v SKRIPSI
OLEH
AISYHA FARAH DINA PURBA 100406063
DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
(2014)
vi SKRIPSI
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
Departemen Arsitektur
Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara
Oleh
AISYHA FARAH DINA PURBA 100406063
DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
(2014)
vii
MEDAN
SKRIPSI
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Skripsi ini tidak terdapat karya
yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan
tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat
yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis
diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Medan, ...
(...)
viii
Medan
Nama Mahasiswa : Aisyha Farah Dina Purba
Nomor Pokok : 100406063
Departemen : Arsitektur
Menyetujui
Dosen Pembimbing
(...)
Koordinator Skripsi,
Ir. Bauni Hamid, M.DesS, Ph.D
Ketua Program Studi,
Ir. N. Vinky Rahman, MT
Tanggal Lulus:
v
dan karunia-nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “URBAN
FUSION ; EKSISTENSI ARSITEKTUR MELAYU DITENGAH KOTA
MEDAN”
Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat
menyelesaikan studi pada Program Sarjana Arsitektur Fakultas Teknik Universitas
Sumatera Utara.
Dalam penulisan skripsi ini penulis mendapatkan bimbingan, bantuan,
saran, dan motivasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu izinkanlah penulis
menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya kepada :
1. Allah SWT yang selalu mencurahkan rizki-Nya kepada penulis sehingga
akhirnya penulis bisa menyelesaikan skripsi ini.
2. Papa, Drs. Daswar Purba dan Mama, Dra. Jalina yang senantiasa selalu
memberikan dukungan yang sangat besar dan telah membantu baik materi
maupun moril serta doanya
3. Bapak Ir. N. Vinky Rahman, MT. Selaku Ketua Jurusan Arsitektur USU
4. Bapak Ir. Samsul Bahri MT. Selaku Dosen Pembimbing dalam penulisan
skripsi ini yang telah bersedia meluangkan waktu dan memberi masukan
berupa saran, arahan, motivasi dan bimbingan dari awal hingga akhir.
5. Bapak Syahlan Jukhri Ars. IAI selaku Arsitek Pembimbing dalam penulisan
skripsi ini yang banyak memberikan bantuan,saran motivasi dan meluangkan
waktunya untuk membantu penulis menyesaikan skripsi ini.
vi
penulis.
7. Putri Dwi Astuti, Meidini Putri Ch, Rina Nurul, Rivira Tania, dan Vika
Dayani para sahabat penulis yang selalu memberikan motivasi dan selalu ada
setiap saat untuk penulis.
8. Sherley Y. Siregar, Clarisa Amanda Baker yang selalu memberikan motivasi
dan bantuan kepada penulis kapanpun dimanapun dalam suka maupun duka
9. Tommy Syahdiputra yang membantu dan mensupport penulis dan juga telah
sabar menghadapi penulis selama menyelesaikan skripsi ini.
10.Teman-teman kelompok C, Inka, Iyan dan Yohanna serta teman teman
stambuk 2010 khususnya Dwi, Anggi, Onggek, Doni, Fikar, Agung, Utuy,
Yuyun, Aldo yang sudah banyak membantu penulis.yang telah menemani
penulis selama menempuh pendidikan di Arsitektur.
11.Teman-teman yang telah membantu dan memberikan support kepada penulis
khususnya Bang Yudha, Taher, Irfan, Sabri, Fatih, Maya, Dila, Yos, Fajar,
Aziz, dan Adri.
Seperti kata pepatah bahwa tak ada gading yang tak retak, Penulis
menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, kritik
dan saran yang sifatnya membangun sangat diharapkan untuk kelengkapan dan
terwujudnya kesempurnaan sebagaimana dimaksud.
vii
bagi kita semua khususnya di lingkungan Departemen Arsitektur USU.
Medan, 2014
Peneliti
Aisyha Farah Dina Purba
viii
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... ii
DAFTAR TABEL ... iii
DAFTAR GAMBAR ... iv
BAB I SUNGAI DELI MARTABAT KOTA MEDAN 1.1 Deskripsi Proyek dan Lokasi Proyek ... 1
1.2 Peran Faktor Sosialpada Tapak dan Area Sekitarnya ... 8
1.3 Undang-Undang dan Peraturan Bangunan ... 13
BAB II KEBUDAYAAN MASUK KE DALAM MODERNISASI 2.1. Penerapan Tema pada Tapak ... 16
2.2 Apartemen Bernuansa Melayu ... 23
2.3 Kebutuhan Ruang dan Program Kegiatan ... 30
BAB III APARTEMEN BERGAYA MELAYU DI TENGAH KOTA 3.1 Rancangan Tapak ... 40
3.2 Pemilihan Material yang Terbaik ... 45
3.3 Struktur Pengikat Tanah Hingga Mahkota Penghias Bangunan ... 48
BAB IV MENYATUKAN KEMBALI BUDAYA MELAYU DAN SUNGAI DELI 4.1 Memanfaatkan Sungai dan Utilitas Bangunan ... 54
4.2 Rangkaian Pembangunan Apartemen Beridentitas Melayu .. 64
4.3 Arsitektur Melayu, Arsitektur Muka Sungai ... 68
DAFTAR PUSTAKA ... 73
LAMPIRAN ... 74
xi
Gambar 1.2 – Kontur Tapak yang Menurun ke Sungai ... 3
Gambar 1.3 – Pencapaian dari kota menuju tapak ... 4
Gambar 1.4 – Keberadaan bangunan disekitar tapak ... 6
Gambar 1.5 – Sungai Deli menjadi Area Pembuangan ... 6
Gambar 1.6 – Keberadaan Bangunan Disekitar Tapak ... 7
Gambar 1.7 – Kondisi Di Sekitar Tapak ... 9
Gambar 1.8 – Kondisi Tepi Sungai yang Dihuni oleh Pemukiman Liar ... 11
Gambar 1.9 – Peraturan Pemerintah Tentang Batas Sungai ... 14
Gambar 1.10 – Contoh Tepi Sungai yang Akan Diterapkan Pada Tapak... 15
Gambar 2.1 – Istana Maimun ... 17
Gambar 2.2 – Koleksi yang dipajang ... 18
Gambar 2.3 – Interior Istana Maimun diruang pertemuan ... 18
Gambar 2.4 – Tirai dan Ornamen ... 18
Gambar 2.5 – Singgasana Sultan ... 18
Gambar 2.6 – Atap Rumah Melayu ... 19
Gambar 2.7 – Bangunan Utama yang mengintepresikan Arsitektur Melayu 20 Gambar 2.8 – Ornamen yang menghiasi eksterior bangunan ... 21
Gambar 2.9 – Jembatan sebagai fungsi penyebrangan ... 22
Gambar 2.10 – Lampu gantung pada lobi ... 25
Gambar 2.11 – Interior lobi tower ... 26
Gambar 2.12 – Zoning pada Bngunan Utama ... 27
Gambar 2.13 – Tipe Studio ... 27
Gambar 2.14 – Tipe 1kamar Tidur ... 27
Gambar 2.15 – Tipe 2kamar Tidur ... 28
Gambar 2.16 – Tipe Penthouse ... 28
Gambar 2.17 – Denah Basement ... 29
Gambar 2.18 – Zoning pada Tapak ... 29
Gambar 3.1 – Konsep Pintu masuk ... 41
Gambar 3.2 – Gedung parkir yang terhubung dengan gedung utama ... 42
x
Gambar 3.3 – Lobby dari jalan Mangkubumi ... 42
Gambar 3.4 – Desain Kolam Renang ... 45
Gambar 3.5 – Sclupture sebagai Focal Point ... 45
Gambar 3.6 – Barbeque Area ... 45
Gambar 3.7 – Coffe shop diatas jembatan deck ... 45
Gambar 3.8 – Jenis tanaman yang digunakan pada Tapak ... 53
Gambar 4.1 – Skema daur ulang air hujan ... 53
Gambar 4.2 – Septitank ... 57
Gambar 4.3 – Rooftank ... 57
Gambar 4.4 – Biopori ... 57
Gambar 4.5 – Skema air bersih, air kotor dan padat... 59
Gambar 4.6 – Skema penyaluran listrik dan AC Central ... 63
Gambar 4.7 – Area Olahraga Outdoor ... 70
Gambar 4.8 – Pentas Seni Melayu ... 70
Gambar 4.9 – Sketsa Eksterior ... 70
Gambar 4.10 – Sketsa Ekterior ... 70
xi
Tabel 2.2 – Fungsi Pendukung Indoor ... 32
Tabel 2.3 – Fungsi Pendukung Outdoor ... 35
Tabel 2 4 – Area Servis ... 37
Tabel 2.5 – Jumlah Unit Hunian ... 39
x ABSTRAK
Melayu merupakan salah satu identitas dari kota Medan. Terutama kerajaan Melayu yang memiliki peran penting pada sejarah kota Medan dan sungai Deli. Beberapa peninggalan dari kerajaan Melayu berupa bangunan-bangunan berarsitektur Melayu yang dijadikan area wisata.
Di zaman yang sudah modern ini, dapat dilihat sudah berkurangnya keberadaan bangunan dengan latar belakang budaya terutama budaya Melayu. Sehingga didesain sebuah apartemen yang mentransformasikan arsitektur Melayu. Bangunan dengan fungsi sebuah mall dan hunian apartemen, sama seperti bangunan Melayu ditepi sungai yang berfungsi sebagai tempat tinggal.
