang terdiri dari asam lambung dan pepsin, yaitu suatu enzim proteolitik yang disekresi oleh selaput lendir lambung. Pencernaan dilanjutkan didalam usus yang dibantu oleh enzim-enzim
pencernaan yang dihasilkan oleh pancreas dan mukosa usus. Setelah terbentuk zat-zat gizi yang sangat halus dan mudah diserap oleh tubuh maka sisa makanan masuk ke usus besar dan diolah oleh flora normal usus hingga siap untuk dibuang. Di seluruh lambung
usus inilah dapat timbul pelbagai gangguan penyakit baik yang disebabkan oleh
terganggunya produksi enzim pencernaan maupun yang disebabkan oleh infeksiinfeksi usus oleh kuman dan cacing.
Proses pencernaan dibagi menjad dua yaitu : 1. Pencernaan mekanis
Pencernaan mekanis yaitu proses pengubahan molekul kompleks menjadi molekular mekanis, misalnya penghancuran makanan dengan gigi atau oleh otot lambung.
2. Pencernaan kimiawi
Pencernaan kimiawi adalah proses pengubahan senyawa organic yang ada dalam bahan makanan dari bentuk yang kompleks menjadi molekul yang lebih sederhana
dengan bantuan enzim (Anonim, 2011).
Saluran pencernaan pada manusia dimulai dari rongga mulut dan diakhiri oleh anus ( lubang pelepasan ). Adapun alat – alat dari system pencernaan yaitu terdiri dari : 1. Rongga Mulut
Rongga mulut dibagian depan dibatasi oleh bibir, dibagian belakang oleh dinding faring posterior, dibagian lateral selaput lender bukalis dan tonsil, dibagian atas palatum durum dan palatum molle dan dibagian bawah oleh dasar mulut.
Didalam rongga mulut terdapat gigi, lidah dan kelenjar pencernaan yaitu berupa kelenjar ludah. Gigi dan lidah berguna untuk memecahkan makanan secara
mekanik. Kelenjar ludah menghasilkan enzim ptyalin yang mencerna hidrat arang. Rongga mulut ( mouth cavity ) mempunyai panjang 15 – 20 cm dengan diameter 10 cm. Didalam mulut sudah mulai terjadi proses penyerapan dengan mekanisme difusi pasif ( transport pasif ) dan transport konvelisif ( pori ). Dalam mulut
terdapat enzim ptyalin, maltase, dan musin. Sekresi air ludah 500 – 1500 ml per hari dengan pH 6,4
2. Faring
Daerah faring merupakan persimpangan dari rongga mulut ke
kerongkongan dan dari rongga hidung ke tenggorok. Pada saat menelan makanan, maka lubang ke saluran napas ditutup oleh anak tekak sehingga makanan akan terdorong ke kerongkongan.
3. Esofagus
Esofagus merupakan organ silindris berongga dengan panjang sekitar 25 cm dan diameter 2 cm. Esofagus terletak posterior terhadap jantung dan trakea,
anterior terhadap vertebrata, setinggi C6 menembus diafragma sampai torakal 11.Saluran pencernaan sesudah mulut adalah kerongkongan ( esophagus ). Esofagus adalah saluran yang terdapat dibelakang rongga mulut yang
menghubungkan rongga mulut dengan lambung. Dinding kerongkongan dibentuk oleh otot – otot melingkar yang bergerak tanpa kita sadari. Gerakannya disebut gerak peristaltic, yaitu gerakan otot lingkar yang mengkerut – kerut seperti meremas – remas sehinga makanan dapat masuk kedalam lambung. Esofagus mempunyai Ph cairannya 5 – 6, tidak terdapat enzim maupun absorbs. Getah lambung dihasilkan oleh kelenjar yang terdapat pada dinding lambung, dimana
dinding lambung menghasilkan asam lambung berupa asam klorida, pepsinogen, rennin lipase lambung, dan mucin.
4. Lambung ( Ventrikulus )
Lambung atau perut besar merupakan organ yang terletak didalam rogga perut yaitu terletak disebelah kiri atas, dibawah sekat rongga dada ( Diafragma ).
