• Tidak ada hasil yang ditemukan

Arsitektur Melayu, Arsitektur Muka Sungai

BAB IV MENYATUKAN KEMBALI BUDAYA MELAYU DAN

4.3 Arsitektur Melayu, Arsitektur Muka Sungai

Arsitektural, Konstruksi sampai Metoda Pembangunan telah dibahas. Sehingga didapatkan bahwa arsitektur Melayu sangat identik dengan muka sungai. Antara bangunan dan ruang terbuka hijau memiliki hubungan yang sangat erat. Ruang terbuka hijau dapat menjadi penguat dari arsitektur Melayu tersebut. Jadi, Area tapak seluas 2,5 Ha ini sebagian besar dimanfaatkan sebagai area terbuka hijau. Sekitar 60% dari jumlah luas tapak sebagai area terbuka hijau dan 40% merupakan bangunan tetap yaitu mall dan apartemen.

Selain itu harus difikirkan kembali nilai jual dari apartemen tersebut, karena tujuan pembangunan apartemen ini adalah pencapaian yang menguntungkan bagi para stakehoders dan masyarakat sekitar. Fasilitas didalam apartemen (spa dan fitness) dan view yang diberikan (view sungai dan view kota medan) , fasilitas outdoor yang sangat luas disediakan untuk para penghuni apartemen merupakan nilai jual tambahan. Alih fungsi tepi sungai yang dilakukan pada desain ini berupa memanfaatkan tepi sungai sebagai area terbuka hijau yang juga menjadi sumbangan untuk publik dan kota. Mengingat di kota Medan sangat sulit menemukan taman yang nyaman dan bagus.

Bantaran sungai yang dulu dipenuhi dengan bangunan-bangunan liar disulap menjadi taman-taman yang bertangga sehingga masyarakat dapat menikmati pemandangan sungai secara langsung tanpa adanya sampah dan bangunan yang mengganggu. Di tepi sungai juga di tumbuhi pepohonan dan rumput-rumput. Konsep sustainable tetap harus dilakukan sebagai keberlajutan

ekologi dari area tersebut. Terjaga dan terpeliharanya kualitas lingkungan secara ekologis dan sosial-budaya dan ekonomi merupakan sasaran yang harus dicapai setiap upaya pembangunan kawasan.

Perancangan Kawasan Tepi Air Sungai (KTAS) sebagai bentuk fisik dalam upaya pemanfaatan ruang kota juga harus memperhatikan kepentingan tuntutan pengembangan (fungsi ruang), kelestarian lingkungan serta kepentingan hajat hidup masyarakat di sekitar kawasan.

Kembali pada nilai jual apartemen yang lebih dipusatkan pada area terbuka hijau berupa fasilitas olahraga yang terbuka dan tersambungan dengan riverwalk. Seperti yang diketahui dikota Medan belum ditemukan area terbuka hijau tepi sungai seperti riverwalk. Sehingga area ini tentu dapat menjadi nilai tambah untuk pembangunan apartemen dan mall. Fasilitas kolam renang yang juga terhubung dengan riverwalk sehingga masyarakat publik juga dapat menikmati nya. Jalur masuk untuk keruang terbuka hijau juga disediakan pada area jl. Suprapto ( dibawah jembatan Suprapto).

Seluruh penghuni apartemen akan mendapatkan fasilitas gratis yaitu sarana olahraga, penggunaan barbeque area, fitness dan spa dan parkir khusus yang tersambung ke lobby apartemen. Untuk masuk ke area riverside garden merupakan akses terbuka yang dapat dikunjungi oleh siapapun. Dan taman tersebut lebih di pusatkan untuk tamasya keluarga. Semua fasilitas terbuka hijau memiliki fungsi yang berbeda. Seluruh fasilitas terhubung dengan riverwalk, lalu terhubung dengan taman untuk tamasya keluarga, cafe deck yang berada diatas

sungai dengan bantuan jembatan deck yang menyediakan 20 meja kafe untuk para pengunjung dan ditengah nya sebagai area pejalan kaki. Setelah melewati kafe deck akan bertemu dengan sarana olahraga berupa lapangan tennis yang rindang dikelilingi oleh pepohonan. Jenis vegetasi yang di tanam juga dipilih sesuai fungsi nya. Tepat disebelah sarana olahraga terdapat fasilitas barbeque yang bersifat tertutup untuk penghuni. Sehingga penghuni apartemen tetap dapat melakukan kebiasaan membuat acara bakar-bakar bersama keluarga dan teman.