Sebuah hunian apartemen dengan identitas arsitektur Melayu ini, tetap dipadukan dengan gaya modern dengan tujuan, untuk mewadahi dan menyadarkan masyarakat akan keberadaan budaya Melayu tepatnya dimuka sungai Deli. Sungai Deli yang sekarang berkondisi seperti area kumuh akan dialih fungsikan menjadi sungai yang menjadi sebuah area wisata bagi masyarakat kota Medan.
Konsep utama yang menjadi analisis dalam mewujudkan bangunan berarsitektur Melayu, yaitu dengan penekanan desain yang mengacu pada ciri-ciri bangunan berarsitektur Melayu berupa panggung, ornamen, atap, warna kuning, dan hijau. Serta dengan memberikan sebahagian ruang terbuka hijau sebagai sumbangan untuk publik yang tetap mengadopsi arsitektur Melayu.
Kata kunci : Arsitektur Melayu, Sungai Deli, Bangunan, Medan, Masyarakat
x ABSTRACT
Melayu is one of the identity of the city of Medan. Especially the Melayu kingdom which has an important role in the history of Medan city and Deli river. Some relics of a royal Melayu architecture buildings are used as tourist areas.
In Modern era, which is already present, where the building has been reduced to the cultural background especially Melayu culture. That's why make design with Melayu, a building that transforms Melayu architecture. The building with the functions of a mall and residential apartments, the same as the Melayu riverside building which serves as a residence.
A residential apartments with the identity of the Melayu architecture, combined with modern style remains the goal, to accommodate and make people aware of the existence of the Melayu culture rather upfront River Deli. River Deli is now conditioned like slum area would be a new purpose river became a tourist area for the city of Medan.
The main concept into the analysis in realizing Melayu architecture building, which is the emphasis of design that refers to the characteristics of a Melayu architecture building stage, ornaments, roof, yellow, and green. As well as to provide sebahagian green open space as a public donation to keep adopting Melayu architecture.
Keywords: Melayu Architecture, River Deli, Building, Medan, Society
x ABSTRAK
Melayu merupakan salah satu identitas dari kota Medan. Terutama kerajaan Melayu yang memiliki peran penting pada sejarah kota Medan dan sungai Deli. Beberapa peninggalan dari kerajaan Melayu berupa bangunan-bangunan berarsitektur Melayu yang dijadikan area wisata.
Di zaman yang sudah modern ini, dapat dilihat sudah berkurangnya keberadaan bangunan dengan latar belakang budaya terutama budaya Melayu. Sehingga didesain sebuah apartemen yang mentransformasikan arsitektur Melayu. Bangunan dengan fungsi sebuah mall dan hunian apartemen, sama seperti bangunan Melayu ditepi sungai yang berfungsi sebagai tempat tinggal.
Sebuah hunian apartemen dengan identitas arsitektur Melayu ini, tetap dipadukan dengan gaya modern dengan tujuan, untuk mewadahi dan menyadarkan masyarakat akan keberadaan budaya Melayu tepatnya dimuka sungai Deli. Sungai Deli yang sekarang berkondisi seperti area kumuh akan dialih fungsikan menjadi sungai yang menjadi sebuah area wisata bagi masyarakat kota Medan.
Konsep utama yang menjadi analisis dalam mewujudkan bangunan berarsitektur Melayu, yaitu dengan penekanan desain yang mengacu pada ciri-ciri bangunan berarsitektur Melayu berupa panggung, ornamen, atap, warna kuning, dan hijau. Serta dengan memberikan sebahagian ruang terbuka hijau sebagai sumbangan untuk publik yang tetap mengadopsi arsitektur Melayu.
Kata kunci : Arsitektur Melayu, Sungai Deli, Bangunan, Medan, Masyarakat
x ABSTRACT
Melayu is one of the identity of the city of Medan. Especially the Melayu kingdom which has an important role in the history of Medan city and Deli river. Some relics of a royal Melayu architecture buildings are used as tourist areas.
In Modern era, which is already present, where the building has been reduced to the cultural background especially Melayu culture. That's why make design with Melayu, a building that transforms Melayu architecture. The building with the functions of a mall and residential apartments, the same as the Melayu riverside building which serves as a residence.
A residential apartments with the identity of the Melayu architecture, combined with modern style remains the goal, to accommodate and make people aware of the existence of the Melayu culture rather upfront River Deli. River Deli is now conditioned like slum area would be a new purpose river became a tourist area for the city of Medan.
The main concept into the analysis in realizing Melayu architecture building, which is the emphasis of design that refers to the characteristics of a Melayu architecture building stage, ornaments, roof, yellow, and green. As well as to provide sebahagian green open space as a public donation to keep adopting Melayu architecture.
Keywords: Melayu Architecture, River Deli, Building, Medan, Society
1 BAB I
SUNGAI DELI MARTABAT KOTA MEDAN
1.1 Deskripsi Proyek dan Lokasi Tapak
Skripsi dan perancangan arsitektur 6 menjadi bahan "tugas akhir" bagi
mahasiswa semester 8. Format nya cukup berbeda dengan mahasiswa tugas akhir
yang dulu. Sekarang mahasiswa menyelesaikan desain pada perancangan
arsitektur 6 dan menuliskan nya kedalam skripsi. Isi skripsi tersebut adalah
perancangan arsitektur 6 tersebut. Semua kegiatan perancangan arsitektur 6
berkaitan dengan skripsi. Sistem sidang yang dibuat juga sudah berbeda dengan
Tugas Akhir. Skripsi profesional bernilai 60% desain dan 40% skripsi/laporan.
Sistem pengumpulan tugas desain juga tidak berupa gambar kerja yang detail,
hanya saja tentang desain yang berkaitan dengan tema, lalu dengan teknik
presentasi bergambar sehingga tidak perlu gambar detail. Hanya garis besar desain
dengan struktur, mekanikal dan elektrikal yang cukup penjelasannya.
Sistem skripsi profesi memiliki jadwal asistensi dengan dosen dan arsitek
profesional. Hal ini membantu mahasiswa untuk seperti langsung menghadapi
proyek nyata seperti dalam dunia kerja. Proyek tentang pengembangan sungai
Deli ini sangat mengintepretasikan kondisi kota Medan sekarang yang sudah
mulai mengembangkan fungsi sungai sebagai nilai jual. Pengembangan ini juga
bertujuan bukan hanya untuk menguntungkan para stakeholders saja. Karena tepi
sungai identik dengan masyarakat menengah bawah dan kumuh. Sungai Deli juga
bukan milik pribadi pada stakeholders, sehingga sungai Deli harus tetap dapat
terbuka untuk umum tanpa batasan.
Penulis mendapatkan tema besar yaitu Sosiologi Perkotaan. Sosiologi
perkotaan adalah ilmu yang mempelajari tentang kehidupan sosial dan interaksi
manusia di wilayah metropolitan atau perkotaan. Sosiologi perkotaan mempelajari
masyarakat perkotaan dan segala pola interaksi yang dilakukannya sesuai dengan
lingkungan tempat tinggalnya.
Salah satu yang dibahas pada studi sosiologi perkotaan adalah budaya.
Sehingga penentuan sub tema akan berhubungan dengan budaya. Akhirnya
ditentukan sub tema “Urban Fusion; Eksistensi Arsitektur Melayu ditengah Kota
Medan”
Minggu pertama setelah pemberitahuan tugas dilaksanakannya studi
lapangan / survey. Penulis mendapatkan area tapak yang berada pada Kecamatan
Medan Maimun, Kelurahan Aur dan Kelurahan Hamdan. tepat di Jl. Mangkubumi
dan jl. Badur. Hasil yang diperoleh adalah topografi pinggir sungai yang tidak
beraturan, kontur tanah mulai dari jalan raya menurun sekitar 7 meter kebawah
sungai, mengakibatkan terjadi nya longsor dan tidak adanya tanggul sungai
sehingga sering terjadi banjir dan penumpukan sampah di tepi sungai juga
mengakibatkan banjir. Padahal posisi sungai ini berada di tengah kota Medan.
Saat hujan lebat air bisa naik hingga 3 meter dan masuk kedalam
pemukiman liar, sehingga saat hujan mereka selalu mengadakan penggalangan
dana untuk membantu korban banjir. Keadaan sungai sangat tidak terawat.
Padahal Sungai Deli merupakan salah satu sejarah kota Medan, seharusnya dijaga
dan dirawat kebersihan nya.
1.1 Kondisi Sungai Deli pada jl. Suprapto / pada Tapak
1.2 Kontur Tapak yang menurun ke sungai
Lokasi yang berada ditengah kota terlihat lebih baik tanpa pemukiman
kumuh lagi untuk mencerminkan kota metropolitan. Bangunan dan struktur fisik
di area tepi sungai juga tidak terlihat sangat kumuh dan kotor. Ruko yang berdiri
sangat rapat bersamaan dengan pemukiman kumuh yang menggunakan struktur
kayu dan rawan sekali akan runtuh. Tidak adanya bangunan dengan arsitektur
yang bagus disekitar site.
Akses kendaraan pada tapak ini dapat dilalui dua jalur kendaraan dari jl.
