• Tidak ada hasil yang ditemukan

Urban Fusion; Eksistensi Arsitektur Melayu Ditengah Kota Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Urban Fusion; Eksistensi Arsitektur Melayu Ditengah Kota Medan"

Copied!
97
0
0

Teks penuh

(1)

v SKRIPSI

OLEH

AISYHA FARAH DINA PURBA 100406063

DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2014)

(2)

vi SKRIPSI

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Departemen Arsitektur

Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara

Oleh

AISYHA FARAH DINA PURBA 100406063

DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2014)

(3)

vii

MEDAN

SKRIPSI

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Skripsi ini tidak terdapat karya

yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan

tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat

yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis

diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Medan, ...

(...)

(4)

viii

Medan

Nama Mahasiswa : Aisyha Farah Dina Purba

Nomor Pokok : 100406063

Departemen : Arsitektur

Menyetujui

Dosen Pembimbing

(...)

Koordinator Skripsi,

Ir. Bauni Hamid, M.DesS, Ph.D

Ketua Program Studi,

Ir. N. Vinky Rahman, MT

Tanggal Lulus:

(5)

v

dan karunia-nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “URBAN

FUSION ; EKSISTENSI ARSITEKTUR MELAYU DITENGAH KOTA

MEDAN”

Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat

menyelesaikan studi pada Program Sarjana Arsitektur Fakultas Teknik Universitas

Sumatera Utara.

Dalam penulisan skripsi ini penulis mendapatkan bimbingan, bantuan,

saran, dan motivasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu izinkanlah penulis

menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya kepada :

1. Allah SWT yang selalu mencurahkan rizki-Nya kepada penulis sehingga

akhirnya penulis bisa menyelesaikan skripsi ini.

2. Papa, Drs. Daswar Purba dan Mama, Dra. Jalina yang senantiasa selalu

memberikan dukungan yang sangat besar dan telah membantu baik materi

maupun moril serta doanya

3. Bapak Ir. N. Vinky Rahman, MT. Selaku Ketua Jurusan Arsitektur USU

4. Bapak Ir. Samsul Bahri MT. Selaku Dosen Pembimbing dalam penulisan

skripsi ini yang telah bersedia meluangkan waktu dan memberi masukan

berupa saran, arahan, motivasi dan bimbingan dari awal hingga akhir.

5. Bapak Syahlan Jukhri Ars. IAI selaku Arsitek Pembimbing dalam penulisan

skripsi ini yang banyak memberikan bantuan,saran motivasi dan meluangkan

waktunya untuk membantu penulis menyesaikan skripsi ini.

(6)

vi

penulis.

7. Putri Dwi Astuti, Meidini Putri Ch, Rina Nurul, Rivira Tania, dan Vika

Dayani para sahabat penulis yang selalu memberikan motivasi dan selalu ada

setiap saat untuk penulis.

8. Sherley Y. Siregar, Clarisa Amanda Baker yang selalu memberikan motivasi

dan bantuan kepada penulis kapanpun dimanapun dalam suka maupun duka

9. Tommy Syahdiputra yang membantu dan mensupport penulis dan juga telah

sabar menghadapi penulis selama menyelesaikan skripsi ini.

10.Teman-teman kelompok C, Inka, Iyan dan Yohanna serta teman teman

stambuk 2010 khususnya Dwi, Anggi, Onggek, Doni, Fikar, Agung, Utuy,

Yuyun, Aldo yang sudah banyak membantu penulis.yang telah menemani

penulis selama menempuh pendidikan di Arsitektur.

11.Teman-teman yang telah membantu dan memberikan support kepada penulis

khususnya Bang Yudha, Taher, Irfan, Sabri, Fatih, Maya, Dila, Yos, Fajar,

Aziz, dan Adri.

Seperti kata pepatah bahwa tak ada gading yang tak retak, Penulis

menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, kritik

dan saran yang sifatnya membangun sangat diharapkan untuk kelengkapan dan

terwujudnya kesempurnaan sebagaimana dimaksud.

(7)

vii

bagi kita semua khususnya di lingkungan Departemen Arsitektur USU.

Medan, 2014

Peneliti

Aisyha Farah Dina Purba

(8)

viii

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR TABEL ... iii

DAFTAR GAMBAR ... iv

BAB I SUNGAI DELI MARTABAT KOTA MEDAN 1.1 Deskripsi Proyek dan Lokasi Proyek ... 1

1.2 Peran Faktor Sosialpada Tapak dan Area Sekitarnya ... 8

1.3 Undang-Undang dan Peraturan Bangunan ... 13

BAB II KEBUDAYAAN MASUK KE DALAM MODERNISASI 2.1. Penerapan Tema pada Tapak ... 16

2.2 Apartemen Bernuansa Melayu ... 23

2.3 Kebutuhan Ruang dan Program Kegiatan ... 30

BAB III APARTEMEN BERGAYA MELAYU DI TENGAH KOTA 3.1 Rancangan Tapak ... 40

3.2 Pemilihan Material yang Terbaik ... 45

3.3 Struktur Pengikat Tanah Hingga Mahkota Penghias Bangunan ... 48

BAB IV MENYATUKAN KEMBALI BUDAYA MELAYU DAN SUNGAI DELI 4.1 Memanfaatkan Sungai dan Utilitas Bangunan ... 54

4.2 Rangkaian Pembangunan Apartemen Beridentitas Melayu .. 64

4.3 Arsitektur Melayu, Arsitektur Muka Sungai ... 68

DAFTAR PUSTAKA ... 73

LAMPIRAN ... 74

(9)

xi

Gambar 1.2 – Kontur Tapak yang Menurun ke Sungai ... 3

Gambar 1.3 – Pencapaian dari kota menuju tapak ... 4

Gambar 1.4 – Keberadaan bangunan disekitar tapak ... 6

Gambar 1.5 – Sungai Deli menjadi Area Pembuangan ... 6

Gambar 1.6 – Keberadaan Bangunan Disekitar Tapak ... 7

Gambar 1.7 – Kondisi Di Sekitar Tapak ... 9

Gambar 1.8 – Kondisi Tepi Sungai yang Dihuni oleh Pemukiman Liar ... 11

Gambar 1.9 – Peraturan Pemerintah Tentang Batas Sungai ... 14

Gambar 1.10 – Contoh Tepi Sungai yang Akan Diterapkan Pada Tapak... 15

Gambar 2.1 – Istana Maimun ... 17

Gambar 2.2 – Koleksi yang dipajang ... 18

Gambar 2.3 – Interior Istana Maimun diruang pertemuan ... 18

Gambar 2.4 – Tirai dan Ornamen ... 18

Gambar 2.5 – Singgasana Sultan ... 18

Gambar 2.6 – Atap Rumah Melayu ... 19

Gambar 2.7 – Bangunan Utama yang mengintepresikan Arsitektur Melayu 20 Gambar 2.8 – Ornamen yang menghiasi eksterior bangunan ... 21

Gambar 2.9 – Jembatan sebagai fungsi penyebrangan ... 22

Gambar 2.10 – Lampu gantung pada lobi ... 25

Gambar 2.11 – Interior lobi tower ... 26

Gambar 2.12 – Zoning pada Bngunan Utama ... 27

Gambar 2.13 – Tipe Studio ... 27

Gambar 2.14 – Tipe 1kamar Tidur ... 27

Gambar 2.15 – Tipe 2kamar Tidur ... 28

Gambar 2.16 – Tipe Penthouse ... 28

Gambar 2.17 – Denah Basement ... 29

Gambar 2.18 – Zoning pada Tapak ... 29

Gambar 3.1 – Konsep Pintu masuk ... 41

Gambar 3.2 – Gedung parkir yang terhubung dengan gedung utama ... 42

(10)

x

Gambar 3.3 – Lobby dari jalan Mangkubumi ... 42

Gambar 3.4 – Desain Kolam Renang ... 45

Gambar 3.5 – Sclupture sebagai Focal Point ... 45

Gambar 3.6 – Barbeque Area ... 45

Gambar 3.7 – Coffe shop diatas jembatan deck ... 45

Gambar 3.8 – Jenis tanaman yang digunakan pada Tapak ... 53

Gambar 4.1 – Skema daur ulang air hujan ... 53

Gambar 4.2 – Septitank ... 57

Gambar 4.3 – Rooftank ... 57

Gambar 4.4 – Biopori ... 57

Gambar 4.5 – Skema air bersih, air kotor dan padat... 59

Gambar 4.6 – Skema penyaluran listrik dan AC Central ... 63

Gambar 4.7 – Area Olahraga Outdoor ... 70

Gambar 4.8 – Pentas Seni Melayu ... 70

Gambar 4.9 – Sketsa Eksterior ... 70

Gambar 4.10 – Sketsa Ekterior ... 70

(11)

xi

Tabel 2.2 – Fungsi Pendukung Indoor ... 32

Tabel 2.3 – Fungsi Pendukung Outdoor ... 35

Tabel 2 4 – Area Servis ... 37

Tabel 2.5 – Jumlah Unit Hunian ... 39

(12)

x ABSTRAK

Melayu merupakan salah satu identitas dari kota Medan. Terutama kerajaan Melayu yang memiliki peran penting pada sejarah kota Medan dan sungai Deli. Beberapa peninggalan dari kerajaan Melayu berupa bangunan-bangunan berarsitektur Melayu yang dijadikan area wisata.

Di zaman yang sudah modern ini, dapat dilihat sudah berkurangnya keberadaan bangunan dengan latar belakang budaya terutama budaya Melayu. Sehingga didesain sebuah apartemen yang mentransformasikan arsitektur Melayu. Bangunan dengan fungsi sebuah mall dan hunian apartemen, sama seperti bangunan Melayu ditepi sungai yang berfungsi sebagai tempat tinggal.