4.7 Area Olahraga Outdoor 4.8 Pentas Seni Melayu

4.9 Sketsa Ekterior

4.10 Sketsa Ekterior

Semua desain-desain baik pada apartemen mau pun ruang terbuka hijau berusaha melakukan pendekatan pada tema yaitu : Urban Fusion ; Eksistensi Arsitektur Melayu di Tengah Kota Medan. Sehingga warrna, ornamen dan beberapa point-point seperti jembatan, pola lantai dan fasilitas pentas seni tarian melayu diadopsi dari sumber-sumber Arsitektur Melayu. Penggunaan warna pada bangunan maupun pola lantai juga sesuai denganwarna kebesarannya Melayu Deli.

Menurut Francis D. K. Ching (2000 : 14) dalam bukunya Arsitekur bentuk ruang dan tatanan, mengatakan bahwa : warna merupakan sebuah fenomena pencahayaan dan persepsi visual yang menjelaskan persepsi individu dalam corak, intensitas dan nada. Selain itu bahwa warna adalah atribut yang paling menyolok membedakan suatu bentuk dari lingkungannya. Warna juga mempengaruhi bobot visual suatu bentuk Karena warna kuning adalah warna kebesaran kesultanan Melayu. Kuning yang memiliki arti kewibawaaan dan kebahagiaan. Dan Hijau memliki arti kesuburan dan kesetiaan.

Ornamen-ornamen motif hewan yang diberi nama lebah bergantung dengan warna kuning ini juga hasil dari pengaplikasi kan ornamen Melayu. Ornamen ini diletakkan biasanya di lisplank atau bagian sisi luar bangunan. Atau masyarakat biasanya menyebut nya dengan ombak-ombak. Ornamen ini memiliki arti yang baik bagi kesehatan tubuh dan mendatangkan kebaikan bagi manusia.

Penerapan tema dalam desain ini juga untuk mendekatkan dan sebagai pengingat masyarakat akan budaya dari kota tersebut. Sosiologi perkotaan yang

membahas salah satu nya tentang budaya, sehingga budaya Melayu yang sangat identik dengan kota Medan tidak tenggelam dengan gaya modern yang sekarang sedang marak yang selalu diterapkan pada bangunan-bangunan baru. Menyatukan kembali masyarakat dan budaya Melayu di kota Medan.

DAFTAR PUSTAKA

Asdak, C. 2004. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Gadjah Mada University Press.Yogyakarta.

Hariyono, Drs. Paulus , M.T (2007), Sosiologi Kota Untuk Arsitek, Bumi Aksara

Thompson, Elisabeth Kendall Thompson (1975) . Apartements, Townhouses and Condominium

Usman, Syarifuddin MHD (2005), Pontianak : Rumah Melayu

Juwana , Jimmy S. (2005), Jakarta. Sistem Bangunan Tinggi, Erlangga

CHING, FRANCIS D.K. (2008), Jakarta, Ilustrasi Konstruksi Bangunan, Erlangga

DAFTAR PUSTAKA

Asdak, C. 2004. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Gadjah Mada University Press.Yogyakarta.

Hariyono, Drs. Paulus , M.T (2007), Sosiologi Kota Untuk Arsitek, Bumi Aksara

Thompson, Elisabeth Kendall Thompson (1975) . Apartements, Townhouses and Condominium

Usman, Syarifuddin MHD (2005), Pontianak : Rumah Melayu

Juwana , Jimmy S. (2005), Jakarta. Sistem Bangunan Tinggi, Erlangga

CHING, FRANCIS D.K. (2008), Jakarta, Ilustrasi Konstruksi Bangunan, Erlangga

Dokumen terkait