• Tidak ada hasil yang ditemukan

RKPD Kota Pasuruan Tahun 2015 DAFTAR ISI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RKPD Kota Pasuruan Tahun 2015 DAFTAR ISI"

Copied!
129
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR TABEL ... iv

DAFTAR GAMBAR ... vii BAB 1 PENDAHULUAN ... I-1

1.1. Latar Belakang ... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan ... I-5 1.3. Hubungan Antar Dokumen ... I-6 1.4. Sistematika Dokumen RKPD ... I-7 1.5. Maksud dan Tujuan ... I-10 BAB 2 EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2012

DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN

PEMERINTAHAN ... II-1 2.1. Gambaran Umum Kondisi Daerah ... II-1

2.1.1 Aspek Geografi dan Demografi ... II-1 2.1.2 Aspek Kesejahteraan Masyarakat ... II-6 2.1.3 Aspek Pelayanan Umum ... II-24 2.1.4 Aspek Daya Saing Daerah ... II-30 2.2. Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan RKPD

Tahun 2013 dan Realisasi RPJMD ... II-38 2.3. Permasalahan Pembangunan Daerah ... II-50

2.3.1. Permasalahan Daerah yang Berhubungan

dengan Prioritas Dan Sasaran Pembangunan ... II-50 2.3.2. Identifikasi Permasalahan Penyelenggaraan

Urusan Pemerintahan Daerah ... II-63 BAB 3 RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN

KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH ... III-1 3.1. Arah Kebijakan Ekonomi Daerah ... III-1

3.1.1. Kondisi Ekonomi Daerah Tahun 2012 dan

(2)

3.1.2. Tantangan dan Prospek Perekonomian

Daerah Tahun 2013 dan Tahun 2014 ... III-8 3.2. Arah Kebijakan Keuangan Daerah ... III-9

3.2.1. Proyeksi Keuangan Daerah dan Kerangka

Pendanaan ... III-10 3.2.2. Arah Kebijakan Pendapatan Daerah ... III-12 3.2.3. Arah Kebijakan Belanja Daerah ... III-14 3.2.4. Arah Kebijakan Pembiayaan Daerah ... III-17 BAB 4 PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH ... IV-1

4.1. Tujuan dan Sasaran Pembangunan ... IV-4 4.2. Prioritas Pembangunan Tahun 2013 ... IV-6 BAB 5 RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS

DAERAH ... V-1 BAB 6 PENUTUP ... VI-1

(3)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Pembagian Wilayah Kota Pasuruan Berdasarkan

Kecamatan dan Kelurahan ... II-2

Tabel 2.2 Penduduk Akhir Tahun Berdasarkan

Kecamatan/Kelurahan, Jenis Kelamin dan Rasio Jenis

Kelamin ... II-6 Tabel 2.3 Banyaknya Industri Formal dan Non Formal Menurut

Jenis Industri ... II-9 Tabel 2.4 Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun

2008-2012 Atas Dasar Harga Berlaku (Hb) Kota Pasuruan ... II-10 Tabel 2.5 Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun

2008-2012 Atas Dasar Harga Konstan (Hk) Kota Pasuruan ... II-10 Tabel 2.6 Pertumbuhan Kontribusi Sektor dalam PDRB Atas Dasar

Harga Berlaku(Hb) dan Harga Konstan (Hk) Tahun 2012

Kota Pasuruan ... II-13 Tabel 2.7 Perkembangan Pendidikan di Kota Pasuruan Tahun 2008

- 2012 ... II-14 Tabel 2.8 Perkembangan Kesehatan di Kota Pasuruan Tahun 2008

- 2012 ... II-15 Tabel 2.9 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK), Tingkat

PengangguranTerbuka (TPT) dan Tingkat Kesempatan

Kerja (TKK) Kota Pasuruan Tahun 2008-2012 ... II-16 Tabel 2.10 Capaian Kinerja Urusan Sosial Kota Pasuruan Tahun

2008-2012 ... II-18 Tabel 2.11 Capaian Kinerja Urusan Transmigrasi Kota Pasuruan

Tahun 2008-2012 ... II-19 Tabel 2.12 Fasilitas Olahraga di Kota Pasuruan ... II-23 Tabel 2.13 Kelompok Olahraga di Kota Pasuruan ... II-23 Tabel 2.14 Perkembangan Angka Partisipasi Sekolah (APS) Kota

(4)

Tabel 2.15 Ketersediaan Sekolah dan Penduduk Usia Sekolah Kota

Pasuruan Tahun 2009-2012 ... II-25 Tabel 2.16 Jumlah Guru dan Murid Jenjang Pendidikan Dasar Kota

Pasuruan Tahun 2008-2012 ... II-26 Tabel 2.17 Total Investasi dan Total Nilai Produksi Industri Kota

Pasuruan (Rp.000,-) Tahun 2008-2012 ... II-27 Tabel 2.18 Posisi Pinjaman Masyarakat dan Kredit UMKM Bank

Umum dan BPR di Kota Pasuruan Tahun 2007-2011 ... II-28 Tabel 2.19 Perkembangan Angkatan Kerja yang Mencari Kerja,

Lowongan Kerja dan Lowongan Kerja yang Terisi Kota

Pasuruan Tahun 2008-2012 ... II-29 Tabel 2.20 Komposisi Sebaran Tenaga Kerja Sektoral Kota Pasuruan

Tahun 2008-2012 ... II-29 Tabel 2.21 Tingkat Pendidikan Tenaga Kerja Kota Pasuruan Tahun

2012 ... II-30 Tabel 2.22 Aspek Daya Saing Bidang Kemampuan Ekonomi Daerah ... II-31 Tabel 2.23 Banyaknya Pelanggan, Daya Terpasang dan Listrik

Terjual Menurut Golongan Tarip ... II-34 Tabel 2.24 Angka Kriminalitas Kota Pasuruan Tahun 2012 ... II-35 Tabel 2.25 Rasio Lulusan S1/S2/S3 Kota Pasuruan ... II-37 Tabel 2.26 Struktur Kelompok Penduduk Menurut Golongan Umur

dan Jenis Kelamin Kota Pasuruan Tahun 2012 ... II-38 Tabel 2.27 Evaluasi Kinerja Pelaksanaan Perencanaan Daerah

sampai dengan Tahun 2012 Kota Pasuruan ... II-40 Tabel 3.1 PDRB menurut Lapangan Usaha atas dasar Harga

Berlaku Kota Pasuruan Tahun 2009-2012 ... III-7 Tabel 3.2 Indikator Perekonomian ... III-7 Tabel 3.3 Indikator Sosial ... III-8 Tabel 3.4 Realisasi dan Proyeksi/Target Pendapatan Kota

Pasuruan Tahun 2010 s.d Tahun 2015 ... III-11 Tabel 3.5 Realisasi dan Proyeksi Belanja Daerah Tahun 2010 s.d

(5)

Tabell 3.6 Realisasi dan Proyeksi/Target Pembiayaan daerah Tahun

(6)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Alur Perencanaan Pembangunan Daerah Menurut UU 25/2004 .. I-7 Gambar 2.1 Peta Batas Administrasi Kota Pasuruan ... II-1 Gambar 2.2 Peta Kawasan Rawan Bencana Kota Pasuruan ... II-5 Gambar 2.3 Banyaknya Industri Formal dan Non formal Menurut Jenis Industri

Tahun 2012 ... II-8 Gambar 2.4 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kota Pasuruan Tahun 2008-2012 ... II-12 Gambar 2.5 Perkembangan TPAK dan TPT Kota Pasuruan Tahun 2008

(7)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Rekapitulasi Rencana Program/Kegiatan Pembangunan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Tahun 2014

(8)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pembangunan nasional merupakan rangkaian upaya pembangunan yang berkesinambungan berdasarkan kemampuan nasional dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta memperhatikan tantangan perkembangan global meliputi seluruh kehidupan masyarakat, bangsa dan negara untuk mewujudkan tujuan bernegara sebagaimana diamanatkan oleh Undang-Undang Dasar Negara Indonesia Tahun 1945 dan berdasarkan Pancasila.

Hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya. Pembangunan nasional diselenggarakan berdasarkan demokrasi dengan prinsip-prinsip kebersamaan, berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan serta kemandirian dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan nasional yang diawali dengan sistem perencanaan yang sistematis untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat.

Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010, pembangunan daerah adalah pemanfaatan sumber daya yang dimiliki untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat yang nyata, baik dalam aspek pendapatan, kesempatan kerja, lapangan berusaha, akses terhadap pengambilan kebijakan, berdaya saing, maupun peningkatan indeks pembangunan manusia.

Pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional yang memiliki karakteristik terbuka (

open system

), yang diindikasikan dengan adanya kesalingketerkaitan (

reciprocity

) dalam bentuk jalinan kerja sama lintas wilayah. Konsekuensinya, perkembangan isu-isu nasional dan regional akan mempengaruhi kinerja pembangunan daerah, baik secara langsung maupun tidak langsung.

(9)

Dimensi waktu struktur perencanaan pembangunan di Indonesia berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dibagi menjadi perencanaan jangka panjang, jangka menengah dan jangka pendek (tahunan). Ruang lingkup perencanaan pembangunan daerah meliputi tahapan, tata cara penyusunan, pengendalian dan evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan daerah terdiri atas: Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJP-D), Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJM-D), Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) dan Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra-SKPD) serta Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja-SKPD) sebagai kelengkapannya.

Prinsip-prinsip perencanaan pembangunan daerah meliputi: a. satu kesatuan dalam sistem perencanaan pembangunan nasional;

b. dilakukan pemerintah daerah bersama para pemangku kepentingan berdasarkan peran dan kewenangan masing-masing;

c. mengintegrasikan rencana tata ruang dengan rencana pembangunan daerah; dan

d. dilaksanakan berdasarkan kondisi dan potensi yang dimiliki masing-masing daerah, sesuai dinamika perkembangan daerah dan nasional.

