• Tidak ada hasil yang ditemukan

Menetapkan Spesifikasi Target a. Menyiapkan daftar metrik

Dalam dokumen BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA (Halaman 25-47)

4.2 Analisis Data

4.2.1 Spesifikasi Produk

4.2.1.1 Menetapkan Spesifikasi Target a. Menyiapkan daftar metrik

 

2 2



2

 

2

0.806    

Y Y N X X N Y X XY N r harapan XY 893 . 0 806 . 1 62 . 1 1 ) ( 2     b b i r r r

ri> rXY, maka data tersebut reliabel.

4.2 Analisis Data

4.2.1 Spesifikasi Produk

Spesifikasi produk yaitu menjelaskan tentang hal-hal yang harus dilakukan oleh sebuah produk (Ulrich dan Eppinger, 2001: 77). Spesifikasi terdiri dari metrik dan nilai metrik. Tahapan spesifikasi produk secara keseluruhan menggunakan metode QFD (Quality Function Deployment) yang dibagi menjadi 3 tahap, yaitu (Ulrich dan Eppinger, 2001: 80):

1. Menyiapkan daftar metrik

2. Mengumpulkan informasi tentang pesaing 3. Menetapkan spesifikasi target

4.2.1.1 Menetapkan Spesifikasi Target a. Menyiapkan daftar metrik

Metrik yang baik adalah yang merefleksikan secara langsung kebutuhan pelanggan menjadi sekumpulan nilai spesifikasi yang tepat dan terukur dapat

dilakukan, dan upaya memenuhi spesifikasi dengan sendirinya akan menghasilkan kepuasan terhadap kebutuhan pelanggan yang terkait (Ulrich dan Eppinger, 2001: 79).

Cara yang baik untuk membuat daftar metrik adalah mengamati setiap kebutuhan satu per satu, lalu memperkirakan karakteristik yang tepat dan terukur dari sebuah produk yang memuaskan kebutuhan pelanggan. Pada posisi ideal, hanya satu metrik untuk setiap kebutuhan. Tapi dalam praktiknya, hal ini biasanya tidak mungkin (Ulrich dan Eppinger, 2001: 79).

Derajat kepentingan metrik diturunkan dari derajat kepentingan kebutuhan yang direfleksikannya. Untuk kasus dimana metrik dipetakan secara langsung dari satu kebutuhan, derajat kepentingan kebutuhan otomatis menjadi derajat kepentingan metrik. Untuk kasus dimana metrik merefleksikan lebih dari satu kebutuhan, derajat kepentingan metrik ditentukan dengan mempertimbangkan derajat kepentingan kebutuhan yang berkaitan dan sifat dasar hubungannya (Ulrich dan Eppinger, 2001: 83).

Tabel 4.10 Daftar Metrik Kebutuhan

No Kebutuhan Metrik Kepentingan Satuan

1 22 Harga per unit 5 Rp

2 12,17 Massa total 5 kg

3 20 Ukuran unit keseluruhan 5 mm

4 18,20 Ukuran gagang lampu 5 mm

5 13 Ukuran buka alas lampu

belajar 3 mm

6 23,24 Waktu pemasangan lampu 5 s

7 8,11 Waktu pemasangan gagang

lampu 5 s

8 19 Tinggi tombol on/off lampu

belajar dengan meja 4 mm

9 14 Sudut putaran lampu 5 derajat

10 18 Sudut tekuk gagang lampu 5 derajat

11 21 Kualitas cahaya (inverter

lamp) 5 CRI

12 21 Kuat cahaya (indikator

sensor kuat cahaya) 5 Lux

13 1,2,3,4,5 Energi pada lampu 5 watt

14 1,2,3,4,5 Daya tahan lampu 5 jam

15 6 Energi pada recharger

baterai 4 volt

16 6 Daya tahan recharger

baterai 4 jam

17 7,8,9,10 Lampu belajar yang

fungsional 3 List

18 15,16 Lampu belajar yang

fleksibel 4 List

19 25,26 Desain yang menarik 4 Subj.

