• Tidak ada hasil yang ditemukan

Arahan Kebijakan Pengembangan Kawasan

Dalam dokumen IV HASIL DAN PEMBAHASAN (Halaman 103-107)

E. Pembobotan Kriteria Sasaran dalam Pengembangan Kawasan Permukiman Perbatasan Negara Berkelanjutan

4.5.1 Desain Kebijakan dan Strategi Pengembangan Kawasan Permukiman Berkelanjutan di Wilayah Perbatasan Negara

4.5.1.4 Arahan Kebijakan Pengembangan Kawasan

Perilaku strategi ternyata menunjukkan perbedaan pada berbagai faktor yang dikaji yang diakibatkan adanya perbedaan kombinasi faktor penting di wilayah perbatasan. Oleh karena itu, ditetapkan dua skenario pengembangan yang dapat dibangun dalam kebijakan sebagai berikut:

a. Skenario I

Skenario pertama dibangun atas dasar kondisi dan permasalahan saat ini (existing condition) dari kawasan permukiman yang ada di wilayah perbatasan negara. Skenario ini mengandung pengertian bahwa skenario yang dirumuskan perlu dilaksanakan berdasarkan konsep walaupun mengandung usaha pengembangan dan pengelolaan. Akan tetapi, tidak mengutamakan faktor-faktor penting yang seharusnya terlebih dahulu dilakukan sehingga tidak memiliki prospek kebijakan pengembangan kawasan permukiman berkelanjutan di wilayah perbatasan negara yang berpandangan jauh ke depan. Pada skenario pertama para pelaku pembangunan (stakeholder) dalam kebijakan pengembangan kawasan permukiman di wilayah perbatasan negara beranggapan bahwa faktor-faktor yang dikaji merupakan faktor yang potensial untuk meminimalisasi permasalahan pengembangan wilayah perbatasan di masa yang akan datang.

Skenario pertama dibangun berdasarkan keadaan dari faktor kunci dengan kondisi pengembangan kawasan yaitu kurangnya kesadaran masyarakat akan identitas nasional (7A); rendahnya kesejahteraan masyarakat (4A); kesenjangan pembangunan ekonomi dan kemiskinan di wilayah perbatasan (1A); terbatasnya fasos dan fasum (15A); kurangnya infrastruktur kawasan dan permukiman (14A); kondisi sosial dan ekonomi lebih baik di negara tetangga (6A).

Penerapan skenario pertama ini akan memberikan implikasi berupa (1) Meningkatnya kesadaran masyarakat akan identitas nasional, (2) meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan (3) Kesenjangan pembangunan ekonomi dan kemiskinan di wilayah perbatasan berkurang.

Kebijakan pengembangan kawasan permukiman berkelanjutan di wilayah perbatasan negara pada skenario ini direkomendasikan upaya yang dapat mendorong percepatan pengembangan kawasan permukiman berbasis potensi sektor unggulan wilayah seperti hal-hal berikut:

1. Pembuatan klaster permukiman berbasis potensi sektor unggulan wilayah berikut akses menuju dan keluar wilayah klaster

2. Kemudahan akses informasi dan pasar 3. Pembuatan informasi terpadu

4. Promosi berkala untuk hasil-hasil sektor unggulan wilayah

5. Peningkatan pemberdayaan masyarakat dalam kegiatan usaha yang berbasis potensi masyarakat dan kearifan lokal

6. Penguatan kerja sama antara pemda, swasta/investor, masyarakat dan lembaga-lembaga pendidikan dalam peningkatan keterampilan masyarakat 7. Pembukaan lapangan pekerjaan padat karya di wilayah perbatasan negara 8. Pembuatan pemetaan penggunaan lahan untuk perencanaan dan penataan

kawasan permukiman yang disepakati oleh semua stakeholder yang terkait termasuk masyarakat pengguna dan dapat diakses oleh stakeholder yang terkait

9. Pembangunan terpadu infrastruktur dengan kawasan permukiman beserta pusat-pusat kegiatan di sepanjang perbatasan

10. Pembangunan pusat-pusat pertumbuhan baru di wilayah perbatasan

11. Pembangunan terminal-terminal berbasis sektor unggulan wilayah sebagai

showroom yang dapat diakses secara mudah

12. Pembangunan fasos dan fasum yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat secara bertahap

13. Pemeliharaan fasos dan fasum oleh pemda dengan melibatkan masyarakat sebagai pengguna dengan pemberian reward pada daerah dengan fasos dan fasum yang terpelihara baik

Skenario pertama yang dibangun berdasarkan keadaan dari faktor kunci dengan kondisi pengembangan pembiayaan yaitu terbatasnya alokasi dana khusus (DAK) untuk pengembangan dan pengelolaan kawasan permukiman perbatasan (23A); kurangnya dana untuk pengembangan dan pengelolaan infrastruktur dan permukiman (17A); pemanfaatan dan pengelolaan dana pembangunan belum optimal (24A). Untuk mendukung kebijakan pengembangan kawasan permukiman berkelanjutan di wilayah perbatasan negara pada skenario ini, maka

pada komponen pengembangan pembiayaan direkomendasikan seperti hal-hal berikut:

1. Kemudahan pembiayaan usaha oleh lembaga-lembaga keuangan 2. Menerapkan subsidi silang pada kegiatan usaha bersama masyarakat

3. Kemudahan kepemilikan rumah bekerja sama dengan lembaga keuangan dengan biaya terjangkau

4. Pembuatan kebijakan penganggaran dana alokasi khusus (DAK) untuk pembangunan wilayah perbatasan jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang yang dievaluasi penggunaannya.

