• Tidak ada hasil yang ditemukan

Arah Kebijakan dan Strategi Nasional

BAB III ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI

A. Arah Kebijakan dan Strategi Nasional

Seperti telah diuraikan di bab-bab sebelumnya, pembangunan nasional secara terencana harus terus terjaga dengan seksama agar pemerintah mampu mewujudkan Visi Indonesia menjadi negara mandiri, maju, adil, dan makmur pada tahun 2025 sebagaimana diamanatkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025. Visi pembangunan ini menjadi pertimbangan dalam menghasilkan kebijakan-kebijakan yang menjamin keberlanjutan pembangunan industri.

Kebijakan Pembangunan Industri Nasional disusun agar dapat merealisasi kan cita-cita luhur bangsa Indonesia dan sekaligus menjawab tantangan perubahan lingkungan yang terjadi dengan cepat, serta mampu mengatasi dampak krisis

nansial global yang terjadi saat ini. Kebijakan Industri Nasional (Peraturan

Presiden No. 28 Tahun 2008) disusun dengan menggunakan pendekatan klaster industri dan kompetensi inti industri daerah guna membangun daya saing industri yang berkelanjutan.

Visi pembangunan industri nasional jangka panjang tahun 2025 adalah membawa Indonesia pada tahun 2025 menjadi negara industri tangguh yang bercirikan:

1. Industri Kelas Dunia;

2. PDB Sektor Industri yang seimbang antara Pulau Jawa dan di Luar Jawa; 3. Teknologi telah menjadi ujung tombak pengembangan produk dan

penciptaan pasar;

Arah pembangunan nasional jangka panjang ini menjadi acuan bagi arah kebijakan dan strategi Kementerian Perindustrian dalam kurun waktu yang sama.

Dalam dokumen RPJMN 2010-2014, telah ditetapkan visi Indonesia pada tahun 2014 yakni Indonesia yang Sejahtera, Demokratis, dan Berkeadilan. Dalam rangka mewujudkan visi tersebut di atas, telah ditetapkan misi sebagai berikut: 1. Melanjutkan Pembangunan Menuju Indonesia yang Sejahtera

2. Memperkuat Pilar-Pilar Demokrasi

3. Memperkuat Dimensi Keadilan di Semua Bidang

Adapun agenda yang akan dilaksanakan selama periode 2010-2014 antara lain: 1. Pembangunan Ekonomi dan Peningkatan Kesejahteraan Rakyat

2. Perbaikan Tata Kelola Pemerintahan 3. Penegakan Pilar Demokrasi

4. Penegakan Hukum dan Pemberantasan Korupsi 5. Pembangunan yang Inklusif dan Berkeadilan

Pada RPJMN II 2010-2014, kerangka ekonomi makro adalah sebagai berikut: rata-rata pertumbuhan ekonomi diproyeksikan sebesar 6,3-6,8 persen, dimana pada tahun 2013 mencapai 7 persen dan pada tahun 2014 minimal tumbuh sebesar 7 persen. Hasil Retreat Kabinet Paripurna tanggal 19-21 April 2010 di Istana Tampak Siring Bali, tingkat pertumbuhan ekonomi diproyeksikan sebesar 7,7 persen pada tahun 2014. Sedangkan infl asi berdasarkan RPJMN II 2010-2014

diperkirakan rata-rata sebesar 4-6 persen, pengangguran dari tahun 2009 sebesar 8,1 persen menjadi 5-6 persen pada tahun 2014, sedangkan kemiskinan pada tahun 2009 sebesar 14,1 persen menjadi 8-10 persen pada tahun 2014. Oleh karena itu, pembangunan ekonomi pada RPJMN II 2010-2014 diprioritaskan pada:

1. Pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan 2. Penciptaan stabilitas ekonomi yang kokoh

3. Pembangunan ekonomi yang inklusif dan berkeadilan

Disamping itu, arah kebijakan dan strategi nasional juga mengacu kepada Program 100 hari, 1 tahun, dan 5 tahun Kabinet Indonesia Bersatu II, 15 Program Pilihan Presiden periode 2010-2014, program prioritas nasional lainnya di bidang perekonomian, isu-isu strategis lima tahun yang akan datang hasil temu nasional di bidang perekonomian, dan Kontrak Kinerja Menteri Perindustrian RI 2010- 2014.

