• Tidak ada hasil yang ditemukan

Arah Kebijakan Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur Wilayah

3.1.3. Arahan Wilayah Pengembangan Strategis

3.1.3.1. Arah Kebijakan Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur Wilayah

Untuk meningkatkan keterpaduan pembangunan infrastruktur wilayah bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat antar daerah, antar sektor dan antar tingkat pemerintahan, arah kebijakan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat adalah menterpadukan perencanaan, pemrograman dan penganggaran pembangunan infrastruktur wilayah bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat baik antarsektor, antarwilayah, antartingkat pemerintahan, maupun fungsi, lokasi, waktu, besaran serta anggaran; menterpadukan

pembangunan infrastruktur wilayah bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat dengan pengembangan berbagai kawasan strategis; serta menterpadukan pembangunan infrastruktur dengan pengembangan berbagai kawasan di dalam perkotaan/metropolitan sehingga menjadi kawasan yang hijau, cerdas dan berkelanjutan, serta memiliki keterkaitan dengan pengembangan kawasan perdesaan seperti agropolitan.

Pembangunan infrastruktur wilayah bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat diarahkan juga untuk mendukung kebijakan utama pembangunan wilayah nasional yaitu untuk mempercepat pengurangan kesenjangan pembangunan antarwilayah khususnya kesenjangan pembangunan antara Kawasan Barat Indonesia (KBI) dan Kawasan Timur Indonesia (KTI), sehingga diharapkan dapat mendorong transformasi dan akselerasi pembangunan wilayah KTI, yang meliputi Sulawesi, Kalimantan, Maluku, Nusa Tenggara dan Papua, dengan tetap menjaga momentum pertumbuhan di Wilayah Jawa-Bali dan Sumatera serta menjaga agar tidak ada kesenjangan baru pada daerah tertinggal.

Selaras dengan kebijakan pengembangan wilayah dalam RPJMN 2015-2019, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat akan mendukung melalui keterpaduan pembangunan infrastruktur wilayah bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat dengan mempertimbangkan sasaran utama dan sasaran pokok Nasional untuk :

1. Pengembangan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi sebagai penggerak utama pertumbuhan (engine of growth) dalam rangka percepatan dan perluasan pengembangan ekonomi di masing-masing pulau dengan memanfaatkan potensi dan keunggulan daerah terutama untuk pengembangan pangan; energi; pariwisata dan industri agar dapat meningkatkan nilai tambah; kemaritiman (kelautan) dengan memanfaatkan sumber daya kelautan dan jasa maritim, yaitu peningkatan produksi perikanan;pengembangan energi dan mineral kelautan; pengembangan kawasan wisata bahari, industri maritim dan perkapalan,yang antara lain meliputi pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus, Kawasan Indusri, Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas, serta pusat-pusat pertumbuhan sebagai penggerak ekonomi daerah pinggiran lainnya. Namun karena keterbatasan dana pemerintah, maka tidak semua wilayah dapat dikembangkan pada saat yang bersamaan, dipilih pusat-pusat

pertumbuhan yang mempunyai komoditas prospektif (nilai tambah tinggi dan menciptakan kesempatan kerja tinggi), terutama yang berada di masing-masing koridor ekonomi serta pada pengembangan kawasan pesisir yang mempunyai sumber daya kelautan dan jasa maritim.

2. Pengembangan Kawasan Strategis Nasional, Kawasan Perkotaan dengan pembangunan Kawasan Perkotaan Metropolitan baru, peningkatan efisiensi pengelolaan Kawasan Perkotaan Metropolitan yang sudah ada saat ini, serta mewujudkan optimalisasi peran kota otonom berukuran sedang sebagai penyangga (buffer) urbanisasi, serta membangun kota baru publik yang mandiri dan terpadu sebagai sebagai pengendali (buffer) urbanisasi di terpadu di sekitar kota atau kawasan perkotaan, serta Kawasan Perdesaan dengan pembangunan desa dan kawasan perdesaan 3. Peningkatan keterkaitan pembangunan kota desa, dengan perkuatan pusat pertumbuhan sebagai Pusat Kegiatan Lokal (PKL) atau Pusat Kegiatan Wilayah (PKW).

