• Tidak ada hasil yang ditemukan

ARAH 5: PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, MENENGAH DAN KOPERASI (UMKM)

KIPI Maloy

4.6. ARAH 5: PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, MENENGAH DAN KOPERASI (UMKM)

4.6.1. Strategi I: Penerapan Teknologi Sederhana Tepat Guna dan Kemudahan

Akses Teknologi

Usaha UMKM merupakan salah kekuatan ekonomi dalam pembangunan nasional. Namun kekuatan ekonomi UMKM selalu terhambat pada pengembangan inovasi produk. Kondisi ini diakibatkan keterbatasan pengusaaan dan akses teknologi sehingga produk yang dihasilkan dan dipasarkan menjadi tidak efisien dan kompetitif. Untuk itu, penguasan teknologi menjadi kunci bagi pengembangan UMKM. Namun pemanfaatan teknologi terkadang rumit dan tidak tepat guna.

Berdasarakan data Dinas Perindustrian Perdagangan Koprasi dan UMKM Provinsi Kaltim perkembangan UMKM di Kaltim terus menagalami peningkatan dari tahun ketahun sebagaimana tabel berikut ini:

Tabel 4.24. Perkembangan Pengusaha Mikro, Kecil dan Menengah Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2008 – 2012

Tahun

Pengusahaan Mikro Pengusahaan Kecil Pengusahaan Menengah

Jumlah Tenaga

Kerja Omset Jumlah

Tenaga

Kerja Omset Jumlah

Tenaga

Kerja Omset

(Unit) (Orang) (Juta) (Unit) (Orang) (Juta) (Unit) (Orang) (Juta)

2008 13.853 - 20.113,00 362.221 723.130 8.776,14 806 14.072 2.290.143 2009 14.146 - 20.603,79 366.408 737.592 10.222,64 817 14.103 2.308.693 2010 17.929 - 46.000,00 377.413 759.648 93.373,00 833 14.167 2.656.127 2011 18.368 - 46.637,00 388.886 782.741 95.327,00 859 14.609 2.754.002 2012 20.524 52.233,00 406.006 814.051 99.140,00 908 14.857 2.987.300

Sumber: Desperindakop Provinsi Kaltim, 2013

Arah pengembangan sektor pangan dan agroindusri di Prov Kaltim kedepannya adalah memberdayakan peran UMKM untuk memanfaatkan penerapan teknologi sederhana tepat guna yang menyerap banyak tenaga kerja. Hal ini sesuai dengan Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor : 10 Tahun 1999 tentang Pemberdayaan Usaha Menengah, Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor : 23/PER/M.KUKM/X/2005 tentang Perubahan Atas Surat Keputusan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Nomor 32/Kep/M.KUKM/ IV/2003 tentang Pedoman Penumbuhan dan Pengembangan Sentra Usaha Kecil dan Menengah, dan Peraturan Menteri Negara Koperasi Dan Usaha Kecil

54

Dan Menengah Republik Indonesia Nomor : 20/Per/M.KUKM/Viii/2006 Tentang Pedoman Teknis Bantuan Untuk Teknologi Tepat Guna Kepada Usaha Kecil Dan Menengah Di Sentra.

4.6.2. Strategi II: Pembangunan Jaringan Distribusi Lokal Ke Pasar Global

Peran UMKM dalam perekonomian semakin tereduksi jika tidak ada keseimbangan pemihakan pemerintah, dimana pemerintah lebih berphak kepada pengembangan usaha besar. Padahal terbangunnya usaha besar jarang yang memiliki keterkaitan yang kuat antara sektor hulu dengan hilirnya. Untuk itu peranan UMKM harus diperkuat khusunya dalam keterkaitannya antara sektor hulu dan hilirnya. Pengutan keterkaitan ini menjadi penting mulai dari proses produksi lokal menuju pada pasar global.

Sebagaimana yang telah ditetapkan pada Perda Nomor 4 Tahun 2012 tentang Pemberdayaan Koperasi dan UMKM yang didalamnya mengatur tentang upaya Pemerintah dalam mensinergikan potensi dan keunggulan lokal dalam mendukung perkembangan koperasi dan UMKM dengan melibatkan peran aktif pemerintah, swasta dan masyarakat.