Sebuah hunian apartemen dengan identitas arsitektur Melayu ini, tetap dipadukan dengan gaya modern dengan tujuan, untuk mewadahi dan menyadarkan masyarakat akan keberadaan budaya Melayu tepatnya dimuka sungai Deli. Sungai Deli yang sekarang berkondisi seperti area kumuh akan dialih fungsikan menjadi sungai yang menjadi sebuah area wisata bagi masyarakat kota Medan.

Konsep utama yang menjadi analisis dalam mewujudkan bangunan berarsitektur Melayu, yaitu dengan penekanan desain yang mengacu pada ciri-ciri bangunan berarsitektur Melayu berupa panggung, ornamen, atap, warna kuning, dan hijau. Serta dengan memberikan sebahagian ruang terbuka hijau sebagai sumbangan untuk publik yang tetap mengadopsi arsitektur Melayu.

Kata kunci : Arsitektur Melayu, Sungai Deli, Bangunan, Medan, Masyarakat

(13)

x ABSTRACT

Melayu is one of the identity of the city of Medan. Especially the Melayu kingdom which has an important role in the history of Medan city and Deli river. Some relics of a royal Melayu architecture buildings are used as tourist areas.

In Modern era, which is already present, where the building has been reduced to the cultural background especially Melayu culture. That's why make design with Melayu, a building that transforms Melayu architecture. The building with the functions of a mall and residential apartments, the same as the Melayu riverside building which serves as a residence.

A residential apartments with the identity of the Melayu architecture, combined with modern style remains the goal, to accommodate and make people aware of the existence of the Melayu culture rather upfront River Deli. River Deli is now conditioned like slum area would be a new purpose river became a tourist area for the city of Medan.

The main concept into the analysis in realizing Melayu architecture building, which is the emphasis of design that refers to the characteristics of a Melayu architecture building stage, ornaments, roof, yellow, and green. As well as to provide sebahagian green open space as a public donation to keep adopting Melayu architecture.

Keywords: Melayu Architecture, River Deli, Building, Medan, Society

(14)

x ABSTRAK

Melayu merupakan salah satu identitas dari kota Medan. Terutama kerajaan Melayu yang memiliki peran penting pada sejarah kota Medan dan sungai Deli. Beberapa peninggalan dari kerajaan Melayu berupa bangunan-bangunan berarsitektur Melayu yang dijadikan area wisata.

Di zaman yang sudah modern ini, dapat dilihat sudah berkurangnya keberadaan bangunan dengan latar belakang budaya terutama budaya Melayu. Sehingga didesain sebuah apartemen yang mentransformasikan arsitektur Melayu. Bangunan dengan fungsi sebuah mall dan hunian apartemen, sama seperti bangunan Melayu ditepi sungai yang berfungsi sebagai tempat tinggal.

Sebuah hunian apartemen dengan identitas arsitektur Melayu ini, tetap dipadukan dengan gaya modern dengan tujuan, untuk mewadahi dan menyadarkan masyarakat akan keberadaan budaya Melayu tepatnya dimuka sungai Deli. Sungai Deli yang sekarang berkondisi seperti area kumuh akan dialih fungsikan menjadi sungai yang menjadi sebuah area wisata bagi masyarakat kota Medan.

Konsep utama yang menjadi analisis dalam mewujudkan bangunan berarsitektur Melayu, yaitu dengan penekanan desain yang mengacu pada ciri-ciri bangunan berarsitektur Melayu berupa panggung, ornamen, atap, warna kuning, dan hijau. Serta dengan memberikan sebahagian ruang terbuka hijau sebagai sumbangan untuk publik yang tetap mengadopsi arsitektur Melayu.

Kata kunci : Arsitektur Melayu, Sungai Deli, Bangunan, Medan, Masyarakat

(15)

x ABSTRACT

Melayu is one of the identity of the city of Medan. Especially the Melayu kingdom which has an important role in the history of Medan city and Deli river. Some relics of a royal Melayu architecture buildings are used as tourist areas.

In Modern era, which is already present, where the building has been reduced to the cultural background especially Melayu culture. That's why make design with Melayu, a building that transforms Melayu architecture. The building with the functions of a mall and residential apartments, the same as the Melayu riverside building which serves as a residence.

A residential apartments with the identity of the Melayu architecture, combined with modern style remains the goal, to accommodate and make people aware of the existence of the Melayu culture rather upfront River Deli. River Deli is now conditioned like slum area would be a new purpose river became a tourist area for the city of Medan.

The main concept into the analysis in realizing Melayu architecture building, which is the emphasis of design that refers to the characteristics of a Melayu architecture building stage, ornaments, roof, yellow, and green. As well as to provide sebahagian green open space as a public donation to keep adopting Melayu architecture.

Keywords: Melayu Architecture, River Deli, Building, Medan, Society

(16)

1 BAB I

SUNGAI DELI MARTABAT KOTA MEDAN

1.1 Deskripsi Proyek dan Lokasi Tapak

Skripsi dan perancangan arsitektur 6 menjadi bahan "tugas akhir" bagi

mahasiswa semester 8. Format nya cukup berbeda dengan mahasiswa tugas akhir

yang dulu. Sekarang mahasiswa menyelesaikan desain pada perancangan

arsitektur 6 dan menuliskan nya kedalam skripsi. Isi skripsi tersebut adalah

perancangan arsitektur 6 tersebut. Semua kegiatan perancangan arsitektur 6

berkaitan dengan skripsi. Sistem sidang yang dibuat juga sudah berbeda dengan

Tugas Akhir. Skripsi profesional bernilai 60% desain dan 40% skripsi/laporan.

Sistem pengumpulan tugas desain juga tidak berupa gambar kerja yang detail,

hanya saja tentang desain yang berkaitan dengan tema, lalu dengan teknik

presentasi bergambar sehingga tidak perlu gambar detail. Hanya garis besar desain

dengan struktur, mekanikal dan elektrikal yang cukup penjelasannya.

Sistem skripsi profesi memiliki jadwal asistensi dengan dosen dan arsitek

profesional. Hal ini membantu mahasiswa untuk seperti langsung menghadapi

proyek nyata seperti dalam dunia kerja. Proyek tentang pengembangan sungai

Deli ini sangat mengintepretasikan kondisi kota Medan sekarang yang sudah

mulai mengembangkan fungsi sungai sebagai nilai jual. Pengembangan ini juga

bertujuan bukan hanya untuk menguntungkan para stakeholders saja. Karena tepi

sungai identik dengan masyarakat menengah bawah dan kumuh. Sungai Deli juga

(17)

bukan milik pribadi pada stakeholders, sehingga sungai Deli harus tetap dapat

terbuka untuk umum tanpa batasan.

Penulis mendapatkan tema besar yaitu Sosiologi Perkotaan. Sosiologi

perkotaan adalah ilmu yang mempelajari tentang kehidupan sosial dan interaksi

manusia di wilayah metropolitan atau perkotaan. Sosiologi perkotaan mempelajari

masyarakat perkotaan dan segala pola interaksi yang dilakukannya sesuai dengan

lingkungan tempat tinggalnya.

Salah satu yang dibahas pada studi sosiologi perkotaan adalah budaya.

Sehingga penentuan sub tema akan berhubungan dengan budaya. Akhirnya

ditentukan sub tema “Urban Fusion; Eksistensi Arsitektur Melayu ditengah Kota

Medan”

Minggu pertama setelah pemberitahuan tugas dilaksanakannya studi

lapangan / survey. Penulis mendapatkan area tapak yang berada pada Kecamatan

Medan Maimun, Kelurahan Aur dan Kelurahan Hamdan. tepat di Jl. Mangkubumi

dan jl. Badur. Hasil yang diperoleh adalah topografi pinggir sungai yang tidak

beraturan, kontur tanah mulai dari jalan raya menurun sekitar 7 meter kebawah

sungai, mengakibatkan terjadi nya longsor dan tidak adanya tanggul sungai

sehingga sering terjadi banjir dan penumpukan sampah di tepi sungai juga

mengakibatkan banjir. Padahal posisi sungai ini berada di tengah kota Medan.

Saat hujan lebat air bisa naik hingga 3 meter dan masuk kedalam

pemukiman liar, sehingga saat hujan mereka selalu mengadakan penggalangan

dana untuk membantu korban banjir. Keadaan sungai sangat tidak terawat.

(18)

Padahal Sungai Deli merupakan salah satu sejarah kota Medan, seharusnya dijaga

dan dirawat kebersihan nya.

1.1 Kondisi Sungai Deli pada jl. Suprapto / pada Tapak

1.2 Kontur Tapak yang menurun ke sungai

Lokasi yang berada ditengah kota terlihat lebih baik tanpa pemukiman

kumuh lagi untuk mencerminkan kota metropolitan. Bangunan dan struktur fisik

di area tepi sungai juga tidak terlihat sangat kumuh dan kotor. Ruko yang berdiri

sangat rapat bersamaan dengan pemukiman kumuh yang menggunakan struktur

kayu dan rawan sekali akan runtuh. Tidak adanya bangunan dengan arsitektur

yang bagus disekitar site.

(19)

Akses kendaraan pada tapak ini dapat dilalui dua jalur kendaraan dari jl.

Suprapto dan jl. Palang Merah. Lebar jalan di Mangkubumi cukup besar namun

pada jl. Badur sangat kecil sehingga sulit saat sebuah mobil berpapasan dengan

mobil dari jalur berlawanan. Sangat disayangkan tidak ditemukan pedestrian yang

sesuai standart pada area ini. Tidak ada sama sekali pedestrian, fasilitas jalan juga

tidak ada seperti tempat duduk atau tong sampah. Jalan raya juga langsung

berbatasan dengan rumah penduduk, parkir kendaraan dibadan jalan. Kondisi

sirkulasi dan jalan sekitar sangat tidak teratur.