Lambung merupakan sebuah kantong muskuler yang letaknya antara esophagus dan usus halus, sebelah kiri abdomen dan di bagian depan pancreas dan limpa yang dibentuk oleh otot polos yang tersusun secara memanjang. Lambung merupakan saluran yang dapat mengembang karena adanya gerakan peristaltic, terutama didareah epigaster. Variasi dari bentuk lambung sesuai dengan jumlah makanan yang masuk, adanya gelombang peristaltic tekanan organ lain dan postur tubuh. Lambung disebut juga gaster yang panjangnya 20 cm dengan diame ter 15 cm dan pHnya 1 – 3,5. Cairan lambung yang disekresi sekitar 2000 – 3000
ml/hari. Kapasitas lambung kira – kira 1,2 liter dan bila kosong 100 liter. 5. Usus halus ( Intestinum minor )
Usus halus merupakan bagian dari sistem pencernaan makanan yang
berpangkal pada pilorus dan berakhir pada sekum, panjangnya sekitar 6 meter dan merupakan saluran pencernaan yang paling panjang. Usus halus merupakan
kelanjutan dari saluran pencernaan setelah lambung. Bentuk dan susunannya berupa pipa kecil yang berkelok – kelok didalam rongga perut diantara usus besar
dan dibawah lambung. Makanan dapat masuk karena adanya gerakan yang memberikan permukaan yang lebih luas. Banyaknya jonjot – jonjot pada tempat absorbsi memperluas permukaannya. Usus halus terdiri dari usus dua belas jari ( duodenum ) panjangnya sekitar 25 cm dengan diameter 5 cm dan pHnya 6,5 – 7,6, usus kosong ( jejunum ) panjangnya 300 cm diameter 5 cm dengan pH 6,3 – 7,3, usus penyerapan ( ileum ) panjangnya 300 cm diameter 2,5 – 5 cm dengan pH 6,3 – 7,3. Usus halus sebagai sistem pencernaan secara enzimatis menghasilkan enzim – enzim yang diantaranya erepsin, maltase, sukrosa, dan laktase.
6. Usus besar ( Intestinum mayor )
Usus besar merupakan saluran pencernaan berupa usus berpenampang luas atau berdiameter besar dengan panjang 1,5 – 1,7 meter dan penampang 5 – 6 cm. Usus besar merupakan lanjutan dari usus halus yang tersusun seperti huruf U terbalik dan mengelilingi usus halus dari valvula ileoskalis sampai keanus. Usus besar terdiri dari 3 bagian yaitu cecum, colon, dan rektum. Lapisan – lapisan usus besar terbagi atas beberapa kolon yaitu asendens, transversum, desendens, dan
sigmoid. 7. Regtum
Regtum terletak dibawah kolon signoid yang menghubungkan intestinum mayor dengan anus, terletak dalam rongga pullvis didepan os sakrum dan os koksigis. Regtum panjangnya 15 – 19 cm, diameter 2,5 cm dengan pH 7,5 – 8,0 8. Anus
Anus adalah bagian dari saluran pencernaan yang menghubungkan regtum dengan bagian luar atau sebagai tempa keluarnya feses (Anonim,2013).
Sistem pencernaan pada menusia ini sering terjadi gangguan dan penyakit, sehingga kalau tidak ditangani dengan baik dapat mengakibatkan kematian.
