• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VII Model dakwah Lain

APLIKASI TAUHID DALAM KEHIDUPAN

A. Seseorang yang bertauhid kepada Allah SWT akan mencintai Allah lebih dari segalagalanya (2:165), apabila disebut nama Allah hatinya bergetar (8:2).

“ Dan di antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan- tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orangorang yang beriman sangat cinta kepada Allah. Dan jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal)” (Al-Baqarah,2;165)

“ Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayatayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya) dan kepada Tuhanlah mereka bertawakkal” (Al-Anfal,8;2) B. Sebagai bukti cintanya dia akan patuh kepada Allah dalam segala aspek

kehidupannya. Dia rela menerima dan mengikuti segala keputusan Allah dan Rasul-Nya tanpa ada sikap penolakan sedikitpun walaupun hanya dalam hati (4;65).

“ Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya” (An-Nisa,4;65)

melaksanakan ajaran Islam secara total-kaffah (2:208) dalam kehidupan pribadi, keluarga, bermasyarakat, bernegara dan kehidupan internasional. Baik yang berhubungan dengan aspek ekonomi , politik, budaya, pendidikan, seni, militer dan aspek-aspek lainnya. Baik siang maupun malam (24 jam sehari semalam) sehingga dia dapat meninggalkan dunia fana ini dalam keadaan muslim (3;102).

“ Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhannya, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu” (Al-Baqarah,2;208)

“ Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar- benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam” (Ali-Imran,3;102)

D. Seseorang yang bertauhid kepada Allah SWT memiliki kemerdekaan dalam kehidupan. Dia hanya tergantung semata-mata kepada Allah SWT. Bebas dari segala belenggubelenggu kehidupan, baik belenggu harta, pangkat, manusia dan lain sebagainya. Bebas dari segala kemusyrikan baik yang tradisional (jimat, mantera-mantera, tenung, dan lain-lain) maupun kemusyrikan modern (mempertuhankan ilmu pengetahuan, materi dan kedudukan) (31;13, 4;48).

“ Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan (Allah) sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar" (Luqman,31;13).

“ Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar” (AnNisa,4;48)

MATERI VIII

IBADAH

A. Thaharah

Syarat-syarat syah shalat diantaranya adalah suci dari hadas dan suci pula badan, pakaian dan tempatnya dari najis. Benda-benda yang Najis tersebut adalah;

1. Bangkai binatanh yang brerdarah. Segala macam darah itu najis, kecuali yang tertinggal dalam daging hewan yang sudah disembelih, binatang kecil (nyamuk, kutu, dll), binatang air, dan darah orang yang mati syahid. Apabila darahnya hanya sedikit, menurut ulama, dimaafkan.

2. Nanah

3. Segala yang keluar dari qubul dan dubur (air kencing, tinja, madzi) manusia atau hewan (yang halal dimakan ataupun yang haram). 4. Khamr (minuman keras)

5. Anjing dan babi

Cara mensucikan benda yang terkena najis adalah dengan cara mencucinya sehingga hilang zat, rasa, warna dan baunya. Apabila najis itu sudah lama sehingga tidak nyata lagi zat, bau, rasa dan warnanya, maka cukup dengan mengalirkan air di atas benda yang kena itu. Sedangkan untuk najis yang

terkena (jilatan) anjing, hendaklah dibasuh tujuh kali, satu kali diantaranya hendaklah dibasuh dengan air yang dicampur dengan tanah.

“ Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau bersetubuh dengan perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan ni`mat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur” (Al-Maidah,5;6)

Al-Qur’an surat al-Maidah ayat 5 ini memerintahkan kita agar ;

1. Apabila akan shalat hendaklah berwudhu

terlebih dahulu.

2. Apabila junub hendaklah mandi.

3. Apabila sakit, dalam perjalanan, setelah buang air, atau bersetubuh, padahal tidak ada air, maka hendaklah bertayamum.