Suprapto dan jl. Palang Merah. Lebar jalan di Mangkubumi cukup besar namun
pada jl. Badur sangat kecil sehingga sulit saat sebuah mobil berpapasan dengan
mobil dari jalur berlawanan. Sangat disayangkan tidak ditemukan pedestrian yang
sesuai standart pada area ini. Tidak ada sama sekali pedestrian, fasilitas jalan juga
tidak ada seperti tempat duduk atau tong sampah. Jalan raya juga langsung
berbatasan dengan rumah penduduk, parkir kendaraan dibadan jalan. Kondisi
sirkulasi dan jalan sekitar sangat tidak teratur.
1.3 Pencapaian dari kota menuju tapak
Pencapaian dari Jalan Suprapto
Pencapaian dari Jalan Bridjen Katamso
Pencapaian dari Jalan Palang Merah
Iklim diarea sungai Deli memiliki sedikit perbedaan antara musim
kemarau dan musim hujan. Suhu udara berkisar antara 21 C - 33 C dan suhu rata –
rata tahunan adalah 26 C. Keadaan area tapak juga tidak ada area terbuka disana
semua penuh dengan perumahan dan area perkantoran hanya ada lahan kosong
yang dijadikan tempat pembuangan sampah sementara. Seharusnya sebuah sungai
itu harus memiliki hutan alam ditepi nya sebagai kawasan resapan air untuk
mencegah banjir dan erosi (sumber : BLH Sumut)1
1
BLH Sumut : Badan Lingkungan Hidup
. Keadaan pada tapak
pepohonan malah menjadi benda yang merusak diarea tapak. Pohon-pohon yang
tumbuh dengan liar tanpa ada penataan yang bagus. Sehingga keberadaan pohon /
vegetasi tersebut tidak menjadikan area yang rindang pada tepi sungai.
Dahulu nya sungai Deli ini termasuk dalam, karena ada nya pengikisan
tepi sungai dan penumpukan sampah tiap tahunnya makanya sungai deli lambat
laun menjadi sangat dangkal. Pendangkalan sungai terjadi akibat sedimentasi dari
sampah-sampah yang menumpuk didalam sungai. Semua penduduk dan
masyarakat sekitar menjadikan sungai deli ini menjadi area pembuangan
sampah. Pembuangan yang berasal dari riol kota juga dialirkan ke sungai Deli ini,
sehingga sungai Deli ini mengandung limbah industri yang dapat membahayakan
masyarakat sekitar. Keadaan yang begitu kumuh , tidak tertata ini tidak
sewajarnya ada di tengah kota.
1.4 Kondisi tepi sungai yang dipenuhi oleh sampah dan pemukiman liar
1.5 Sungai Deli menjadi area pembuangan limbah dari kota
Dahulu sungai Deli merupakan mode transportasi air bagi perdagangan
masa kerajaan Deli, namun sekarang sungai Deli sudah tidak bisa dilalui oleh
kapal lagi. Ini mengakibatkan salah satu situs sejarah kota Medan akan hancur,
Kota Medan tentunya akan kehilangan akar sejarah yang dimasa lalu begitu jaya
menjadi jalur transportasi dan perdagangan.
Sehingga untuk mengembalikan fungsi sungai deli, dengan pelaksanaan
pembangunan apartemen dan fasilitas pendukungnya, di butuhkan banyak
perubahan. Seperti pada daerah muka sungai harus dibuat tanggul, menambahkan
area terbuka hijau sebagai sumbangan untuk publik.
Bangunan – bangunan yang berdiri disekitar muka sungai lebih didominasi
oleh ruko, kantor dan area komersial seperti hotel dan restaurant.
1.6 Keberadaan bangunan disekitar tapak sebagai area komersial
1.2 Peran Faktor Sosial pada Tapak dan Area Sekitarnya
Masyarakat adalah suatu komunitas yang interdependen2
. Keberadaan
masyarakat sekitar sangat mempengaruhi keberhasilan suatu kota atau daerah.
Sehingga akan dijelaskan bagaimana masyarakat di area tapak dan disekitarnya.
Masyarakat di area sekitar tapak terbagi dua. Penduduk di muka sungai dan
penduduk yang bermukim di tepi sungai (pemukiman liar). Pemerintah atau
kepala daerah disekitar tidak menyalin data kependudukan masyarakat tepi
sungai, karena keberadaan mereka yang ilegal.
Berdasarkan hasil survey lapangan dan kelurahan Hamdan dan Aur,
diperoleh hasil budaya atau etnis yang bermukim pada bagian muka sungai jl.
Mangkubumi yang lebih diwarnai pusat perkantoran, pertokoan, pusat hiburan,
restaurant dan hotel lebih didominasi etnis Cina. Namun pemukiman pada jl.
Badur yang merupakan kelurahan Hamdan lebih kepada pemukiman penduduk
yang didominasi suku Aceh .
2
Interdependen : saling membutuhkan
1.7 Kondisi Disekitar Tapak
Keramaian terjadi saat pagi hingga sore. Area perdagangan ini yang
membuat kawasan jl. Mangkubumi sangat hidup. Jl. Mangkubumi saat siang
selalu terjadi kemacetan karena tidak ada lahan parkir, dengan jumlah pendatang
yang ramai sehingga kendaraan yang parkir tidak dapat ditampung dan
menyebabkan kendaraan parkir dibadan jalan. Alhasil kendaraan yang lalu lalang
pun menjadi satu jalur saja. Keadaan sekitar yang sangat ramai namun bukan
menciptakan sosialisasi antar tetangga yang terjalin dipemukiman. Komunikasi
antar tetangga yang bersifat silaturahmi sangat kurang. Karena daerah ini
merupakan area perdagangan. Komunikasi yang terjadi hanya bersifat melayani.
Saat menjelang malam pertokoan tutup dan keadaan sepi.
Umumnya masyarakat diarea sekitar tapak memiliki pekerjaan sebagai
PNS, pegawai swasta dan pengusaha. Daerah tapak ini tepat untuk masyarakat
menengah atas jika dilihat dari jenis pekerjaannya. Perekonomian disekitar
termasuk dalam hitungan menengah atas, karena letaknya di tengah kota dan
dipenuhi dengan sarana publik / daerah komersial. Sehingga untuk pembangunan
sebuah apartemen sangat mendukung di area ini. Daerah tapak ini berada di
kecamatan Medan Maimun yang mengambil dua kelurahan yaitu kel. Hamdan 10
dan kel. Aur 9.
Dalam kasus revitalisasi kawasan muka sungai penerapannya selalu
diakomodasi oleh stakeholder, kehadiran mereka sangat penting. Organisasi
stakeholders terdiri dari investor, lenders(bank), asuransi, kontraktor, konsultan,
user(pembeli), kompetitor, regulator, business partner, tokoh & masyarakat
pemerintahan pusat dan setempat, Expert (ahli struktur dll), staf proyek dan
lingkungan sekitar. Namun bukan bertujuan untuk menguntungkan stakeholder
yang berekonomi tinggi saja. Masyarakat menengah kebawah harus mendapatkan
manfaat dari pembangunan proyek ini juga. Pengembalian fungsi sungai yang
sebenarnya bukan dengan menutup keberadaannya namun menjadikan nya wisata
baru bagi masyarakat dari berbagai kalangan.
Jika dilihat kembali pada masyarakat yang bermukim diarea tapak, ada dua
jenis kedudukan masyarakat. Masyarakat tepi sungai ini dapat diulas sedikit
bagaimana kehidupan mereka. Kehidupan tepi sungai yang begitu akrab dan ramai
sangat berbeda dengan kehidupan “muka sungai”. Setiap siang ibu-ibu berkumpul
sambil berjaga warung mereka. Sifat kekeluargaan lebih terasa, kehidupan
masyarakat desa masih lekat dikehidupan mereka, perubahan komunikasi
masyarakat sangat terlihat jelas dari jenis komunikasi yang terjadi antara
masyarakat menengah atas dengan masyarakat bawah. Masyarakat menengah atas
berkomunikasi sesuai kebutuhan saja berbeda dengan masyarakat bawah yang
senang berkumpul untuk silaturahmi.
1.8 Kondisi Tepi sungai yang dihuni oleh pemukiman liar
Cukup sulit untuk menceritakan kehidupan tepi sungai ini karena sumber
dari kelurahan juga tidak ada, mereka (masyarakat tepi sungai) tidak masuk
kedalam sensus pemerintah. Jika ditinjau ke lokasi, masyarakat tepi sungai ini
yang sangat berpengaruh terhadap keberadaan sungai. Karena mereka yang
berhubungan langsung dan hidup mereka sangat bergantung dengan sungai. Saat
meninjau ke lokasi tepi sungai, banyak anak-anak sedang mandi di sana, dengan
kondisi sungai yang kotor penuh dengan sampah tidak baik untuk kesehatan kulit
mereka. Air sungai menjadi sumber air bagi penduduk ditepi sungai. Jika mereka
membutuhkan air bersih mereka harus membayar sepuluh ribu perhari nya.
Mereka juga harus membayar biaya rumah panggung kayu yang mereka huni stiap
tahunnya. Mereka juga mendapatkan listrik dari PLN yang seperti kita tahu bahwa
mereka tidak terdaftar dalam kelurahan tersebut.
