I
BAB VI PUNCAK BENDUNGAN
6.1 Umum
Pemeriksaan pada puncak bendungan dilakukan untuk mengetahui kondisi lapis atas
jalan, retakan, penurunan, drainase, pergerakan, kondisi pagar pengaman, dan lain
sebagainya. Pad a kondisi normal, kerusakan dapat diperbaiki dengan pemeliharaan rutin/normal, namun pad a kondisi tertentu, akan diperlukan pemeriksaan lanjutan
oleh tenaga ahli berpengalaman atau bahkan diperlukan investigasi oleh konsultan
yang berpengalaman.
6.2 Hal-hal yang perlu perhatian khusus
6.2.1 Retak memanjang
Retak memanjang:
.dapat
menjadi pertanda adanya lokasi ketidakstabilan, perbedaanpenurunan, dan atau pergerakan di antara zona-zona pada tubuh bendungan. Retak memanjang ini dapat digolongkan sebagai retakan tunggal atau hampir tunggal yang
sejajar sepanjang tubuh bendungan. Retak memanjang biasanya memiliki kedalaman
lebih dari 30 ern, dan kadang disertai adanya perbedaan tinggi diantara sisi-sisi retakan. Retakan ini berbeda dengan retak susut karena mengeringnya tanah yang biasanya berselang-seling, berpola tidak menentu, dangkal, sempit dan banyak.
Retak memanjang dapat merupakan awal dari pergerakan vertikal. Pergerakan vertikal biasanya diikuti dengan pergeseran pada permukaan hulu atau hilir bendungan. Contoh perkembangan retak memanjang dapat dllihat pada Gambar
PERGESERAN ATAU PERGERAKAN 01
PERMUKAAN HIUR
C) Pergeseran Awal
PERGESERANVERTIKAL D) Retak Memanjang Berkembang
Menjadi Pergeseran Vertikal
GAM BAR 39 - RETAK MEMANJANG YANG MERUPAKAN AWAL KERUNTUHAN BENDUNGAN
10 Sumber : Dam Safety Manual, State Engineers Office. State of Colorado-June 1983, dengan modifikasi.
42
--.---~ ..":'-~.~-.-~-~-.-y..~..-.-.-.- ..-.
--~---FOTO 4 - CONTOH RETAK
MEMANJANG AWAL PADA
PUNCAK BENOUNGAN YANG
OILENGKAPI DENGAN PER
KERASAN ASPAL
FOTO 5 - CONTOH RETAK MEMANJANG PADA PUNCAK BENDUNGAN YANG SUDAH
MULAI BERKEMBANG MENJADI PERGESERAN VERTIKAL
6.2.2 Retak melintang
Retak melintang: dapat menjadi pertanda adanya perbedaan penurunan atau pergerakan diantara bagian-bagian bendungan. Retak melintang biasanya berupa retakan tunggal atau menyerupai bentuk retakan tung gal yang berarah melintang tegak lurus tubuh bendungan. Retakan ini biasanya memiliki kedalaman > 30 em, yang mudah dibedakan dengan retak susut.
Retak melintang sangat berbahaya terhadap keamanan dan keutuhan bendungan. Bila retakan ini telah berkembang sampai di bawah permukaan air waduk, rembesan akan segera berkembang melarui tubuh bendungan yang diikuti dengan aliran buluh dan bila tidak segera ditangani akan terjadi keruntuhan bendungan. Contoh perkembangan retak melintang dapat dilihat pada Gambar 40 11.
A) Retak Melintang Awal 8} Perkembangar. Retak Melintang Menuju ke Suatu Trt:ik di Bawah Garis Air
C} Retak Melintang Berkembang Menjadi Situasi Pelimpasan - Kondisi Telah Berkembang ke Tltik Kerunruhan Yang Terjadi
GAMBAR 40 - PERKEMBANGAN RETAK MELINTANG
Bila hal tersebut terjadi, petugas O&P harus segera melaporkan kepada atasannya, dan atasannyalenjineer harus segera menindaklanjuti laporan tersebut dan melaporkan kepada Direktorat pembina dan Komisi Keamanan Bendungan.