Rencana Kerja Pembangunan Daerah merupakan suatu dokumen perencanaan pembangunan daerah yang disyaratkan dalam UU No 32/2004 tentang Pemerintahan Daerah. Rencana Kerja Pembangunan Daerah, yang selanjutnya disingkat RKPD, merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) untuk jangka waktu 1 (satu) tahun, yang memuat rancangan kerangka ekonomi daerah, prioritas pembangunan daerah, rencana kerja dan pendanaannya, baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah daerah maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat, dengan mengacu kepada Rencana Kerja Pemerintah.

RKPD selanjutnya menjadi pedoman penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja daerah (RAPBD). Dengan demikian kepala daerah dan DPRD dalam menentukan Kebijakan Umum APBD (KUA), serta Penentuan Prioritas dan Pagu Anggaran Sementara (PPAS) didasarkan atas

(10)

dokumen RKPD. KUA dan PPAS yang telah disepakati selanjutnya digunakan sebagai acuan dalam proses penyusunan APBD.

RKPD juga menjadi acuan bagi setiap SKPD dalam menyusun rencana kerja (Renja) SKPD, selain Renstra SKPD, serta memuat hasil evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan periode sebelumnya.

RKPD memuat tiga substansi pokok yaitu:

1. Rancangan Kerangka Ekonomi Daerah (RKED), memuat gambaran kondisi ekonomi, kemampuan pendanaan dan pembiayaan pembangunan daerah paling sedikit 2 (dua) tahun sebelumnya, dan perkiraan untuk tahun yang direncanakan;

2. Program Prioritas Pembangunan Daerah, memuat program-program yang berorientasi pada pemenuhan hak-hak dasar masyarakat dan pencapaian keadilan yang berkelanjutan sebagai penjabaran dari RPJMD pada tahun yang direncanakan;

3. Rencana Kerja, Pendanaan dan Prakiraan maju, memuat program dan kegiatan pembangunan yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah daerah, disertai perhitungan kebutuhan dana bersumber dari APBD untuk tahun-tahun berikutnya dari tahun anggaran yang direncanakan.

Perencanaan pembangunan daerah menggunakan beberapa pendekatan diantaranya adalah: teknokratis (menggunakan metoda dan kerangka pikir ilmiah); partisipatif (melibatkan semua pemangku kepentingan); politis (penjabaran dari agenda-agenda pembangunan yang ditawarkan KDH terpilih); serta

top down

dan

bottom up

(diselaraskan melalui musyawarah nasional, provinsi, kabupaten/kota, kecamatan dan kelurahan). Penggunaan pendekatan-pendekatan tersebut dimaksudkan untuk menjamin terwujudnya tata kelola pemerintahan yang baik (

good governance

) di bidang perencanaan pembangunan daerah, melalui perumusan secara transparan, responsif, efisien, efektif, akuntabel, partisipatif, terukur, berkeadilan dan berwawasan lingkungan.

RKPD Kota Pasuruan tahun 2015 ini, merupakan penjabaran terakhir dari dokumen RPJMD Kota Pasuruan Tahun 2010-2015. Adapun penyusunan

(11)

a. Persiapan penyusunan RKPD, meliputi: penyusunan rancangan keputusan kepala daerah tentang pembentukan tim penyusun RKPD; orientasi mengenai RKPD; penyusunan agenda kerja tim penyusun RKPD; dan penyiapan data dan informasi perencanaan pembangunan daerah.

b. Penyusunan rancangan awal RKPD yang berpedoman pada RPJMD Kota yang mengacu pada RPJMD provinsi dan RPJMN.

c. Penyusunan rancangan RKPD merupakan proses penyempurnaan rancangan awal RKPD menjadi rancangan RKPD berdasarkan hasil verifikasi Renja SKPD.

d. Pelaksanaan musrenbang RKPD bertujuan untuk menyempurnakan rancangan awal RKPD, melalui penjaringan aspirasi masyarakat mulai dari tingkat kelurahan dan kecamatan. Selanjutnya, hasil musrenbang kecamatan tersebut akan disinergikan dengan rencana kerja SKPD dalam forum SKPD. Akhirnya, hasil dari forum SKPD akan dibahas secara

komprehensif, dengan melibatkan seluruh SKPD dan

pemangkukepentingan pembangunan Kota Pasuruan, dalam musrenbang tingkat kota. Berbagai masukan yang diperoleh dari pelaksanaan musrenbang kota, akan digunakan sebagai bahan untuk memperbaiki substansi materi dalam rancangan awal RKPD.

e. Perumusan rancangan akhir RKPD terdiri dari perumusan rancangan akhir RKPD kota berdasarkan berita acara kesepakatan hasil musrenbang RKPD kota.

f. Penetapan RKPD yang pada akhirnya digunakan sebagai bahan evaluasi rancangan Peraturan Daerah tentang APBD yang disusun berlandaskan RKPD.

(12)

1.2. Dasar Hukum Penyusunan

1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negera Republik Indonesia Nomor 3851);

2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaga Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4287);

3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355 ) ;

4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaga Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2008 nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

6. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);

7. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916);

8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia

(13)

tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

9. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa;

10. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota;

11. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Keuangan Negara/Daerah;

12. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah;

13. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2008 Tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4815);

14. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);

15. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2010 tentang Tata Cara Pelaksanaan Tugas dan Wewenang serta Kedudukan Keuangan Gubernur sebagai Wakil Pemerintah di Wilayah Provinsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5107);

16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.

18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah nomor 8 Tahun 2008 Tentang

(14)

Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah.

1.3. Hubungan Antar Dokumen

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kota Pasuruan Tahun 2015 merupakan dokumen perencanaan teknis operasional untuk kurun waktu satu tahun yang disusun berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah.

Gambar 1.1.

Alur Perencanaan Pembangunan Daerah Menurut UU 25/2004

Sumber : Undang-Undang No. 25 Tahun 2004

RKPD Kota Pasuruan mengacu, memperhatikan dan diserasikan dengan RKP Nasional dan RKPD Provinsi Jawa Timur dalam rangka sinkronisasi perencanaan pembangunan daerah dengan pusat melalui forum musyawarah perencanaan pembangunan (Musrenbang). Sinkronisasi yang dimaksud,

(15)

dengan provinsi maupun pusat. Hal ini merupakan perwujudan keterpaduan dan kesatuan perencanaan pembangunan secara nasional, dengan tetap memperhatikan kondisi, potensi serta dinamika perkembangan daerah, nasional dan global. Hubungan antar dokumen perencanaan pembangunan bersifat saling mengisi dan melengkapi untuk mencapai tujuan pembangunan nasional yang mencakup semua bidang kehidupan secara terpadu dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

1.4. Sistematika Dokumen RKPD

Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Pasuruan Tahun 2015 akan tersaji dalam tata urut penulisan sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan

Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai gambaran umum penyusunan RKPD, agar substansi pada bab-bab berikutnya dapat dipahami dengan baik.

1.1. Latar Belakang

Mengemukakan pengertian ringkas tentang RKPD, substansi pokok yang tertuang dalam RKPD, proses penyusunan RKPD, kedudukan RKPD tahun rencana dalam periode dokumen RPJMD, keterkaitan antara dokumen RKPD dengan dokumen RPJMD, Renstra SKPD, Renja SKPD serta tindak lanjutnya dengan proses penyusunan RAPBD.

1.2. Dasar Hukum Penyusunan

Memberikan uraian ringkas tentang dasar hukum yang digunakan dalam penyusunan RKPD, baik yang berskala nasional, maupun lokal. 1.3. Hubungan antar Dokumen

Menjelaskan hubungan RKPD dengan dokumen lain yang relevan beserta penjelasannya.

1.4. Sistematika Penyusunan RKPD

Mengemukakan organisasi penyusunan dokumen RKPD terkait dengan pengaturan bab serta garis besar isi setiap bab di dalamnya. 1.5. Maksud dan Tujuan

(16)

Memberikan uraian ringkas tentang tujuan penyusunan dokumen RKPD bagi daerah yang bersangkutan dan sasaran penyusunan dokumen RKPD bagi daerah yang bersangkutan.

Bab II Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun 2013 dan Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan

2.1. Gambaran Umum Kondisi Daerah

Menjelaskan dan menyajikan secara logis dasar-dasar analisis, gambaran umum kondisi daerah yang meliputi aspek geografi dan demografi serta indikator kinerja penyelenggaraan pemerintah daerah.

2.1.1. Aspek Geografi dan Demografi 2.1.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat 2.1.3. Aspek Pelayanan Umum

2.1.4. Aspek Daya Saing Daerah 2.2. Capaian Kinerja Pembangunan Daerah

2.3. Evaluasi Pelaksanaan Program Dan Kegiatan RKPD Tahun 2013 dan Realisasi RPJMD

Mencakup telaahan terhadap hasil evaluasi status dan kedudukan pencapaian kinerja pembangunan daerah.

2.3. Permasalahan Pembangunan Daerah

Berisi uraian rumusan umum permasalahan pembangunan daerah berdasarkan hasil analisis.

2.3.1. Permasalahan Daerah yang Berhubungan dengan Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah

2.3.2. Identifikasi Permasalahan Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah

Bab III Rancangan Kerangka Ekonomi Daerah dan Kebijakan Keuangan Daerah

3.1. Arah Kebijakan Ekonomi Daerah

Memuat penjelasan tentang kondisi ekonomi tahun lalu dan perkiraan tahun berjalan.

