• Tidak ada hasil yang ditemukan

76 Apabila rembesan dapat diukur, debitnya harus diukur. Lebih dahulu rembesan diberi

Dalam dokumen 17-MANUAL-INSPEKSI-VISUAL-BENDUNGAN-URUGAN.doc (Halaman 130-142)

pembatas, dialirkan pada pipa atau saluran pengumpul untuk kemudian diukur, Pengukura dapat dilakukan dengan pemasangan alat ukur baru atau dengan bantuan ember dan stop watch.

1i .2-2 Pengukuran dengan ember dan stop watch

Pengukuran langsung yang paling akurat adalah dengan mengukur waktu yang diperlukan aliran yang ditangkap melalui pipa untuk mengisi wadah yang sudah diketahui volumenya,seperti ditunjukkan pada Gambar 8120.

WAKTU YANG DlCATAT

usru« MENGISI WADAH

(PENAMPUNG)

SELOKAN PENGUMPUL

TANGGUL UNTUK MENGONTROL AURANAIR

, WAOAH YANG TELAH OIKETAHUI VOLUMENYA

GAM BAR 81- METODE EMBER DAN STOPWATCH (ALAT PENGHtTUNG WAKTU}

11.2-3 Alat ukur debit rembesan

Penggunaan alat ukur akan lebih menghemat waktu, namun besamya debit pengukurannya tidak dapat diketahui secara langsung. Debit aliran pada bendung tergantung pada tinggi air di atas puncak bendung. Yang paling banyak dipakai adalah bendung tipe V dan tipe persegi empat, seperti teriihat pada Gambar 82 a dan

b 21.

PERMUKAAN AIR L£MPENG

(

TINGGIAIR DINDING ANTARA 01 ATAS PUNCAK

GAMBAR 82a -ALAT UKUR V-notch

PERMUKAAN AIR

_L_~

H

(

DINDING ANTARA PITALOGAM ~ PUNCAK DINDING ANTARA K£TINGGIAN AIR

01 ATAS PUNCAK BAG. A-A

GAMBAR 82b - ALAT UKUR SEGI EMPAT

INDlKATOR KEOAlAMAN

II

!l

lNOllCATOR KEOALAMAN

AlTERNATIF (DITEMPATICAN

PAOA BAGlAN HULU DINOING

ANTARA)

GAMBAR 83 - CONTOH PEMASANGAN ALAT UKUR V-NOTCH 22

11.2-4 Saluran Pengukur

Untuk mengukur debit yang lebih besar, lebih baik digunakan saluran pengukur

Parshall (Parshall Flume) sebagaimana dapat dilihat pada Gambar 84 2, karena

saluran ini tidak menghambataliran air sebagaimanapada bendung V-notch.

GAMBAR 84 - SAlURAN PARSHALL

11.2-5 Kekeruhan dan sedimen

Disamping pengukuran akurat atas debit bocoran, observasi atas perubahan kekeruhan (turbidity) dan jumlah sedimen dalam air juga penting. Kekeruhan diukur berdasarkan besamya kandungan partikel tanah yang melayang di dalam air. Oeskripsi visual untuk kekeruhan adalah: wamanya yaitu yakni jemih, agak keruh, keruh sekali, dll, Sedimen biasanya berupa partikel yang lebih besar yang mengendap dalam wadah sampel air. Bertambahnya kekeruhan atau sedimen menunjukkan bahwa air tersebut membawa tanah waktu melalui tubuh bendungan yang merupakan kondisi yang sangat serius. Setiap kali dilakukan pengukuran debit rembesanl bocoran, harus dilakukan pula evaluasi terhadap kekeruhan dan kandungan sedimennya untuk mengetahui perubahannya.

11.2-6 Pencatatan

Setiap dilakukan pencatatan debit bocoran/rembesan, tinggi muka air di waduk juga harus dicatat. Untuk menggambarkan lokasi dan besamya bocoran, digunakan peta situasi sebagaimana dicontohkan pada Gambar 85 24. Semua kondisi topografi dan sumber-sumber yang dapat mengakibatkan bocoran harus di masukkan dalam peta ini.

Bocoran dari drainase kaki dan uraian tentang perubahan yang teriihat, misalnya: kekeruhan, besamya kandungan sedimen, harus dlcatat. Foto bocoran/rembesan atau daerah yang basah, sangat membantu dalam menjelaskan situasi yang terjadi.

