• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA"

Copied!
106
0
0

Teks penuh

(1)

4.1 Pengumpulan Dan Pengolahan Data 4.1.1 Beberapa Jenis Produk Lampu Belajar 4.1.1.1 Produk Lampu Belajar Yang Digunakan

Gambar 4.1Produk Lampu Belajar Yang Digunakan

Lampu belajar dapat memberikan penerangan saat belajar, menggambar, dan membaca buku (misal: novel, komik). Lampu belajar hanya menggunakan tenaga listrik. Lampu belajar hanya dapat diletakkan diatas meja. Lampu belajar yang digunakan adalah lampu berwarna putih sebesar 15 – 20 watt. Lampu belajar didesain

(2)

dengan bentuk simpel (sederhana). Harga lampu belajar berkisar Rp 100,000 – 150,000.

4.1.1.2 Produk Lampu Belajar Yang Ada Di Pasaran

Gambar 4.2Produk Lampu Belajar Yang Ada Di Pasaran (a)

Lampu belajar dapat memberikan penerangan saat belajar, menggambar, dan membaca buku (misal: novel, komik). Lampu belajar hanya menggunakan tenaga listrik. Lampu belajar hanya dapat diletakkan diatas meja. Pangkal atas gagang lampu belajar dapat diputar 180• sehingga cahaya lampu dapat diarahkan. Gagang pada lampu belajar fleksibel sehingga tinggi lampu belajar dapat diatur. Lampu tak berkedip saat dinyalakan sehingga melindungi mata dari kelelahan. Lampu belajar yang digunakan adalah lampu HDI dengan colour temperatur 4500K. Lampu belajar yang digunakan adalah lampu berwarna putih sebesar 15 – 40 watt. Lampu belajar

(3)

didesain dengan bentuk simpel (sederhana). Harga lampu belajar berkisar Rp 200,000 – 400,000.

Gambar 4.3Produk Lampu Belajar Yang Ada Di Pasaran (b)

Lampu belajar dapat memberikan penerangan saat belajar, menggambar, dan membaca buku (misal: novel, komik). Lampu belajar hanya menggunakan tenaga listrik. Pada lampu belajar terdapat lampu tidur. Lampu belajar hanya dapat diletakkan diatas meja. Pangkal atas gagang lampu belajar dapat diputar 180• sehingga cahaya lampu dapat diarahkan. Gagang pada lampu belajar fleksibel sehingga tinggi lampu belajar dapat diatur. Lampu tak berkedip saat dinyalakan sehingga melindungi mata dari kelelahan. Lampu belajar yang digunakan adalah

(4)

lampu HDI dengan colour temperatur 4500K. Lampu belajar yang digunakan adalah lampu berwarna putih sebesar 15 – 20 watt. Lampu belajar didesain dengan berbagai bentuk yang lucu dilengkapi dengan warna-warna yang menarik. Harga lampu belajar Rp 200,000 – 300,000.

Gambar 4.4Produk Lampu Belajar Yang Ada Di Pasaran (c)

Lampu belajar dapat memberikan penerangan saat belajar, menggambar, dan membaca buku (misal: novel, komik). Lampu belajar hanya menggunakan tenaga listrik. Lampu belajar dapat dijepit. Tiang lampu belajar fleksibel sehingga cahaya lampu dapat diarahkan. Lampu belajar didesain dengan bentuk simpel (sederhana). Lampu belajar yang digunakan adalah lampu berwarna putih sebesar 15 – 20 watt. Harga lampu belajar Rp 200,000 – 250,000.

(5)

4.1.2 Perencanaan Produk

Perencanaan produk merupakan proses awal dari pengembangan produk (Ulrich dan Eppinger, 2001: 15). Output dari proses ini adalah pernyataan misi proyek, yang merupakan input yang dibutuhkan untuk memulai tahap pengembangan konsep dan merupakan suatu petunjuk untuk tim pengembangan.

Dalam rangka memberikan petunjuk yang jelas untuk organisasi pengembangan produk, biasanya tim memformulasikan suatu definisi yang lebih detail dari pasar target dan asumsi-asumsi yang mendasari operasional tim pengembangan. Keputusan-keputusan mengenai hal ini akan terdapat pada suatu pertanyaan misi (Ulrich dan Eppinger, 2001: 48).

(6)

Tabel 4.1Tabel Pernyataan Misi Pernyataan Misi : Lampu Belajar

Deskripsi Produk  Penerangan disaat belajar

Sasaran Bisnis Kunci  Penjualan produk mencapai 40 % proporsi pasar

 Produk diluncurkan di awal bulan Juli tahun 2008

 Margin errorsebesar 7 %

Pasar Utama  Mahasiswa

Pasar Sekunder  Pelajar dan pengguna lampu belajar lainnya  Distributor dan agen penjualan eceran Asumsi-asumsi dan

Batasan-batasan

 Dibantu dengan sumber tenaga manusia  Teknologi baterai yang dapat diisi ulang  Mudah dibawa kemana-mana

Pihak yang terkait  Pembeli dan pengguna  Pengecer  Tenaga penjual  Distributor  Bagian produksi  Operasional Marketing  Operasional Manufaktur  Departemen Hukum dan legal

Aktivitas manusia yang semakin meningkat dan beragam seringkali membutuhkan intensitas cahaya bersifat konstan dan mudah diatur sesuai kebutuhan, misalnya kegiatan di ruang operasi, aktivitas di panggung pertunjukan, di ruang pamer, window display, dan lain-lain. Misalkan pencahayaan untuk ruang kerja / ruang belajar:

(7)

- Pencahayaan umum yang menerangi seluruh ruangan tetap dibutuhkan.

- Pencahayaan khusus di meja kerja dibutuhkan agar bekerja bisa lebih konsentrasi. Sasaran bisnis kunci produk lampu belajar ini adalah produk diharapkan dapat memasuki 40% pangsa pasar. Produk akan diluncurkan pada awal bulan Juli tahun 2008, dikarenakan pada bulan tersebut adalah bulan dimana dimulainya tahun ajaran baru. Kesalahan menginterprestasikan kebutuhan pelanggan akan produk lampu belajar ini sebesar 7%.

Pasar utama produk lampu belajar ini ditujukan kepada mahasiswa. Dimana mahasiswa membutuhkan lampu belajar pada saat belajar di meja belajar guna untuk menambah konsentrasi. Misalkan, mahasiswa yang tengah sibuk mengerjakan laporan praktek kerja lapangan (PKL) dan menyelesaikan skripsi.

Sedangkan pasar sekunder dari lampu belajar adalah pelajar yang menggunakan lampu belajar pada saat belajar di meja belajar guna untuk menambah konsentrasi. Dan juga, pelanggan yang membutuhkan lampu belajar untuk keperluan lain, seperti merancang peralatan elektronika, dan lain-lain. Pasar sekunder dari produk lampu belajar ini juga termasuk distributor dan agen penjualan eceran. Hal ini dikarenakan tanpa mereka, lampu belajar tidak akan sampai kepada pelanggan.

Asumsi-asumsi dan batasan-batasan dari produk lampu belajar ini, yaitu lampu belajar yang mudah untuk dipindahtempatkan, lampu belajar yang menggunakan teknologi listrik maupun baterai yang dapat diisi ulang, serta dalam mengoperasikan lampu belajar tersebut dibutuhkan tenaga manusia.

(8)

Pihak-pihak yang terkait, seperti pembeli dan pengguna, pengecer, tenaga penjual, distributor, bagian produksi, operasional marketing, operasional manufaktur, dan departemen hukum dan legal. Pembeli dan pengguna, yang dimana mereka merupakan peran yang terpenting sebagai stakeholder produk ini, yang dimana pembeli dan pengguna merupakan sasaran utama dan mempengaruhi keberhasilan dan kegagalan produk yang kami rancang, karena sebagian besar produk ditujukan bagi konsumen. Pengecer dan tenaga penjual yang menjual kembali produk yang diluncurkan ke berbagai tempat. Distributor yang merupakan sarana transpotasi untuk memasarkan produk lampu belajar. Bagian produksi yang memproduksi lampu belajar, tanpa mereka maka produk ini tidak akan ada. Operasional marketing yang memasarkan produk lampu belajar ini ke pangsa pasar yang dituju. Operasional manufaktur, dimana produk lampu belajar ini juga tergantung kepada bagaimana strategi dan perencanaan untuk penjualan produk, bila tidak terdapat strategi yang bagus maka produk juga tidak akan berhasil. Dan departemen hukum dan legal yang merupakan salah satu pihak yang terkait.

4.1.3 Pengumpulan Data Identifikasi Kebutuhan Pelanggan

Identifikasi kebutuhan pelanggan, yaitu memahami kebutuhan pelanggan dan mengkomunikasikannya secara efektif kepada tim pengembang (Ulrich dan Eppinger, 2001: 18). Output dari langkah ini adalah sekumpulan pernyataan kebutuhan pelanggan yang tersusun rapi, diatur dalam daftar hierarki, dengan bobot kepentingan untuk tiap kebutuhan.

(9)

Pengumpulan data yang dilakukan pada tahap identifikasi kebutuhan pelanggan dilakukan dengan teknik wawancara yaitu dengan mendatangi langsung para responden yang merupakan mahasiswa dan menggunakan lampu belajar. Dengan asumsi bahwa mereka lebih tahu kelebihan dan kekurangan dari lampu belajar yang telah mereka gunakan selama ini dan mereka terkadang telah menemukan solusi untuk memenuhi kebutuhan mereka.

Pengumpulan data dengan wawancara bertujuan untuk mendapatkan ekspresi yang jujur tentang kebutuhan, interaksi dengan pelanggan bersifat verbal, pewawancara menanyakan beberapa pertanyaan dan pelanggan memberikan respon. Suatu tuntutan wawancara akan berguna untuk menstrukturkan dialog tersebut.

