• Tidak ada hasil yang ditemukan

3.2 Arah Kebijakan Keuangan Daerah

3.2.3 Arah Kebijakan Belanja Daerah

Belanja

Daerah

dipergunakan

dalam

rangka

mendanai

pelaksanaan

urusan

pemerintahan yang terdiri dari urusan wajib, urusan pilihan dan urusan yang penanganannya

dalam bidang tertentu yang dapat dilaksanakan bersama antara pemerintah dan pemerintah

daerah atau antar pemerintah daerah yang ditetapkan dengan ketentuan perundang-undangan.

Belanja penyelenggaraan diprioritaskan untuk melindungi dan meningkatkan kualitas

kehidupan masyarakat dalam upaya memenuhi kewajiban daerah yang diwujudkan dalam

bentuk peningkatan pelayanan dasar, pendidikan, kesehatan, fasilitas sosial dan fasilitas umum

yang layak serta mengembangkan sistem jaminan sosial.

Kebijakan belanja daerah diupayakan dengan pengaturan pola pembelanjaan yang

proporsional, efisien dan efektif, dengan berprinsip pada

pro growth, pro poor, pro job, pro

environment, pro public, melalui alokasi anggaran untuk 20% pendidikan, peningkatan kualitas

dan kuantitas pelayanan kesehatan serta penggunaan indeks relevansi anggaran dalam

penentuan anggaran belanja, penganggaran untuk mitigasi serta kebencanaan dan kerjasama

antar daerah.

Belanja Daerah disusun berdasarkan pendekatan prestasi kerja yang berorientasi pada

pencapaian hasil dari input yang direncanakan. Hasil tersebut bertujuan untuk meningkatkan

stabilitas perencanaan anggaran serta memperjelas keefektivitasan dan efesiensi penggunaan

anggaran. Penyusunan belanja daerah diprioritaskan untuk menunjang efektivitas pelaksanaan

tugas pokok dan fungsi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dalam rangka melaksanakan

urusan pemerintah yang menjadi tangung jawabnya.

Belanja Daerah sebagaimana ketentuan dalam Permendagri Nomor 13 tahun 2006 jo

Permendagri Nomor 59 tahun 2007 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, terdiri dari Belanja

Tidak Langsung dan Belanja langsung. Kebijakan belanja daerah adalah dalam rangka

memenuhi beban pengeluaran atas Belanja Tidak Langsung (BTL) yang meliputi antara lain :

(1) Belanja pegawai, (2) Belanja bunga, (3) Belanja hibah, (4) Belanja bantuan sosial, (5)

Belanja bagi hasil kepada Provinsi/ Kabupaten/ Kota dan Pemerintah Desa, (6) Belanja bantuan

keuangan kepada Provinsi/ Kabupaten/ Kota dan Pemerintah Desa, dan (7) Belanja tidak

terduga. Kebijakan belanja daerah juga diarahkan dalam rangka memenuhi beban pengeluaran

atas Belanja Langsung (BL) yang meliputi antara lain : (1) Belanja pegawai, (2) Belanja barang

dan jasa, serta (3) dan Belanja modal. Kebijakan Belanja Langsung dalam rangka

melaksanakan program dan kegiatan pemerintah daerah, baik yang bersifat prioritas maupun

penunjang dalam rangka pencapaian sasaran pembangunan daerah.

