• Tidak ada hasil yang ditemukan

3.2. Rencana Strategis Infrastruktur Bidang Cipta Karya

3.2.2. Rencana Induk Penyediaan Air Minum (RISPAM)

Arahan Peraturan Bupati Probolinggo Nomor 49 Tahun 2014 Rencana Induk Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kabupaten Probolinggo Tahun 2014 – 2033. Sebagai berikut :

3.2.2.1. Kebijakan Dan Strategi Pengembangan SPAM

Sasaran kebijakan dan strategi pengembangan SPAM di Kabupaten Probolinggo dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Terwujudnya pengelolaan dan pelayanan air minum yang berkualitas dengan harga terjangkau dengan peningkatan cakupan pelayanan melalui sistem perpipaan yang semula 10,9% pada tahun 2013 menjadi 17,8% pada tahun 2015 dan selanjutnya meningkat menjadi 53,3% pada tahun 2032;

2. Tercapainya peningkatan efisiensi dan cakupan pelayanan air dengan menekan tingkat kehilangan air direncanakan hingga pada angka 20% dengan melibatkan peran serta masyrakat dan dunia usaha;

3. Pembangunan SPAM daerah rawan air dan Permukiman kumuh/masyarakat berpenghasilan rendah dengan upaya pemanfaatan sumber dana pemerintah pusat dan CSR dunia usaha;

4. Tercapainya kepentingan yang seimbang antara konsumen dan penyedia jasa pelayanan;

5. Pelibatan peran serta masyarakat dan dunia usaha dalam pengelolaan air minum perdesaan;

6. Perkuatan kelembagaan pembina teknis pelayanan SPAM.

Kebijakan pengembangan SPAM Kabupaten Probolinggo dirumuskan untuk menjawab permasalahan dan Issue Strategis yang ada. Secara umum kebijakan dibagi dalam 5 (lima) kelompok yaitu arahan untuk kebijakan sebagai berikut :

1. KEBIJAKAN 1 : Peningkatan cakupan dan kualitas air minum bagi seluruh penduduk Kabupaten Probolinggo

Kebijakan ini darahkan untuk meningkatkan cakupan dan kualitas pelayanan secara konsisten dan bertahap, menurunkan tingkat kehilangan air melalui perbaikan dan rehabilitasi serta memprioritaskan pembangunan untuk masyarakat berpenghasilan rendah.

 STRATEGI 1  Mengembangkan SPAM dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan minimal untuk memperluas jangkauan pelayanan air minum terutama untuk masyarakat berpenghasilan rendah yang dilakukan secara bertahap di setiap Kecamatan.

 STRATEGI 2  Mengembangkan aset manajemen SPAM dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektifitas pengelolaan

 STRATEGI 3  Meningkatkan dan memperluas akses air yang aman melalui non perpipaan terlindungi bagi masyarakat berpenghasilan rendah

2. KEBIJAKAN 2 : Pengembangan pendanaan untuk penyelenggaraan SPAM dari berbagai sumber dana yang tersedia

 STRATEGI 1  Mengembangkan sumber alternatif pembiayaan melalui penciptaan sistem pembiayaan dan pola investasi

 STRATEGI 2  Meningkatkan peran dunia usaha/swasta & atau masyarakat (koperasi) dalam pembiayaan sarana air minum

3. KEBIJAKAN 3 : Pengembangan kelembagaan, peraturan-peraturan untuk SPAM

 STRATEGI 1  Memperkuat peran dan fungsi dinas PU dalam pembinaan dan pengembangan SPAM

 STRATEGI 2  Menerapkan prinsip-prinsip Good Governance dan Good Corporate Governance terutama untuk penyelenggara SPAM jaringan perpipaan

4. KEBIJAKAN 4 : Peningkatan pengamanan Air Baku secara berkelanjutan

 STRATEGI 1  Konservasi wilayah mata air

 STRATEGI 2  Peningkatan dan penjaminan kualitas dan kuantitas air baku

 STRATEGI 3  Menyediakan air minum di daerah rawan air

 STRATEGI 4  Meningkatkan efesiensi dan efektifitas pengelolaan sumber daya air

 STRATEGI 5  Peningkatan peran dan kemitraan dunia usaha, swasta dan masyarakat

5. KEBIJAKAN 5 : Peningkatan peran dan kemitraan dunia usaha, swasta dan masyarakat

 STRATEGI 1  Meningkatkan pemberdayaan masyarakat khususnya bagi masyarakat berpenghasilan rendah/Perumahan Kumuh

 STRATEGI 2  Menciptakan kemudahan dan kecepatan pelayanan dalam investasi dan kepastian hukum.

3.2.2.2. Rencana Sistem Pelayanan SPAM

Rencana sistem pelayanan SPAM di Kabupaten Probolinggo ditujukan untuk meningkatkan akses air minum yang aman melalui jaringan perpipaan atau mengurangi akses air minum bukan jaringan perpipaan sumur tak terlindung, mata air tak terlindung dan jarak sumber air minum penduduk dengan pembuangan kotoran/tinja/sampah kurang dari 10 meter yang mempunyai risiko tinggi terhadap penyakit yang diakibatkan oleh air, masyarakat berpenghasilan rendah dan pemukiman kumuh serta mempertimbangkan teknologi yang sesuai dengan topografi, efisien dalam pengoperasiannya dan mudah untuk dilakukan pemeliharaan dimasa mendatang, kesiapan pengelolaannya, tingkat sosial ekonomi masyarakat yang akan dilayani dengan sistem SPAM Jaringan perpipaan.