Peran faktor sosial sangat mempengaruhi aktifitas dan kehidupan di tapak
maupun area sekitar tapak. Pertokoan dan perkantoran disekitar tapak yang
membuat area ini hidup dan ramai. Keberadaan masyarakat yang bermukim
sangat berpengaruh dalam kemajuan pada tapak. Berdasarkan hasil survey
lapangan peran sosial yang lebih tinggi berada pada sisi jl. Mangkubumi yaitu
pemukiman yang “kumuh”. Mereka berhasil mengatur keadaan sekitar. Dengan
kata lain mereka (preman) pada area tersebut. Sehingga pertokoan dan
perkantoran pada area sekitar hanya bersifat melayani masyarakat dan tidak
memberikan peran sosial yang besar seperti sosialiasasi dan kehidupan. Aktifitas
seperti berkumpul, bersosialisasi begitu terasa di area pemukiman kumuh tersebut.
Baik pagi, siang ataupun malam hari. Namun kurang peduli akan daerah sekitar
menjadi peran yang negatif, kebiasaan akan membuang sampah kedalam sungai
yang dilakukan oleh masyarakat pada pemukiman kumuh ini, sedangkan pada
pemukiman menengah atas disekitar jl. Badur tertata sesuai tempat nya. Terlihat
dari tata krama dalam kehidupan masyarakat.
Sehingga dibutuhkan peran aspek politis yang terdapat pada site ini lebih
kemasyarakat nya sendiri,mereka sangat menjaga orang yang lalu lalang pada
daerah site ini. Kemudian terdapat Kepala Camat dari Medan Maimun,Lalu
Kelurahan Aur dan Kelurahan Hamdan dan kemudian kepala lingkungan Hamdan
10 dan Aur 9. Sebelumnya untuk bisa ke kantor camat dan kelurahan harus
melalui kantor Walikota pada bagian Badan Penelitian dan Pengembangan. Untuk
informasi lain dapat mencari kebagian Tata kota ataupun Bappeda.
1.3 Undang-Undang dan Peraturan Bangunan
Berdasarkan ketentuan dari peraturan daerah RTRW pasal 14 ayat 3 yang ditetapkan bahwa kawasan Medan Maimun termasuk pusat pelayanan kota.
Kegiatan perdagangan / bisnis, pusat kegiatan jasa dan kegiatan provinsi dan kota
dan pusat pelayanan ekonomi dan komersil. Sangat tepat untuk wilayah tapak ini
yang merupakan area komersial untuk pembangunan sebuah apartemen dan
fasilitas pendukung lainnya seperti Mall. Area tapak dikelilingi pemukiman
menengah atas, kantor pemerintah, kantor swasta, swalayan, hotel dan area
komersial di daerah itu. Lokasi ditengah kota ini seharusnya memiliki
perekonomian yang baik, tidak adanya pemukiman kumuh apalagi pemukiman
liar. Namun kehidupan yang diketahui tidak semua perekonomian dan komunikasi
nya baik. Masih ada masyarakat menengah bawah disini. Masyarakat sekitar tidak
perduli dengan kebersihan sungai, mereka sangat acuh akan fungsi sungai yang
sebenarnya. Tidak ada tindakan yang pasti dari pihak pemerintah.
Peraturan pemerintah melalui RTRW menetapkan bahwa syarat
pembangunan di dekat sungai harus memiliki GSB 15m untuk sungai yang
bertanggul dan kecil. GSB jl. Mangkubumi 3m , jl. Badur 5m. KDB 60% dan
KLB 12. Ketentuan ini wajib dipatuhi untuk menjaga keamanan bangunan.
Dengan luas site 2,5ha yang dilalui oleh sungai tersebut didapat luas site yang
diizinkan untuk bangunan permanen sebesar 1,5ha.
1.9 Peraturan pemerintah tentang batas sungai
Rencana pembangunan Apartemen menengah atas yang mematok
“masyarakat atas” sebagai penghuni nya dan menjadikan kawasan ini sebagai
kawasan komersial yang maju dengan menambah fungsi-fungsi lain didalamnya,
sehingga tidak hanya menguntungkan satu pihak saja. Dengan ketentuan KLB 12
sehingga didapat max jumlah lantai sebanyak 20 lantai. 3 lantai untuk tower
dengan jumlah tower 2 buah untuk memaksimalkan jumlah hunian yang
berorientasi view sungai dan kota Medan. Podium yang difungsi kan sebagai mall
untuk masyarakat publik. Ruang terbuka yang dibentuk untuk menambah fasilitas
outdoor seperti taman publik, sarana olahraga, kolam renang serta kegiatan tarian
khas melayu yang dapat dinikmati oleh pengunjung. Pemanfaatan sungai sebagai
view baru di kota Medan dan pelestarian sungai Deli. Bangunan di muka sungai di
Medan umumnya menutup keberadaan sungai tersebut dengan tanggul yang
tinggi.
Mencitrakan sungai Deli menjadi lebih baik dengan usulan untuk
penjernihan air dan pengalihan limbah-limbah industri untuk mencegah
pencemaran sungai ataupun menetralisirkan air sungai dari limbah kotor sebelum
dialirkan ke sungai. Menjadikan sungai Deli sebagai wisata air juga dapat
menambah fasilitas hiburan baru di kota Medan. Karena sungai merupakan salah
satu pengaruh besar bagi sebuah kota. Pada tapak ini sungai Deli sangat penting
sebagai pemisah antar site menjadi nilai tambah dengan kehadiran jembatan
sebagai alat penyatu kawasan. Karena banjir yang menjadi masalah utama pada
sungai Deli, maka penambahan pembuatan tanggul untuk mencegah banjir adalah
hal utama yang harus dilakukan, Dengan riverwalk disepanjang tepi sungai
sebagai area terbuka sehingga sungai termanfaatkan dengan baik. Seperti
Singapura dapat menjadi orientasi desain riverwalk.
1.10 contoh tepi sungai yang akan diterapkan pada tapak
16 BAB II KEBUDAYAAN MASUK KE DALAM MODERNISASI 2.1. Penerapan Tema pada Tapak
Tema pada kasus proyek ini adalah Sosiologi Perkotaan. Tema utama ini
mempengaruhi dalam penentuan sub tema. Dan sub tema tersebut adalah Urban Fusion ; Eksistensi Arsitektur Melayu di tengah kota Medan. Pada awalnya
tema ini hanya berupa “Urban Fusion” yang memiliki arti penyatuan kota. Tapak
yang dibelah oleh sungai perlu sesuatu untuk disatukan, yaitu jembatan. Ditambah
judul tersebut lebih harus spesifikasi. Didorong permasalahan dengan kemajuan
zaman modern membuat masyarakat melupakan budaya disekitarnya. Masyarakat
perkotaan memiliki pemikiran yang berbeda dengan masyarakat pedesaan,
kehidupan lifestyle yang modern, individual. Sedangkan budaya masih melekat
pada masyarakat desa sehingga bagaimana membuat budaya tetap menarik pada
sebuah kawasan tengah kota.
Lokasi yang berada pada tepi Sungai deli yang identik dengan sejarah
kerajaan Melayu Deli menambah kuat nya pengaruh budaya melayu pada tapak
ini. Lokasi tapak juga terletak di kecamatan Medan Maimun yang di sekitarnya
terdapat Istana Maimun dan Mesjid Raya yang menganut Arsitektur Melayu yang
cukup kuat dan menarik perhatian masyarakat ditengah kota. Sehingga hunian
apartemen bergaya Melayu ini dapat menambah eksistensi budaya Melayu di kota
Medan. Namun arsitektur Melayu ditengah kota tentu nya memliki perbedaan
dengan arsitektur Melayu di pedesaan, seperti yang terjadi pada Istana Maimun
dan Masjid Raya, Arsitektur Melayu sudah bercampur dengan arsitektur Eropa.
Jadi, saya berusaha tetap menggunakan arsitektur modern dan menggabungkan
dengan arsitektur Melayu.
Contoh bangunan yang beradaptasi dari arsitektur Melayu adalah Istana
Maimun yang terletak tidak jauh dari tapak. Namun tidak dapat mengambil
filosofi keseluruhannya. Istana Maimun, sudah bercampur dengan arsitektur
Eropa. Material yang digunakan juga tidak berasal hanya dari Indonesia.
2.1 Istana Maimun
Istana Maimun atau sering disebut Istana Putri Hijau merupakan istana
terbesar kerajaan Deli. Istana di dominasi dengan warna kuning yang merupakan
warna kebesaran melayu. Istana ini sering menjadi tempat pertunjukan musik
tradisional melayu sekarang. Luas wilayah istana ini 2.772m dengan halaman
yang luasnya mencapai 4ha. Panjang dari depan kebelakang 75,50m dan tinggi
bangunan mencapai 14.14 m. Bangunan istana ini ditopang oleh tiang kayu dan
batu.
2.2 koleksi yang dipajang 2.3 interior Istana Maimun
Arsitektur bangunan merupakan perpaduan antara ciri arsitektur Moghul,
Spanyol, Timur tengah, Melayu, India dan Belanda. Pengaruh arsitektur Belanda
terlihat pada jendela dan pintu yang lebar dan tinggi. Namun ada beberapa pintu
yang menunjukkan pengaruh Spanyol. Pengaruh Islam terlihat pada bentuk
lengkungan pada atap. Tingginya bekisar 5-8 meter. Lengkungan ini sangat
populer di Timur tengah, Turki dan India.
2.4 tirai dan ornamen pada 2.5 Singgasana Sultan interior ruang pertemuan
Istana Maimun dirancang oleh arsitek luar negri yaitu Theo Van Erp
berasal dari Itali. Maka dari itu istana ini merupakan perpaduan arsitektur Timur
dan Eropa . Budaya Timur terlihat dari warna kuning pada tiang,dinding dan tirai.