Tabel 3.5

Realisasi dan Proyeksi Belanja Daerah

Kabupaten Karangasem Tahun 2012- 2015

NO

URAIAN

JUMLAH

REALIASASI TAHUN

2012

REALISASI TAHUN

2013

INDUK TAHUN 2014

INDUK TAHUN 2015

2

BELANJA DAERAH

942.886.355.480,98

1.078.485.760.842,26

1.155.747.491.173,01

1.271.253.827.239,07

2.1

Belanja Tidak Langsung

599.322.203.872,31

737.213.229.448,76

765.199.902.589,33

895.592.830.580,06

2.1.1 Belanja Pegawai

514.003.614.774,00

595.750.601.346,09

658.216.930.706,33

721.799.958.604,21

2.1.2 Belanja Bunga

2.225.028.028,01

3.421.036.514,14

8.165.000.000,00

8.165.000.000,00

2.1.3 Belanja Subsidi

-

-

-

-

2.1.4 Belanja Hibah

34.230.532.464,00

69.353.213.453,00

30.436.007.423,00

42.556.326.200,00

2.1.5 Belanja Bantuan Sosial

252.000.000,00

4.825.021.500,00

3.000.000.000,00

3.242.000.000,00

2.1.6

Belanja Bagi Hasil kepada

Provinsi/Kabupaten/ Kota dan

Pemerintahan Desa

13.745.818.403,33

41.171.059.653,44

15.071.742.300,00

13.607.513.075,00

2.1.7

Belanja Bantuan Keuangan kepada

Provinsi/Kabupaten/ Kota dan

Pemerintahan Desa

32.707.086.852,97

19.591.698.165,80

47.310.222.160,00

103.222.032.700,85

2.1.8 Belanja Tidak Terduga

2.158.123.350,00

3.100.598.816,29

3.000.000.000,00

3.000.000.000,00

2.2

Belanja Langsung

343.564.151.608,67

341.272.531.393,50

390.547.588.583,68

375.660.996.659,01

2.2.1 Belanja Pegawai

14.801.229.010,00

19.576.788.760,83

21.902.648.669,00

2.2.2 Belanja Barang dan Jasa

157.131.972.329,67

160.534.883.240,50

211.036.688.613,85

236.602.511.014,31

2.2.3 Belanja Modal

171.630.950.269,00

180.737.648.153,00

159.934.111.209,00

117.155.836.975,70

Jumlah Belanja

942.886.355.480,98

1.078.485.760.842,26

1.155.747.491.173,01

1.271.253.827.239,07

Arah Kebijakan belanja daerah yang disempurnakan dan secara khusus diarahkan pada :

Kebijakan Belanja Langsung, meliputi :

a.

Belanja daerah diprioritaskan dalam rangka pelaksanaan urusan pemerintahan daerah

yang terdiri dari urusan wajib dan urusan pilihan sebagaimana ditetapkan dalam

ketentuan perundang-undangan.

b.

Pemenuhan dan pemanfaatan anggaran untuk pendidikan sebesar 20% dari Volume

Anggaran APBD tiap tahunnya dengan fokus pada penuntasan WAJAR 9 tahun dan

WAJAR 12 tahun serta menciptakan pendidikan yang berkualitas dan terjangkau.

c.

Pemenuhan dan pemanfaatan anggaran untuk kesehatan sebesar 10% dari Volume

anggaran APBD di luar gaji tiap tahunnya melalui peningkatan kualitas dan kuantitas

pelayanan kesehatan dilaksanakaan dengan memperbaiki fasilitas dan pengadaan untuk

pelayanan dasar kesehatan terutama untuk keluarga miskin serta kesehatan ibu dan anak,

memperbanyak tenaga medis terutama untuk daerah-daerah yang sulit dijangkau, serta

memperbaiki kualitas lingkungan dan pembudayaan perilaku hidup bersih dan sehat.

d.

Kegiatan-kegiatan yang orientasinya terhadap pemenuhan anggaran belanja tetap (fixed

cost), dan komitmen pembangunan yang berkelanjutan ( multi years)

e.

Pemeliharaan dan pembangunan infrastrukur untuk mendukung pengembangan ekonomi

wilayah.

f.

Untuk menjaga daya dukung lingkungan, Pemerintah Daerah akan mengarahkan

anggaran pada kegiatan-kegiatan pengurangan pencemaran lingkungan, mitigasi

bencana, pengendalian alih fungsi lahan dan pengendalian eksploitasi yang berlebihan

terhadap sumber daya alam.

g.

Dalam rangka peningkatan daya beli masyarakat, anggaran belanja akan diarahkan pada

revitalisasi sektor pertanian, peternakan, perikanan, perkebunan dan kehutanan,

penguatan struktur ekonomi pedesaan.

h.

Pengurangan persentase jumlah angkatan kerja yang menganggur diantaranya melalui

penyiapan SDM yang siap kerja, peningkatan investasi program multi sektor, peningkatan

sarana dan prasarana balai pelatihan ketenagakerjaan.

Kebijakan untuk belanja tidak langsung meliputi :

a.

Belanja Pegawai

Kebijakan belanja pegawai diarahkan untuk membayar gaji Pegawai Negeri Sipil Daerah

(PNSD). Belanja pegawai adalah merupakan kewajiban pemerintah atas kinerja pegawai

dan belanja tersebut diharapkan mampu memberikan kesejahteraan bagi pegawai

sehingga dapat meningkatkan kinerjanya bagi pembangunan daerah.

b.