1.3 Pencapaian dari kota menuju tapak

Pencapaian dari Jalan Suprapto

Pencapaian dari Jalan Bridjen Katamso

Pencapaian dari Jalan Palang Merah

(20)

Iklim diarea sungai Deli memiliki sedikit perbedaan antara musim

kemarau dan musim hujan. Suhu udara berkisar antara 21 C - 33 C dan suhu rata –

rata tahunan adalah 26 C. Keadaan area tapak juga tidak ada area terbuka disana

semua penuh dengan perumahan dan area perkantoran hanya ada lahan kosong

yang dijadikan tempat pembuangan sampah sementara. Seharusnya sebuah sungai

itu harus memiliki hutan alam ditepi nya sebagai kawasan resapan air untuk

mencegah banjir dan erosi (sumber : BLH Sumut)1

1

BLH Sumut : Badan Lingkungan Hidup

. Keadaan pada tapak

pepohonan malah menjadi benda yang merusak diarea tapak. Pohon-pohon yang

tumbuh dengan liar tanpa ada penataan yang bagus. Sehingga keberadaan pohon /

vegetasi tersebut tidak menjadikan area yang rindang pada tepi sungai.

Dahulu nya sungai Deli ini termasuk dalam, karena ada nya pengikisan

tepi sungai dan penumpukan sampah tiap tahunnya makanya sungai deli lambat

laun menjadi sangat dangkal. Pendangkalan sungai terjadi akibat sedimentasi dari

sampah-sampah yang menumpuk didalam sungai. Semua penduduk dan

masyarakat sekitar menjadikan sungai deli ini menjadi area pembuangan

sampah. Pembuangan yang berasal dari riol kota juga dialirkan ke sungai Deli ini,

sehingga sungai Deli ini mengandung limbah industri yang dapat membahayakan

masyarakat sekitar. Keadaan yang begitu kumuh , tidak tertata ini tidak

sewajarnya ada di tengah kota.

(21)

1.4 Kondisi tepi sungai yang dipenuhi oleh sampah dan pemukiman liar

1.5 Sungai Deli menjadi area pembuangan limbah dari kota

Dahulu sungai Deli merupakan mode transportasi air bagi perdagangan

masa kerajaan Deli, namun sekarang sungai Deli sudah tidak bisa dilalui oleh

kapal lagi. Ini mengakibatkan salah satu situs sejarah kota Medan akan hancur,

Kota Medan tentunya akan kehilangan akar sejarah yang dimasa lalu begitu jaya

menjadi jalur transportasi dan perdagangan.

Sehingga untuk mengembalikan fungsi sungai deli, dengan pelaksanaan

pembangunan apartemen dan fasilitas pendukungnya, di butuhkan banyak

perubahan. Seperti pada daerah muka sungai harus dibuat tanggul, menambahkan

area terbuka hijau sebagai sumbangan untuk publik.

(22)

Bangunan – bangunan yang berdiri disekitar muka sungai lebih didominasi

oleh ruko, kantor dan area komersial seperti hotel dan restaurant.

1.6 Keberadaan bangunan disekitar tapak sebagai area komersial

1.2 Peran Faktor Sosial pada Tapak dan Area Sekitarnya

(23)

Masyarakat adalah suatu komunitas yang interdependen2

. Keberadaan

masyarakat sekitar sangat mempengaruhi keberhasilan suatu kota atau daerah.

Sehingga akan dijelaskan bagaimana masyarakat di area tapak dan disekitarnya.

Masyarakat di area sekitar tapak terbagi dua. Penduduk di muka sungai dan

penduduk yang bermukim di tepi sungai (pemukiman liar). Pemerintah atau

kepala daerah disekitar tidak menyalin data kependudukan masyarakat tepi

sungai, karena keberadaan mereka yang ilegal.

Berdasarkan hasil survey lapangan dan kelurahan Hamdan dan Aur,

diperoleh hasil budaya atau etnis yang bermukim pada bagian muka sungai jl.

Mangkubumi yang lebih diwarnai pusat perkantoran, pertokoan, pusat hiburan,

restaurant dan hotel lebih didominasi etnis Cina. Namun pemukiman pada jl.

Badur yang merupakan kelurahan Hamdan lebih kepada pemukiman penduduk

yang didominasi suku Aceh .

2

Interdependen : saling membutuhkan

(24)

1.7 Kondisi Disekitar Tapak

Keramaian terjadi saat pagi hingga sore. Area perdagangan ini yang

membuat kawasan jl. Mangkubumi sangat hidup. Jl. Mangkubumi saat siang

selalu terjadi kemacetan karena tidak ada lahan parkir, dengan jumlah pendatang

yang ramai sehingga kendaraan yang parkir tidak dapat ditampung dan

menyebabkan kendaraan parkir dibadan jalan. Alhasil kendaraan yang lalu lalang

pun menjadi satu jalur saja. Keadaan sekitar yang sangat ramai namun bukan

menciptakan sosialisasi antar tetangga yang terjalin dipemukiman. Komunikasi

antar tetangga yang bersifat silaturahmi sangat kurang. Karena daerah ini

merupakan area perdagangan. Komunikasi yang terjadi hanya bersifat melayani.

Saat menjelang malam pertokoan tutup dan keadaan sepi.

Umumnya masyarakat diarea sekitar tapak memiliki pekerjaan sebagai

PNS, pegawai swasta dan pengusaha. Daerah tapak ini tepat untuk masyarakat

menengah atas jika dilihat dari jenis pekerjaannya. Perekonomian disekitar

termasuk dalam hitungan menengah atas, karena letaknya di tengah kota dan

dipenuhi dengan sarana publik / daerah komersial. Sehingga untuk pembangunan

sebuah apartemen sangat mendukung di area ini. Daerah tapak ini berada di

kecamatan Medan Maimun yang mengambil dua kelurahan yaitu kel. Hamdan 10

dan kel. Aur 9.

Dalam kasus revitalisasi kawasan muka sungai penerapannya selalu

diakomodasi oleh stakeholder, kehadiran mereka sangat penting. Organisasi

stakeholders terdiri dari investor, lenders(bank), asuransi, kontraktor, konsultan,

user(pembeli), kompetitor, regulator, business partner, tokoh & masyarakat

(25)

pemerintahan pusat dan setempat, Expert (ahli struktur dll), staf proyek dan

lingkungan sekitar. Namun bukan bertujuan untuk menguntungkan stakeholder

yang berekonomi tinggi saja. Masyarakat menengah kebawah harus mendapatkan

manfaat dari pembangunan proyek ini juga. Pengembalian fungsi sungai yang

sebenarnya bukan dengan menutup keberadaannya namun menjadikan nya wisata

baru bagi masyarakat dari berbagai kalangan.

Jika dilihat kembali pada masyarakat yang bermukim diarea tapak, ada dua

jenis kedudukan masyarakat. Masyarakat tepi sungai ini dapat diulas sedikit

bagaimana kehidupan mereka. Kehidupan tepi sungai yang begitu akrab dan ramai

sangat berbeda dengan kehidupan “muka sungai”. Setiap siang ibu-ibu berkumpul

sambil berjaga warung mereka. Sifat kekeluargaan lebih terasa, kehidupan

masyarakat desa masih lekat dikehidupan mereka, perubahan komunikasi

masyarakat sangat terlihat jelas dari jenis komunikasi yang terjadi antara

masyarakat menengah atas dengan masyarakat bawah. Masyarakat menengah atas

berkomunikasi sesuai kebutuhan saja berbeda dengan masyarakat bawah yang

senang berkumpul untuk silaturahmi.

(26)

1.8 Kondisi Tepi sungai yang dihuni oleh pemukiman liar

Cukup sulit untuk menceritakan kehidupan tepi sungai ini karena sumber

dari kelurahan juga tidak ada, mereka (masyarakat tepi sungai) tidak masuk

kedalam sensus pemerintah. Jika ditinjau ke lokasi, masyarakat tepi sungai ini

yang sangat berpengaruh terhadap keberadaan sungai. Karena mereka yang

berhubungan langsung dan hidup mereka sangat bergantung dengan sungai. Saat

meninjau ke lokasi tepi sungai, banyak anak-anak sedang mandi di sana, dengan

kondisi sungai yang kotor penuh dengan sampah tidak baik untuk kesehatan kulit

mereka. Air sungai menjadi sumber air bagi penduduk ditepi sungai. Jika mereka

membutuhkan air bersih mereka harus membayar sepuluh ribu perhari nya.

Mereka juga harus membayar biaya rumah panggung kayu yang mereka huni stiap

tahunnya. Mereka juga mendapatkan listrik dari PLN yang seperti kita tahu bahwa

mereka tidak terdaftar dalam kelurahan tersebut.

Peran faktor sosial sangat mempengaruhi aktifitas dan kehidupan di tapak

maupun area sekitar tapak. Pertokoan dan perkantoran disekitar tapak yang

(27)

membuat area ini hidup dan ramai. Keberadaan masyarakat yang bermukim

sangat berpengaruh dalam kemajuan pada tapak. Berdasarkan hasil survey

lapangan peran sosial yang lebih tinggi berada pada sisi jl. Mangkubumi yaitu

pemukiman yang “kumuh”. Mereka berhasil mengatur keadaan sekitar. Dengan

kata lain mereka (preman) pada area tersebut. Sehingga pertokoan dan

perkantoran pada area sekitar hanya bersifat melayani masyarakat dan tidak

memberikan peran sosial yang besar seperti sosialiasasi dan kehidupan. Aktifitas

seperti berkumpul, bersosialisasi begitu terasa di area pemukiman kumuh tersebut.