3.2.2.3. Rencana Pengembangan SPAM

Rencana pengembangan SPAM dimaksudkan untuk peningkatan cakupan dan kualitas pelayanan dari sistem jaringan perpipaan eksisting di ibukota kabupaten dan ibukota kecamatan (IKK) baik yang dikelola oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Probolinggo, HIPPAM, maupun yang dikelola oleh instansi/lembaga swadaya masyarakat, dan pembangunan jaringan perpipaan baru sebagai upaya penurunan tingkat akses penggunaan Bukan Jaringan perpipaan (BJP) Tidak Terlindungi. Strategi/pendekatan yang digunakan dalam pengembangan SPAM di Kabupaten Probolinggo adalah sebagai berikut:

1. Strategi Pengembangan sistem penyediaan air minum dikabupaten Probolinggo berdasarkan tiga pendekatan, yaitu optimalisasi, pengembangan, peningkatan kualitas air bersih dan system pelayanan. 2. Strategi pengembangan dilakukan dengan pembangunan intalasi

penyediaan air minum di wilayah yang baru dan memiliki potensi air baku. 3. Strategi lainnya adalah peningkatan kualitas dan pelayanan air minum.

Penyusunan rencana pengembangan SPAM secara umum ada 3 tahap yaitu rencana induk pengembangan SPAM Jangka Pendek, Jangka Menengah dan Jangka Panjang. Dengan penjelasan sebagai berikut :

1. Rencana jangka pendek

Rencana pengembangan jangka pendek periode waktu lima tahunan yaitu yaitu tahun 2013 sampai 2018. Rencana Induk penmgembangan SPAM Jangka pendek dilakukan berbarengan dengan Penyusuan RISPAM. Lokasi pelaksanaan pengembangan SPAM Jangka Pendek ditentukan berdasarkan studi RISPAM yang dilaksanakan pada Tahun 2013 ini. 2. Rencana jangka Menengah

Rencana pengembangan jangka menengah periode tahun 2019 sampai 2023. Rencana Induk pengembangan SPAM Jangka menengah dilakukan pemenuhan kebutuhan air penduduk 36,6% pada tahun 2019-2023, kebutuhan air minum baik domestik maupun non domestik sampai tahun 2023, kondisi sumber air baku baik kuantitas, kualitas maupun kontinuitas serta perencanaan jaringan distribusi air minum. Pada perencanaan ini akan dilakukan kegiatan keterpaduan dengan prasarana dan sarana sanitasi dan rencana pembiayaan dan pola investasi pengembangan SPAM serta rencana pengembangan kelembagaan penyelenggaraan SPAM.

3. Rencana Jangka Panjang

Rencana Induk pengembangan SPAM Jangka panjang dilakukan kegiatan pemenuhan kebutuhan air minum masyarakat 53,3% dari kebutuhan air minum penduduk. Pada perencanaan ini akan dilakukan kegiatan keterpaduan dengan prasarana dan sarana sanitasi dan rencana pembiayaan dan pola investasi pengembangan SPAM.

3.2.2.4. Rencana Penurunan Kebocoran Air Minum

Kehilangan air atau ”Non Reveneu Water” (NRW) adalah selisih antara

produksi air dengan air yang tercatat di meter pelanggan. Komponen utama penyebab kehilangan/kebocoran ini adalah seperti limpahan air reservoir, kebocoran pipa induk, pemadam kebakaran dan sambungan ilegal serta kerusakan/ ketidaktepatan pembacaan meter air. Pengendalian kebocoran dapat dilakukan dengan menerapkan metode District Meter Area (DMA). Adapun prinsip-prinsip dari metode DMA ini adalah:

1. Membagi wilayah pelayanan menjadi zona hidrolik kecil yang dapat dipisahkan.

2. Pengukuran aliran dan tekanan secara terus-menerus.

Gambar 3. 6 Diagram Skematis Pengembangan Sistem DMA Atau Zona Meter

Pada diagram diatas dijelaskan upaya menanggulangi kebocoran pada suatu sistem air minum. Di setiap blok dipasang valve untuk mempermudah petugas kebocoran dalam memperbaiki pipa jika ada kebocoran pada suatu blok.

3.2.2.5. Sumber Pendanaan Pengembangan SPAM

Sumber dana untuk kebutuhan pengembangan SPAM tersebut, direncanakan diperoleh dari sumber dana sebagai berikut :

1. Air Baku dan pipa transmisi bersumber dari APBN Ditjend SDA

2. Unit Produksi dan pipa distribusi utama bersumber dari APBN Ditjend Cipta Karya

3. Unit Distribusi dan pelayanan bersumber dari APBD.

Tabel 3. 11 Sumber Pendanaan Pengembangan SPAM Uraian Porsi Pembiayaan (x Juta Rupiah)

APBN APBD I APBD II PDAM Total Program Jangka Pendek

Tahun 2014 - 2018 146,842 - 11,000 5,843 163,685 Program Jangka Menengah

Tahun 2019 - 2023 45,565 2,700 20,309 4,208 72,782 Program Jangka Panjang

Tahun 2024 - 2031 17,157 3,758 26,447 6,820 54,182 Jumlah 209,564 6,458 57,756 16,871 290,649 PPN 10% 20,956 646 5,776 1,687 29,065 Total 230,520 7,104 63,532 18,558 319,714 Perijinan 2.5 % 5,763 178 1,588 464 7,993 Engineering Service 4% 9,221 284 2,541 742 12,789 Jumlah Total 245,504 7,566 67,661 19,764 340,495 Sumber : RISPAM, 2013

Dokumen terkait