Belanja Bunga

Kebijakan belanja bunga diarahkan untuk membayar bunga atas pinjaman Pemerintah

Daerah kepada Bank Dunia dan Pusat I nvestasi Pemerintah.

Belanja hibah diarahkan untuk membiayai dan menunjang kegiatan yang dilakukan

lembaga-lembaga seperti lembaga keolahragaan, kepemudaan, keagamaan dan sosial

serta masyarakat yang menjadi sasaran dalam rangka meningkatkan kelembagaan daerah

dan kesejahteraan masyarakat.

d.

Belanja Bantuan Sosial

Belanja bantuan sosial yang berfungsi sebagai instrument pemerataan dan berkeadilan

dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat, diarahkan untuk kegiatan-

kegiatan yang bermanfaat bagi kelompok/ masyarakat untuk menangani masalah sosial.

e.

Belanja Bagi Hasil

Kebijakan belanja bagi hasil dimaksudkan sebagai upaya pemerataan atas pendapatan

yang diperoleh dari pajak kepada seluruh desa di Kabupaten Karangasem dalam rangka

meningkatkan percepatan pembangunan di wilayah masing-masing.

f.

Belanja Bantuan Keuangan

Kebijakan bantuan keuangan diarahkan untuk membantu pemerintah desa yang meliputi

bantuan keuangan kepada desa, gaji perbekel dan perangkat desa.

g.

Belanja Tak Terduga

Kebijakan belanja tak terduga diarahkan untuk membiayai kegiatan yang bersifat tak

terduga seperti terjadi bencana alam gempa bumi, banjir, wabah penyakit dan lain-lain.

3.2.4 Arah Kebijakan Pembiayaan Daerah

Pembiayaan merupakan transaksi keuangan yang dimaksudkan untuk menutupi selisih

antara Pendapatan dan Belanja Daerah. Adapun pembiayaan tersebut bersumber dari Sisa

Lebih Perhitungan Anggaran Sebelumnya (SiLPA), pencairan dana cadangan, hasil penjualan

kekayaan daerah yang dipisahkan, penerimaan pinjaman daerah, penerimaan kembali

pemberian pinjaman dan penerimaan piutang daerah.

A.

Kebijakan Penerimaan Pembiayaan

Penerimaan pembiayaan diarahkan untuk menutupi kekurangan dana baik untuk

keperluan belanja langsung, belanja tidak langsung maupun pengeluaran pembiayaan

sehingga antara pendapatan dengan belanja terjadi keseimbangan.

Kebijakan Penerimaan Pembiayaan, adalah :

1) Sisa Lebih Anggaran tahun sebelumnya (SiLPA) dipergunakan sebagai sumber

penerimaan pada APBD tahun berikutnya dan rata-rata SiLPA akan diupayakan

seminimal

mungkin dengan melaksanakan perencanaan dan pelaksanaan

B.

Kebijakan Pengeluaran Pembiayaan

Kebijakan Pengeluaran Pembiayaan, adalah Penyertaan modal BUMD dibarengi dengan

revitalisasi dan restrukturisasi kinerja BUMD dan pendayagunaan kekayaan milik daerah

yang dipisahkan dalam rangka efisiensi pengeluaran pembiayaan termasuk kajian

terhadap kelayakan BUMD.

Tabel 3.6

Realisasi dan Proyeksi Pembiayaan Daerah

Kabupaten Karangasem Tahun 2012- 2015

NO

URAIAN

JUMLAH

REALIASASI TAHUN

2012

REALISASI TAHUN

2013

INDUK TAHUN 2014

INDUK TAHUN 2015

3

Pembiayaan Daerah

3.1

Penerimaan Pembiayaan

120.763.209.594,24

147.340.373.328,75

66.389.275.850,22

72.795.931.680,46

3.1.1

Sisa Lebih Perhitungan Anggaran

Tahun

Anggaran

Sebelumnya

(SiLPA)