6.3 Contoh problem pada puncak bendungan
Oi bawah ini disajikan beberapa kondisi yang dapat dijumpai saat pemeriksaan pada puncak bendungan. Sebagian besar kondisi tersebut dapat diperbaiki dengan pemeliharaan rutin dan berkala, dan beberapa kondlsi memerlukan perhatian tenaga
11 Sumber : Dam Safety Manual, State Engineer's Office, State of Colorado-June 1983, dengan modffikasi.
ahli yang berpengalaman, karena dapat mengancam keamanan dan keutuhan
bendungan:
1. Erosi permukaan, paritan, alur erosi
2. Deformasi dan retakan pada daerah yang luas, cekungan, ketidak lurusan bentuk.
3. Retak memanjang/melintang/retak susut. 4. Pergeseran vertikal.
5. Lubang benam, penurunan lokal dan retakan
6. Alur rembesan.
7. Genangan.
8. Tanaman liar selain rumput.
9. Alur bekas roda.
Problem-problem tersebut di atas biasanya disebabkan oleh : 1. Peluapan karena kapasitas pelimpah tidak memadai. 2. Penurunan tidak merata.
3. Pergerakan vertikal.
4. Erosi pada material urugan.
5. Erosi angin.
6. Erosi buluh/piping.
7. Lubang di dalam saluran pengeluaran. 8. Aktifitas binatang pengerat.
9. Perataan dan drainase permukaan yang jelek. 10. Pemeliharaan kurang baik.
11. Lenturan (defleksi) tidak merata.
12. Lalu lintas kendaraan berat.
13. Penyusutan dan pemuaian material urugan.
Untuk mengatasi problem-problem di atas maka upaya yang perlu dilakukan
penyumbatan terhadap retakan, penimbunan pada lubang-Iubang benam dan bagian yang cekunq, perataan puncak, pembuangan tanaman-tanaman liar yang merugikan,
pengendalian binatang pengerat, dll.
Untuk lebih jelasnya, berikut disajikan contoh-contoh problem 12 yang sering ditemui
pada puncak bendungan, sebab dan akibatnyadan tindak lanjut yang diperlukan. Pada kondisi tertentu mungkin diperlukan pemeriksaan dan penilaian yang lebih
mendalam oleh Enjiner untuk menetapkantindak lanjut yang palingtepat.
.~_~._, ."..~ •.."",.e- _.._ ~~•.. ~_~-=,.,.,.".,._.._.-=~~-=-_--:" - _>-, ..~ ·_
PROBLEM SEBAB DAN AKIBAT TINDAKAN YANG PERLU GAMBAR 41- RETAK
MEMANJANG S1. Penurunan ebab: yang tidak merata antara 1Tin. Periksa dakan:retakan dan catat dengan bagian-bagian atau zona-zona yang seksama : lokasi, panjang, keda
2. Keruntuhan pondasl menyebabkan hilangnya dukungan terhadap
urugan.
Akibat:
1. Menyebabkan melemahnya bagian urugan di tempat itu. Bisa menjadi
titik awal dari pergerakan struktur
selanjutnya, deformasi (perubahan
bentuk) atau keruntuhan.
2. Membuat jalan bagi aliran permuka
an untuk masuk ke dalam urugan,
membuat daerah urugan yang
berdekatan menjadi jenuh, dan dapat
menyebabkan keruntuhan setempat.
ciri-ciri fisik lain yang berkartan. Segera tandai batas-batas retakan. Pantau sesering mungkin.
2. Enjiner harus menentukan sebab
retakan dan mengawasi langkah langkah yang diperlukan untuk mengurangi bahaya terhadap ben dungan dan memperbaiki kon
disinya.
3. Secara efektif sumbat dengan baik
retakan-retakan di permukaan pun oak untuk mencegah masuknya air permukaan.
4. Lanjutkan memantau puncak secara rutin untuk mendapatkan tanda-tanda adanya retakan lebih lanju!.
DIBUTUHKAN PERAN ENJiNER
GAMBAR 42 - PERGESERAN
VERTIKAL
GAMBAR 43 - RETAK
MEUNTANG
Sebab:
1. Pergerakan vertikal antara bagian bagian yang berdekatan dari urugan. 2. Deformasi (perubahan bentuk) struk
tur atau keruntuhan yang disebabkan
oleh tegangan struktur atau ketidak
stabilan, atau oleh keruntuhan
pondasi.
Aklbat:
1. Menyebabkan melemahnya bagian
urugan di tempat terse but yclng
dapat mengakibatkan pergerakan
lebih lanjut.
2. Menyebabkan ketidakstabilan struktur
atau keruntuhan.
3. Membuat jalan masuk bagi air permu
kaan yang dapat memperlicin bidang gelincir.
4. Mengurangi penampang lintang
urugan yang ada.
Sebab:
1. Pergerakan yang tidak merata antara
segmen-segmen urugan yang
berdekatan.
2. Deformasi (perubahan bentuk) yang
disebabkan oleh tegangan struktur
atau ketldakstabilan.