Bahan bangunan yang diimpor dari Eropa, seperti ubin lantai, marmer dan teraso.
Terlihat prasasti marmer didepan tangga marmer yang ditulis dengan huruf latin
dalam bahasa Belanda.
Dibutuhkan perwujudan dalam tema untuk menguatkan tema tersebut.
Dengan mengambil Arsitektur Melayu yang akan diterapkan kedalam kawasan
berada ditengah kota, dikutip beberapa unsur seperti atap, tangga, struktur rumah
panggung dan tepi sungai. Sehingga penerapan tema diambil dari jenis atap pada
rumah Melayu yaitu atap dengan bubungan panjang yang akan diterapkan pada
podium apartemen ini. Bentuk nya yang miring dengan derajat yang berbeda akan
digunakan pada bentukan massa podium.
2.6 Atap Rumah Melayu
Dengan struktur panggung untuk memberi kesan rumah pada tepi sungai
yang menjadi identitas arsitektur Melayu. Peletakan area terbuka hijau ditepi
sungai yang salah satu nya adalah area pertunjukan tari, Melayu identik dengan
tari-tariannya. Dan diperkuat dengan penggunaan warna kuning dan hijau pada
bangunan dan area tapak.
Diawali dengan bentuk podium merupakan transformasi dari atap rumah
Melayu yang bentuknya miring dengan 2 jenis kemiringan yang berbeda. Lalu ada
ornamen yang menghiasi setiap garis luar yang menjadi eksterior bangunan juga
menjadi intepretasi utama dengan warna kuning cerah. Bentuk panggung setinggi
5meter yang menopang seluruh bangunan utama ini dengan tangga-tangga yang
menyambut pengunjung.
Kolom-kolom yang diekspos menonjol sebagai penegasan akan kolom
kolom vertikal, dengan warna hijau. Serta ornamen flora yang menghiasi dinding
eksterior tower dengan warna kuning. Mahkota bangunan tower yang mengadopsi
dari atap rumah Melayu.
2.7 Bangunan Utama yang Mengintepretasikan Arsitektur Melayu
2.8 Ornamen yang Menghiasi Eksterior Bangunan
Arsitektur Melayu juga bukan hanya bangunan rumah tinggal, namun
keberaadaan ruang luar yang selalu mengelilingi bangunan tersebut. Sehingga
didapat konsep rancangan tapak difokuskan kepada ruang terbuka, seperti
kehidupan masyarakat Melayu di pinggir sungai yang selalu berkumpul. Pada
bagian jl.Mangkubumi sebagai area private untuk hunian apartemen dan area
publik yaitu mall dan riverside garden yang digunakan sebagai area tamasya
ditutupi oleh rumput terdapat sclupture dan air mancur. Gedung parkir untuk
umum dan privat.
Pada jl.Badur terdapat restaurant tepi sungai dengan konsep bangunan
arsitektur Melayu terbuat dari kayu, tempat makan yang menghadap sungai ini
langsung dibatasi oleh pagar-pagar kecil. Kemudian fasilitas lain seperti kolam
renang, BBQ area, sarana olahraga terbuka seperti jooging track dan lapangan tennis yang menyatu dengan riverwalk dikelilingi dengan pohon mahoni yang
rindang. Pentas seni yang menyatu dengan sungai sehingga tanggul pada tepi
sunggai dibuat bertangga sebagai area duduk dan diseberang sungai terdapat area
tampil untuk tarian Melayu dan terdapat pohon kepala sebagai identifikasi
arsitektur Melayu. Akan disediakan 3 jembatan untuk menyambungkan riverwalk
dari jl. Mangkubumi dan jl. Badur. namun hanya dapat diakses oleh pejalan kaki
dan pesepeda.
2.9 Jembatan sebagai Fungsi Penyeberangan
Interior dalam bangunan menggunakan warna yang mengintepretasikan
arsitektur Melayu yaitu kuning dan hijau. Plafond dengan warna emas, lantai
dengan motif pencampuran songket. Gaya modern tidak lepas dari desain gedung
ini seperti penggunaan kaca bentuk tangga dan ornamen. Pada Tower terdapat
lobi pada podium lantai 3, yang merupakan akses menuju unit hunian.
Tampak bangunan pada bagian podium menggunakan curtain wall. Dan
akses tangga menjadi tampak depan bangunan yang menyambut pengunjung
untuk menuju lobi. Penggunaan kaca dapat memberikan ruang yang nyaman,
menghindari dari sinar matahari, hujan, kebisingan dan panas. Dalam aspek
berkelanjutan penggunaan lampu saat siang hari akan menjadi minim karena
cahaya yang masuk cukup besar, dan tirai tambahan sebagai alat mengurangi
cahaya matahari yang masuk. Curtain wall berdiri sebagai struktural. Jenis kaca
yang digunakan adalah kaca reflective salah satu kaca yang biasa digunakan untuk
eksterior bangunan. Kaca ini memiliki daya tembus dari satu arah saja ( tidak
tampak dari luar). Reflective juga dapat menghalangi masuknya sinar UV.
Kemudian pada bagian hunian menggunakan curtain wall sebagai jendela dan
beton pra cetak. Pada hunian bagian area jemur didesain tertutup untuk tetap
menambah nilai arsitektural.
2.2 Apartemen Bernuansa Melayu
Tampak bangunan merupakan hal utama yang akan dilihat masyarakat.
Sehingga tampak luar bangunan harus menarik dan bagus. Tampak luar yang
mentransformasikan budaya Melayu, seperti yang sudah dijelaskan pada halaman
sebelum nya. Pada eksterior bangunan lebih diterapkan pada bentuk panggung dan
penggunaan warna serta ornamen pada eksterior bangunan.
Bangunan setinggi 20 lantai ini di letakkan bersebelahan dengan gedung
parkir dan memiliki podium untuk memperindah penglihatan masyarakat.
Sehingga terjadi nya set back yang dapat membantu melihat bangunan tinggi.
Juga tidak mengganggu masyarakat sekitar akan kehadiran bangunan tinggi. Area
terbuka juga dimaksimalkan agar bangunan apartemen ini dapat dilihat dari segala
arah.
Podium yang memiliki teras – teras disekeliling bangunan
ditransformasikan dari bentuk bangunan Melayu yang memiliki tangga, teras dan
bilik yang mengelilingi bangunan. Tangga setinggi 5m dan disekeliling bangunan
diberikan ornamen pada setiap garis lisplank. Pemisahan antara bangunan dan
ruangan terbuka juga karena atas dasar luasnya tapak untuk pembentukan ruang
terbuka hijau yang jauh lebih besar dari pada untuk bangunan. Agar pengunjung
juga dapat mengelilingi tapak sehingga tidak hanya satu tujuan saja. Karena pada
bangunan juga sudah memiliki area riverwalk sehingga taman tidak diletakkan
diarea bangunan.
Podium yang difungsi kan sebagai mall pada lantai satu sebagai area
penyambut tamu dengan lobi yang besar juga untuk area pameran, terdapat
swalayan, ruang penitipan anak, restoran dan coffee shop. Pada lantai dua podium
terdapat fitness, spa dan salon, bakery shop, klinik dan apotik, book store dan bussiness centre, daerah ini lebih ke area semi publik. Dan lantai tiga lebih
dipusatkan sebagai area kantor pengelola dan restaurant serta bar dengan semi
outdoor.
Bagian interior juga lebih mendekatkan ke dalam budaya Melayu. Interior
pada rumah Melayu juga dipenuhi dengan warna kuning dan hijau. Dengan hall
yang besar sebagai area penyambut tamu. Area tersebut di manfaatkan sebagai
lobi pada apartemen dengan lampu besar yang menggantung ditengah lobi dan
dikelilingi dengan ornamen melayu.
2.10 Lampu Gantung Pada Lobi
Pintu yang digunakan pada lobi memiliki 2 jenis pintu. Pada lobi utama
menggunakan pintu otomatis. Pintu otomatis dengan material kaca. Pada bagian
lobi utara dan selatan menggunakan pintu kaca yang harus didorong. Dilakukan
perbedaan jenis pintu tersebut karena fungsi lobi yang berbeda-beda sehingga
dalam segi ekonomi terjadi pengurangan harga material. Kolom kolom megah
yang berdiri mengelilingi lobby juga tidak dibiarkan polos begitu saja.
Kolom-kolom tersebut diberi ornamen dan cat warna.
Seluruh kolom-kolom pada podium mall akan diberi sentuhan ornamen
melayu untuk memperkuat interior budaya Melayu tersebut. Pada lantai mall juga
menggunakan keramik yang bercorak namun tidak pada setiap bagian lantai,
hanya pada lobby tengah dan beberapa bagian kecil pada lobby 4 lobby pintu
masuk. Karena ingin tetap menonjolkan arsitektur modern didalamnya. Sehingga
bagian yang tidak diberikan keramik berornamen akan menggunakan keramik
marmer. Seperti hal nya rumah Melayu ruangannya bebas tanpa ada ruangan lain.
Begitu terjadi pada mall ini tidak ada dinding permanen. Hanya terdapat dinding
eksterior bangunan. Selebihnya dinding nya bersifat temporer. Terbuat dari
gypsum atau dinding streofoam yang dapat dibongkar pasang.
2.11 Interior Lobi Tower
Pada bagian plafond podium tetap dengan ornamen melayu namun tidak
terlalu banyak, hanya ornamen sederhana yang mengelilingi plafond tersebut.