B. Cara Berwudhu

1. Apabila kamu hendak berwudhu, maka bacalah:

“ Bismillah-rrahma-nirrahi-m” (Atas nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang) dengan mengikhlaskan niyatnya karena Tuhan Allah

.

2. Basuhlah telapak tanganmu tiga kali 3. Gosoklah gigimu

4. Berkumurlah dan isaplah air dari telapak tangan sebelah dan berkumurlah (semburkanlah); kamu kerjakan yang demikian tiga kali, dan sempurnakanlah dalam berkumur dan mengisap air itu, apabila kamu sedang tidak berpuasa.

5. Basuhlah mukamu tiga kali dengan mengusap dua sudut matamu dan lebihkanlah membasuhnya dengan digosok, dan sela-selailah janggut (jenggot) mu.

6. Basuhlah (cucilah) kedua tanganmu sampai dengan kedua sikumu dengan digosok tiga kali.

7. Usaplah kepalamu dengan menjalankan kedua telapak tangan dari ujung muka kepala sehingga tengkuk dan dikembalikan lagi pada permulaan.

8. Usaplah kedua telingamu sebelah luarnya dengan dua ibu jari dan sebelah dalamnya dengan kedua telunjuk.

9. Basuhlah kedua kakimu beserta kedua mata kaki, dengan digosok tiga kali dan selaselailah jari-jari kakimu dengan melebihkan membasuh keduanya. Mulaikan dari yang kanan dan

sempurnakanlah membasuh kedua kaki itu. 10. Kemudian ucapkan:

“Asyhadu alla- ila-ha illalla-h wahdahu- la- syari-kalah, wa asyhadu anna Muhammadan ‘abduhu- wa rasu-luh”. (Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad itu hamba dan utusan-Nya).

C. Membatalkan Wudhu

Setelah berwudhu dengan cara-cara yang tersebut di atas, maka saat terseut dalam keadaan suci, selama ;

1. Belum ada sesuatu yang keluar dari salah satu dari dua jalan (qubul dan dubur; buang

2. air kecil, air besar, kentut) 3. Tidak menyentuh kemaluan 4. Tidak bersetubuh

5. Tidak tidur yang nyenyak dengan miring. D. Mandi

Apabila kamu berjinabat karena mengeluarkan mani, atau bertemunya kedua persunatan; atau kamu hendak menghadiri shalat Jum’ah atau kamu baru lepas dari haid atau nifas, maka hendaklah kamu mandi.

1. Mulailah dengan membasuh (mencuci) kedua tanganmu dan niyatlah dengan ikhlas karena Tuhan Allah.

2. Basuhlah (cucilah) kemaluanmu dengan tangan kirimu dan gosoklah tanganmu pada tanah atau apa yang menjadi gantinya. 3. Lalu berwudhulah sebagaimana wudhu akan shalat.

4. Ambillah air dan masukkanlah jari-jarimu pada pokok rambut dengan sedikit wangwangian sesudah dilepas rambutnya.

5. Mulailah dari sisi yang kanan, tuangkan air ke atas kepalamu tiga kali lalu ratakanlah atas badanmu semuanya, serta digosok.

6. Basuhlah (cucilah) kedua kakimu dengan mendahulukan yang kanan daripada yang kiri, dan janganlah berlebih-lebihan dalam menggunakan air.

E. Tayammum

Jika kamu berhalangan menggunakan air karena sakit, atau khawatir akan mendapat madharat, atau kamu di dalam bepergian, kemudian tidak mendapatkan air, maka tayammumlah dengan debu yang baik, untuk mengganti wudhu dan mandi.

7. Letakkanlah kedua telapak tanganmu ke tanah lalu tiuplah keduanya dengan ikhlas niatmu karena Allah.

8. Bacalah “Bismillahirrahma-nirrahi-m”

9. Usaplah dengan kedua tanganmu pada mukamu dan kedua telapak tanganmu.

10. Apabila kamu dapat menggunakan air, maka bersucilah dengan air itu.

MATERI IX

Dokumen terkait