• Tidak ada hasil yang ditemukan

Arti Makroekonomi menurut Text Book

Dalam dokumen M IIN ND DO ON NEESSIIA A (Halaman 49-55)

A. Penggunaan Indikator Makroekonomi

1. Arti Makroekonomi menurut Text Book

Sebenarnya, makroekonomi adalah istilah yang bersifat teknis dalam lingkup ilmu ekonomi. Ada persoalan ekonomi yang dicakup istilah tersebut, dan ada banyak teori tentangnya. Urgensi persoalan serta pesatnya perkembangan teori yang terkait, bahkan telah melahirkan cabang ilmu ekonomi tersendiri, yaitu ilmu makro- ekonomi (macroeconomics). Sementara itu, ilmu ekonomi terus dipelajari karena dianggap berguna untuk memberikan petunjuk- petunjuk mengenai kebijakan apa yang bisa diambil untuk menang-

gulangi berbagai permasalahan ekonomi. Macroeconomics di-

percayai bisa menjadi dasar kebijakan makroekonomi.

Satuan atau unit analisa macroeconomicsadalah perekonomian nasional suatu Negara. Logika analisisnya kurang lebih sebagai

berikut: adanya permasalahan, adanya tujuan, tersedianya teori-teori, serta direkomendasikannya beberapa instrumen kebijakan makro- ekonomi.

Kebanyakan textbook macroeconomics mengemukakan tiga

pokok permasalahan makroekonomi yang penanganannya menjadi tujuan utama dari berbagai instrumen kebijakan yang dipilih. Permasalahan pokok tersebut adalah tentang: output, penggunaan tenaga kerja, dan harga. Disebutkan, tujuan umum dari penanganan masalah output adalah bagaimana mencapai tingkat produksi yang tinggi. Tingkat pencapaian itu diinginkan tumbuh dengan cepat dari tahun ke tahun, serta berlangsung secara terus menerus. Tujuan umum penanganan masalah penggunaan tenaga kerja adalah men- capai tingkat pengerjaan yang tinggi, atau penggunaan tenaga kerja sebanyak-banyaknya dalam perekonomian nasional. Ini sama artinya dengan pencapaian tingkat pengangguran yang rendah. Selain itu, diharapkan pula terbentuk tingkat upah yang layak bagi para pekerja. Sedangkan tujuan penanganan masalah harga adalah tercapainya tingkat harga umum (inflasi)yang stabil.

Sebagian textbook menyebut masalah lain, yaitu perdagangan luar negeri. Penanganan masalah perdagangan luar negeri bertujuan memelihara keseimbangan dan kestabilan dalam ekspor dan impor. Kestabilan ekspor impor dianggap akan membawa kestabilan pada nilai tukar uang domestik terhadap mata uang asing. Lebih jauh lagi, hubungan ekonomi dengan luar negeri dikelola agar terjadi ke- seimbangan pada neraca pembayaran luar negeri secara ke- seluruhan, termasuk transaksi modal di dalamnya.

Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, macroeconomics

merekomendasikan beberapa instrumen kebijakan pokok. Instrumen kebijakan adalah variabel ekonomi yang digunakan oleh pemerintah dan atau bank sentral, untuk mengendalikan per-

ekonomian. Pengendalian itu bisa secara langsung maupun secara tidak langsung, serta dalam kadar yang berbeda-beda. Kebijakan pokok yang tersedia dikelompokkan menjadi: kebijakan fiskal, ke- bijakan moneter, dan kebijakan ekonomi luar negeri. Pada masing- masing kebijakan pokok tersedia berbagai pilihan instrumen, ataupun campuran instrumen. Satu instrumen dapat ditujukan untuk mempengaruhi satu atau lebih tujuan makroekonomi

K

Koottaakk 22..11 TTuujjuuaann ddaann IInnssttrruummeenn KKeebbiijjaakkaann MMaakkrrooeekkoonnoommii

Sumber: Samuelson (1986, 2001)

Kebijakan fiskal meliputi segala kebijakan pengeluaran pe- merintah dan kebijakan perpajakan. Bagaimana pemerintah me- mutuskan orientasi dan angka-angka pengeluarannya. Bagaimana pemerintah menetapkan tingkat perpajakan, serta detil-detil upaya peningkatan penerimaan perpajakannya. Juga bagaimana pemerintah mengelola anggarannya secara umum, termasuk cara-cara mem- biayainya, jika anggaran tersebut bersifat defisit, pengeluaran lebih

