• Tidak ada hasil yang ditemukan

Arah Kebijakan Ekonomi Daerah

Dalam dokumen RKPD Kota Pasuruan Tahun 2015 DAFTAR ISI (Halaman 88-95)

3 SMA/SMK/MAN

3.1. Arah Kebijakan Ekonomi Daerah

Rencana Kerja Pemerintah (RKP) tahun 2015 mengambil tema “melanjutkan reformasi pembangunan bagi peningkatan daya saing nasional”. Pemilihan “daya saing” sebagai isu utama dalam RKP 2015, tidak terlepas dari penekanan RPJMN tahap ketiga, sebagai bagian dari RPJPN 2005 – 2025, yang diarahkan untuk memantapkan pembangunan secara menyeluruh dengan menekankan pada keunggulan kompetitif perekonomian berbasis SDA yang tersedia, SDM yang berkualitas dan kemampuan IPTEK.

Sementara itu, Bank Dunia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi indonesia lebih lambat dibandingkan pemerintah. Pada tahun 2015, pertumbuhan ekonomi indonesia diperkirakan mencapai 5,3%; lebih rendah dibanding proyeksi Bank Indonesia di level 5,7% dengan rentang 5,5%-5,9%. Indeks harga konsumen diproyeksikan 4,5% plus minus 1%.

Lebih rinci, Pemerintah Provinsi Jawa Timur membagi tema pembangunan berdasarkan bidang. Sejalan dengan dengan tema RKP 2015, tema pembangunan bidang ekonomi Jawa Timur Tahun 2015 juga mengangkat isu daya saing dalam tema pembangunannya, yakni: “Meningkatkan pembangunan ekonomi yang inklusif, mandiri dan berdaya saing berbasis agrobisnis/agroindustri dan industrialisasi”. Untuk mendukung tema tersebut, maka dirumuskan tujuan pembangunan sebagai berikut:

2. Meningkatkan kontribusi sektor pariwisata;

3. Meningkatkan kinerja penanaman modal dalam dan luar negeri, serta investasi daerah; serta

4. Meningkatkan ketersediaan dan kualitas infrastruktur untuk mengembangkan daya saing dan kesejahteraan rakyat.

Kondisi eksisting, proyeksi dan arah kebijakan pembangunan ekonomi, baik skala nasional maupun regional, turut mempengaruhi kondisi perekonomian dan arah kebijakan pembangunan ekonomi Kota Pasuruan. Pertumbuhan ekonomi Kota Pasuruan menunjukkan tren perkembangan yang positif dalam 5 tahun terakhir. Berturut-turut tahun 2009 sampai dengan 2013, pertumbuhan ekonomi tercatat: 5.03%, 5.66%, 6.29%, 6.34% dan 6.59%.

Apabila dilihat dari kontribusi sektoral terhadap pembentukan PDRB; maka dapat disimpulkan bahwa perekonomian Kota Pasuruan didominasi oleh 3 sektor utama, yakni: perdagangan, industri dan jasa. Perlu juga dicermati bahwa sebagian besar pelaku usaha di 3 sektor utama tersebut, berasal dari skala usaha kecil dan menengah.

Tingkat inflasi permintaan, diukur dengan indeks harga konsumen, Kota Pasuruan dalam 3 tahun terakhir berada pada level 5% plus minus 1%. Berturut-turut tahun 2011 sampai dengan tahun 2013, inflasi Kota Pasuruan tercatat sebesar: 5.63%, 5.68% dan 5.71%. Tiga besar Kelompok pengeluaran yang memiliki andil besar dalam pembentukan inflasi adalah: kelompok bahan makanan, kelompok makanan dan minuman jadi serta kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar.

Kondisi perekonomian Kota Pasuruan sampai dengan tahun 2014 tidak jauh berbeda dengan kondisi 3 tahun terakhir, yang mana perdangan, jasa dan perindustrian masih menunjukkan dominasinya. Sub sektor perumahan dan pertokoan menunjukkan tren pertumbuhan yang signifikan, seiring dengan semakin bertumbuhnya pertokoan berkonsep rumah toko di beberapa ruas jalan strategis Kota Pasuruan. Demikian pula sub sektor perumahan, yang juga menunjukkan peningkatan permintaan yang tidak hanya dipicu oleh aktivotas ekonomi lokal, namun juga aktivitas ekonomi daerah penyangganya.