Pada daftar metrik kebutuhan terlihat bahwa kebutuhan mana saja yang berhubungan dengan kebutuhan yang ada, seperti:

 Metrik harga per unit adalah metrik harga per unit lampu belajar yang dipasarkan, sehingga satuan yang digunakan yaitu rupiah. Metrik ini berhubungan dengan kebutuhan nomor 22, dikarenakan semakin rendah harga per unit maka harga

lampu belajar yang dijual semakin terjangkau. Derajat kepentingan dari metrik ini sama dengan derajat kepentingan kebutuhannya, dikarenakan metrik ini hanya mereflesikan dari satu kebutuhan saja.

 Metrik massa total lampu belajar adalah metrik yang menyatakan ukuran massa dari keseluruhan lampu belajar, sehingga satuan yang digunakan yaitu kilogram. Metrik ini berhubungan dengan kebutuhan lampu belajar mudah untuk dipindahtempatkan (beban ringan) dan lampu belajar dapat diletakkan di atas meja, dikarenakan semakin ringan massa total dari lampu belajar tersebut maka semakin ringan pula bebannya. Derajat kepentingan dari metrik ini sama dengan derajat kepentingan kebutuhan belajar mudah untuk dipindahtempatkan (beban ringan), dikarenakan kebutuhan tersebut besar hubungannya dengan metrik tersebut.

 Metrik ukuran unit keseluruhan merupakan ukuran (besar) keseluruhan dari lampu belajar, sehingga satuan yang digunakan yaitu milimeter. Metrik ini berhubungan dengan kebutuhan ukuran lampu belajar yang tidak memakan tempat, dikarenakan semakin besar ukuran unit keseluruhan lampu belajar tersebut maka ukurannya semakin memakan tempat. Derajat kepentingan dari metrik ini sama dengan derajat kepentingan kebutuhannya, dikarenakan metrik ini hanya mereflesikan dari satu kebutuhan saja.

 Metrik ukuran gagang lampu merupakan metrik yang menyatakan ukuran keseluruhan dari gagang lampu belajar, sehingga satuan yang digunakan yaitu

milimeter. Metrik ini berhubungan dengan kebutuhan ketinggian lampu dapat diatur dan ukuran lampu belajar tidak memakan tempat, dikarenakan ketinggian lampu berdasarkan pada ukuran tinggi maksimum-minimum dari gagang lampu tersebut, dan semakin besar diameter dari gagang lampu tersebut maka semakin besar pula ukurannya. Derajat kepentingan dari metrik ini sama dengan derajat kepentingan kebutuhan kedua-duanya, dikarenakan kedua kebutuhan tersebut besar hubungannya dengan metrik tersebut.

 Metrik ukuran buka alas lampu belajar adalah ukuran buka maksimum dimana alas lampu belajar dapat menjepit meja, sehingga satuan yang digunakan yaitu milimeter. Metrik ini berhubungan dengan kebutuhan lampu belajar dapat dijepit pada meja belajar. Derajat kepentingan dari metrik ini sama dengan derajat kepentingan kebutuhannya, dikarenakan metrik ini hanya mereflesikan dari satu kebutuhan saja.

 Metrik waktu pemasangan lampu adalah metrik yang menyatakan waktu yang diperlukan untuk memasang lampu, sehingga satuan yang digunakan yaitu sekon. Metrik ini berhubungan dengan kebutuhan bahan-bahan yang rusak mudah diganti (misal: lampu), dan kebutuhan mudah dalam perbaikan, dikarenakan semakin sedikit waktu yang diperlukan dalam pemasangan lampu subsitusi makan semakin mudah lampu belajar tersebut dalam hal perbaikan. Derajat kepentingan dari metrik ini sama dengan derajat kepentingan kebutuhan mudah

dalam perbaikan, dikarenakan kebutuhan tersebut besar hubungannya dengan metrik tersebut.

 Metrik waktu pemasangan gagang lampu adalah metrik yang menyatakan waktu pemasangan kembali gagang lampu pada tempatnya, sehingga satuan yang digunakan yaitu sekon. Metrik ini berhubungan dengan kebutuhan nomor 8 dan 11, dikarenakan gagang pada lampu belajar yang dapat dilepas dari tempatnya untuk digunakan sebagai senter dan semakin cepat waktu pemasangan gagang lampu menunjukkan lampu belajar mudah dalam pengunaannya. Derajat kepentingan dari metrik ini sama dengan derajat kepentingan kebutuhan kedua-duanya, dikarenakan kedua kebutuhan tersebut besar hubungannya dengan metrik tersebut.