Program 100 hari Bidang Perekonomian

1. Ketersediaan lahan dan keterpaduan tata ruang 2. Pembiayaan untuk pembangunan infrastruktur

4. Pengadaan lahan bagi pertanian, perkebunan, dan perikanan 5. Iklim investasi pertanian dan perikanan

6. Kesinambungan swasembada pangan 7. Jaminan pasokan energi

8. Sistem harga energi yang kompetitif 9. Ketahanan energi

10. Pengalihan sistem subsidi: BBM, pupuk, dan listrik 11. Pengembangan energi terbarukan nasional

12. Revitalisasi Kredit Usaha Rakyat (KUR) 13. Pengembangan UKM

14. Ketenagakerjaan

15. Kelancaran arus barang dan daya saing 16. Revitalisasi Industri pupuk dan gula

17. Pengembangan Klaster Industri berbasis sumber daya alam fosil terbarukan 18. Aksesibilitas dan keterhubungan (connectivity) Antar Wilayah

19. Keselamatan Transportasi

Program 5 tahun Kabinet Indonesia Bersatu II

Prioritas 1 : Reformasi Birokrasi dan “Good Governance Prioritas 2 : Pendidikan

Prioritas 3 : Kesehatan

Prioritas 4 : Penanggulangan Kemiskinan Prioritas 5 : Ketahanan Pangan

Prioritas 6 : Infrastruktur

Prioritas 7 : Iklim Investasi dan Bisnis Prioritas 8 : Energi

Prioritas 9 : Lingkungan Hidup dan Penanggulangan Bencana

Prioritas 10 : Pembangunan Daerah Tertinggal, Terdepan, dan Pascakonfl ik

Dari kegiatan prioritas nasional di atas, Kementerian Perindustrian secara langsung maupun tidak langsung mendapat tugas khususnya terkait pada prioritas 1, prioritas 5, dan prioritas 7 dengan penjelasan sebagai berikut :

Prioritas 1: REFORMASI BIROKRASI DAN TATA KELOLA Tema Prioritas

Pemantapan tata kelola pemerintahan yang lebih baik melalui terobosan kinerja secara terpadu, penuh integritas, akuntabel, taat kepada hukum yang berwibawa, dan transparan. Peningkatan kualitas pelayanan publik yang ditopang oleh efi siensi struktur pemerintah di pusat dan di daerah, kapasitas

pegawai pemerintah yang memadai, dan data kependudukan yang baik. Substansi Inti

1. Struktur

2. Otonomi daerah: Penataan otonomi daerah melalui: 1) Penghentian/ pembatasan pemekaran wilayah; 2) Peningkatan efi siensi dan efektivitas

penggunaan dana perimbangan daerah; dan 3) Penyempurnaan pelaksanaan pemilihan kepala daerah

3. Sumber daya manusia

4. Regulasi: Percepatan harmonisasi dan sinkronisasi peraturan perundangan di tingkat pusat maupun daerah hingga tercapai keselarasan arah dalam implementasi pembangunan, di antaranya penyelesaian kajian 12.000 peraturan daerah selambat-lambatnya 2011

5. Sinergi antara pusat dan daerah 6. Penegakan hukum

7. Data kependudukan

Prioritas 5 : KETAHANAN PANGAN Tema Prioritas

Peningkatan ketahanan pangan dan lanjutan revitalisasi pertanian untuk mewujudkan kemandirian pangan, peningkatan daya saing produk pertanian, peningkatan pendapatan petani, serta kelestarian lingkungan dan sumber daya alam. Peningkatan pertumbuhan PDB sektor pertanian sebesar 3,7 persen per tahun dan Indeks Nilai Tukar Petani sebesar 115-120 pada 2014.