Baik pagi, siang ataupun malam hari. Namun kurang peduli akan daerah sekitar

menjadi peran yang negatif, kebiasaan akan membuang sampah kedalam sungai

yang dilakukan oleh masyarakat pada pemukiman kumuh ini, sedangkan pada

pemukiman menengah atas disekitar jl. Badur tertata sesuai tempat nya. Terlihat

dari tata krama dalam kehidupan masyarakat.

Sehingga dibutuhkan peran aspek politis yang terdapat pada site ini lebih

kemasyarakat nya sendiri,mereka sangat menjaga orang yang lalu lalang pada

daerah site ini. Kemudian terdapat Kepala Camat dari Medan Maimun,Lalu

Kelurahan Aur dan Kelurahan Hamdan dan kemudian kepala lingkungan Hamdan

10 dan Aur 9. Sebelumnya untuk bisa ke kantor camat dan kelurahan harus

melalui kantor Walikota pada bagian Badan Penelitian dan Pengembangan. Untuk

informasi lain dapat mencari kebagian Tata kota ataupun Bappeda.

1.3 Undang-Undang dan Peraturan Bangunan

(28)

Berdasarkan ketentuan dari peraturan daerah RTRW pasal 14 ayat 3 yang ditetapkan bahwa kawasan Medan Maimun termasuk pusat pelayanan kota.

Kegiatan perdagangan / bisnis, pusat kegiatan jasa dan kegiatan provinsi dan kota

dan pusat pelayanan ekonomi dan komersil. Sangat tepat untuk wilayah tapak ini

yang merupakan area komersial untuk pembangunan sebuah apartemen dan

fasilitas pendukung lainnya seperti Mall. Area tapak dikelilingi pemukiman

menengah atas, kantor pemerintah, kantor swasta, swalayan, hotel dan area

komersial di daerah itu. Lokasi ditengah kota ini seharusnya memiliki

perekonomian yang baik, tidak adanya pemukiman kumuh apalagi pemukiman

liar. Namun kehidupan yang diketahui tidak semua perekonomian dan komunikasi

nya baik. Masih ada masyarakat menengah bawah disini. Masyarakat sekitar tidak

perduli dengan kebersihan sungai, mereka sangat acuh akan fungsi sungai yang

sebenarnya. Tidak ada tindakan yang pasti dari pihak pemerintah.

Peraturan pemerintah melalui RTRW menetapkan bahwa syarat

pembangunan di dekat sungai harus memiliki GSB 15m untuk sungai yang

bertanggul dan kecil. GSB jl. Mangkubumi 3m , jl. Badur 5m. KDB 60% dan

KLB 12. Ketentuan ini wajib dipatuhi untuk menjaga keamanan bangunan.

Dengan luas site 2,5ha yang dilalui oleh sungai tersebut didapat luas site yang

diizinkan untuk bangunan permanen sebesar 1,5ha.

(29)

1.9 Peraturan pemerintah tentang batas sungai

Rencana pembangunan Apartemen menengah atas yang mematok

“masyarakat atas” sebagai penghuni nya dan menjadikan kawasan ini sebagai

kawasan komersial yang maju dengan menambah fungsi-fungsi lain didalamnya,

sehingga tidak hanya menguntungkan satu pihak saja. Dengan ketentuan KLB 12

sehingga didapat max jumlah lantai sebanyak 20 lantai. 3 lantai untuk tower

dengan jumlah tower 2 buah untuk memaksimalkan jumlah hunian yang

berorientasi view sungai dan kota Medan. Podium yang difungsi kan sebagai mall

untuk masyarakat publik. Ruang terbuka yang dibentuk untuk menambah fasilitas

outdoor seperti taman publik, sarana olahraga, kolam renang serta kegiatan tarian

khas melayu yang dapat dinikmati oleh pengunjung. Pemanfaatan sungai sebagai

view baru di kota Medan dan pelestarian sungai Deli. Bangunan di muka sungai di

Medan umumnya menutup keberadaan sungai tersebut dengan tanggul yang

tinggi.

Mencitrakan sungai Deli menjadi lebih baik dengan usulan untuk

penjernihan air dan pengalihan limbah-limbah industri untuk mencegah

pencemaran sungai ataupun menetralisirkan air sungai dari limbah kotor sebelum

dialirkan ke sungai. Menjadikan sungai Deli sebagai wisata air juga dapat

menambah fasilitas hiburan baru di kota Medan. Karena sungai merupakan salah

(30)

satu pengaruh besar bagi sebuah kota. Pada tapak ini sungai Deli sangat penting

sebagai pemisah antar site menjadi nilai tambah dengan kehadiran jembatan

sebagai alat penyatu kawasan. Karena banjir yang menjadi masalah utama pada

sungai Deli, maka penambahan pembuatan tanggul untuk mencegah banjir adalah

hal utama yang harus dilakukan, Dengan riverwalk disepanjang tepi sungai

sebagai area terbuka sehingga sungai termanfaatkan dengan baik. Seperti

Singapura dapat menjadi orientasi desain riverwalk.

1.10 contoh tepi sungai yang akan diterapkan pada tapak

(31)

16 BAB II KEBUDAYAAN MASUK KE DALAM MODERNISASI 2.1. Penerapan Tema pada Tapak

Tema pada kasus proyek ini adalah Sosiologi Perkotaan. Tema utama ini

mempengaruhi dalam penentuan sub tema. Dan sub tema tersebut adalah Urban Fusion ; Eksistensi Arsitektur Melayu di tengah kota Medan. Pada awalnya

tema ini hanya berupa “Urban Fusion” yang memiliki arti penyatuan kota. Tapak

yang dibelah oleh sungai perlu sesuatu untuk disatukan, yaitu jembatan. Ditambah

judul tersebut lebih harus spesifikasi. Didorong permasalahan dengan kemajuan

zaman modern membuat masyarakat melupakan budaya disekitarnya. Masyarakat

perkotaan memiliki pemikiran yang berbeda dengan masyarakat pedesaan,

kehidupan lifestyle yang modern, individual. Sedangkan budaya masih melekat

pada masyarakat desa sehingga bagaimana membuat budaya tetap menarik pada

sebuah kawasan tengah kota.

Lokasi yang berada pada tepi Sungai deli yang identik dengan sejarah

kerajaan Melayu Deli menambah kuat nya pengaruh budaya melayu pada tapak

ini. Lokasi tapak juga terletak di kecamatan Medan Maimun yang di sekitarnya

terdapat Istana Maimun dan Mesjid Raya yang menganut Arsitektur Melayu yang

cukup kuat dan menarik perhatian masyarakat ditengah kota. Sehingga hunian

apartemen bergaya Melayu ini dapat menambah eksistensi budaya Melayu di kota

Medan. Namun arsitektur Melayu ditengah kota tentu nya memliki perbedaan

dengan arsitektur Melayu di pedesaan, seperti yang terjadi pada Istana Maimun

dan Masjid Raya, Arsitektur Melayu sudah bercampur dengan arsitektur Eropa.

(32)

Jadi, saya berusaha tetap menggunakan arsitektur modern dan menggabungkan

dengan arsitektur Melayu.

Contoh bangunan yang beradaptasi dari arsitektur Melayu adalah Istana

Maimun yang terletak tidak jauh dari tapak. Namun tidak dapat mengambil

filosofi keseluruhannya. Istana Maimun, sudah bercampur dengan arsitektur

Eropa. Material yang digunakan juga tidak berasal hanya dari Indonesia.

2.1 Istana Maimun

Istana Maimun atau sering disebut Istana Putri Hijau merupakan istana

terbesar kerajaan Deli. Istana di dominasi dengan warna kuning yang merupakan

warna kebesaran melayu. Istana ini sering menjadi tempat pertunjukan musik

tradisional melayu sekarang. Luas wilayah istana ini 2.772m dengan halaman

yang luasnya mencapai 4ha. Panjang dari depan kebelakang 75,50m dan tinggi

bangunan mencapai 14.14 m. Bangunan istana ini ditopang oleh tiang kayu dan

batu.

(33)

2.2 koleksi yang dipajang 2.3 interior Istana Maimun

Arsitektur bangunan merupakan perpaduan antara ciri arsitektur Moghul,

Spanyol, Timur tengah, Melayu, India dan Belanda. Pengaruh arsitektur Belanda

terlihat pada jendela dan pintu yang lebar dan tinggi. Namun ada beberapa pintu

yang menunjukkan pengaruh Spanyol. Pengaruh Islam terlihat pada bentuk

lengkungan pada atap. Tingginya bekisar 5-8 meter. Lengkungan ini sangat

populer di Timur tengah, Turki dan India.

2.4 tirai dan ornamen pada 2.5 Singgasana Sultan interior ruang pertemuan

Istana Maimun dirancang oleh arsitek luar negri yaitu Theo Van Erp

berasal dari Itali. Maka dari itu istana ini merupakan perpaduan arsitektur Timur

dan Eropa . Budaya Timur terlihat dari warna kuning pada tiang,dinding dan tirai.

Bahan bangunan yang diimpor dari Eropa, seperti ubin lantai, marmer dan teraso.

(34)

Terlihat prasasti marmer didepan tangga marmer yang ditulis dengan huruf latin

dalam bahasa Belanda.

Dibutuhkan perwujudan dalam tema untuk menguatkan tema tersebut.

Dengan mengambil Arsitektur Melayu yang akan diterapkan kedalam kawasan

berada ditengah kota, dikutip beberapa unsur seperti atap, tangga, struktur rumah

panggung dan tepi sungai. Sehingga penerapan tema diambil dari jenis atap pada

rumah Melayu yaitu atap dengan bubungan panjang yang akan diterapkan pada

podium apartemen ini. Bentuk nya yang miring dengan derajat yang berbeda akan

digunakan pada bentukan massa podium.