Wawancara dilakukan secara acak terhadap 10 responden. Wawancara hanya dilakukan terhadap 10 responden saja dikarenakan wawancara ini hanya merupakan pre-test dari kuisioner selanjutnya. Dimana tidak ada patokan yang pasti tentang jumlah responden pada pre-test yang diadakan untuk menyempurnakan kuisioner tersebut (Singarimbun dan Effendi, 2006: 184).

(10)

Tabel 4.2Tabel Pernyataan Pelanggan (pre-test)

Responden: Pewawancara: Like No:

Alamat: Tanggal:

Telepon: Sekarang menggunakan:

Apakah bersedia di follow-up: ya/ tidak Jenis penggunaan: Responden yang terhormat,

Saya mahasiswa Universitas Bina Nusantara Teknik Industri yang sedang menyusun skripsi. Mohon bantuannya untuk mengisi pertanyaan di bawah ini. Atas bantuan Anda saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.

Beri tanda (X) untuk menjawab pilihan berganda !

1. Apakah Anda sedang atau pernah menggunakan lampu belajar? Ya / Tidak

2. Dalam hal apa sajakah Anda menggunakan lampu belajar ... 3. Bagaimanakah jenis penggunaan dari lampu belajar Anda?

A. Hanya diletakan di atas meja B. Dapat di jepit C. Lain-lain ... 4. Bagaimana penggunaan tombol on/off pada lampu belajar Anda?

A. Tombol Touch / Hanya disentuh B. Tombol on/off biasa C. Lain-lain ...

5. Sumber tenaga yang digunakan pada lampu belajar Anda? A. Listrik B. Baterai biasa C. Baterai charger 6. Apakah cahaya dari lampu belajar Anda dapat diatur? Ya / Tidak 7. Apakah cahaya lampu dari lampu belajar dapat diarahkan? Ya / Tidak

8. Apakah lampu belajar Anda mempunyai fungsi / kegunaan lainnya ? Ya / Tidak (Jika ya, sebutkan :...) 9. Jawab pertanyaan pada kolom berikut berdasarkan pengalaman Anda selama

menggunakan lampu belajar.

Pertanyaan Pernyataan Pelanggan Interprestasi Kebutuhan Hal-hal yang disukai

terhadap lampu belajar sekarang

Hal-hal yang tidak disukai terhadap lampu belajar sekarang

Usulan perbaikan maupun tambahan fungsi pada lampu belajar

(11)

Tabel 4.3Rangkuman Hasil Wawancara Pernyataan Pelanggan (pre-test) 1. Lampu belajar biasanya digunakan pada waktu membaca buku, mengisi TTS,

menggambar, tidur, belajar, mengerjakan tugas, menulis.

2. Lampu belajar yang digunakan adalah lampu belajar yang hanya diletakkan di atas meja.

Tombol on/ off yang digunakan adalah tombol on / off biasa atau geser. Sumber tenaga yang digunakan adalah listrik.

3. Cahaya dari lampu belajar dapat diatur 3 responden menjawab “ya”, dan sisanya menjawab “tidak”.

Cahaya dari lampu belajar dapat diarahkan 9 responden menjawab menjawab “ya”, dan sisanya menjawab “tidak”.

Lampu belajar mempunyai fungsi/ kegunaan lain dijawab oleh 2 reponden, yaitu sebagai radio atau sebagai lampu tidur.

4. Hal-hal yang disukai terhadap lampu belajar sekarang:

Lebih konsentrasi, lebih fokus, lebih terang seperti: dapat memberi detail pada gambar, bentuk yang unik, tidak berbahaya untuk anak-anak, arah dari lampu dapat disesuaikan, dapat diatur ketinggiannya.

5. Hal-hal yang tidak disukai terhadap lampu belajar sekarang:

Tidak nyaman dimata untuk pemakaian yang lama, bentuk yang susah diatur sesuai kebutuhan, terkadang terlalu terang, silau, mata cepat lelah, bentuk memakan tempat, terang dari lampu tidak dapat diatur, mahal.

6. Usulan perbaikan maupun tambahan fungsi pada lampu belajar:

Lampu dapat diatur intensitasnya (terang), lampu dapat menerangi lebih luas, lampu hemat energi, lampu multifungsi, desain simpel, modern, unik dan menarik, lampu dapat digunakan walau mati lampu, ukuran tidak memakan ada timer, ada penjepit, ada penyimpanan alat tulis, kualitas cahaya, fleksibel.

4.1.4 Menginterpretasikan Data Mentah Menjadi Kebutuhan Pelanggan

Kebutuhan pelanggan dari hasil wawancara (pre-test) diekspresikan sebagai pernyataan tertulis dan merupakan hasil interpretasi kebutuhan yang berupa data mentah yang diperoleh dari pelanggan. Proses penterjemahan hasil wawancara (pre-test) akan menimbulkan berbagai kebutuhan yang berbeda.

(12)

Tabel 4.4Tabel Interpretasi Kebutuhan Pelanggan

No. Pernyataan Kebutuhan

A Performance: kesesuaian fungsi atau karakteristik dari lampu belajar

1 Lampu belajar dapat memberikan penerangan saat belajar

2 Lampu belajar dapat memberikan penerangan saat menggambar

3 Lampu belajar dapat memberikan penerangan saat membaca buku (misal: novel, komik)

4 Lampu belajar dapat memberikan konsentrasi dalam belajar

5 Penggunaan lampu belajar dibutuhkan dalam belajar B Feature: ciri khas produk yang membedakan dari

produk lain yang merupakan karakteristik pelengkap 6 Lampu belajar dapat digunakan pada saat listrik padam 7 Lampu belajar dapat juga digunakan sebagai lampu tidur 8 Lampu belajar dapat juga digunakan sebagai lampu

senter

9 Lampu belajar dapat juga digunakan sebagai tempat penyimpanan alat tulis

10 Adanya timer pada lampu belajar

C Reliability: kehandalan lampu belajar 11 Lampu belajar mudah dalam penggunaannya 12 Lampu belajar dapat diletakkan di atas meja 13 Lampu belajar dapat dijepit

14 Cahaya pada lampu belajar dapat diarahkan 15 Cahaya pada lampu belajar dapat diatur 16 Cahaya pada lampu belajar dapat difokuskan

D Conformance: kesesuasian produk dengan syarat seperti ukuran dan karakteristik dari lampu belajar 17 Lampu belajar mudah untuk dipindah-tempatkan (beban

ringan)

18 Ketinggian lampu belajar dapat diatur

19 Tombol pada lampu belajar mudah digunakan (ditekan) 20 Ukuran lampu belajar yang tidak memakan tempat 21 Lampu belajar aman terutama bagi anak-anak 22 Harga lampu belajar terjangkau

(13)

E Durability: lamanya umur lampu belajar

23 Bahan-bahan yang rusak mudah untuk diganti (misal: lampu)

24 Mudah dalam hal perbaikan

F Aesthetic: keindahan / daya tarik lampu belajar 25 Warna lampu belajar yang beraneka ragam

26 Desain lampu belajar yang menarik

4.1.5 Menetapkan Kepentingan Relatif Setiap Kebutuhan

Proses indentifikasi kebutuhan pelanggan adalah menetapkan tingkat kepentingan relatif kebutuhan (Ulrich dan Eppinger, 2001: 56). Menentukan bobot kepentingan setiap kebutuhan dengan berdasarkan nilai kepentingan yang diperoleh dari survei lanjutan terhadap pelanggan, yaitu survei pelanggan.

Survei pelanggan dilakukan dengan menyebarkan kuisioner yang berisi ke-26 variabel di atas, dan memberikan kolom bobot kepentingan dengan skala 1 sampai dengan 5 untuk diisi oleh setiap responden dengan cara memberikan check listpada kolom yang disediakan. Survei pelanggan ini dilakukan dalam tiga tahap, yaitu:

1. Penentuan jumlah sampel.

Dengan asumsi-asumsi di bawah ini, akan dilakukan penentuan jumlah sampel dengan menggunakan rumus untuk mencari nilai n atau jumlah responden yang besarnya juga sama dengan kuisioner yang akan diedarkan.

- Proporsi pasar (p) = 40 %, jumlah ini dianggap cukup untuk bisa memasuki 40% dari pasar pengguna lampu belajar.

- Tingkat kepercayaan = 95% karena tingkat kepercayaan pada level ini dianggap tidak terlalu besar ataupun tidak terlalu kecil.

(14)

- Dari tingkat kepercayaan 95% didapatkan nilai Z = 1,96 dari tabel Z.

- Margin of error (e) = 7 %, nilai error yang diijinkan hanya 7% sehingga data yang didapatkan nantinya tidak menyimpang terlalu jauh dari nilai tengah rata-ratanya.

Dengan asumsi dan nilai-nilai di atas, maka dapat ditentukan jumlah sampel untuk survei pelanggan dengan rumus:

2 2 1 e p p n    

2 2 07 , 0 6 , 0 1 4 , 0 96 , 1     n 16 , 188  n ≈ 190

Didapatkan bahwa jumlah responden untuk menentukan bobot kepentingan relatif setiap kebutuhan adalah dengan 190 responden.

2. Melakukan survei

Survei dilakukan dengan menyebar 190 kuisioner kepada 190 responden yang seluruhnya merupakan pengguna lampu belajar dengan hal yang ditanyakan adalah ke-26 variabel kebutuhan tersebut. Contoh kuisioner untuk survei pelanggan ini adalah:

(15)

Tabel 4.5Tabel Kuisioner Survei Bobot Kepentingan Kebutuhan Pelanggan

Nama Responden: Pewawancara: Like No:

Alamat: Tanggal:

Telepon: Sekarang menggunakan:

Bersedia di follow-up: ya / tidak Jenis penggunaan: Petunjuk:

1. Saya mahasiswa dari Universitas Bina Nusantara memohon bantuan dan kesediaan Anda untuk menjawab pertanyaan yang ada, apabila Anda sebagai pengguna lampu belajar.

2. Berikan tanda (√) pada kolom yang Anda pilih, sesuai dengan pengalaman (kesan) dari harapan Anda atas pemakaian lampu belajar.