Substansi Inti

1. Lahan, Pengembangan Kawasan dan Tata Ruang Pertanian 2. Infrastruktur

3. Penelitian dan Pengembangan: Peningkatan upaya penelitian dan pengembangan bidang pertanian yang mampu menciptakan benih unggul dan hasil penelitian lainnya menuju kualitas dan produktivitas hasil pertanian nasional yang tinggi

4. Investasi, Pembiayaan, dan Subsidi: Dorongan untuk investasi pangan, pertanian, dan industri pedesaan berbasis produk lokal oleh pelaku usaha dan pemerintah, penyediaan pembiayaan yang terjangkau, serta sistem subsidi yang menjamin ketersediaan benih varietas unggul yang teruji, pupuk, teknologi, dan sarana pasca panen yang sesuai secara tepat waktu, tepat jumlah, dan terjangkau

5. Pangan dan Gizi

6. Adaptasi Perubahan Iklim

Prioritas 7 : IKLIM INVESTASI DAN IKLIM USAHA Tema Prioritas

Peningkatan investasi melalui perbaikan kepastian hukum, penyederhanaan prosedur, perbaikan sistem informasi, dan pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).

Substansi Inti

1. Kepastian hukum: Reformasi regulasi secara bertahap di tingkat nasional dan daerah sehingga terjadi harmonisasi peraturan perundang-undangan yang tidak menimbulkan ketidakjelasan dan inkonsistensi dalam implementasinya

2. Penyederhanaan prosedur: Penerapan sistem pelayanan informasi dan perizinan investasi secara elektronik (SPIPISE) pada Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) di beberapa kota yang dimulai di Batam, pembatalan perda bermasalah dan pengurangan biaya untuk memulai usaha seperti Tanda Daftar Perusahaan (TDP) dan Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP)

3. Logistik nasional: Pengembangan dan penetapan Sistem Logistik Nasional yang menjamin kelancaran arus barang dan mengurangi biaya transaksi/ ekonomi biaya tinggi

4. Sistem informasi: Beroperasinya secara penuh National Single Window (NSW) untuk impor (sebelum Januari 2010) dan ekspor. Percepatan realisasi proses penyelesaian bea cukai di luar pelabuhan dengan implementasi tahap pertama Custom Advanced Trade System (CATS) di dry port Cikarang 5. KEK: Pengembangan KEK di 5 lokasi melalui skema Public-Private

Partnership sebelum 2012

6. Kebijakan ketenagakerjaan: Sinkronisasi kebijakan ketenagakerjaan dan iklim usaha dalam rangka penciptaan lapangan kerja

Penjelasan 15 program pilihan presiden untuk tahun 2010-2014 adalah sebagai berikut :

1. Pemberantasan Mafi a Hukum

2. Revitalisasi Industri Pertahanan 3. Penanggulangan Terorisme

4. Peningkatan Daya Listrik di seluruh Indonesia 5. Peningkatan Produksi dan Ketahanan Pangan 6. Revitalisasi Pabrik Pupuk dan Gula

7. Penyempurnaan Peraturan Agraria dan Tata Ruang 8. Pembangunan Infrastruktur

9. Penyediaan dana penjaminan Rp 2 trilyun per tahun untuk Kredit Usaha Kecil Mengenah

10. Penetapan Skema Pembiayaan dan Investasi

11. Perumusan Kontribusi Indonesia dalam Isu Perubahan Iklim dan Lingkungan 12. Reformasi Kesehatan Masyarakat

13. Penyelarasan antara Pendidikan dan Dunia Kerja 14. Kesiapsiagaan Penanggulangan Bencana

Program prioritas nasional lainnya di bidang perekonomian:

1. Melaksanakan pengembangan industri sesuai dengan Peraturan Presiden No. 28 Tahun 2008 tentang Kebijakan Industri Nasional

2. Meningkatkan peran dan kemampuan Republik Indonesia dalam diplomasi perdagangan internasional

3. Memastikan dukungan atas program pengembangan energi terbarukan antara lain energi-bio melalui penyediaan bahan baku

4. Meningkatan pelayanan dan perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) selama proses penyiapan, pemberangkatan, dan kepulangan