Metrik tinggi tombol on/off lampu belajar dengan meja adalah metrik yang menyatakan ukuran tinggi dari tombol on/off lampu belajar dengan meja, sehingga satuan yang digunakan yaitu milimeter. Metrik ini berhubungan dengan kebutuhan tombol pada lampu belajar mudah digunakan (ditekan). Derajat kepentingan dari metrik ini sama dengan derajat kepentingan kebutuhannya, dikarenakan metrik ini hanya mereflesikan dari satu kebutuhan saja.

 Metrik sudut putaran lampu adalah metrik yang menyatakan ukuran derajat putar cahaya lampu dapat diarahkan, sehingga satuan yang digunakan yaitu derajat. Metrik ini berhubungan dengan kebutuhan cahaya lampu belajar dapat diarahkan. Derajat kepentingan dari metrik ini sama dengan derajat kepentingan

kebutuhannya, dikarenakan metrik ini hanya mereflesikan dari satu kebutuhan saja.

 Metrik sudut tekuk gagang lampu adalah metrik yang menyatakan ukuran derajat lengkung pada gagang lampu belajar, sehingga satuan yang digunakan yaitu derajat. Metrik ini berhubungan dengan kebutuhan ketinggian lampu dapat diatur. Derajat kepentingan dari metrik ini sama dengan derajat kepentingan kebutuhannya, dikarenakan metrik ini hanya mereflesikan dari satu kebutuhan saja.

 Metrik kualitas cahaya dan kuat cahaya adalah metrik yang menyatakan ukuran cahaya yang aman bagi pemakai walaupun dalam pemakaian lama, sehingga satuan yang digunakan yaitu CRI pada kualitas cahaya dan Lux pada kuat cahaya. Metrik ini berhubungan dengan kebutuhan lampu belajar aman terutama bagi anak-anak. Derajat kepentingan dari metrik ini sama dengan derajat kepentingan kebutuhannya, dikarenakan metrik ini hanya mereflesikan dari satu kebutuhan saja.

 Metrik energi dan daya tahan lampu merupakan metrik yang menyatakan ukuran ketahanan lampu, sehingga satuan yang digunakan yaitu watt pada energi lampu dan jampada daya tahan lampu. Metrik ini berhubungan dengan kebutuhan lampu belajar dapat memberikan penerangan pada saat belajar, menggambar, membaca buku, lampu belajar dapat memberikan konsentrasi dalam belajar, dan penggunaan lampu belajar yang dibutuhkan dalam belajar. Derajat kepentingan

dari metrik ini sama dengan derajat kepentingan kebutuhan lampu belajar dapat memberikan penerangan saat belajar, dikarenakan kebutuhan tersebut besar hubungannya dengan metrik tersebut.

 Metrik energi dan daya tahan recharger baterai merupakan metrik yang menyatakan ukuran ketahanan recharger baterai, sehingga satuan yang digunakan yaitu volt pada energi recharger baterai dan jam daya tahan rechager baterai. Metrik ini berhubungan dengan kebutuhan lampu belajar dapat digunakan pada saat listrik padam. Derajat kepentingan dari metrik ini sama dengan derajat kepentingan kebutuhannya, dikarenakan metrik ini hanya mereflesikan dari satu kebutuhan saja.

 Metrik lampu belajar yang fungsional adalah metrik yang menyatakan bahwa lampu belajar dapat digunakan untuk kegunaan lain, sehingga satuan yang digunakan yaitu List. Metrik ini berhubungan dengan kebutuhan lampu belajar dapat digunakan sebagai lampu tidur, senter, tempat penyimpanan alat tulis, atau timer. Derajat kepentingan dari metrik ini sama dengan derajat kepentingan keseluruhan kebutuhan tersebut, dikarenakan keseluruhan kebutuhan tersebut besar hubungannya dengan metrik tersebut.