2.6 Atap Rumah Melayu

Dengan struktur panggung untuk memberi kesan rumah pada tepi sungai

yang menjadi identitas arsitektur Melayu. Peletakan area terbuka hijau ditepi

sungai yang salah satu nya adalah area pertunjukan tari, Melayu identik dengan

(35)

tari-tariannya. Dan diperkuat dengan penggunaan warna kuning dan hijau pada

bangunan dan area tapak.

Diawali dengan bentuk podium merupakan transformasi dari atap rumah

Melayu yang bentuknya miring dengan 2 jenis kemiringan yang berbeda. Lalu ada

ornamen yang menghiasi setiap garis luar yang menjadi eksterior bangunan juga

menjadi intepretasi utama dengan warna kuning cerah. Bentuk panggung setinggi

5meter yang menopang seluruh bangunan utama ini dengan tangga-tangga yang

menyambut pengunjung.

Kolom-kolom yang diekspos menonjol sebagai penegasan akan kolom

kolom vertikal, dengan warna hijau. Serta ornamen flora yang menghiasi dinding

eksterior tower dengan warna kuning. Mahkota bangunan tower yang mengadopsi

dari atap rumah Melayu.

2.7 Bangunan Utama yang Mengintepretasikan Arsitektur Melayu

(36)

2.8 Ornamen yang Menghiasi Eksterior Bangunan

Arsitektur Melayu juga bukan hanya bangunan rumah tinggal, namun

keberaadaan ruang luar yang selalu mengelilingi bangunan tersebut. Sehingga

didapat konsep rancangan tapak difokuskan kepada ruang terbuka, seperti

kehidupan masyarakat Melayu di pinggir sungai yang selalu berkumpul. Pada

bagian jl.Mangkubumi sebagai area private untuk hunian apartemen dan area

publik yaitu mall dan riverside garden yang digunakan sebagai area tamasya

ditutupi oleh rumput terdapat sclupture dan air mancur. Gedung parkir untuk

umum dan privat.

Pada jl.Badur terdapat restaurant tepi sungai dengan konsep bangunan

arsitektur Melayu terbuat dari kayu, tempat makan yang menghadap sungai ini

(37)

langsung dibatasi oleh pagar-pagar kecil. Kemudian fasilitas lain seperti kolam

renang, BBQ area, sarana olahraga terbuka seperti jooging track dan lapangan tennis yang menyatu dengan riverwalk dikelilingi dengan pohon mahoni yang

rindang. Pentas seni yang menyatu dengan sungai sehingga tanggul pada tepi

sunggai dibuat bertangga sebagai area duduk dan diseberang sungai terdapat area

tampil untuk tarian Melayu dan terdapat pohon kepala sebagai identifikasi

arsitektur Melayu. Akan disediakan 3 jembatan untuk menyambungkan riverwalk

dari jl. Mangkubumi dan jl. Badur. namun hanya dapat diakses oleh pejalan kaki

dan pesepeda.

2.9 Jembatan sebagai Fungsi Penyeberangan

Interior dalam bangunan menggunakan warna yang mengintepretasikan

arsitektur Melayu yaitu kuning dan hijau. Plafond dengan warna emas, lantai

dengan motif pencampuran songket. Gaya modern tidak lepas dari desain gedung

ini seperti penggunaan kaca bentuk tangga dan ornamen. Pada Tower terdapat

lobi pada podium lantai 3, yang merupakan akses menuju unit hunian.

(38)

Tampak bangunan pada bagian podium menggunakan curtain wall. Dan

akses tangga menjadi tampak depan bangunan yang menyambut pengunjung

untuk menuju lobi. Penggunaan kaca dapat memberikan ruang yang nyaman,

menghindari dari sinar matahari, hujan, kebisingan dan panas. Dalam aspek

berkelanjutan penggunaan lampu saat siang hari akan menjadi minim karena

cahaya yang masuk cukup besar, dan tirai tambahan sebagai alat mengurangi

cahaya matahari yang masuk. Curtain wall berdiri sebagai struktural. Jenis kaca

yang digunakan adalah kaca reflective salah satu kaca yang biasa digunakan untuk

eksterior bangunan. Kaca ini memiliki daya tembus dari satu arah saja ( tidak

tampak dari luar). Reflective juga dapat menghalangi masuknya sinar UV.

Kemudian pada bagian hunian menggunakan curtain wall sebagai jendela dan

beton pra cetak. Pada hunian bagian area jemur didesain tertutup untuk tetap

menambah nilai arsitektural.

2.2 Apartemen Bernuansa Melayu

Tampak bangunan merupakan hal utama yang akan dilihat masyarakat.

Sehingga tampak luar bangunan harus menarik dan bagus. Tampak luar yang

mentransformasikan budaya Melayu, seperti yang sudah dijelaskan pada halaman

sebelum nya. Pada eksterior bangunan lebih diterapkan pada bentuk panggung dan

penggunaan warna serta ornamen pada eksterior bangunan.

Bangunan setinggi 20 lantai ini di letakkan bersebelahan dengan gedung

parkir dan memiliki podium untuk memperindah penglihatan masyarakat.

Sehingga terjadi nya set back yang dapat membantu melihat bangunan tinggi.

(39)

Juga tidak mengganggu masyarakat sekitar akan kehadiran bangunan tinggi. Area

terbuka juga dimaksimalkan agar bangunan apartemen ini dapat dilihat dari segala

arah.

Podium yang memiliki teras – teras disekeliling bangunan

ditransformasikan dari bentuk bangunan Melayu yang memiliki tangga, teras dan

bilik yang mengelilingi bangunan. Tangga setinggi 5m dan disekeliling bangunan

diberikan ornamen pada setiap garis lisplank. Pemisahan antara bangunan dan

ruangan terbuka juga karena atas dasar luasnya tapak untuk pembentukan ruang

terbuka hijau yang jauh lebih besar dari pada untuk bangunan. Agar pengunjung

juga dapat mengelilingi tapak sehingga tidak hanya satu tujuan saja. Karena pada

bangunan juga sudah memiliki area riverwalk sehingga taman tidak diletakkan

diarea bangunan.

Podium yang difungsi kan sebagai mall pada lantai satu sebagai area

penyambut tamu dengan lobi yang besar juga untuk area pameran, terdapat

swalayan, ruang penitipan anak, restoran dan coffee shop. Pada lantai dua podium

terdapat fitness, spa dan salon, bakery shop, klinik dan apotik, book store dan bussiness centre, daerah ini lebih ke area semi publik. Dan lantai tiga lebih

dipusatkan sebagai area kantor pengelola dan restaurant serta bar dengan semi

outdoor.

Bagian interior juga lebih mendekatkan ke dalam budaya Melayu. Interior

pada rumah Melayu juga dipenuhi dengan warna kuning dan hijau. Dengan hall

yang besar sebagai area penyambut tamu. Area tersebut di manfaatkan sebagai

(40)

lobi pada apartemen dengan lampu besar yang menggantung ditengah lobi dan

dikelilingi dengan ornamen melayu.

2.10 Lampu Gantung Pada Lobi

Pintu yang digunakan pada lobi memiliki 2 jenis pintu. Pada lobi utama

menggunakan pintu otomatis. Pintu otomatis dengan material kaca. Pada bagian

lobi utara dan selatan menggunakan pintu kaca yang harus didorong. Dilakukan

perbedaan jenis pintu tersebut karena fungsi lobi yang berbeda-beda sehingga

dalam segi ekonomi terjadi pengurangan harga material. Kolom kolom megah

yang berdiri mengelilingi lobby juga tidak dibiarkan polos begitu saja.

Kolom-kolom tersebut diberi ornamen dan cat warna.

Seluruh kolom-kolom pada podium mall akan diberi sentuhan ornamen

melayu untuk memperkuat interior budaya Melayu tersebut. Pada lantai mall juga

menggunakan keramik yang bercorak namun tidak pada setiap bagian lantai,

hanya pada lobby tengah dan beberapa bagian kecil pada lobby 4 lobby pintu

masuk. Karena ingin tetap menonjolkan arsitektur modern didalamnya. Sehingga

bagian yang tidak diberikan keramik berornamen akan menggunakan keramik

(41)

marmer. Seperti hal nya rumah Melayu ruangannya bebas tanpa ada ruangan lain.

Begitu terjadi pada mall ini tidak ada dinding permanen. Hanya terdapat dinding

eksterior bangunan. Selebihnya dinding nya bersifat temporer. Terbuat dari

gypsum atau dinding streofoam yang dapat dibongkar pasang.

2.11 Interior Lobi Tower

Pada bagian plafond podium tetap dengan ornamen melayu namun tidak

terlalu banyak, hanya ornamen sederhana yang mengelilingi plafond tersebut.

Penggunaan ornamen pada interior bangunan nya juga dibuat minim agar mall

tersebut tidak seperti bangunan museum Melayu. Sehingga pada bagian Mall

interior bangunan yang mengadaptasi dari arsitektur Melayu pada bagian plafond,

kolom, dan lantai. Pada dinding tidak diberikan ornamen dikarenakan agar tidak

terjadi hiasan ornamen yang berlebihan. Sebuah mall harus tetap mencitrakan

kesan yang modern, sehingga pada dinding hanya menggunakan cat dan ditutupi

keramik marmer.

(42)

2.12Zoning Pada Bangunan Utama

Pada setiap tower memiliki 4 tipe unit hunian yang sama yaitu : Tipe

Studio, Tipe Satu TT, Tipe Dua TT, Tipe Penthouse (duplex). Semua kamar

memiliki teras yang menghadap kesungai dan pemandangan kota, serta ada yang

berhadapan antar kamar.

