• Tidak ada hasil yang ditemukan

Arsitektur Produk

Dalam dokumen BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA (Halaman 73-80)

4.2 Analisis Data

4.2.3 Arsitektur Produk

Semua produk terdiri dari elemen fungsional dan fisik (Ulrich dan Eppinger, 2001: 173-174). Elemen-elemen fungsional dari produk terdiri atas operasi dan transformasi yang menyumbang terhadap kinerja keseluruhan produk.

Elemen-elemen fisik dari sebuah produk adalah bagian-bagian, komponen, dan sub rakitan yang pada akhirnya diimplementasikan terhadap fungsi produk (Ulrich dan Eppinger, 2001: 173-174). Elemen-elemen fisik diuraikan lebih rinci ketika usaha pengembangan berlanjut. Elemen fisik produk biasanya diorganisasikan menjadi beberapa building blocks utama yang disebut chunks. Setiap chunk terdiri dari sekumpulan komponen yang mengimplementasikan fungsi dari produk. Arsitektur produk adalah skema elemen-elemen fungsional dari produk disusun menjadi chunk yang bersifat fisik. Dan menjelaskan bagaimana setiap chunk berinteraksi.

4.2.3.1 Skema Produk

Membuat skema produk merupakan langkah pertama dari menetapkan arsitektur produk. Skema harus mencerminkan pemahaman tim yang terbaik mengenai kondisi produk (Ulrich dan Eppinger, 2001: 180). Namun bukan berarti skema harus mengandung setiap detail yang dipikirkan. Aturan yang baik adalah menempatkan kurang dari 30 elemen ke dalam skema untuk pembuatan arsitektur produk. Jika produk merupakan suatu sistem yang kompleks, yang melibatkan ratusan elemen

fungsional, akan berguna untuk menghilangkan beberapa elemen lainnya menjadi fungsi tingkatan yang lebih tinggi untuk dikomposisikan.

Gambar 4.14 Skema Produk Lampu Belajar

Produk lampu belajar ini mempunyai enam elemen fisik, yaitu cover body, alas, listrik/baterai, transformasi arus AC ke DC, switch on/off, dan bola lampu. Dimana masing-masing elemen tersebut diimplementasikan terhadap fungsi dasar produk.

Cover body adalah bagian paling luar dari produk lampu belajar ini. Cover body ini berfungsi sebagai pelindung pengguna dari panas yang dihasilkan, sebagai pelindung dari arus listrik, dan juga sebagai penunjang struktural bagi lampu belajar itu sendiri. Oleh karena itu cover body dibuat dari plastik ABS yang tahan panas hingga 105•.

Cover body

Alas Penjepit Transformasi

arus AC ke DC

Bola lampu Switch on / off Listrik/Baterai

Aliran energi atau tenaga Aliran sinyal atau data

Alas merupakan bagian dasar dari produk lampu belajar ini. Dimana alas berfungsi sebagai chasis tambahan dari lampu belajar yang mempermudah lampu belajar tersebut untuk digeser-geser di atas meja.

Listrik/ baterai merupakan sumber tenaga bagi produk lampu belajar ini. Tanpa adanya tenaga listrik/ baterai maka lampu belajar ini tidak dapat digunakan.

Transformasi arus AC ke DC merupakan fungsi dasar dari produk lampu belajar ini. Hal ini dikarenakan produk lampu belajar yang dapat digunakan walaupun listrik padam menggunakan recharger baterai. Transformasi arus AC ke DC digunakan untuk menyalurkan energi dari sumber tenaga ke sumber cahaya, yaitu lampu.

Swicth on/off adalah tombol penghubung dengan pengguna. Yang merupakan sinyal utama berfungsi-nya keseluruhan mekanisme pada lampu belajar ini.

Terakhir, bola lampu merupakan sumber cahaya pada produk lampu belajar ini. Bola lampu dapat memberikan penerangan di saat belajar, membaca maupun menggambar.

4.2.3.2 Kelompok Elemen

Langkah kedua dalam menetapkan arsitektur produk adalah mengelompokkan elemen-elemen pada skema. Mengelompokkan elemen-elemen pada skema yaitu menugaskan setiap elemen yang terdapat pada skema menjadi chunk (Ulrich dan Eppinger, 2001: 182). Alternatif pada satu sisi mungkin sesuatu yang ekstrim. Pada sisi ekstrim lainnya, tim dapat saja memutuskan bahwa produk hanya mempunyai satu chunk utama dan kemudian berusaha untuk mengintegrasikan semua elemen

produk secara fisik. Kenyataannya, mempertimbangkan semua kemungkinan pengelompokkan elemen akan menghasilkan banyak alternatif. Salah satu prosedur untuk mengatur kompleksitas alternatif adalah dengan mengasumsikan bahwa setiap elemen pada skema akan ditugaskan terhadap satu chunk tersendiri. Kemudian secara bertahap dilakukan pengelompokkan jika memungkinkan.