 Metrik lampu belajar yang fleksibel adalah metrik yang menyatakan bahwa lampu belajar yang fleksibel, sehingga satuan yang digunakan yaitu List. Metrik ini berhubungan dengan kebutuhan cahaya pada lampu belajar dapat diatur (terang) dan difokuskan. Derajat kepentingan dari metrik ini sama dengan derajat

kepentingan keseluruhan kebutuhan tersebut, dikarenakan keseluruhan kebutuhan tersebut besar hubungannya dengan metrik tersebut.

 Metrik desain yang menarik adalah metrik yang menyatakan desain dari lampu belajar, sehingga satuan yang digunakan yaitu subjektif. Metrik ini berhubungan dengan kebutuhan warna (plastik) dan desain lampu belajar yang menarik. Derajat kepentingan dari metrik ini sama dengan derajat kepentingan kebutuhan desain lampu belajar yang menarik, dikarenakan kebutuhan tersebut besar hubungannya dengan metrik tersebut.

b. Mengumpulkan informasi tentang pesaing

Ketika tim memulai proses pengembangan produk dengan beberapa ide tentang bagaimana produk bersaing di pasaran, target spesifikasi merupakan bahasa yang digunakan tim untuk berdiskusi dan menentukan posisi produknya dibandingkan produk yang ada, baik produk yang dimiliki perusahaan sendiri maupun produk pesaing (Ulrich dan Eppinger, 2001: 83).

Tabel 4.11 Tabel Analisis Pesaing

No Kebutuhan Metrik Kepentingan Satuan

Pesaing ACE Hardware

Pesaing Philips

1 22 Harga per unit 5 Rp 150,000 –

250,000

100,000 – 200,000

2 12,17 Massa total 5 kg <1 <0.8

3 20 Ukuran unit keseluruhan 5 mm

200 150 400 150 100 400

4 18,20 Ukuran gagang lampu 5 mm 300 – 400

†20

300 – 400 †20

5 13 Ukuran buka alas lampu belajar 3 mm <50

-6 23,24 Waktu pemasangan lampu 5 s <25 <20

7 8,11 Waktu pemasangan gagang

lampu 5 s -

-8 19 Tinggi tombol on/off lampu

belajar dengan meja 4 mm -

-9 14 Sudut putaran lampu 5 derajat 180 180

10 18 Sudut tekuk gagang lampu 5 derajat 360 360

11 21 Kualitas cahaya (inverter lamp) 5 CRI >75 >75

12 21 Kuat cahaya (indikator sensor

kuat cahaya) 5 Lux <200 <200

13 1,2,3,4,5 Energi pada lampu 5 watt 15 - 40 15 - 40

14 1,2,3,4,5 Daya tahan lampu 5 jam >10,000 >10,000

15 6 Energi pada recharger baterai 4 volt -

-16 6 Daya tahan recharger baterai 4 jam -

-17 7,8,9,10 Lampu belajar yang fungsional 3 List 3 2

18 15,16 Lampu belajar yang fleksibel 4 List 1 2

19 25,26 Desain yang menarik 4 Subj. 3 4

c. Penetapan Spesifikasi Target

Dalam langkah ini, tim menyatukan informasi yang tersedia untuk mengatur nilai target untuk tiap metrik. Diperlukan dua macam nilai target, yaitu nilai ideal dan nilai marginal (Ulrich dan Eppinger, 2001: 85). Nilai ideal adalah hasil yang terbaik yang diharapkan tim. Nilai marginal adalah nilai metrik yang membuat produk diterima secara komersial.