(17)

3.1.1. Kondisi Ekonomi Daerah Tahun 2013 dan Perkiraan Tahun 2014

3.1.2. Tantangan dan Prospek Perekonomian Daerah Tahun 2015 dan Tahun 2016

3.2. Arah Kebijakan Keuangan Daerah

Berisikan uraian mengenai kebijakan yang akan ditempuh oleh Pemerintah Daerah.

3.2.1. Proyeksi Keuangan Daerah dan Kerangka Pendanaan 3.2.2. Arah Kebijakan Keuangan Daerah

3.2.2.1. Arah Kebijakan Pendapatan Daerah 3.2.2.2. Arah Kebijakan Belanja Daerah 3.2.2.3. Arah Kebijakan Pembiayaan Daerah Bab IV Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah

Mengemukakan secara eksplisit perumusan prioritas dan sasaran pembangunan daerah.

4.1. Tujuan dan Sasaran Pembangunan

Menjelaskan tentang hubungan visi / misi dan tujuan / sasaran pembangunan 5 (lima) tahunan yang diambil dari dokumen RPJMD.

4.2. Prioritas dan Sasaran Pembangunan Tahun 2015

Gambaran prioritas pembangunan tahun rencana yang diambil dan dikaitkan dengan program pembangunan daerah (RPJMD) tahun rencana.

Bab V Rencana Program dan Kegiatan Prioritas Daerah

Mengemukakan secara eksplisit rencana program dan kegiatan prioritas daerah yang disusun berdasarkan evaluasi pembangunan tahunan, kedudukan tahun rencana (RKPD) dan capaian kinerja yang direncanakan dalam RPJMD.

Bab VI Penutup

Gambaran pemerintah daerah Kota Pasuruan dalam penyusunan RKPD beserta lampiran hasil (kertas kerja)

(18)

1.5. Maksud dan Tujuan

Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kota Pasuruan Tahun 2015 dimaksudkan sebagai:

1. Penjabaran RPJMD Kota Pasuruan Tahun 2010-2015 sesuai dengan tahapan pembangunan yang direncanakan pada tahun 2015;

2. Acuan dalam penyusunan Kebijakan Umum Anggaran (KUA), Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) APBD 2015, dan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, serta Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah;

3. Pedoman dalam menyusun Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja SKPD) Tahun 2015, sekaligus sebagai dasar lebih lanjut untuk menyusun Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) SKPD Tahun 2015; 4. Upaya memenuhi kebutuhan daerah terhadap suatu rencana

pembangunan tahunan daerah untuk Tahun 2015, yang memberikan arah dan pedoman kepada seluruh pemangku kepentingan (

stakeholders

) pembangunan Kota Pasuruan dalam pelaksanaan pembangunan daerah Tahun 2015.

Adapun tujuan dari penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kota Pasuruan Tahun 2015 adalah:

1. Terwujudnya integrasi, sinkronisasi dan sinergitas pembangunan baik antar daerah, antar ruang, antar waktu, antar fungsi pemerintahan maupun antar tingkat pemerintahan;

2. Terwujudnya keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan pembangunan;

3. Diperolehnya suatu rencana pembangunan tahunan yang sesuai dengan kebutuhan daerah dan perkembangan yang terjadi di daerah, melalui pemanfaatan sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan dan berkelanjutan;

4. Memelihara konsistensi antara capaian tujuan perencanaan strategis jangka menengah dengan tujuan perencanaan dan penganggaran tahunan pembangunan daerah; dan

(19)

5. Menyediakan informasi bagi pemenuhan Laporan Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintah Daerah yang perlu disampaikan kepada Pemerintah Pusat.

6. Mewujudkan efisiensi dan dan efektivitas sumber daya nasional dan daerah dalam rangka pembangunan daerah.

(20)

BAB 2

EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN

2.1. Gambaran Umum Kondisi Daerah

Kota Pasuruan merupakan salah satu kota yang berada di wilayah Provinsi Jawa Timur. Kota Pasuruan terletak di sebelah tenggara ibukota provinsi, Surabaya yang berjarak sekitar 65 km.

Gambaran umum kondisi daerah ditinjau dari beberapa aspek dapat diuraikan sebagai berikut.

2.1.1. Aspek Geografi dan Demografi 2.1.1.1. Karakteristik Lokasi dan Wilayah

Kota Pasuruan terletak antara 7o 35’ - 7 o 45’ LS dan 112o 45’ - 112 o

55’ BT. Adapun batas-batas Kota Pasuruan antara lain:

Sebelah Utara : Selat Madura yang membentang memisahkan wilayah kota dengan Pulau Madura;

Sebelah Timur : Kecamatan Rejoso Kabupaten Pasuruan; Sebelah Barat : Kecamatan Kraton; dan

Sebelah Selatan : Kecamatan Pohjentrek Kabupaten Pasuruan. Gambar 2.1

Peta Batas Administrasi Kota Pasuruan

Peta Orientasi Kecamatan Panggungrejo

PANGGUNGREJO

(21)

Kota Pasuruan merupakan salah satu wilayah di Provinsi Jawa Timur yang memiliki luas wilayah dan jumlah wilayah administratif terkecil. Secara administratif, Kota Pasuruan terbagi ke dalam 4 kecamatan dan 34 kelurahan dengan luas wilayah 35,29 km2. Empat kecamatan tersebut antara lain

Gadingrejo, Purworejo, Bugul Kidul dan Panggungrejo. Dari keempat kecamatan tersebut, Panggungrejo adalah kecamatan dengan luas wilayah terkecil, yaitu 7,83 km2, sedangkan Bugul Kidul adalah kecamatan dengan

wilayah terluas yaitu 11,11 km2.

Tabel 2.1

Pembagian Wilayah Kota Pasuruan Berdasarkan Kecamatan dan Kelurahan

Kecamatan

Gadingrejo Luas

Kecamatan

Purworejo Luas

Kecamatan

Bugul Kidul Luas

Kecamatan Panggungrejo Luas 1. Kel. Krapyakrejo 1,74 km2 1. Kel. Pohjentrek 1,90 km2 1. Kel. Bakalan 1,78 km2 1. Kel. Ngemplakrejo 2. Kel. Bukir 0,66 km2 2. Kel. Wirogunan 0,61 km2 2. Kel. Krampyangan 0,55 km2 2. Kel. Mayangan 0,28 km2 3. Kel. Sebani 0,87 km2 3. Kel. Tembokrejo 1,03 km2 3. Kel. Blandongan 3,97 km2 3. Kel. Trajeng 1,13 km2 4. Kel. Gentong 0,69 km2 4. Kel. Purutrejo 1,15 km2 4. Kel. Kepel 2,54 km2 4. Kel. Bangilan 0,17 km2 5. Kel. Gadingrejo 1,33 km2 5. Kel. Kebonagung 0,86 km2 5. Kel. Bugul Kidul 0,95 km2 5. Kel. Kebonsari 0,80 km2 6. Kel. Petahunan 0,97 km2 6. Kel. Purworejo 1,05 km2 6. Kel. Tapaan 1,15 km2 6. Kel. Karanganyar 0,56 km2 7. Kel. Randusari 0,34 km2 7. Kel Sekargadung 1,51 km2 7. Kel. Kandangsapi 0,46 km2 8. Kel. Karangketug 1,88 km2 8. Kel. Pekuncen 0,80 km2 9. Kel. Panggungrejo 1,99 km2 10. Kel. Mandaranrejo 0,58 km2 11. Kel. Tambaan 0,36 km2 12. Kel. Petamanan 0,42 km2 13. Kel. Bugul Lor 0,96 km2

Sumber: Kota Pasuruan dalam Angka Tahun 2013

Wilayah Kota Pasuruan memiliki pola penggunaan lahan yang terdiri dari tanah sawah 32,27%, tanah kering 3,49%, bangunan 50,93% dan lainnya 13,31%. Sebagian besar wilayahnya merupakan wilayah dataran rendah dengan ketinggian rata-rata 4 m diatas permukaan air laut dengan kondisi permukaan tanah agak miring ke Timur dan Utara antara 0-3%. Daerah hinterlandnya adalah wilayah Kabupaten Pasuruan kecuali di sebelah utara yang berbatasan dengan Selat Madura.

(22)

Kota Pasuruan memiliki 6 sungai dengan total panjang + 23,50 km, sehingga dengan dibuatnya irigasi teknis maka sangat kondusif untuk area pertanian tanaman pangan khususnya padi. Sementara di daerah pantai cukup potensial untuk budidaya ikan dan hasil laut lainnya seperti rumput laut.

Sama halnya dengan kondisi iklim di Indonesia, Kota Pasuruan memiliki iklim tropis basah yang dipengaruhi oleh angin monsun barat dan monsun timur. Dari bulan November hingga Mei, angin bertiup dari arah Utara Barat Laut dengan membawa banyak uap air yang menyebabkan musim penghujan. Sedangkan dari bulan Juni hingga Oktober, angin kering yang bertiup dari Selatan Tenggara dengan membawa sedikit uap air yang menyebabkan musim kemarau.

2.1.1.2. Potensi Pengembangan Wilayah

Potensi obyek dan daya tarik wisata di Kota Pasuruan merupakan salah satu unggulan. Objek wisata yang dimiliki Kota Pasuruan terdiri dari beragam jenis wisata, mulai wisata alam sampai dengan wisata budaya, antara lain: Wisata Sejarah, Religi dan Cagar Budaya.

Pasuruan sebagai kota bandar kuno mempunyai banyak bangunan bersejarah yang potensial dikembangkan menjadi obyek wisata. Bangunan-bangunan bernilai sejarah yang hingga kini tetap lestari dan kebanyakan masih dalam bentuk aslinya sebagian besar adalah peninggalan pemerintah Belanda. Gedung Harmoni yang terletak di Jalan Pahlawan adalah salah satunya.

