BAB VII PERANCANGAN ARSITEKTUR
5. Arsitektur Neo-Vernaculer; tema yang digunakan dalam perancangan
Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa “Perancangan Community Center Di Medan Labuhan Dengan Pendekatan Arsitektur Neo-Vernaculer” adalah sebuah proses perencanaan tempat atau pusat kegiatan komunitas, masyarakat atau warga yang menampung aktivitas dalam aspek sosial, kultur-edukatif dan juga bahkan rekreatif yang berada di medan labuhan dengan menerapkan tema arsitektur neo-vernakular.
Tinjauan Fungsi
Defenisi Community Center
Pada dasarnya Community center adalah ungkapan yang diambil dari kata- kata dalam bahasa Inggris. Komunitas berasal dari bahasa Latin communitas yang berarti "kesamaan", kemudian dapat diturunkan dari communis yang berarti "sama, publik, dibagi oleh semua atau banyak". Sedangkan dalam bahasa Indonesia Community Center dapat diartikan secara sederhana sebagai pusat kegiatan masyarakat. Namun untuk menambah pemahaman Community center dapat dipahami lebih mudah dari arti per kata yaitu Community dan Center. Community (masyarakat) merupakan bagian kelompok dari masyarakat (society) dalam lingkup yang lebih kecil, serta mereka lebih terkait oleh tempat (territorial) (Fairi,et al.1980;52n). Sedangkan kata center berasal dari bahasa Inggris yang artinya pusat (John M, Echols dan Hassan Shadilly, Kamus Inggris-Indonesia, 1996). Kata pusat dalam bahasa Indonesia mengandung pengertian, sesuatu yang menjadi pangkal atau yang menjadi pumpunan dari berbagai macam urusan, hal dan sebagainya. (Pusat Bahasa DEPDIKNAS, Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ke IIII, 2001).
Klasifikasi Community Center
Menurut Crow dan Allan (Wenger, 2002: 4), Community center terbagi menjadi 3 komponen, yaitu
1. Berdasarkan lokasi tempat, dalam komponen ini sebuah komunitas dapat terbentuk karena adanya interaksi di antara beberapa orang kelompok yang tinggal di wilayah yang sama.
2. Berdasarkan minat, komunitas dapat terbentuk karena adanya interaksi antara orang-orang yang memiliki minat yang sama pada satu bidang tertentu, contohnya: komunitas musik, komunitas seni, komunitas pecinta alam dan sebagainya.
3. Berdasarkan Komuni, komunitas ini adalah komunitas yang terbentuk berdasarkan ide - ide tertentu yang menjadi landasan dari komunitas itu sendiri, contohnya: sebuah perguruan silat, sebuah partai politik dan yang lainnya.
Berdasarkan referensi tersebut, Peneliti berinterpretasi bahwa fungsi yang paling tepat untuk proyek bangunan community center ditinjau dari aspek lokasi tempat karena dalam kasus community center ini akan berfungsi sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat yang ditinjau oleh aktivitas yang ada di sekitar lokasi perancangan.
Jenis-jenis community center
Jenis-jenis community center dibedakan berdasarkan fungsinya, yaitu sebagai wadah kegiatan sosial, sebagai wadah kegiatan keagamaan, serta sebagai wadah kegiatan hiburan, edukasi, dan olahraga (A.Y. Hasyyati).
Berdasarkan teori A.Y. Hasyyati mengenai jenis Community Center diatas, Peneliti berinterpretasi bahwa jenis Community Center yang paling tepat untuk proyek ini adalah sebagai wadah kegiatas sosial, edukasi dan olahraga yang mengacu pada gabungan teori klasifikasi community center oleh Crow dan Allan.
Karakteristik Community Center
Community center memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. Bentuk-bentuk menerapkan unsur budaya, lingkungan termasuk iklim setempat diungkapkan dalam bentuk fisik arsitektural (tata letak denah, detail, struktur dan ornamen).
2. Tidak hanya elemen fisik yang diterapkan dalam bentuk modern, tetapi juga elemen non fisik yaitu budaya pola pikir, kepercayaan, tata letak yang mengacu pada makro kosmos dan lainnya menjadi konsep dan kriteria perancangan.