85.008.554.177,24

80.587.755.315,75

66.389.275.850,22

72.795.931.680,46

3.1.2 Pencairan Dana Cadangan

5.683.028.607,00

-

-

-

3.1.3

Hasil Penjualan Kekayaan Daerah

Yang Dipisahkan

-

-

-

-

3.1.4

Penerimaan Pinjaman Daerah dan

Obligasi Daerah

30.052.576.810,00

65.744.495.791,00

-

-

3.1.5

Penerimaan Kembali Pemberian

Pinjaman

19.050.000,00

1.000.000.000,00

-

-

3.1.6 Penerimaan Piutang Daerah

-

8.122.222,00

-

-

Jumlah Penerimaan Pembiayaan

120.763.209.594,24

147.340.373.328,75

66.389.275.850,22

72.795.931.680,46

3.2

Pengeluaran Pembiayaan

4.303.676.412,71

9.035.247.917,30

27.013.000.000,00

29.381.140.000,00

3.2.1 Pembentukan Dana Cadangan

325.695.607,00

-

-

-

3.2.2

Penyertaan Modal /InvestasiPemerintah Daerah

3.847.107.887,69

3.000.000.000,00

2.000.000.000,00

4.368.140.000,00

3.2.3 Pembayaran Pokok Utang

130.872.918,02

6.035.247.917,30

25.013.000.000,00

25.013.000.000,00

3.2.4 Pemberian Pinjaman Daerah

-

-

-

-

Jumlah Pengeluaran Pembiayaan

4.303.676.412,71

9.035.247.917,30

27.013.000.000,00

29.381.140.000,00

Pembiayaan Neto

116.459.533.181,53

138.305.125.411,45

39.376.275.850,22

43.414.791.680,46

Tabel 3.7

Proyeksi APBD Kabupaten Karangasem Tahun 2014- 2015

NO

URAIAN

APBD

BERTAMBAH/ (BERKURANG)

INDUK TAHUN 2014

INDUK TAHUN 2015

Rp.

%

1

PENDAPATAN DAERAH

1.116.371.215.322,79

1.227.839.035.558,61

111.467.820.235,82

9,98

1.1

Pendapatan Asli Daerah

160.008.363.000,00

205.273.392.704,31

45.265.029.704,31

28,29

1.1.1 Pajak Daerah

99.758.423.000,00

125.839.116.250,00

26.080.693.250,00

26,14

1.1.2 Retribusi Daerah

10.191.800.000,00

10.161.014.500,00

(30.785.500,00)

(0,30)

1.1.3

Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah

yang dipisahkan

15.418.140.000,00

14.633.229.954,31

(784.910.045,69)

(5,09)

1.1.4

Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang

sah

34.640.000.000,00

54.640.032.000,00

20.000.032.000,00

57,74

1.2

Dana Perimbangan

701.929.283.222,79

726.086.281.025,00

24.156.997.802,21

3,44

1.2.1

Dana Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan

Pajak

26.661.842.222,79

22.999.964.025,00

(3.661.878.197,79)

(13,73)

1.2.2 Dana Alokasi Umum

614.793.461.000,00

633.241.287.000,00

18.447.826.000,00

3,00

1.2.3 Dana Alokasi Khusus

60.473.980.000,00

69.845.030.000,00

9.371.050.000,00

15,50

1.3

Lain-Lain Pendapatan Daerah yang

sah

254.433.569.100,00

296.479.361.829,30

42.045.792.729,30

16,53

1.3.1 Hibah

420.000.000,00

-

(420.000.000,00)

(100,00)

1.3.2 Dana Darurat

-

-

-

1.3.3

Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi danPemerintah Daerah lainnya

63.995.987.100,00

91.401.628.829,30

27.405.641.729,30

42,82

1.3.4

Dana Penyesuaian dan Otonomi

Khusus

116.152.134.000,00

166.686.741.000,00

50.534.607.000,00

43,51

1.3.5

Bantuan Keuangan dari Provinsi atau

Pemerintah Daerah lainnya

73.865.448.000,00

38.390.992.000,00

(35.474.456.000,00)

(48,03)

Jumlah Pendapatan 1.116.371.215.322,79

1.227.839.035.558,61

111.467.820.235,82

9,98

2

BELANJA DAERAH

1.155.747.491.173,01

1.271.253.827.239,07

115.506.336.066,06

9,99

2.1

Belanja Tidak Langsung

765.199.902.589,33

895.592.830.580,06

130.392.927.990,73

17,04

2.1.1 Belanja Pegawai

658.216.930.706,33

721.799.958.604,21

63.583.027.897,88

9,66

2.1.2 Belanja Bunga

8.165.000.000,00

8.165.000.000,00

-

-

2.1.3 Belanja Subsidi

-

-

-

2.1.4 Belanja Hibah

30.436.007.423,00

42.556.326.200,00

12.120.318.777,00

39,82

2.1.5 Belanja Bantuan Sosial

3.000.000.000,00

3.242.000.000,00

242.000.000,00

8,07

2.1.6

Belanja Bagi Hasil kepada

Provinsi/Kabupaten/ Kota dan

Pemerintahan Desa

15.071.742.300,00

13.607.513.075,00

(1.464.229.225,00)