Tabel 4.12 Tabel Spesifikasi Target

No Kebutuhan Metrik Kepentingan Satuan Nilai Marginal

Nilai Ideal

1 22 Harga per unit 5 Rp 150,000 –

25,.000

100,000 – 200,000

2 12,17 Massa total 5 kg <1 <0.8

3 20 Ukuran unit keseluruhan 5 mm

200 150 400 150 100 400

4 18,20 Ukuran gagang lampu 5 mm 300 – 400

†20

250 – 350 †30

5 13 Ukuran buka alas lampu belajar 3 mm <50 <30

6 23,24 Waktu pemasangan lampu 5 s <25 <20

7 8,11 Waktu pemasangan gagang

lampu 5 s - <5

8 19 Tinggi tombol on/off lampu

belajar dengan meja 4 mm - <170

9 14 Sudut putaran lampu 5 derajat 180 180

10 18 Sudut tekuk gagang lampu 5 derajat 360 360

11 21 Kualitas cahaya (inverter lamp) 5 CRI >75 >80

12 21 Kuat cahaya (indikator sensor

kuat cahaya) 5 Lux <200 <150

13 1,2,3,4,5 Energi pada lampu 5 watt 15 - 40 25

14 1,2,3,4,5 Daya tahan lampu 5 jam >10,000 >10,000

15 6 Energi pada recharger baterai 4 volt - < = 6

16 6 Daya tahan recharger baterei 4 jam - > = 4

17 7,8,9,10 Lampu belajar yang fungsional 3 List - Semua

18 15,16 Lampu belajar yang fleksibel 4 List - Semua

19 25,26 Desain yang menarik 4 Subj. >3 >4

Pada metrik harga per unit, nilai marginal yang digunakan antara Rp 150,000 -250,000. Nilai marginal ini didapat dari harga jual produk lampu belajar yang ada di pasaran. Sedangkan nilai ideal didapat dari nilai jual yang diharapkan tim untuk produk lampu belajar tersebut, yaitu berkisar Rp 100,000 - 200,000. Hal ini dikarenakan harga terjangkau merupakan salah satu kebutuhan yang diinginkan konsumen.

Pada metrik massa total, nilai marginal yang digunakan di pasaran adalah kurang dari 1 kg. Sedangkan nilai ideal didapat dari nilai massa total yang diharapkan tim untuk produk lampu belajar tersebut, yaitu kurang dari 0.8 kg. Hal ini dikarenakan kebutuhan akan lampu belajar mudah dipindahtempatkan (beban ringan) merupakan salah satu kebutuhan yang diinginkan konsumen.

Pada metrik ukuran unit keseluruhan, nilai marginal didapat dari ukuran unit keseluruhan produk lampu belajar yang ada di pasaran, yaitu panjang total sebesar 200 mm, lebar total sebesar 150 mm, dan tinggi total sebesar 400 mm. Sedangkan nilai ideal adalah nilai ukuran unit keseluruhan yang diharapkan tim untuk produk lampu belajar tersebut, yaitu panjang total sebesar 150 mm, lebar total sebesar 100 mm, dan tinggi total sebesar 400 mm. Nilai ini didapat berdasarkan dari ukuran persentil 95th untuk wanita Asia. Untuk panjang total dan lebar total dilihat dari ukuran lebar fungsional maksimal (ibu jari ke jari lain) pada persentil 95th wanita Asia. Untuk tinggi total dilihat dari ukuran jarak dari siku ke ujung jari pada persentil 95th wanita Asia. Persentil 95th digunakan karena persentil 95th mengakomodasikan 95% populasi (Nyoman, 2003: 52). Wanita Asia dikarenakan wanita ukuran minimum yang digunakan, sedangkan Asia karena pemasaran produk lampu belajar ini adalah di Indonesia (kesamaan etnis Asia).

Pada metrik ukuran gagang lampu, nilai marginal didapat dari ukuran gagang pada lampu belajar yang ada di pasaran, yaitu ketinggian gagang lampu berkisar 300 – 400 mm, dan diameter gagang lampu berkisar 20 mm. Sedangkan nilai ideal adalah nilai ukuran gagang lampu yang diharapkan tim untuk produk lampu belajar tersebut, yaitu

ketinggian gagang lampu berkisar 250 - 300 mm, dan diameter gagang lampu berkisar 30mm. Nilai ini didapat berdasarkan dari ukuran persentil 95thuntuk wanita Asia. Untuk ketinggian gagang lampu dilihat dari ukuran jarak dari siku ke ujung jari pada persentil 95th wanita Asia. Dan ketinggian tersebut juga diperhatikan dari ketinggian dari alas lampu belajar. Sedangkan untuk diameter gagang lampu dilihat dari diameter genggam maksimum pada persentil 95th wanita Asia. Persentil 95th digunakan karena persentil 95th mengakomodasikan 95% populasi (Nyoman, 2003: 52). Wanita Asia dikarenakan wanita ukuran minimum yang digunakan, sedangkan Asia karena pemasaran produk lampu belajar ini adalah di Indonesia (kesamaan etnis Asia).