Keterangan:

SS = Sangat Setuju SP = Sangat Penting S = Setuju P = Penting

CS = Cukup Setuju CP = Cukup Penting KS = Kurang Setuju KP = Kurang Penting TS = Tidak Setuju TP = Tidak Penting

No. Pernyataan

Pengalaman Harapan

SS S CS KS TS SP P CP KP TP

A Performance: kesesuaian fungsi atau karakteristik dari lampu belajar 1

Lampu belajar dapat

memberikan penerangan saat belajar

2

Lampu belajar dapat

memberikan penerangan saat menggambar

3

Lampu belajar dapat

memberikan penerangan saat membaca buku (misal: novel, komik)

4

Lampu belajar dapat memberikan/ menambah konsentrasi dalam belajar 5 Penggunaan lampu belajar

dibutuhkan dalam belajar

B Feature: ciri khas produk yang membedakan dari produk lain yang merupakan karakteristik pelengkap

(16)

No. Pernyataan

Pengalaman Harapan

SS S CS KS TS SP P CP KP TP

6.

Lampu belajar dapat digunakan pada saat listrik padam

7 Lampu belajar dapat juga digunakan sebagai lampu tidur 8

Lampu belajar dapat juga digunakan sebagai lampu senter

9

Lampu belajar dapat juga digunakan sebagai tempat penyimpanan alat tulis 10 Adanya timer pada lampu

belajar

C Reliability: kehandalan lampu belajar 11 Lampu belajar mudah dalam

penggunaannya 12 Lampu belajar dapat

diletakkan di atas meja 13 Lampu belajar dapat dijepit 14 Cahaya pada lampu belajar

dapat diarahkan

15 Cahaya pada lampu belajar dapat diatur

16 Cahaya pada lampu belajar dapat difokuskan

D Conformance: kesesuasian produk dengan syarat seperti ukuran dan karakteristik dari lampu belajar

17

Lampu belajar mudah untuk dipindah-tempatkan (beban ringan)

18 Ketinggian lampu belajar dapat diatur

19

Tombol pada lampu belajar mudah digunakan (ditekan)

(17)

No. Pernyataan

Pengalaman Harapan

SS S CS KS TS SP P CP KP TP

20 Ukuran lampu belajar yang tidak memakan tempat

21 Lampu belajar aman terutama bagi anak-anak

22 Harga lampu belajar terjangkau

E Durability: lamanya umur lampu belajar 23

Bahan-bahan yang rusak mudah untuk diganti (misal: lampu)

24 Mudah dalam hal perbaikan

F Aesthetic: keindahan / daya tarik lampu belajar 25 Warna lampu belajar yang

beraneka ragam

26 Desain lampu belajar yang menarik

Saran dan tanggapan Anda

1. Menurut pendapat Anda, dari 26 pertanyaan pada kolom diatas poin yang terpenting adalah nomor : (tuliskan sesuai urutan menurut Anda)

2. Komentar dan saran Anda untuk lampu belajar yang ada pada saat ini.

(18)

Tabel 4.6Rangkuman Hasil Kuisioner Survei Bobot Kepentingan Kebutuhan Pelanggan Pada Kotak Saran Dan Tanggapan

1. Menurut pendapat Anda, dari 26 pertanyaan pada kolom diatas poin yang terpenting adalah nomor : (tuliskan sesuai urutan menurut Anda)

1-6-14-11-2-15-17-22-4-20-26-3-18-24-16-23-5-12-21-13-19-10-25-7-9-8 2. Komentar dan saran Anda untuk lampu belajar yang ada pada saat ini.

Lampu dapat diatur intensitasnya (terang), lampu dapat menerangi lebih luas, lampu hemat energi, lampu multifungsi, desain simpel, modern, unik dan menarik, lampu dapat digunakan walau mati lampu, ukuran tidak memakan tempat, ada timer, ada penjepit, ada penyimpanan alat tulis, pengatur ketinggian, awet, mudah perawatan, mudah penggunaan, kualitas cahaya, ergonomis, lampu subsitusi, fleksibel, dapat ditempel di dinding, plastik tidak meleleh, konslet (arus putus) dengan pemberian sekering (fuse).

3. Pengolahan dan pengujian data

Setelah dilakukan survei maka data dapat diinput ke dalam tabel untuk dihitung jumlah rata bobot yang diberikan untuk setiap variabel. Hasil perhitungan rata-rata bobot untuk ke-26 variabel disimpulkan dalam tabel di bawah ini:

(19)

Tabel 4.7Tabel Kebutuhan Pelanggan Disertai Bobot Derajat Kepentingan

No. Pernyataan Kebutuhan Bobot

Kepentingan 1 Lampu belajar dapat memberikan penerangan saat

belajar 5

2 Lampu belajar dapat memberikan penerangan saat

menggambar 5

3 Lampu belajar dapat memberikan penerangan saat

membaca buku (misal: novel, komik) 4

4 Lampu belajar dapat memberikan konsentrasi dalam

belajar 4

5 Penggunaan lampu belajar dibutuhkan dalam belajar 4 6 Lampu belajar dapat digunakan pada saat listrik padam 4 7 Lampu belajar dapat juga digunakan sebagai lampu tidur 3 8 Lampu belajar dapat juga digunakan sebagai lampu

senter 3

9 Lampu belajar dapat juga digunakan sebagai tempat

penyimpanan alat tulis 2

10 Adanya timer pada lampu belajar 3

11 Lampu belajar mudah dalam penggunaannya 5 12 Lampu belajar dapat diletakkan di atas meja 5

13 Lampu belajar dapat dijepit 3

14 Cahaya pada lampu belajar dapat diarahkan 5 15 Cahaya pada lampu belajar dapat diatur 5 16 Cahaya pada lampu belajar dapat difokuskan 4 17 Lampu belajar mudah untuk dipindah-tempatkan (beban

ringan) 5

18 Ketinggian lampu belajar dapat diatur 5 19 Tombol pada lampu belajar mudah digunakan (ditekan) 4 20 Ukuran lampu belajar yang tidak memakan tempat 5 21 Lampu belajar aman terutama bagi anak-anak 5

22 Harga lampu belajar terjangkau 5

23 Bahan-bahan yang rusak mudah untuk diganti (misal:

lampu) 5

24 Mudah dalam hal perbaikan 5

25 Warna lampu belajar yang beraneka ragam 3

(20)

Hasil di atas perlu diuji terlebih dahulu validitas datanya dengan menggunakan uji signifikansi antara satu variabel dengan total bobot keseluruhan variabel, yaitu analisis butir (Arikunto, 1996: 165). Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel yang dimaksud. Uji yang dilakukan yaitu uji korelasi product momentdengan rumus sebagai berikut:



2 2

2

2

    Y Y N X X N Y X XY N rXY

Pengujian dilakukan per variabel dengan memasukkan variabel-variabel tersebut ke dalam SPSS. Hasil perhitungan koefisien korelasi (r) untuk tiap variabel:

(21)

Tabel 4.8Hasil Analisis Butir Pengalaman No. Koefisien Korelasi Keterangan

1 0.477 Valid 2 0.372 Valid 3 0.379 Valid 4 0.422 Valid 5 0.332 Valid 6 0.393 Valid 7 0.371 Valid 8 0.364 Valid 9 0.435 Valid 10 0.380 Valid 11 0.534 Valid 12 0.402 Valid 13 0.510 Valid 14 0.556 Valid 15 0.590 Valid 16 0.623 Valid 17 0.512 Valid 18 0.591 Valid 19 0.468 Valid 20 0.456 Valid 21 0.562 Valid 22 0.595 Valid 23 0.541 Valid 24 0.583 Valid 25 0.434 Valid 26 0.471 Valid

(22)

Tabel 4.9Hasil Analisis Butir Harapan No. Koefisien Korelasi Keterangan

1 0.571 Valid 2 0.479 Valid 3 0.461 Valid 4 0.428 Valid 5 0.355 Valid 6 0.405 Valid 7 0.583 Valid 8 0.432 Valid 9 0.518 Valid 10 0.495 Valid 11 0.571 Valid 12 0.435 Valid 13 0.511 Valid 14 0.540 Valid 15 0.524 Valid 16 0.561 Valid 17 0.475 Valid 18 0.626 Valid 19 0.586 Valid 20 0.559 Valid 21 0.471 Valid 22 0.532 Valid 23 0.498 Valid 24 0.397 Valid 25 0.466 Valid 26 0.535 Valid

Karena nilai r untuk tiap variabel berada pada interval 0.3< r < 1, maka data yang didapatkan dianggap valid untuk semua variabel. Dan dapat dipakai untuk diteruskan ke tahap selanjutnya yaitu spesifikasi produk.

(23)

Hasil di atas selanjutnya perlu diuji reliabilitas datanya. Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik (Arikunto, 1996: 168). Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendensius mengarahkan responden untuk memilih jawaban-jawaban tertentu. Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga.

Secara garis besar ada dua jenis reliabilitas, yaitu reliabilitas eksternal dan reliabilitas internal (Arikunto, 1996: 169). Seperti pada validitas, jika ukuran atau kriteriumnya berada di luar instrumen maka dari hasil pengujian ini diperoleh reliabilitas eksternal. Sebaliknya jika perhitungan dilakukan berdasarkan data dari instrumen saja, akan menghasilkan reliabilitas internal.

a. Reliabilitas eksternal

Pada reliabilitas eksternal, peneliti menggunakan teknik paralel, yaitu peneliti mau tak mau harus menyusun dua stel instrumen (Arikunto, 1996: 169). Kedua instrumen tersebut sama-sama diujicobakan kepada sekelompok responden saja (responden mengerjakan dua kali) kemudian hasil dari dua kali tes uji coba tersebut dikorelasikan, dengan teknik korelasi product moment. Tinggi rendahnya indeks korelasi inilah yang menunjukkan tinggi rendahnya reliabilitas instrumen. Oleh karena dalam menggunakan teknik ini peneliti mempunyai dua instrumen dan melakukan dua kali tes, maka disebut teknik double test double trial.