3. Produk pada bangunan ini tidak murni menerapkan prinsip-prinsip bangunan vernacular melainkan karya baru (mengutamakan penampilan visualnya).
Kriteria community center
Menurut buku Community Art Centre handbook , Henry Sanoff dan Evrim Mishchenko (2015) dalam perencanaan merancang sebuah pusat komunitas diperlukan goals yang menjadi persyaratan dibangunnya pusat komunitas tersebut. Diantaranya:
1. Terdapat dasar yang kuat terhadap perencanaan
2. Mampu menjadi solusi serta dapat menjelaskan masalah yang ada 3. Adanya dukungan masyarakat dalam perencanaannya.
4. Terciptanya aktivitas positif
5. Mengarah kepada pemecahan masalah secara kreatif 6. Didasari pada potensi komunitas yang ada disekitar lokasi.
7. Dapat dievaluasi dan sadar akan perubahan.
8. Mampu mempromosikan pengembangan sumber daya manusianya.
9. Mampu mengidentifikasi kebutuhan dan nilai masyarakat minoritas.
10. Memiliki nilai pendidikan jangka pajang bagi peserta ataupun pengunjung.
11. Merupakan investasi yang baik Universitas Sumatera Utara 12 12. Partisipatif, di mana masyarakat adalah pemimpin
Selain menentukan beberapa tujuan dalam hal merancang pusat komunitas adapun menurut buku The Architecture Handbook , Henry Sanoff dan Evrim Mishchenko (2015) terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam perancangan Community Center, diantaranya tapak, lokasi, organisasi ruang, sirkulasi, dan aksesibilitas.
Community Center di Medan Labuhan
Community Center di Medan Labuhan ini merupakan tempat atau pusat kegiatan komunitas, masyarakat atau warga yang menampung aktivitas dalam aspek sosial, olahraga, kultur-edukatif dan juga bahkan sarana rekreatif yang berlokasi di Medan Labuhan, Sumatera Utara.
Fasilitas- fasilitas Labuhan Community Center
Fasilitas- fasilitas pada Labuhan Community Center ini merupakan fasilitas yang didisain berdasarkan kebutuhan masyarakat khusus nya Medan Labuhan di mana fasilitas tersebut mampu menjadi kebutuhan masyarakat dalam hal rekreasi, sosial, olahraga, dan Pendidikan.
Informasi kebutuhan akan fasilitas tersebut diperoleh berdasarkan hasil survey langsung ke lapangan. Fasilitas- fasilitas tersebut diantaranya : lapangan olahraga, dan Gedung Serba guna. Selain fasilitas utama tersebut, juga terdapat fasilitas tambahan berupa foodcourt, pendopo, sebagai daya tarik pengunjung untuk sekedar datang ke Labuhan Community center.
a. Lapangan Olahraga
Olahraga berasal dari dua kata yaitu olah dan raga. Olah berarti mengolah, mengerjakan, mengusahakan sesuatu supaya menjadi lain atau lebih sempurna, dan raga yang berarti badan atau tubuh. Olahraga merupakan bentuk kegiatan jasmani yang terdapat dalam permainan dalam rangka memperoleh rekreasi, kemenangan, dan prestasi yang tinggi.
Tujuan olahraga menurut Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1984/1985:47) adalah:
a. Untuk mencari kesenangan (rekreasi)
b. Untuk mengisi waktu luang c. Untuk kesehatan tubuh d. Untuk physical fitness
e. Untuk penyembuhan/pengobatan f. Untuk pembentukan tubuh/sikap g. Untuk mencapai prestasi
h. Untuk prestise
i. Untuk mencari nafkah
j. Untuk mencapai tujuan pendidikan.
Olahraga berdasarkan tempat pelaksanaannya dapat dibedakan dalam dua jenis, yaitu:
a. Olahraga indoor Olahraga indoor adalah olahraga yang dilakukan di dalam ruangan.
Contoh :
Bola voli, bola basket, bulutangkis, tenis meja, senam, tinju, futsal, pencak silat, karate, taekwondo, dll.
b. Olahraga outdoor Olahraga outdoor adalah olahraga yang dilakukan di luar ruangan.