Sub sektor industri pengolahan kayu masih mampu mempertahankan dominasinya kendati terus mengalami penurunan kontribusi sektoral PDRB dari tahun ke tahun. Dalam 5 tahun terakhir, rata-rata penurunan kontribusi sub sektor industri pengolahan kayu adalah sebesar 0.009%. Pasokan bahan baku kayu menjadi masalah klise bagi pelaku industri mebel yang belum terpecahkan sejak awal tahun 2000an.

Sentra logam Kota Pasuruan, yang sempat mengalami masa keemasan seiring dengan terjalinnya kemitraan dengan PT Astra Internasional, Tbk., dari tahun ke tahun menunjukkan penurunan kinerja. Pun demikian pengarajin logam yang sebagian besar tersebar masih mampu eksis dengan memproduksi produk cor logam untuk peralatan rumah tangga, variasi kendaraan bermotor dan komponen kapal.

Di samping masalah kualitas produk, keterbatsasan akses pasar juga menjadi permasalahn pelik bagi pengrajin Kota Pasuruan. Selama ini, pengrajian Kota Pasuruan hanya mampu mengakses pasar lokal. Untuk pasar regional, nasional bahkan internasional; sebagian besar pengrajin masih mengandalkan distributor besar dari luar Kota Pasuruan. Kondisi ini mengakibatkan nilai tambah yang diterima pengrajin cukup rendah.

Pasar tradisional dan toko-toko pracangan merupakan penyanggah utama bagi kinerja sektor perdagangan Kota Pasuruan. Untuk mendukung upaya peningkatannya, Pemerintah Kota memberikan fokus pada perbaikan prasarana-sarana pasar tradisional. Di samping itu, Pemerintah Kota juga berupaya mengatur keberadaan toko modern (jaringan toko waralaba) untuk menghindari persaingan usaha yang merugikan pasar tradisional.

Pada tahun 2015, diperkirakan pengrajin mebel, pengarajin logam, pengrajin rumah tangga lainnya, serta pedagang pasar tradisional dan toko pracangan tetap akan menjadi tumpuan utama bagi keberlanjutan dominasi sektor perdagangan, jasa dan industri Kota Pasuruan. Oleh karena itu diperlukan kebijakan pembangunan ekonomi yang lebih ramah bagi pelaku usaha kecil dan menengah dengan tetap menjaga keseimbangan sistem perekonomian.

Asumsi yang mendasari proyeksi pertumbuhan ekonomi, baik nasional maupun regional, pada tahun 2015; serta kondisi perekonomian Kota Pasuruan tahun 2014; mendasari pemilihan skenario moderat dalam penyusunan proyeksi pertumbuhan ekonomi Kota Pasuruan tahun 2015, yakni pada level 6,63% dengan plus minus 0,05%.

Pada tahun 2015, PDRB ADHB diproyeksikan tumbuh menjadi Rp.3.964.076.359.000,- dan PDRB ADHK diperkirakan menjadi Rp.1.436.465.101.000,-. Dengan tingkat PDRB ADHB yang diproyeksikan tersebut, serta memperhatikan laju pertumbuhan penduduk tahun 2015, maka pendapatan per kapita pada tahun 2015 diproyeksikan sebesar Rp.18.125.657,-

Prospek perekonomian tahun 2015 turut memberikan andil bagi perbaikan indikator ketenagakerjaan. Tingkat Pengangguran Terbuka diproyeksikan turun menjadi 4,27, sementara tingkat kesempatan kerja diproyeksikan meningkat menjadi 88.87, pun demikian tingkat partisipasi angkatan kerja menurun menjadi 67.56.

Dengan memperhatikan arah dan kebijakan ekonomi nasional, provinsi, serta kinerja ekonomi Kota Pasuruan tahun 2011, tahun 2012 dan proyeksi tahun 2013, maka RKPD Kota Pasuruan Tahun 2015 mengambil Tema “Percepatan Pertumbuhan Ekonomi melalui Pemantapan Sektor Industri, Perdagangan dan Jasa dalam Rangka Menuju Masyarakat Kota Pasuruan yang Sejahtera” dengan kebijakan ekonomi daerah Kota Pasuruan tahun 2015 yang diarahkan pada:

1. Memantapkan kinerja sektor perdagangan, sektor jasa dan sektor industri dalam memicu pertumbuhan ekonomi; dengan mendorong peran usaha kecil dan menengah dalam meningkatkan pemerataan pertumbuhan ekonomi.