2.13 Tipe Studio 2.14. Tipe 1Kamar Tidur

Area Mekanikal Elektrikal

Tipe Studio dan 1KT

Tipe 1 KT dan 2 KT

Tipe Penthouse

Podium / Mall

Basement

(43)

2.15 Tipe 2Kamar Tidur 2.16. Tipe Penthouse

Untuk interior pada unit hunian tidak ada ketentuan harus memiliki

interior melayu, karena mengingat unit hunian sudah merupakan hak masing

masing pemilik. Namun jenis jendela yang digunakan untuk semua unit hunian

sama. Menggunakan dinding tirai yang dapat dibuka. Dinding tirai ini sebagai

pengganti dinding bata. Namun pada interior lobi tower tetap memiliki interior

melayu pada plafond, lantai dan dinding. Konsisten dengan menggunakan warna

hijau dan kuning serta ornamen sederhana yang mengelilingi interior.

Setelah itu pusat kontrol mekanikal dan elektrikal yang menjadi ruang

utama dari sebuah gedung berada pada basement. Dikarenakan untuk mengurangi

kebisingan dan kemudahan dalam mengatur mesin-mesin yang berada didalam.

Area kontrol mekanikal berupa ruang AHU, chiller, STP, Ruang Genset dan

pompa, ruang water tank, ruang panel dan ruang kontrol serta ruang teknisi untuk

karyawan bagian mesin.

(44)

2.17Denah Basement sebagai Area ME

Sesuai dengan KDB 60% didapat

Luas podium lantai 1 : 3636 m2

Luas gedung parkiran lantai 1 : 1758 m2

Sehingga bangunan mengambil 21% dari luas lahan

Luas tower : 16.320 m2

Luas podium : 10.908 m2

Luas parkiran : 13.632 m2

2.18Zoning pada Tapak

Merah : Area Bangunan Hijau : Taman dan Rumput (Ruang Terbuka Hijau) Kuning : Kolam Renang Coklat : Riverwalk Biru : Sungai

(45)

Setiap kamar hunian memiliki balkon sebesar 2m yang disediakan juga

area jemur namun ditutupi dengan ornamen flora melayu yang sebagai second

fasade juga.

Konsep dan hasil perancangan diatas merupakan hasil dari beberapa

pendekatan desain arsitektur Melayu. Dengan mengambil beberapa unsur kuat

dari khas Melayu tersebut. Untuk jenis tipe kamar yang disediakan pada

apartemen ini juga harus diperhatikan. Apartemen menengah atas yang pasti akan

dihuni oleh pengusaha, PNS dan pegawai swasta dan eksekutif muda. Asumsi

penduduk sekitar yang berminat ada 5% dari 4717 KK yang berada di 2kelurahan

sehingga 235KK berminat untuk memiliki hunian diapartemen ini. Berikut adalah

program kegiatan dan kebutuhan ruang

[image:45.595.109.588.498.700.2]

2.3 Kebutuhan Ruang dan Program Kegiatan

Tabel 2.1 Tipe Kamar dan Ukuran

Kebutuhan

ruang dan luas

Aktivitas Perabot Pemakaian

Ruang

Standart Ruang Zoning

Tipe Studio ( 36m²)

- Tidur

- Mandi

- Merias Diri

- Makan - Nonton - Masak Tempat tidur Lemari baju Kamar mandi Dapur kecil Sofa,kursi ,meja Televisi Teras Satu orang Dua orang Private

(46)

Tipe 1 Kamar Tidur (54m²) Tidur Mandi Merias diri Makan Nonton Masak Nerima tamu Mencuci dan Jemur Tempat tidur Lemari baju Kamar mandi Dapur Sofa,kursi ,meja Televisi Meja Rias Meja makan Teras Satu orang Dua orang Private

[image:46.595.108.586.89.679.2]

Tipe 2 Kamar Tidur (72m²) Tidur Mandi Merias diri Makan Nonton Masak Nerima tamu Mencuci dan Menjemur - Berkumpul Tempat tidur Lemari baju Kamar mandi Dapur Sofa,kursi,meja Televisi Meja Rias Meja makan Teras Dua orang Tiga orang Private Tipe Penthouse (144m²) Tidur Mandi Merias diri Makan Nonton Masak Nerima tamu Mencuci dan Jemur Berkumpul Tempat tidur Lemari baju Kamar mandi Dapur Sofa,kursi,meja Televisi Meja Rias Meja makan Teras Meja Kerja - Tiga orang - Empat orang - Lima Orang - Enam Orang Private

Tabel 2.2 Fungsi Pendukung Indoor

(47)

Kebutuhan ruang dan luas

Aktivitas Perabot Pemakaian Ruang

Standart Ruang Zoning

Hall / Main

Lobby (50m²) - Datang - Melihat lihat - Menunggu - Bertanya

- Kursi / sofa

- Meja

Resepsionis

-Penghuni

-Tamu

-Pengelola

Sumber :Time –

Saver Standards –

F.W. Dodge Company Publik Toilet Umum (1.8m²/orang ) - Kloset

- Kran Air

- Urinoir

- Tamu

- Pengelola - Publik

Mini Market

/ Swalayan

(50m²/unit)

- Belanja - Rak-Rak - Meja Kasir

- Pekerja

- Tamu /

Pembeli Sumber :Data

Arsitek Jilid 2 –

Ernst Neufre Publik Business Centre (80m²/unit) - Datang - Melayani - Bertanya

- Meja dan kursi

- Sofa

- Pengelola

- Tamu - Publik

ATM

(2m²/unit) - Transaksi - Mesin ATM - Tamu - Publik

(48)

Ruang

Penitipan

Anak

(30m²)

- Tempat

bermain anak

- menunggu

- meja reseptionis

- ruangan anak

- pengelola

- tamu

- anak-anak

Sumber :Time –

Saver Standards –

F.W. Dodge Company Semi publik Book Store (150m²) - Membeli buku - Membaca buku - Mencari - Bertanya

-Rak buku

-Kasir -Kursi - Pengunjun g - Pengelola - Pekerja

- Publik

Spa dan Salon (100m²) - Salon - Spa - Menunggu - Bertanya

- Kursi, kaca dan

meja

- Kasir

- Sofa

- Tempat tidur

- Area mencuci

- Pengunjun

g

- Pengelola

- Pekerja

- Publik

Fitness Centre (200m²) - Fitness - Aerobick - Gym - Sauna - Menunggu - Bertanya - Melihat-lihat

- Alat-alat gym

- Jacuzi - Shower - Toilet - Urinoir - Locker - Sofa - Reseptiois - Kasir - Pengunjun g - Pengelola - Pekerja

- Publik

(49)

Cafe dan

Restaurant

(100²m – 70

pengunjung) - Makan - Duduk - Minum - Ngobrol - Mengerjaka n sesuatu

- Meja kursi

- Resepsionis

- Dapur

- Loading dock

- Kasir

- Tamu

- Pekerja

- Pengelola

Sumber :Data

Arsitek Jilid 2 –

Ernst Neufret

Publik

Coffee shop

(50²m – 50

pengunjung) - Makan - Duduk - Minum - Ngobrol - Mengerjaka n sesuatu

- Meja kursi

- Resepsionis

- Dapur

- Loading dock

- Kasir

- Tamu

- Pekerja

- Pengelola

Sumber :Data

Arsitek Jilid 2 –

Ernst Neufret

Publik

Bar

(50²m – 40

pengunjung)

- Duduk

- Minum

- Ngobrol

- Meja kursi

- Resepsionis

- Dapur

- Loading dock

- Kasir

- Tamu

- Pekerja

- Pengelola

- Publik

Klinik (40m²) - Menunggu - Bertanya - Berobat - Memeriksa - Konsultasi

- Meja dan kursi

dokter - Resepsionis - Sofa - Pasien - Dokter - Suster

Sumber :Time –

Saver Standards –

F.W. Dodge

Company

Publik

(50)

Apotik (30m²) - Membeli obat - Bertanya - Kasir

- Rak obat

- Gudang

- Pembeli

- Apoteker

- Pekerja

- Publik

Bakery Shop

(30m²)

- Membeli

roti

- Rak penyimpan

roti

- Kasir

- Kursi

- Pembeli

- Pekerja Publik

Area Berkumpul (20m²) - Ngobrol - Mengerja kan sesuatu - Menungg u

- Kursi dan meja

[image:50.595.108.586.88.487.2]

- Pengunju ng - Penghuni - Pengelol a Sumber :Dimensi Manusia dan Ruang Interior, Julius Panero, 1979 Publik

Tabel 2.3 Fungsi Pendukung Outdoor

Kebutuhan ruang

Aktivitas Perabot Pemakaian Ruang

Standart Ruang Zoning

Jogging Track - Olahraga - Melihat lihat - Menunggu

- Area Jogging

-Penghuni -Tamu -Pekerja

taman

- Publik

Tennis Court - Bermain tennis

- Lapangan tennis

- Kursi dan

meja

-Penghuni -Tamu -Pekerja

- Publik

(51)

Playground - Bermain - Taman Bermain dengan furniture mainan anak pada taman - Penghuni - Tamu - Pekerja taman Sumber : ArchitecturalGraph ic Standart,TheAmeri can Institute Of Architecture, 1944 Publik Swimming pool - Berenang - Menunggu

- Kolam Renang - Meja dan Kursi - Kursi sofa

- tempat ganti pakaian

-Penghuni -Tamu

-Pekerja Sumber :

ArchitecturalGraph ic Standart, TheAmerican Institute Of Architecture, 1944 Semi publik Joglo - Duduk - Bercerita - Menunggu - Bermain

-Meja dan Kursi

- Pengunjun g

- Pengelola - Pekerja - Penghuni

- Publik

BBQ area - BBQ - Masak

- Kursi dan meja - Alat BBQ

- Penghuni - Pengunjun

g

- Pengelola - Pekerja

- Semi

[image:51.595.112.584.87.551.2]