GAM BAR 85 - PETA CONTOH DAERAH KEBOCORAN

11.2-7 Rembesan yang keluar dari lereng hilir

Bocoran yang paling membahayakan keamanan bendungan adalah yang terjadi pada lereng hilir. Bocoran ini sering terjadi akibat dan aliran air dalam tubuh bendungan seperti yang diuraikan dalam Bab IV. Gambar 86 25 menunjukkan bagaimana kondisi tersebut berlangsung seiring dengan waktu.

ElEVASI MUKA AIR MAKSIMUM

OAERAH BASAH SUMUR PENGAMATAN

PERKEMBANGAN SElRING WAKTU

OAERAH BASAH 01 PERMUKAAN BENOUNGAN

GAMBAR 86 - PROSES PEMBASAHAN TUBUH BENDUNGANURUGAN

11.2-8 Sumur Pengamatan/Observasi

Perkembangan atiran air di dalam tubuh benqunqan dapat dengan mudah dilihat dengan menggunakan surnur observasi. Penggunaan sumur ini akan dapat mengkon

firmasikan apakah bendungan tersebut berperilaku seperti yang diharapkan di dalam

desain dalam menahan air. Gambar 87 26 merupakan instalasi sumur observasi yang

umum.

KUNcr

PIPA TEGAK

79

URUGAN

MATERIALTANAH ATAU PASIR

TIMBUNAN PASIR

GAMBAR 87 -INSTALASI SUMUR PENGAMATANYANG UMUM

11.3 Pengamatangeseran

Pemantauan terus menerus atas geseran atau pergerakan yang terjadi pada

permukaan tubuh bendungan, akan dapat mengetahui perilaku bendungan apakah

dalam kondisi normal ataukah sedang terjadi kondisi yang membahayakan. Geseran 26 Sumber: Dam Safety Manual, State Engineer's Office, State of Colorado-June 1983, dengan modffikasi.

horisontal maupun vertikat biasanya diukur pada patok geser yang dipasang pada permukaan bendungan. Pengukuran biasanya dilakukan dengan metode survai biasa

seperti waterpas atau keturusan. Gerakan pada permukaan, kadang-kadang bukan

sekedar pertanda gerakan pad a tubuh bendungan, tetapi juga dapat mencapai pondasi di bawah bendungan. Pemantauan geseran di datam tubuh bendungan

cukup rumit dan mahal, karenanya geseran biasanya diukur dan dipantau dari atas permukaan bendungan, kecuali ditemukan adanya problem yang berkembang.

11.3-1 Alinyemen (alignment) dan penurunan

Sistem yang sederhana untuk memantau geseran di permukaan terdiri dari beberapa patok geser permanen pada puncak bendungan. Patok-patok tersebut biasanya ditandai dengan besi beton sepanjang kira-kira 1 m diameter 1 inci yang dipasang di dalam beton, seperti dapat dilihat pada Gambar 8827.

Puncak besi beton biasanya ditandai dengan tanda silang atau dilubangi di tengahnya. Pada awal pemasangannya semua patok tersebut dipasang pada satu garis pandang antara satu alat yang dipasang pada satu stasiun (Sta) di tebing tumpuan kiri dan tebinq tumpuan kanan, seperti pada Gambar 89 28.

CEMBUNG, MENCEGAH

GENANGAN AIR BESI BETON0 1·

I

I=

)~

-

-

-.

-

STASlUN AS BE

NDUNGAN-\ -

-C zl

i

z <=: 0 z !;:; BANGUNAN ~ ?5C2 a;w

<=: ~ PENGELUARAN <CI

Q. « CI' I/) r-~ z: <: :::l ZZ wSz ~~~ Cl U; ~wz r-III ::.:\:1:;> <:1:0 Ol D

GAMBAR 89 - SITUASI SlSTEM KELURUSAN

27 & 28 Sumber: Dam Safety Manual, State Engineer's Office, State of Colorado-June 1983, dengan modifikasi.

80

...I..-......-...-.-...-.-.-.-.--..-,,~_ . ..._..--~-=-~~--->.-~.~---.~,,~-..=.

--::..:.--.-:.----.-.-.-.,.-_....