2. Memacu pertumbuhan ekonomi kreatif khususnya yang berbasis kerajian mebel dan logam, dengan terus menggali potensi kerajinan lainnya;

3. Mendorong investasi swasta dalam sector-sektor perekonomian di Kota Pasuruan; serta memberikan insentif khusus bagi investor yang bermitra dengan pengrajin lokal;

4. Meningkatkan ketersediaan infrastruktur secara layak untuk mendukung kelancaran arus distribusi barang dan jasa;

5. Mengintensifkan peran pameran dan penjalinan kemitraan dalam memperluas akses pasar bagi pelaku usaha kecil dan menengah

6. Meningkatkan peran corporate social responsbility dan aksesibilitas kredit dalam penyediaan modal kerja bagi usaha kecil

3.1.1 Kondisi Ekonomi Daerah Tahun 2013 dan Perkiraan Tahun 2014

Dari data yang tersedia tampak bahwa PDRB pada tahun 2011 adalah Rp 2.971.052 Juta, Tahun 2012 sebesar Rp 3.372.443 Juta dan pada tahun 2013 sebesar Rp.3.681.201 Juta dan pada tahun 2014 diperkirakan sebesar 3.721.324 juta. Sumbangan sektoral terhadap pembentukan PDRB yang terbesar adalah Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran; kedua sektor Industri pengolahan; ketiga adalah sektor Angkutan dan Komunikasi; kemudian yang keempat adalah sektor Jasa-jasa; kelima sektor Konstruksi; keenam sektor Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan; ketujuh sektor Pertanian; kedelapan sektor Listrik dan Air Minum serta yang terakhir adalah sektor Pertambangan dan Galian.

Tabel 3.1

PDRB Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Kota Pasuruan Tahun 2010 - 2013 (dalam juta rupiah)

No Lapangan Usaha TAHUN

2010 2011 2012 2013 1. Pertanian 103.819 110.291 117.056 118.345

2. Pertambangan & Galian 2.162 2.154 2.152 3.234

3. Industri 451.152 495.121 558.480 559.342

4. Listrik dan air minum 59.354 64.517 70.710 74.234

5. Bangunan 211.443 237.961 268.639 271.356

6. Perdagangan, hotel dan restoran

955.424 1.107.401 1.279.961 1.302.456

7. Angkutan dan komunikasi 334.076 373.913 424.603 521.342

8. Bank dan lembaga keuangan lainnya

216.905 237.524 266.160 234.123

9. Jasa-jasa 311.188 342.169 384.678 391.453

JUMLAH 2.645.524 2.971.052 3.372.443 3.681.201 Sumber: Kota Pasuruan dalam Angka, 2014 (BPS)

Pembentukan PDRB pada semester pertama tahun 2014 kemungkinan akan mengalami perlambatan disebabkan oleh keterlambatan pelaksanaan proyek-proyek infrastruktur pemerintah yang dananya bersumber dari APBD, namun pada awal semester kedua tahun 2014 diharapkan sudah terjadi percepatan gerak perekonomian daerah dengan semakin banyaknya proyek-proyek pemerintah yang akan dilakukan, yang sedikit banyak akan menyerap tenaga kerja dan meningkatkan arus barang dan jasa di masyarakat dan sektor swasta.

Tabel 3.2 Indikator Perekonomian Indikator Tahun 2009 2010 2011 2012 2013 Pertumbuhan Ekonomi 5,03 5,66 6,29 6,34 6,59 PDRB Perkapita 12.687.455 14.203.239 15.861.684 17.528.197 17.935.657

Sumber : Kota Pasuruan Dalam Angka, 2014 (BPS)

Pertumbuhan ekonomi memiliki kecenderungan yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2011 adalah 6,29%, tahun 2012 adalah 6,43%, tahun 2013 adalah 6,59% dan diperkirakan pada tahun 2014 adalah 6,61%. Sementara itu pendapatan perkapita juga menunjukkan nilai yang semakin meningkat yang pada tahun 2011 sebesar Rp.15.861.684,-, tahun 2012 sebesar Rp.17.528.197,-, tahun 2013 sebesar Rp.17.935.657,- dan

diperkirakan pada tahun 2014 mencapai Rp.18.096.561,-. Perkiraan ini adalah skenario moderat dengan asumsi bahwa terjadi ekspansi ekonomi oleh pihak swasta dan masyarakat dan bahwa target pendapatan pemerintah daerah bisa terpenuhi sehingga semua proyek dan program pemerintah bisa terlaksana mengingat kondisi defisit keuangan daerah yang dialami oleh Pemerintah Kota Pasuruan.