Publik

Tabel 2.4 Area Servis

(52)

Kebutuhan ruang dan luas

Aktivitas Perabot Pemakaian Ruang

Standart Ruang Zoning

Kantor pengelola (150m²) - Bekerja - Melayani tamu/pembeli

- Meja dan

kursi - Sofa - Rak

-Tamu

-Pekerja - Private

Front office (15m²)

- Melayani

tamu / pembeli

- Meja dan

kursi - Sofa - Rak

-Penghuni -Tamu

-Pekerja Sumber :Data

Arsitek Jilid 2 –Ernst Neufret Semi Publik Public relation (15m²) - Bekerja - Melayani tamu / pembeli

- Meja dan

kursi - Sofa - Rak -Penghuni -Tamu -Pekerja

- Semi

Publik

Security

(10m²)

- Menjaga keamanan

- Meja dan

kursi - Rak

- Tempat tidur

- Security - Private

House keeping

(20m²) - Bekerja

- Meja dan kursi

- Rak - Pekerja - Private

Kantor finance (20m²)

- Bekerja - Melayani Pembeli

- Meja dan kursi - sofa - rak - TV - Maket -Penghuni -Tamu -Pekerja

- Semi

publik

(53)

Ruang Mekanikal dan

Elektrikal (50m²)

- Bekerja -Mesin – mesin -Meja dan kursi

- Pekerja

- Pengelola - Private

Parkir (15m²)/unit

mobil - Parkir Mobil

- Perabotan parkir - Penghuni - Pengunjung - Pengelola - Pekerja Sumber :Data Arsitek Jilid 2 –Ernst

Neufret Publik Loading dock (20m²) - Parkir - Memasukkan barang-barang - Perabotan

[image:53.595.109.588.86.454.2]

parkir - Pekerja - Private

Tabel 2.5. Jumlah Unit Hunian

JUMLAH UNIT HUNIAN

NO. KEBUTUHAN RUANG JUMLAH UNIT LUAS MINIMUM JUMLAH LUAS

1 STUDIO 84 unit 36m² 2.016m²

(54)

2 1 KAMAR TIDUR 60 unit 54m² 6.804m²

3 2 KAMAR TIDUR 78 unit 72m² 3.600m²

4 PENTHOUSE 42 unit 144m² 9.216m²

JUMLAH 264 unit 34.452M²

(55)

40 BAB III APARTEMEN BERGAYA MELAYU DI TENGAH KOTA

3.1 Rancangan Tapak

Pada proyek ini harus dapat memanfaatkan potensi site yang terletak

ditengah kota ini dengan baik. Akses yang mudah dari berbagai arah dalam

pencapaian menuju tapak. Dikelilingi oleh area komersial seperti hotel, kantor

swasta maupun pemerintahan, Bank dan restaurant. Keberadaan sungai yang

membelah area tapak ini dapat menjadi nilai tambah dengan membuat jembatan

yang berkonstruksi baik dan menjadikan area tepi sungai sebagai area bersantai

dan memancing. Penambahan nilai view yang sukar didapat di area tapak lain.

Rancangan tapak di hasilkan berdasarkan dari survey, karena lahan yang

dapat dibangun sebuah bangunan dapat dimaksimalkan pada bagian jl.

Mangkubumi, sehingga bangunan yang di desain berupa gedung parkir, podium

beserta tower berlantai 20. Antara gedung parkir dan apartemen dihubungkan oleh

skybridge yang dikhusus kan untuk penghuni saja (akses privat apartemen).

Secara fungsional, peletakan bangunan sangat efektif karena lahannya yang besar

dan akses masuk juga yang mudah karena jl. Mangkubumi yang lebar dapat

menampung dua jalur lalu lintas kendaraan. Sehingga dengan adanya pintu masuk

menuju apartemen ini tidak menyebabkan kemacetan.

(56)

3.1 Konsep Pintu Masuk 3.2 Gedung Parkir yang Terhubung Dengan Gedung Utama Apartemen

Rancangan tapak dirancang lebih maksimal untuk ruang terbuka hijau

yang sesuai dengan undang-undang. Ruang terbuka hijau tersebut dibuka untuk

publik. Seperti kolam renang, sarana olahraga, pentas seni yang dapat dijadikan

pendapatan untuk pengelolahan ruang terbuka hijau. Karena di area sekitar tapak

tidak ada ruang terbuka hijau. Sehingga sangat cocok didesain taman dengan

fasilitas playground dan area tamasya, area tepi sungai menjadi tempat duduk dan

bersantai dan sarana olahraga outdoor. Dengan fasilitas komersial yang sudah ada

dapat menjadikan wilayah ini menjadi nilai tambah. Namun fasilitas transportasi

hanya angkutan umum, Ditambahkan fasilitas bus stop, area pembuangan untuk

sampah.

Pada sirkulasi bangunan juga dibuat dengan konsep straight line. Yang

dimaksud dengan straight line adalah sirkulasi yang berbentuk garis lurus. Karena

akses manusia pada tapak ini adalah yg paling diutamakan. Wilayah outdoor

sebesar 60% dari jumlah tapak keseluruhan. Sebagian besar area hanya dapat

(57)

dicapai dengan berjalan kaki sehingga pejalan kaki dan pesepeda akan aman dari

kendaraan dan polusi. Garis lurus tercipta dari area drop off – lobby tepat didepan

nya terdapat pintu keluar menuju area riverwalk yang menuju jembatan untuk

menyeberangi sungai.

Akses manusia dimulai dari jl. Mangkubumi, Masuk ke pedestrian

terdapat tangga menuju lobi mall, tepat didepan terdapat pintu keluar menuju

jembatan penyeberang sungai. Lalu riverwalk yang mengelilingi sungai yang

dapat menjadi akses pejalan kaki untuk ke fasilitas lainnya. Akses kendaraan

pribadi dapat dicapai dari jalan Mangkubumi yang disediakan gedung parkir

untuk umum dan privat serta parkir vallet untuk pengunjung mall. Pintu masuk

terdapat dua jenis untuk hunian dan umum.

Area Kendaraan dapat dicapai dari pintu masuk menuju dropoff

mall/hunian. Selanjutnya dengan berjalan kaki atau bersepeda. Pada area ini

disediakan penyewaan sepeda juga yg hanya dapat dipakai didalam tapak. Akses

masuk servis terletak dibelakang gedung parkir. Pada lantai 3 podium terdapat sky

bridge yang menghubungan gedung parkir dengan lobby tower.

3.3 Lobby Dari Jalan Mangkubumi

(58)

Riverside garden di jl. Mangkubumi ini untuk menambah fasilitas ruang

terbuka hijau, difungsikan sebagai area tamasya dengan ditutupi rerumputan. Pada

tepi sungai di bentuk riverwalk yang bersifat circle line, yaitu sirkulasi yang

memutari sungai sehingga tidak terdapat jalan buntu. Setiap focal point memiliki

sclupture sebagai penanda dan daya tarik baru. Fungsi riverwalk agar pengunjung dapat menikmati tepi sungai dan memiliki area untuk melihat bangunan serta

berfoto.

Rekayasa teknis seperti kontur yang menurun akan ditimbun dan dibentuk

tanggul yang bertangga – tangga untuk mencegah banjir dan erosi. Tanggul yang

berbentuk tangga difungsi kan sebagai area duduk-duduk untuk pengunjung

sehingga sungai tersebut dapat dinikmati langsung. Penambahan jembatan baja

dengan struktur tulang yang dapat dilewati oleh pesepeda dan pejalan kaki.

Struktur panggung untuk menambah kesan arsitektur Melayu juga difungsikan

sebagai area basement yang terdapat ruangan ME dan parkir motor. Karena

keberadaan lobi tower hunian pada lantai tiga podium sehingga ditambahkan

fasilitas sky bridge dari gedung parkir menuju podium

Jalan Badur didesain penuh sebagai ruang terbuka hijau karena letaknya

yang dikelilingi oleh pemukiman, sehingga target utama adalah masyarakat

sekitar, tidak perlu kendaraan untuk menuju area ini sehingga tidak diperlukan

area parkir. Dan alasan dibentuk nya kolam renang diluar bangunan agar menjadi

area kolam renang yang bersifat semi privat. Sehingga dapat menjadi dana masuk

(59)

untuk pengelola mall. Tersedia juga jalur pejalan kaki yang terhubung lurus dari

drop off ke river walk lalu deli bridge dan langsung menuju kolam renang.

Kolom renang yang berada di jl badur memiliki 2 tipe. Untuk anak anak

dan dewasa. Dengan restoran tepi sungai yang dapat menyajikan makanan untuk

pengunjung kolam renang. Rumah makan tepi sungai memiliki bentuk yang sama

seperti rumah Melayu ditepi sungai menggunakan pondasi umpak yang memiliki

panggung dan dinding kay yang berkonstruksi panggung. Dengan sifat semi

outdoor.

Tidak hanya desain bangunan, nilai kemanusiaan, sosial dan kultur harus

diperhatikan. Dalam konsep rancangan ini dibentuk area taman terbuka sebagai

area berkumpul untuk pertunjukan tari Melayu dengan disediakan tanggul sungai

yang membentuk tangga – tangga sehingga menjadi area duduk penonton. Tepat

didepannya ada pentas seni yang menjadi sebuah icon budaya Melayu, tanah

kosong dengan pentas seni untuk tarian melayu. Pentas seni ini dibuat terbuka

tanpa penutup dengan lantai yang penuh dengan motif arsitektur melayu dan

keramik hijau dan kuning.