Penggunaan ornamen pada interior bangunan nya juga dibuat minim agar mall
tersebut tidak seperti bangunan museum Melayu. Sehingga pada bagian Mall
interior bangunan yang mengadaptasi dari arsitektur Melayu pada bagian plafond,
kolom, dan lantai. Pada dinding tidak diberikan ornamen dikarenakan agar tidak
terjadi hiasan ornamen yang berlebihan. Sebuah mall harus tetap mencitrakan
kesan yang modern, sehingga pada dinding hanya menggunakan cat dan ditutupi
keramik marmer.
2.12Zoning Pada Bangunan Utama
Pada setiap tower memiliki 4 tipe unit hunian yang sama yaitu : Tipe
Studio, Tipe Satu TT, Tipe Dua TT, Tipe Penthouse (duplex). Semua kamar
memiliki teras yang menghadap kesungai dan pemandangan kota, serta ada yang
berhadapan antar kamar.
2.13 Tipe Studio 2.14. Tipe 1Kamar Tidur
Area Mekanikal Elektrikal
Tipe Studio dan 1KT
Tipe 1 KT dan 2 KT
Tipe Penthouse
Podium / Mall
Basement
2.15 Tipe 2Kamar Tidur 2.16. Tipe Penthouse
Untuk interior pada unit hunian tidak ada ketentuan harus memiliki
interior melayu, karena mengingat unit hunian sudah merupakan hak masing
masing pemilik. Namun jenis jendela yang digunakan untuk semua unit hunian
sama. Menggunakan dinding tirai yang dapat dibuka. Dinding tirai ini sebagai
pengganti dinding bata. Namun pada interior lobi tower tetap memiliki interior
melayu pada plafond, lantai dan dinding. Konsisten dengan menggunakan warna
hijau dan kuning serta ornamen sederhana yang mengelilingi interior.
Setelah itu pusat kontrol mekanikal dan elektrikal yang menjadi ruang
utama dari sebuah gedung berada pada basement. Dikarenakan untuk mengurangi
kebisingan dan kemudahan dalam mengatur mesin-mesin yang berada didalam.
Area kontrol mekanikal berupa ruang AHU, chiller, STP, Ruang Genset dan
pompa, ruang water tank, ruang panel dan ruang kontrol serta ruang teknisi untuk
karyawan bagian mesin.
2.17Denah Basement sebagai Area ME
Sesuai dengan KDB 60% didapat
Luas podium lantai 1 : 3636 m2
Luas gedung parkiran lantai 1 : 1758 m2
Sehingga bangunan mengambil 21% dari luas lahan
Luas tower : 16.320 m2
Luas podium : 10.908 m2
Luas parkiran : 13.632 m2
2.18Zoning pada Tapak
Merah : Area Bangunan Hijau : Taman dan Rumput (Ruang Terbuka Hijau) Kuning : Kolam Renang Coklat : Riverwalk Biru : Sungai
Setiap kamar hunian memiliki balkon sebesar 2m yang disediakan juga
area jemur namun ditutupi dengan ornamen flora melayu yang sebagai second
fasade juga.
Konsep dan hasil perancangan diatas merupakan hasil dari beberapa
pendekatan desain arsitektur Melayu. Dengan mengambil beberapa unsur kuat
dari khas Melayu tersebut. Untuk jenis tipe kamar yang disediakan pada
apartemen ini juga harus diperhatikan. Apartemen menengah atas yang pasti akan
dihuni oleh pengusaha, PNS dan pegawai swasta dan eksekutif muda. Asumsi
penduduk sekitar yang berminat ada 5% dari 4717 KK yang berada di 2kelurahan
sehingga 235KK berminat untuk memiliki hunian diapartemen ini. Berikut adalah
program kegiatan dan kebutuhan ruang
[image:45.595.109.588.498.700.2]2.3 Kebutuhan Ruang dan Program Kegiatan
Tabel 2.1 Tipe Kamar dan Ukuran
Kebutuhan
ruang dan luas
Aktivitas Perabot Pemakaian
Ruang
Standart Ruang Zoning
Tipe Studio ( 36m²)
- Tidur
- Mandi
- Merias Diri
- Makan - Nonton - Masak Tempat tidur Lemari baju Kamar mandi Dapur kecil Sofa,kursi ,meja Televisi Teras Satu orang Dua orang Private
Tipe 1 Kamar Tidur (54m²) Tidur Mandi Merias diri Makan Nonton Masak Nerima tamu Mencuci dan Jemur Tempat tidur Lemari baju Kamar mandi Dapur Sofa,kursi ,meja Televisi Meja Rias Meja makan Teras Satu orang Dua orang Private
[image:46.595.108.586.89.679.2]Tipe 2 Kamar Tidur (72m²) Tidur Mandi Merias diri Makan Nonton Masak Nerima tamu Mencuci dan Menjemur - Berkumpul Tempat tidur Lemari baju Kamar mandi Dapur Sofa,kursi,meja Televisi Meja Rias Meja makan Teras Dua orang Tiga orang Private Tipe Penthouse (144m²) Tidur Mandi Merias diri Makan Nonton Masak Nerima tamu Mencuci dan Jemur Berkumpul Tempat tidur Lemari baju Kamar mandi Dapur Sofa,kursi,meja Televisi Meja Rias Meja makan Teras Meja Kerja - Tiga orang - Empat orang - Lima Orang - Enam Orang Private
Tabel 2.2 Fungsi Pendukung Indoor
Kebutuhan ruang dan luas
Aktivitas Perabot Pemakaian Ruang
Standart Ruang Zoning
Hall / Main
Lobby (50m²) - Datang - Melihat lihat - Menunggu - Bertanya
- Kursi / sofa
- Meja
Resepsionis
-Penghuni
-Tamu
-Pengelola
Sumber :Time –
Saver Standards –
F.W. Dodge Company Publik Toilet Umum (1.8m²/orang ) - Kloset
- Kran Air
- Urinoir
- Tamu
- Pengelola - Publik
Mini Market
/ Swalayan
(50m²/unit)
- Belanja - Rak-Rak - Meja Kasir
- Pekerja
- Tamu /
Pembeli Sumber :Data
Arsitek Jilid 2 –
Ernst Neufre Publik Business Centre (80m²/unit) - Datang - Melayani - Bertanya
- Meja dan kursi
- Sofa
- Pengelola
- Tamu - Publik
ATM
(2m²/unit) - Transaksi - Mesin ATM - Tamu - Publik
Ruang
Penitipan
Anak
(30m²)
- Tempat
bermain anak
- menunggu
- meja reseptionis
- ruangan anak
- pengelola
- tamu
- anak-anak
Sumber :Time –
Saver Standards –
F.W. Dodge Company Semi publik Book Store (150m²) - Membeli buku - Membaca buku - Mencari - Bertanya
-Rak buku
-Kasir -Kursi - Pengunjun g - Pengelola - Pekerja
- Publik
Spa dan Salon (100m²) - Salon - Spa - Menunggu - Bertanya
- Kursi, kaca dan
meja
- Kasir
- Sofa
- Tempat tidur
- Area mencuci
- Pengunjun
g
- Pengelola
- Pekerja
- Publik
Fitness Centre (200m²) - Fitness - Aerobick - Gym - Sauna - Menunggu - Bertanya - Melihat-lihat
- Alat-alat gym
- Jacuzi - Shower - Toilet - Urinoir - Locker - Sofa - Reseptiois - Kasir - Pengunjun g - Pengelola - Pekerja
- Publik
Cafe dan
Restaurant
(100²m – 70
pengunjung) - Makan - Duduk - Minum - Ngobrol - Mengerjaka n sesuatu
- Meja kursi
- Resepsionis
- Dapur
- Loading dock
- Kasir
- Tamu
- Pekerja
- Pengelola
Sumber :Data
Arsitek Jilid 2 –
Ernst Neufret
Publik
Coffee shop
(50²m – 50
pengunjung) - Makan - Duduk - Minum - Ngobrol - Mengerjaka n sesuatu
- Meja kursi
- Resepsionis
- Dapur
- Loading dock
- Kasir
- Tamu
- Pekerja
- Pengelola
Sumber :Data
Arsitek Jilid 2 –
Ernst Neufret
Publik
Bar
(50²m – 40
pengunjung)
- Duduk
- Minum
- Ngobrol
- Meja kursi
- Resepsionis
- Dapur
- Loading dock
- Kasir
- Tamu
- Pekerja
- Pengelola
- Publik
Klinik (40m²) - Menunggu - Bertanya - Berobat - Memeriksa - Konsultasi
- Meja dan kursi
dokter - Resepsionis - Sofa - Pasien - Dokter - Suster
Sumber :Time –
Saver Standards –
F.W. Dodge
Company
Publik
Apotik (30m²) - Membeli obat - Bertanya - Kasir
- Rak obat
- Gudang
- Pembeli
- Apoteker
- Pekerja
- Publik
Bakery Shop
(30m²)
- Membeli
roti
- Rak penyimpan
roti
- Kasir
- Kursi
- Pembeli
- Pekerja Publik
Area Berkumpul (20m²) - Ngobrol - Mengerja kan sesuatu - Menungg u
- Kursi dan meja
[image:50.595.108.586.88.487.2]- Pengunju ng - Penghuni - Pengelol a Sumber :Dimensi Manusia dan Ruang Interior, Julius Panero, 1979 Publik
Tabel 2.3 Fungsi Pendukung Outdoor
Kebutuhan ruang
Aktivitas Perabot Pemakaian Ruang
Standart Ruang Zoning
Jogging Track - Olahraga - Melihat lihat - Menunggu
- Area Jogging
-Penghuni -Tamu -Pekerja
taman
- Publik
Tennis Court - Bermain tennis
- Lapangan tennis
- Kursi dan
meja
-Penghuni -Tamu -Pekerja
- Publik