Masalah dan Tujuan Instrumen kebijakan

Output:

■ Tingkat pencapaian yang tinggi ■ Laju pertumbuhan yang cepat ■ Pertumbuhan yang terus menerus

Penggunaan Tenaga Kerja:

■ Tingkat pengangguran yang rendah ■ Upah yang layak

Harga:

■ Stabilitas harga (inflasi terkendali)

Perdagangan Luar Negeri:

■ Keseimbangan neraca pembayaran

luar negeri

■ Stabilitas nilai tukar valuta asing

Kebijakan Fiskal :

■ Pengeluaran Pemerintah

■ Kebijakan Perpajakan

Kebijakan Moneter:

■ Pengendalian Jumlah Uang

Beredar

■ Kebijakan tentang suku bunga ■ Kebijakan sektor perbankan

Kebijakan eksternal:

■ Kebijakan Perdagangan

■ Kebijakan devisa ■ Kebijakan nilai tukar

besar daripada penerimaan. Dalam konteks pembiayaan tersebut, pemerintah harus memutuskan pula garis besar kebijakan utang piutangnya.

Kebijakan moneter adalah kebijakan pengendalian jumlah uang yang beredar. Oleh karena jumlah uang yang beredar dipengaruhi oleh banyak hal, maka cakupan kebijakannya juga luas. Yang ter- utama adalah berkenaan dengan kebijakan perbankan, suku bunga, dan sistem pembayaran. Kebijakan perbankan antara lain mengenai: kecukupan modal bank, rasio minimum antara modal dengan kredit yang disalurkan, serta berbagai aturan teknis lainnya. Perlu diketahui bahwa kebijakan moneter di banyak negara, termasuk Indonesia, dilaksanakan oleh bank sentral yang relatif independen terhadap pemerintah. Biasanya ada mekanisme koordinasi dengan pe- merintah, yang diatur oleh Undang-undang.

Sedangkan kebijakan ekonomi luar negeri mencakup kebijakan perdagangan, kebijakan tentang sistem devisa, dan kebijakan tentang nilai tukar mata uang domestik dengan mata uang (valuta) asing. Di banyak negara, kebijakan ini dilaksanakan secara bersama-sama, de- ngan pembagian tugas tertentu, oleh pemerintah dan bank sentralnya.. Ada pula jenis kebijakan lain yang saat ini di negara Barat tidak populer, namun di negara berkembang seperti Indonesia masih di- terapkan meski sering tidak ditaati sepenuhnya, yaitu kebijakan pen- dapatan. Kebijakan pendapatan adalah kebijakan berkenaan dengan pengaturan tingkat upah oleh pemerintah. Di beberapa negara, ter- dapat pengaturan tentang upah minimum serta jaminan ke- sejahteraan bagi pekerja. Di Indonesia, misalnya dikenal Upah Minimum Regional (UMR)atau Upah Minimum Propinsi (UMP). Di sebagian negara berkembang lainnya, pengaturan tersebut bersifat persuasif, pedoman upah yang merupakan kesepakatan umum.

instrumen), macoreconomics menyediakan kerangka penalaran umum. Sebagaimana keseluruhan bangunan ilmu ekonomi (economics), penalaran itu berawal dari abstraksi tentang jawaban atas tiga masalah pokok suatu perekonomian. Barang dan jasa apa dan dengan jumlah seberapa akan diproduksi? Bagaimana kombinasi penggunaan faktor produksi dalam menghasilkannya? Bagi siapa diproduksi atau siapa yang akan menikmatinya?

Meskipun ada banyak cara menjawabnya, ekonom mainstreams

(arus utama) dalam economics menganggap pemecahan dengan

mekanisme pasar adalah yang paling bisa diandalkan. Peran pe- merintah cenderung diartikan sebagai penyempurnaan terhadap sistem harga tersebut. Pemecahan melalui tradisi atau yang sejenis- nya hampir tidak diakui lagi, kecuali untuk aspek mikro tertentu.