Gangguan dan penyakit pada sistem pencernaan tidak mengenal usia dan kelamin. Mulai dari bayi, balita, remaja, dewasa dan orang tua, laki-laki atau perempuan. Gangguan pencernaan (dispepsia atau sakit perut) merupakan suatu hal yang menyebabkan terjadinya ketidaknyamanan di perut bagian atas. Gangguan
pencernaan bukanlah penyakit, melainkan kumpulan gejala, termasuk kembung, bersendawa dan mual.mestipun gangguan umum dirasakan oleh orang,namun di setiap orag mengalai gangguan pencernaan yang berbeda-beda. (Darwis 2012 : 1)
2.2 Penggolongan Obat-obat Sistem Pencernaan 1. ANTASIDA
Antasida (anti = lawan, acidus = asam) adalah basa-basa lemah yang digunakan untuk menetralisir kelebihan asam lambung yang menyebabkan
timbulnya penyakit tukak lambung atau sakit maag, dengan gejala nyeri hebat yang berkala. Tujuan pengobatan adalah menghilangkan gejala, mempercepat
penyembuhan, dan mencegah komplikasi lebih lanjut. Indikasi
Ulkus peptikum, hiperasiditas gastrointestinal, gastritis, mengatasigejala dyspepsia (ulkus dan don ulkus), gastro-esophageal refluxdisease, hiperfosfatemia.
Efek samping
Konstipasi, mual, muntah, deplesi posfat, penggunaan dalam dosis besar dapat menyebabkan penyumbatan usus, hipofosfatemia,hipercalciuria, peningkatan resiko osteomalasia, demensia, anemiamikrositik pada penderita gagal ginjal.
Mekanisme Kerja
Aluminium hidroksida bekerja dengan cara menetralisir asam lam bung yang ada. Dengan demikian, obat ini melindungi dinding lambung dari peradangan a kibat asam yang berlebihan.
Interaksi Obat
Penyerapan aluminium hidroksida oleh tubuh akan meningkat jika dikonsumsi bersama dengan vitamin C dan asam sitrat. Aluminium hidroksida dapat mengganggu
penyerapan penicillin, tetracycline, indometacin, phenylbutazone, quinidine, digoxin, suplemen zat besi, naproxen, sejumlah vitamin, dan sulfonamide. Oleh karena itu, pasien sebaiknya menunggu 2 jam sebelum atau sesudah menggunakan antasida ini jika ingin mengonsumsi obat lain. Magnesium Hidroksida
Indikasi
Ulkus peptikum, hiperasiditas gastrointestinal, gastritis Efek Samping
Diare, hipermagnesenia sehingga mengurangi reflek tendon dan depresinafas, mual, muntah, kemerahan pada kulit, haus, hipotensi,mengantuk, lemah otot, nadi melemah dan henti jantung (pada kelainanginjal yang berat).
Mekanisme Kerja
Magnesium Hidroksida adalah antasida yang digunakan bersama-sama dengan Aluminium Hidroksida untuk menetralisir asam lambung. Hal ini mengingat dari karakteristik Magnesium Hidroksida itu sendiri yang larut dalam asam encer. Di dalam tubuh manusia, kelenjar lambung setiap harinya memproduksi cairan lambung yang bersifat asam. Cairan ini mengandung HCl dengan konsentrasi sekitar 0,03 M, hal ini menyebabkan lambung bersifat asam dengan pH sekitar 1,5. Produksi asam lambung yang berlebihan akan menyebabkan penyakit tukak
lambung atau maag. Reaksi Magnesium Hidroksida di dalam lambung berlangsung sebagai berikut:
Mg(OH)2 + 2 HCl → MgCl2 + 2 H2O
Magnesium Hidroksida bereaksi dengan asam lambung menghasilkan magnesium klorida dan air. Selain menetralkan asam lambung, antasida juga meningkatkan pertahanan mukosa lambung denagn memicu produksi prostaglandin pada mukosa
lambung, tetapi ketika jumlahnya berlebih akan menjadi obat pencahar yang menyebabkan diare.
Interaksi Obat
Antikoagulan (misalnya warfarin) karena Magnesium Hidroksida meningkatkan risiko efek samping antikoagulan. Antijamur azole (misalnya ketoconazole), bisphosphonate (misalnya alendronate), resin pengganti kasion (misanya sodium polystyrene sulfonate), cephalosporin (misalnya cephalexin), mycophenolate, penicillamine, antibiotik quinolone (misalnya ciprofloxacin), atau tetracycline
(misalnya doxycycline) karena Magnesium Hidroksida dapat mengurangi efektivitas obat.