(24)



2 2

2

2

0.619    

Y Y N X X N Y X XY N rXY 765 . 0 619 . 1 238 . 1 1 ) ( 2     b b i r r r

ri> rXY, maka data tersebut reliabel.

b. Reliabilitas internal

Kalau reliabilitas eksternal diperoleh dengan cara mengolah hasil pengetesan yang berbeda, baik instrumen yang berbeda maupun yang sama, reliabilitas internal diperoleh dengan cara menganalisis data dari satu kali pengetesan (Arikunto, 1996: 170).

Dalam mengukur reliabilitas dengan menggunakan rumus Spearman Brown, peneliti harus melalui langkah yaitu membuat tabel analisis butir soal atau butir pertanyaan. Dari analisis ini skor-skor dikelompokkan menjadi dua berdasarkan belahan bagian soal. Ada dua cara membelah yaitu belah ganjil-genap dan belah awal-akhir. Oleh karena itu teknik Spearman Browndisebut juga dengan teknik belah dua.



2 2

2

2

0.805    

Y Y N X X N Y X XY N r pengalaman XY 892 . 0 805 . 1 61 . 1 1 ) ( 2     b b i r r r

(25)



2 2

2

2

0.806    

Y Y N X X N Y X XY N r harapan XY 893 . 0 806 . 1 62 . 1 1 ) ( 2     b b i r r r

ri> rXY, maka data tersebut reliabel.

4.2 Analisis Data

4.2.1 Spesifikasi Produk

Spesifikasi produk yaitu menjelaskan tentang hal-hal yang harus dilakukan oleh sebuah produk (Ulrich dan Eppinger, 2001: 77). Spesifikasi terdiri dari metrik dan nilai metrik. Tahapan spesifikasi produk secara keseluruhan menggunakan metode QFD (Quality Function Deployment) yang dibagi menjadi 3 tahap, yaitu (Ulrich dan Eppinger, 2001: 80):

1. Menyiapkan daftar metrik

2. Mengumpulkan informasi tentang pesaing 3. Menetapkan spesifikasi target

4.2.1.1 Menetapkan Spesifikasi Target a. Menyiapkan daftar metrik

Metrik yang baik adalah yang merefleksikan secara langsung kebutuhan pelanggan menjadi sekumpulan nilai spesifikasi yang tepat dan terukur dapat

(26)

dilakukan, dan upaya memenuhi spesifikasi dengan sendirinya akan menghasilkan kepuasan terhadap kebutuhan pelanggan yang terkait (Ulrich dan Eppinger, 2001: 79).

Cara yang baik untuk membuat daftar metrik adalah mengamati setiap kebutuhan satu per satu, lalu memperkirakan karakteristik yang tepat dan terukur dari sebuah produk yang memuaskan kebutuhan pelanggan. Pada posisi ideal, hanya satu metrik untuk setiap kebutuhan. Tapi dalam praktiknya, hal ini biasanya tidak mungkin (Ulrich dan Eppinger, 2001: 79).

Derajat kepentingan metrik diturunkan dari derajat kepentingan kebutuhan yang direfleksikannya. Untuk kasus dimana metrik dipetakan secara langsung dari satu kebutuhan, derajat kepentingan kebutuhan otomatis menjadi derajat kepentingan metrik. Untuk kasus dimana metrik merefleksikan lebih dari satu kebutuhan, derajat kepentingan metrik ditentukan dengan mempertimbangkan derajat kepentingan kebutuhan yang berkaitan dan sifat dasar hubungannya (Ulrich dan Eppinger, 2001: 83).

(27)

Tabel 4.10Daftar Metrik Kebutuhan

No Kebutuhan Metrik Kepentingan Satuan

1 22 Harga per unit 5 Rp

2 12,17 Massa total 5 kg

3 20 Ukuran unit keseluruhan 5 mm

4 18,20 Ukuran gagang lampu 5 mm

5 13 Ukuran buka alas lampu

belajar 3 mm

6 23,24 Waktu pemasangan lampu 5 s

7 8,11 Waktu pemasangan gagang

lampu 5 s

8 19 Tinggi tombol on/offlampu

belajar dengan meja 4 mm

9 14 Sudut putaran lampu 5 derajat

10 18 Sudut tekuk gagang lampu 5 derajat

11 21 Kualitas cahaya (inverter

lamp) 5 CRI

12 21 Kuat cahaya (indikator

sensor kuat cahaya) 5 Lux

13 1,2,3,4,5 Energi pada lampu 5 watt

14 1,2,3,4,5 Daya tahan lampu 5 jam

15 6 Energi pada recharger

baterai 4 volt

16 6 Daya tahan recharger

baterai 4 jam

17 7,8,9,10 Lampu belajar yang

fungsional 3 List

18 15,16 Lampu belajar yang

fleksibel 4 List

19 25,26 Desain yang menarik 4 Subj.

Pada daftar metrik kebutuhan terlihat bahwa kebutuhan mana saja yang berhubungan dengan kebutuhan yang ada, seperti:

 Metrik harga per unit adalah metrik harga per unit lampu belajar yang dipasarkan, sehingga satuan yang digunakan yaitu rupiah. Metrik ini berhubungan dengan kebutuhan nomor 22, dikarenakan semakin rendah harga per unit maka harga

(28)

lampu belajar yang dijual semakin terjangkau. Derajat kepentingan dari metrik ini sama dengan derajat kepentingan kebutuhannya, dikarenakan metrik ini hanya mereflesikan dari satu kebutuhan saja.

 Metrik massa total lampu belajar adalah metrik yang menyatakan ukuran massa dari keseluruhan lampu belajar, sehingga satuan yang digunakan yaitu kilogram. Metrik ini berhubungan dengan kebutuhan lampu belajar mudah untuk dipindahtempatkan (beban ringan) dan lampu belajar dapat diletakkan di atas meja, dikarenakan semakin ringan massa total dari lampu belajar tersebut maka semakin ringan pula bebannya. Derajat kepentingan dari metrik ini sama dengan derajat kepentingan kebutuhan belajar mudah untuk dipindahtempatkan (beban ringan), dikarenakan kebutuhan tersebut besar hubungannya dengan metrik tersebut.

 Metrik ukuran unit keseluruhan merupakan ukuran (besar) keseluruhan dari lampu belajar, sehingga satuan yang digunakan yaitu milimeter. Metrik ini berhubungan dengan kebutuhan ukuran lampu belajar yang tidak memakan tempat, dikarenakan semakin besar ukuran unit keseluruhan lampu belajar tersebut maka ukurannya semakin memakan tempat. Derajat kepentingan dari metrik ini sama dengan derajat kepentingan kebutuhannya, dikarenakan metrik ini hanya mereflesikan dari satu kebutuhan saja.

 Metrik ukuran gagang lampu merupakan metrik yang menyatakan ukuran keseluruhan dari gagang lampu belajar, sehingga satuan yang digunakan yaitu

(29)

milimeter. Metrik ini berhubungan dengan kebutuhan ketinggian lampu dapat diatur dan ukuran lampu belajar tidak memakan tempat, dikarenakan ketinggian lampu berdasarkan pada ukuran tinggi maksimum-minimum dari gagang lampu tersebut, dan semakin besar diameter dari gagang lampu tersebut maka semakin besar pula ukurannya. Derajat kepentingan dari metrik ini sama dengan derajat kepentingan kebutuhan kedua-duanya, dikarenakan kedua kebutuhan tersebut besar hubungannya dengan metrik tersebut.

 Metrik ukuran buka alas lampu belajar adalah ukuran buka maksimum dimana alas lampu belajar dapat menjepit meja, sehingga satuan yang digunakan yaitu milimeter. Metrik ini berhubungan dengan kebutuhan lampu belajar dapat dijepit pada meja belajar. Derajat kepentingan dari metrik ini sama dengan derajat kepentingan kebutuhannya, dikarenakan metrik ini hanya mereflesikan dari satu kebutuhan saja.

 Metrik waktu pemasangan lampu adalah metrik yang menyatakan waktu yang diperlukan untuk memasang lampu, sehingga satuan yang digunakan yaitu sekon. Metrik ini berhubungan dengan kebutuhan bahan-bahan yang rusak mudah diganti (misal: lampu), dan kebutuhan mudah dalam perbaikan, dikarenakan semakin sedikit waktu yang diperlukan dalam pemasangan lampu subsitusi makan semakin mudah lampu belajar tersebut dalam hal perbaikan. Derajat kepentingan dari metrik ini sama dengan derajat kepentingan kebutuhan mudah

(30)

dalam perbaikan, dikarenakan kebutuhan tersebut besar hubungannya dengan metrik tersebut.

 Metrik waktu pemasangan gagang lampu adalah metrik yang menyatakan waktu pemasangan kembali gagang lampu pada tempatnya, sehingga satuan yang digunakan yaitu sekon. Metrik ini berhubungan dengan kebutuhan nomor 8 dan 11, dikarenakan gagang pada lampu belajar yang dapat dilepas dari tempatnya untuk digunakan sebagai senter dan semakin cepat waktu pemasangan gagang lampu menunjukkan lampu belajar mudah dalam pengunaannya. Derajat kepentingan dari metrik ini sama dengan derajat kepentingan kebutuhan kedua-duanya, dikarenakan kedua kebutuhan tersebut besar hubungannya dengan metrik tersebut.

 Metrik tinggi tombol on/off lampu belajar dengan meja adalah metrik yang menyatakan ukuran tinggi dari tombol on/off lampu belajar dengan meja, sehingga satuan yang digunakan yaitu milimeter. Metrik ini berhubungan dengan kebutuhan tombol pada lampu belajar mudah digunakan (ditekan). Derajat kepentingan dari metrik ini sama dengan derajat kepentingan kebutuhannya, dikarenakan metrik ini hanya mereflesikan dari satu kebutuhan saja.