Selain potensi bangunan-bangunan kuno yang bernilai sejarah, Kota Pasuruan juga kaya akan wisata religius. Banyaknya daerah wisata bernuansa religius ini tidak lepas dari keberadaan Kota Pasuruan sebagai kota yang bermasyarakat religi. Makam K. H. Abdul Hamid yang berada satu komplek dengan Masjid Al Anwar selama ini menjadi salah satu obyek wisata andalan yang dimiliki Kota Pasuruan. Makam ini hampir setiap harinya selalu dikunjungi para wisatawan lokal, baik dari daerah Jawa Timur maupun yang berasal dari daerah-daerah lain. Makam Mbah Slagah yang letaknya tidak terlalu jauh dari makam K. H. Abdul Hamid juga menjadi salah satu daerah obyek wisata religius

(23)

Potensi menarik lainnya yang dimiliki Kota Pasuruan, adalah pelabuhan tradisional yang menjadi tempat berlabuh kapal-kapal pengangkut barang, seperti kayu dan sembako, baik dari maupun yang datang ke Kota Pasuruan. Pada saat-saat tertentu, seperti memperingati Hari Jadi Kota Pasuruan dan mensyukuri hasil tangkapan laut yang selama ini telah diperoleh, rutin dilaksanakan “Pesta Petik Laut” pada bulan Februari. Selain itu Pemerintah Kota Pasuruan rutin menyelenggarakan “Pasar Pesisir” sebagai salah satu bentuk kegiatan untuk mendukung perekonomian masyarakat di daerah pesisir dan mendukung prioritas tema pembangunan di Kota Pasuruan.

Selain potensi dan daya tarik wisatanya, sesuai dengan Undang-Undang Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang (UUPR) dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 17 / PRT / M / 2009 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota, maka Peraturan Daerah Kota Pasuruan tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Pasuruan mengamanatkan pembagian yang proporsional antara kawasan lindung dan kawasan budidaya. Perencanaan pola ruang terbagi menjadi rencana kawasan lindung dan rencana kawasan budidaya. Rencana kawasan lindung di Kota Pasuruan meliputi kawasan pelestarian alam, kawasan perlindungan setempat, kawasan cagar budaya dan kawasan rawan bencana. Kawasan budidaya di Kota Pasuruan terbagi menjadi kawasan permukiman, perdagangan dan jasa, industri, perkantoran, pariwisata, pesisir, pertanian, peruntukan pelayanan umum, dan peruntukan sektor informal.

Kota Pasuruan memiliki beberapa kawasan yang dapat dikembangkan sebagai kawasan strategis di Kota Pasuruan meliputi:

1. Kawasan strategis berdasarkan kawasan strategis provinsi meliputi pengembangan jalan tol Gempol-Rejoso yang melewati Kelurahan Sekargadung, Tembokrejo, Wirogunan dan Pohjentrek dengan akses

interchange

di Kelurahan Pohjentrek.

2. Kawasan strategis berdasarkan aspek ekonomi dan pengembangannya yang meliputi: kawasan perdagangan dan jasa serta kawasan industri, yaitu daerah sekitar Bukir sebagai kawasan industri dan daerah sekitar pusat kota sebagai kawasan perdagangan dan jasa.

(24)

3. Kawasan strategis berdasarkan aspek lingkungan meliputi kawasan pelestarian alam, sempadan pantai, kawasan bakau dan sempadan sungai.

4. Kawasan strategis berdasarkan aspek sosial budaya meliputi kawasan cagar budaya, kawasan perkantoran dan pendidikan.

2.1.1.3. Wilayah Rawan Bencana

Mengingat kondisi kemiringan permukaan tanah dan ketinggian dari permukaan laut yang dimiliki, maka keberadaan sungai di Kota Pasuruan disamping menguntungkan juga merugikan karena pada musim penghujan rawan banjir terutama di sekitar aliran sungai. Hal ini disebabkan karena di daerah tersebut terdapat bagian yang agak cekung, sehingga menghambat pembuangan air ke laut.

Gambar 2.2

Peta Kawasan Rawan Bencana Kota Pasuruan

(25)

jalur sungai-sungai besar (warna biru), yaitu: Sungai Welang, Sungai Petung dan Sungai Gembong.

2.1.1.4. Demografi

Jumlah penduduk Kota Pasuruan pada tahun 2013 tercatat sebanyak 208.322 jiwa, yang terdiri dari 104.172 jiwa penduduk laki-laki dan 104.150 jiwa penduduk perempuan dengan angka kenaikan 10,09 persen dibanding tahun sebelumnya. Dari jumlah penduduk tersebut, maka kepadatan penduduk untuk wilayah Kota Pasuruan adalah 5.903 jiwa per km2. Adapun sebaran

penduduk berdasarkan kecamatan/kelurahan, jenis kelamin dan rasio jenis kelamin dapat disajikan sebagaimana pada tabel 2.2.

Tabel 2.2

Penduduk Akhir tahun Berdasarkan Kecamatan/Kelurahan, Jenis kelamin dan Rasio Jenis Kelamin

2013

No. Kecamatan/Kelurahan Laki-Laki Perempuan Jumlah Rasio Jenis Kelamin 010. Gadingrejo 23.138 22.554 45.682 102,54 020. Purworejo 29.180 29.048 58.228 100,45 030. Bugulkidul 15.351 15.463 30.814 99,27 040. Panggungrejo 36.513 37.085 73.598 98,45 Jumlah Total 104.172 104.150 208.322 100,02

Sumber: Dispendukcapil Kota Pasuruan, 2014

Data pada tabel 2.2 menunjukkan bahwa persebaran penduduk relatif memusat di Kecamatan Panggungrejo sebesar 73.598 jiwa atau 35,33%. Hal ini dikarenakan sebagian besar wilayah Kecamatan Purworejo yang sebelumnya merupakan daerah dengan jumlah penduduk terbanyak di Kota Pasuruan, masuk ke dalam wilayah Kecamatan Panggungrejo setelah dilaksanakannya pemekaran. Kemudian diikuti oleh Kecamatan Purworejo sebesar 58.228 jiwa atau 27,95%, Kecamatan Bugul Kidul sebesar 30.814 jiwa atau 14,79% dan Kecamatan Gadingrejo sebesar 45.682 jiwa atau 21,93%.

(26)

2.1.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat

Kinerja pembangunan pada aspek kesejahteraan masyarakat merupakan gambaran dan hasil dari pelaksanaan pembangunan selama periode tertentu terhadap kondisi kesejahteraan masyarakat yang mencakup kesejahteraan dan pemerataan ekonomi, kesejahteraan sosial, seni budaya dan olahraga.

2.1.2.1. Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi

Kota Pasuruan terletak di jalur utama yang menghubungkan pusat perekonomian Jawa Timur di Kota Surabaya dengan Bali sebagai pusat budaya dan pariwisata dengan melalui jalur industri di Kota dan Kabupaten Probolinggo dan kota maupun kabupaten lain di sekitarnya di wilayah Jawa Timur. Hal ini menjadikan Kota Pasuruan sebagai salah satu wilayah yang penting dalam konstelasi perekonomian Jawa Timur.

Kegiatan perekonomian di Kota Pasuruan didukung oleh beberapa sektor, diantaranya perdagangan, angkutan dan komunikasi, industri, pertanian, jasa, dan lain sebagainya. Posisinya yang berada pada jalur strategis, menyebabkan sektor perdagangan berkembang pesat dan didukung oleh sektor industri yang berkesinambungan.

Sampai dengan saat ini, Pemerintah Kota mengelola 6 pasar tradisional, yang terbagi atas: 1) 5 pasar umum, yakni pasar yang memperjualbelikan sembilan bahan pokok, meliputi: Pasar Besar, Pasar Kebonagung, Pasar Gadingrejo, Pasar Karangketug, serta Pasar Poncol; dan 1 pasar komoditas, yang khusus memperjualbelikan komoditas mebel, yakni Pasar Bukir.

Pada gambar 2.3 dapat dilihat banyaknya pedagang (orang) pasar di Kota Pasuruan yang mengalami fluktuasi dan mengalami peningkatan sebelum mengalami penurunan pada satu tahun terakhir. Sepanjang tahun 2008-2013, banyaknya pedagang mencapai angka tertinggi pada tahun 2011 sebesar 4.092 pedagang sebelum akhirnya mengalami penurunan dan sedikit meningkat pada tahun 2013 menjadi 2.987 pedagang.

(27)

Gambar 2.3

Banyaknya Pedagang (Orang) Pasar di Kota Pasuruan Tahun 2008 - 2013

Berdasarkan jumlah pedagang yang menempati ruko, los, kios dan non kios, maka diketahui tingkat hunian pasar. Dengan kapasitas yang tidak berubah, maka fluktuasi jumlah pedagang juga mengakibatkan fluktuasi tingkat hunian pasar, dari 67% pada tahun 2011 menjadi 58% pada tahun 2013.

Kondisi ini patut menjadi perhatian

stakeholders

pembangunan ekonomi, mengingat kinerja sektor perdagangan memiliki peran penting dalam struktur ekonomi yang bertipe sekunder-tersier. Penurunan kinerja ini juga kontradiktif dengan upaya Pemerintah Kota yang senantiasa meningkatkan kelayakan sarana-prasarana pasar dan menjadikan sektor perdagangan sebagai salah satu sektor dalam mempercepat pertumbuhan ekonomi Kota Pasuruan.