Magnesium Trisilikat Indikasi
Ulkus peptikum, gastritis, hiperasiditas gastrointestinal Efek Samping
Diare, hipermagnesenia sehingga mengurangi reflek tendon dan depresinafas, mual, muntah, kemerahan pada kulit, haus, hipotensi,mengantuk, lemah otot, nadi melemah dan henti jantung (pada kelainanginjal yang berat).
Mekanisme Kerja
Netralisasi asam lambung Interaksi Obat
Magnesium Trisilicate / Sorbitol dapat berinteraksi dengan obat dan produk berikut ini: Abacavir, Aspirin, Dolutegravir, Lamivudine, Paricalcitol,
Raltegravir, Sodium polystyrene sulfonate Kalsium Karbonat
Indikasi
Ulkus peptikum, gastritis, heartburn, hiperasiditas GI, Menghilangkan gangguan lambung yang disebabkan oleh hiperasiditas, tukak lambung, ulkus duodenum, gastritis
Efek Samping
Dapat terjadi konstipasi, kembung (flatulen) karena pelepasan karbondioksida (CO2), dosis tinggi atau pemakaian jangka waktu panjang menyebabkan
hipersekresi asam lambung dan acid rebound, muntahdan nyeri abdomen (perut), hiperkalsemia (pada gangguan ginjal atau setelah pemberian dosis tinggi),
alkalosis
Mekanisme Kerja
Kalsium karbonat merupakan garam organik dasar yang dapat menetralisir asam hidroklorida dalam sekresi lambung. Senyawa ini membentuk kalsium klorida, karbondioksida dan air setelah menetralisir hidroklorida. Sekitar 90 % kalsium klorida akan dirubah dalam bentuk garam kalsium yang tidak larut yaitu kalsium karbonat dan sedikit kalsium fosfat serta sabun kalsium pada usus halus. Kalsium klorida bekerja sebagai antasid dengan cara menyeimbangkan asam basa di
lambung, menghambat kerja pepsin dengan meningkatkan pH sert a meningkatkan sekresi bikarbonat dan prostaglandin. Dalam bentuk suplemen, kalsium karbonat bekerja secara langsung meningkatkan kadar kalsium dalam tubuh.
Interaksi Obat
Kalsium karbonat dapat menghambat penyerapan beberapa jenis obat seperti antibiotik tetrasiklin (doksisiklin, minosiklin), antibotik jenis kuinolon
(ciprofloxacin, levofloxacin), obat jenis kortikosteroid, atenolol, besi, alendonate, natrium flouride, zinc dan obat tipe kalsium channel blocker. Oleh karena itu penggunaan bersamaan dengan beberapa jenis obat ini sebaiknya dihindari.
Konsumsi bersamaan dengan diuretik jenis thiazide dan vitamin D dapat
meningkatkan risiko sindrom milk-alkali dan hiperkalsemia. Dapat meningkatkan efek negatif pada jantung jika dikonsumsi bersamaan dengan digitalis glycosides dan dapat memperbesar risiko keracunan digitalis.
Bismuth Subnitrat Indikasi
Astringen saluran pencernaan serta untuk mengatasi infeksi pada saluran
cerna.obat penenang,zat dan menyebabkan pergantian. digunakan di dispepsia lemah, iritasi lambung (bentuk lebih ringan), pyrosis, gas-trodynia, ulkus
lambung,diare dari kelemahan, dll, laringitis kronis, epilepsi, kurap(dalam bentuk salep) untuk lemak penyakit kulit kronis,klorosis, bila besi tidak
ditoleransi, dll. Efek Samping
Gelap dari tinja, muntah, buang air kecil menurun, mulut kering, detak jantung cepat, pusing
Mekanisme Kerja
Dapat membentuk lapisan pelindung yang menutupi tukak, lagipula ber khasiat bakteriostatik terhadap Helicobacter pylori.
Interaksi Obat
Bismuth Subnitrate dapat berinteraksi dengan obat dan produk berikut ini: Acetazolamide, Corticosteroids, Methotrexate, Valproic acid.