Berdasarakan data Dinas Perindustrian Perdagangan Koprasi dan UMKM Provinsi Kaltim komoditas produk unggulan Industri/Menengah Besar Industri yang terdapat di Kabupaten/Kota dengan aneka macam produk unggulan masing-masing di Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2011 sebagai berikut:

55

Tabel 4.25. Komoditas Produk Unggulan Industri/Menegah Besar Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2008 – 2012

No Kabupaten/Kota Produk Unggulan

1 Samarinda

Kayu Lapis/ Plywood/ Industri Pengolahan Kayu, Sawmil; CPO, Galangan Kapal, Moulding, Industri Tenun, Industri Bengkel, Industri Lem, Kulit Buaya.

2 Balikpapan

Kayu Lapis ( plywood ), Mdf, Udang Beku, Kayu/sawmill, Galangan Kapal, Moulding, Bengkel Service, Industri Pengolahan rotan, Garmen.

3 Bontang Pupuk urea dan Amoniak, Methanol, Hexamethylene Tetramine, Melamine, Industri Lem.

4 Tarakan Kayu Lapis ( plywood ), Mdf, Udang Beku, Industri Pengolahan, Kayu/ sawmill, Moulding.

5 Kutai Kartanegara

Kayu Lapis (plywood ), Mdf, Udang Beku, Industri Pengolahan Kayu/sawmill, Crude Palm Oil, Moulding, Bengkel Service, Kain Tenun Ulap Doyo.

6 Kutai Timur Industri Pengolahan, Kayu/sawmill, Crude Palm Oil. 7 Kutai Barat Bengkel Service

8 Pasir Industri Pengolahan Kayu/sawmill, Crude Palm Oil, Galangan Kapal, Industri Pengolahan rotan.

9 PPU Industri Pengolahan Batu Marmer. 10 Berau Industri Pengolahan Kayu/sawmill, Pulp.

11 Bulungan Industri Pengolahan Kayu/sawmill, Gas Methanol. 12 Malinau -

13 Nunukan Udang Beku, Industri Pengolahan Kayu/sawmil, Moulding, Industri Minyak Kelapa.

14 Tana Tidung Data belum terinventarisir. Sumber: Desperindakop Provinsi Kaltim, 2013

Arah pengembangan penanaman modal adalah pembangunan jaringan distribusi produk lokal UMKM ke jaringan global, dimana UMKM terkoneksikan dengan kluster UMKM di Provisni Kaltim. Untuk pembangunan jaringan distribusi produk lokal dapat dilakukan di seluruh kabupaten Kota/Kabupaten di provinsi Kaltim yang memiliki produk unggulan untuk dimasukan dalam pasar internasional.

4.6.3. Strategi II: Pengembangan dan Penguatan Klaster UMKM Berbasis Ekspor

Sebagai kekuatan ekonomi terdepan, UMKM menjadi aspek penting dalam pembangunan ekonomi. Hal ini karena penegmbangan UMKM terkait langsung dengan sebagai besar masyarakat (pro poor), punya peran strategis mengakselerasi pertumbuhan ekonomi (pro growth) dan banyak menyerak tenaga kerja (pro job). Namun, peran UMKM menunjukan ketidakseimbangan dengan kolompok industry

56

besar sehingga timpang dalam struktur industry Indonesia, dimana disatu sisi jumlah perusahaan besar sedikit dan usaha kecil banyak namun hanya berorientasi pasar domestik sehingga perlu dibentuk kluster UMKM.

Kluster UMKM adalah Jaringan Industri (industri inti yang menjadi fokus perhatian, industri pemasok bahan baku, bahan pembantu dan asessori, dan industri terkait yang menggunakan sumberdaya yang sama dengan industri inti), pihak atau lembaga yang menghasilkan teknologi, Institusi yang berperan menjembatani (misalnya konsultan) serta pembeli, yang saling terhubung dalam rantai proses peningkatan nilai. Hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Koperasi Dan Usaha Kecil Dan Menengah Republik Indonesia Nomor : 23/per/m.kukm/xi/2005 T e n t a n g Perubahan atas surat keputusan Menteri Negara Koperasi Dan Usaha Kecil Dan Menengah

nomor : 32/kep/M.Kukm/iv/2003 tentang pedoman penumbuhan dan pengembangan sentra usaha kecil dan menengah.

Adanya program kluster UMKM akan memberikan keuntungan bagi UMKM dibadingkan hanya melakukan usaha perindividu. Jadi arah penanaman modal adalah pengembangan dan penguatan kluster UMKM berbasis ekspor. Berdasarkan Visi Kaltim 2030, Kota Samarinda menjadi pusat sampul jaringan trasportasi Kaltim sehingga akan masuk dalam kawasan andalan untuk jasa dan perdagangan.

4.7. ARAH 6: FASILITASI, KEMUDAHAN, DAN INSENTIF

Dokumen terkait