Akibat:
1. Dapat membuat alur bagi rembesan melewati penampang-lintang urugan.
2. Menyebabkan melemahnya bagian urugan di daerah tersebut. Perge
rakan struktur, deformasi (pe
rubahan bentuk), atau keruntuhan
dapat berawal dari sini.
3. Membuat jalan bagi aliran perrnuka
. an untuk masuk ke dalam uruqan.
Tindakan:
1. Periksa dengan seksama pergeseran dan catat lokasi, pergeseran vertikal
dan horisonlal, panjang, dan ciri-ciri
fisik lainnya. Segera landai batas batas retakan.
2. Enjiner harus menentukan sebab
pergeseran dan mengawesi semua langkah yang diperlukan untuk me
ngurangi bahaya terhadap ben dungan dan memperbaiki kondlsinya. 3. Lakukan penggalian sampai ke dasar
pergeseran. Timbun kembali galian
dengan menggunakan material yang
bagus dan teknik konstruksi yang benar, di bawah pengewasan Enjiner.
4. Lanjutkan memantau daerah seki tamya secara rutin untuk mendapat
kan landa-tanda adanya retakan atau pergerakan lebih lanjut.
DIBUTUHKAN PERAN ENJINER
Tindakan:
1. Periksa retakan dan catat dengan
seksama : lokasl retakan, panjang, kedalaman, lebar, dan cili-ciri fisik
lainnya yang berkaitan. Tandai batas batas retakan.
2. Enjiner harus menentukan sebab
retakan dan mengawasi semua
langkah yang dipertukan untuk
mengurangi bahaya lerhadap ben dungan dan memperbaiki kondisinya.
3. Lakukan penggatian puncak sepan jang retakan sampai ke titik dl bawah dasar retakan. Kemudian timbun
galian dengan menggunakan material
yang bagus dan teknik konstruksi yang benar. Hal ini akan menyumbat retakan, mencegah rembesan, dan
aliran permukaan. Harus diawasi oleh Enjiner.
4. Lanjutkan memantau puncak secara rutin untuk mendapatkan tanda-tanda adanya retakan lebih lanjut.
DIBUTUHKAN PERAN ENJINER
I
!
PROBLEM SEBAB DAN AKIBAT TINDAKAN YANG PERLU
GAMBAR 44 - KETlDAK
LURUSAN BENTUK PUNCAK
Sebab:
1. Pergerakan antara bagian-bagian strukturyang berdekatan.
Tindakan:
1. Pasangpatok-patokdi puncak dengan
arah melintang untuk menentukan
2. Pembelakan (defleksi) yang tidak jumlah yang pasti, lakasi dan luas dari
merata pada bendungan disebabkan ketidaklurusanbentuk.
oleh tekanan air waduk. 2. Enjiner harus menentukan sebab dart
3. Deformasi (perubahan bentuk) struk ketidaklurusandan mengawasisemua
tur atau keruntuhan di dekat daerah langkah yang diperlukan untuk me
yang tidak lurus. ngurangi ancaman yang msrnbahaya
kan bendungan dan memperbaiki
Akibal: kondislnya.
1. Daerah yang tidak lurus biasanya 3. Sesudah dilakukan perbaikan, pantau
disertai adanya cekungan di puncak patok-patok dl puncak sesuai jadwal
yang mengurangilinggi jagaan. pemantauan yang lelah ditentukan 2. Dapat melemahkan daerah tersebut untuk rnendetekst kemungkinan per
dan mengakibatkankerunluhan. gerakan lebih lanjut.
GAMBAR 46 - LUBANG Sebab: Ti1. nPdearikaksa n:dengan seksama dan catat lokasi serta karakteristik fisik (keda
BENAM 01 PUNCAK 1. Aktivitas biantang pengerat. 2. Lubang di dalam saluran/pipapenge
luaran menyebabkan erosi pada taman, lebar, panjang) dan lubang
material urugan. benam.
3. Erosi internal atau erosi buluh pada 2. Enjiner harus menentukan sebab dan
material urugan yang disebabkanoleh [ubang benam dan mengawasi semua
GAMBAR 45 - CEKUNGAN 01
PUNCAK BENDUNGAN Se1. Pebabnu:runan yang bertebihan pada
urugan atau pondasi langsung di
bawah cekungan di puncak. 2. Erosi di dalam material urugan.
3. Pergerakan pandasi ke arah hulu dan/atau hilir.
4. Erosi angin yang terus menerus terhadapdaerah puncak.
5. Perataan yang tidak benar pada
akhir pelaksanaankonstruksi.