Sektor industri utama dari Kota Pasuruan adalah industri kimia agro dan hasil hutan, dalam hal ini industri yang menonjol adalah industri mebel. Usaha mebel banyak dijumpai di wilayah selatan Kota Pasuruan yang meliputi Kelurahan Bukir, Kelurahan Sebani, Kelurahan Krapyakrejo, Kelurahan Randusari, Kelurahan Gentong, Kelurahan Petahunan serta Kelurahan Karangketug. Disamping terkenal dengan produk mebel di wilayah selatan dan barat Kota Pasuruan, industri pengecoran logam banyak dijumpai di wilayah utara Kota Pasuruan, yang meliputi Kelurahan Mayangan dan Kelurahan Trajeng. Berbagai produksi industri pengecoran logam antara lain cetakan kue, miniatur sepeda (sebagai hiasan/sovenir), spare part dan aksesoris sepeda motor dan mobil, mata cangkul, sabit, dan lain-lain.

2.576 2.983 3.773 4.092 2.660 2.987 500 1.000 1.500 2.000 2.500 3.000 3.500 4.000 4.500 2008 2009 2010 2011 2012 2013

(28)

Pada tabel 2.3 di bawah ini dapat kita lihat banyaknya industri formal dan non formal berdasarkan jenis industrinya di Kota Pasuruan. Dari dua jenis industri yang ada, mayoritas bergerak pada sektor non formal. Berturut-turut industri kimia agro dan hasil hutan (IKAH) dan industri logam mesin elektronika dan aneka (ILMEA) pada tahun 2013 sebanyak 1.847 jenis dan 2.735 jenis dari 4.582 jenis total keseluruhan industri yang ada di Kota Pasuruan, baik Industri Formal maupun Industri Non Formal. Hal ini menunjukkan industri pada sektor formal perlu mendapat perhatian khusus dari pemerintah sehingga nilainya meningkat.

Tabel 2.3

Banyaknya Industri Formal dan Non Formal Menurut Jenis Industri Tahun 2013

No. Jenis Industri Formal Non Formal Jumlah

1. Industri Kimia Agro dan Hasil Hutan (IKAH) 530 1.847 2.377

2. Industri Logam Mesin Elektronika dan Aneka (ILMEA)

757 2.735 3.492

Kota Pasuruan 745 1.287 4.582

Sumber: Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kota Pasuruan, 2014

Secara regional, Kota Pasuruan diharapkan dapat menjadi penghubung antara produsen dan pasar produk industri kecil dan kerajinan yang berasal dari Kota Pasuruan sendiri maupun industri kecil dan kerajinan yang berasal dari Kabupaten Pasuruan dan wilayah lain di sekitarnya. Sehingga dapat meningkatkan dan memajukan industri yang ada dan pada akhirnya juga akan berdampak pada meningkatnya pertumbuhan ekonomi yang ada di Kota Pasuruan.

Tabel 2.4

Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (Rp.milyar) Tahun 2010-2013 Kota Pasuruan

No. Sektor 2010 2011 2012 2013

(Rp) % (Rp) % (Rp) % Rp %

1 Pertanian 103,818 3,92 110,29 3,71 117,056 3,47 117.321 3,46

(29)

No. Sektor 2010 2011 2012 2013

(Rp) % (Rp) % (Rp) % Rp %

4 Listrik, Gas dan Air Bersih 59,353 2,24 64,517 2,17 70,710 2,10 71.734 2,11

5 Konstruksi 211,443 7,99 237,961 8,01 268,639 7,97 269.564 7,98

6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 955,423 36,11 1.107,40 37,27 1.279,961 37,95 1.280.321 37,91

7 Pengangkutan dan

Komunikasi 334,076 12,63 373,912 12,58 424,603 12,59 425.876 12,60 8 Keuangan Sewa dan Jasa

Perusahaan 216,905 8,20 237,523 7,99 266,160 7,89 267.230 7,91

9 Jasa-Jasa 311,188 11,76 342,469 11,53 384,678 11,41 388.678 11,23

PDRB 2.645,51 100 2.971,34 100 3 .372,43 100 3.964.07 100

Sumber: BPS Kota Pasuruan, 2014

Tabel 2.5

Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Atas Dasar Harga Konstan (Rp.milyar) Tahun 2010-2013 Kota Pasuruan

No. Sektor 2010 2011 2012 2013

(Rp) % (Rp) % (Rp) % (Rp) %

1 Pertanian 45,019 4,03 45,701 3,85 46,731 3,70 47.321 3,65

2 Pertambangan dan Penggalian 1,454 0,13 1,435 0,12 1,420 0,11 1.421 0,10 3 Industri Pengolahan 184,262 16,49 193,549 16,30 202,449 16,02 209.675 16,01 4 Listrik, Gas dan Air Bersih 28,763 2,57 30,116 2,54 31,814 2,52 32.231 2,50

5 Konstruksi 81,508 7,30 87,893 7,40 94,596 7,48 99.342 7,53

6 Perdagangan, Hotel dan

Restoran 396,404 35,48 426,73 35,93 461,083 36,48 488.987 36,92 7 Pengangkutan dan Komunikasi 152,615 13,66 161,495 13,60 170,867 13,52 179.342 13,55 8 Keuangan Sewa dan Jasa

Perusahaan 95,167 8,52 101,091 8,51 107,680 8,52 113.765 8,53

9 Jasa-Jasa 132,115 11,82 139,576 11,75 147,335 11,66 154.267 11,62

PDRB 1.117,30 100 1.187,58 100 1.263,97 100 1.436,46 100

Sumber: BPS Kota Pasuruan, 2014

Perkembangan ekonomi Kota Pasuruan tercermin dari perkembangan angka PDRB ADHB dan PDRB ADHK seperti yang tercantum pada tabel 2.4 dan tabel 2.5 Selama lima tahun terakhir, pada PDRB ADHB menunjukkan peningkatan yang cukup besar. Hal ini selain diakibatkan oleh peningkatan produksi barang dan jasa juga dipengaruhi oleh faktor perubahan harga.

Perkembangan ekonomi Kota Pasuruan dari tahun ke tahun mengalami perubahan ke arah yang lebih baik. Hal ini ditandai dengan terus meningkatnya total PDRB Kota Pasuruan setiap tahunnya baik atas dasar harga berlaku maupun atas harga dasar konstan. Dalam lima tahun terakhir, PDRB Kota Pasuruan terus mengalami peningkatan.

(30)

Jika ditinjau atas dasar harga berlaku, nilai PDRB tahun 2011 mencapai 2,97 triliun rupiah dan mengalami peningkatan menjadi 3,96 triliun rupiah pada tahun 2013, atau sebesar 13,79 persen. Naiknya nilai total PDRB atas dasar harga berlaku selain disebabkan oleh naiknya nilai produksi di beberapa sektor ekonomi juga tidak terlepas dari naiknya harga barang-barang dan jasa.

Sama halnya dengan atas dasar harga konstan, nilai PDRB tahun 2011 mengalami peningkatan dari 1,18 triliun rupiah menjadi 1,43 triliun rupiah atau meningkat sebesar 6,84 persen. Kenaikan nilai PDRB ini murni disebabkan oleh meningkatnya nilai produksi di beberapa sektor ekonomi dan sudah terlepas dari pengaruh faktor perubahan harga yang terjadi di tiap-tiap tahun.

Secara umum, kenakan nilai PDRB selama lima tahun terakhir diharapkan mampu memberikan gambaran peningkatan kondisi perekonomian masyarakat yang adil dan merata, khususnya masyarakat di Kota Pasuruan. Kondisi ini juga menunjukkan bahwa kebijakan yang diambil oleh pemerintah Kota Pasuruan mulai menunjukkan hasil yang berarti.

Gambar 2.4

Laju Pertumbuhan Ekonomi Kota Pasuruan Tahun 2009-2013

Sumber: BPS Kota Pasuruan

Pertumbuhan ekonomi Kota Pasuruan selama kurun waktu tahun 2009-2013 terus mengalami kenaikan dari tahun ke tahun Peningkatan angka pertumbuhan ekonomi yang cukup signifikan ini memberikan dampak yang baik bagi perkembangan sektor perekonomian di Kota Pasuruan. Berturut-turut dari tahun 2010 angka pertumbuhan meningkat dari 5,66 menjadi 6,29% pada

5,03% 5,66% 6,29% 6,43% 6,59% 0,00% 1,00% 2,00% 3,00% 4,00% 5,00% 6,00% 7,00% 2009 2010 2011 2012 2013

(31)

tahun 2013 mencapai angka 6,59%, hal ini disebabkan oleh upaya peningkatan UMKM yang merupakan salah satu sektor utama dalam perekonomian di Kota Pasuruan. Akibatnya, meski tidak sedikit UMKM yang gulung tikar akibat kelesuan pasar komoditas utama, namun cukup banyak pula yang berhasil eksis dan berkembang di tengah kelesuan pasar.

2.1.2.2 . Fokus Kesejahteraan Sosial a. Pendidikan

Pendidikan bermutu merupakan salah satu hakikat pembangunan sebuah bangsa, termasuk di dalamnya pembangunan di lingkup kabupaten/kota. Pendidikan bermutu dapat melahirkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dan berdaya saing sebagai salah satu

input

dari proses pembangunan. Tanpa pendidikan yang bermutu tidak mungkin pembangunan dapat terwujud dengan baik.

Titik berat dari pembangunan di bidang pendidikan antara lain: upaya peningkatan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana pendidikan, peningkatan partisipasi anak usia sekolah, pengembangan pendidikan luar sekolah (PLS), pengembangan sekolah alternatif, serta peningkatan kualitas dan pemerataan tenaga pendidik.