Tabel 3.3

Indikator Kesejahteraan Sosial

Indikator Tahun

2009 2010 2011 2012 2013 Kemiskinan 9,33% 9,13% 9,00% 13,92 13,92

(IPM) 72,98 73,50 73,60 74,30 74,30

Pengangguran 7,57% 7,23% 4,92% 4,92 % 4,92

Sumber : LAKIP Kota Pasuruan 2013

Peningkatan PDRB, pertumbuhan ekonomi yang semakin meningkat dan pendapatan perkapita yang juga meningkat akan memberikan dampak pengurangan tingkat pengangguran dan menurunnya tingkat kemiskinan. Peningkatan indikator ekonomi juga akan memberikan dampak terhadap indikator sosial yaitu meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia serta menurunnya tingkat pengangguran, sebagaimana tersaji pada tabel 3.3.

3.1.2. Tantangan dan Prospek Perekonomian Daerah Tahun 2014 dan Tahun 2015

Struktur usia penduduk Kota Pasuruan bertipe muda. Artinya, proporsi penduduk usia produktif cukup dominan. Penduduk usia produktif terbagi atas angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Memperhatikan tipe struktur usia penduduk Kota Pasuruan, membuka peluang bagi besarnya angkatan kerja.

Angkatan kerja merupakan dua sisi mata pisau bagi pertumbuhan ekonomi. Angkatan kerja yang besar berpotensi menawarkan ongkos tenaga kerja yang murah, dan apabila tersedia lapangan kerja yang cukup, maka akan memicu pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi. Sebaliknya, apabila tingkat

kesempatan kerja lebih rendah daripada angkatan kerja, maka akan mendorong naik angka pengangguran.

Sebagai wilayah perkotaan, kebutuhan lahan untuk kepentingan pembangunan permukiman cukup tinggi di Kota Pasuruan. Kondisi ini bisa diamati dari bertumbuhnya perumahan dan pertokoan berkonsep ruko, yang meningkat cukup pesat dalam 10 tahun terakhir. Permintaan ini semakin pesat seiring dengan meningkatnya aktivitas ekonomi di wilayah penyangga. Keberadaan pabrik-pabrik dan kompleks perindustrian di Kabupaten Pasuruan turut memicu pertumbuhan perumahan di Kota Pasuruan.

Pada satu sisi, kondisi ini memberikan pertanda positif bagi perekonomian Kota Pasuruan ke depan, khususnya dalam meperkukuh peran sektor perdagangan terhadap pembentukan PDRB. Namun demikian, pada sisi lain pesatnya permintaan lahan untuk permukiman berpotensi mengancam keseimbangan peruntukan ruang, khususnya untuk pemenuhan kebutuhan pangan mandiri dan resapan air hujan.

Apabila kesimbangan ini tidak bisa terjaga, maka akan berpotensi menurunkan daya dukung lingkungan. Sebagaimana diketahui, segala aktivitas manusia, termasuk ekonomi, sangan bergantung pada daya dukung lingkungan. Artinya, apabila daya dukung lingkungan mengalami penurunan, maka pertumbuhan ekonomi akan stagnan dan selanjutnya akan mengalami penurunan.

Tahun 2014 dan 2015 merupakan tahun pesta demokrasi bagi warga Kota Pasuruan. Pada tahun 2014 dilakasnakan pemilihan umum legislatif dan pemilihan umum presiden. Sementara itu, pada tahun 2015 penduduk Kota Pasuruan akan melaksanakan pemilihan umum Walikota dan Wakil Walikota Pasuruan untuk periode 2015 – 2010. Kondusifitas dan hasil rangkaian pemilihan umum ini akan berdampak terhadap prospek perekonomian Kota Pasuruan tahun 2015

Dalam dokumen RKPD Kota Pasuruan Tahun 2015 DAFTAR ISI (Halaman 88-95)

Dokumen terkait