Natrium Bikarbonat Indikasi
Menetralkan asam darah (pada keadaan asidosis) dan urine yang terlalu asam. Pada orang-orang yang berisiko, urine yang terlalu asam dapat memicu
timbulnya batu ginjal. Selain itu, natrium bikarbonat juga dapat berperan sebagai antasida, yaitu obat yang menetralkan asam lambung.
Efek Samping
Mual, perut kembung, kram perut darah menjadi basa (alkalosis), sehingga menimbulkan keluhan kedutan pada otot, kaku, dan cepat mar ah, peningkatan kadar natrium. Karena zat yang bersifat basa, natrium bikarbonat suntikan dapat mengakibatkan trauma pada pembuluh darah dan sel, sehingga mengakibatkan selulitis, luka, dan kematian jaringan.
Mekanisme Kerja
Natrium bikarbonat bekerja pada tubuh sebagai alkalizer sistemik. Dengan meningkatkan plasma bikarbonat pada darah, senyawa ini menyangga
konsentrasi ion hidrogen berlebih sehingga meningkatkan pH darah. Selain itu, senyawa ini juga bertindak sebagai alkalizer pada urin dengan meningkatkan ekskeresi ion bikarbonat bebas dalam urin sehingga secara efektif meningkatkan pH urin. Pada kondisi urin yang basa, penghancuran batu asam urat dapat
dilakukan. Senyawa ini juga bersifat antasida yang mampu menetralkan atau menyangga kondisi lambung yang asam sehingga meningkatkan pH lambung sehingga memberikan kelegaan pada gejala penyakit yang disebabkan oleh meningkatnya asam lambung.
Interaksi Obat
Jika dikonsumsi secara bersamaan, beberapa obat dapat mempengaruhi kinerja natrium bikarbonat dalam tubuh pasien. Beberapa obat tersebut adalah:
Memantine, Acetazolamide, Aspirin, Kortikosteroid.
Natrium bikarbonat dapat menurunkan efektivitas beberapa obat berikut ini: Sukralfat, Pazopanib, Suplemen zat besi, Anti-jamur golongan Azole seperti ketoconazole dan fluconazole, Ampicilin.
Antagonis Reseptor H2 (H2 Bloker) Indikasi
Semua antagonis reseptor-H2 mengatasi tukak lambung dan duodenum
dengan cara mengurangi sekresi asam lambung sebagai akibat penghambatan reseptor histamin-H2. Obat ini dapat juga digunakan untuk mengatasi gejala refluks gastroesofagus (GERD). Meskipun antagonis reseptor-H2 dosis tinggi dapat digunakan untuk mengatasi sindroma Zollinger-Ellison, namun
penggunaan penghambat pompa proton lebih dipilih. Efek Samping
Efek samping antagonis reseptor-H2 adalah diare dan gangguan saluran cerna lainnya, pengaruh terhadap pemeriksaan fungsi hati (jarang, kerusakan hati), sakit kepala, pusing, ruam dan rasa letih. Efek s amping yang jarang adalah pankreatitis akut, bradikardi, AV block, rasa bingung, depresi dan halusinasi, terutama pada orang tua atau orang yang sakit parah, reaksi
hipersensitifitas (termasuk demam, artralgia, mialgia, anafilaksis), gangguan darah (termasuk agranulositosis, leukopenia, pansitopenia, trombositopenia) dan reaksi kulit (termasuk eritema ultiform, dan nekrolisis epidermal yang toksik). Dilaporkan juga kasus ginekomastia dan impotensi, namun jarang terjadi.
Mekanisme Kerja
Antagonis reseptor H2 menghambat secara sempurna sekresi asam lambung yang sekresinya diinduksi oleh histamin maupun gastrin, tetapi menghambat secara parsial sekresi asam lambung yang sekresinya diinduksi oleh
asetilkolin. Hal tersebut dapat terjadi dengan melihat kembali mekanisme sintesis asam lambung di sel parietal. Antagonis reseptor H2 juga
menghambat sekresi asam lambung yang distimulasi oleh makanan, insulin, kafein, pentagastrin, dan nokturnal. Antagonis res eptor H2 mengurangi
volume cairan lambung dan konsentrasi H+. Seluruh senyawa yang termasuk antagonis reseptor H2 efektif menyembuhkan tukak lambung maupun tukak duodenum. Secara umum kekambuhan setelah terapi umumnya berhenti (60-100%).