 Metrik sudut putaran lampu adalah metrik yang menyatakan ukuran derajat putar cahaya lampu dapat diarahkan, sehingga satuan yang digunakan yaitu derajat. Metrik ini berhubungan dengan kebutuhan cahaya lampu belajar dapat diarahkan. Derajat kepentingan dari metrik ini sama dengan derajat kepentingan

(31)

kebutuhannya, dikarenakan metrik ini hanya mereflesikan dari satu kebutuhan saja.

 Metrik sudut tekuk gagang lampu adalah metrik yang menyatakan ukuran derajat lengkung pada gagang lampu belajar, sehingga satuan yang digunakan yaitu derajat. Metrik ini berhubungan dengan kebutuhan ketinggian lampu dapat diatur. Derajat kepentingan dari metrik ini sama dengan derajat kepentingan kebutuhannya, dikarenakan metrik ini hanya mereflesikan dari satu kebutuhan saja.

 Metrik kualitas cahaya dan kuat cahaya adalah metrik yang menyatakan ukuran cahaya yang aman bagi pemakai walaupun dalam pemakaian lama, sehingga satuan yang digunakan yaitu CRI pada kualitas cahaya dan Lux pada kuat cahaya. Metrik ini berhubungan dengan kebutuhan lampu belajar aman terutama bagi anak-anak. Derajat kepentingan dari metrik ini sama dengan derajat kepentingan kebutuhannya, dikarenakan metrik ini hanya mereflesikan dari satu kebutuhan saja.

 Metrik energi dan daya tahan lampu merupakan metrik yang menyatakan ukuran ketahanan lampu, sehingga satuan yang digunakan yaitu watt pada energi lampu dan jampada daya tahan lampu. Metrik ini berhubungan dengan kebutuhan lampu belajar dapat memberikan penerangan pada saat belajar, menggambar, membaca buku, lampu belajar dapat memberikan konsentrasi dalam belajar, dan penggunaan lampu belajar yang dibutuhkan dalam belajar. Derajat kepentingan

(32)

dari metrik ini sama dengan derajat kepentingan kebutuhan lampu belajar dapat memberikan penerangan saat belajar, dikarenakan kebutuhan tersebut besar hubungannya dengan metrik tersebut.

 Metrik energi dan daya tahan recharger baterai merupakan metrik yang menyatakan ukuran ketahanan recharger baterai, sehingga satuan yang digunakan yaitu volt pada energi recharger baterai dan jam daya tahan rechager baterai. Metrik ini berhubungan dengan kebutuhan lampu belajar dapat digunakan pada saat listrik padam. Derajat kepentingan dari metrik ini sama dengan derajat kepentingan kebutuhannya, dikarenakan metrik ini hanya mereflesikan dari satu kebutuhan saja.

 Metrik lampu belajar yang fungsional adalah metrik yang menyatakan bahwa lampu belajar dapat digunakan untuk kegunaan lain, sehingga satuan yang digunakan yaitu List. Metrik ini berhubungan dengan kebutuhan lampu belajar dapat digunakan sebagai lampu tidur, senter, tempat penyimpanan alat tulis, atau timer. Derajat kepentingan dari metrik ini sama dengan derajat kepentingan keseluruhan kebutuhan tersebut, dikarenakan keseluruhan kebutuhan tersebut besar hubungannya dengan metrik tersebut.

 Metrik lampu belajar yang fleksibel adalah metrik yang menyatakan bahwa lampu belajar yang fleksibel, sehingga satuan yang digunakan yaitu List. Metrik ini berhubungan dengan kebutuhan cahaya pada lampu belajar dapat diatur (terang) dan difokuskan. Derajat kepentingan dari metrik ini sama dengan derajat

(33)

kepentingan keseluruhan kebutuhan tersebut, dikarenakan keseluruhan kebutuhan tersebut besar hubungannya dengan metrik tersebut.

 Metrik desain yang menarik adalah metrik yang menyatakan desain dari lampu belajar, sehingga satuan yang digunakan yaitu subjektif. Metrik ini berhubungan dengan kebutuhan warna (plastik) dan desain lampu belajar yang menarik. Derajat kepentingan dari metrik ini sama dengan derajat kepentingan kebutuhan desain lampu belajar yang menarik, dikarenakan kebutuhan tersebut besar hubungannya dengan metrik tersebut.

b. Mengumpulkan informasi tentang pesaing

Ketika tim memulai proses pengembangan produk dengan beberapa ide tentang bagaimana produk bersaing di pasaran, target spesifikasi merupakan bahasa yang digunakan tim untuk berdiskusi dan menentukan posisi produknya dibandingkan produk yang ada, baik produk yang dimiliki perusahaan sendiri maupun produk pesaing (Ulrich dan Eppinger, 2001: 83).

(34)

Tabel 4.11Tabel Analisis Pesaing

No Kebutuhan Metrik Kepentingan Satuan

Pesaing ACE Hardware

Pesaing Philips

1 22 Harga per unit 5 Rp 150,000 –

250,000

100,000 – 200,000

2 12,17 Massa total 5 kg <1 <0.8

3 20 Ukuran unit keseluruhan 5 mm

200 150 400 150 100 400

4 18,20 Ukuran gagang lampu 5 mm 300 – 400

†20

300 – 400 †20

5 13 Ukuran buka alas lampu belajar 3 mm <50

-6 23,24 Waktu pemasangan lampu 5 s <25 <20

7 8,11 Waktu pemasangan gagang

lampu 5 s -

-8 19 Tinggi tombol on/offlampu

belajar dengan meja 4 mm -

-9 14 Sudut putaran lampu 5 derajat 180 180

10 18 Sudut tekuk gagang lampu 5 derajat 360 360

11 21 Kualitas cahaya (inverter lamp) 5 CRI >75 >75 12 21 Kuat cahaya (indikator sensor

kuat cahaya) 5 Lux <200 <200

13 1,2,3,4,5 Energi pada lampu 5 watt 15 - 40 15 - 40 14 1,2,3,4,5 Daya tahan lampu 5 jam >10,000 >10,000

15 6 Energi pada recharger baterai 4 volt -

-16 6 Daya tahan recharger baterai 4 jam -

-17 7,8,9,10 Lampu belajar yang fungsional 3 List 3 2

18 15,16 Lampu belajar yang fleksibel 4 List 1 2

19 25,26 Desain yang menarik 4 Subj. 3 4

c. Penetapan Spesifikasi Target

Dalam langkah ini, tim menyatukan informasi yang tersedia untuk mengatur nilai target untuk tiap metrik. Diperlukan dua macam nilai target, yaitu nilai ideal dan nilai marginal (Ulrich dan Eppinger, 2001: 85). Nilai ideal adalah hasil yang terbaik yang diharapkan tim. Nilai marginal adalah nilai metrik yang membuat produk diterima secara komersial.

(35)

Tabel 4.12Tabel Spesifikasi Target

No Kebutuhan Metrik Kepentingan Satuan Nilai

Marginal

Nilai Ideal

1 22 Harga per unit 5 Rp 150,000 –

25,.000

100,000 – 200,000

2 12,17 Massa total 5 kg <1 <0.8

3 20 Ukuran unit keseluruhan 5 mm

200 150 400 150 100 400

4 18,20 Ukuran gagang lampu 5 mm 300 – 400

†20

250 – 350 †30 5 13 Ukuran buka alas lampu belajar 3 mm <50 <30

6 23,24 Waktu pemasangan lampu 5 s <25 <20

7 8,11 Waktu pemasangan gagang

lampu 5 s - <5

8 19 Tinggi tombol on/offlampu

belajar dengan meja 4 mm - <170

9 14 Sudut putaran lampu 5 derajat 180 180

10 18 Sudut tekuk gagang lampu 5 derajat 360 360

11 21 Kualitas cahaya (inverter lamp) 5 CRI >75 >80 12 21 Kuat cahaya (indikator sensor

kuat cahaya) 5 Lux <200 <150

13 1,2,3,4,5 Energi pada lampu 5 watt 15 - 40 25

14 1,2,3,4,5 Daya tahan lampu 5 jam >10,000 >10,000 15 6 Energi pada recharger baterai 4 volt - < = 6

16 6 Daya tahan recharger baterei 4 jam - > = 4

17 7,8,9,10 Lampu belajar yang fungsional 3 List - Semua 18 15,16 Lampu belajar yang fleksibel 4 List - Semua

19 25,26 Desain yang menarik 4 Subj. >3 >4

Pada metrik harga per unit, nilai marginal yang digunakan antara Rp 150,000 -250,000. Nilai marginal ini didapat dari harga jual produk lampu belajar yang ada di pasaran. Sedangkan nilai ideal didapat dari nilai jual yang diharapkan tim untuk produk lampu belajar tersebut, yaitu berkisar Rp 100,000 - 200,000. Hal ini dikarenakan harga terjangkau merupakan salah satu kebutuhan yang diinginkan konsumen.

(36)

Pada metrik massa total, nilai marginal yang digunakan di pasaran adalah kurang dari 1 kg. Sedangkan nilai ideal didapat dari nilai massa total yang diharapkan tim untuk produk lampu belajar tersebut, yaitu kurang dari 0.8 kg. Hal ini dikarenakan kebutuhan akan lampu belajar mudah dipindahtempatkan (beban ringan) merupakan salah satu kebutuhan yang diinginkan konsumen.

Pada metrik ukuran unit keseluruhan, nilai marginal didapat dari ukuran unit keseluruhan produk lampu belajar yang ada di pasaran, yaitu panjang total sebesar 200 mm, lebar total sebesar 150 mm, dan tinggi total sebesar 400 mm. Sedangkan nilai ideal adalah nilai ukuran unit keseluruhan yang diharapkan tim untuk produk lampu belajar tersebut, yaitu panjang total sebesar 150 mm, lebar total sebesar 100 mm, dan tinggi total sebesar 400 mm. Nilai ini didapat berdasarkan dari ukuran persentil 95th untuk wanita Asia. Untuk panjang total dan lebar total dilihat dari ukuran lebar fungsional maksimal (ibu jari ke jari lain) pada persentil 95th wanita Asia. Untuk tinggi total dilihat dari ukuran jarak dari siku ke ujung jari pada persentil 95th wanita Asia. Persentil 95th digunakan karena persentil 95th mengakomodasikan 95% populasi (Nyoman, 2003: 52). Wanita Asia dikarenakan wanita ukuran minimum yang digunakan, sedangkan Asia karena pemasaran produk lampu belajar ini adalah di Indonesia (kesamaan etnis Asia).