5. Meningkatkan upaya pelayanan dan perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di luar negeri

6. Mengembangkan model link and match dengan sektor pendidikan dalam upaya mencetak wiraswasta baru

7. Peningkatan penciptaan lapangan kerja melalui sinkronisasi kebijakan ketenagakerjaan dan iklim usaha

8. Merencanakan dengan seksama program pembangunan menuju tercapainya sasaran-sasaran nasional

Isu-isu strategis lima tahun yang akan datang hasil temu nasional di bidang perekonomian sebagai prioritas Kabinet Indonesia Bersatu II adalah sebagai berikut:

1. Pembangunan Infrastruktur, dengan isu strategis antara lain: a) Skema Public Private Partnership (PPP)

b) Pembangunan Infrastruktur yang belum merata di berbagai daerah c) Penggunaan lahan yang berada di hutan lindung untuk pembangunan

infrastruktur/ perkebunan d) Pengadaan Tanah

e) Alternatif Pembiayaan Infrastruktur

f) Revitalisasi Peran Pemerintah dalam Percepatan Pembangunan Infrastruktur

g) Ketidaksinkronan Peraturan Perundang-undangan di bidang Infrastruktur

2. Ketahanan Pangan, dengan isu strategis antara lain: a) Ketersediaan Lahan dan Tata Ruang

b) Pembiayaan dan Iklim Investasi

c) Pengembangan dan Penerapan Teknologi serta Diversifi kasi Pangan

3. Ketahanan Energi, dengan isu strategis antara lain: a) Jaminan pasokan energi

b) Sistem harga yang kompetitif

c) Investasi dan kemandirian pengelolaan energi d) Renewable energy

e) Sistem harga yang kompetitif

4. Pengembangan UMKM, dengan isu strategis antara lain: a) Revitalisasi KUR

b) Pemberdayaan Usaha Mikro dan Pengembangan LKM c) Pengembangan kapasitas UKM

d) Pengembangan Industri kreatif/UKM

5. Revitalisasi Industri dan Jasa, dengan isu strategis antara lain: a) Ketenagakerjaan

b) Infrastruktur Transport

• Arus barang dan bahan baku tersendat • High cost economy

• Biaya tidak bersaing

• Pemberdayaan armada angkutan laut domestik

c) Bank & Pendanaan (Akses ke permodalan terbatas, bunga 14-20 persen tidak bersaing, perbankan tidak paham karakter industri)

d) Investasi (Pengurusan ijin lama, tarif bea masuk tidak harmonis, tidak mendorong investasi baru)

e) Perpajakan (Sistim perpajakan kurang fair dan tidak business friendly) f) Kepabeanan (Sistim kepabeanan rumit dan kurang transparan

menghambat kelancaran arus barang)

h) Bahan Baku/Struktur Industri (Industri hulu lemah, bahan baku dan bahan penolong terbatas, kurang terintegrasi, Tarif kurang harmonis) i) Teknologi (Inovasi dan pengembangan produk)

j) Pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus

6. Pembangunan Transportasi, dengan isu strategis antara lain:

a) Transportasi multimoda diperlukan untuk mengarah ke “seamless transport” b) Transportasi laut yang diharapkan mampu menjadi penggerak

Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan Papua

c) Transportasi laut yang belum mampu menjalankan perannya dalam pembangunan wilayah

d) Transportasi perkotaan yang belum efi sien dan belum ramah lingkungan.

e) Angka kecelakaan lalulintas yang relatif tinggi

f) Masih minimnya investasi swasta di sektor transportasi laut dan udara

g) Masih adanya inefisiensi karena praktek monopoli dalam

penyelenggaraan transportasi (misalnya dalam hal TKBM)

h) Masih rendahnya aksesibilitas daerah perbatasan, kawasan terdepan, dan terisolasi

Kontrak Kinerja Menteri Perindustrian RI 2010-2014 antara lain adalah sebagai berikut:

1. Melaksanakan pengembangan industri sesuai dengan Peraturan Presiden No. 28 Tahun 2008 tentang Kebijakan Industri Nasional

2. Revitalisasi industri Pupuk 3. Revitalisasi industri Gula 4. Peningkatan iklim usaha

5. Pengamanan pasar dalam negeri 6. Revitalisasi sektor industri 7. Peningkatan investasi

8. Pengembangan industri kecil dan menengah 9. Peningkatan penggunaan produksi dalam negeri 10. Peningkatan pasar

Arah kebijakan tersebut di atas yang akan merupakan bagian utama dari RPJMN 2010-2014 telah dibahas lebih dalam pada forum trilateral meeting antara Bappenas, Kementerian Keuangan, dan Kementerian Perindustrian dengan hasil sebagai berikut:

1. Disepakati 5 kegiatan prioritas nasional terdiri dari : a) Revitalisasi Industri Pupuk

b) Revitalisasi industri Gula

c) Pengembangan klaster industri berbasis pertanian, oleochemical di Sumatera Utara, Kalimantan Timur dan Riau

d) Pengembangan Klaster Industri berbasis migas, kondensat di Jawa Timur dan Kalimantan Timur

e) Fasilitasi Pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).

2. Disepakati beberapa kegiatan prioritas bidang perekonomian terdiri dari : a) Pengembangan Klaster Industri Petrokimia

b) Pengembangan Klaster Industri Baja

c) Pengembangan Klaster Industri Mesin dan Peralatan Listrik d) Pengembangan Klaster Industri Tekstil dan Produk Tekstil e) Pengembangan Klaster Industri Mesin dan Peralatan Umum f) Restrukturisasi Permesinan Industri

g) Pengembangan Klaster Industri Semen h) Pengembangan Klaster Industri Keramik i) Pengembangan Klaster Industri Alas Kaki

j) Pengembangan Klaster Industri Pengolahan Kelapa k) Pengembangan Klaster Industri Pengolahan Kakao l) Pengembangan Klaster Industri Gula

m) Pengembangan Klaster Industri Karet

n) Pengembangan Klaster Industri Pengolahan Kelapa Sawit o) Pengembangan Klaster Industri Furniture

p) Pengembangan Klaster Industri Kertas q) Pengembangan Industri Bahan Bakar Nabati r) Pengembangan Klaster Industri Pengolahan Ikan

s) Pengembangan Klaster Industri Pengolahan Tembakau t) Pengembangan Klaster Industri Pengolahan Buah u) Pengembangan Klaster Industri Pengolahan Kopi v) Pengembangan Klaster Industri Pengolahan Susu w) Pengembangan Klaster Industri Kendaraan Bermotor x) Pengembangan Klaster Industri Perkapalan

y) Pengembangan Klaster Industri Kedirgantaraan z) Pengembangan Klaster Industri Perkeretaapian aa) Pengembangan Klaster Industri Elektronika ab) Pengembangan Klaster Industri Telekomunikasi

ac) Pengembangan Klaster Industri Komputer dan Peralatannya

ad) Pengembangan Klaster Industri Perangkat Lunak dan Konten

Multimedia

ae) Pengembangan Klaster Industri Kerajinan dan Barang Seni af) Pengembangan Klaster Industri Garam

ag) Pengembangan Klaster Industri Fashion dan Batik

ah) Pengembangan Klaster Industri Batu Mulia dan Perhiasan ai) Pengembangan Klaster Industri Gerabah dan Keramik Hias aj) Pengembangan Klaster Industri Minyak Atsiri

ak) Pengembangan Klaster Industri Makanan Ringan

al) Pengembangan Industri Unggulan Provinsi di Kawasan Barat Indonesia am) Pengembangan Kompetensi Inti Industri Kabupaten/Kota di Kawasan

Barat Indonesia

an) Pengembangan IKM melalui pendekatan OVOP di Kawasan Barat Indonesia

ao) Pengembangan Industri Unggulan Provinsi di Kawasan Tengah Indonesia

ap) Pengembangan Kompetensi Inti Industri Kabupaten/Kota di Kawasan Tengah Indonesia

aq) Pengembangan IKM melalui pendekatan OVOP di Kawasan Tengah Indonesia

ar) Pengembangan Industri Unggulan Provinsi di Kawasan Timur Indonesia as) Pengembangan Kompetensi Inti Industri Kabupaten/Kota di Kawasan

Timur Indonesia

at) Pengembangan IKM melalui pendekatan OVOP di Kawasan Timur Indonesia

au) Pengembangan SDM Industri

av) Pengembangan Pendidikan Vokasi Industri

B. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

Dokumen terkait