Akibat:
Mengurangi lingg; jagaan yang ada
untuk mengaliri<an banjir melalui pelimpahdengan aman. Tindakan: 1. Pasang patok-patok di sepanjang panjang puncak untuk menentukan jumlah, lokasi dan sejauh mana penurunandi puncak itu dengan pasti. 2. Enjiner harus menentukan sebab dar! cekungan dan mengawasi semua langkahyang diperlukanuntuk mengu
rangi ancaman yang membahayakan bendungan dan memperbaiki
kandisinya.
3. Kembalikan bentuk dan elevasi
puncak dengan mengisi daerah
cekungar. tersebut dengan menggu
nakan teknik-teknik konstruksi yang benar. Harus diawasi oleh Enjner.
4. Pasangkembali patok-patokmelintang
pada puncak bendunqan tersebut dan
pantau patok-patok secara rutin untuk mendeteksipenurunanlebih lanjut.
OIBUTUHKAN PERAN ENJINER
rernbesan.
4. Kerusakandari lempung yang mudah mengurai di dalam urugan yang disebabkanaleh air rembesan. Akibat; 1. Rongga di dalam bendungan dapat menyebabkan terbentuknya goa, pengelupasan tanah, ketidakstabilan, atau berkurangnya penampang lin tang urugan. 2. Jalan masuk bagi air permukaan. langkah yang diperlukan untuk mengurangi ancaman yang mem
bahayakan bendungan dan mem
perbaikikandisinya.
3. Gali lubang benam dengan galian dibuat miring, dan timbun kembali
lubang dengan material yang baik dengan menggunakar teknik-teknik
konstruksi yang benar. Harus diawasi
olen enjiner. .
DlBUTUHKAN PERAN ENJINER
47
.j..~.._. "'~_ ... . . _..~._"_",~~~,_"-:=_,,,,,,,,_,,,,,, -=--,,'=""' _-:-'
-~'_~"'~'~~_'_'~"''fI~. ....-...,.~..-..-- ,.-.-.,.....-....-.,.~. -.-~-.
I
-r
I
PROBLEM GAMBAR47-TUMBUHAN YANG MENGHAlANGI PANDANGANGAMBAR -sa - KEGIATAN
BINATANG PENGERAT
GAMBAR 49 - PARIT DI PUNCAK
SEBAB DAN AKIBAT
, Sebab:
Kurangnya kepedulian ternadap bendungan dan tidak adanya prosedur pemeliharaan yang benar.
Akibat:
1. Tumbuhan tersebut menghalangi pan
dangan terhadap sebagian besar tubuh bendungan, mencegah inspeksi visual yang akurat dan memadai terhadap semua bagian bendungan. Masalah masalah yang
mengancam keutuhan bendungan dapat
berkembang dan tetap tidak terdeteksi sampai membahayakan keamanan bendungan.
2. Akar-akar tumbuhan tersebut berkem
bang dan masuk ke dalam tubuh bendungan. Ketika tumbuhan tersebut mati, akar-akarnya membusuk dan dapa!
membuat alur bagi rembesan. Hal ini
mengurangi alur rembesan yang efektif melewati urugan dan dapat menye babkan kemungkinan terjadinya erosi buluh.
3. Menyulftkan jalan masuk ke semua bagian bendungan untuk melaksanakan operasi, pemeJiharaan,dan pemeriksaan.
4. Menjadi habitat binatang pengerat.
Sebab:
Binatang pembuat Jiang.
Akibat:
1. Menjadi [alan masuk bagi aliran perrnukaan ke dalam bendungan. Oapat menjenuhkan bagian-bagian bendungan
yang berdekatan.
2. Khususnya berbahaya jika lubang rner embet ke bendungan di bawah
garis freatik. Pada saat muka air waduk tinggi, maka alur rembesan yang melewati bendungan menjadi lebih pendek dan dapat terjadi erosi buluh.
Sebab:
1. Perataan dan pembuatan drainase
puncak yang tidak baik, yang dapat
menyebabkan aliran permukaan me ngumpul dan mengalir dart puncak ke
bawah melalui lereng hulu atau hilir
bendungan.
2. Kapasitas pelimpah yang tidak merna dai telah menyebabkan limpas pada
bendungan.
Akibat:
1. Oapat mengurangi tinggi jagaan yang
ada.
2. Mengurangi penampang-iintang ben
dungan.
3. Menghalangi jalan masuk ke semua
. bagian puncak dan bendungan.