Playground - Bermain - Taman Bermain dengan furniture mainan anak pada taman - Penghuni - Tamu - Pekerja taman Sumber : ArchitecturalGraph ic Standart,TheAmeri can Institute Of Architecture, 1944 Publik Swimming pool - Berenang - Menunggu
- Kolam Renang - Meja dan Kursi - Kursi sofa
- tempat ganti pakaian
-Penghuni -Tamu
-Pekerja Sumber :
ArchitecturalGraph ic Standart, TheAmerican Institute Of Architecture, 1944 Semi publik Joglo - Duduk - Bercerita - Menunggu - Bermain
-Meja dan Kursi
- Pengunjun g
- Pengelola - Pekerja - Penghuni
- Publik
BBQ area - BBQ - Masak
- Kursi dan meja - Alat BBQ
- Penghuni - Pengunjun
g
- Pengelola - Pekerja
- Semi
[image:51.595.112.584.87.551.2]Publik
Tabel 2.4 Area Servis
Kebutuhan ruang dan luas
Aktivitas Perabot Pemakaian Ruang
Standart Ruang Zoning
Kantor pengelola (150m²) - Bekerja - Melayani tamu/pembeli
- Meja dan
kursi - Sofa - Rak
-Tamu
-Pekerja - Private
Front office (15m²)
- Melayani
tamu / pembeli
- Meja dan
kursi - Sofa - Rak
-Penghuni -Tamu
-Pekerja Sumber :Data
Arsitek Jilid 2 –Ernst Neufret Semi Publik Public relation (15m²) - Bekerja - Melayani tamu / pembeli
- Meja dan
kursi - Sofa - Rak -Penghuni -Tamu -Pekerja
- Semi
Publik
Security
(10m²)
- Menjaga keamanan
- Meja dan
kursi - Rak
- Tempat tidur
- Security - Private
House keeping
(20m²) - Bekerja
- Meja dan kursi
- Rak - Pekerja - Private
Kantor finance (20m²)
- Bekerja - Melayani Pembeli
- Meja dan kursi - sofa - rak - TV - Maket -Penghuni -Tamu -Pekerja
- Semi
publik
Ruang Mekanikal dan
Elektrikal (50m²)
- Bekerja -Mesin – mesin -Meja dan kursi
- Pekerja
- Pengelola - Private
Parkir (15m²)/unit
mobil - Parkir Mobil
- Perabotan parkir - Penghuni - Pengunjung - Pengelola - Pekerja Sumber :Data Arsitek Jilid 2 –Ernst
Neufret Publik Loading dock (20m²) - Parkir - Memasukkan barang-barang - Perabotan
[image:53.595.109.588.86.454.2]parkir - Pekerja - Private
Tabel 2.5. Jumlah Unit Hunian
JUMLAH UNIT HUNIAN
NO. KEBUTUHAN RUANG JUMLAH UNIT LUAS MINIMUM JUMLAH LUAS
1 STUDIO 84 unit 36m² 2.016m²
2 1 KAMAR TIDUR 60 unit 54m² 6.804m²
3 2 KAMAR TIDUR 78 unit 72m² 3.600m²
4 PENTHOUSE 42 unit 144m² 9.216m²
JUMLAH 264 unit 34.452M²
40 BAB III APARTEMEN BERGAYA MELAYU DI TENGAH KOTA
3.1 Rancangan Tapak
Pada proyek ini harus dapat memanfaatkan potensi site yang terletak
ditengah kota ini dengan baik. Akses yang mudah dari berbagai arah dalam
pencapaian menuju tapak. Dikelilingi oleh area komersial seperti hotel, kantor
swasta maupun pemerintahan, Bank dan restaurant. Keberadaan sungai yang
membelah area tapak ini dapat menjadi nilai tambah dengan membuat jembatan
yang berkonstruksi baik dan menjadikan area tepi sungai sebagai area bersantai
dan memancing. Penambahan nilai view yang sukar didapat di area tapak lain.
Rancangan tapak di hasilkan berdasarkan dari survey, karena lahan yang
dapat dibangun sebuah bangunan dapat dimaksimalkan pada bagian jl.
Mangkubumi, sehingga bangunan yang di desain berupa gedung parkir, podium
beserta tower berlantai 20. Antara gedung parkir dan apartemen dihubungkan oleh
skybridge yang dikhusus kan untuk penghuni saja (akses privat apartemen).
Secara fungsional, peletakan bangunan sangat efektif karena lahannya yang besar
dan akses masuk juga yang mudah karena jl. Mangkubumi yang lebar dapat
menampung dua jalur lalu lintas kendaraan. Sehingga dengan adanya pintu masuk
menuju apartemen ini tidak menyebabkan kemacetan.
3.1 Konsep Pintu Masuk 3.2 Gedung Parkir yang Terhubung Dengan Gedung Utama Apartemen
Rancangan tapak dirancang lebih maksimal untuk ruang terbuka hijau
yang sesuai dengan undang-undang. Ruang terbuka hijau tersebut dibuka untuk
publik. Seperti kolam renang, sarana olahraga, pentas seni yang dapat dijadikan
pendapatan untuk pengelolahan ruang terbuka hijau. Karena di area sekitar tapak
tidak ada ruang terbuka hijau. Sehingga sangat cocok didesain taman dengan
fasilitas playground dan area tamasya, area tepi sungai menjadi tempat duduk dan
bersantai dan sarana olahraga outdoor. Dengan fasilitas komersial yang sudah ada
dapat menjadikan wilayah ini menjadi nilai tambah. Namun fasilitas transportasi
hanya angkutan umum, Ditambahkan fasilitas bus stop, area pembuangan untuk
sampah.
Pada sirkulasi bangunan juga dibuat dengan konsep straight line. Yang
dimaksud dengan straight line adalah sirkulasi yang berbentuk garis lurus. Karena
akses manusia pada tapak ini adalah yg paling diutamakan. Wilayah outdoor
sebesar 60% dari jumlah tapak keseluruhan. Sebagian besar area hanya dapat
dicapai dengan berjalan kaki sehingga pejalan kaki dan pesepeda akan aman dari
kendaraan dan polusi. Garis lurus tercipta dari area drop off – lobby tepat didepan
nya terdapat pintu keluar menuju area riverwalk yang menuju jembatan untuk
menyeberangi sungai.
Akses manusia dimulai dari jl. Mangkubumi, Masuk ke pedestrian
terdapat tangga menuju lobi mall, tepat didepan terdapat pintu keluar menuju
jembatan penyeberang sungai. Lalu riverwalk yang mengelilingi sungai yang
dapat menjadi akses pejalan kaki untuk ke fasilitas lainnya. Akses kendaraan
pribadi dapat dicapai dari jalan Mangkubumi yang disediakan gedung parkir
untuk umum dan privat serta parkir vallet untuk pengunjung mall. Pintu masuk
terdapat dua jenis untuk hunian dan umum.
Area Kendaraan dapat dicapai dari pintu masuk menuju dropoff
mall/hunian. Selanjutnya dengan berjalan kaki atau bersepeda. Pada area ini
disediakan penyewaan sepeda juga yg hanya dapat dipakai didalam tapak. Akses
masuk servis terletak dibelakang gedung parkir. Pada lantai 3 podium terdapat sky
bridge yang menghubungan gedung parkir dengan lobby tower.
3.3 Lobby Dari Jalan Mangkubumi
Riverside garden di jl. Mangkubumi ini untuk menambah fasilitas ruang
terbuka hijau, difungsikan sebagai area tamasya dengan ditutupi rerumputan. Pada
tepi sungai di bentuk riverwalk yang bersifat circle line, yaitu sirkulasi yang
memutari sungai sehingga tidak terdapat jalan buntu. Setiap focal point memiliki
sclupture sebagai penanda dan daya tarik baru. Fungsi riverwalk agar pengunjung dapat menikmati tepi sungai dan memiliki area untuk melihat bangunan serta
berfoto.
Rekayasa teknis seperti kontur yang menurun akan ditimbun dan dibentuk
tanggul yang bertangga – tangga untuk mencegah banjir dan erosi. Tanggul yang
berbentuk tangga difungsi kan sebagai area duduk-duduk untuk pengunjung
sehingga sungai tersebut dapat dinikmati langsung. Penambahan jembatan baja
dengan struktur tulang yang dapat dilewati oleh pesepeda dan pejalan kaki.
Struktur panggung untuk menambah kesan arsitektur Melayu juga difungsikan
sebagai area basement yang terdapat ruangan ME dan parkir motor. Karena
keberadaan lobi tower hunian pada lantai tiga podium sehingga ditambahkan
fasilitas sky bridge dari gedung parkir menuju podium
Jalan Badur didesain penuh sebagai ruang terbuka hijau karena letaknya
yang dikelilingi oleh pemukiman, sehingga target utama adalah masyarakat
sekitar, tidak perlu kendaraan untuk menuju area ini sehingga tidak diperlukan
area parkir. Dan alasan dibentuk nya kolam renang diluar bangunan agar menjadi
area kolam renang yang bersifat semi privat. Sehingga dapat menjadi dana masuk
untuk pengelola mall. Tersedia juga jalur pejalan kaki yang terhubung lurus dari
drop off ke river walk lalu deli bridge dan langsung menuju kolam renang.