Tabel 2.7

Perkembangan Pendidikan di Kota Pasuruan Tahun 2009-2013 No. Uraian Satuan 2009 2010 2011 2012 2013

1 Angka Buta Huruf Persen 3,93 3,93 0 1,31 1,02

2 Rata-rata Lama Sekolah (RLS) Tahun 8,80 8,69 8,74 12,08 12,09

3 Indeks Pendidikan Indeks 84,08 - - - -

4 Angka Partisipasi Kasar (APK)

PAUD Persen 88,70 78,77 44,03 45,94 47,45

SD/MI Persen 125,93 125,95 125,97 125,98 125,99

SLTP/MTs Persen 97,81 97,86 97,88 97,91 97,99

SLTA/MA Persen 98,00 98,09 98,11 98,26 98,32

5 Angka Partisipasi Murni

PAUD Persen 79,00 70,87 - - -

SD/MI Persen 111,67 112,64 114,35 109,69 109,72

SLTP/MTs Persen 68,74 67,53 69,30 69,76 69,78

SLTA/MA Persen 62,33 61,51 69,26 67,51 67,67

6 Angka Putus Sekolah

(32)

No. Uraian Satuan 2009 2010 2011 2012 2013

SMP Persen 0,12 0,24 0,23 0,52 0,46

SMA Persen 1,04 2,26 1,54 1,22 1,16

Sumber: Dinas Pendidikan Kota Pasuruan, 2014

Berdasarkan data pada tabel 2.7 diatas, secara umum perkembangan kinerja pendidikan menunjukkan kondisi yang cukup prospektif. Namun ada satu hal yang perlu diperhatikan, yaitu Angka Partisipasi Kasar (APK) tingkat SD yang mencapai angka lebih dari 100. Capaian ini menunjukkan bahwa sekolah-sekolah dasar di Kota Pasuruan tidak hanya menerima anak usia SD yang berasal dari Kota Pasuruan, tetapi juga dari luar Kota Pasuruan, yaitu Kabupaten Pasuruan dan sekitarnya. Kondisi ini patut untuk diperhatikan, mengingat belum seluruh anak usia 7-12 tahun di Kota Pasuruan telah mengenyam pendidikan SD.

b. Kesehatan

Sebagaimana halnya dengan pembangunan pendidikan, pembangunan di bidang kesehatan juga memiliki peran yang penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pembangunan kesehatan Kota Pasuruan secara umum menunjukkan hasil yang terus meningkat. Hal ini dapat dilihat dari capaian kerja indikator utama pembangunan kesehatan Kota Pasuruan Tahun 2009-2013, sebagaimana tersaji dalam tabel 2.8.

Tabel 2.8

Perkembangan Kesehatan di Kota Pasuruan Tahun 2009-2013

No. Uraian Satuan 2008 2009 2010 2011 2012 2013 1. Angka Harapan

Hidup (AHH) Tahun 66,95 66,70 66,37 66,41 - - 2. Angka Kematian Bayi (AKB) /1.000 bayi lahir hidup 6,91 6,13 6,71 6,47 9,38 8,98 3. Angka Kematian Ibu (AKI) /1.000 bayi lahir hidup 0,83 0,84 0,559 0,563 0,800 0,780 4. Prosentase KEP (kekurangan energi protein) pada balita Persentase 13,03 12,38 10,73 8,49 8,21 8,13

Sumber: Dinas Kesehatan Kota Pasuruan 2014

(33)

Dari data pada tabel 2.8 diatas, hal yang perlu mendapat perhatian khusus adalah angka kematian bayi dan angka kematian ibu. Kedua angka ini terus mengalami fluktuasi, hingga pada puncaknya tahun 2012 mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Peningkatan angka kematian bayi disebabkan oleh masalah yang terjadi pada bayi baru lahir/neonatal (umur 0-28 hari). Masalah neonatal ini meliputi asfiksia (kesulitan bernafas saat lahir), Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR), infeksi, diare dan penumonia. Sementara itu, peningkatan angka kematian ibu dapat disebabkan oleh komplikasi pada kehamilan, persalinan, dan nifas yang tidak tertangani dengan baik dan tepat waktu. Sementara itu prosentase kekurangan energi protein pada balita mengalami penurunan. Hal ini menunjukkan kebutuhan energi protein pada balita mulai mendapat perhatian dan penanganan khusus dari pemerintah.

c. Ketenagakerjaan dan Kemiskinan

Tenaga kerja memiliki peran penting dalam menunjang perekonomian daerah sebagai salah satu faktor produksi. Oleh karena itu Pemerintah kota memiliki komitmen tinggi dalam pembangunan bidang ketenagakerjaan yang antara lain, kinerjanya tercermin dalam Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK), Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) dan Tingkat Kesempatan Kerja (TKK); sebagaimana tersaji dalam tabel 2.9.

Tabel 2.9

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK), Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) dan Tingkat Kesempatan Kerja (TKK) Kota Pasuruan Tahun 2009–2013

Tahun TPAK (%) TPT (%) TKK (%) 2009 66,78 7,57 92,43 2010 63,29 7,23 92,77 2011 68,72 4,92 95,08 2012 67,97 4,34 95,66 2013 69,01 4,23 95,52

Sumber: Inkesra Kota Pasuruan Tahun 2014

TPAK Kota Pasuruan menunjukkan perkembangan yang positif pada tahun 2013, dengan mengalami kenaikan angka dari 51,77% pada tahun 2011 menjadi 69,01% pada tahun 2013. TPT yang mengalami penurunan dari 4,92%

(34)

pada tahun 2011 menjadi 4,23% pada tahun 2013 dan penurunan angka TKK dari 95,08% pada tahun 2011 menjadi 95,52% pada tahun 2013.

Perkembangan indikator bidang ketenagakerjaan yang kontradiktif ini perlu mendapat analisa dan penanganan khusus dari Pemerintah Kota Pasuruan, mengingat Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) merupakan salah satu indikator yang mengalami perubahan yang cukup drastis.

Sesuai dengan tema yang diambil Pemerintah Kota Pasuruan dalam RKPD tahun 2015 ini, Pemerintah Kota Pasuruan dalam hal ini Dinas Koperasi, Perindustrian Dan Perdagangan sebagai salah satu instansi yang berperan penting dalam menggalakkan perekonomian di Kota Pasuruan, melakukan analisis terhadap sektor perindustrian dan perdagangan mengenai bentuk usaha dan industri apa saja yang dapat berkembang dengan baik dan belum memiliki cukup banyak peminat di Kota Pasuruan. Bentuk usaha dan industri tersebut dikembangkan dan dilakukan pelatihan khusus sehingga masyarakat Kota Pasuruan yang memiliki potensi di bidang ini mampu membuka lapangan kerja baru sehingga secara tidak langsung upaya ini mampu meningkatkan Tingkat Kesempatan Kerja (TKK) di Kota Pasuruan.

(35)

d. Sosial

Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk Kota Pasuruan, maka kompleksitas dan kuantitas penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) juga turut meningkat sejalan perkembangan perubahan sosial masyarakat. Penanganan PMKS, jika tidak dilakukan secara tepat akan berakibat pada kesenjangan sosial yang semakin meluas, dan berdampak pada melemahnya ketahanan sosial masyarakat, serta dapat mendorong terjadinya konflik sosial.

Pemerintah Kota Pasuruan telah melaksanakan program peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui beberapa kegiatan pembinaan, pengembangan dan penyantunan. Kegiatan tersebut berupa upaya-upaya pengentasan masyarakat Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) dan Keluarga Pra Sejahtera (Pra KS), pada tahun 2012 jumlah PMKS masih menunjukkan kecenderungan meningkat terutama pada keluarga yang rentan secara ekonomi, keluarga yang berumah tidak layak huni dan keluarga Pra Sejahtera dan Sejahtera I. Capaian kinerja Urusan Sosial Kota Pasuruan dapat dilihat pada Tabel 2.10.

Tabel 2.10

Capaian Kinerja Urusan Sosial Kota Pasuruan Tahun 2009-2013

No. Uraian Capaian

2009 2010 2011 2012 2013

1 Rasio PMKS Tertangani dengan Jumlah

PMS (%) 5,15 4,67 5,135 5,35 5,67

2 Rasio Jumlah Unit Rumah yang Dibantu Perbaikannya dengan Jumlah Rumah Tak Layak Huni (%)

8,33 5,55 15,68 15,71 15,89 Sumber: Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Pasuruan, 2014

Pada tabel 2.10 diatas, capaian kinerja urusan sosial Kota Pasuruan cenderung mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Rasio PMKS tertangani dengan jumlah PMS misalnya, mengalami penurunan dari 5,15% pada tahun 2009 menjadi 4,67% pada tahun 2010. Namun, pada tahun 2011 mengalami kenaikan kembali menjadi 5,135%. Peningkatan rasio PMKS kembali terjadi pada tahun 2013 menjadi 5,67%.

Sementara itu hal yang sama juga terjadi pada rasio jumlah unit rumah yang dibantu perbaikannya dengan jumlah rumah tak layak huni yang

(36)

menurun dari 8,33% pada tahun 2009 menjadi 5,55% pada tahun 2010 dan kembali mengalami kenaikan pada tahun 2013 menjadi 15,89%. Hal ini menunjukkan upaya pemerintah dalam menanggulangi kemiskinan mulai mengalami perkembangan yang positif dari tahun ke tahun.

Perkembangan sosial yang ada tidak sejalan dengan kebutuhan akan sarana sosial keagamaan yang belum mengalami peningkatan. Pada tahun 2013, tempat peribadatan di Kota Pasuruan terdiri dari 99 buah masjid, 735 buah langgar/musholla, 10 buah gereja dan 1 buah vihara. Pada tahun 2013 banyaknya tempat peribadatan di Kota Pasuruan tidak mengalami perubahan yang cukup signifikan.