4. Pengentasan daerah tertinggal dalam rangka mengurangi kesenjangan antar wilayah

5. Pengembangan Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) sebagai pusat pertumbuhan dikembangkan ekonomi kawasan perbatasan Negara yang dapat mendorong pengembangan kawasan sekitarnya dalam rangka mewujudkan kawasan perbatasan sebagai halaman depan negara yang berdaulat, berdaya saing, dan aman

6. Peningkatan implementasi pelaksanaan SPM di daerah

7. Pelaksanaan sinergitas perencanaan dan penganggaran kewenangan pusat dengan kewenangan daerah

8. Pelaksanaan koordinasi antara pusat dan daerah

9. Pengurangan indeks risiko bencana pada kabupaten/kota sasaran yang memiliki indeks risiko bencana tinggi, baik yang berfungsi sebagai PKN, KSN, PKW, KEK, Kawasan Industri maupun kawasan pusat pertumbuhan lainnya.

Keterpaduan pembangunan infrastruktur wilayah bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat yang perlu didukung oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat tersebut dibagi menurut wilayah Pulau/Kepulauan yang dikelompokkan ke dalam beberapa tipe wilayah pengembangan strategis yang di dalamnya melingkupi kawasan perkotaan, kawasan industri, dan kawasan maritim

berdasarkan terutama tema lokal, daya dukung dan daya tampung, lingkungan fisik terbangun, serta Nawacita dan RPJMN, yang secara umum sebagai berikut :

Gambar 3. 4 Wilayah Pengembangan Strategis

1. WPS Pusat Pertumbuhan Terpadu : Merak-Bakauheni-Bandar Lampung-Palembang-Tanjung Api-Api; Metro Medan-Tebing Tinggi-Dumai-Pekanbaru;Jakarta-Bandung-Cirebon-Semarang;Malang-Surabaya

Bangkalan; Yogyakarta-Solo-Semarang; Balikpapan-Samarinda-Maloy; Manado-Bitung-Amurang; Makassar-Pare Pare-Mamuju.

2. WPS Pertumbuhan Terpadu : Kemaritiman Ternate-Sofifi-Morotai; Ambon-Seram.

3. WPS Pusat Pertumbuhan Terpadu Kemaritiman : Batam-Bintan-Karimun; Jambi-Palembang-Bangka Belitung (Pangkal Pinang).

4. WPS Konektivitas Keseimbangan Pertumbuhan Terpadu : Jakarta Bogor-Ciawi-Sukabumi;Surabaya-Pasuruan-Banyuwangi.

5. WPS Konektivitas dan Pusat Pertumbuhan Wisata : Denpasar-Padang Bay 6. WPS Pusat Pertumbuhan Sedang Berkembang : Sibolga -

Padang-Bengkulu; Yogyakarta – Prigi – Blitar Malang; Banjarmasin – Batulicin -Palangkaraya; Ketapang – Pontianak – Singkawang - Sambas; Gorontalo-Bolaang Mongondow; Palu - Banggai; Sorong - Manokwari; Manokwari-Bintuni

7. WPS Pusat Pertumbuhan Sedang Berkembang dan Hinterland : Sabang-Banda Aceh - Langsa.

8. WPS Pusat Pertumbuhan Baru, Hinterlan dan Perbatasan : Jayapura-Merauke.

9. WPS Pertumbuhan Baru : Tanjung Lesung-Sukabumi-Pangandaran-Cilacap; Mamuju-Mammasa-Toraja-Kendari.

10. WPS Pertumbuhan Baru dan Perbatasan : Kupang-Atambua. 11. WPS Pusat Pertumbuhan Wisata dan hinterlan : Pulau Lombok. 12. WPS Pertumbuhan Terpadu Baru dan wisata : Labuan Bajo-Ende 13. WPS Pertumbuhan Wisata dan Hinterlan : Pulau Sumbawa 14. WPS Perbatasan : Temajuk-Sebatik