Pada metrik ukuran gagang lampu, nilai marginal didapat dari ukuran gagang pada lampu belajar yang ada di pasaran, yaitu ketinggian gagang lampu berkisar 300 – 400 mm, dan diameter gagang lampu berkisar 20 mm. Sedangkan nilai ideal adalah nilai ukuran gagang lampu yang diharapkan tim untuk produk lampu belajar tersebut, yaitu

(37)

ketinggian gagang lampu berkisar 250 - 300 mm, dan diameter gagang lampu berkisar 30mm. Nilai ini didapat berdasarkan dari ukuran persentil 95thuntuk wanita Asia. Untuk ketinggian gagang lampu dilihat dari ukuran jarak dari siku ke ujung jari pada persentil 95th wanita Asia. Dan ketinggian tersebut juga diperhatikan dari ketinggian dari alas lampu belajar. Sedangkan untuk diameter gagang lampu dilihat dari diameter genggam maksimum pada persentil 95th wanita Asia. Persentil 95th digunakan karena persentil 95th mengakomodasikan 95% populasi (Nyoman, 2003: 52). Wanita Asia dikarenakan wanita ukuran minimum yang digunakan, sedangkan Asia karena pemasaran produk lampu belajar ini adalah di Indonesia (kesamaan etnis Asia).

Pada metrik ukuran buka alas lampu belajar, nilai marginal didapat dari ukuran buka alas lampu belajar yang ada di pasaran, yaitu 50 mm. Sedangkan nilai ideal didapat dari nilai ukuran buka alas lampu belajar yang diharapkan tim untuk produk lampu belajar tersebut, yaitu 30 mm.

Pada metrik waktu pemasangan lampu, nilai marginal didapat dari waktu pemasangan lampu yang ada di pasaran, yaitu kurang dari 25 sekon. Sedangkan nilai ideal didapat dari nilai waktu pemasangan lampu yang diharapkan tim untuk produk lampu belajar tersebut, yaitu kurang dari 20 sekon. Hal ini dikarenakan kebutuhan akan lampu belajar tersebut yaitu kebutuhan mudah dalam hal perbaikan merupakan salah satu kebutuhan yang diinginkan konsumen.

Pada metrik waktu pemasangan gagang lampu, nilai marginal tidak ada dikarenakan gagang lampu yang ada di pasaran tidak dapat dilepas dari tempatnya

(38)

untuk dijadikan senter. Sedangkan nilai ideal didapat dari nilai waktu pemasangan gagang lampu yang diharapkan tim untuk produk lampu belajar tersebut, yaitu kurang dari 5 sekon. Hal ini dikarenakan kebutuhan akan lampu belajar tersebut yaitu kebutuhan mudah dalam hal penggunaan merupakan salah satu kebutuhan yang diinginkan konsumen.

Pada metrik tinggi tombol on/off, nilai marginal tidak ada dikarenakan biasanya tombol on/off produk lampu belajar yang ada di pasaran berada pada alas lampu belajar. Sedangkan nilai ideal didapat dari nilai tinggi tombol on/off yang diharapkan tim untuk produk lampu belajar tersebut, yaitu kurang 170 mm. Nilai ini didapat berdasarkan dari ukuran persentil 95th untuk wanita Asia. Untuk ketinggian tombol on/off dilihat dari ukuran panjang tangan pada persentil 95th wanita Asia. Dan ketinggian tersebut juga diperhatikan dari ketinggian dari alas lampu belajar. Persentil 95th digunakan karena persentil 95th mengakomodasikan 95% populasi (Nyoman, 2003: 52). Wanita Asia dikarenakan wanita ukuran minimum yang digunakan, sedangkan Asia karena pemasaran produk lampu belajar ini adalah di Indonesia (kesamaan etnis Asia).

Pada metrik sudut putaran lampu, nilai marginal didapat dari sudut putaran lampu pada lampu belajar yang ada di pasaran, yaitu sebesar 180•. Sedangkan nilai ideal didapat dari nilai sudut putaran lampu yang diharapkan tim untuk produk lampu belajar tersebut, yaitu sebesar 180•. Hal ini dikarenakan sudut putar sebesar 180• dirasa sudah cukup memenuhi kebutuhan pelanggan.

(39)

Pada metrik sudut tekuk gagang lampu, nilai marginal didapat dari sudut tekuk gagang lampu pada produk lampu belajar yang ada di pasaran, yaitu sebesar 360•. Sedangkan nilai ideal didapat dari nilai sudut tekuk gagang lampu yang diharapkan tim untuk produk lampu belajar tersebut, yaitu sebesar 360•. Hal ini dikarenakan sudut tekuk sebesar 360• dirasa sudah cukup memenuhi kebutuhan pelanggan.

Pada metrik kualitas cahaya, nilai marginal didapat kualitas cahaya dari produk lampu belajar yang ada di pasaran, yaitu sebesar lebih dari 75% CRI. Sedangkan nilai ideal didapat dari nilai kualitas cahaya yang diharapkan tim untuk produk lampu belajar tersebut, yaitu lebih dari 80% CRI. Hal ini dikarenakan kualitas cahaya semakin mendekati 100% CRI, semakin baik (saft.com, 2006). CRI (Color Rendering Index) adalah suatu nilai yang menunjukkan bagaimana suatu sumber cahaya mempengaruhi warna suatu objek yang dilihat oleh mata (saft.com, 2006).

Pada metrik kuat cahaya, nilai marginal didapat dari kuat cahaya produk lampu belajar yang ada di pasaran, yaitu kurang dari 200 Lux. Sedangkan nilai ideal didapat dari nilai kuat cahaya yang diharapkan tim untuk produk lampu belajar tersebut, kurang dari 150 Lux, dikarenakan dengan nilai tersebut dapat melindungi mata dari kerusakan(igadget.com.au, 2004).

Pada metrik energi lampu, nilai marginal didapat dari energi lampu dari produk lampu belajar yang ada di pasaran, yaitu sebesar 15 - 40 watt. Sedangkan nilai ideal didapat dari nilai energi lampu yang diharapkan tim untuk produk lampu belajar tersebut, yaitu sebesar 25 watt, karena nilai tersebut dirasa cukup menerangi di saat belajar.

(40)

Pada metrik daya tahan lampu, nilai marginal didapat dari daya tahan lampu dari produk lampu belajar yang ada di pasaran, yaitu sebesar lebih dari 10,000 jam. Sedangkan nilai ideal didapat dari nilai daya tahan lampu total yang diharapkan tim untuk produk lampu belajar tersebut, yaitu juga sebesar lebih dari 10,000 jam, dikarenakan daya tahan tersebut sudah mencukupi kebutuhan pelanggan.

Pada metrik energi pada recharger baterai, nilai marginal energi pada recharger baterai tidak ada dikarenakan produk lampu belajar yang ada di pasaran belum menggunakan recharger baterai. Sedangkan nilai ideal didapat dari nilai energi pada recharger baterai yang diharapkan tim untuk produk lampu belajar tersebut, yaitu < = 6 volt. Hal ini dikarenakan daya tahan tersebut sudah mencukupi.

Pada metrik daya tahan pada recharger baterai, nilai marginal daya tahan pada recharger baterai tidak ada dikarenakan produk lampu belajar yang ada di pasaran belum menggunakan recharger baterai. Sedangkan nilai ideal didapat dari nilai daya tahan pada recharger baterai yang diharapkan tim untuk produk lampu belajar tersebut, yaitu > = 4 jam. Hal ini dikarenakan daya tahan tersebut sudah mencukupi.

Pada metrik lampu belajar yang fungsional, nilai marginal lampu belajar yang fungsional tidak ada dikarenakan produk lampu belajar yang ada di pasaran berbeda-beda akan multifungsionalnya. Sedangkan nilai ideal didapat dari nilai lampu belajar yang fungsional yang diharapkan tim untuk produk lampu belajar tersebut, yaitu pada fungsi dimana lampu belajar dapat digunakan sebagai lampu tidur, senter, tempat penyimpanan alat tulis, atau timer.

(41)

Pada metrik lampu belajar yang fleksibel, nilai marginal lampu belajar yang fleksibel tidak ada dikarenakan produk lampu belajar yang ada di pasaran. Sedangkan nilai ideal didapat dari nilai lampu belajar yang fleksibel yang diharapkan tim untuk produk lampu belajar tersebut, yaitu fleksibel pada cahaya lampu belajar yang dapat diatur intensitasnya dan cahaya pada lampu belajar yang dapat difokuskan.

Pada metrik desain yang menarik, nilai marginal didapat dari desain yang menarik dari produk lampu belajar yang ada di pasaran. Sedangkan nilai ideal didapat dari nilai desain yang menarik yang diharapkan tim untuk produk lampu belajar tersebut. Metrik ini bersifat subjektif.

d. QFD (Quality Function Deployment)

Jadi, tahapan spesifikasi produk secara keseluruhan terlihat pada QFD (Quality Function Deployment) berikut:

(42)

Pada penyusunan QFD di atas, dimasukkan metrik kebutuhan dan kebutuhan pelanggan. Pemberian nilai pada competitor berdasarkan produk yang dihasilkan pada masing-masing perusahaan. Pemberian nilai memiliki rentangan 1 sampai dengan 5. Dimana skala 1 merupakan skala yang terendah, dan skala 5 adalah skala yang tertinggi. Nilai pada importance rating (CI) didapat dari bobot kepentingan. Importance rating (CI) pada customer need didapat dari bobot kepentingan pada kebutuhan pelanggan. Importance rating (CI) pada metric didapat dari bobot kepentingan pada metrik. Our company yang diberi nilai 1, dikarenakan tak adanya perusahaan sehingga tidak ada produk lampu belajar sebelumnya.