Interaksi Obat
Simetidin menghambat metabolisme obat secara oksidatif di hati dengan cara mengikat sitokrom P450 di mikrosom. Penggunaannya sebaiknya dihindari pada pasien yang sedang mendapat terapi warfarin, fenitoin dan teofilin (atau
aminofilin), sedangkan interaksi lain, mungkin kurang bermakna secara klinis. Famotidin, nizatidin, dan ranitidin tidak memiliki sifat menghambat metabolisme obat seperti halnya simetidin.
Penghambat Pompa Proton a. Indikasi
Golongan obat maag yang digunakan untuk menurunkan asam lambung, menghambat sekresi asam lambung dengan cara menghambat sistem enzim adenosin trifosfatase hidrogen-kalium (pompa proton) dari sel parietal
tukak lambung dan duodenum. Selain itu, juga digunakan secara kombinasi dengan antibiotika untuk eradikasi H. pylori.
b. Efek Samping
Bisa dikatakan PPI adalah obat maag yang sangat ditoleransi dengan baik dan aman, namun seaman-amannya obat, pastilah ada efek yang tidak diinginkan. Bagaimana pun, asam lambung memiliki manfaat bagi tubuh, sehingga jika produksinya ditekan, ini bisa memudahkan bakteri untuk berkembang di
antaranya Clostridium difficile yang menyebabkan diare. Beberapa patogen pun bisa berkoloni di saluran atas pencernaan dan memicu pneumonia.
Pemakaian jangka panjang PPI juga bisa mengganggu penyerapan beberapa nutrisi seperti magnesium, kalsium, vitamin B12, dan zat besi. Seiring
pemakaiannya yang sering dan cenderung berlebihan, sekelompok ahli baru- baru ini mengeluarkan aturan baru tentang pembatasan penggunaan PPI. c. Mekanisme Kerja
Obat maag jenis PPI bekerja dengan cara menghambat pompa asam sehingga asam lambung tidak bisa dikeluarkan ke lumen lambung, dan mengurangi produksi asam lambung secara signifikan.
Obat maag ini berfungsi meredakan gejala refluks asam atau GERD
(gastroesophageal reflux disease), mengobati tukak lambung dan usus (peptic ulcer disease, luka pada mukosa lambung dan usus), dan mengobati kerusakan esofagus bagian bawah yang disebabkan oleh refluks asam.
d. Interaksi Obat
PPI menghambat aktivitas beberapa enzim sitokrom P450 di hati dan
karenanya dapat menurunkan klirens benzodiazepin, warfarin, fenitoin dan banyak obat lainnya. Dilaporkan bahwa terjadi toksisitas ketika disulfiram
diberikan bersamaan dengan PPI. Golongan Obat Digestiva
Digestiva adalah obat-obat yang digunakan untuk membantu proses pencernaan lambung usus terutama pada keadaan defisiensi zat pembantu pencernaan. Disebut juga obat-obat pencernaan. Proses pencernaan makanan dipengaruhi oleh HCl (asam lambung), enzim pencernaan dan empedu.
Adapun secara garis besar sediaan digestan yang bermanfaat adalah sebagai berikut: Obat Yang Bekerja Pada Kandung Empedu
Empedu terdiri dari asam empedu (asam kolat) dan asam kenodeoksikolat serta kolesterol dan fosfolipid. Zat empedu yang penting untuk manusia ialah garam natrium asam kolat dan asam kenodeoksikolat. Guna empedu yang berhubungan dengan
pencernaan dan absorbsi lemak yaitu :
Membantu proses emulsifikasi dan absorpsi lemak Mempertinggi daya kerja lipase
Membantu peroses absrobsi vitamin yang larut dalam lemak (A, D, E, K)