Pada metrik ukuran buka alas lampu belajar, nilai marginal didapat dari ukuran buka alas lampu belajar yang ada di pasaran, yaitu 50 mm. Sedangkan nilai ideal didapat dari nilai ukuran buka alas lampu belajar yang diharapkan tim untuk produk lampu belajar tersebut, yaitu 30 mm.

Pada metrik waktu pemasangan lampu, nilai marginal didapat dari waktu pemasangan lampu yang ada di pasaran, yaitu kurang dari 25 sekon. Sedangkan nilai ideal didapat dari nilai waktu pemasangan lampu yang diharapkan tim untuk produk lampu belajar tersebut, yaitu kurang dari 20 sekon. Hal ini dikarenakan kebutuhan akan lampu belajar tersebut yaitu kebutuhan mudah dalam hal perbaikan merupakan salah satu kebutuhan yang diinginkan konsumen.

Pada metrik waktu pemasangan gagang lampu, nilai marginal tidak ada dikarenakan gagang lampu yang ada di pasaran tidak dapat dilepas dari tempatnya

untuk dijadikan senter. Sedangkan nilai ideal didapat dari nilai waktu pemasangan gagang lampu yang diharapkan tim untuk produk lampu belajar tersebut, yaitu kurang dari 5 sekon. Hal ini dikarenakan kebutuhan akan lampu belajar tersebut yaitu kebutuhan mudah dalam hal penggunaan merupakan salah satu kebutuhan yang diinginkan konsumen.

Pada metrik tinggi tombol on/off, nilai marginal tidak ada dikarenakan biasanya tombol on/off produk lampu belajar yang ada di pasaran berada pada alas lampu belajar. Sedangkan nilai ideal didapat dari nilai tinggi tombol on/off yang diharapkan tim untuk produk lampu belajar tersebut, yaitu kurang 170 mm. Nilai ini didapat berdasarkan dari ukuran persentil 95th untuk wanita Asia. Untuk ketinggian tombol on/off dilihat dari ukuran panjang tangan pada persentil 95th wanita Asia. Dan ketinggian tersebut juga diperhatikan dari ketinggian dari alas lampu belajar. Persentil 95th digunakan karena persentil 95th mengakomodasikan 95% populasi (Nyoman, 2003: 52). Wanita Asia dikarenakan wanita ukuran minimum yang digunakan, sedangkan Asia karena pemasaran produk lampu belajar ini adalah di Indonesia (kesamaan etnis Asia).

Pada metrik sudut putaran lampu, nilai marginal didapat dari sudut putaran lampu pada lampu belajar yang ada di pasaran, yaitu sebesar 180•. Sedangkan nilai ideal didapat dari nilai sudut putaran lampu yang diharapkan tim untuk produk lampu belajar tersebut, yaitu sebesar 180•. Hal ini dikarenakan sudut putar sebesar 180• dirasa sudah cukup memenuhi kebutuhan pelanggan.

Pada metrik sudut tekuk gagang lampu, nilai marginal didapat dari sudut tekuk gagang lampu pada produk lampu belajar yang ada di pasaran, yaitu sebesar 360•. Sedangkan nilai ideal didapat dari nilai sudut tekuk gagang lampu yang diharapkan tim untuk produk lampu belajar tersebut, yaitu sebesar 360•. Hal ini dikarenakan sudut tekuk sebesar 360• dirasa sudah cukup memenuhi kebutuhan pelanggan.

Pada metrik kualitas cahaya, nilai marginal didapat kualitas cahaya dari produk lampu belajar yang ada di pasaran, yaitu sebesar lebih dari 75% CRI. Sedangkan nilai ideal didapat dari nilai kualitas cahaya yang diharapkan tim untuk produk lampu belajar tersebut, yaitu lebih dari 80% CRI. Hal ini dikarenakan kualitas cahaya semakin mendekati 100% CRI, semakin baik (saft.com, 2006). CRI (Color Rendering Index) adalah suatu nilai yang menunjukkan bagaimana suatu sumber cahaya mempengaruhi warna suatu objek yang dilihat oleh mata (saft.com, 2006).