Pada competitor, digunakan dua perusahaan, yaitu ACE Hardware dan Philips. Hal ini dilakukan agar didapat perbandingan lebih akurat. Pada ACE Hardware, produk lampu belajar yang diproduksi mampu memberikan penerangan disaat belajar, menggambar, membaca buku (misal: komik, novel), dan mampu memberikan konsentrasi dalam belajar, maka pada kebutuhan 1 sampai dengan 5 diberi nilai 3. Produk lampu belajar yang diproduksi oleh ACE Hardware pun cukup fungsional, seperti lampu belajar dapat juga digunakan sebagai lampu tidur, dan adanya timer, maka pada kebutuhan 7 dan 10 diberi nilai 3. Sedangkan pada kebutuhan 6, 8, 9, 15 dan 16 diberi nilai 1, dikarenakan pada kebutuhan tersebut tidak ada pada produk lampu belajar yang diproduksi oleh ACE Hardware. Pada kebutuhan 24 diberi nilai 2, dikarenakan pada kebutuhan tersebut produk lampu belajar ACE Hardware dirasa masih kurang. Sisanya diberi nilai 3, dikarenakan produk lampu belajar yang

(43)

diproduksi oleh ACE Hardware mempunyai karakteristik yang sama dengan di pasaran.

Pada Philips, produk lampu belajar yang diproduksi mampu memberikan penerangan disaat belajar, menggambar, membaca buku (misal: komik, novel), dan mampu memberikan konsentrasi dalam belajar, maka pada kebutuhan 1 sampai dengan 5 diberi nilai 3. Produk lampu belajar yang diproduksi oleh Philips kurang fungsional, seperti maka pada kebutuhan 7 sampai dengan 10 diberi nilai antara 1 dan 2. Pada kebutuhan 6, 8, 9, dan 16 diberi nilai 1, dikarenakan pada kebutuhan tersebut tidak ada pada produk lampu belajar yang diproduksi oleh Philips. Pada kebutuhan 13, 15, dan 26 diberi nilai 2, dikarenakan pada kebutuhan tersebut produk lampu belajar Philips dirasa masih kurang. Sisanya diberi nilai 3, dikarenakan produk lampu belajar yang diproduksi oleh Philips mempunyai karakteristik yang sama dengan di pasaran.

Improvement ratio(RI) diperoleh dengan rumus:

Now Company Our for Rating Value et T RI  arg Perhitungan: 1. Consumer Need 1 = RI = 1 3 = 3 2. Consumer Need 2 = RI = 1 3 = 3 3. Consumer Need 3 = RI = 1 3 = 3

(44)

Pada sales point, terdapat 3 nilai yaitu 1.0, 1.2 dan 1.5. Dimana nilai 1.0 berarti tingkat penjualan rendah, 1.2 berarti tingkat penjualan berada pada rata-rata, sedangkan nilai 1.5 berarti tingkat penjualan tinggi. Pada kebutuhan ke-8, mempunyai sales point sebesar 1.0, dikarenakan menurut konsumen kebutuhan tersebut tidaklah penting. Pada kebutuhan 1, 2, 3, 4, 5, 7, 9, 10, 12, 13, dan 25, mempunyai sales point sebesar 1.2, dikarenakan menurut konsumen kebutuhan tersebut cukup penting. Sisanya mempunyai sales point sebesar 1.5, dikarenakan menurut konsumen kebutuhan tersebut penting.

Rumus Customer Score:

CI*RI*SP Dimana: CI = Customer rate of importance.

RI = Rate of improvement. SP = Sales point.

1. Consumer Need 1 = CI = 5*3*1.2 = 24.00 2. Consumer Need 2 = CI = 5*3*1.2 = 24.00 3. Consumer Need 3 = CI = 4*3*1.2 = 19.20 Sedangkan rumus customer score percent:

% 100 x Score Customer Total Score Customer  1. Consumer Need 1 = 100% 2 . 493 00 . 24 x = 4.87% 2. Consumer Need 2 = 100% 2 . 493 00 . 24 x = 4.87%

(45)

3. Consumer Need 3 = 100% 2 . 493 20 . 19 x = 3.89%

Pengisian pada hubungan antara kebutuhan dengan metrik didasarkan pada tabel 4.10. Nilai hubungan antara kebutuhan dan metrik adalah 1, 3, dan 9. Dimana nilai 1 menyatakan hubungan yang lemah, nilai 2 menyatakan hubungan yang cukup, dan nilai 9 menyatakan hubungan yang kuat. Dimana jika kebutuhan hanya mempunyai satu metrik, maka hubungan antara kebutuhan dan metrik tersebut kuat. Sehingga maka metrik 1, 3, 5, 8, 9,10, 11, 12, 15, dan 16 mempunyai hubungan yang kuat dengan masing-masing kebutuhannya. Pada metrik ke-2 mempunyai hubungan yang kuat dengan kebutuhan ke-17 tapi metrik ini mempunyai hubungan yang lemah pada kebutuhan ke-12. Pada metrik ke-4 mempunyai hubungan yang kuat dengan kebutuhan ke-20 tapi metrik ini mempunyai hubungan yang cukup kuat pada kebutuhan ke-20. Pada metrik 5 dan 6 mempunyai hubungan yang kuat dengan kebutuhan 12 dan 13. Pada metrik 7 mempunyai hubungan yang kuat dengan kebutuhan 23 dan 24. Pada metrik 13 dan 14 mempunyai hubungan yang cukup kuat dengan kebutuhan 1 sampai dengan 5. Pada metrik 17 mempunyai hubungan yang cukup kuat dengan kebutuhan 7 sampai dengan 10. Pada metrik ke-18 mempunyai hubungan yang kuat dengan kebutuhan 15 dan 16. Pada metrik ke-19 mempunyai hubungan yang kuat dengan kebutuhan ke-26 tapi metrik ini mempunyai hubungan yang cukup kuat pada kebutuhan ke-25.

Sedangkan, hubungan antar metrik mempunyai 2 nilai. Untuk simbol ○ mempunyai hubungan cukup kuat, dan simbol ● mempunyai hubungan yang kuat.

(46)

Antara metrik 1 mempunyai hubungan yang kuat dengan metrik 2, 3, 4, dan 5, dikarenakan harga lampu belajar dipengaruhi oleh massa maupun ukuran-ukuran lampu belajar. Antara metrik 1 mempunyai hubungan yang cukup kuat dengan metrik 9 sampai dengan 19 dikarenakan harga lampu belajar dipengaruhi oleh kualitas dari lampu belajar tersebut. Antara metrik 11 mempunyai hubungan yang kuat dengan metrik 12, 13, dan 14, dikarenakan kualitas cahaya lampu belajar dipengaruhi oleh kuat cahaya, energi dan daya tahan pada lampu tersebut. Antara metrik 11 mempunyai hubungan yang cukup kuat dengan metrik 15, dan 16, dikarenakan kualitas cahaya lampu belajar dipengaruhi oleh, energi dan daya tahan baterai recharger. Antara metrik 12 mempunyai hubungan yang kuat dengan metrik 13, dan 14, dikarenakan kualitas cahaya lampu belajar dipengaruhi oleh energi dan daya tahan pada lampu tersebut.

RumusAbsolute Importanceuntuk masing-masing engineering characteristicadalah: )

* (Re

lationshipij Customerscorej

Dimana: I = Engineering Characteristic J = Customer Requirement 1. Metric1 = 9*4.56 = 41.06

2. Metric2 = (9*4.56) + (1*3.65) = 44.71 3. Metric3 = 9*4.56 = 41.06

Rumus Relative Importanceuntuk masing-masing engineering characteristicadalah:

% 100 tan Im tan Im x ce por Absolute Total ce por Absolute

(47)

1. Metric1 = 100% 1287 06 . 41 x = 3.21% 2. Metric2 = 100% 1287 71 . 44 x = 3.50% 3. Metric3 = 100% 1287 06 . 41 x = 3.21%

Pengisian unit of measure berdasarkan pada keterangan di tabel 4.10. Dan pada baris selanjutnya diisi berdasarkan data-data keterangan yang terdapat pada perusahaan masing-masing. Berdasarkan hasil relative importance, maka characteristicyang perlu diperhatikan dimulai dari yang memiliki nilai yang terbesar. Dan dalam hal ini dimulai dari metric lampu belajar yang fleksibel. Perhatian ini diperlukan untuk perlunya adanya lampu belajar yang dapat diatur intensitas cahayanya dan difokuskan pencahayaannya.

Hasil akhir yang diperoleh adalah target value pada masing-masing engineering characteristic. Dan target value ini dipakai untuk membuat spesifikasi akhir.

4.2.1.2 Menetapkan Spesifikasi Akhir

Ketika tim telah memilih salah satu konsep dan mempersiapkan tahap pengembangan dan perancangan desain selanjutnya, spesifikasi kembali diperiksa. Spesifikasi yang awalnya hanya berupa pernyataan target dalam selang nilai tertentu, sekarang diperbaiki dan dibuat lebih tepat.