TINDAKAN YANG PERlU
Tindeken :
1. Buang semua tumbuhan yang
merugikan dan bendungan. Terrna suk membuang pohon-pohon, sernak semak, dan tumbuhan lain selain
rumpuL Rumput harus ditanam di
semua bagian bendungan untuk men cegah erosi oleh allran perrnukaan. Akar-akar tumbuhan tersebut harus dibuang juga. Rongga bekas akar
akar harus ditimbun kernbaf dengan
material yang dipadatkan dengan
baik.
2. Tumbuhan yang tidak diinginkan
harus dibuang dengan cara dipotong atau disemprot, sebagai bagian clan program pemeliharaan tahunan.
3. Semua potongan atau sampah yang hasll dari tumbuhan tadi harus seqera dibuang dari bendungan di Iuar daerah waduk.
Tindeken :
1. Timbun kernbali lubanq dengan sernpurna dengan menggunakan material yang dipadatkan dengan baik.
2. Mulailah program pengendalian bina tang pengerat untuk mencegah penyebaran populasi binalang pem buat liang dan untuk mencegah bahaya lebih lanjut terhadap
bendungan.
Tindakan:
1. Perbaiki linggi jagaan dengan
mengurug cekungan, menggunakan
teknik-teknik konstruksi yang benar.
2. Ratakan kembali puncak untuk membuat drainase yang baik bagi
aliran permukaan.
3. Jika parit disebabkan oleh limpasan,
buaUah pelimpah yang memadai sesuai dengan standar perencanaan
saat i:1i. Harus dilakukan oleh Enjiner.
49
PROBLEM
GAMBAR 50 - ALUR DI
SEPANJANG PUNCAK
GAMBAR 51 - GENANGAN DI
ATAS DRAINASE PUNCAK YANG JELEK
GAMBAR 52 - RETAK SUSUT
GAMBAR 53 - PENINGGIAN
PUNCAK
SEBAB DAN AKIBAT
Sebab:
Lalu Iintas kendaraan berat tanpa disertai pemellharaan dan perkerasaan perrnukaan puncak:yang baik.
Akibat:
1. Menghalangi jalan rnasuk ke semua bagian dan puncak.
2. Membuat puncak bendungan semakin rusak.
3. Membuat puncak bendungan dige nangi air dan rnenjadi jenuh. 4. Membuat kendaraan operasi dan
pemeliharaan sulit lewat.
Sebab:
.1. Kemiringan jalan puncak dan drainase yang tidak baik.
2. Kansolidasi setempat atau penu runan puncak membuat genangan menjadi bertambah.
Akibat:
1. Menyebabkan terjadinya tempat tempat yang jenuh di puncak. 2. Menghalangi jalan masuk ke bagian
baglan bendungan dan puncak. 3. Jika tidak diperbaiki, akan semakin
memburuk.
Sebab:
Material di puncak bendungan memuai dan menyusut sesuai perubahan cuaca: basah dan kering. Retak susut biasanya pendek, dangkal, sempit dan banyak.
Akibat:
Membuat jalan masuk bagi aliran permukaan dan kelembaban permu kaan, menyebabkan penjenuhan pada daerah-daerah urugan yang berde katan. Penjenuhan dan kekerinqan di bendungan dapat menyababkan keretakan lebih lanjut.
Sebab:
Hasil pelaksanaan konstruksi. Sagian bagian bendungan yang lebih tinggi diberi urugan tanah lebih banyak secara proporsional untuk mengantisipasi ter jadinya penurunan dl dalam bendungan dan pondasi.
Akibat:
Tidak ada.
TINDAKAN YANG PERLU
Tindakan:
1. Buang air yang tergenang dan alur. 2. Suat kemiringan [alan dan padatkan
kembali puncak, serta buat drainase yang baik ke arah fereng hutu,
3. Sediakan batu dan kenki! untuk melancarkan lalu lintas.
4. Lakukan pemeliharaan berkala dan perataan untuk mencegah terjadinya cekungan lagi.
Tindakan:
1. Suang air dari genangan.
2. Buat kemiringan [alan dan padatkan kembali puncak, serta buat drainase yang baik ke arah lereng hulu,
3. Sediakan batu dan kerikil untuk melancarkan lalu lintas.
4. Lakukan pemeliharaan berkala dan perataan untuk mencegah terjadinya cekungan lagL
Tindakan:
1. Surnbat/tutup permukaan retaken dengan material kedap air yang
kuat. Atau
2. Ratakan puncak secara rutin untuk membuat drainase yang baik dan sumbat retakan. Atau
3. Tutup puncak dengan material tidak plastis (bukan lempung) untuk mencegah perubahan perubahan kandungan air dan waktu k2 waktu.
Tindakan:
BAB VII LERENG HILIR