Disediakannya juga sarana olahraga outdoor yang terletak jauh dari hunian

agar tidak mengganggu kegiatan olahraga dan jauh dari polusi udara, terdapat dua

lapangan tenis dan jogging track. Terdapat akses masuk dari bawah jembatan

Suprapto yang dapat masuk ke area olahraga dan riverwalk. Tepat disebelah area

olahraga terdapat BBQ area untuk penghuni agar tetap tercipta budaya berkumpul

(60)

keluarga, serta restoran tepi sungai dengan bergaya rumah Melayu asli tepi sungai.

Restaurant ini bersifat terbuka untuk umum.

3.4 Desain Kolam Renang 3.5 Sclupture sebagai Focal Point

3.6 Barbeque Area 3.7 Coffee Shop Diatas Jembatan Deck

3.2 Pemililhan Material yang Terbaik

Kulit bangunan menggunakan curtain wall, beton precast sebagai dinding.

Dan pada dinding kamar menggunakan curtain wall untuk menambah

pencahayaan alami dan sirkulasi udara. Penggunaan kaca dapat memberikan

ruang arsitektur yang nyaman, menghindari dari sinar matahari, hujan, kebisingan

dan panas. Dalam aspek berkelanjutan penggunaan lampu saat siang hari akan

menjadi minim karena cahaya yang masuk cukup besar, dan tirai tambahan

sebagai alat mengurangi cahaya matahari yang masuk. Curtain wall berdiri

sebagai struktural.

(61)

Jenis kaca yang digunakan adalah kaca reflective salah satu kaca yang

biasa digunakan untuk eksterior bangunan. Kaca ini memiliki daya tembus dari

satu arah saja ( tidak tampak dari luar). Reflective juga dapat menghalangi

masuknya sinar UV. Pada hunian bagian area jemur diberikan ornamen flora

sebagai second fasade untuk tetap menambah nilai arsitektural.

Potongan bangunan harus memperlihatkan tapak yang membentuk kontur

menurun dari jalan raya hingga ke tepi sungai. Tinggi kontur pada tapak ini

sekitar 7m. Potongan dari arah jl. Suprapto akan terlihat pedestrian jalan lalu

terlihat bangunan utama yang memiliki area podium 3m diatas tanah. Pada

bangunan terlihat eskalator sebagai sirkulasi vertikal pada podium dan lift untuk

sirkulasi vertikal pada tower. Podium yang lebih lebar dari tower memiliki

perbedaan ukuran kolom.

Setelah bangunan terdapat riverwalk yang memiliki kontur menurun 2m

dari ketinggian bangunan. Riverwalk membentuk tangga tangga yang semakin

menurun hingga ke tepi sungai. Dan terlihat jembatan yang memiliki ketinggian

sama dengan riverwalk awal. Setelah itu sungai yang dibatasi tanggul setinggi 3m

untuk mencegah terjadi nya banjir. 3m adalah batas aman dari banjir yang sering

terjadi di area ini.

Potongan pada jl. Mangkubumi memperlihat kan gedung parkir yang

memiliki ketinggian 3m pada setiap lantai. Gedung parkir ini memilliki akses sky

bridge ke podium sebagai lobi utama tower. Lobi utama ini berada pada lantai 3

podium. Kemudian terlihat podium dengan dua lift yang terpotong. Dan terlihat

(62)

terdapat void pada podium sebagai area pameran. Kemudian setelah podium

terlihat area focal point sebagai perjumpaan antara podium dengan riverside

garden. Dengan sclupture ditengahnya. Terdapat jembatan sebagai penyatu area tapak. Kemudian terlihat area olahraga dan area bbq.

Material yang digunakan pada jalan setapak pada site adalah paving block

sebagai penutup tanah. Dan tepi sungai tetap ditutupi oleh tanah dan rumput untuk

mencegah terjadi nya erosi. Perkerasan sering menjadi dampak buruk untuk tepi

sungai. Sehingga jalan untuk kendaraan menggunakan conblock dan riverwalk

menggunakan conblock.

Atap pada tower menggunakan bahan aluminium komposit yang

menyerupai atap rumah Melayu dan tidak menggunakan atap genteng. Atap nya

juga berfungsi sebagai penampung alat mekanikal seperti cooling tower, water tank, mesin lift, penangkal petir dan beberapa mesin lainnya. Atap tower dijadikan rooftop yang dapat diakses oleh pekerja dengan menggunakan tangga darurat.

Tentunya drainase pada atap harus dipikirkan jangan sampai terjadi kebocoran

yang mengakibatkan pada hunian dibawahnya. Pada atap terdapat lubang-lubang

yang berjarang 20m untuk menampung air hujan yang langsung disalurkan pada

talang-talang yang mengalirkan air tersebut kedalam bak penampungan. Talang

yang digunakan terbuat dari bahan aluminium.

Pada bagian atas lobi terdapat atap dengan material sky light yang

memungkinkan cahaya yang masuk ke dalam bangunan podium dari atas.

(63)

Sumber cahaya akan sangat efektif sebagai pencahayaan normal. Bentuk skylight

hipped dengan menggunakan panel reflektor untuk mengurangi silau matahari.

3.3 Struktur Pengikat Tanah Hingga Mahkota Penghias Bangunan

Seluruh konstruksi pada bangunan ini menyesuaikan bentuk dan

kekokohan bangunan. Penggunaan kolom dan jarak kolom dikarenakan bentuk

dari denah yang kotak. Pembentukan awal dibentuk dari modul – modul kolom

dan bentuk tapak. Penggunaan material juga diusahakan dari bahan yang ramah

lingkungan dan dapat memberikan efek sirkulasi yang baik. Sehingga penggunaan

AC menjadi berkurang. Penggunaan lampu juga semakin berkurang. Penggunaan

beton precast juga untuk meringankan material pada bangunan tinggi. Bangunan

tinggi sering bermasalah dengan angin, sehingga material yang digunakan harus

sesuai dengan sifat angin

Pembangunan apartemen dan fungsi pendukung lainnya akan diawali

dengan penggusuran para penghuni liar di tepi sungai. Kemudian pembersihan

lahan dan perbaikan sungai. Tepi sungai yang hancur sudah tidak ada garis tepi

lagi. Antara jl. Badur dan jl. Mangkubumi ketinggian kontur juga berbeda, pada

jl. Badur menurun hingga tepi sungai dan pada jl. Mangkubumi terdapat tanggul

setinggi kurang lebih 5 meter. Sehingga akan terjadi penimbunan tanah untuk

bagian – bagian yang kontur nya rendah dari desain dan pengorekan tanah untuk

pencegahan erosi dan tanah itu digunakan kembali untuk penimpunan tersebut.

Sistem struktur bangunan, suatu sistem yang menyalurkan beban ke tanah

melalui pondasi. Beban yang bekerja pada bangunan tinggi adalah beban

(64)

vertikal,horizontal, temperatur, getaran dan lain-lain. Sistem struktur harus sesuai

dengan arsitektural dan konstruksi nya. Sistem struktur menggunakan point block

system dikarenakan bentuk apartemen yg bersifat inti bangunan mengelilingi unit.

Untuk bagian konstruksi menggunakan pondasi tiang pancang. Pondasi ini

dipakai untuk bangunan lebih dari 10 lantai, penggunaannya seakan-akan

mempunyai akar yang mengikat tanah disekitar tiang pancang. Beban gravitasi

harus disesuaikan dengan fungsi bangunan. Struktur lantai merupakan bagian

terbesar dari struktur bangunan. Struktur lantai merupakan kombinasi dari pelat

dan balok induk. Ketebelannya sesuai dengan perhitungan bentangan. Karena

bentangannya 10m x 8m sehingga balok induk setebal 70cmx80cm.

Gaya lateral sangat identik dengan bangunan tinggi, karena pada

ketinggian angin lebih kencang dan gempa bumi. Sehingga menggunakan struktur

baja. Penempatan lift, ruang shaft berada pada pusat bangunan tepat bersamaan

dengan lift. Material nya terbuat dari baja untuk menghemat waktu dan

pembuatan pada bekisting nya sehingga dapat dipakai berulang kali. Namun

baja-baja ters

Gambar

Tabel 2.1 Tipe Kamar dan Ukuran
Tabel 2.2  Fungsi Pendukung Indoor
Tabel 2.3 Fungsi Pendukung Outdoor
Tabel 2.4 Area Servis
+2

Referensi

Dokumen terkait

Data hasil penelitian tersebut sejalan dengan beberapa penelitian yang juga mengembangkan dan menggunakan media pembelajaran, seperti penelitian yang dilakukan

Implementasi dilakukan dengan menggunakan tunneling 6to4 sebagai metode transisi IPv4 ke IPv6 pada IPv4 milik Undip serta implementasi aplikasi-aplikasi server- client

Semua komunikasi pada infrastruktur ini adalah melalui jaringan private dengan menggunakan openVPN yang terenkripsi dengan menggunakan SSL sehingga mengurangi celah keamanan

Pada umumnya, kebudayaan mempunyai sifat dan hakikat, yaitu: (1) Kebudayaan terwujud dan tersalurkan dari tindakan dan perilaku manusianya, (2) Kebudayaan telah

6.1 Nagrajevanje in zaslužki slovenskih managerjev3 Študije o nagrajevanju članov uprav so si enotne predvsem v ugotovitvi, da je velikost nagrade managerjev še najbolj odvisna

Operator Training Simulator yang dibuat menggambarkan kondisi startup hingga kondisi tunak pada tanur Anoda dan hanya kondisi tunak pada unit refinery dari

Pemasaran menurut Kotler (1997) adalah suatu proses sosial manajerial yang mana individu atau kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan cara menciptakan

Pengawasan pengadaan, peredaran dan penggunaan pupuk an- organik bertujuan agar pupuk tersedia sampai ditingkat petani secara tepat waktu, jumlah, jenis dan