Dengan demikian, semua instrumen kebijakan makroekonomi yang disebut tadi mesti dipahami dalam kerangka bekerjanya mekanisme pasar. Mekanisme pasar bekerja melalui empat pasar utama, yaitu: pasar barang, pasar uang, pasar tenaga kerja, dan pasar luar negeri. Yang dibayangkan adalah interaksi atau pertemuan antara permintaan dan penawaran, yang memiliki aspek harga dan aspek kuantitas.

K

Koottaakk 22..22 PPaassaarr MMaakkrrooeekkoonnoommii ddaann iinnddiikkaattoorr eekkoonnoommii yyaanngg rreelleevvaann

Pasar Harga Kwantitas Indikator yang relevan Pasar Barang Pasar uang Pasar tenaga kerja Pasar luar negeri Harga Suku bunga Upah Harga ekspor Harga impor Output Uang beredar Tingkat Penggunaan tenaga kerja Kwantitas ekspor Kwantitas impor PDB, IHK, inflasi BI-rate,bunga perbankan, uang primer, M1/ M2 Angka pengangguran, indeks upah, UMP/UMR NeracaPerdagangan, Transaksi Berjalan, cadangan devisa

Di pasar barang, permintaan dari masyarakat akan barang-barang (termasuk jasa) bertemu dengan penawaran dari produsen, secara total dalam suatu periode. Dari penalaran inilah nantinya akan di- ketahui output (kuantitas), yang melatari konsep Produk Domestik Bruto (PDB). Juga akan dapat diperhitungkan mengenai harga secara umum, yang melatari istilah inflasi sebagai penggambaran gerak harga umum.

Di pasar uang, permintaan akan uang bertemu dengan penawaran akan uang. Yang dianggap menjadi harga dari uang adalah tingkat bunga. Yang menjadi aspek kuantitasnya adalah jumlah uang yang beredar. Konsep ini melatari dipergunakannya indikator ekonomi seperti tingkat bunga SBI (surat berharga Bank Indonesia), tingkat bunga perbankan, uang primer, uang dalam arti luas (M2)dan sebagainya.

Pasar uang merupakan pasar yang selama dua dasawarsa terakhir ini paling berkembang, kuantitas maupun ragamnya, dalam dinamika perekonomian. Pasar modal dan pasar valuta asing, se- benarnya merupakan bagian atau derivasi dari pasar uang, namun sering memiliki dinamika yang tersendiri. Secara teoritis, keduanya tergolong pasar mikroekonomi. Indikator ekonomi yang relevan dengan hal ini adalah indeks saham dan nilai tukar uang (kurs).

Di pasar tenaga kerja, permintaan akan tenaga kerja bertemu de- ngan penawarannya. Yang ditentukan adalah tingkat upah sebagai harga dari tenaga kerja, serta kuantitas tenaga kerja yang dipekerjakan. Indikator ekonomi berupa angka pengangguran menjadi penting dalam hal ini. Begitu pula dengan daya serap berbagai sektor ekonomi atas penggunaan tenaga kerja, serta berbagai tingkat pengupahannya. Akan tetapi jangan dilupakan bahwa yang menjadi fokus analisa ekonomi makro adalah keseluruhannya, bukan pada pasar masing- masing sektor ekonominya, sekalipun berkaitan sangat erat.

temu dengan pewarannya, dan permintaan akan barang impor kita bertemu dengan penawarannya pula. Harga dan kuantitas ke- seluruhan dari dua pasar tersebut menimbulkan penerimaan dan pengeluaran devisa. Dari penalaran ini nantinya akan dikenal istilah dan angka-angka neraca perdagangan luar negeri, neraca transaksi berjalan, neraca pembayaran, cadangan devisa, dan sebagainya.

Perlu ditekankan lagi bahwa arti pentingnya seluruh pengertian pasar tersebut bagi ekonom adalah untuk penalaran ekonomi secara konsepsional, atau sebagai alat analisa (tools of analyze). Jadi sekalipun pemerintah sangat ikut campur dalam suatu masalah, melalui kebijakannya, tetap dapat dinalisa dalam kerangka mekanisme pasar.

2. Istilah Makroekonomi Dalam Laporan

Dalam dokumen M IIN ND DO ON NEESSIIA A (Halaman 49-55)

Dokumen terkait