Skenario pertama dibangun berdasarkan keadaan dari faktor kunci dengan kondisi komponen pengembangan kelembagaan yaitu; terbatasnya pelayanan publik (16A); penegakan hukum dan peraturan masih lemah (20A); aktivitas sosial ekonomi masyarakat rendah (5A). Dalam rangka mendukung kebijakan pengembangan kawasan permukiman berkelanjutan di wilayah perbatasan negara pada skenario ini maka pada pengembangan kelembagaan direkomendasikan seperti hal-hal berikut:

1. Pembuatan dan penguatan kerja sama dan kelompok usaha bersama di wilayah perbatasan

2. Pengawasan dan penegakkan hukum terkait kegiatan di wilayah perbatasan negara

3. Pelatihan dan penyuluhan sumber daya masyarakat yang diprakarsai pemda bekerja sama dengan lembaga pendidikan untuk kebutuhan tenaga kerja industri

4. Pembuatan lembaga inti-plasma kegiatan usaha sektor unggulan dengan kelompok usaha yang dibina oleh pemda dan swasta/investor

5. Kemudahan birokrasi pembuatan sertifikasi legalitas lahan usaha dan permukiman.

b. Skenario II

Skenario kedua mengandung pengertian bahwa keadaan masa depan yang mungkin terjadi diperhitungkan dapat dipertimbangkan sesuai dengan keadaan dan kemampuan sumberdaya yang dimiliki. Rekomendasi kebijakan dan strategi pengembangan kawasan permukiman berkelanjutan di wilayah perbatasan negara dapat seimbang antara lingkungan, sosial, dan ekonomi dari masyarakat.

Skenario kedua yang dibangun berdasarkan keadaan dari faktor kunci dengan kondisi komponen pengembangan kawasan yaitu; meningkatnya kesadaran masyarakat akan identitas nasional (7C); kesejahteraan masyarakat relatif tetap (4B); menurunnya kesenjangan pembangunan ekonomi dan kemiskinan di wilayah perbatasan (1C); meningkatnya pembangunan fasos dan fasum (15C); meningkatnya pembangunan infrastruktur kawasan dan permukiman; kondisi sosial dan ekonomi lebih baik di negara tetangga (6C).

Kebijakan pengembangan kawasan permukiman berkelanjutan di wilayah perbatasan negara pada skenario ini dalam pengembangan kawasan maka harus didukung dengan rekomendasi berikut ini:

1. Pembuatan informasi terpadu

2. Promosi berkala untuk hasil-hasil sektor unggulan wilayah

3. Pembangunan terpadu infrastruktur dengan kawasan permukiman

4. Penguatan kerjasama antara pemda, pengusaha/investor, masyarakat dan lembaga-lembaga pendidikan dalam peningkatan keterampilan masyarakat 5. Pembangunan terminal-terminal berbasis sektor unggulan daerah sebagai

showroom yang dapat diakses secara mudah

6. Pemeliharaan fasos dan fasum oleh pemda dengan melibatkan masyarakat dengan pemberian reward pada daerah apabila kondisi fasos dan fasum yang terpelihara secara baik

Skenario kedua yang dibangun berdasarkan keadaan dari faktor kunci dengan kondisi komponen pengembangan pembiayaan yaitu; meningkatnya alokasi dana khusus untuk pengembangan dan pengelolaan kawasan permukiman perbatasan (23C); peningkatan dana untuk pengembangan dan pengelolaan infrastruktur dan permukiman tetap (17B); optimalisasi pemanfaatan dan pengelolaan dana

pembangunan tetap (24B). Dalam rangka mendukung kebijakan pengembangan kawasan permukiman berkelanjutan di wilayah perbatasan negara pada skenario ini maka untuk pengembangan pembiayaan direkomendasikan seperti hal-hal berikut:

1. Kemudahan pembiayaan usaha oleh lembaga-lembaga keuangan

2. Evaluasi penganggaran dana alokasi khusus (DAK) untuk pembangunan wilayah perbatasan jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang

Skenario kedua yang dibangun berdasarkan keadaan dari faktor kunci dengan kondisi komponen pengembangan kelembagaan yaitu; pelayanan publik tetap (16B); penegakkan hukum dan peraturan meningkat (20C); aktivitas sosial-ekonomi masyarakat lebih ke wilayah negara tetangga berkurang (5C). Untuk mendukung kebijakan pengembangan kawasan permukiman berkelanjutan di wilayah perbatasan negara pada skenario ini, maka pada pengembangan kelembagaan direkomendasikan seperti hal-hal berikut:

1. Pengawasan dan penegakan hukum terkait kegiatan di wilayah perbatasan 2. Evaluasi dan pembuatan kebijakan terkait pengembangan wilayah perbatasan 3. Pelatihan dan penyuluhan sumber daya masyarakat yang diprakarsai pemda

bekerja sama dengan lembaga-lembaga pendidikan untuk kebutuhan pengembangan tenaga kerja industri sektor unggulan wilayah (pertambangan, perkebunan, dan perikanan)

4.5.2 Rekomendasi Kebijakan Pengembangan Kawasan Permukiman

Dalam dokumen IV HASIL DAN PEMBAHASAN (Halaman 103-107)

Dokumen terkait