. 7 -~ .. - ... ·_·_' .. f f .... ·~ .... '~_--.· ·---:-- .... --·---,.--- ........ --- .. - ...

Pengukuran rutin pada patok geser di sepanjang puncak bendungan dan membandingkannya dengan kondisi asli, akan dapat mengetahui perubahan geseran yang terjadi. 8esamya perubahan pergeseran horisontal maupun vertikal dari kondisi await harus dicatat.

Patok geser tidak hanya dipasang pada sepanjang puncak bendungan tetapi juga dipasang pada lereng hulu dan hilir dalam beberapa potongan melintang. Pemantauan patok geser pada lereng akan mengetahui perubahan atau pergerakan lereng serta perubahan bentuk potongan bendungan secara keseJuruhan. Sistem pemantauan ini sering dipakai untuk mengetahui pola perilaku bendungan terutama pada saat pengisian waduk atau selama pelaksanaan konstruksi modifikasi bendungan.

11.3-2 Retak pada timbunan

Sering terjadi situasi dimana diperlukan pengamatan sementara dan segera atas kondisi yang berpotensi membahayakan. Misalnya terlihat ada retakan kecil pada timbunan, harus diketahui apakah retak tersebut berkembang membesar. Cara mudah untuk mengamati retak ini adalah dengan memasang besi beton atau batang kayu pada kedua sisinya untuk memantau pertarnbahan lebar dan pergerakan vertikal pada satu sisi retakan terhadap sisi yang lain. Juga ujung retakan ditandai dengan batang kayu untuk mengetahui apakah retakannya bertambah panjang. Contohnya dapat dllihat pada Gambar 90 a dan b 29. Cara ini dapat dipakai untuk memantau baik retak memanjangataupun retak melintang.

...t.-.P:

II

PITA UKUR

!:AlA

WATERPAS

c::--f------t'I3- lUKANG KAYU

TERTAHAM

MINIMAL 1 M a

(Awal)

SACMNKEDUA

PERGESERAN

r.

AWAL ~ HORISONTAL

!:

b

:; (Ketanjutan)

GAM BAR 90 - PEMANTAUAN RETAK 01 TIMBUNAN

Z9 Sumber : Dam Safety Manual, State Engineer's Office, ,State of Colorado-June 1983, dengan rnoditikasi,

81

+..---,~~---,"-"-~.~-~~-.-~.~'.'."--.~'.-.-

.-~-.:~.-:-.--.'.--.-.-'-..--..'.--~.~.-."-'"--'---,.,-, ,."--.--,.--,..-'.:~~':.--.

r-+

11.3.3 Longsor pada timbunan

Situasi lain yang memerfukan perhatian segera adalah longsor. Metode pemantauannya sederhana sebagai berikut seutas kawat yang kuat dibentangkan melintasi longsor tersebut dan diikatkan pada pen-pen yang berada di luar longsor tersebut. Pada sefang jarak tertentu ditempatlmassa lonqsor terse but dipasang pen, seperti terlihat pada Gambar 91 30. Jika kemudian terjadi pergerakan laqi, besar pergerakannyadapat ditentukan langsung dengan mengukur jarak antara pen dan kawat tersebut.

BENTANG KAWAT PERGESERAN

GAMBAR 91 - PEMANTAUAN LONGSOR

11.3.4 Pergeseran konstruksi betan

Harus dilakukan juga pengamatan atas perubahan yang terjadi pada konstruksi bangunan beton pada bendungan, rnisalnya bangunan pelimpah, bangunan pengeluaran,dan lain-lain. Yang dipantau adafah pergeseranvertikal, horisontal, dan ke samping, retak struktur, miringnya tembok pada pelimpahatau bangunan terjunan pada bangunanpengeluaran.Metode yang sederhanauntuk memantau seperti dapat dilihat pada Gambar 92 31.

PINGGIRAN lURUS

5151 DINDING

PELIMPAH •. .~:. 6ETON

(a) PINGGIRAN LURtJS DAN PITA

LIHAT PERUSAHAN orSINI PITA UKUR

-;z-l

83

Dalam dokumen 17-MANUAL-INSPEKSI-VISUAL-BENDUNGAN-URUGAN.doc (Halaman 130-142)

Dokumen terkait