Pada metrik kuat cahaya, nilai marginal didapat dari kuat cahaya produk lampu belajar yang ada di pasaran, yaitu kurang dari 200 Lux. Sedangkan nilai ideal didapat dari nilai kuat cahaya yang diharapkan tim untuk produk lampu belajar tersebut, kurang dari 150 Lux, dikarenakan dengan nilai tersebut dapat melindungi mata dari kerusakan (igadget.com.au, 2004).

Pada metrik energi lampu, nilai marginal didapat dari energi lampu dari produk lampu belajar yang ada di pasaran, yaitu sebesar 15 - 40 watt. Sedangkan nilai ideal didapat dari nilai energi lampu yang diharapkan tim untuk produk lampu belajar tersebut, yaitu sebesar 25 watt, karena nilai tersebut dirasa cukup menerangi di saat belajar.

Pada metrik daya tahan lampu, nilai marginal didapat dari daya tahan lampu dari produk lampu belajar yang ada di pasaran, yaitu sebesar lebih dari 10,000 jam. Sedangkan nilai ideal didapat dari nilai daya tahan lampu total yang diharapkan tim untuk produk lampu belajar tersebut, yaitu juga sebesar lebih dari 10,000 jam, dikarenakan daya tahan tersebut sudah mencukupi kebutuhan pelanggan.

Pada metrik energi pada recharger baterai, nilai marginal energi pada recharger baterai tidak ada dikarenakan produk lampu belajar yang ada di pasaran belum menggunakan recharger baterai. Sedangkan nilai ideal didapat dari nilai energi pada recharger baterai yang diharapkan tim untuk produk lampu belajar tersebut, yaitu < = 6 volt. Hal ini dikarenakan daya tahan tersebut sudah mencukupi.

Pada metrik daya tahan pada recharger baterai, nilai marginal daya tahan pada recharger baterai tidak ada dikarenakan produk lampu belajar yang ada di pasaran belum menggunakan recharger baterai. Sedangkan nilai ideal didapat dari nilai daya tahan pada recharger baterai yang diharapkan tim untuk produk lampu belajar tersebut, yaitu > = 4 jam. Hal ini dikarenakan daya tahan tersebut sudah mencukupi.

Pada metrik lampu belajar yang fungsional, nilai marginal lampu belajar yang fungsional tidak ada dikarenakan produk lampu belajar yang ada di pasaran berbeda-beda akan multifungsionalnya. Sedangkan nilai ideal didapat dari nilai lampu belajar yang fungsional yang diharapkan tim untuk produk lampu belajar tersebut, yaitu pada fungsi dimana lampu belajar dapat digunakan sebagai lampu tidur, senter, tempat penyimpanan alat tulis, atau timer.

Pada metrik lampu belajar yang fleksibel, nilai marginal lampu belajar yang fleksibel tidak ada dikarenakan produk lampu belajar yang ada di pasaran. Sedangkan nilai ideal didapat dari nilai lampu belajar yang fleksibel yang diharapkan tim untuk produk lampu belajar tersebut, yaitu fleksibel pada cahaya lampu belajar yang dapat diatur intensitasnya dan cahaya pada lampu belajar yang dapat difokuskan.

Pada metrik desain yang menarik, nilai marginal didapat dari desain yang menarik dari produk lampu belajar yang ada di pasaran. Sedangkan nilai ideal didapat dari nilai desain yang menarik yang diharapkan tim untuk produk lampu belajar tersebut. Metrik ini bersifat subjektif.

d. QFD (Quality Function Deployment)

Jadi, tahapan spesifikasi produk secara keseluruhan terlihat pada QFD (Quality Function Deployment) berikut:

Pada penyusunan QFD di atas, dimasukkan metrik kebutuhan dan kebutuhan pelanggan. Pemberian nilai pada competitor berdasarkan produk yang dihasilkan pada masing-masing perusahaan. Pemberian nilai memiliki rentangan 1 sampai dengan 5. Dimana skala 1 merupakan skala yang terendah, dan skala 5 adalah skala

Dalam dokumen BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA (Halaman 25-47)

Dokumen terkait