Contoh :
Atletik, sepak bola, voli pantai, dll.
Persyaratan lantai pada lapangan olahraga di Indonesia sudah dibakukan ke dalam Standar Nasional Indonesia yang memiliki ketentuan sebagai berikut:
a. Lantai harus stabil, kuat dan kaku, serta tidak mengalami perubahan bentuk atau lendut, selama dipakai.
b. Lantai harus mampu menerima beban kejut dan beban gravitasi minimal 400 kg/m2.
c. Permukaan lantai harus terbuat dari bahan yang bersifat elastis.
d. Permukaan lantai harus rata tanpa ada celah sambungan.
e. Permukaan lantai harus tidak licin.
f. Permukaan lantai harus tidak mudah aus.
g. Permukaan lantai harus dapat memberikan pantulan bola yang merata.
b. Gedung Serbaguna
Berdasarkan kamus besar bahasa Indonesia "Gedung” memiliki arti rumah Tembok (terutama yang besar-besar ); Bangunan (nunah) untuk kantor, rapatltempat pertunjukan.
Sedangkan pengertian dari “Serbaguna" adalah dapat digunakan untuk segala hal atau untuk berbagai maksud tertentu. Dari pengertian tersebut, dapat disimpulkan arti dari
"Gedung Serbaguna" adalah Suatu bangunan dengan struktur yang relatif besar yang dapat dipergunakan sebagai wadah kegiatan yang majemuk (lebih dari satu kegiatan).
Adapun karakteristik dari bangunan serbaguna adalah sebagai berikut : a. terdiri dari tiga atau lebih, aktifitas-aktifitas yang saling menunjang.
b. komponen-komponen yang saling terintegrasi dengan baik, termasuk penggunaan pedestrian.
c. perkembangan yang saling melengkapi karena terdiri dari para pelaku aktifitas yang berbeda (terhadap pasar).
d. mempunyai orientasi yang kuat ke dalam tapak.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam suatu perancangan bangunan serbaguna : a. membentuk urban space yang baik.
b. berhubungan dan membuat urban activity.
c. menjadi suatu mata rantai dalam urban space.
d. Beragam fungsi harus berhubungan dengan baik.
e. pemakaian segi teknologi yang maksimum.
Studi banding
Studi Banding Tema Sejenis 1. Philippine Pavilion of Progress
Bangunan Philippine Pavilion mencoba memperlihatkan kebudayaan philippina dalam bentuk arsitektur neo- vernacular . Di mana representasi adat Filipina di kombinasikan dengan disain yang modern. Yang bertemakan “progress menuju harmonisasi keanekaragaman budaya”, eksebisi ini memperliatkan Filipina dalam konteks masyarakat dan aspirasi, aktivitas, dan pencapaian mereka.
Gambar 2.1 Perspektif Philippine Pavilion
(Sumber : www.designkultur.wordpress.com)
Terlihat atap yang dramatis yang mendulang dari dasar hingga ke langit yang dimaknai sebagai hakikat Filipina melihat ke masa depan. Pesan arsitekturalnya adalah, walaupun Filipina adalah negara muda tapi punya tekad untuk berkembang kearah masa depan yang lebih maju. Sisi vernacular dapat terlihat dari penggunaan kayu keras khas Filippina dan permainan bentuk masa yang merepresentasikan rumah adat Filipina.
Gambar 2.2 Iterior Philippine Pavilion of Progress
kain tenun dari Visayas, yang disebut hablon, juga menghiasi dinding interior pada bangunan, tekstil hablon juga menampilkan pola yang sangat abstrak (gambar 2.3). Nuansa interior dimaksudkan untuk menjadi lebih dramatis, dicapai melalui sentuhan akhir yang tinggi dari kayu narra yang sangat halus, selah diantara atap yang tembus cahaya, dan kaca yang berkilau.
Gambar 2.3 Potongan Philippine Pavilion Of Progress
Dengan kombinasi warna, struktur kayu dan baja yang keras (gambar 2.4). Kombinasi tersebut menghasilkan suatu bentuk yang modern tetapi juga dibalut dengan unsur kebudayaan filipina yang pekat membuat konsep Neo-vernacular sangat terlihat pada setiap detail desain bangunannya.