15. WPS Aksesabilitas Baru : Nabire-Enarotali-(Ilaga-Timika)-Wamena. 16. WPS Pulau Pulau Kecil Terluar

Dari seluruh wilayah pengembangan strategis tersebut secara umum dukungan masing-masing sektor di bawah Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat terhadap pengembangan wilayah, dapat diilustrasikan sebagai berikut : Infrastruktur SDA Mendukung Ketahanan Pangan, antara lain irigasi dan waduk di kawasan MIFFE – Papua, Penyediaan Air Baku di Perkotaan dan Kawasan Industri, Penanganan Banjir, Fungsional Jalan dan Jembatan untuk mencegah sedimentasi, erosi, banjir, ekonomi domestik berbasis peternakan, antara lain di Kebar, Bintuni (Papua), NTT), Sektor Maritim, antara lain Tambak Garam di Pantura Jawa dan Madura, serta perikanan budidaya di Sulawesi Selatan, Kota Cerdas yang Produktif, terutama di kawasan perkotaan metropolitan dan kota besar, misalnya dalam penerapan sistem peringatan dini berbasis sensor &teknologi, prediksi banjir dan genangan, prediksi longsor, dll, Ketahanan Energi melalui pemanfaatan potensi hydropower (PLTA), terutama di sungai-sungai besar seperti Mamberamo , pengelolaan sumberdaya air di kawasan hulu yang terintegrasi dengan hilir berbasis penataan ruang, terutama melalui upaya pengendalian (perizinan, zoning, insentif dan sanksi/law enforcement)

Infrastruktur Bina Marga mendukung penguatan Konektivitas Nasional, terutama Konektivitas Intra Island, peningkatan Akses di Kawasan Perbatasan, Terpencil dan Terisolir dalam rangka Pengentasan Kemiskinan dan Peningkatan Ketahanan Nasional, peningkatan akses ke/dari Daerah Tertinggal dan Pusat-Pusat Pertumbuhan di Luar Jawa dalam rangka Pemerataan dan Pengentasan Kemiskinan, peningkatan akses ke/dari Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), Kawasan Industri dan Pelabuhan, peningkatan Daya Saing Ekonomi, Keterkaitan Kawasan Perdesaan dan Kawasan Perkotaan dalam Rangka Pemerataan

Pembangunan Ekonomi, Keberhasilan Kota Hijau (Green City) dan Kota Cerdas (Smart City), Sektor Maritim dan Kelautan Terutama Ruas-Ruas Jalan pada Koridor Transportasi Darat (Pelabuhan ASDP, dan Terminal Tipe A) misalnya: Jalan Maesa (Lintas Utara Sulawesi) mendukung Terminal Tipe A Liwas, Manado; Ruas Mameh-Windesi-Ambuni-Tandia-Your (Lintas Utara Papua Barat) mendukung Pelabuhan Sorong; Lintas Flores mendukung Terminal Angkutan Lintas Batas Negara (ALBN) Kefamenanu.

Secara khusus dukungan per wilayah pengembangan strategis akan di laksanakan secara terpadu dan serempak, serta akan dipantau dan dievaluasi sampai sejauh mana realisasi dukungan tersebut. Adapun penjelasan wilayah pengembangan strategis per wilayah pulau/ kepulauan yang terkait dengan Infrastruktur Terpadu Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat untuk Pengembangan Wilayah Pulau Jawa adalah sebagai berikut :

Tema Besar Pengembangan Wilayah Pulau Jawa adalah: 1. Sebagai Lumbung pangan nasional.

2. Sebagai salah satu pintu gerbang destinasi wisata terbaik dunia. 3. Sebagai Pendorong sektor industri dan jasa nasional.

4. Percepatan pembangunan ekonomi berbasis maritim (kelautan).

Kelompok wilayah pengembangan strategis (WPS)di wilayah pulau Jawa adalah WPS Konektivitas Keseimbangan Pertumbuhan Terpadu Jakarta-Bogor-Ciawi-Sukabumi; WPS Pusat Pertumbuhan Terpadu Jakarta-Bandung-Cirebon-Semarang; WPS Pertumbuhan Baru Tanjung Lesung-Sukabumi-Pangandaran-Cilacap; WPS Pusat Pertumbuhan Sedang Berkembang Yogyakarta-Prigi-Blitar-Malang; WPS Pusat Pertumbuhan Terpadu Malang-Surabaya-Bangkalan; WPS Pusat Pertumbuhan Terpadu Yogyakarta-Solo-Semarang; WPS Pusat Pertumbuhan Terpadu Semarang-Surabaya; WPS Konektivitas Keseimbangan Pertumbuhan Terpadu Surabaya-Pasuruan-Banyuwangi serta WPS Konektivitas yang diarahkan kepada pusat-pusat pertumbuhan ekonomi yang memiliki skala ekonomi dengan orientasi daya saing nasional dan internasional berbasis sektor industri dan jasa nasional, pusat pengembangan ekonomi kreatif, serta sebagai salah satu pintu gerbang destinasi wisata terbaik dunia, diarahkan untuk pengembangan industri makanan-minuman, tekstil, peralatan transportasi, telematika, kimia, alumina dan besi baja dengan fokus lokasi pengembangan kawasan strategis di Wilayah Jawaadalah Kawasan Ekonomi Khusus Tanjung Lesung yang terletak di Kabupaten Pandeglang yaitu penyiapan kawasan industri