Gambar 4.15 Kelompok Elemen Lampu Belajar

Cover body merupakan chunk pelindung pada produk lampu belajar ini. Sedangkan alas merupakan chunk chasis tambahan pada produk lampu belajar ini. Antara chunk pelindung dan chunk chasis tambahan ini terdapat aliran tenaga. Hal ini dikarenakan

Sumber tenaga User interface

Sumbar cahaya Chasis Tambahan

Kabel bantalan tenaga Cover body

Alas Penjepit Transformasi

arus AC ke DC

Bola lampu Switch on / off Listrik/Baterai

Pelindung

Aliran energi atau tenaga Aliran sinyal atau data

antara chunk tersebut dibutuhkan tenaga dari pengguna untuk menyatukan cover body dan alas bila diperlukan.

Listrik atau baterai merupakan chunk sumber tenaga pada produk lampu belajar ini. Transformasi arus AC ke DC merupakan chunk kabel bantalan tenaga pada produk lampu belajar ini. Dan Bola lampu merupakan chunk sumber cahaya bagi produk lampu belajar ini. Dimana antara chunk sumber tenaga, chunk kabel bantalan tenaga dan chunk sumber cahaya terdapat aliran energi. Hal ini dikarenakan listrik/ baterai mensupplai energi untuk lampu belajar tersebut. Dimana energi yang disupplai ditransformasikan arus AC ke DC menuju bola lampu. Hal inilah yang menyebabkan lampu menyala.

Sedangkan, switch on/off merupakan chunk user interface pada produk lampu belajar tersebut. Pada chunk ini terdapat aliran sinyal atau data. Hal ini dikarenakan, jika pengguna menekan tombol swicth on/off maka terdapat aliran sinyal atau data yang menyebabkan keseluruhan mekanisme berfungsi.

4.2.3.3 Susunan Geometris

Langkah ketiga dalam menetapkan arsitektur produk adalah membuat susunan geometris yang masih kasar. Susunan geometris dapat diciptakan dalam bentuk gambar, model komputer atau model fisik (dari triplek atau busa, sebagai contoh) yang terdiri dari dua atau tiga dimensi (Ulrich dan Eppinger, 2001: 184). Pembuatan susunan geometris akan mendorong tim untuk mempertimbangkan apakah antarmuka antar chunk cukup layak untuk mendukung hubungan dimensi dasar diantara chunk.

Pada tahap ini, tim akan diuntungkan dengan menghasilkan beberapa alternatif susunan geometris dan kemudian memilih yang terbaik.

Gambar 4.16 Susunan Geometris Lampu Belajar

4.2.3.4 Interaksi Fundamental dan Insidental

Dan mengidentifikasikan interaksi fundamental dan insidental merupakan langkah terakhir (keempat) dari menetapkan arsitektur produk. Interaksi fundamental adalah interaksi yang sesuai dengan garis skema yang menghubungkan satu chunk dengan chunk lainnya atau proses yang sangat mendasar dari suatu sistem operasi) (Ulrich dan Eppinger, 2001: 185). Sedangkan interaksi insidental yaitu interaksi yang

muncul akibat implikasi elemen fungsional menjadi bentuk fisik tertentu atau karena pengaturan geometris dari chunk (Ulrich dan Eppinger, 2001: 185).

Gambar 4.17 Diagram Insidental Lampu Belajar

Pada cover body dan alas dapat disatukan guna mempermudah produk lampu belajar ini untuk digeser-geser di atas meja. Dimana penyatuan antara cover body dan alas diperlukan tenaga dari pengguna sehingga memungkinkan terjadinya interaksi insidental pada waktu pemasangan.

Pada listrik/baterai dengan transformasi arus AC ke DC terdapat pemindahan aliran energi yang dapat menimbulkan panas.

Begitu pula antara transfomasi arus AC ke DC dengan sumber cahaya. Dimana terdapat pemindahan aliran energi yang dapat menimbulkan panas.

Pemasangan Distorsi panas

Distorsi panas Cover body

Alas Penjepit arus AC ke DCTransformasi Bola lampu

Switch on / off Listrik/Baterai

Dalam dokumen BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA (Halaman 73-80)

Dokumen terkait