Kolom renang yang berada di jl badur memiliki 2 tipe. Untuk anak anak
dan dewasa. Dengan restoran tepi sungai yang dapat menyajikan makanan untuk
pengunjung kolam renang. Rumah makan tepi sungai memiliki bentuk yang sama
seperti rumah Melayu ditepi sungai menggunakan pondasi umpak yang memiliki
panggung dan dinding kay yang berkonstruksi panggung. Dengan sifat semi
outdoor.
Tidak hanya desain bangunan, nilai kemanusiaan, sosial dan kultur harus
diperhatikan. Dalam konsep rancangan ini dibentuk area taman terbuka sebagai
area berkumpul untuk pertunjukan tari Melayu dengan disediakan tanggul sungai
yang membentuk tangga – tangga sehingga menjadi area duduk penonton. Tepat
didepannya ada pentas seni yang menjadi sebuah icon budaya Melayu, tanah
kosong dengan pentas seni untuk tarian melayu. Pentas seni ini dibuat terbuka
tanpa penutup dengan lantai yang penuh dengan motif arsitektur melayu dan
keramik hijau dan kuning.
Disediakannya juga sarana olahraga outdoor yang terletak jauh dari hunian
agar tidak mengganggu kegiatan olahraga dan jauh dari polusi udara, terdapat dua
lapangan tenis dan jogging track. Terdapat akses masuk dari bawah jembatan
Suprapto yang dapat masuk ke area olahraga dan riverwalk. Tepat disebelah area
olahraga terdapat BBQ area untuk penghuni agar tetap tercipta budaya berkumpul
keluarga, serta restoran tepi sungai dengan bergaya rumah Melayu asli tepi sungai.
Restaurant ini bersifat terbuka untuk umum.
3.4 Desain Kolam Renang 3.5 Sclupture sebagai Focal Point
3.6 Barbeque Area 3.7 Coffee Shop Diatas Jembatan Deck
3.2 Pemililhan Material yang Terbaik
Kulit bangunan menggunakan curtain wall, beton precast sebagai dinding.
Dan pada dinding kamar menggunakan curtain wall untuk menambah
pencahayaan alami dan sirkulasi udara. Penggunaan kaca dapat memberikan
ruang arsitektur yang nyaman, menghindari dari sinar matahari, hujan, kebisingan
dan panas. Dalam aspek berkelanjutan penggunaan lampu saat siang hari akan
menjadi minim karena cahaya yang masuk cukup besar, dan tirai tambahan
sebagai alat mengurangi cahaya matahari yang masuk. Curtain wall berdiri
sebagai struktural.
Jenis kaca yang digunakan adalah kaca reflective salah satu kaca yang
biasa digunakan untuk eksterior bangunan. Kaca ini memiliki daya tembus dari
satu arah saja ( tidak tampak dari luar). Reflective juga dapat menghalangi
masuknya sinar UV. Pada hunian bagian area jemur diberikan ornamen flora
sebagai second fasade untuk tetap menambah nilai arsitektural.
Potongan bangunan harus memperlihatkan tapak yang membentuk kontur
menurun dari jalan raya hingga ke tepi sungai. Tinggi kontur pada tapak ini
sekitar 7m. Potongan dari arah jl. Suprapto akan terlihat pedestrian jalan lalu
terlihat bangunan utama yang memiliki area podium 3m diatas tanah. Pada
bangunan terlihat eskalator sebagai sirkulasi vertikal pada podium dan lift untuk
sirkulasi vertikal pada tower. Podium yang lebih lebar dari tower memiliki
perbedaan ukuran kolom.
Setelah bangunan terdapat riverwalk yang memiliki kontur menurun 2m
dari ketinggian bangunan. Riverwalk membentuk tangga tangga yang semakin
menurun hingga ke tepi sungai. Dan terlihat jembatan yang memiliki ketinggian
sama dengan riverwalk awal. Setelah itu sungai yang dibatasi tanggul setinggi 3m
untuk mencegah terjadi nya banjir. 3m adalah batas aman dari banjir yang sering
terjadi di area ini.
Potongan pada jl. Mangkubumi memperlihat kan gedung parkir yang
memiliki ketinggian 3m pada setiap lantai. Gedung parkir ini memilliki akses sky
bridge ke podium sebagai lobi utama tower. Lobi utama ini berada pada lantai 3
podium. Kemudian terlihat podium dengan dua lift yang terpotong. Dan terlihat
terdapat void pada podium sebagai area pameran. Kemudian setelah podium
terlihat area focal point sebagai perjumpaan antara podium dengan riverside
garden. Dengan sclupture ditengahnya. Terdapat jembatan sebagai penyatu area tapak. Kemudian terlihat area olahraga dan area bbq.
Material yang digunakan pada jalan setapak pada site adalah paving block
sebagai penutup tanah. Dan tepi sungai tetap ditutupi oleh tanah dan rumput untuk
mencegah terjadi nya erosi. Perkerasan sering menjadi dampak buruk untuk tepi
sungai. Sehingga jalan untuk kendaraan menggunakan conblock dan riverwalk
menggunakan conblock.
Atap pada tower menggunakan bahan aluminium komposit yang
menyerupai atap rumah Melayu dan tidak menggunakan atap genteng. Atap nya
juga berfungsi sebagai penampung alat mekanikal seperti cooling tower, water tank, mesin lift, penangkal petir dan beberapa mesin lainnya. Atap tower dijadikan rooftop yang dapat diakses oleh pekerja dengan menggunakan tangga darurat.
Tentunya drainase pada atap harus dipikirkan jangan sampai terjadi kebocoran
yang mengakibatkan pada hunian dibawahnya. Pada atap terdapat lubang-lubang
yang berjarang 20m untuk menampung air hujan yang langsung disalurkan pada
talang-talang yang mengalirkan air tersebut kedalam bak penampungan. Talang
yang digunakan terbuat dari bahan aluminium.
Pada bagian atas lobi terdapat atap dengan material sky light yang
memungkinkan cahaya yang masuk ke dalam bangunan podium dari atas.
Sumber cahaya akan sangat efektif sebagai pencahayaan normal. Bentuk skylight
hipped dengan menggunakan panel reflektor untuk mengurangi silau matahari.
3.3 Struktur Pengikat Tanah Hingga Mahkota Penghias Bangunan
Seluruh konstruksi pada bangunan ini menyesuaikan bentuk dan
kekokohan bangunan. Penggunaan kolom dan jarak kolom dikarenakan bentuk
dari denah yang kotak. Pembentukan awal dibentuk dari modul – modul kolom
dan bentuk tapak. Penggunaan material juga diusahakan dari bahan yang ramah
lingkungan dan dapat memberikan efek sirkulasi yang baik. Sehingga penggunaan
AC menjadi berkurang. Penggunaan lampu juga semakin berkurang. Penggunaan
beton precast juga untuk meringankan material pada bangunan tinggi. Bangunan
tinggi sering bermasalah dengan angin, sehingga material yang digunakan harus
sesuai dengan sifat angin
Pembangunan apartemen dan fungsi pendukung lainnya akan diawali
dengan penggusuran para penghuni liar di tepi sungai. Kemudian pembersihan
lahan dan perbaikan sungai. Tepi sungai yang hancur sudah tidak ada garis tepi
lagi. Antara jl. Badur dan jl. Mangkubumi ketinggian kontur juga berbeda, pada
jl. Badur menurun hingga tepi sungai dan pada jl. Mangkubumi terdapat tanggul
setinggi kurang lebih 5 meter. Sehingga akan terjadi penimbunan tanah untuk
bagian – bagian yang kontur nya rendah dari desain dan pengorekan tanah untuk
pencegahan erosi dan tanah itu digunakan kembali untuk penimpunan tersebut.
Sistem struktur bangunan, suatu sistem yang menyalurkan beban ke tanah
melalui pondasi. Beban yang bekerja pada bangunan tinggi adalah beban
vertikal,horizontal, temperatur, getaran dan lain-lain. Sistem struktur harus sesuai
dengan arsitektural dan konstruksi nya. Sistem struktur menggunakan point block
system dikarenakan bentuk apartemen yg bersifat inti bangunan mengelilingi unit.
Untuk bagian konstruksi menggunakan pondasi tiang pancang. Pondasi ini
dipakai untuk bangunan lebih dari 10 lantai, penggunaannya seakan-akan
mempunyai akar yang mengikat tanah disekitar tiang pancang. Beban gravitasi
harus disesuaikan dengan fungsi bangunan. Struktur lantai merupakan bagian
terbesar dari struktur bangunan. Struktur lantai merupakan kombinasi dari pelat
dan balok induk. Ketebelannya sesuai dengan perhitungan bentangan. Karena
bentangannya 10m x 8m sehingga balok induk setebal 70cmx80cm.
Gaya lateral sangat identik dengan bangunan tinggi, karena pada
ketinggian angin lebih kencang dan gempa bumi. Sehingga menggunakan struktur
baja. Penempatan lift, ruang shaft berada pada pusat bangunan tepat bersamaan
dengan lift. Material nya terbuat dari baja untuk menghemat waktu dan
pembuatan pada bekisting nya sehingga dapat dipakai berulang kali. Namun
baja-baja ters