jasa pariwisata berorientasi internasional, dan pengembangan Wilayah Suramadu sebagai penggerak ekonomi daerah pinggiran diarahkan untuk pengembangan industri makanan-minuman, tekstil, peralatan transportasi, telematika, kimia, alumina dan besi baja.

Sebagai ilustrasi keterpaduan pengembangan infrastruktur wilayah bidang Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang dilaksanakan serempak pada wilayah pengembangan strategis Pusat Pertumbuhan Terpadu Jakarta-Bandung-Cirebon-Semarang antara lain : pembangunan ruas cibitung –cilincing, akses jalan tol ke dry port, pembangunan 6 ruas jalan tol dalam kota DKI Jakarta, pembangunan Prasarana Air Baku Karian-Serpong, pembangunan Transmisi Air Baku, pembangunan Situ Rawa Kalong, penyelesaian Sudetan Ciliwung KBT, restorasi Sungai Ciliwung, pembangunan Situ Gadog, penyediaan PSU untuk menangani kawasan kumuh & kawasan , pembangunan SPAM dan TPA Regional Nambo, pembangunan Jakarta Sawarage Zone 1, perkuatan tanggul laut phase A, pengembangan prasarana air baku, pengembangan infrastruktur pelindung longsor, peningkatan Infrastruktur Air Bersih, peningkatan Infrastruktur Tempat Pengolah Sampah Terpadu/3R (penyediaan SPAM terfasilitasi).

Gambar 3. 5 Konsepsi Pengembangan Pulau Jawa

Untuk melaksanakan arah, kebijakan, strategi, program dan kegiatan utama pembangunan infrastruktur pekerjaan umum dan perumahan rakyat diperlukan dukungan keragka pendanaan yang maksimal. Perhitungan

pendanaan memperhatikan antara lain 1) Aokasi Program adalah penjumlahan dari alokasi kegiatan; 2) Alokasi Kegiatan merupakan penjumlahan dari alokasi Output; dan 3) Alokasi Output merupakan hasil proyeksi berdasarkan volume target.

Tabel 3. 6 Kerangka Pendanaan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Per Program Tahun 2015-2019

NO PROGRAM ALOKASI (MILIAR RUPIAH) TOTAL

2015 2016 2017 2018 2019 01 Dukungan Manajemen Dan

Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian Pu Dan Perumahan Rakyat

198 218 237 261 291 1.204

02 Peningkatan Sarana Dan Prasarana Aparatur Kementerian Pu-Pr

393 471 486 328 354 2.031

03 Peningkatan Pengawasan Dan Akuntabilitas Aparatur Kementerian Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat

105 113 120 129 142 609

04 Penelitian Dan Pengembangan Kementerian Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat

520 537 555 574 586 2.772

05 Pengembangan Sumber Daya Manusia Bidang Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat

569 625 688 757 832 3.471

06 Pembinaan Konstruksi 723 924 1.144 1.365 1.587 5.743 07 Pembinaan Dan Pengembangan

Infrastruktur Permukiman 15.997 24.179 26.982 29.608 31.503 128.268 08 Penyelenggaraan Jalan 57.051 69.948 52.105 55.121 43.952 278.177 09 Pengembangan Infrastruktur Wilayah 526 841 1.084 1.289 1.524 5.263

10 Pengelolaan Sumber Daya Air 30.813 62.025 73.667 75.556 74.500 316.562 11 Penyediaan Perumahan 7.768 44.193 58.775 44.048 29.878 184.663 12 Pengembangan Pembiayaan

Perumahan Dan Kawasan Permukiman *)

342 362 383 406 430 1.924

TOTAL 115.002 204.435 216.228 209.442 185.579 930.686 Sumber : Renstra Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Dokumen terkait