(48)

Tabel 4.13Tabel Spesifikasi Akhir

No Kebutuhan Metrik Kepentingan Satuan Nilai

1 22 Harga per unit 5 Rp 150,000 –

500,000

2 12,17 Massa total 5 kg <1

3 20 Ukuran unit keseluruhan 5 mm

200 150 400

4 18,20 Ukuran gagang lampu 5 mm 250 – 350

†30 5 13 Ukuran buka alas lampu belajar 4 mm <30

6 23,24 Waktu pemasangan lampu 5 N <20

7 8,11 Waktu pemasangan gagang

lampu 5 s <5

8 19 Tinggi tombol on/offlampu

belajar dengan meja 5 mm <170

9 14 Sudut putaran lampu 5 derajat 180

10 18 Sudut tekuk gagang lampu 5 derajat 180 11 21 Kualitas cahaya (inverter lamp) 5 CRI >80 12 21 Kuat cahaya (indikator sensor

kuat cahaya) 5 Lux <150

13 1,2,3,4,5 Energi pada lampu 5 watt 25

14 1,2,3,4,5 Daya tahan lampu 5 jam >10,000 15 6 Energi pada recharger baterai 4 volt < = 6 16 6 Daya tahan recharger baterei 4 jam > = 4 17 7,8,9,10 Lampu belajar yang fungsional 3 List Semua 18 15,16 Lampu belajar yang fleksibel 4 List Semua

19 25,26 Desain yang menarik 4 Subj. >4

Pada metrik harga per unit, nilai yang digunakan adalah harga jual produk lampu belajar yang ada di pasaran, yaitu Rp 150,000 - 250,000. Hal ini dikarenakan adanya recharger baterai pada produk lampu belajar.

Pada metrik massa total, nilai yang digunakan adalah nilai yang ada di pasaran, yaitu kurang dari 1 kg. Hal ini dikarenakan adanya recharger baterai pada produk lampu belajar.

Pada metrik ukuran unit keseluruhan, nilai yang digunakan adalah nilai yang ada di pasaran, yaitu panjang total sebesar 200 mm, lebar total sebesar 150 mm, dan tinggi

(49)

total sebesar 400 mm. Nilai ini didapat berdasarkan dari ukuran persentil 95thuntuk wanita Asia. Untuk panjang total dan lebar total dilihat dari ukuran lebar fungsional maksimal (ibu jari ke jari lain) pada persentil 95th wanita Asia. Untuk tinggi total dilihat dari ukuran jarak dari siku ke ujung jari pada persentil 95th wanita Asia. Persentil 95th digunakan karena persentil 95th mengakomodasikan 95% populasi (Nyoman, 2003: 52). Wanita Asia dikarenakan wanita ukuran minimum yang digunakan, sedangkan Asia karena pemasaran produk lampu belajar ini adalah di Indonesia (kesamaan etnis Asia).

Pada metrik ukuran gagang lampu, nilai yang digunakan adalah nilai ukuran gagang lampu yang diharapkan tim untuk produk lampu belajar tersebut, yaitu ketinggian gagang lampu berkisar 250 - 300 mm, dan diameter gagang lampu berkisar 30 mm. Nilai ini didapat berdasarkan dari ukuran persentil 95thuntuk wanita Asia. Untuk ketinggian gagang lampu dilihat dari ukuran jarak dari siku ke ujung jari pada persentil 95th wanita Asia. Dan ketinggian tersebut juga diperhatikan dari ketinggian dari alas lampu belajar. Sedangkan untuk diameter gagang lampu dilihat dari diameter genggam maksimum pada persentil 95th wanita Asia. Persentil 95th digunakan karena persentil 95th mengakomodasikan 95% populasi (Nyoman, 2003: 52). Wanita Asia dikarenakan wanita ukuran minimum yang digunakan, sedangkan Asia karena pemasaran produk lampu belajar ini adalah di Indonesia (kesamaan etnis Asia).

(50)

Pada metrik ukuran buka alas lampu belajar, nilai yang digunakan, yaitu dari nilai ideal didapat dari nilai ukuran buka alas lampu belajar yang diharapkan tim untuk produk lampu belajar tersebut, yaitu 30 mm.

Pada metrik waktu pemasangan lampu, nilai yang digunakan, yaitu dari nilai waktu pemasangan lampu yang diharapkan tim untuk produk lampu belajar tersebut, yaitu kurang dari 20 sekon. Hal ini dikarenakan kebutuhan akan lampu belajar tersebut yaitu kebutuhan mudah dalam hal perbaikan merupakan salah satu kebutuhan yang diinginkan konsumen.

Pada metrik waktu pemasangan gagang lampu, nilai yang digunakan, yaitu nilai ideal didapat dari nilai waktu pemasangan gagang lampu yang diharapkan tim untuk produk lampu belajar tersebut, yaitu kurang dari 5 sekon. Hal ini dikarenakan kebutuhan akan lampu belajar tersebut yaitu kebutuhan mudah dalam hal penggunaan merupakan salah satu kebutuhan yang diinginkan konsumen.

Pada metrik tinggi tombol on/off, nilai yang digunakan, yaitu nilai ideal didapat dari nilai tinggi tombol on/off yang diharapkan tim untuk produk lampu belajar tersebut, yaitu kurang 170 mm. Nilai ini didapat berdasarkan dari ukuran persentil 95th untuk wanita Asia. Untuk ketinggian tombol on/off dilihat dari ukuran panjang tangan pada persentil 95thwanita Asia. Dan ketinggian tersebut juga diperhatikan dari ketinggian dari alas lampu belajar. Persentil 95th digunakan karena persentil 95th mengakomodasikan 95% populasi (Nyoman, 2003: 52). Wanita Asia dikarenakan wanita ukuran minimum yang digunakan, sedangkan Asia karena pemasaran produk lampu belajar ini adalah di Indonesia (kesamaan etnis Asia).

(51)

Pada metrik sudut putaran lampu, nilai yang digunakan, yaitu sudut putaran lampu sebesar 180•. Hal ini dikarenakan sudut putar sebesar 180• dirasa sudah cukup memenuhi kebutuhan pelanggan.

Pada metrik sudut tekuk gagang lampu, nilai yang digunakan, yaitu sudut tekuk gagang lampu sebesar 360•. Hal ini dikarenakan sudut tekuk sebesar 360• dirasa sudah cukup memenuhi kebutuhan pelanggan.

Pada metrik kualitas cahaya, nilai marginal yang digunakan, yaitu nilai ideal didapat dari nilai kualitas cahaya yang diharapkan tim untuk produk lampu belajar tersebut, yaitu lebih dari 80% CRI. Hal ini dikarenakan bahwa kualitas cahaya semakin mendekati 100% CRI, semakin baik (saft.com, 2006). CRI (Color Rendering Index) adalah suatu nilai yang menunjukkan bagaimana suatu sumber cahaya mempengaruhi warna suatu objek yang dilihat oleh mata (saft.com, 2006) .

Pada metrik kuat cahaya, nilai yang digunakan, yaitu nilai ideal didapat dari nilai kuat cahaya yang diharapkan tim untuk produk lampu belajar tersebut, kurang dari 150 Lux, dikarenakan dengan nilai tersebut dapat melindungi mata dari kerusakan (igadget.com.au, 2004).

Pada metrik energi lampu, nilai yang digunakan, yaitu nilai ideal didapat dari nilai energi lampu yang diharapkan tim untuk produk lampu belajar tersebut, yaitu sebesar 25 watt, karena nilai tersebut dirasa cukup menerangi di saat belajar.

Pada metrik daya tahan lampu, nilai yang digunakan, yaitu sebesar lebih dari 10,000 jam, dikarenakan daya tahan tersebut sudah mencukupi.

(52)

Pada metrik energi pada recharger baterai, nilai yang digunakan, yaitu nilai ideal didapat dari nilai energi pada recharger baterai yang diharapkan tim untuk produk lampu belajar tersebut, yaitu < = 6 volt. Hal ini dikarenakan daya tahan tersebut sudah mencukupi.

Pada metrik daya tahan pada recharger baterai, nilai yang digunakan, yaitu nilai ideal didapat dari nilai daya tahan pada recharger baterai yang diharapkan tim untuk produk lampu belajar tersebut, yaitu > = 4 jam. Hal ini dikarenakan daya tahan tersebut sudah mencukupi.

Pada metrik lampu belajar yang fungsional, nilai yang digunakan, yaitu nilai ideal didapat dari nilai lampu belajar yang fungsional yang diharapkan tim untuk produk lampu belajar tersebut, yaitu pada fungsi dimana lampu belajar dapat digunakan sebagai lampu tidur, senter, tempat penyimpanan alat tulis, atau timer.

Pada metrik lampu belajar yang fleksibel, nilai yang digunakan, yaitu nilai ideal didapat dari nilai lampu belajar yang fleksibel yang diharapkan tim untuk produk lampu belajar tersebut, yaitu fleksibel pada cahaya lampu belajar yang dapat diatur intensitasnya dan cahaya pada lampu belajar yang dapat difokuskan.

Pada metrik desain yang menarik, nilai yang digunakan, yaitu nilai ideal didapat dari nilai desain yang menarik yang diharapkan tim untuk produk lampu belajar tersebut. Metrik ini bersifat subjektif.

Gambar

Tabel 4.4 Tabel Interpretasi Kebutuhan Pelanggan
Tabel 4.5 Tabel Kuisioner Survei Bobot Kepentingan Kebutuhan Pelanggan
Gambar 4.5 QFD Produk Lampu Belajar
Tabel 4.14 Tabel Kombinasi Konsep 1 Tipe Gagang
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan yang menjadi faktor penghambat dari implementasi undang – undang no 14 tahun 2005 tentang guru diwajibkan menyelesaikan minimal strata satu dalam

Dalam kegiatan pembelajaran (disadari- atau tidak oleh guru) masih adanya kondisi yang kurang relevan dengan model pembelajaran tuntas ( Mastery Learning) dan

(1) Rapat koordinasi nasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (2) huruf a merupakan rapat yang dipimpin oleh Presiden yang diikuti oleh Tim Pengendalian Inflasi

Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara klasifikasi daerah tertinggal dan daerah tidak tertinggal, variabel

Tujuan : Untuk mengetahui persepsi anak jalanan tentang situasi pendidikan pada program Kejar Paket A di Lembaga PPAP SEROJA Kota Surakarta dengan menggunakan Dundee

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara pengaruh implementasi shalat dhuha terhadap kecerdasan spiritual siswa

Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang mempunyai program yang sistematis dalam melaksanakan bimbingan, pengajaran dan latihan kepada anak (siswa) agar

MEMBUAT PROYEK BARU DENGAN SETINGAN DATABASE MySQL.. MEMBUAT HALAMAN WEB