(9,72)

2.1.7

Belanja Bantuan Keuangan kepada

Provinsi/Kabupaten/ Kota dan

Pemerintahan Desa

47.310.222.160,00

103.222.032.700,85

55.911.810.540,85

118,18

2.1.8 Belanja Tidak Terduga

3.000.000.000,00

3.000.000.000,00

-

-

2.2

Belanja Langsung

390.547.588.583,68

375.660.996.659,01

(14.886.591.924,67)

(3,81)

2.2.1 Belanja Pegawai

19.576.788.760,83

21.902.648.669,00

-

2.2.2 Belanja Barang dan Jasa

211.036.688.613,85

236.602.511.014,31

-

2.2.3 Belanja Modal

159.934.111.209,00

117.155.836.975,70

-

Jumlah Belanja 1.155.747.491.173,01

1.271.253.827.239,07

115.506.336.066,06

9,99

Surplus/(Defisit)

(39.376.275.850,22)

(43.414.791.680,46)

(4.038.515.830,24)

10,26

3

Pembiayaan Daerah

3.1

Penerimaan Pembiayaan

66.389.275.850,22

72.795.931.680,46

6.406.655.830,24

9,65

3.1.1

Sisa Lebih Perhitungan Anggaran

Tahun Anggaran Sebelumnya (SiLPA)

66.389.275.850,22

72.795.931.680,46

6.406.655.830,24

9,65

3.1.2 Pencairan Dana Cadangan

-

-

-

3.1.3

Hasil Penjualan Kekayaan Daerah Yang

Dipisahkan

-

-

-

-

3.1.4

Penerimaan Pinjaman Daerah dan

Obligasi Daerah

-

-

-

3.1.5

Penerimaan Pinjaman

Kembali

Pemberian

-

-

-

-

3.1.6 Penerimaan Piutang Daerah

-

-

-

-

Jumlah Penerimaan Pembiayaan

66.389.275.850,22

72.795.931.680,46

6.406.655.830,24

9,65

3.2

Pengeluaran Pembiayaan

27.013.000.000,00

29.381.140.000,00

2.368.140.000,00

8,77

3.2.1 Pembentukan Dana Cadangan

-

-

-

-

3.2.2

Penyertaan Modal /Investasi Pemerintah

Daerah

2.000.000.000,00

4.368.140.000,00

2.368.140.000,00

118,41

3.2.3 Pembayaran Pokok Utang

25.013.000.000,00

25.013.000.000,00

-

-

3.2.4 Pemberian Pinjaman Daerah

-

-

-

-

Jumlah Pengeluaran Pembiayaan

27.013.000.000,00

29.381.140.000,00

2.368.140.000,00

8,77

Pembiayaan Neto

39.376.275.850,22

43.414.791.680,46

4.038.515.830,24

10,26

-

3.3

Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran

BAB I V

PRI ORI TAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH

Arah kebijakan Pemerintah Kabupaten Karangasem untuk mewujudkan “

Karangasem Jagadithaa Ya Ca I ti Dharma Periode ll “ diarahkan dengan meningkatkan kualitas

sumber daya manusia, peningkatan akses dan kualitas pelayanan kesehatan masyarakat,

peningkatan infrastruktur dan kualitas lingkungan, pengembangan kepariwisataan yang

berkualitas dan berkelanjutan, mengembangkan ekonomi kerakyatan, meningkatkan peran

sektor pertanian, memantapkan pengembangan koperasi dan lembaga ekonomi kerakyatan

lainnya, mengembangkan industri kecil dan industri menengah lainnya, serta memperkuat

lembaga tradisional kemasyarakatan, mewujudkan ketentraman, kedamaian serta kerukunan

hidup bermasyarakat dalam kemajemukan dan mengembangkan sistem keamanan yang

berstandar internasional.

Dokumen terkait