Pada umumnya, semua program kesejahteraan sosial di Kota Pasuruan memiliki tujuan akhir yang sama, yaitu menjamin standar hidup yang memadai bagi semua anggota masyarakat dan mengatasi masalah kesejahteraan sosial. Beberapa kategori penyandang masalah sosial di antaranya adalah pengemis, gelandangan, anak jalanan, tuna susila, kekerasan pada anak, kekerasan dalam rumah tangga (KDRT),

trafficking

pada anak dan perempuan dan lain sebagainya.

Pemerintah telah melakukan berbagai upaya pemberdayaan, pelayanan, rehabilitasi dan perlindungan sosial bagi masyarakat rentan, termasuk bagi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS). Namun, jumlah penyandang masalah kesejahteraan sosial ini tidak semakin berkurang.

Menurut kriteria BPS Jawa Timur garis kemiskinan Kota Pasuruan adalah Rp.175.427,- per bulan per kapita dan merupakan persentase urutan ke 10 terbesar di Jawa Timur. Artinya, dengan garis kemiskinan yang relatif rendah tersebut masih banyak di antara masyarakat Kota Pasuruan yang belum sejahtera sehingga diperlukan upaya yang lebih intensif dan berkelanjutan untuk pengentasannya.

Salah satu cara penanggulangan kemiskinan dan pengangguran di Kota Pasuruan adalah dengan melaksanakan program transmigrasi, yang dilaksanakan secara mandiri. Dalam hal ini Pemerintah kota hanya menjadi fasilitator dalam penempatan transmigran tersebut. Jumlah transmigran yang

(37)

lipat dari tahun sebelumnya. Dari tahun 2009-2010 jumlah transmigran yang diberangkatkan cenderung konstan, berjumlah 10 kepala keluarga. Pada tahun 2011 jumlahnya mengalami peningkatan menjadi 15 kepala keluarga. Sementara itu pada tahun 2012 dan 2013 angka transmigran konstan menjadi 30 kepala keluarga. Berikut ini tabel 2.11 yang menyajikan jumlah transmigran yang diberangkatkan pada tahun 2008-2012.

Tabel 2.11

Capaian Kinerja Urusan Transmigrasi Kota Pasuruan Tahun 2009–2013

No. Uraian Capaian

2009 2010 2011 2012 2013

1 Jumlah Transmigran yang

Diberangkatkan (KK) 10 10 15 30 30

Sumber: Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Pasuruan, 2014

2.1.2.3. Fokus Seni Budaya dan Olahraga

Masyarakat Kota Pasuruan merupakan masyarakat multi etnis, bagian dari masyarakat Jawa Timur terdiri dari Jawa dan Madura. Hal ini memberikan dampak terhadap perkembangan kesenian dan kebudayaan di Kota Pasuruan, namun mampu menghargai nilai-nilai adat dan budaya masing-masing serta terbuka terhadap nilai-nilai positif yang datang dari luar. Kehidupan mereka relatif rukun dan damai sebagai suatu kesatuan warga masyarakat.

Sementara itu, Pemerintah Kota Pasuruan mempunyai komitmen yang cukup tinggi terhadap budaya dan kesenian. Salah satu perwujudannnya, Pemerintah Kota Pasuruan melalui sanggar seni tari mengikuti lomba-lomba dan kompetisi budaya baik di tingkat propinsi maupun di tingkat nasional dalam menunjukkan kondisi yang sangat kondusif bagi pelaksanaan pembangunan di bidang kebudayaan.

Kentalnya nuansa islam di Kota Pasuruan sedikit banyak membawa pengaruh pada perkembangan seni dan budaya. Diantara pertunjukan seni yang tumbuh subur di tengah masyarakat adalah Hadrah. Hampir di setiap kelurahan dapat dengan mudah dijumpai kelompok masyarakat penggiat kesenian bernuansa islam ini. Kesenian ini juga selalu ditampilkan sebagai salah satu hiburan pada acara-acara pemerintahan.

(38)

Selain Hadrah, kesenian lesung merupakan salah satu kesenian masyarakat Kota Pasuruan yang sedang giat digalakkan oleh pemerintah. Lomba lesung ini menjadi agenda rutin pemerintah pada setiap peringatan Hari Jadi Kota Pasuruan pada bulan Februari, sebab kesenian ini merupakan salah satu kesenian turun temurun yang sesuai dengan hakikat masyarakat Kota Pasuruan sebagai bagian dari negara agraris.

Beberapa bentuk kesenian daerah lain yang ada di Kota Pasuruan dan mampu dipertahankan kelestariannya diantaranya adalah: seni tari (Tari Terbang Bandung) yang berpusat di Kelurahan Wirogunan; seni musik atau seni suara (Kote’an Lesung) yang berpusat di desa Blandongan; seni drama atau theater (Teater Terbang bandung) yang juga berpusat di Kelurahan Wirogunan; tari kreasi baru (Yudha Manggala, Merak Abyor, Kencring Wirasari, Egol Kenes, Krida Siwi Suropati, Paksi Kepodang, Keprok Egrang, Terbang Pasuruan, Terbangan Suropati, Wirnini, Tong-Tong Temor, Wirasari, Terbangan Suropati, Paraben Paseser, Dhejung Agoyang, Paraben Leter, Kembang Dhes’a); Barongsai (Liang-Liong); Seni Hadrah dan Albanjari; Japin; dan Pencak Silat.

Keberadaan kesenian daerah di atas sangat bergantung kepada kebijakan dan upaya pemerintah daerah dalam mengembangkan dan meningkatkan potensi kesenian daerah. Beberapa bentuk pengembangan dan peningkatan potensi kesenian dan budaya Kota Pasuruan tersebut yang dilakukan oleh Pemerintah daerah diantaranya adalah: Citra Peduli Budaya, yang diselenggarakan dalam rangka ulang tahun Sanggar Seni Dhrama Budaya; Pesta Petik Laut di Selat Madura; Pagelaran Seni Budaya Pesisir yang menampilkan Pameran Lukisan dan Mading; Festival Pasoeroean Djaman Bijen; Festival Padang Bulan dan Festival Lomba Tari Terbang Bandung. Penyelenggaraan kegiatan tersebut tidak hanya difokuskan pada peran dan partisipasi masyarakat, tetapi juga difokuskan pada peran dan partisipasi anak-anak usia sekolah dalam rangka pengenalan dan menumbuhkan kecintaan pada budaya daerah sejak dini.

Dalam proses pengembangan dan peningkatan kesenian dan budaya, Kota Pasuruan menghadapi masalah kualitas hidup dalam masyarakat.

(39)

kesehatan, pendidikan dan ekonomi. Derajat kesehatan tidak dapat dilihat dari satu sisi saja, tetapi merupakan gabungan dari berbagai indikator yang berkaitan satu sama lain. Demikian juga dengan pendidikan yang meskipun telah ditingkatkan baik dari segi kualitas dan kuantitas namun dengan biaya pendidikan yang semakin meningkat menyebabkan hal tersebut tidak mampu menyentuh segala lapisan masyarakat yang berakibat pada besarnya kesenjangan sosial dan kemiskinan serta kebijakan di bidang ekonomi yang dapat mengakibatkan semakin tidak terselesaikannya masalah pada bidang kesenian dan budaya tersebut.

Pembangunan kepemudaan dan keolahragaan merupakan mata rantai yang tak terpisahkan dari sasaran pembangunan manusia seutuhnya. Perkembangan organisasi kepemudaan di Kota Pasuruan meskipun belum mengalami peningkatan yang cukup signifikan, terus dilakukan pembinaan. Beberapa hambatan yang dihadapi yaitu pembinaan olahraga belum tertata secara sistematis antara olahraga pendidikan di lingkungan sekolah, olahraga rekreasi di lingkungan masyarakat, dan olahraga prestasi untuk kelompok atlet yang menjadi tulang punggung Kota Pasuruan dalam pentas kompetisi olahraga regional dan nasional; sehingga terkesan bahwa pembinaan olahraga cenderung eksklusif dan tidak berfondasi pada angka partisipasi masyarakat untuk berolahraga secara luas. Dalam kondisi seperti ini, ketersediaan ruang publik dan fasilitas olahraga tidak bertambah bahkan cenderung menurun, sehingga para pelajar dan masyarakat luas sebagian besar tidak terlayani secara baik untuk berolahraga.

Sementara itu, peran Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata sebagai instansi yang memiliki wewenang di bidangnya dalam mengembangkan potensi keolahragaan di Kota Pasuruan belum dilaksanakan secara optimal dan tepat sasaran. Penyediaan bantuan alat olahraga untuk masyarakat belum diimbangi oleh ketersedian sarana olahraga yang memadai, kurang terorganisirnya klub-klub olahraga yang berkembang di Kota Pasuruan. Untuk itu, langkah utama yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Pasuruan dalam hal ini, Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata adalah monitoring

(40)

dan evaluasi sarana Dan klub olahrga yang berkembang di Pasuruan untuk menentukan arah perkembangan selanjutnya.

Di bidang olahraga, Kota Pasuruan telah memiliki sarana olahraga utama berupa Gedung Olah Raga Untung Suropati dan Stadion Untung Suropati, selain sarana olah raga yang dikelola oleh pemerintah maupun masyarakat dengan sebaran yang cukup merata di seluruh wilayah Kota Pasuruan. Seperti yang telah diketahui bahwa Kota Pasuruan hanya memiliki lapangan sepakbola sebanyak 1 buah sesuai dengan standar nasional, namun lapangan sepakbola yang tidak sesuai standar berada di 24 kelurahan. Data fasilitas olahraga dan kelompok olahraga yang ada di Kota Pasuruan dapat dilihat pada tabel berikut ini.

(41)

Tabel 2.12

Fasilitas Olahraga di Kota Pasuruan

No. Fasilitas Jumlah (Lokasi Kelurahan)

1. Lapangan Bola Voli 105

2. Lapangan Bulu Tangkis 68

3. Lapangan Bola Basket 38

4. Lapangan Tenis 9

5. Kolam Renang 9

Sumber: Dinas Pemuda, Olahraga dan Kebudayaan Kota Pasuruan Tahun 2014

Tabel 2.13

Kelompok Olahraga di Kota Pasuruan

No. Jenis Kegiatan Olahraga Jumlah (Lokasi Kelurahan)

1. Sepak Bola 20 2. Bola Voli 5 3. Bulu Tangkis 16 4. Bola Basket 5 5. Tenis - 6. Tenis Meja 3 7. Bela Diri 5 8. Renang 6

Sumber: Dinas Pemuda, Olahraga dan Kebudayaan Kota Pasuruan Tahun 2014

Di bidang pariwisata, dewasa ini Pemerintah Kota Pasuruan melakukan optimalisasi budaya yang ada di Kota Pasuruan, mengingat Kota Pasuruan tidak memiliki obyek pariwisata alami yang cukup memadai. Sehingga bentuk pariwisata yang ditawarkan oleh Pemerintah Kota Pasuruan adalah pariwisata budaya. Keberadaan Terminal Wisata Kota Pasuruan yang berada di daerah Kandangsapi merupakan salah satu daya tarik wisatawan lokal maupun luar daerah sebagai gerbang utama menuju obyek-obyek wisata budaya yang ada di Kota Pasuruan, yaitu Alun-alun Kota, Masjid Al Anwar, Makam K.H. Abdul Hamid, Pesisir, Makam Mbah Slagah dan lainnya.

(42)

2.1.3. Aspek Pelayanan Umum

2.1.3.1. Fokus Pelayanan Urusan Wajib a. Angka Partisipasi Sekolah

Pendidikan mempunyai peran yang penting bagi suatu bangsa dan merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan kecerdasan dan keterampilan manusia. Kualitas sumber daya manusia sangat tergantung pada pendidikan. Oleh karena itu, pemerintah terus berupaya menyelenggarakan pembangunan di bidang pendidikan dengan mengadakan berbagai program seperti program wajib belajar 9 tahun, pengadaan sekolah gratis, pembangunan dan perbaikan sarana prasarana pendidikan dan program-program lainnya. Dengan demikian, diharapkan jumlah penduduk buta huruf akan berkurang, sehingga tingkat pendidikan masyarakat menjadi lebih baik. Keadaan pendidikan penduduk secara umum dapat diketahui dari beberapa indikator antara lain angka partisipasi sekolah, tingkat pendidikan yang ditamatkan dan angka melek huruf.

Untuk mengetahui kondisi pendidikan dapat dilihat dari nilai Angka Partisipasi Sekolah (APS) yaitu perbandingan antara jumlah murid dengan jumlah penduduk usia sekolah. Pada tahun 2011 APS Kota Pasuruan tingkat SD sebesar 125,765; SMP sebesar 93,53%; dan SMA sebesar 73,89%. Sementara itu, pada tahun 2012 APS Kota Pasuruan tingkat SD menurun menjadi sebesar 115,71%; SMP meningkat menjadi 95,51%; dan SMA menurun menjadi sebesar 70,81% yang lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.14 berikut:

Tabel 2.14

Perkembangan Angka Partisipasi Sekolah (APS) Kota Pasuruan Tahun 2008-2013

NO Jenjang Pendidikan 2009 2010 2011 2012 2013

1 SD/MI

Jumlah murid usia 7-12 thn 21.581 21.677 19.882 19.471 19.321

APS SD/MI 98,77 124,38 125,76 115,71 117,21

2 SMP/MTs

Jumlah murid usia 13-15 thn 9.567 10.185 7.750 7.190 7.345

APS SMP/MTs 59,65 90,39 93,53 95,51 95,54

3 SMA/SMK/MAN

Jumlah murid usia 16-18 thn 10.329 10.713 8.784 8.250 8.321

(43)

Terkait dengan partisipasi pendidikan, tingkat partisipasi pendidikan masyarakat pada jenjang SMA yang rendah berkaitan erat dengan situasi dan kondisi sosial ekonomi masyarakat.

b. Rasio Ketersediaan Sekolah/Penduduk Usia Sekolah

Indikator tingkat ketersediaan sarana pendidikan dalam proses belajar mengajar adalah rasio murid dengan guru. Untuk lebih jelasnya rasio murid dengan guru tahun 2009 - 2012 dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.15

Ketersediaan Sekolah dan Penduduk Usia Sekolah Kota Pasuruan Tahun 2009-2012

NO Jenjang Pendidikan 2009 2010 2011 2012 2013 1 SD/MI

Jumlah Gedung Sekolah 84 84 84 84 84

Jumlah Penduduk Kelompok

Usia 7-12 tahun 18.426 17.427 17.344 19.200 19.123

Rasio 0,005 0,0048 0,0048 0,0043 0,0039

2 SMP/MTs

Jumlah Gedung Sekolah 31 31 34 35 35

Jumlah Penduduk Kelompok

Usia 13-15 tahun 9.407 11.267 11.184 11.503 11.675

Rasio 0,003 0,0027 0,003 0,003 0,003

3 SMA/SMK/MAN

Jumlah Gedung Sekolah 22 22 22 24 24

Jumlah Penduduk Kelompok

usia 16-18 tahun 14.707 13.797 12.683 12.220 12.143

Rasio 0.002 0,0015 0,0017 0,0019 0,0018

Sumber: Dinas Pendidikan Kota Pasuruan, 2014

Dari data pada tabel 2.15 di atas dapat diuraikan bahwa rasio ketersediaan sekolah dan jumlah penduduk untuk tingkat SD/MI adalah sebesar 0,0043 atau mengalami penurunan dari tahun sebelumnya; tingkat SMP/MTs sebesar 0,003 atau sama dengan tahun sebelumnya; dan tingkat SMA/SMK/MAN sebesar 0,0019 atau meningkat dari tahun sebelumnya.

(44)

c. Rasio Guru/Murid

Indikator tingkat ketersediaan tenaga pendidik dan jumlah anak didik dalam proses belajar mengajar adalah rasio murid dengan guru. Untuk lebih jelasnya rasio murid dengan guru tahun 2008-2012 dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.16

Jumlah Guru dan Murid Jenjang Pendidikan Dasar Kota Pasuruan Tahun 2009-2013 NO Jenjang Pendidikan 2009 2010 2011 2012 2013 1 SD/MI Jumlah Guru 1.335 1.346 1.329 1.262 1.267 Jumlah Murid 21.581 21.677 21.636 21.296 21.134 Rasio 16 16 16 17 16 2 SMP/MTs Jumlah Guru 768 786 782 779 765 Jumlah Murid 9.567 10.185 10.195 10.277 10.289 Rasio 13 13 13 13 13 3 SMA/SMK/MAN Jumlah Guru 810 843 846 852 861 Jumlah Murid 10.629 10.713 11.335 11.886 11.981 Rasio 14 13 13 14 13

Sumber: Dinas Pendidikan Kota Pasuruan, 2014

Dari data pada tabel 2.16 diatas dapat dilihat, rasio guru dengan murid untuk tingkat setara SD pada tahun 2013 adalah 1 : 17, tingkat setara SMP 1 : 13 dan tingkat setara SMA 1 : 14. Hal ini memberikan pengertian bahwa pada tingkat setara SD setiap satu guru mendidik 17 murid, tingkat setara SMP setiap satu guru mendidik 13 murid dan tingkat setara SMA setiap satu guru mendidik 14 murid. Berdasarkan ketetapan Kementrian Pendidikan, bahwa rasio standar atau ideal untuk tingkat setara SD adalah 1 : 25, SLTP 1 : 16 dan setera SLTA 1 : 13. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa rasio guru dan murid di Kota Pasuruan untuk tingkat setara SD dan tingkat setara SLTP telah memenuhi standar. Rasio guru dan murid tingkat SMA mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya yang seharusnya telah memenuhi standar ketetapan dari Kementrian Pendidikan.

Gambar

Tabel 2.1  Pembagian  Wilayah  Kota  Pasuruan  Berdasarkan
Tabel 3.2  Indikator Perekonomian  Indikator  Tahun  2009  2010  2011  2012  2013  Pertumbuhan Ekonomi  5,03  5,66  6,29  6,34  6,59  PDRB Perkapita  12.687.455  14.203.239  15.861.684  17.528.197  17.935.657   Sumber : Kota Pasuruan Dalam Angka, 2014 (BPS

Referensi

Dokumen terkait

71 Tahun 2013 tersebut berisi tentang bagaimana ketentuan umum program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) diatur pada pasal 1, penyelenggaraan pelayanan

Hal ini membuat banyak investor untuk memilah dan memilih perusahaan yang tepat sebagai pijakan investasi terutama pada BEI.Penelitian ini dilakukan untuk

bebe­ rapa hal, yaitu bertolak dan sesuai dengan ketentuan dalam Garis-garis Besar Haluan Negara, yang antara lain raenetap- kan bahwa perluadan dan pemerataan

Penerapan model kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran Pengenalan sifat – sifat komponen elektronika pasif dan aktif

Iman kepada malaikat berarti percaya bahwa malaikat adalah makhluk Allah yang patuh pada-Nya.. dan tidak

Me$asang spand% di depan apote dan plang na$a apote. Adanya dote" spesialis yang

Berdasarkan hasil uji koefisien Determinasi (R 2 ) dapat dijelaskan bahwa, besarnya pengaruh antara independen variabel yaitu, penggunaan peralatan navigasi elektronik (X1) dan